BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agency
Teori keagenan merupakan sebuah teori yang berkaitan denganhubungan
principal dengan agent.Teori keagenan ini membuat sebuah modelmengenai suatu hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik(principal). Principal mendelegasikan suatu tanggung jawab pengambilankeputusan kepada manajer
(agent) sesuai dengan kontrak kerja.
Tugas,wewenang, hak dan tanggung jawab agent dan principal diatur dalam kontrakkerja yang didepakati bersama.Dalam kontrak, prinsipal
mendelegasikan wewenang kepada agen untuk membuat keputusan, tetapi tidak
ada jaminan bahwa agen akan memaksimalkan kepentingan prinsipal. Teori
akuntansi positif didasarkan pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara
manajer dengan kelompok lain. Dengan demikian teori akuntansi positif
menggunakan asumsi sebagai berikut : Manajer, investor, kreditor, dan individu
lain bersikap rasional dan berusaha memaksimumkan kepuasan.
Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang
memaksimumkan kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi
dan pendanaan perusahaan untuk memaksimumkan kepuasaan mereka. Manajer
mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan.Melalui laporan
(pihak pemegang saham) dapat mengukur, menilai dan sekaligus mengawasi
kinerja agen sampai sejauh mana agen telah bertindak untuk memaksimalkan
kesejahteraan prinsipal.
Teori keagenan mulai berlaku ketika terjadi hubungan kontraktual
antarapemilik modal (principal) dan agent.Principal yang tidak mampu mengelolaperusahaannya sendiri menyerahkan tanggung jawab operasional
perusahaannyakepada agent sesuai dengan kontrak kerja.Pihak manajemen sebagai agentbertanggung jawab secara moral dan professional menjalankan perusahaan sebaikmungkin untuk mengoptimalkan operasi dan laba perusahaan.
Sebagaiimbalannya, manajer sebagai agen akan memperoleh kompensasi sesuai
dengankontrak yang ada. Sementara pihak principal melakukan kontrol terhadap kinerjaagen untuk memastikan modal yang dimiliki dikelola dengan baik.
Motifnya tentu
saja agar modal yang telah ditanam berkembang dengan optimal.
2.1.2. Good Corporate Governance
Terdapat banyak definisi tentang Corporate Governance (tata kelolaperusahaan).Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)
CorporateGovernance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengaturhubungan antara pemegang saham, pengelola saham, kreditor,
pemerintah,karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
yangberkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka untuk menggatur
sekumpulan hubungan antara pihak direksi perusuhaan, komisaris, pemegang
saham, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Corporate governance mensyaratkan adanya struktur perusahaan, perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan atas kinerja. Good corporate governance seharusnya dapat merangsang Komisaris dan Direksi dalam usahanya mencapai tujauan yang
merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham, dan memfasilitasi
pengawasan yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan
sumber daya yang dimiliki secara lebih efisien.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (dalam Bukhori, 2012)
mendefenisikan Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yangdigunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah
padaperusahaan secara berkesinambungan dalan jangka panjang bagi
pemegangsaham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakehonders
lainnya,berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku.
Good Corporate Governance me-rupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang tebaik untuk ke-pentingan stakeholder.
Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pe-megang saham minoritas. Prinsip-prinsip atau pedoman
pelaksanaan Corporate Gover-nance menunjukkan adanya per-lindungan tersebut. Good Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk men-ciptakan nilai tambah (value
Perusahaan yang telah menerapkan Corporate Governance dengan baik seharus-nya sudah memenuhi prinsip - prinsip Good Corporate Governance
(GCG) yaitu fair-ness, transparancy, accountability, dan res-ponsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip - prinsip GCG tersebut
secara konsisten terbukti dapat meningkatkan integritas laporan keuangan
(Beasley dalam Citra, 2013).Mekanisme Good corporate gover-nance merupakan suatu aturan main, pro-sedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang
mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol/pengawasan
ter-hadap keputusan tersebut. Mekanisme gover-nance diarahkan untuk menjamin dan me-ngawasi berjalannya sistem governance da-lam sebuah organisasi.
2.1.3. Laporan Keuangan dan Jenis Laporan Keuangan
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan baik skala menengah
maupun besar lazimnya setiap periode akuntansi menyajikan laporan keuangan
sebagai media penyampaian atas transaksi keuangan yang terjadi selama satu
periode akuntansi baik bulanan maupun tahunan. Sementara itu, laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang dapat memberikan
gambaran informasi keuangan tentang aktivitas keuangan perusahaan yang secara
periodik disusun oleh manajemen sehingga dapat diketahui apakah terjadi
perubahan yang signifikan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai sifat
historikal yaitu memuat angka – angka tentang kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan di masa lalu. Laporan keuangan berperan penting terutama bagi pihak
meskipun para pengguna laporan keuangan mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda baik internal maupun eksternal.
