• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendidikan Remaja-Pemuda GKJTU Ditinjau dari Perspektif Fondasi Pendidikan Kristen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendidikan Remaja-Pemuda GKJTU Ditinjau dari Perspektif Fondasi Pendidikan Kristen"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

76

BAB III

TEMUAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab III ini akan membahas temuan hasil penelitian tentang

Pendidikan Remaja-Pemuda GKJTU. Sebelum penulis mengemukakan temuan

hasil penelitian tersebut, terlebih dahulu akan diuraikan gambaran umum

GKJTU.

III.1 Gambaran Umum Gereja Kristen Jawa Tengah Utara ( GKJTU )

GKJTU merupakan salah satu gereja yang usianya cukup tua. GKJTU

mengawali pelayanan pada tahun 1853 di desa Simo daerah Boyolali.

Pelayanan GKJTU terus berkembang, meskipun menghadapi banyak

tantangan. Jumlah warga Jemaatnya pun mengalami pasang surut sejak berdiri

sampai sekarang.

Pada saat penulis melakukan penelitian, GKJTU tersebar di 9 wilayah

Klasis, terdiri dari 62 jemaat. Dari 62 jemaat tersebut, GKJTU hanya

mempunyai 35 Pendeta, 5 Vikaris dan 10 Guru Injil. 1 Menurut data yang

penulis peroleh, warga Jemaat GKJTU secara keseluruhan berjumlah 20.000

orang.2

(2)

77 III.2 Strategi Pelayanan GKJTU

GKJTU membuat rencana strategi (Renstra) pelayanan yang disusun

oleh Panitia Renstra tahun 2013 – 2018 pasca sidang Sinode XXVIII. Dalam

Renstra tersebut, dimuat visi GKJTU tahun 2013 – 2018 :

“Menjadi Gereja yang semakin Missioner, Teguh dalam Identitas Iman, Kuat

dalam Persekutuan, Mandiri dalam Daya dan Dana serta peduli terhadap persoalan Masyarakat, Bangsa dan Negara”.3

Untuk mencapai Visi tersebut, GKJTU menetapkan misi sebagai berikut :

1. Melaksanakan misi seutuhnya berdasarkan konsep Misi Integral.

2. Memperkuat identitas GKJTU dalam hal pengajaran spiritualitas yang bercorak Calvinis, pietis dan kontekstual

3. Memperkuat ikatan persekutuan GKJTU pada aras Jemaat, Klasis dan Sinode.

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan berbagai pelatihan.

5. Meningkatkan kesadaran dan peran serta jemaat dalam mewujudkan kemandirian dana di aras Klasis dan Sinode.

6. Meningkatkan peran serta Jemaat, Klasis dan Sinode dalam ikut mengatasi berbagai persoalan yang ada di masyarakat, bangsa dan Negara.4

III.3 Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian tentang Pendidikan Remaja-Pemuda GKJTU, dipilih

tiga jemaat yang tersebar di tiga Klasis, yaitu daerah pedesaan, yang berada di

antara pedesaan dan perkotaan serta daerah perkotaan. Ketiga Jemaat tersebut

(3)

78 adalah :1) GKJTU Jemaat Bukit Hermon Kopeng yang mewakili gereja

pedesaan dan berada di area GKJTU Klasis Kopeng. 2) GKJTU Bendosari yang

mewakili gereja yang berada diantara pedesaan dan perkotaan yang berada di

area GKJTU Klasis Bendosari 3) GKJTU Jemaat Wonorejo yang mewakili

gereja yang berada di wilayah klasis perkotaan, yakni GKJTU Klasis Salatiga.

Penelitian dilakukan melalui pengurus seksi pelayanan kategorial

remaja-pemuda di tiga jemaat, Majelis Jemaat, Majelis Pekerja Harian(MPH)

Klasis dan Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode. Hal tersebut dilakukan

supaya peneliti mendapatkan data dari berbagai pihak dan mendapatkan data

yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.

