• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Perusahaan Dagang PD Inovas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Transformasi Perusahaan Dagang PD Inovas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Transformasi Perusahaan Dagang (PD); Inovasi Sistem Perdagangan Perspektif

al-Qolyûbi wa Umairah.

1

Oleh Muhammad Mu’afi2

I. Pendahuluan

Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya. Pada masa awal sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang. Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual.

Perdagangan menempati posisi absolut dalam perkembangan ekonomi suatu Negara. Dalam perkembangannya, perdagangan diproses menjadi pelbagai metode dengan sistem dan tatacara yang ditentukan sesuai dengan model masing-masing. Keadaan suatu Negara yang semakin heterogen dan berkembang tentunya membutuhkan penunjang, dalam hal ini perekonomian, bergerak lebih cepat dari cara-cara manual yang telah diterapkan sebelumnya. Maka, munculnya pelbagai macam perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan menjadi sebuah kemutlakan. Perusahaan perdagangan (Trading Company) menerapkan metode-metode khusus yang telah diatur oleh negara dalam transaksinya. Dalam perkembangannya, perusahaan dagang cakupannya semakin meluas hingga memasuki perdagangan bebas.

II. Definisi Perusahaan Dagang a. Perusahaan

1. Menurut Prof. Molengraff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang, atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan.

2. Menurut Polak, perusahaan ada bila diperlukan adanya perhitungan-perhitungan tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu dicatat dalam pembukuan. Pengertian perusahaan menurut Molengraff mempunyai enam unsur, sedangkan menurut Polak cukup dua unsur.

3. Menurut pendapat Swastha dan Sukotjo (2002 : 12) definisi atau pengertian perusahaan adalah adalah suatu organisasi kerjasama dalam bidang produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

4. Perusahaan, atau dalam bahasa arabnya disebut ﺔﻛﺮﺸﻟا, menurut Syâfiiyah adalah :

عﻮﻴﺸﻟا ﺔﻬﺟ ﻰﻠﻋ ﺮﺜﻛأو ﻦﻴﻨﺛﻻ ءﻲﺷ ﻲﻓ ﻖﺤﻟا تﻮﺒﺛ

3

,

atau

ءﻲﺷ ﻲﻓ ًﺎﻌﺋﺎﺷ ﻖﺤﻟا تﻮﺒﺛ ﻲﻫ

ﻚﻟذ ﻲﻀﺘﻘﻳ ﺪﻘﻋ وأ ﺪﺣاو

4

1 Dipresentasikan dalam diskusi dwi mingguan ketiga FAS Mesir 2012 di Hay-6 2 Fans layar kaca F.C. Internazionale Milano, SpG

(2)

b. Dagang

Dagang, atau Perdagangan menurut bahasa adalah Pekerjaan yang berhubungan dengan jual beli barang atau jasa untuk memperoleh laba. Sedangkan menurut istilah para ahli :

1. Marwati Djoened : Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang mengaitkan antara para produsen dan konsumen. Sebagai kegiatan distribusi, perdagangan menjamin peredaran, penyebaran, dan pemyediaan barang melalui mekanisme pasar

2. Eeng Ahman & Epi Indriani : Perdagangan adalah kegiatan tukar - menukar atau transaksi jual beli antara dua pihak atau lebih

3. Ranti Fauza Mayana : Perdagangan adalah sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa

4. Loo Chee Kuang : Perdagangan merupakan salah satu cabang daripada bidang perniagaan 5. Abdul Gafar Pringgodigdo : Perdagangan merupakan bidang usaha yang luas dan sumber penghasilan bagi orang banyak

6. Bambang Utoyo : Perdagangan merupakan proses tukar menukar barang dan jasa dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya. kegiatan sosial ini muncul karena adanya perbedaan kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki5

c. Perusahaan Dagang (PD)

1. Perusahaan Dagang (PD) adalah Perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang dengan tujuan dijual lagi, tanpa memproses lebih dahulu.

