• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh terhadap kinerja id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pengaruh terhadap kinerja id. docx"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era Reformasi yang telah bergulir dalam satu dasawarsa terakhir,

telah memberikan pengaruh yang besar terhadap pergeseran

paradigma penyelenggaraan pemerintahan baik pusat maupun daerah.

Perubahan pendekatan dari sentralisasi ke desentralisasi yang ditandai

dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang

disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Paradigma baru pemerintahan telah mengisyaratkan bahwa

pemerintah diarahkan pada orientasi kinerja dalam rangka mewujudkan

good governance. Hal ini menjadi sangat penting, guna menciptakan tata

pemerintahan yang baik, mengandung nilai-nilai demokrasi, transparansi,

akuntabilitas, dan efisiensi serta melibatkan msyarakt secara luas, aktif,

dan nyata dalam setiap program pembangunan yang menyangkut

kepentingan daerah secara bersama. Salah satu indikator berhasilnya

pelaksanaan otonomi daerah tercermin dari tingkat kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 tersebut, sangat jelas terlihat

bagaimana posisi antara lembaga eksekutif dan legilatif dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kedua lembaga tersebut

menjadi mitra sejajar yang saling menunjang dalam upaya pelaksanaan

(2)

dengan adanya peran yang besar tersebut, maka tentunya sangat

dituntut untuk mampu mengimbangi akselerasi eksekutif dalam rangka

mengaktualisasikan program-program pembangunan daerah.

Tentunya banyak hal yang diharapkan dapat mendukung kinerja

pegawai dalam hal pelayanan terutama pelayanan terhadap masyarakat

dan salah satu potensi yang diharapkan mampu meningkatkan peran

tersebut adalah Badan Kepegawaian Daerah sebagai perangkat daerah

yang bertanggung jawab terhadap pelayanan administrasi pegawai di

Kabupaten Enrekang.

Daerah Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu

kabupaten yang ada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam

penyelenggaraan otonominya mengorganisasi struktur kelembagaannya

yang dibentuk mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada

masyarakat.

Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu lembaga

teknis Pemerintah Kabupaten Enrekang, yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008, yang merupakan penjabaran

dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba

menyusun Proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Tipe dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Penigkatan Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang“.

Isu Aktual adalah Masalah atau berita yang sedang hangat

dibicarakan, atau suatu berita yang benar-benar terjadi. Untuk itu sejalan

dengan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah , maka

(3)

(1) Masih terdapat pegawai yang belum memahami dengan tepat tentang

tugas dan fungsinya.

(2) Kondisi kepegawaian di Kabupaten Enrekang khususnya system

Informasi Kepegawaian dan data base kepegawaian belum akurat. Ini

disebabkan banyaknya pelimpahan Pegawai Negeri Sipil pusat atau

departeman. instansi vertical yang diserahkan ke daerah sebagai

konsekwensinya implementasi desentralisasi otonimi daerah.

(3) Belum optimalnya Kinerja pegawai dalam hal pelayanan di Badan

kepegawaian Daerah.

Dari ketiga isu aktual tersebut, yang diprioritaskan untuk menjadi

tema pokok dalam pembahasan selanjutnya dengan memperhatikan

aspek urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu maka yang paling

utama untuk menjadi perhatian adalah pada point ketiga yakni yang

harus segera ditanggapi adalah : “Belum optimalnya kinerja pegawai dalam hal pelayanan kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang”

1. 2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini, maka perlu adanya perumusan masalah yang

(4)

1. Bagaimana pengaruh tipe dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

pegawai utamanya hal pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimana prospek kedepan kinerja pegawai dalam hal pelayanan

pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang ?

1. 3.Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian perlu diketahui maksud dan tujuan

penelitian ,Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh tipe dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja pegawai utamanya hal pelayanan pada Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Enrekang?

2. Untuk mengetahui prospek kedepan kinerja pegawai dalam hal

pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang ?

Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan akan memberikan

kontribusi pemikiran bagi pengembangan keterampilan pengelolaan

administrasi kepegawaian hubungannya terhadap pelayanan pegawai

pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.