Kamaludin dan Indriani (2012:34), “Laporan keuangan adalah hasil akhir
dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.Sementara itu,
menurut Fahmi (2012:21), “laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi
tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”.
Harahap (2013:105), “Laporan keuangan (financial statement) adalah suatu daftar yang disusun dengan berpedoman pada prinsip dan kaidah tertentu
dengan tujuan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi para pengguna
laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomis”.
Berdasarkan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah daftar yang berisi tentang hasil
akhir dari kegiatan proses pencatatan atas transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun (bulanan atau tahunan) sehingga mampu memberikan gambaran informasi
keuangan yang terjadi di periode tersebut dengan tujuan dapat digunakan sebagai
pedoman pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan keuangan yang
sifatnya strategis terkait dengan tujuan perolehan laba usaha.
Kebutuhan atas laporan keuangan menjadi salah satu hal penting yang
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha oleh para pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan.Oleh sebab itu, manajemen sudah seharusnya memperhatikan
agar dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna laporan keuangan.Sementara
itu, laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen lazimnya terdiri dari
beberapa laporan yang disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku dan diterima secara umum.
Sementara itu menurut Fahmi (2012:22), sebuah laporan keuangan pada
umumnya terdiri dari :
1. Laporan neraca 2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan modal 4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
haruslah lengkap, handal, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
pemilik atau pemegang saham dengan tujuan agar dapat memberikan keuntungan
bagi kemajuan perusahaan.Namun demikian, tidak semua perusahaan menyajikan
laporan keuangan setiap periodenya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku sehingga ini lazimnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan
yang ingin dicapai oleh manajemen.
2.1.4. Syarat dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan menjadi salah satu sumber informasi penting bagi
pengguna sudah seharusnya memenuhi beberapa persyaratan agar kebijaksanaan
yang diambil berdasarkan informasi itu tidak menyesatkan bagi para pengguna
laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal. Dengan demikian, syarat
sebuah laporan keuangan sehingga pada saat pengambilan keputusan dapat
memberikan manfaat yang lebih maksimal dalam mencapai tujuannya.
Berikut ini ada beberapa syarat penting yang harus dimiliki laporan
keuangan oleh Sunyoto (2013:35-36), yaitu :
1. Relevan
Dalam hal ini, relevansi ataupun kesesuaian informasi keuangan harus
dilakukan dengan maksud penggunaannya. Apabila informasi keuangan yang
disajikan terebut tidak relevan untuk kepentingan dan keperluan pengambilan
keputusan, maka informasi tersebut tidak dapat memberikan manfaat dan tidak
berguna baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Dapat dimengerti
Dalam hal ini, Informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen harus dapat
dimengerti oleh penggun laporan keunagan dan dinyatakan dalam bentuk
istilah yang mudah disesuaikan dengan lingkup pengertian para pengguna
laporan keuangan.
3. Dapat diuji
Dalam hal ini, informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para
pengukur yang objektif maupun independen dengan menggunakan metode
pengukuran yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan
agar tujuan yang ingin dicapai dapat dioptimalkan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Dalam hal ini, informasi keuangan perusahaan sebaiknya dapat diarahkan pada
kebutuhan umum pengguna laporan keunagan dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Sementara itu, informasi keuangan
yang disajikan tidak boleh hanya untuk menguntungkan sebagian phiak dan
merugikan pihak lain oleh karena itu laporan keuangan perusahaan haruslah
bersikap netral dan wajar.
5. Tepat waktu
Dalam hal ini, informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen tepat waktu
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang sifatnya
strategis dan menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut
sehingga perusahaan mampu bersaing di tengah persaingan usaha yang
semakin ketat dan kompetitif.
6. Daya banding
Dalam hal ini, informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen dapat lebih
berguna dengan memiliki daya banding dengan laporan keuangan periode
sebelumnya dari perusaahan yang sama maupun perusahaan lainnya pada
periode yang sama atau sering disebut rasio industri sejenis. Laporan keuangan
yang handal mempunyai daya banding yang baik sehingga kondisi ini dapat
menguntungkan aktivitas utama perusahaan di masa mendatang.