2. Perusahaan Dagang (PD) adalah Perusahaan yang membeli barang untuk tujuan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang secara berarti.

3. Perusahaan Dagang (PD) adalah perusahaan yang melakukan pembelian barang dan berusaha menjualnya dengan harga di atas harga pokok agar mendapat keuntungan.

Jadi, unsur yang terdapat di PD tak lepas dari, untung-rugi, jual-beli, kerjasama, dan barang jadi.

III. Bentuk Perusahaan Dagang

PD merupakan suatu perusahaan yang hanya menjual barang jadi yang diperoleh dari produsen barang. Pada dasarnya PD adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi barang. Suatu PD biasanya merupakan salah satu mata rantai dari saluran distribusi antara produsen dan konsumen baik konsumen industri atau konsumen akhir. Dengan kata lain, perusahaan dagang sebenarnya adalah perantara penjualan barang dari produsen ke konsumen atau pemakai. Perusahaan dagang dalam kehidupan sehari-hari dapat berupa agen, toko, penyalur tunggal, distributor, pedagang besar dan sebagainya. Sedangkan bentuk usahanya dapat berupa perseroan, CV, firma atau persekutuan. Karena adanya barang fisik/barang jadi (tangible goods) yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. Perusahaan membeli barang di pemasok (suppliers) dan menjualnya kepada pelanggan (customers). Semua biaya yang melekat pada kegiatan tersebut diserahkan kepada pelanggan atau tergantung kesepakatan. Dalam hal ini ada 3 (tiga) metode :

FOB Shipping Point (Free On Board Shipping Point)

Pembeli harus menanggung biaya pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudangnya sendiri. Dalam hal ini penjual mengakui dan mencatat terjadi penjualan barang

5 Carapedia.com, Pengertian dan Definisi Perdagangan,

(3)

sejak dikeluarkan dari gudang oleh pembeli, sedang pembeli akan mengakui dan mencatat terjadinya pembelian sejak mengambil barang dari gudang penjual.

FOB Destination Point (Free On Board Destination Point)

Penjual harus menanggung beban pengiriman barang sampai di gudang pembeli. Dalam hal ini penjual mengakui dan mencatat terjadinya penjualan setelah barang sampai di gudang pembeli, sedangkan pembeli mengakui dan mencatat terjadinya pembelian setelah barang masuk ke gudangnya.

CIF (Cost Insurance and Freight)

Penjual harus menanggung beban pengiriman dan asuransi kerugian atas barang yang dijualnya.

PD dilihat dari sistemnya -menggunakan gudang penyimpanan- terdiri dari pelbagai macam, yaitu :

1. PD kecil, seperti agen-agen kecil yang menggunakan rumah pribadi sebagai gudang dengan penampungan terbatas.

2. PD sedang, menyewa gudang dari pihak ketiga dengan tanggungan upah. 3. PD besar, mempunyai gudang sendiri.

IV. Perusahaan dagang dalam perspektif islam

Pada dasarnya, PD adalah salah satu bentuk dari sistem perdagangan, yang di dalamnya terdapat perjanjian, penjual, pembeli dan barang dagangan, dalam al-Qur’an telah dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 275 :











Transaksi dalam PD dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu penjualan langsung dan penjualan dengan jasa pengantar/tidak langsung. Penjualan barang secara tidak langsung dengan cara membayar uang terlebih dahulu dengan jaminan dari penjual. Jika barang yang yang sudah dibeli oleh konsumen mengalami kecelakaan, maka transaksi tersebut dianggap batal dan ganti rugi sepenuhnya ditanggung oleh penjual6. Penerapan sistem FOB Shipping Point tidak dibenarkan, dalam arti walaupun barang yang dijual ke pembeli mengalami kecelakaan dan pembeli tidak minta uang kembali, transaksi tersebut tetap dianggap batal dan penjual wajib mengembalikan pembayaran7.

