• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Persepsi 1.1 Pengertian Persepsi - Persepsi dan Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi Tugas Akhir Skripsi di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Persepsi 1.1 Pengertian Persepsi - Persepsi dan Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi Tugas Akhir Skripsi di Fakultas Keperawatan USU Tahun 2015"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Persepsi

1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan mengintepretasikan kesan- kesan sensori mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka, namun apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realita objektif (Stephen & Thimoty, 2008). Persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia (Suharman, 2005). Persepsi merupakan kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus yang masuk kedalam alat indera manusia (Sugihartono, et al., 2007). Persepsi adalah proses mengamati situasi dunia luar dengan menggunakan proses perhatian, pemahaman, dan pengenalan terhadap objek atau peristiwa (Pieter, et al., 2011).

Jadi, dalam penelitian ini persepsi dapat diartikan sebagai penerimaan atau pandangan seseorang melalui suatu proses yang di dapat dari pengalaman dan pembelajaran sehingga seorang individu mampu untuk memutuskan suatu hal.

(2)

1.2 Jenis-jenis Persepsi

Ada dua jenis persepsi menurut Sunaryo (2004), yaitu:

1. External-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu.

2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.

(3)

1.3Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa

Mutmainnah, 1997 dalam Achmad, A., 2009 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:

a. Faktor Personal

Karakter orang yang melakukan persepsi mempengaruhi bagaimana ia mempersepsikan suatu objek, hal ini mencakup:

1) Kebutuhan atau motif

Orang yang berhari- hari kurang makan akan memberikan perhatian ekstra terhadap informasi tentang makanan, seorang karyawan percetakan besar akan memilih membaca koran dibandingkan berita-berita lain.

2) Sikap, nilai, preferensi, dan keyakinan

Misalnya, mahasiswa yang sedang menyusun skripsi akan lebih fokus terhadap skripsinya dibandingkan hal- hal yang lain.

3) Tujuan

Tujuan kita akan mempengaruhi bagaimana persepsi kita akan sesuatu. 4) Kapabilitas

Kapabilitas mencakup hal- hal seperti tingkat intelegensia, kemampuan akan suatu topik dan kemampuan berbahasa.

5) Kegunaan

(4)

6) Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi dapat mempengaruhi komunikasi, misalnya orang yang introvert atau pemalu cenderung akan mencari informasi dari buku dari pada bertanya langsung pada orangnya.

7) Pengalaman dan Kebiasaan

Pengalaman dan kebiasaan terbentuk dari pendidikan dan budaya. Pengalaman juga dapat memberikan kekuatan yang mempengaruhi persepsi individu.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi stimuli:

1) Karakter fisik stimuli, misalnya ukuran, warna, intensitas dan sebagainya.

2) Pengorganisasian pesan

Cara bagaimana pesan di atur atau di organisasikan mempengaruhi persepsi kita, misalnya sebuah serial cerita akan dibuat “menggantung” hingga membuat orang penasaran dan ingin menonton kelanjutannya. 3) Novelty (kebaruan, keluarbiasaan)

Hal- hal yang baru atau luar biasa akan lebih dapat menyedot perhatian kita di bandingkan hal- hal yang rutin atau biasa- biasa saja.

(5)

5) Asal mula informasi

Asal mula informasi mempengaruhi kita dalam menyerap pesan. Ada informasi yang berasal dari lingkungan fisik, diri sendiri, dari orang lain (melalui komunikasi antara pribadi), dari media masa dan lain-lain.

c. Pengaruh media dan lingkungan

Media atau channel berpengaruh dalam penerimaan dan pengolahan informasi. Informasi tentang kesehatan yang di dapat dari berita televisi akan di persepsikan berbeda jika informasi tersebut dibaca dari jurnal kesehatan, informasi dari radio berbeda dengan informasi yang ada dikoran dan sebagainya. Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh, situasi komunikasi, setting atau konteks yang mendasari suatu proses komunikasi berpengaruh pada persepsi kita akan sesuatu .

2.Konsep Kecemasan

2.1 Definisi Kecemasan

(6)

2.2 Faktor - Faktor Penyebab Kecemasan

Pieter, et al., 2011 menyatakan bahwa penyebab kecemasan yaitu, adanya perasaan takut tidak di terima dalam lingkungan tertentu, adanya pengalaman traumatis, seperti trauma perpisahan, kehilangan atau bencana alam, adanya frustasi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan, adanya ancaman pada integritas diri, yakni meliputi kegagalan memenuhi kebutuhan fisiologis (kebutuhan dasar) dan adanya ancaman pada konsep diri.

Menurut Stuart & Sundeen (1998) penyebab kecemasan pada individu adalah sebagai berikut :

a. Teori Psikoanalitik : Adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian Id dan Super ego. Id mewakili dorongan insting dan implus primitif seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan di kembangkan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah meningkatkan ego bahwa adanya bahaya.

b. Teori Interpersonal : Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang meninbulkan kelemahan spesifik.

(7)

jumlah stressor internal dan eksternal. Tetapi faktor-faktor tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Pakar perilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Sedangkan pakar pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dirinya di dapatkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya.

d. Teori Biologi : Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk Benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan. Kecemasan juga disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

e. Kajian Keluarga : Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga.

2.3Faktor Presipitasi Kecemasan

Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap sistem diri (Lairaia & Stuart, 1998 dalam Purba, 2012):

(8)

berupa kegagalan mekanisme fisiologi seperti jantung, sistem imun, dan regulasi temperatur. Sedangkan sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri, zat polutan, dan luka trauma.

b. Ancaman terhadap Sistem tubuh, ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial seseorang, sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja dan dimasyarakat. Sedangkan sumber eksternal dapat berupa kehilangan pasangan, orang tua, teman, dilema etik timbul dari aspek religius seseorang dan tekanan dari kelompok sosial atau budaya.