7. Lengkap
Dalam hal ini, informasi keuangan yang lengkap mencakup semua data
kualitattif serta dapat diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan
yang memadai dalam pelaporan keuangan.
Menurut Zain (2008:120), “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
rangka pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Dharsono dan Azhari
(2005:13), tujuan laporan keuangan, yaitu:
1) Untuk mengurangi kesenjangan informasi antara direksi dengan pemilik
maupun kreditor yang ada di luar lingkup perusahaan.
2) Sebagai alat pertanggungjawaban.
Laporan keuangan yang disusun, sebagai pertanggungjawaban manajemen
pada pemilik terhadap kepercayaan dan wewenang diberikan guna mengelola
perusahaan untuk maju dan berkembang baik dari aset maupun laba usaha.
3) Sebagai alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan.
Menurut Fahmi (2012 : 25), tujuan pelaporan keuangan yang diungkapkan
dalam rangka konseptual, yaitu :
1. Kegunaan (usefulness).
2. Dapat dipahami (understandability). 3. Target investor dan kreditor.
4. Penilaian arus kas masa yang akan datang. 5. Mengevaluasi sumber daya ekonomi. 6. Fokus primer pada laba.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan
keuangan meskipun pihak eksternal mempunyai kepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan. Kondisi ini cenderung disebabkan karena pengguna
internal mempunyai kepentingan lebih besar dibandingkan dengan pihak
eksternal untuk pengambilan keputusan kegiatan usaha di masa mendatang.
Adanya perumusan yang jelas dan sistematis atas tujuan laporan keuangan, maka
hal ini dapat mempermudah dan memperlancar pelaksanaan untuk menyusun
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara
umum.
2.1.5. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi
pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal dalam mencapai
tujuan masing-masing. Namun demikian, padapelaksanaannya pengguna laporan
keuangan juga perlu mengetahui dan menyadari bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen sebagai alat pertanggungjawaban memiliki beberapa
keterbatasan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
tersebut. Dengan menyadari adanya keterbatasan laporan keuangan, maka
pengguna laporan keuangan dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan
kebutuhannya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Selain laporan
keuangan yang memberikan informasi keuangan, pengguna juga dapat
menggunakan sumber lain yang dapat dipercaya sebagai pendukung dalam
pengambilan keputusan tersebut sehingga sumber informasi yang dikumpulkan
karena bila terjadi kesalahan pengambilan keputusan, maka kondisi ini dapat
berpengaruh buruk pada kelangsungan usaha perusahaan di masa mendatang.
Menurut Fahmi (2012:28-29), keterbatasan laporan keuangan adalah :
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang sudah lewat.
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak lepas dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
6. Laporan keuangan menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwaa
daripada bentuk hukumnya atau formalitas.
7. Laporan keuangan disusun menggunakan istilah teknis dan pemakai laporan
diasumsikan dapat memahami bahasa teknis akuntansi yang sering digunakan
dan sifat dari informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
8. Terdapat berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
dapat menimbulkan variasi untuk pengukuran sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan
lazimnya diabaikan.
Sementara itu menurut Jumingan (2011:10), terdapat empat prinsip pada
1. Laporan keuangan merupakan laporan interim dan bukan merupakan laporan
final, karena laba rugi rill hanya dapat ditentukan apabila perusahaan dijual
atau dilikuidasi.
2. Laporan keuangan ditujukan pada jumlah rupiah yang cenderung pasti. Selain
itu, jumlah rupiah ini dapat berbeda apabila dipergunakan standar lain (adanya
lebih dari satu standar yang diperkenankan).
3. Neraca dan laporan laba rugi dapat menunjukkan transksi keuangan dari
waktu ke waktu.