V. Transformasi perusahaan dagang

1. Sistem penjualan

Dewasa ini, Perusahaan Dagang yang sebelumnya bergelut dalam level nasional, muncul sebagai perusahaan multinasional yang berkecimpung dalam transaksi trans-negara. Turut memasuki pasar global yang dimarakkan akhir-akhir ini, banyak PD bekerjasama dengan pihak ketiga (third party) sebagai produsen barang. Seperti, suatu agensi di Mesir (pihak pertama) menjalin kerjasama dengan toko Batik di Indonesia (pihak kedua), pihak pertama membeli batik dari pihak kedua untuk dijual kembali di Mesir menurut permintaan pasar. Jika pasar

6 Syihabuddin al-Qulyubi wa Syeikh ‘Umairah, al-Qulyubi wa Umairah, (Dar Ihya’ Kutub, Kairo), j.2, hal. 211

(4)

sedang membutuhkan, pihak pertama memesan barang dari pihak kedua di Indonesia dan membelinya untuk dijual kembali di pasar permintaan dengan mengambil untung. Sistem ini digunakan untuk efesiensi perdagangan mengingat lalu lintas supply and demand yang tidak teratur.

2. Perspektif fiqih

َﺗﻻ ماﺰﺣ ﻦﺑ ﻢﻴﻜﺤﻟ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ لﺎﻗ

ِﺒ ْـﻴ َﻌ

ﱠﻦ

َﺷ ْﻴ

َـﺗ ﻰﺘﺣ ﺎﺌ

ْﻘ ِﺒ

َﻀ

ﻞﺼﺘﻣ ﻦﺴﺣ ﻩدﺎﻨﺳإ لﺎﻗو ﻰﻘﻬﻴﺒﻟا ﻩاور ﻪ

8

Transaksi perusahaan dagang level internasional seperti contoh yang dipaparkan di atas dapat dikategorikan sebagai ﮫﺿﺑﻗ لﺑﻗ ﻊﯾﺑﻣﻟا ﻊﯾﺑ karena pihak pertama membeli barang dari pihak kedua untuk dijual langsung di pasar permintaan dengan mengambil untung tanpa ‘bermalam’ di gudang agensi.

a. Definisi dan Maksud ضﺑﻗ

Secara Lughot, mempunyai arti

كﺎﺴﻣﻹاو ﺬﺧﻷا

9

, atau ةزﺎﻴﳊا

10

Atau

ﻒﻜﻟ

ا ﻊﻴﻤﲜ ءﻲﺸﻟا لوﺎﻨﺗ

kata tersebut dipergunakan sebagai terjadinya sesuatu walaupun tanpa media فﻛﻟا11

Secara terminologi, yaitu suatu proses memiliki atau menerima sesuatu, secara langsung dengan kedua tangan ataupun tidak.12

b. Hubungan ضﺑﻘﻟا dengan دﻘﻌﻟا

Akad menurut keterkaitannya dengan ضﺑﻘﻟا terbagi menjadi 3 (tiga) : 1. tidak disyaratkan adanya ضﺑﻘﻟا, contoh : nikah, hiwâlah, wasiat

2. disyaratkan adanya ضﺑﻘﻟا, contoh : jual beli yang mengandung unsur untung-rugi. 3. disyaratkan adanya ضﺑﻘﻟا untuk دﻘﻌﻟا رارﻘﺗﺳا , contoh : akad jasa dan upah.13

c. Penerimaan barang dagang

Barang yang diperjualbelikan ada 2 (dua) macam, barang yang bergerak dan tidak bergerak. Contoh barang yang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan. Para ulama sepakat proses penerimaan barang tersebut cukup dengan penyerahan hak milik, dewasa ini menggunakan surat tanah dan bangunan. Apabila proses pemindahan hak tersebut tidak tercapai, misalnya, ada pihak yang memperkarakan proses tersebut hingga tertunda, maka proses tersebut belum dapat dikategorikan ضﺑﻘﻟا .14