2.4 Gejala Kecemasan

Nasir & Muhith (2011) mengemukakan tanda dan gejala kecemasan terbagi dua yaitu gejala umum dan gejala fisik: Gejala umum kecemasan yaitu, takut atau timbul perasaan khawatir dalam situasi dimana kebanyakan orang, tidak akan merasa terancam, terganggu berkonsentrasi, terasa tegang dan gelisah, antisipasi yang terburuk, cepat marah, resah. Gejala fisik pada kecemasan yaitu, jantung berdebar, berkeringat (sweating), mual- mual atau pusing, peningkatan frekuensi BAB atau diare, sesak nafas, tremor, dan kejang (twitches), ketegangan otot, sakit kepala (headaches), kelelahan, dan insomnia.

Hawari, (2008) mengemukakan keluhan-keluhan yang sering di kemukakan oleh orang yang mengalami kecemasan antara lain sebagai berikut:

(9)

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. d. Gangguan pola tidur, mimpi- mimpi yang menegangkan. e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

f. Keluhan- keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinnitus), berdebar- debar, sesak nafas, ganguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala, dan lain-lain.

2.5 Tingkat Kecemasan

Kecemasan dibagi empat tingkatan (Pieter, et al., 2011):

a. Kecemasan Ringan, kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan peristiwa kehidupan sehari– hari. Orang yang mengalami kecemasan ringan akan terdorong untuk menghasilkan kreativitas. Respon fisiologi orang yang mengalami kecemasan ringan adalah sesekali mengalami nafas pendek, naiknya tekanan darah dan nadi, muka berkerut, bibir bergetar, dan mengalami gejala pada lambung. Respon kognitif orang yang mengalami kecemasan ringan adalah lapang persepsi lebar, dapat menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan dapat menjelaskan masalah secara efektif. Sedangkan respons perilaku dan emosi dari orang yang mengalami kecemasan adalah tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang– kadang meninggi.

(10)

mengalami kecemasan sedang adalah sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare, konstipasi, dan gelisah. Respon kognitif orang yang mengalami kecemasan sedang adalah lapang persepsi yang menyempit, rangsangan luar sulit diterima, berfokus terhadap apa yang menjadi perhatian. Adapun respons perilaku dan emosi adalah gerakan yang tersentak– sentak, meremas tangan, sulit tidur, dan perasaan tidak aman.

(11)

2.6 Tingkat Respon Kecemasan

Menurut Videbeck (2008) menjelaskan tingkat respon kecemasan sebagai berikut:

Tingkat

Kecemasan Respon Fisik Respon Kognitif

Respon Emosional Ringan (1+) Ketegangan otot ringan

Dasar akan lingkungan Rileks atau sedikit gelisah Penuh perhatian

Sedang (2+) Ketegangan otot sedeang Tanda- tanda vital meningkat Pupil dilatasi, mulai

berkeringat

Sering mondar- mandir, memukulkan tangan

Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi

Kewaspadaan dan ketegangan meningkat

Sering berkemih sakit kepala,pola tidur berubahnyeri punggung

Berat (3+) Ketegangan otot berat Suara berubah

Hiperventilasi Kontak mata buruk Pengeluaran keringat meningkat

Bicara cepat, nada suara tinggi Tindakan tanpa tujuan dan serampangan Meremas tangan dan gemetar

(12)

2.7 Strategi Mengatasi Kecemasan

Menurut Christiane & Aileen (2013) ada tiga strategi kecemasan, yaitu: a. Strategi Kognisi: berfokus pada pikiran individu untuk merurunkan

perasaan cemas yang sedang dirasakan, dengan cara mencari pikiran alternatif dengan penejelasan yang tidak mengancam terhadap khekhawatiran individu.

b. Strategi Perilaku: berfokus pada perilaku individu, seperti perilaku menghindar untuk membantu penurunan kecemasan.

c. Strategi Fisiologis: belajar untuk meredakan sensasi fisik dari pikiran yang cemas, ketika kecemasan tingkat tinggi mengganggu kemampuan seseorang untuk mnghadapi situasi yang sulit, seseorang dapat melakukan tekhnik relaksasi dan pengaturan nafas untuk penurunan kecemasan. 2.8Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa dalam

Mengerjakan Skripsi

Menurut Sarason dkk (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah:

a. Keyakinan diri: individu yang memiliki kepercayaan diri yang lebih besar akan mengurangi kecemasan.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan analisis bivariat dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran dosen pembimbing dengan tingkat kecemasan

Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah perasaan khawatir yang dialami seseorang ketika memasuki dunia kerja Biasanya kecemasan ini dialami bagi mereka yang baru saja

(p>0,05), maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara kemampuan pengaturan waktu belajar dengan kecemasan menghadapi UAN ditolak dengan kata lain tidak

Bila individu percaya bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi dalam hidupnya, maka individu tersebut akan merasa semakin

Stres yang baik terjadi jika setiap stimulus mempunyai arti sebagai hal yang memberikan pelajaran bagi kita, betapa suatu hal yang dirasakan seseorang memberikan arti

Hubungan Lingkungan Belajar Klinik dengan Tingkat kecemasan Mahasiswa pada program pendidikan NERS.. Metodologi

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara religiusitas dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir ilmu keperawatan menghadapi skripsi di STIKES

Ada hubungan peran dosen pembimbing skripsi dan tingkat kecemasan mahasiawa keperawatan dalam menghadapi tugas akhir Skripsi di Universitas Esa Unggul Analisis data statistik dengan uji