• Tidak ada hasil yang ditemukan

jiptummpp gdl nurilzakiy 50487 2 babi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "jiptummpp gdl nurilzakiy 50487 2 babi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Merokok adalah salah satu permasalahan kesehatan dunia yang telah ada

sejak revolusi industri. Kebiasaan merokok dapat menimbulkan banyak masalah

kesehatan bagi perokok itu sendiri dan orang-orang disekitarnya, bahkan menjadi

faktor utama terbesar kematian seseorang. Rokok adalah salah satu olahan

tembakau dengan menggunakan bahan atau tanpa bahan tambahan yang

dimaksudkan untuk dibakar, dihisap, dan dihirup asapnya. Menurut Tohomi

(2014) rokok merupakan salah satu polutan berupa gas yang mengandung

berbagai bahan kimia antara lain nikotin, karbon monoksida, tar, dan eugenol

(dalam rokok kretek).

Seseorang yang telah kecanduan akan menganggap rokok sebagai sesuatu

yang dapat memberikan ketenangan bahkan menimbulkan sifat lebih egois. Sifat

tersebut dapat ditunjukkan dengan kebiasaan merokok di tempat umum dan

kendaraan umum. Kini rokok telah menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan

dalam kehidupan para konsumen. Rokok telah menjadi simbol kejantanan,

keberanian, dan kegagahan seseorang. Data World Healt Organization (WHO)

tahun 2012 menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah

perokok terbesar di dunia setelah China dan India (Asiking, 2016). Minimnya

sanksi, perokok di Indonesia relatif bebas merokok dimana saja. Inilah yang

(2)

Indonesia terdapat banyak industri rokok dan berkembang dengan pesat.

Jenis rokok yang diproduksi bermacam-macam, adapun jenis rokok yang beredar

di Indonesia dan banyak masyarakat yang mengonsumsinya yaitu rokok klembak,

rokok kretek, dan rokok putih. Rokok klembak merupakan rokok legendaris

Indonesia. Seiring dengan perkembangan industri rokok, keberadaan rokok

klembak sekarang ini sangat jarang dijumpai. Rokok klembak umumnya

dinikmati para orang tua karena aroma yang khas, akan tetapi cita rasa yang

dihasilkan dari bahan baku ini tidak disukai oleh kalangan muda. Rokok klembak

adalah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan

menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa serta aroma tertentu

(Salam (1983) dalam Purbasari, 2010).

Rokok kretek adalah rokok khas Indonesia yang berbahan dasar berupa

campuran tembakau dan cengkeh, sedangkan rokok putih merupakan rokok yang

telah dikenal dunia dan hanya berisi tembakau. Menurut Arta (2014) rokok putih

merupakan rokok yang hanya berisikan daun tembakau yang diberi saus untuk

mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, biasanya berisikan filter penyaring

pada bagian yang akan dihisap. Rokok putih dianggap oleh masyarakat sebagai

rokok yang lebih aman daripada rokok kretek dan rokok klembak. Karena tidak

adanya cengkeh, kandungan tar dan nikotin lebih rendah, serta terdapat filter di

ujung rokok yang dapat mengurangi kadar nikotin yang masuk ke dalam tubuh,

hal inilah yang mempengaruhi rokok putih terlihat lebih aman.

Rokok yang dibakar akan menghasilkan asap rokok. Asap rokok

(3)

bebas yang berbahaya bagi tubuh, terutama bagi perokok aktif maupun perokok

pasif. Radikal bebas menurut Khaira (2010) merupakan molekul yang relatif

tidak stabil dengan atom yang orbit terluarnya memiliki satu atau lebih elektron

yang tidak berpasangan. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa asap rokok

menyebabkan gangguan kesehatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),

lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit serta dapat mengenai

orang sehat yang bukan perokok. Asap rokok yang dihirup oleh manusia akan

berdampak pada organ pernapasan yaitu kerusakan jaringan paru-paru. Setiap

satu hirupan asap rokok akut mengandung 1017 molekul Reactive Oxygen Species

(ROS). ROS diproduksi secara endogen melalui pengaktifan sel-sel inflamasi

seperti neutrofil dan makrofag. Peningkatan yang berlebihan produksi ROS akibat

asap rokok akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif (Bashandy (2006) dalam

Umah, 2016). Stress Oksidatif yang disebabkan oleh asap rokok akan

menginduksi terjadinya respon inflamasi yang menyebabkan destruksi septum

alveolar paru (Nikki (2003) dalam Kirana,2009).