Kedua, barang yang bergerak atau dapat dipindah tangankan. Seperti barang dagang, surat berharga, emas, dll. Mengenai proses penerimaan barang, madzhab Hanâfiyah berbeda pandangan dengan mayoritas. Yaitu, proses penerimaan barang bergerak maupun tidak dikategorikan dengan metode yang sama.15 Para ulama bersilang pendapat mengenai proses

peralihan barang atau pelepasan barang dan kaitan dengan tuntasnya penerimaan barang

8Ibid, hal. 212

9 Al-Fairûz Abâdi, al-Qômûs al-Muhith, hal. 840 10 Dr. Ibrâhim Anis, al-Mu’jam al-Wasîth, j. 2, hal. 711 11 Ibnu Mandzûr, Lisân al-‘Arab, j. 7, hal. 214

12 Al-Kasâni, Badâi’ al-Shonâ’i, j. 5, hal. 148

13 As-Suyûthi, al-Asybâh wa al-Nadhôir, hal. 280 - 281 14 An-Nawâwi, Roudlotut Thôlibîn, j. 3, hal. 515

(5)

(ضﺑﻘﻟا). Hanâfiyah, Mâlikiyah, dan Hanâbilah membenarkan adanya kaitan antar keduanya. Pelepasan (ﺔﯾﻠﺧﺗﻟا) barang dari pembeli “dirasa” cukup mewakili sahnya prosesi penerimaan barang, walaupun belum tentu, atau bisa saja, barang tersebut tidak sampai ke pelanggan. Seperti sistem FOB Shipping Point, barang dianggap terjual apabila keluar dari gudang penjual.16 Sedangkan Syâfi’iyah –dan dianggap lebih benar- berpendapat sebaliknya.17

d. Dalil-dalil

Pendapat ulama mengenai barang yang dijual sebelum dimiliki sepenuhnya diklasifikasikan menurut jenisnya. Jenis barang sendiri terdiri dari 2 (dua) macam, bahan makanan dan non makanan. Bahan makanan terdapat dua macam, ribawi dan non ribawi. Sedangkan non makanan ada 2 (dua) macam, bergerak dan tidak bergerak.

1. Bahan Makanan Ribawi

Para ulama Fiqih sepakat tidak diperbolehkannya menjual bahan makanan ribawi yang belum dimiliki sepenuhnya. Hal ini didasarkan pada asas utama yang telah dituturkan dalam pelbagai hadits di atas tentang tidak bolehnya jual beli barang yang belum dimiliki. Dan, tidak diperbolehkannya jual beli barang ribawi secara borongan, atau tanpa takaran sebab Hadits Nabi SAW :

2. Bahan Makanan Ribawi dengan Takaran

16 Ibnu Qudâmah, Al Mughni, j. 4, hal. 125 17 Ibid, hal. 125

18 Ibnu Hajar, Fathul Bâri Syarh Shohih Bukhôri, j. 5, hal. 80 -84 19 Muslim, as-Shohih, j. 3, hal. 1159

(6)

Seperti penjualan bahan makanan secara borongan, klasifikasi ini juga dianggap tidak sah oleh mayoritas ulama, kecuali Utsman al-Batti. Beliau berlandaskan umûmiyah firman Allah :

 

 

 

... 3. Barang non makanan yang tidak bergerak

Para ulama sepakat bahwa proses penerimaan barang non makanan tidak bergerak cukup dengan penyerahan hak kepemilikan, atau pemindahan hak kepemilikan sesuai adat masyarakat setempat. Seperti saat ini, penyerahan non makanan tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan, dilakukan dengan peralihan akta tanah dan bangunan melalui notaris.