4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai
keadaan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa keterbatasan
laporan keuangan lebih cenderung berkaitan pada periode penyajian yang sudah
lewat sementara itu kebutuhan manajemen perusahaan lebih berkaitan dengan
periode terbaru untuk pengambilan keputusan.Sementara itu, keterbatasan yang
terdapat pada laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
penyajian pada akhir periode akuntansi sehingga para pengguna harus dapat
bersikap realistis dan berupaya untuk mencari alternatif lain guna meminimalisasi
keterbatasan laporan keuangan tersebut. Hal-hal penting yang berkaitan dengan
keterbatasan laporan keuangan dan hambatannya harus diketahui dengan baik,
agar hal ini tidak menjadi kendala dalam pengambilan keputusan yang sifatnya
strategi di masa mendatang. Selain itu, keputusan yang diambil dapat memberikan
2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan
Integritas laporan keuangan me-nunjukkan informasi yang benar, jujur,
aku-rat serta bebas dari tindakan atau kegiatan yang dilakukan dan disengaja oleh
pihak manajemen perusahaan dalam memanipulasi angka-angka akuntansi yang
terdapat dalam laporan keuangan untuk menyesatkan pe-makai laporan keuangan
dalam menilai pe-rusahaannya. Penyajian yang wajar men-syaratkan penyajian
secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan
definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur
dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Berikut ada beberapa pengertian integritas laporan keuangan yang dikutip
oleh Oktadella dan Julaikha (2012), sebagai berikut:
a. Mulyadi, mendefinisikan integritas sebagai prinsip moral yang
tidakmemihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta
seperti apaadanya dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya.
b. Mayangsari,mendefinisikan Integritas laporan keuangan adalah sejauh
mana laporan keuangan yang disajikanmenunjukkan informasi yang benar
dan jujur.
Sementara itu, menurut Mayangsari (2005), laporan keuangan yang
reliable atauberintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme danpenggunaan earning management karena informasi dalam laporan keuangan akanlebih reliable apabila laporan keuangan tersebut
indentik dengan laporankeuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan keuanganyang overstate. Laporan keuangan yang memenuhi karakteristik di atas akan lebihreliable karena informasi yang disajikan tersebut
tidak menyebabkan ada pihakyang dirugikan. Munculnya praktik konservatisme
tersebut karena standar akuntansi yang berlaku menginginkan perusahaan memilih
salah satu metode akuntansi yang dirasa paling tepat. Setiap metode akuntansi
mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan di atas, makainformasi akuntansi lazimnya
haruslah memiliki manfaat yang lebih besar bila dibandingkan biaya yang
dikeluarkan guna memperoleh informasi keuangan tersebut. Berikut ini terdapat
beberapa hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan kualitas
informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan oleh Yadiati
(2010:59), terdiri dari:
1. Relevan
Pada kondisi ini relevan maksudnya bahwa informasi yang disajikan
manajemen dapat membantu dan mempengaruhi guna proses pengambilan
keputusan oleh pengguna laporan keuangan sesuai dengan tujuan
masing-masing. Informasi yang relevan sebaiknya mempunyai:
a. Feed back (nilai umpan balik), maksudnya informasi yang dihasilkan harus dapat digunakan untuk mengoreksi harapan sebelumnya.
b. Predictive value (nilai peramalan), maksudnya informasi yang dihasilkan harus dapat membantu pemakai dalam meningkatkan kemampuan
c. Timeliness, artinya informasi harus disajikan tepat waktu sesuai kebutuhan pada saatpengambilan keputusan. .
2. Reliability (dapat diandalkan)
Informasi yang disajikan harus bebas dari kesalahan dan ataupun
penyimpangan, serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Informasi tersebut harus dapat memberikan
keyakinan bahwa informasi tersebut harus valid dan benar. Berikut ini
penjelasannya yaitu:
a. Verifiability, informasi tersebut dapat diuji kebenarannya dan diperiksa secara independen atas kebenaran informasi tersebut.
b. Representation faithfulness, informasi yang disajikan harus dapat menggambarkan kondisi atau keadaan yang sebenarnya serta memiliki
tingkat kewajaran yang cukup tinggi.
c. Neutrality, informasi yang disajikan tidak memihak artinya tidak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perilaku pemakai tertentu melainkan ditujukan
untuk kepentingan semua pihak.
3. Comparability, informasi yang disajikan harus dapat diperbandingkan. Dalam hal ini informasi dapat diperbandingkan bila menggunakan metode
pengukuran dan prosedur akuntansi yang sama, sehingga tujuan uniformity
dapat dicapai.
4. Materiality (materialitas)
Para prinsip ini hanya informasi yang material yang disajikan padastatement
rupiah, ataupun objeknya), maka akan menimbulkan kesalahan dan
menyesatkan dalam penyajian laporan keuangan tersebut (misstatement) 5. Conservatisme (konservatif)
Pada prinsip ini konservatif adalah sebuah sikap kehati-hatian dalam
menghadapi ketidakpastian oleh bisnis tertentu dengan mencoba mengurangi
resiko yang mungkin dapat terjadi di masa mendatang.