Terjadi peningkatan 8-isoprostan anggota dari kelas F2-isoprostan setelah

paparan asap rokok selama 15 menit (Monstuschi, 2000). F2-isoprostan salah satu

produk toksik dari peroksidasi lipid membran sel di dalam tubuh akibat kerja

radikal bebas (Yulnani, 2017). Isoprostan adalah senyawa yang menyerupai

prostaglandin yang disintesis oleh esterifikasi asam arakhidonat akibat dari reaksi

katalisasi radikal bebas non enzimatik in vivo, kadar 8-isoprostan bisa menjadi

gambaran peroksidasi lipid yang terjadi pada kondisi stres oksidatif. 8-isoprostan

(4)

Hidrogen peroksida dan nitrat meningkat setelah paparan asap rokok selama

30 menit (Balint, 2000). Hidrogen peroksida dapat mengawali terbentuknya

radikal bebas, hidrogen peroksida mampu menembus membran sel sehingga

apabila proteksi di luar sel sedikit atau menurun maka dengan adanya transisi

metal akan terbentuk radikal hidroksil. (Arief, 2002) menyatakan bahwa radikal

hidroksil inilah sangat reaktif, hampir semua molekul di dalam tubuh dapat

dirusak dan menjadi faktor penyebab utama terjadinya peroksidasi lipid dalam

tubuh. Peroksidasi lipid ini merupakan radikal yang terbentuk sewaktu degradasi

lemak. Terputusnya rantai asam lemak menjadi berbagai senyawa bersifat toksik

terhadap sel. Peroksidasi lipid dapat menyebabkan aktivasi proteinase dan

inaktivasi α1-AT (proteinase inhibitor) sehingga terjadi kerusakan dinding

alveolus. Berdasarkan paparan tersebut menunjukkan semakin lama paparan asap

rokok maka radikal bebas di dalam tubuh menumpuk yang memicu terjadinya

peroksidasi lipid dan jumlah antioksidan di dalam tubuh tidak seimbang, sehingga

menyebabkan terjadinya stress oksidatif dan menimbulkan berbagai penyakit

paru.

Rokok dan asap rokok ini bila terhirup membahayakan kesehatan tubuh

perokok aktif maupun pasif. Hal ini begitu penting dikaji dalam suatu

pembelajaran khususnya biologi. Pentingnya dikaji karena ada keterkaitan pada

materi biologi siswa SMA kelas XI materi struktur dan fungsi sel pada sistem

pernapasan. Proses pembelajaran saat ini menggunakan kurikulum 2013 yaitu

kurikulum terbaru yang menuntut siswa lebih aktif, dan berfikir kreatif. Sehingga

(5)

lebih optimal dan menyenangkan. Poster dipilih sebagai sumber belajar dalam

proses pembelajaran dikarenakan mampu memperbaiki suasana proses

pembelajaran yang selama ini siswa hanya berpatokan pada buku yang membuat

siswa kurang berpartisipasi dan kurang kreatif. Poster yang didesain semenarik

mungkin dengan mengombinasikan warna. Warna-warna yang digunakan kontras

dan kuat, pesan singkat, jelas, dan komunikatif ini mampu mempermudah siswa

untuk mengingat pesan atau informasi yang dimuat.

Sumber belajar biologi ini bertujuan memberikan informasi terkait

pengaruh dari asap berbagai jenis rokok (rokok klembak, rokok kretek, dan rokok

putih) dan lamanya paparan (10 menit, 20 menit, dan 30 menit) terhadap

gambaran mikroskopis dan makroskopis paru-paru mencit jantan (Mus

musculus). Pengamatan mikroskopik paru-paru dilakukan dengan menilai

destruksi septum alveolus, penebalan dinding alveolus, dan infiltrasi sel radang,

dan pengamatan makroskopik berupa warna paru-paru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah:

a. Adakah pengaruh asap berbagai jenis rokok terhadap gambaran

mikroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)?

b. Adakah pengaruh lamanya paparan asap rokok terhadap gambaran

mikroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)?

c. Adakah pengaruh asap berbagai jenis rokok terhadap gambaran

(6)

d. Adakah pengaruh lamanya paparan asap rokok terhadap gambaran

makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)?

e. Adakah interaksi antara asap berbagai jenis rokok dan lamanya paparan

dalam mempengaruhi gambaran mikroskopik paru-paru mencit jantan (Mus

musculus)?

f. Adakah interaksi antara asap berbagai jenis rokok dan lamanya paparan

dalam mempengaruhi gambaran makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus

musculus)?

g. Apakah hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar

biologi tingkat SMA kelas XI?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh asap berbagai jenis rokok terhadap gambaran

mikroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus).

b. Menganalisis pengaruh lamanya paparan asap rokok terhadap gambaran

mikroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus).

c. Menganalisis pengaruh asap berbagai jenis rokok terhadap gambaran

makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)?

d. Menganalisis pengaruh lamanya paparan asap rokok terhadap gambaran

makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus musculus)?

e. Menganalisis interaksi antara asap berbagai jenis rokok dan lamanya

paparan dalam mempengaruhi gambaran mikroskopik paru-paru mencit

(7)

f. Menganalisis interaksi antara asap berbagai jenis rokok dan lama paparan

dalam mempengaruhi gambaran makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus

musculus)

g. Memanfaatkan hasil penelitian sebagai bahan ajar biologi tingkat SMA

kelas XI materi struktur dan fungsi sel pada sistem pernapasan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi sekolah: Hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat

dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian SMA kelas XI pada

kompetensi dasar (KD) 4.8 Merencanakan, melaksanakan, dan menyajikan

hasil analisis data dari berbagai sumber (studi literatur, pengamatan,

percobaan, dan simulasi) mengenai pengaruh pencemaran udara emisi gas

buang kendaraan bermotor, asap rokok, kabut asap) dan kelainan pada

struktur serta fungsi jaringan organ pernapasan terhadap kesehatan

b. Manfaat bagi masyarakat: Memberikan informasi kepada masyarakat

tentang pengaruh asap rokok bagi kesehatan tubuh khususnya paru-paru

manusia dengan menggunakan hewan uji coba mencit jantan (Mus

musculus).