4. Barang non makanan yang bergerak

Para ulama berbeda pendapat akan hal ini, yaitu :

Hanâfiyah menyatakan bahwa menjual barang bergerak yang belum diterima sepenuhnya, seperti barang-barang jadi, barang kemasan, mainan, dan kategori barang-barang ekspor, tidak diperbolehkan. Hal ini berlandaskan sikap Nabi SAW yang melarang segala bentuk penjualan makanan sebelum dimiliki sepenuhnya. Ibnu Abbas menambahkan dalam riwayatnya, beliau menyerupakan segala bentuk barang dengan makanan yang dituturkan oleh Nabi SAW. 22 Malikiyah menjelaskan bahwa menjual segala barang dagang sebelum dimiliki sepenuhnya diperbolehkan, kecuali jenis bahan makanan. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa transaksi menyebabkan berpindahnya sifat kepemilikan barang dari penjual ke pembeli. Ibnu Rusyd menambahkan tentang alasan pendapat Malikiyah, bahwa Ibnu Abbas hanya menyebutkan bahan makanan dalam haditsnya, dan bukan yang lain.23

Ulama Syâfi’iyyah menyatakan transaksi di atas tidak diperbolehkan dan transaksi dianggap batal, baik barang bergerak maupun tidak. Walaupun pihak penjual pertama memberi izin untuk menjual kembali. Pendapat ini dilandasi oleh :

1. Riwayat Hakim bin Hizam :

لﺎﻗ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻰﺒﻨﻟا نأ

" :

َﺗ ﻻ

ِﺒ ْـﻴ َﻌ

ﱠﻦ

ْﺒﻗ ﺎﺌﻴﺷ

َـﻗ ﻞ

ْﺒ

ِﻀ

" ."

َﺗ ﻻو

ِﺒ

كﺪﻨﻋ ﺲﻴﻟ ﺎﻣ ﻊ

."

2. Sifat kepemilikan barang dianggap lemah sebelum dimiliki sepenuhnya, karena transaksi dapat dinyatakan tidak sah bila terjadi kecelakaan barang sebelum diterima.

3. adanya dua jaminan pembelian, jaminan dari penjual pertama dan kedua

4. Imam as-Syâfi’i memberlakukan ucapan Ibnu Abbas – semua barang saya anggap seperti makanan- yang dituturkan dalam Hadits.24

kecuali jika barang tersebut dijual kembali dengan harga yang sama tanpa mengambil keuntungan.25

Ulama Hanâbilah memiliki pendapat yang sama dengan Syâfi’iyah (tidak boleh), serta menambahkan bahwa segala barang yang diperjualbelikan dengan metode serah terima, tidak boleh dijual dengan cara lain. Kecuali, barang yang yang diperjualbelikan tanpa membutuhkan serah terima, maka diperbolehkan menurut sebagian riwayat.26

22Al-Kasâni, op.cit., hal. 181

23 Ibnu Rusyd, Bidâyatul Mujtahid, j. 2, hal. 108

24Syihâbuddin al-Qulyûbi wa Syeikh ‘Umairah, op. cit., hal. 212

25 Al-Jazîri, al-Fiqh ‘ala madzâhib al-‘Arba’ah, j. 2, hal. 394

(7)

3. Membeli Barang untuk Dijual Kembali dengan Mengambil Persenan

Dewasa ini banyak sekali cara untuk ‘mengembangbiakan’ modal agar menjadi bertambah. Suatu contoh kasus, yayasan non profit memutar iuran anggota dengan bisnis PD kecil-kecilan. Seseorang yang menginginkan barang, mobil misalnya, menghubungi yayasan tersebut untuk dicarikan mobil dengan spesifikasi dan harga yang sudah ditentukan. Lantas yayasan tersebut membeli mobil pesanan yang bersangkutan dengan uang yayasan, dan langsung menjual mobil tersebut kepada pihak yang memesan, dengan mengambil laba 5 persen, misalnya. Transaksi ini dinamakan jual beli untung-rugi atau yang di Indonesia diorganisir oleh Perusahaan Dagang dalam suatu agensi.

a. Jual beli untung-rugi

Jual beli yang dalam transaksinya ditetapkan harga jual (harga pokok+prosentase untung) yang telah diketahui dan disepakati oleh pelaku transaksi.27

b. Jual beli untung-rugi untuk dijual kembali (Agensi)

Sistem jual beli yang kegiatannya membeli barang jadi dari produsen untuk dijual kembali kepara demander (pasar permintaan), dengan mengambil prosentase keuntungan. proses ini berjalan jika demand (permintaan) lebih besar dari pada supply (penawaran).