Sementara itu, Sunyoto (2013:11-12), syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh laporan keuangan yang mempunyai kualitas informasi yang bagus, yaitu:
1. Relevan
Relevansi atau kesesuaian informasi harus dikaitkan dengan maksud
penggunaannya. Apabila informasi keuangantidak relevan untuk keperluan
para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya,
betapun syarat-syarat lainnya dipenuhi.
2. Dapat dimengerti
Pada kondisi ini, informasikeuangan yang disajikan manajemen harus dapat
dimengerti oleh penggunanya dan dinyatakan dalam bentuk maupun istilah
yang dapat disesuaikan dengan lingkup pengertian pemakainya.
3. Daya uji
Pada kondisi ini, pengukuran tidak dapat sepenuhnya terlepas dari
pertimbangandan pendapat subjektif.Hal ini berkaitan dengan keterlibatan
manusia di dalam proses pengukuran dan pengujian informasi, agar proses
diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menerapkan
metode pengukuran yang sama.
4. Netral
Pada kondisi ini informasi keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan untuk pihak
tertentu. Sementara itu , tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
keuangan yang hanya menguntungkan beberapa pihak saja, sedangkan disi
sisin lain hal tersebut dapat merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berbeda.
5. Tepat waktu
Dalam hal informasi harus disampaikan seawal mungkin hingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertunda pengambilan keputusan-keputusan
tersebut.
6. Daya banding
Pada kondisi ini, informasi mengenai laporan keuangan akan lebih berguna
jika dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari
perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan lainnya
pada periode yang sama. Adanya berbagai alternatif praktik akuntansi dewasa
ini menyulitkan tercapainya daya pembanding antara periode dalam satu
perusahaan yaitu dengan menerapkan metode akuntansi yang sama dari tahun
ke tahun atau yang lebih dikenal dengan prinsip konsistensi. Perusahaan dapat
dianut, jika prinsip yang baru tersebut dianggap lebih baik. Selainjutnya sifat
dan pengaruhnya serta alasan dilakukan perubahan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan.
7. Lengkap
Dalam hal ini, informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data
akuntansi keuangan yang dapat memenuhi enam tujuan kuantitatif persyaratan
di atas atau dapat diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang
memadai dalam pelaporan keuangan. Untuk itu, harus terdapat klasifikasi,
susunan serta istilah yang layak dalam laporan keuangan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen mencakup informasi keuangan yang
dibutuhkan para pengguna laporan keuangan untuk tujuan dan kepentingan yang
berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Untuk itu, manajemen harus
mengetahui dan memahami hal-hal penting yang mendukung kualitas pelaporan
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum di Indonesia. Dengan
demikian, informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan dapat
memberikan informasi keuangan yang sesuai dibutuhkan oleh para pengguna
dalam mencapai tujuannya.
2.1.7. Rasio Keuangan dan Jenis Rasio Keuangan
Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang sudah go public,
lazimnya menyajikan informasi keuangan yang dapat memberikan ikhtisar
mengenai kondisi laporan keuangan perusahaan selama beberapa periode. Selain
baik dari segi aset, hutang (leverage), profitabilitas, likuiditas dan lainnya.Perubahan yang terjadi pada rasio keuangan perusahaan dari satu periode
dengan periode sebelumnya dapat menunjukkan perubahan kondisi keuangan
perusahaan apakah terjadi peningkatan atau penurunan.
Menurut Fahmi (2012:49), “rasio keuangan adalah suatu kajian yang
melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan
dengan mempergunakan formula-formula yang dapat dianggap representatif untuk
diterapkan”.
Sedangkan menurut Kamaludin dan Indriani (2012:40), “rasio keuangan
merupakan rasio yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan
keuangan atau membantu untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan
kelemahan lapran keuangan perusahaan”.
Berdasarkan pengertian rasio keuangan dari para ahli, dapat disimpulkan
rasio keuangan merupakan sebuah kajian lazimnya berisi tentang perbandingan
antara jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan menggunakan rumus
yang telah diakui agar dapat mengevaluasi perkembangan kinerja keuangan
perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio laporan keuangan secara sistematis,
diharapkan diperoleh informasi yang akurat dan handal untuk pengambilan
keputusan usaha demi kelangsungan usaha di masa mendatang. Disamping itu,
rasio keuangan adalah salah satu alat yang banyak digunakan oleh sebagian besar
2.1.8. Keunggulan dan Kelemahan Rasio Keuangan
Bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek,
penyajian laporan keuangan perusahaan menjadi salah satu syarat mutlak yang
harus dipenuhi serta mencakup rasio keuangan. Dengan adanya rasio keuangan
tersebut, maka para pengguna berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan dapat mengetahui kondisi perkembangan atau penurunan keuangan
perusahaan selama beberapa periode.Informasi yang diperoleh dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan meskipun bukan satu-satunya
sumber informasi yang dijadikan patokan untuk mengambil keputusan.Oleh sebab
itu, para pengguna juga perlu mengetahui keunggulan maupun keterbatasan yang
terdapat pada laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diambil kebijakan
yang lebih baik.