1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian mengenai Pengaruh Pengetahuan dan

Keterampilan Aparat Pengelola Administrasi Kepegawaian terhadap

(5)

faktor penyebab masalah terjadi serta solusi untuk dapat memecahkan

masalah

1.3.2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang diharapakan penulis dari

penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi

pengembangan keterampilan pengelolaan administrasi kepegawaian

hubungannya terhadap pelayanan pegawai pada Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Enrekang

1.3.3. Manfaat Akademis

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis secara

akademis adalah :

a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti

(6)

Berkaitan dengan kondisi tersebut diatas, maka pemerintah daerah

sudah barang tentu perlu penyiapan sember daya aparatur yang

berkualitas. Pemerintah daerah harus siap melakukan proses

penyelenggaraan pemrintahan secara mandiri dan tidak lagi tergantung

dari pemerintah pusat, oleh karena itu tanpa dukungan dari aparatur

Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas, propesional dan ukuntabel, maka

pelaksanaan otonomi daerah tidak akan berjalan sebagaimana yang di

harapan.

Melihat luasnya wewenang yang diberikan pemerinah pusat

kepada daerah, Badan Kepegawaian Daerah sebagai unit pelaksana

dalam menjalankan manajemen kepegawaian mempunyai peran yang

strategis dalam menentukan sukses tidaknya pembinaan kepegawaian di

daerah yang berdampak langsung atau tidak langsung terhadap kinerja

pemerintahan dan pelayanan public di daerah, selain itu penggunaan

konsep manajemen strategic oleh Badan Kepegawaian Daerah

diharapkan akan mampu memperbaiki dan meningkatkan performance

dan kenerja organisasi dalam merumuskan kebijakan dan administrasi

kepegawaian, pembinaan kepegawaian serta pemberian pelayanan prima

kepada Pegawai Negeri Sipil di daerah dan sekaligus akan membantu

pemrintah daerah dalam menujudkan good governance (keperintahan

yang baik) di kabupaten Enrekang.

Penerapan konsep-konsep manajemen strategic bagi organisasi

sangat diperlukan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara

(7)

Sebagai Tolok Ukur maka diharapkan kedepan dapat terlaksana

Pelayanan yang maksimal dengan memperhatikan :

a. Tersedianya alat kendali bagi seluruh aparat Badan Kepegawaian

Daerah dalam upaya menciptakan manajemen kepegawain yang

akurat dalam rangka menciptakan sosok aparatur yang

berkualitas, propesioanal dan akuntabel.

b. Tersedianya tolok ukur dalam penilaian keberhasilan

pelaksanaan tugas dan fungsi aparat lingkup Badan

Kepegawaian Daerah.

c. Tersedianya aparatur pelaksana pelayanan kepegawaian yang

terampil oleh Badan Kepegawaian Daerah kedepan.

Berdasarkan landasan kerja SKPD di Kabupaten Enrekang

maka perlu disusun Renstra oleh setiap SKPD termasuk Badan

Kepegawaian Daerah. Landasan hukum penyusunan Renstra adalah

Peraturan daerah (PERDA) No. 06 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Enrekang. Keberadaan Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang sebagai salah satu lembaga

teknis daerah yang bertanggungjawab dalam penyelenggarakan

administrasi manejemen kepegawaian di daerah. Sebagai landasan

operasionalnya adalah berpijak dengan mandasari peraturan

perundang-undangan sebagai dasar hukum antara lain :

1. Undang-Indang No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan

(8)

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemrintah Daerah;

3. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU

No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;

4. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman

Organisasi Perangakat daerah;

5. Peraturan Pemrintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

Penyelenggraan Pemerintah Daerah;

6. Peraturan Pemrintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan

Struktur Organisasi Pemerintah Daerah;

7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.

239/IX/6/8/2003, tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);

8. Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Badan Kepegawaian Daerah Kab. Enrekang

A. Dasar Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.

Implementasi dari pemberlakuan otonomi daerah membawa

dampak perubahan atas pengelolaan administrasi kepegawaian daerah

yang didasarkan pada UU No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas

Undang-undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Dan Keppres No. 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan

Badan Kepegawaian Daerah Propinsi, dan Kab/Kota.