Penutup

c. Keunggulan agensi dibanding Perusahaan Dagang

a. tidak memerlukan gudang penyimpanan barang, karena barang datang sesuai permintaan pasar

b. barang jadi yang dijual tak tertentu, karena sesuai permintaan pasar

c. membeli barang seperlunya, karena sitem agensi di sini bukan penawaran, tapi sesuai permintaan

d. Hukum transaksi

Ada 3 (tiga) perbedaan pendapat dari para ulama tentang transaksi di atas. Pertama, transaksi tersebut identik dengan kredit berbunga yang sudah jelas keharamannya. Kedua, transaksi tersebut hanya memenuhi sebagian syarat sahnya jual beli. Ketiga, transaksi di atas memenuhi seluruh syarat jual beli yang diatur oleh syariat.28 Yang dipermasalahkan adalah perjanjian

yang terjadi antara kedua pelaku transaksi.

Konferensi bank syariah di Kuwait sempat membahas transaksi ini. Di sana dijelaskan bahwa transaksi di atas dianggap sah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

- obyek transaksi dimiliki sepenuhnya oleh penjual (pertama maupun kedua)

- penjual memiliki kewenangan penuh menggunakan obyek tersebut (sebelum dijual) - penjual bertanggungjawab penuh terhadap obyek transaksi sebelum sampai pada

pembeli

- jika obyek terdapat cacat fisik, obyek dapat dikembalikan oleh pembeli. - Penjual pertama telah benar-benar melakukan penerimaan barang.

Praktek transaksi yang diperankan oleh agensi di atas dapat dibenarkan jika memenuhi syarat-syarat yang telah diutarakan. Tetapi sampai saat ini, praktek ‘bersih’ yang dibenarkan oleh

27Ibnu Rusyd,op.cit., hal.229

(8)

syariat masih terlampau kurang dijalankan oleh kenyataan-kenyataan di kehidupan bermasyarakat.

VI. Tentang Liberalisasi Perdagangan

Liberalisasi sistem ekonomi melalui perdagangan bebas akhir-akhir ini mulai diterapkan di Negara-negara maju, bahkan berkembang. Indonesia, yang notabene masih dalam tahap perkembangan, didalamnya mulai muncul pernyataan-pernyataan untuk memasuki era perdagangan bebas. Adalah Adam Smith (1790) yang pertama kali dianggap menelurkan ajaran ekonomi liberal-kapitalis dengan madzhab ekonomi klasiknya. Titik berat ajarannya menekankan perkembangan perekonomian pada ekonomi pasar ketimbang perencanaan-perencanaan dari pemerintah. Dia berpendapat bahwa kegiatan ekonomi seseorang yang bertujuan untuk keuntungan pribadi memiliki efek yang baik untuk masyarakat secara umum. Menurutnya, pasar bebas memiliki mekanisme untuk memperbaiki kondisi yang tidak normal dengan istilah invisible hand (tangan tak terlihat).

Free market competitions atau yang biasa kita kenal dengan pasar bebas, merupakan pasar di mana didalamnya tidak ada unsur intervensi dari pemerintah. Mekanisme pasar tarik ulur antara demand dan supply adalah yang mendasari berjalannya transaksi pasar. Dalam free market competitions bentuk pasar adalah pasar persaingan sempurna. Melihat kondisi pasar perdagangan internasional sekarang ini, metamorfosis pasar diperkirakan akan menuju ke arah suatu bentuk pasar free market competition. Karena pasar bebas merupakan bentuk pasar yang dianggap paling adil.

Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.29

Dari definisi diatas terdapat 3 unsur penting didalam pasar yaitu :

1. Orang dengan segala keinginannya 2. Daya beli mereka

3. Kemauan untuk membelanjakannya

Pengertian liberalisasi perdagangan sendiri adalah kebijakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan perdagangan (tarif atau non tarif) dalam rangka meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa. Indonesia sendiri yang tergabung dalam kelompok Negara ASEAN (Asia Tenggara) telah menyepakati perjanjian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) dengan China untuk kerjasama perdagangan bebas yang sampai saat ini dinilai belum maksimal pemanfaatannya.30

Situasi keran perdagangan bebas yang mulai dibuka semestinya memaksa Negara berkembang seperti Indonesia untuk menata ulang sumber-sumber produksi baik yang berpotensi keluar negeri maupun tidak. Pemerintah, yang sudah terlanjur menyepakati harus lebih cermat dalam

29 Scribd.com, Pasar dan Jaringan Sosial, http://www.scribd.com/doc/97770195/Pasar-Dan-Jaringan-Sosial,

terakhir diakses 01 November 2012, jam 19.01 Waktu Kairo

30 Antaranews.com, Indonesia belum optimal manfaatkan peluang ACFTA,

(9)

memprioritaskan produk ekspor unggulan dari Indonesia. Jika tidak, produk dalam negeri terancam gulung tikar karena digusur oleh produk-produk dari China.

Positif dan Negatif Perdagangan Bebas

Dalam kajian dampak positif dan negatif perdagangan bebas kali ini, saya mengambil sampel dari perjanjian ACFTA yang berjalan hingga kini. Dampak positifnya antara lain :

1. barang buatan Indonesia, terutama produk local dan UKM, lebih mudah masuk China 2. terjalin kedekatan hubungan antara Indonesia dengan China

3. dampak posifit bagi wiraswastawan di bidang jasa. 4. meningkatkan GDP Indonesia

sedangkan dampak negatifnya antara lain :

1. memungkinkan terjadinya monopoli perdagangan oleh perusahaan besar

2. barang dari China dan Negara ASEAN lain lebih banyak ditemukan di Indonesia dan dapat mengancam produk dalam negeri yang sedang berkembang

3. banyak barang ilegal yang beredar di Indonesia sehingga dapat membahayakan konsumen

4. meningkatkan masalah pengangguran, dan banyaknya PHK.31

Tinjauan Fiqih

Pada dasarnya manusia diciptakan untuk menjaga dan merawat bumi beserta isinya, firman Allah :

..











30… "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”…

Tujuan utama dari perdagangan bebas adalah pembangunan perekonomian suatu Negara dengan membuka keran-keran hambatan supaya produk-produk Negara dapat show off di luar negeri. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Hud ayat 61 :

..













..

61.Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya

31 Docs.google.com, Statistik perdagangan internasional AFTA-China menurut BPS,

(10)

Maksud ayat di atas adalah bahwasannya Tuhan telah menyediakan tanah dan isinya supaya manusia dapat memanfaatkannya untuk pembangunan perekonomian mereka. Seperti bisnis agrikultural, agrowisata, wiraswasta, dan insfrastruktur. Manusia dituntut untuk bisa memanfaatkan lahan tersebut sebaik mungkin karena pada dasarnya manusia mampu melakukannya.32

Bahkan kecenderungan kuat Islam untuk melakukan pembangunan ekonomi dan memakmurkan dunia sampai batas puncak, seperti yang digambarkan Nabi SAW dalam

Sekira hari kiamat datang sementara salah seorang diantara kamu di tanggannya masih tergenggam dahan anakan tanaman, apabila selama ada kesempatan seyogyanya dan sedapatnya segera ia tanamkan

akan tetapi, disamping berfungsi untuk meningkatkan perekonomian Negara secara menyeluruh, perdagangan bebas juga mempunyai dampak berkelanjutan akan perkembangan usaha-usaha kecil yang dibangun oleh masyarakat lokal yang belum mempunyai tameng untuk menangkal gerusan produk-produk luar negeri yang berkelas. Juga memperhatikan sifat umum konsumen, terutama di Indonesia, yang selalu tidak puas, selalu mencari barang baru, dan berprinsip pengeluaran sekecil-kecilnya untuk mendapatkan barang yang lebih bagus.