Menurut Fahmi (2012:51), berikut keunggulan dan kelemahan rasio
keuangan sebagai berikut :
a. Keunggulan rasio keuangan, terdiri dari :
1. Rasio, yaitu angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
2. Analisis rasio keuangan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan di laporan keuangan yang lebih rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
ataupun mengetahui perkembangan perusahaan secara berkesinambungan.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan dan juga serta melakukan prediksi
di masa mendatang .
b. Kelemahan analisa rasio keuangan, terdiri dari :
1. Pengguna rasio keuangan memberikan pengukuran yang relatif terhadap
kondisi perusahaan, dimana rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria
mutlak.
2. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai dasar peringat awal
dan bukan merupakan kesimpulan akhir.
3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan untuk menganalisis
bersumber dari laporan keuangan perusahaan.
4. Pengukuran rasio keuangan banyak bersifat artifisial. Dalam hal ini
perhitungan rasio keuangan dilakukan oleh manusia, dan setiap pengguna
laporan keuangan mempunyai pandangan yang berbeda dalam
menempatkan ukuran dan justifikasi dipergunakannya rasio tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa para
pengguna laporan keuangan yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan
perlu mengetahui dan memahami dengan baik dan benar atas keterbatasan dan
keunggulan yang terdapat pada rasio keuangan. Hal ini dimaksudkan agar
pengguna laporan keuangan dapat mengambil sikap dan kebijakan untuk mencari
alternatif lain berupa informasi dari sumber yang dapat dipercaya sebagai
akandiambil lazimnya bersifat jangka panjang dan sifatnya strategis sehingga
diharapkan agar kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diminimalkan
sedemikian rupa.
Hal penting yang perlu dilakukan sehubungan dengan rasio keuangan
sebaiknya diprioritas secara konsisten dan berkesinambungan agar hal ini menjadi
bagian yang tidak terlewatkan dalam pengumpulan informasi keuangan dari
sumber internal dan eksternal. Dengan demikian manajemen sebagai pihak
internal dan pihak eksternal dapat mensinergikan tujuan yang sama hendak
dicapai untuk kepentingan bersama.
2.1.9. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting
dalampengelolaan perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar
asettotal yang dimiliki perusahaan. Total aset yang dimiliki
perusahaanmenggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang
dimilikinya.Semakinbesar ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin besar
juga dana yang dikeloladan semakin kompleks pula pengelolaannya.Perusahaan
besar cenderung mendapat perhatian lebih dari masyarakatluas. Dengan demikian,
biasanya perusahaan besar memiliki kecenderungan untukselalu menjaga
stabilitas dan kondisi perusahaan. Untuk menjaga stabilitas dankondisi ini,
perusahaan tentu saja akan berusaha mempertahankan dan terusmeningkatkan
kinerjanya. Sementara itu, disisi lain dapat disebutkan bahwa semakin besar
perusahaan maka semakin banyak informasi public yang tersedia tentang
jika ukuran perusahaan meningkat. Hal ini didasarkan para argumentasi bahwa
semakin banyak informasi tersedia mengenai aktivitas perusahaan besar, semakin
mudah bagi pasar untuk menginterpretasikan informasi yang terdapat pada
laporan keuangan.