III.4. Pendidikan Remaja-Pemuda GKJTU

Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menemukan banyak masalah

yang terjadi. Namun penulis hanya berkonsentrasi pada masalah Pendidikan

Remaja-Pemuda saja. Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa

pendidikan remaja-pemuda Kristen harus mendapatkan perhatian serius,

dilakukan dengan sistematik dan meliputi semua aspek kehidupan. Dengan

demikian pertumbuhan remaja – pemuda akan seimbang dan menyeluruh.

III.4.1 Program Pendidikan Remaja - Pemuda GKJTU

Dalam melakukan penelitian tentang Pendidikan Remaja-Pemuda

(4)

79 melakukan observasi dan melakukan studi dokumentasi. Informan yang penulis

gunakan sebagai sumber data adalah Pengurus Remaja - Pemuda GKJTU

Jemaat Bukit Hermon Kopeng, Pengurus Remaja-Pemuda GKJTU Jemaat

Bendosari dan Pengurus Remaja-Pemuda GKJTU Jemaat Wonorejo. Selain

itu, penulis juga mengadakan wawancara dengan MPH GKJTU Klasis Kopeng,

MPH GKJTU Klasis Bendosari dan MPH GKJTU Klasis Salatiga. Untuk

mendapatkan informasi yang lebih komplit, penulis juga mengadakan

wawancara dengan MPH GKJTU dan Badan Pembantu Bidang Kategorial yang

didalamnya termasuk remaja dan pemuda.

Selain wawancara, penulis juga mengamati secara langsung salah satu

kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh remaja-pemuda GKJTU di tiga jemaat

yang tersebut di atas. Sedangkan studi dokumentasi, penulis lakukan melalui

catatan-cacatan yang ada di Jemaat, Klasis dan Sinode. Dokumen yang penulis

teliti khusus dokumen yang berhubungan dengan Pendidikan Remaja–Pemuda.

Pdt.Ason sebagai Pelaksana program Kategorial di tingkat Sinode,

mengatakan bahwa, dalam dua tahun selama beliau melaksanakan tugas di

bidang ini, tidak ada kegiatan khusus untuk remaja-pemuda tingkat Sinodal.

(5)

80 untuk remaja–pemuda juga tidak ada. Sampai saat ini, juga belum ada agenda

terdekat untuk kegiatan remaja-pemuda.5

Penatua Sur, selaku Majelis Pekerja Harian Klasis ( MPH Klasis) pada

saat diwawancarai, mengatakan bahwa pendidikan remaja-pemuda di wilayah

Klasisnya tidak berjalan dengan baik. Beberapa tahun terakhir, setidaknya dua

tahun sejak beliau menjadi MPH Klasis, kegiatan remaja-pemuda tidak

berjalan. Mereka memiliki rancangan tetapi tidak terlaksana. Tentang panduan

pendidikan remaja-pemuda di klasisnya, beliau mengatakan bahwa belum

pernah ada panduan khusus untuk mendidik remaja-pemuda. Semua berjalan

sendiri, dipimpin oleh pemuda yang dianggap lebih dewasa dan mereka

mencari materi sendiri. Beliau juga menyatakan bahwa MPH Klasis belum

berperan untuk mendidik remaja-pemuda jemaat-jemaat di wilayah Klasisnya.

Harapannya, remaja-pemuda GKJTU memiliki panduan khusus untuk

mendidik mereka, supaya arah pendidikan mereka jelas.6

Pdt.Asih, sebagai anggota Majelis Pekerja Harian Klasis bidang Remaja

– Pemuda menyatakan bahwa dirinya belum pernah menyusun panduan untuk

mendidik remaja dan pemuda. Beliau mengatakan bahwa remaja – pemuda

5 Pdt.Ason (bukan nama sebenarnya)pelaksana program kategorial tingkat sinode:wawancara:26

Agustus 2016 pkl.10.00 WIB di Salatiga

6 Penatua Sur (bukan nama sebenarnya)anggota MPH Klasis:wawancara Desember 2016:pkl.10.20

(6)