Islam telah menetapkan tata tertib lain dalam pengelolaan perekonomian Negara dengan prinsip keadilan sosial, menjaga keseimbangan ekonomi antar individu Islam, bukan dimonopoli oleh pihak tertentu. Firman Allah surat al-Hasyr ayat 7 :



7. apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.

32 Wahbah Zuhaily, Tafsîr Munîir (Dâr el-Fikr, Syiria : 2007), j. 6, hal. 316

(11)

Kaidah Fiqh :

Setelah pemerintah memutuskan untuk memberlakukan isi perjanjian ACFTA pada 2010 lalu, otomatis Indonesia telah memasuki area perdagangan bebas ASEAN dan China. Sampai saat ini pemerintah masih membatasi produk-produk yang bebas bea masuk. Menurut data yang dilansir BPS (Badan Pusat Statistik), ekspor China ke Indonesia mengalami kenaikan secara dinamis setiap tahun. Hal ini lantas menekan UKM dalam negeri yang sedang berjuang untuk meningkatkan kualitas mereka. Solusi yang dapat ditawarkan adalah :

1) Bekerja keras meningkatkan daya saing nasional, mengembangkan infrastruktur, memberantas korupsi, dan meningkatkan efektifitas birokrasi36

2) Pemerintah memberikan pinjaman khusus Kredit Tanpa Agunan untuk usaha kecil menengah agar mampu bersaing dengan produk impor

3) Standarisasi produk asing yang dapat masuk ke Indonesia

4) Penyuluhan kepada masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri 5) Meningkatkan kreatifitas dan inovasi pada produk lokal agar dapat bersaing 6) Dan lain-lain

Penutup

Efisiensi yang semakin marak, menuntut kita untuk menyikapinya dengan tatanan hukum yang telah diterapkan oleh Syariat dan Negara. Dalam perkembangannya, liberalisasi transaksi dan sistem ekonomi seringkali memaksa kita untuk bertindak cermat dan dapat memilah ide yang sesuai dengan prinsip ekonomi Islam. Banyak solusi yang ditawarkan para ulama kontemporer dengan mengeluarkan fatwa melalui lembaga-lembaga yang bergerak di bidang tersebut. Tinggal bagaimana kita sebagai pelajar untuk mencari dan mengambil istinbath

hukum dan mengaplikasikannya ke dalam problematika masa kini. Karena pada dasarnya, aturan-aturan yang dibuat oleh syariat maupun Negara adalah demi kemaslahatan manusia.

34 As-Suyûthi, al-Asybâh, hal. 87

35 Unknown, Qowâidul Ahkâm, j. 1 hal.68

36 Wawancara dengan Wapres Budiono, politikindonesia.com,

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Sehubungan hal tersebut di atas, bersama ini Pokja III ULP Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Jayapura mengundang pimpinan perusahaan untuk hadir dalam kegiatan

[r]

NASIR GOBEL, ST K e p a l a Banggai, 17 Februari 2014 UNIT

“ Program Adiwiyata ada yang ngurusi secara khusus yaitu Tim pelaksana program, walaupun tetap dibawah koordinasi Kapala Sekolah. Para Waka sudah pasti sebagai pendukung

d. Berdasar pendapat diatas, kegiatan evaluasi CIPP digunakan evaluator untuk mengevaluasi aspek konteks menganalisa alasan, tujuan, visi dan misi, serta kesesuaian

 Creating work that is rewarding and that matches the skills and ability of the worker  Giving as much responsibility to each team members as possible.  Providing opportunities

The writer will focus on the study in some points: (1) the objective of the English teaching, (2) the curriculum and type of syllabus, (3) type and procedure of teaching