2.1.10. Rasio Leverage (Solvabilitas)
Solvabilitas lazimnya menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang mencakup hutang jangka pendek
dan hutang jangka panjang baik perusahaan yang masih berjalan maupun dalam
keadaan dilikuidasi atau dibubarkan. Sementara itu, disisi lain kondisi keuangan
yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang
baik juga dalam jangka panjang. Perusahaan yang mempunyai kemampuan
likudiitas yang baik belum tentu memiliki kemampuan solvabilitas yang baik
pula, hal ini umumnya dapat disebabkan oleh beberapa hal baik kondisi internal
maupun eksternal perusahaan.Perusahaan yang mampu menjaga dan
mempertahankan kondisi keuangan secara solvabilitas dengan baik dan konsisten
maka hal ini menunjukkan kemampuan manajemen untuk mengelola aset yang
dimiliki secara efektif dan efisien bagi kepentingan manajemen baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Berikut ini ada rasio solvabilitas (Sunyoto,
2013:104), yang digunakan yaitu
1. Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang
Pada rasio ini lazimnya mengukur mengenai tingkat keamanan yang dimiliki
oleh kreditur jangka panjang.Disamping itu, juga rasio ini menunjukkan
aktiva tetap.Dalam hal ini, semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar
jaminan dan kreditur dalam jangka panjang semakin aman atau terjamin dan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Berikut ini
rumus rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang, yaitu:
2.1.11. Profitabilitas
Aktivitas usaha yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan saat ini
mempunyai tujuan yang ingin dicapai yakni perolehan laba usaha sesuaiyang
diharapkan atas investasi yang dilakukan pemilik atau pemegang saham pada
perusahaan. Dalam hal ini besar kecil investasi yang dilakukan disebabkan oleh
beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.Akan tetapi, setiap investasi yang
telah dilakukan, lazimnya pemilik atau pemegang saham mengharapkan agar
dapat memperoleh pengembalian atas investasi tersebut dalam bentuk laba usaha
yang dibagikan setiap tahun sehingga keuntungan bagi pemilik tersebut menjadi
salah satu indikator atas keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Sementara itu, integritas laporan keuangan perusahaan lazimnya diukur
dari kemampuan manajemen dalam mengelola aset yang dimiliki secara produktif
agar dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan kegiatan usaha.
Perusahaan yang mempunyai kemampuan menghasilkan laba usaha setiap periode
akuntansi, tentunya mempunyai kemampuan yang baik terutama berkaitan dengan Aktiva Tetap
profitabilitas. Profitabilitas merupakan salah satu gambaran guna mengukur
efektivitas manajemen yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan
yang diperoleh dan hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Hal ini
dapat dilihat dari rasio profitabilitas, dimana semakin baik rasio profitabilitas
maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan. Rasio profitabilitas secara umum dapat dibagi atas oleh Fahmi
(2014:164), yaitu:
1. Operating profit margin (OPM)
Rasio operatingprofit margin merupakan margin laba kotor. Rasio margin laba kotor menggambarkan hubungan antara penjualan dan beban pokok
penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan
biaya persediaan atau biaya operasi barang maupun untuk meneruskan
kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan. Adapun rumus rasio
operating profit margin, yaitu :
2. Return on Equity (ROE)
Rasio return on equity mengkaji sejauh mana perusahaan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas
ekuitas. Berikut ini rumus return on equity, yaitu: Sales - Cost of good sold
Operating profit margin = ______________________ x 100% Sales
Earning After Tax
2.2. Penelitian Terdahulu
Integritas laporan keuangan telah menjadi issue yang banyak didiskusikan dan dikaji secara ilmiah. Penelitian yang menganalisis hubungan anatara
corporate governance dengan integritas laporan keuangan masih sedikit ditemukan. Meskipun demikian, penelitian dengan fokus tersebut mempengaruhi
tigkat kepercayaan masyarakat. Beberapa perbedaan penelitian tentang corporate
governance disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Variabel peneltian Hasil penelitian
1 Oktadella &
Zulaikha
(2012)
Variabel dependen : Integritas laporan
keuangan
Variabel dependen: Corporate Governance
Sampel dan populasi : perusahaan terdaftar di
BEI periode 2007-2009
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional, komite audit
dan kualitas audit berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Sedangkan variabel
profitabilitas, leverage dan ukuran
perusahaan mnejadi variabel kontrol
berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan.
2 Levana Dhia
Prawati
(2010)
Variabel dependen : Kinerja perusahan
Variabel independen : Kepemilikan
manajerial dan resiko
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lingkungan memoderasi kepemilikan
manajerial dan resiko terhadap kinerja
perusahaan. Pada lingkungan yang tidak
stabil kepemilikanm manajerial
signifikan mempengaruhi kinerja.
Sedangkan pada linkungan yang stabil
kepemilikan manajerila tidak signifikan
Tingkat leverage secara signifikan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
baik dilingkungan stabil dan tidak stabil.
3 Nesia Elva
Citra (2013)
Variabel dependen : integritas laporan
keuangan.
Variabel independen : Good Corporate
Governance dan Kualitas audit.