81 dididik oleh jemaat sesuai dengan kemampuan Pendeta dan majelis jemaat serta

kreatifitas kaum remaja dan pemuda di jemaat. Menurut beliau, klasis belum

pernah menerima panduan pendidikan remaja-pemuda, selain Katekismus

Heidelberg yang diajarkan kepada katekisan sebelum mereka di sidi atau di

babtis. Beliau juga mengatakan bahwa pemantauan terhadap remaja – pemuda

juga tidak pernah dilakukan oleh klasis sampai saat ini. Pdt. Asih juga

menyatakan bahwa pendidikan yang dilakukan oleh jemaat terhadap

remaja-pemuda hanya Pemahaman Alkitab dan merayakan hari besar Kristiani. Peran

Klasis hanya membantu ketika remaja-pemuda akan mengadakan perayaan hari

besar.7

Pdt. Aji, dari MPH Klasis yang berbeda, mengatakan bahwa pendidikan

pemuda di serahkan kepada jemaat. Menurutnya, pendidikan

remaja-pemuda di jemaat dilaksanakan oleh Majelis dan Pendeta jemaat setempat,

sesuai dengan situasi dan kondisi gereja setempat. Klasis juga tidak pernah

melakukan evaluasi atau monitoring tentang kegiatan-kegiatan tersebut, kecuali

dalam sidang MPL Klasis atau sidang Klasis. Dinyatakan juga, bahwa Klasis

belum pernah membuat panduan atau kurikulum untuk remaja–pemuda dan

belum pernah menerima panduan dari Sinode. Dalam wawancara ini, beliau

juga menyatakan bahwa panduan ini sangat penting, supaya pendidikan

7 Pdt.Asih(bukan nama sebenarnya) MPH Klasis Bidang Remaja-Pemuda:wawancara 18 Agustus

(7)

82 remaja-pemuda dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan visi dan misi

GKJTU.8

Informan kunci berikutnya yang di wawancara adalah Majelis Jemaat.

Ibu Tata seorang Majelis di salah satu jemaat yang diteliti, menyatakan bahwa

remaja dan pemuda di gerejanya, mengadakan kegiatan sendiri. Kegiatan rutin

yang mereka lakukan adalah Pemahaman Alkitab. Kegiatan lain adalah Hari

Raya Paskah dan Natal. Mereka merancang sendiri dan melaksanakan sendiri.

Dalam pelaksanaannya, Majelis datang untuk memberikan dukungan. Ketika di

tanya tentang besarnya anggaran Gereja yang dipakai khusus untuk kegiatan

remaja-pemuda, beliau mengatakan bahwa tidak ada anggaran khusus buat

remaja-pemuda, namun pada saat remaja-pemuda membutuhkan dan Majelis

mempunyai dana, mereka akan memberikan. Ibu Tata juga menyampaikan

harapannya, agar GKJTU menerbitkan buku pedoman untuk pendidikan

remaja-pemuda.9

Ibu Susi sebagai Majelis gereja menyatakan bahwa Remaja-Pemuda di

gereja ini menjalankan programnya sendiri. Mereka menyusun program sendiri,

disetujui oleh Majelis dan dilaksanakan sendiri. Program yang diajukan kepada

8 Pdt.Aji(bukan mana sebenarnya)anggota MPH Klasis:wawancara 23 Desember 2016 :pkl.13.00IB di

Getas

9 Ibu Tata(bukan nama sebenarnya) seorang majelis jemaat: wawancara 24 Desember 2016 :pkl.17.00

(8)

83 Majelis, biasanya hanya program Pemahaman Alkitab dan Perayaan Hari Besar

Kristen. Dalam berbagai kegiatan, Majelis hanya datang untuk menghadiri

kegiatan-kegiatan tersebut. Untuk Pemahaman Alkitab, Majelis hanya datang

pada saat memimpin saja. Berbicara tentang biaya kegiatan remaja-pemuda, ibu

Susi mengatakan bahwa remaja-pemuda membiayai sendiri kegiatan yang

mereka lakukan. Ibu Susi menyampaikan harapannya, agar GKJTU

memberikan pedoman unruk Pemahaman Alkitab untuk remaja-pemuda,

supaya mereka tidak mengalami kesulitan mencari materi yang sesuai.10

Bapak Eri, seorang Majelis bidang pemuda di gerejanya mengatakan

bahwa, sampai akhir tahun 2016, gereja ini tidak pernah memiliki panduan

pendidikan untuk remaja-pemuda. Remaja-pemuda melakukan kegiatan

sendiri, memilih materinya sendiri dan memimpin kegiatannya sendiri.

Kegiatan yang dilakukan hanya Pemahaman Alkitab yang dilaksanakan setiap

hari Sabtu, 2 minggu sekali. Meskipun demikian sering kosong. Beliau juga

memberikan keterangan bahwa; Remaja-pemuda membiayai kegiatan mereka

sendiri dan memperoleh dana dari usaha mereka sendiri. Bapak Eri, juga

menyampaikan bahwa untuk mendidik remaja-pemuda dengan benar, mereka

10 Ibu Susi (bukan nama sebenarnya) seorang majelis jemaat:wawancara 26 Nopember 2016

(9)

84 membutuhkan semacam buku pegangan untuk remaja-pemuda, agar mereka

memperoleh pemahaman yang benar tentang firman Tuhan.11

Selain mengadakan wawancara dengan MPH Sinode, MPH Klasis dan

Majelis Jemaat, penulis juga mengadakan wawancara dengan pengurus

Remaja-Pemuda di 3 gereja yang menjadi subjek penelitian. Dari hasil

wawancara ini diperoleh data yang mendukung hasil penelitian.

Ning, sebagai Ketua Remaja-Pemuda di salah satu gereja yang menjadi

subjek penelitian, mengatakan bahwa pengurus remaja–pemuda sering

mengalami kebingungan karena tidak memiliki buku pegangan untuk

Pemahaman Alkitab. Salah satu keterangan yang diberikan, sering terjadi

persekutuan remaja-pemuda hanya pujian dan doa, karena tidak ada yang siap

untuk menyampaikan Firman Tuhan. Hal ini sering membuat remaja-pemuda

menjadi kecewa, karena mereka sudah menyediakan waktu, tetapi tidak

mendapatkan berkat rokhani. Beliau juga mengatakan bahwa kehadiran majelis

dalam Pemahaman Alkitab, hanya pada saat memimpin saja. Ketika penulis

meminta informasi tentang sejarah gerejanya, disampaikan bahwa

remaja-pemuda belum pernah diberi informasi tentang sejarah gereja mereka. Saat

ditanya tentang biaya kegiatan pemuda, dijelaskan bahwa

remaja-pemuda mengupayakan sendiri dana yang dibutuhkan untuk kegiatan mereka.

11 Bapak Eri(bukan nama sebenarnya) seorang majelis jemaat:wawancara 27 Nopember 2016

(10)

85 Jika ada kekurangan mereka mengajukan permohonan bantuan kepada majelis

jemaat dan akan dibantu, jika kas jemaat memungkinkan. Dalam penelitian ini,

penulis juga mendapatkan informasi bahwa hubungan remaja-pemuda gereja

memiliki hubungan yang sangat baik dengan masyarakat sekitar, khususnya

remaja-pemuda yang beragama lain.12

Jos, ketua remaja-pemuda salah satu gereja yang penulis teliti

mengatakan bahwa remaja–pemuda merancang kegiatan sendiri,

melakukannya sendiri dan mencari nara sumber sendiri. Keterlibatan Majelis

gereja dalam proses pendidikan remaja-pemuda hanya mengesahkan program

saja. Remaja–Pemuda membuat kegiatan 2 kali dalam satu bulan, dalam bentuk

Pemahaman Alkitab. Kegiatan lain yang dilakukan adalah Perayaan Hari Besar

Kristen. Pendeta / majelis akan datang dalam kegiatan Pemahaman Alkitab jika

mereka memimpin saja. Remaja-Pemuda juga mengupayakan sendiri dana

yang dibutuhkan dalam kegiatan mereka. Jika Remaja-Pemuda kekurangan

dana, mereka akan meminta dari Majelis / Kas Jemaat dalam jumlah yang tidak

terlalu besar. Dalam penelitian ini, penulis juga mendapatkan informasi bahwa

remaja-pemuda juga terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan,

12 Ning (bukan nama sebenarnya)seorang ketua pemuda: wawancara: 28 Juli 2017:pkl.11.00 WIB di

(11)