Disamping itu pemerintah pusat mengeluarkan Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan Struktural

Organisasi Perangkat Daerah. Untuk itu Pemerintah Kebupaten

Enrekang menyikapi dan menindaklanjuti dengan mengeluarkan

Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga

Teknis Daerah dan salah satunya adalam pembentukan Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang yang merupakan landasan

hokum dan wadah bagi aparat Badan Kepegawaian Daerah untuk

(10)

B. Visi

Visi adalah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan

dari nilai, arah dan tujuan organisasi yang memberikan kakuatan,

semangat dan komitmen serta memikili daya tarik dan dapat diyakini

sebagai pengarauh dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan

organisasi. Dengan vivi, organisasi akan memperoleh gambaran yang

jelas tentang arah dan sosok masa depan organisasi kemana dan

bagaimanan instansi pemerintahan harus dibawa dan kerkarya agar

tetap eksisi, kreatif, inovatif serta produktif

Visi “Mewujudkan sosok Pegawai Negeri Sipil Daerah yang professional melalui optimalisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil”

Visi tersebut mengandung pengertian :

1. Membuat sosok Pegawai Negeri Sipil Daerah yang professional,

berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta semangat

pengabdian yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

2. Optimlisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah upaya untuk

mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas dalam rangka

peningkatan efesiensi dan efeksifitas pengelolaan dan pelayanan

administrasi kepegawaian dan pengembangan prestasi kerja serta

pembinaan kerier Pegawai Negeri Sipil yang kompetitif.

C. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diembankan atau dilaksanakan

oleh instansi pemerintahan sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan

(11)

tersebut diharapakan seluruh pegawai serta stakeholders atau pihak

yang berkempentingan dapat mengenal dan mengetahui peran dan

programnya serta hasil yang akan diperoleh dalam kurun waktu tertentu.

Misi Badan Kepegawaian Daerah yaitu :

a. Menciptakan sosok sumber daya aparatur yang berkualitas,

inovatif, kreatif dan propesional serta meiliki kemampuan

menejerial dan skil di bidang tugasnya masing-masing.

b. Meningkatkan kualitas pengelolaam dan pelayanan administrasi

kepegawaian serta pembinaan karier dan prestasi kerja Pegawai

Negeri Sipil.

c. Mengembangkan suasana kerja yang kondusif dan kompetitif

yang sehat diantara pegawai demi kelancaran pelaksanaan tugas

dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah.

d. Menciptakan sinergis organisasi di lingkup Pemerintahan

Kabupaten Enrekang.

D. Tugas dan Wewenang

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang mempunyai

tugas nenbantu Bupati dalam melaksnakan manajemen pengelola

administrasi kepegawaian dengan berpedoman dan mendasari pada

Peraturan Perundang-Undangan di bidang Kepegawaian.

Berkaitan dengan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah

melayani sebanyak 3.787 orang pegawai ditambah pegawai kontrak 719

orang yang ditempatkan diseluruh instansi yang terdapat pada lingkup

(12)

Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Kepegawain Daerah

Kabupaten Enrekang mempunyai tugas :

a. Perumusan kebijakan dibidang kepegawaian

b. Penyusunan rencana dan pengorganisasian kegiatan badan ;

c. Pelaksana operasional kegiatan Badan dan pelayanan penunjang

pemerintahan daerah;

d. Pengelolaan ketatausahaan Badan Kepegawaian;

e. Pengendalian dan pengawasan kepegawaian;

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati

Dalam melaksanakan fungsi tersebut terdapat kewenangan yang

dimiliki oleh Badan Kepegawaian Daerah adalah sebagai berikut di

bawah ini :

a. Menyelenggarakan proses administrasi penerimaan, pengangkatan

dan pemberhentian pegawai;

b. Menyelenggarakan proses administrasi mutasi dan kenaikan

pangkat;

c. Menyelenggarakan proses penataan manajeman administrasi

kepegawaian;

d. Menyelenggarakan proses pengembangan sember daya aparatur

Pegawai Negeri Sipil melalui Pendidikan dan Pelatihan;

e. Melakukan pengendalian dan pengawasan dibidang kepegawaian;

E. Struktur Organisasi.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang No. 03

(13)

Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang secara

tekins operasioanal dan administrasi berada di bawah dan tanggung

jawab kepada Bupati melelaui Sekretaris Daerah.