c. Manfaat peneliti: Sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian

selanjutnya dan memberikan sumbangan pengetahuan terkait dampak

paparan asap dari berbagai jenis rokok dan lamanya paparan terhadap

gambaran mikroskopik dan makroskopik paru-paru mencit jantan (Mus

musculus). Pengetahuan ini dapat sebagai terapan keilmuan pada matakuliah

(8)

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Asap rokok berasal dari pembakaran rokok kretek, rokok putih, dan rokok

klembak tanpa variasi merek

b. Lama paparan asap rokok pada mencit jantan (Mus muscullus) yaitu 10

menit, 20 menit, dan 30 menit di pagi hari, siang hari, dan sore hari selama

14 hari.

c. Hewan yang digunakan penelitian adalah mencit jantan dengan berat badan

± 50 gram yang berumur sekitar 6 bulan.

d. Pengamatan gambaran mikroskopik dilihat dari destruksi septum alveolus,

penebalan dinding alveolus alveolus, dan infiltrasi sel radang (PMN dan

MN)

e. Pengamatan morfologi dilihat berdasarkan warna paru-paru

f. Sumber belajar yang dibuat ditujukan untuk siswa tingkat SMA kelas XI

materi struktur dan fungsi sel pada sistem pernapasan.

1.6 Definisi Istilah

a. Asap Rokok

Asap rokok adalah salah satu sumber pencemaran udara dan karsinogenik

penyebab kanker. Selain itu asap rokok adalah aerosol heterogen yang dihasilkan

dari pembakaran tidak sempurna daun tembakau yang terdiri dari komponen gas,

volatil, dan partikel (Kirana, 2009). Dapat disimpulkan bahwa asap rokok

memiliki arti sumber polutan berupa gas yang mengandung partikel-partikel

(9)

b. Jenis Rokok

Istilah jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sesuatu yang

memiliki ciri atau sifat yang khusus. Jenis dalam penelitian ini adalah jenis

rokok, maksudnya yaitu rokok yang dibedakan berdasarkan bahan baku rokok itu

sendiri. Jenis rokok berdasarkan bahan bakunya ada 3 macam yaitu , rokok putih,

rokok kretek, dan rokok klembak.

c. Paparan

Paparan adalah keadaan terkena kontak dengan sesuatu. Paparan dalam

penelitian ini yang dimaksud yaitu keadaan hewan coba (mencit) terkena kontak

langsung dengan asap rokok secara disengaja.

d. Mikroskopik

Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau

serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri. Kandungan sel dapat

langsung dilihat di bawah mikroskop atau dilakukan pewarnaan. Sedangkan untuk

pemeriksaan anatomi jaringan dapat dilakukan setelah penetesan pelarut tertentu,

seperti kloralhidrat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel seperti

amilum dan protein sehingga akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop

(Djauhari, 2012).

e. Makroskopik

Makroskopik merupakan metode yang dilakukan untuk pemeriksaan yang

sifat ukurannya besar dan dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga tidak

(10)

f. Paru-paru

Paru-paru merupakan sepasang organ terletak di dalam rongga dada pada

tiap-tiap sisi dari daerah pusat atau mediastinum, yang berisi jantung dan

pembuluh darah besar, esofagus, bagian bawah trakea dan sisa-sisa kelenjar timus

(Tambajong, 1996).

g. Mencit jantan (Mus musculus)

Memilih mencit merupakan hewan coba yang memiliki ukuran kecil (berat

badan kurang dari 1kg), mudah dipegang dan dikendalikan, pemberian

materi (ekstraksi mudah dilakukan dengan berbagai rute, mudah

dikembangbiakkan dan mudah dipelihara di laboratorium, lama hidup

relatif singkat, dan fisiologi diperkirakan sesuai atau identik dengan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Sedangkan tanaman ntimun dapat hidup pada lahan ketinggian 200 sampai 800 meter dari permukaan laut dan rtumbuhan optimalnya dapat dicapai jika ditanam pada lahan ketinggian

Halaman ini berfungsi masuk ke website dengan akun pembeli yang pernah mendaftar, dengan melakukan login pembeli bisa melakukan checkout produk yang akan

Monitoring dan evaluasi khusus dilakukan dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi Monitoring dan evaluasi khusus dilakukan dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi

The last two chapters end our detailed tour of the Linux kernel: Chapter 19 , Process Communication, introduces communication mechanisms other than signals

Hal ini berarti variasi dari variable biaya kulitas dapat mempengaruhi variable jumlah produk rusak, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain yang tidak

Pada hasil uji normalitas, variabel yang dalam penelitian ini memiliki terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen pada nasabah BPJS