86 misalnya Peringatan ulang tahun desa, ulang tahun kemerdekaan Republik

Indonesia dan kegiatan lain yang diadakan oleh desa.13

Yuyu, pengurus Remaja-Pemuda di gereja yang lain, menyatakan

bahwa remaja-pemuda di gerejanya, sering menghadapi kesulitan saat

mengadakan Pemahaman Alkitab, karena mereka tidak mempunyai pedoman

untuk melakukan Pemahaman Alkitab. Kondisi ini membuat remaja-pemuda

mereka kurang tertarik pada kegiatan yang mereka selenggarakan. Mereka

merasa tidak mendapatkan berkat yang bermakna dalam persekutuan yang

mereka ikuti. Mereka tidak hanya kesulitan dalam mendapatkan materi

Pemahaman Alkitab, tetapi juga kesulitan pada saat akan mengikuti

kegiatan-kegiatan klasis atau kegiatan-kegiatan oikumene, karena mereka tidak mempunyai dana

yang cukup untuk mengikuti kegiatan semacam itu. Kondisi tersebut membuat

minat anggotanya menurun dan kegiatan tidak berjalan lancar. Setiap tahun

mereka menyusun Program Kerja, namun sangat sedikit yang dapat

dilakukan.14

13

Jos(bukan nama sebenarnya) pengurus remaja-pemuda,wawancara 18 Agustus 2017:pkl.17.30 WIB

di Bendosari

(12)

87 III.4.2. Rangkuman.

Dari hasil penelitian yang telah penulis paparkan di atas, ada beberapa

masalah yang harus mendapat perhatian khusus dalam hal pendidikan

remaja-pemuda GKJTU. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Program Pendidikan Remaja-Pemuda GKJTU hanya dalam bentuk

Pemahaman Alkitab dan Perayaan Hari Besar.

2. Jadwal Pemahaman Alkitab sudah ada, tetapi materinya ditentukan oleh

pemimpin Pemahaman Alkitab sendiri.

3. Remaja-Pemuda memimpin dirinya sendiri.

4. Tidak ada pendampingan intensif atau pembinaan khusus kepada

Remaja-Pemuda oleh Pendeta, Majelis Jemaat, Klasis maupun Sinode.

5. Tidak ada buku tuntunan atau panduan untuk melakukan Pendidikan

Remaja –Pemuda.

6. Minimnya anggaran untuk pendidikan remaja-pemuda.

Menurut penulis, masalah-masalah tersebut menjadi bagian serius yang

harus segera diatasi oleh gereja, baik di tingkat jemaat, Klasis maupun Sinode.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran di kelas karena belajar lebih menyenangkan Skor pernyataan nomor 5 adalah 350 dengan kategori sangat baik, ini artinya bahwa metode pembelajaran yang diberikan

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu: 1. menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada

Meningkatkan pemberdayaan kader ( health cadres empowerment ) terkait peran aktif dalam upaya revitalisasi posyandu melalui: 1) Penyuluhan kepada kelompok sasaran terutama

Berbagai macam prospek pembangunan telah dilakukan dari Orde Lama, Orde Baru hingga masa Reforasi untuk terus mendorong kesejahtraan dan kemajuan bangsa kea rah yang lebih baik,

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

model meskipun penyanyi beroperasi keseluruhan tidak dapat memecahkan kekurangan yang terdapat model hearts capm, tapi model penyanyi adalah pertama dikembangkan untuk

Temuan penelitian menjelaskan tentang analisis data yang berhubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, yakni terdiri dari kemampuan siswa dalam menulis karangan

The checkers program Chinook has won the right to play a 40-game match for the World Checkers Championship against Dr.. This was earned by placing second,