Di dalam menjalankan tugasnya Kepala Badan Kepegawaian

Daerah membawahi bagain Tata Usaha dan 4 (empat) Bidang sebagai

berikut :

1. BAGIAN TATA USAHA

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI

a. Seksi Perencanaan dan Pengadaan Pegawai

b. Seksi Pengembangan Pegawai

3. BIDANG MUTASI DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN

a. Seksi Mutasi Pegawai

b. Seksi. Informasi kepegawaian

4. BIDANG KINERJA DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAIAN

a. Seksi Kinerja Pegawai

b. Seksi Bidang Kesejahteraan Pegawai

5. BIDANG DIKLAT

c. Seksi Diklat Fungsional

d. Seksi Diklat Struktural

Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

(14)

penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007dapat

dilihat pada bagan sebagai berikut ini :

Sumber : BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Kabupaten Enrekang, 2013

Sumber daya manusia yang terdapat di Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang, berdasarkan Perda 03 tahun 2013, jumlah jabatan

Kepegawaian Kesejahteraan PegawaiKabid. Kinerja dan

(15)

struktural dan eselonering jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada table berikut

Table 1 : Jabatan Struktural dan Eselonering Jabatan pada Badan

Kepegawaian Daerah Kab. Enrekang

No Nama Jabatan Eselonering Jumlah Ket. (terisi)

1 Kepala II b 1 1

2 Kepala Bagian Tata Usaha III a 1 1

3 Kepala Bidang III a 3 3

4 Kepala Seksi IV a 6 6

5 Kepala Seksi IV a 2 2

Jumlah 13 13

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang, 2013

Jumlah pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang

sebanyak 40 orang dengan latar belakan pendidikan strata dua sebanyak 1

orang, strata satu sebanyak 24 orang, D3 (diploma) sebanyak 3 orang dam

SLTA sebanyak 12 orang ditambah dengan tenaga kontrak sebanyak 9

orang, sehingga dari aspek kuantitas hal ini dapat menunjang pelaksanaan

tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang. Dan

yang perlu diperhatikan bagaimana mengoptimalkan mereka melalui

pemberdayaan pegawai (empowerment staff) Badan Kepegawaian Daerah

secara maksimal. Untuk lebih jelasnya keadaan pendidikan pegawai Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tebel 2 : Komposisi Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian Daerah

(16)

No Tingkat Pendidikan Formal Jumlah

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, 2013

Komposisi jumlah pegawai di Badan Kepegwaian Daerah Kabupaten

Enrekang berdasarkan pangkat dan golongan/ruang dapat dilihat pada table

berikut ini :

Table 3 : Komposisi Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang Menurut pangkat, Golongan dan Ruang

No Klasifikasi Jumlah

Pangkat Golongan Ruang

1 Pembina Utama Madya IV D

-2 Pembina Utama Muda IV C

-3 Pembina Tingkat I IV B 3

4 Pembina IV A 4

5 Penata Tingkat I III D 4

6 Peñata III C 3

7 Penata Muda Tingkat I III B 8

8 Piñata Muda III A 12

9 Pengatur Tingkat I II D 1

10 Pengatur II C 2

11 Pengatur Muda Tingkat I II B 1

12 Pengatur Muda II A 7

13 Juru Tingkat I I D

-14 Juru I C

-15 Juru Muda Tingkat I I B

-16 Juru Muda I A

-Jumlah 40 Orang

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, 2013

Ditengah-tengah perubahan yang saat ini terasa berlalu sangat cepat

sebagai akibat perkembangan Iptek, perubahan pola pikir masyarakat dan

(17)

sebagai salah satu organisasi publik melakukan penyesuaian-penyesuaian

untuk mengakomodir visi dan misinya. Oleh karena itu upaya-upaya terus

dilakukan untuk peningkatan kemampuan dan skil Pegawai Negeri Sipil

melalui pemberdayaan staf lingkup Pemerintahan Kabupaten Enrekang,

karena hal ini merupakan jembatan bagi upaya pencapaian tujuan organisasi,

selain itu Badan Kepegawaian Daerah dituntut pula memberikan pelayanan

yang prima bagi Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemerintah Kabupaten

Enrekang oleh karena itu penyiapan infrastruktur, sarana dan prasarana

pendukung merupakan syarat mutlak untuk dapat mewujudkan harapan dan

tuntunan masyarakat tersebut.

F. KEBIJAKAN OPERASIONAL

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang berpijak dengan mandasari peraturan

perundang-undangan sebagai dasar hukumnya adalah :

1. Undang-Indang No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan

Daerah-Daerah Tingkat II Sulawesi

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemrintah Daerah;

3. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8

Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;

4. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman

Organisasi Perangakat daerah;

5. Peraturan Pemrintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

(18)

6. Peraturan Pemrintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan Struktur

Organisasi Pemerintah Daerah;

7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 239/IX/6/8/2003,

tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP);

8. Peraturan Daerah No. 33 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Rencana Penelitian dilaksanakan pada Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Enrekang dengan mempertimbangkan beberapa hal

antar lain :

- Lokus penelitian berhubungan langsung dengan tempat penulis

bekerja, dengan demikian memudahkan penulis untuk melakukan

penelitian sesuai dengan tema Proposal Penelitian.