Sampel dan populasi : BUMN di Kota
Padang
Hasil penelitian membuktikan bahwa
mekanisme good corporate governance
tidak berpengaruh pada integritas
laporan keuangan dimana nilai sig 0,057
> 0,05 dan nilai thitung < ttabel yaitu
-1,963< 1,681 (H1 ditolak). Kualitas audit
berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan dimana nilai sig 0,005
< 0,05 dan nilai thitung> ttabel yatiu 3,009>
1,681 (H2 diterima)
Variabel dependen : Integritas Laporan
Keuangan
Variabel independen: Corporate Governance,
Ukuran perusahaan, Leverage.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
mekanisme corporate governance yaitu
komisaris independen, komite audit
berpengaruh positif dan signifikan,
namun kepemilikan institusional tidak
signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Sementara itu, ukuran
perusahaan dan leverage berpengaruh
positif dan signifikan terhadap integritas
laporan keuangan.
5 Jama’an
(2008)
Variabel dependen: Integritas laporan
keuangan.
Variabel Independen : Kepemilikan
institusional, Komisaris Independen, Komite
Audit, Kualitas kantor akuntan publik.
Penelitian ini menemukan bahwa
mekanisme corporate governance (
kepemilikan institusional, komisaris
independen, dan komite audit)
mempunyai hbungan yang signifikan
terhadap integritas laporan keuangan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ida Ayu Sri Gayatri & I Dewa
Gede Dharma Suputra, dengan memfokuskan variabel independen yaitu integritas
Ukuran perusahaan, Leverage. Sementara itu, peneliti melakukan penelitian dimana variabel independen yaitu integritas laporan keuangan, sedangkan variabel
dependen terdiri GoodCorporate Governance, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Dengan demikian, persamaan antara penelitian terdahulu dan
peneliti yaitu variabel independen yakni integritas laporan keuangan, sedangkan
variabel dependen terdiri dari GoodCorporate Governance, ukuran perusahaaan dan leverage.Sedangkan perbedaan variabel dependen antara penelitian terdahulu dan peneliti terletak pada variabel profitabilitas.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdaasrkan uraian teoritas dan latar belakang penelitian di atas, berikut
ini dapat disajikan kerangka konseptual penelitian ini, yaitu:
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2.1
Ukuran perusahaan
(X2)
Leverage
(X3)
Profitabilitas
(X4)
Kepemilikian manajerial (X1)
Integritas Laporan Keuangan
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah pengaruh good corporate governance, ukuran perusahaan, profitabilitas, serta leverage sebagai variabel independen dan integritas laporan keuangan sebagai variabel
dependen.Adanya keikutsertaan manajemen dalam pengambilan keputusan
perusahaan dapat memotivasi manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan
sehingga dapat tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan dan meningkatkan
integritas laporan keuangan.
Integritas laporan keuangan sebuah perusahaan juga dapat dipengaruhi
oleh adanya kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage dan
profitabilitas perusahaan. Kepemilikan manajerial yang ada di perusahaan
cenderung bertujuan agar laporan keuangan yang disajikan lebih jujur sehingga
integritas laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.Ukuran perusahaan
merupakan suatu variabel yang berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan
dalam suatu perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan
semakin banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut.
semakin banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut
maka semakin besar tanggung jawab perusahaan dan beban moral perusahaan
untuk meningkatkan integritas laporan keuangannya. Dengan melihat rasio
profitabilitas sebuah perusahaan kita dapat menilai bagaimanan kemampuan
perusahaan tersebut unuk dapat menghasilkan keuntungan. Ketika laba yaang
ditargetkan oleh perusahaan dapat tercapai maksimal maka perusahaan dapat
profit yang memuaskan maka perusahaan akan semakin bebas untuk mengerjakan
tanggung jawabnya terhadap piihak yang berkepentingan dan dalam perusahaan
maupun pihak eksternal seperti masyarakta dan para konsumen .
Rasio leverage dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting. Di dalam nilai yang terkandung Debt to equity ratio kita dapat melihat bauran dana perusahaan, berapa besarnya dana yang diperoleh dari pemilik (ekuitas) dan
berapa dana yang diperoleh dari pinjaman (hutang). Semakin tinggi nilai hutang di
dalam sebuah perusahaan maka tanggung jawab perusahaan untuk neyelesaikan
kewajiban semakin besar.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan preposisi yang dirumsukan dengan maksud untuk
diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan
atau memprediksi norma-norma. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka
konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H1: Kepemeilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun
2010-2012.
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas
laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012.
H3: Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap Integritas laporan
H4: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Integritas laporan
keuangan pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012.
H5: Kepemeilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan