• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui pada masa pembangunan ini pemerintah Indonesia

telah melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup bagi seluruh

rakyatnya. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil

dan makmur, yang merata material dan spritual berdasarkan Pancasila. Usaha-usaha

tersebut terlihat jelas dengan dicantumkannya pasal-pasal berkaitan dengan

demokrasi ekonomi pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 , yakni Pasal 27, 33, dan 34.

Dalam rangka mengembangkan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah

(UMKM) , Pemerintah juga telah menciptakan berbagai fasilitas mulai dari

perkreditan sampai dengan upaya memecahkan masalah pemasaran dan

penyediaan bahan baku. Pemerintah juga telah menciptakan beberapa peraturan

dalam upaya meningkatkan usaha kecil, antara lain, Undang-Undang No. 9 Tahun

1995 tentang Usaha Kecil, Keputusan Presiden No. 99 Tahun 1998 dan

Undang-Undang tentang UMKM yaitu Undang Undang No. 10 Tahun 2008

(2)

Usaha Menengah, Usaha Besar, Dunia Usaha, Pengembangan Usaha Pemerintah,

Penjaminan, Kemitraan.

Adanya keterbatasan modal dalam dunia usaha kecil mengakibatkan

terbatasnya pendapatan, hal ini tentunya dapat menghambat pelaku usaha kecil

untuk memupuk dan mengendalikan modalnya. Faktor inilah yang seringkali

memicu tumbuhkembangnya pinjaman kredit.

Perjanjian kredit itu sendiri merupakan perjanjian antara penerima

dengan pemberi kredit yang memuat ketentuan-ketentuan mengenai jumlah dan

cara mengangsur kredit, tujuan penggunaan kredit, jangka waktu kredit, jenis dan

peningkatan jaminan kredit, cara penarikan kredit, suku bunga dan sebagainya.1

Menurut kenyataan “kredit” sudah merupakan kualitas yang hidup

sehari-hari dalam masyarakat luas. Khususnya dalam iklim pembangunan ekonomi

yang sudah menjadi garis politik pemerintah, perkreditan bukan lagi merupakan

masalah teknis perbankan semata-mata. Kegiatan aktif fungsi bank kini harus Menurut Pasal 1 angka 12 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dijelaskan

bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga,

imbalan, atau pembagian keuntungan.

1

(3)

benar-benar dijiwai oleh ideologi yang hidup karena perkreditan harus ditujukan

kepada sasaran kesejahteraaan rakyat.2

Alam pikiran peminta kredit, pemberi kredit, maksud dan tujuan serta

penggunaan kredit, kondisi, dan situasi pada waktu kredit diberikan dan

jangka waktu kelonggaran pemakaian kredit serta pengangsurannya mempunyai

hubungan yang sangat erat dengan iklim dunia usaha perekonomian negara pada

umumnya.3

Dari gambar singkat di atas, dapat disebutkan dan disimpulkan bahwa ada

beberapa unsur dalam suatu pemberian kredit :4

1. Ada pihak yang bersedia dan mempunyai kelebihan uang/dana/barang/jasa

serta menawarkan kelebihan uang/dana/barang/jasa tersebut sesuai syarat-syarat yang ditentukan. Pihak ini disebut “kreditur” atau “pemberi kredit”.

2. Ada pihak yang membutuhkan dana dan mengajukan permohonan untuk

memperoleh uang/dana/barang/jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang diinginkannya. Pihak ini disebut “debitur” atau “penerima kredit. Pemberi kredit biasanya dalam keadaan/posisi yang lebih kuat sehingga lebih memperhatikan dan memperhitungkan unsur :

a. Kepercayaan

Ia harus mempunyai keyakinan dan kepercayaan bahwa kelebihan dana/uang/barang/jasa yang akan diberikannya akan kembali menghasilkan (berupa bunga kredit).

b. Prestasi

Ia mau memberikan prestasi dalam bentuk uang/dan/barang/jasa apabila mempunyai keyakinan bahwa prestasi itu akan dapat diperolehnya kembali.

c. Waktu

Pemberian kelebihan dana/uang/barang/jasa kepada pihak lain akan dikembalikan pada saat/waktu yang telah disepakati bersama/ditentukan.

d. Risiko

Ada perbedaan waktu antara penerimaan dana/uang/barang/jasa dengan

saat pengembaliannya sehingga hal ini membawa resiko baginya. Apabila resiko yang dihadapi sekecil-kecilnya barulah ia akan memberikan

kelebihan dana/uang/barang/jasa tersebut kepada penerimanya.