- Memudahkan mengumpulkan data karena informan yang akan

diwawancarai sudah familiar dengan penulis dan Data mudah

didapatkan.

- Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah penulis dapat

menghemat biaya penelitian karena lokasi penelitian di wilayah

penulis bekerja.

3.2. Tipe dan Jenis Penelitian

Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian

statistik termasuk persoalan-persoalan yang dirumuskan, tetapi

hanyalah memberikan gambaran yang mendalam tentang

permasalahan tersebut sesuai dengan data yang didapatkan

dilapangan dan penafsiran peneliti.

Penelitian ini hendak dilakukan dengan sangat memperdulikan

suasana alamiah dari fenomena sosial sebagai cara untuk memahami

(20)

ini dilakukan dengan mengikuti tata aturan penelitian kualitatif, yakni

penelitian yang dimaksud membuat analisis terhadap pencandraan

gambaran mengenai data-data informasi, kejadian-kejadian secara

sistematis, faktual dan akurat. Dengan demikian, tipe penelitian ini

adalah kualitatif. Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif, maka desain

penelitian ini bersifat fleksibel sewaktu-waktu dapat disesuai dengan

kondisi lapangan dan temuan data baru sehingga desain ini bersifat

sementara, menyesuaikan, dan berkembang.

3. 3. Populasi dan sampel Penelitian

Oleh Win VanZanten, populasi dikatakan sebagai himpunan yang

menjadi tinjauan dalam data statistik. Untuk hal yang sama Sutrisno

Hadi berpendapat bahwa populasi adalah seluruh penduduk, makhluk

atau benda-benda yang diselidiki dan sedikitnya mempunyai sifat yang

sama. Adapun populasi dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang

terkait secara langsung, maupun tidak langsung dengan Aparatur

Pengelola administrasi Badan Kepegawaian Daerah serta hal-hal lain

yang berkaitan dengan pelayanan kepegawaian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

pengamatan berperan serta wawancara mendalam. Sebenarnya

metode observasi menawarkan empat Pilihan ; pertama partisipasi

penuh, kedua partisipasi pengamat, ketiga pengamat sebagai partisipan

dan keempat pengamat total. Akan tetapi dalam penelitian ini akan

(21)

untuk mengungkapkan makna dibalik peristiwa. Oleh Karena itu maka

dalam penelitian ini Penulis mennggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer ialah pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung dari lapangan dengan melakukan observasi dan

wawancara dengan narasumber yang erat kaitannya dengan judul

penulisan ini. Serta pengalaman penulis selama menjadi staf dan

kepala seksi pada Badan Badan Kepegawaian Daerah.

2. Pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh dangan

melakukan analisis dan ditelaah secara cermat terhadap berbagai

referensi, peraturan dan ketentuanyang berhubungan dengan

materi penulisan ini.

3. 5. Teknik Analisi Data

Penelitian ini dilakukan dengan proses penelitian yang

berkesinambungan sehingga pengumpulan data dan pengolahan data

dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. Pada saat data

dikumpulkan, diupayakan dapat mengolah data secara bersamaan.

Sebaliknya, pada saat pengelohan data, tidak menutup kemungkinan

untuk kembali lagi kelapangan guna memperoleh data yang dianggap

perlu dan mengolahnya kembali.

Teknik olah data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian

yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi,

(22)

yang penting dan berkaitan dengan masalah, yang telah direduksi

memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan

wawancara.

2. Display Data

Analisa ini dilakukan mengingat data yang terkumpul demikian

banyak. Data yang bertumpuk menimbulkan kesulitan dalam

menggambarkan detail keseluruhan dan sulit pula untuk mengambil

kesimpulan. Kesukaran dapat diatasi dengan cara membuat model,

matriks, atau grafis sehingga keseluruhan data dan bagian detailnya

dipetakan dengan jelas.

3. Verifikasi Data

Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara

sistematis baik melalui tema maupun model grafik atau juga matrik.

Kemudian disimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan.