(4)

Untuk mendukung, memperlancar, dan memperkecil risiko dari penyaluran

kredit ini tentunya dibutuhkan adanya suatu lembaga asuransi. Lembaga asuransi

ini dikenal dengan nama asuransi kredit bank. Asuransi kredit bank merupakan

salah satu layanan jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi sebagai lembaga

keuangan yang menjembatani sektor rill dan sektor financial guna meningkatkan

kepercayaan perbankan dalam kebijakan kreditnya.5

Dalam praktek, setiap kontrak yang dilakukan oleh konsumen baik itu

konsumen perumahan, konsumen perbankan, konsumen leasing, konsumen jual-beli

kendaraan bermotor selalu dicantumkan mengenai pasal berisikan klausula

asuransi.

Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah tidak adanya titik temu

antara sektor rill dan perbankan. Pengusaha seringkali mengalami masalah

berupa proyek yang tidak bankable menurut bank maupun agunan yang tidak

memadai, bank juga keahlian potensi penyaluran kredit karena khawatir akan

profil risiko.

Salah satu upaya hukum adalah dengan membuat klausul asuransi di

dalam perjanjiannya. Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan non bank

biasanya bekerjasama dengan lembaga bisnis lainnya, seperti perusahaan leasing,

perbankan, perusahaan jual beli kredit kendaraan, perusahaan real estate dan

lain-lain.

6

Tindakan menambahkan klausul asuransi dalam perjanjian kredit adalah

untuk menghindari kerugian yang mungkin akan diderita oleh kreditur.

5Ibid

., hal. 7

6Ibid.,

(5)

Misalnya saja debitur meninggal dunia sehingga tidak dapat lagi melunasi

kreditnya. Untuk menghindari kerugian inilah, bank selaku pemberi kredit

mengalihkan risikonya kepada pihak perusahaan asuransi.

Di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

dikenal beberapa perusahaan asuransi yaitu perusahaan asuransi kerugian,

perusahaan asuransi jiwa dan perusahaan reasuransi. Perusahaan asuransi kerugian

adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas

kerugian, kehilangan manfaat tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga,

yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.7

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peranan perusahaan asuransi

sangat berpengaruh kepada setiap masalah yang dialami perbankan, sebagai contoh

pada kredit macet.

Dengan pengalihan risiko atas

kerugian ini, kreditur tidak perlu takut dalam memberikan pinjaman kredit.

Namun hal ini bukan berarti kreditur dapat memberikan pinjaman kredit

secara sembarang. Ada hal-hal yang masih harus diperhatikan sebelum kreditur

memberikan pinjaman kredit.

8

Pelaksanaan prinsip kehati-hatian ini merupakan salah satu cara yang

paling efektif untuk menekan terjadinya kredit macet, di samping sistem/pola

penanganan yang sudah dimiliki/disiapkan sendiri (kebijakan internal) masing-masing

8

(6)

bank. Dalam menanggulangi kredit macet, bank juga dibantu dengan adanya

asuransi kredit. 9

Perusahaan asuransi adalah suatu lembaga yang sengaja dirancang dan

dibentuk sebagai lembaga pengambilalih dan penerima resiko. Dengan demikian,

perusahaan asuransi pada dasarnya menawarkan jasa proteksi sebagai bentuk

produknya kepada masyarakat yang membutuhkan, dan selanjutnya diharapkan

akan menjadi nasabahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan asuransi

akan mengajak setiap pihak untuk bergabung ataupun bekerjasama untuk menghadapi

kemungkinan-kemungkinan kerugian yang mungkin terjadi yang biasanya tidak

disadari dan tidak siap dihadapi.

Asuransi kredit menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dalam

rentang tahun 1996 sampai dengan tahun 2011, khususnya dalam aspek

penyaluran pembiayaan usaha kecil.

10

Ada beberapa obyek yang dapat diasuransikan dalam suatu perjanjian

kredit antara lain, asuransi jiwa debitur, asuransi terhadap barang jaminan (agunan)

atas resiko kehilangan barang, musnah karena terbakar, dan resiko tidak Secara spesifik masing-masing perusahaan asuransi memiliki peran dan

tujuan operasional yang khas untuk mencapai sasarannya. Dengan demikian,

suatu perusahaan asuransi dirancang dan diatur sedemikian rupa agar dapat

melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pengambilalih dan penerima resiko

(7)

terbayarnya hutang oleh debitur, sehingga untuk itu perlu dilakukan penutupan

asuransi yang disyaratkan dalam satu pasal pada perjanjian kredit sehingga

keamanan bagi bank diperlukan, karena dana yang disimpan pada bank perlu

dilindungi, sebab bila bank tidak memperhatikan keamanan dana masyarakat

tersebut, maka akan mempersulit pihak bank sendiri yaitu akan mengurangi

kepercayaan masyarakat dalam menanamkan dananya pada pihak bank.

Selain itu keberadaan bank yang ada di lingkungan masyarakat,

didirikan dengan tujuan selain untuk mencari keuntungan juga diharapkan

dapat membantu mengembangkan usaha kecil menengah untuk meningkatkan

pendapatan bagi usaha kecil menengah dengan menyediakan kredit. Apabila terjadi

resiko kepentingan kreditur tetap terlindungi.11

11

R. Ali Rido, 1992 Hukum Dagang Tentang Prinsip dan Fungsi Asuransi Dalam Lembaga Keuangan, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan Modal Ventura dan Asuransi Haji,

Citra Aditya Bakti, Bandung, ha1. 47

Keamanan bagi bank diperlukan, karena dana yang disimpan pada

bank perlu dilindungi, sebab bila bank tidak memperhatikan keamanan dana

masyarakat tersebut, maka akan mempersulit pihak bank sendiri yaitu akan

mengurangi kepercayaan masyarakat dalam menanamkan dananya pada

pihak bank. Selain itu keberadaan bank yang ada di lingkungan masyarakat,

didirikan dengan tujuan selain untuk mencari keuntungan juga diharapkan

dapat membantu mengembangkan usaha kecil menengah untuk meningkatkan

(8)

Dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis

dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi

Kredit Macet Pada BRI Unit Laucimba Cabang Kabanjahe.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus

diselesaikan oleh peneliti dalam penelitian. Dengan adanya rumusan masalah

maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga

tidak mengarah pada hal-hal di luar permasalahan.

Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kriteria kredit yang dapat dijamin oleh Perusahaan Asuransi

Kredit?

2. Apakah kelebihan dan kekurangan berasuransi kredit dalam mengatasi

kredit macet?

3. Bagaimana peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet pada

BRI Unit Laucimba Kabanjahe?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui kriteria kredit yang dapat dijamin oleh Perusahaan

Asuransi Kredit

b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan berasuransi kredit dalam

(9)

c. Untuk mengetahui peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet

pada BRI Unit Laucimba Kabanjahe

2. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat Penulisan skripsi yang akan penulis lakukan adalah :

a. Secara Teoritis

Manfaat penulisan secara teoritis merupakan suatu Secara teoretis

diharapkan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan dan wawasan serta tujuan bagi kalangan akademis yang

mempunyai kegunaan sebagai pembelajaran kita terhadap pengetahuan

bagaimana itu peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet.

b. Secara Praktis

1) Manfaat penelitian yang bersifat praktis hasil penelitian ini

diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi kalangan

akademisi, praktisi maupun masyarakat umumnya serta dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian

di bidang yang sama.

2) Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan tentang

pengetahuan dan pemahaman hukum kredit macet pada pemberian

asuransi kredit.

D. Metode Penelitian

Dalam hal ini, apa yang dikemukakan dalam tulisan ini merupakan

(10)

diaktualisasikan melalui kepustakaan. Maka haruslah menggunakan metode

penulisan yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang

digunakan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan

dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Dengan demikian,

penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian hukum normatif yaitu

penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari

bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama

dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum

serta menggunakan jenis penelitian yuridis empiris yaitu penelitian yang

menunjukkan lapangan atau kancah adalah tempat para peneliti untuk

mendapatkan data primer. Peneliti tidak seyogianya tidak hanya mencukupkan

data sekunder yang telah diperoleh dari kepustakaan. Kelengkapan data sangat

menentukan hasil yang diperoleh.12

2. Data dan Sumber Data

Adapun metode penelitian lapangan

(yuridis empiris) penulis lakukan dengan metode wawancara yaitu melakukan

wawancara langsung dengan salah satu Pjs Kepala BRI Unit Laucimba

Cabang Kabanjahe untuk mendapat informasi yang benar.

Dalam menyusun skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah

bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Bahan-bahan primer yaitu bahan

12

(11)

hukum yang terdiri dari Peraturan Perundang-undangan di bidang hukum

yang mengikat antara lain Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Usaha Perasuransian. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya

para ahli hukum berupa buku-buku, pendapat-pendapat para sarjana yang

berhubungan dengan skripsi ini. Bahan hukum tersier atau bahan hukum

penunjang, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan

bermakna bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yaitu

kamus hukum dan lain-lain.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.

Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library reseach). Penelitian yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka

yang lebih dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau

bahan rujukan bidang hukum. Metode library reseach adalah mempelajari

sumber-sumber atau bahan-bahan.

Serta melakukan proses wawancara kepada pihak yang terkait dalam proses

penulisan, dengan melakukan riset yang berupa tanya jawab.

4. Analisa Data

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe yang

bersifat kualitatif dimana menurut Halim Malik data ini adalah data yang

(12)

berupa kata-kata. Data ini biasanya didapat dari wawancara dan bersifat

subjektif sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda.

Data kualitatif dapat diberi dalam bentuk ordinal atau rangking (skala yang

diurutkan dari jenjang terendah atau sebaliknya).13

a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti.

Analisa data dilakukan dengan :

b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian.

c. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau doktrin.

d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin

yang ada.

e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif.14

Serta sebagai tambahan untuk mengumpulkan data, saya melakukan wawancara.

Wawancara merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan

tanya jawab secara mendalam dengan sumber data primer, yaitu pihak-pihak

yang berkompeten. Jenis wawancara yang akan dipergunakan penulis dalam

penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara yang

dilakukan dengan mempersiapkan pokok-pokok permasalahan terlebih dahulu

yang kemudian dikembangkan dalam wawancara. Kemudian responden akan

menjawab secara bebas sesuai dengan permasalahan yang diajukan sehingga

kebekuan atau kekakuan proses wawancara dapat terkontrol.

E. Keaslian Penulisan

13

Penelitian kualitatif.http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/

diakses pada tanggal 23 Oktober 2012

14

(13)

Berdasarkan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Sumatera Utara

judul skripsi berjudul “Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet

Pada BRI Unit Laucimba Cabang Kabanjahe” belum pernah diajukan dan ditulis

oleh orang lain. Dengan demikian, maka penulisan skripsi ini adalah asli dan

dapat dipertanggungjawabkan.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa

sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB I (Pendahuluan), berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, sistematika

penulisan.

BAB II (Tinjauan Umum Perjanjian Asuransi), tinjauan umum perjanjian

asuransi berisi pengertian dan persyaratan perjanjian asuransi, tujuan asuransi

dan polis, prinsip-prinsip dalam perjanjian asuransi, pengertian dan jenis-jenis

asuransi kredit,asuransi kredit sebagai asuransi jiwa, PT. Askrindo sebagai

lembaga asuransi kredit di Indonesia.

BAB III (Kredit Macet Pada Bank), berisi tentang kredit macet pada

bank dan pemberian kredit usaha, faktor-faktor penyebab timbulnya kredit macet,

(14)

BAB IV (Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet),

berisi tentang bagaimana prosedur pemberian kredit, kriteria umum usaha yang

dapat dijamin oleh asuransi kredit, kelebihan dan kekurangan asuransi kredit,

peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet.

BAB V (Kesimpulan dan Saran), sebagai bab penutup yang merupakan

inti dari seluruh isi dan sekaligus akan ditambah dengan berberapa saran yang

Referensi

Dokumen terkait

Joomla adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat memudahkan programer dalam membuat website.. Joomla merupakan aplikasi yang menganut Content Management

pengukuran berat jenis sementasi limbah benton it baik untuk benton it alam ataupun benton it yang diaktitkan, temyata semakin besar perbandingan berat bentonit

Arends (2004) mengemukakan bahwa metode problem-based learning memiliki lima langkah, yaitu: (1) guru mendefinisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yang

berpenetrasi ke dalam daging ikan dengan perlakuan perendaman pada konsentrasi asap cair yang berbeda sehingga diharapkan dapat melekatkan partikel-partikel asap

Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang Merupakan salah satu

Dari hasil pengujian daya hambat TETH pada oksidasi asam lemak, diduga bahwa TETH merupakan antioksidan primer yang mampu memutus rantai radikal-radikal peroksil

Jadi, karena dosa telah berkembang dan menjadi pusat dari kelakuan manusia, Allah pun menyatakan bahwa Ia menyesal telah menjadikan manusia, ciptaan tertinggi