Namun kesimpulan itu baru bersifat sementara saja dan bersifat

umum. Supaya kesimpulan diperoleh secara lebih dalam.

3.6. METODE ANALISIS

Untuk menetukan analisis strategis yang berkaitan dengan suatu

organisasi, maka dapat dianalisis dengan menggunakan metode SWOT Strenghts/Kekuatan, Weakness/Kelemahan, Opportunity/Peluang and Threats/Ancaman. Analisis SWOT tersebut dapat membantu untuk merumuskan alternative strategis di dalam suatu lingkungan organisasi

(23)

Analisis ini didasarkan pada prinsip strategis yang menghasilkan

keserasian antara kemampuan internal yang berupa kekuatan dan

(24)

LINGKUNGAN INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESS)

LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Dukungan sember daya

manusia

2. Fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai

4. Produktifitas kerja pegawai yang masih rendah

PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI MENGGUNAKANKEKUATAN DENGAN MEMANFAATKAN PELUANG

STRATEGI MENGATASI KELEMAHAN DENGAN MEMANFAATKAN PELUNG

1. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

2. UU No. 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

3. Perda No. 03 tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

3. Daya gunakan dukungan dana

yang relative cukup untuk

(25)

2004 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah

4. Daya gunakan sikap dan komitmen manajemen puncak untuk memenfaatkan adapt istiadat dan masyarakat religius.

5. Daya gunakan sikap prilaku etos kerja, motivasi kerja dan

disiplin pegawai untuk

memanfatatkan dukungan dari pimpinan dan instansi terkait yang mantap.

UU No. 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

4. Atasi produktivutas kerja pegawai yang masih rendah dengan memenfaatkan dukungan dari pimpinan dan instansi terkait yang mantap.

5. Atasi produktivitas kerja pegawai yang masih rendah dengan memanfaatkan adapt istiadat dan masyarakat religius.

2. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

3. Tuntunan reformasi

transparansi dalam pengelola kepegawian

4. Era Globalisasi

1. Manfaatkan dukungan sumber daya manusia untuk menghaindari adanya tuntunan reformasi reformasi transparansi dalam pengelolaan kepegawaian.

2. Manfaatkan fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai untuk menghindari perubahan kondisi social politik pemerintahan

1. Tingkat kemampuan maajerial pemangku jabatan yang masih minim untuk memanfaatkan adanya tuntunan reformasi transparansi dalam pengelolaan kepegawaian

(26)

yanf relative cukup untuk menghindari kemajuan ilmu pengetahuai dan teknologi

4. Manfaatkan sikap dan

komitmen manajemen puncak untuk manghindari adanya tuntunan reformasi transparansi dalam pengelolaan kepegawaian 5. Manfaatkan sikap prilaku etos

kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja untuk menghindari era globalisasi.

daya manusia yang relative masih rendah untuk memanfaatkan perubahan kondisi social politik pemerintahan.

4. Tingkatkan produktivitas

pegawai yang masih rendah untuk memanfaatkan era globalisasi. 5. Tingkat produktivitas pegawai

(27)
(28)

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, maka

ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai suatu kesimpulan yakni sebagai

berikut :

1. Sebagai indikator daripada rencana peningkatan optimalisasi pengelolaan

administrasi umum dan kepegawaian pada bagian umum dan

kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, maka

yang perlu ditingkatkan adalah disiplin aparatur pengelola administrasi

kepegawaian melalui kegiatan pelatihan teknis pengelolaan administrasi

kepegawaian.

2. Faktor yang menjadi kunci keberhasilan dan peningkatan pelayanan

kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang

adalah :

i. Terwujudnya pengelolaan administrasi umum dan

kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Enrekang

ii. Meningkatnya keterampilan dalam pengelolaan

adminnistrasi dan pelayan umum pada Badan Kepegawaian Daerah

(29)

akuntabilitas dan standar yang jelas. Perencanaan strategis harus dimiliki

oleh instansi pemerintahan, melalui RENSTRA, sehingga mekanisme

akuntabilitas berjalan dengan baik. Perlu ada control efektif yang bersifat

internal maupun eksternal terhadap pelaksanaan secara strategis.

Dengan adanya system kontrol dan sistem akuntabilitas yang efektif,

efisien akan dapat terwujud suatu kepemerintahan yang baik, bersih dan

Gambar

Table  1  :  Jabatan  Struktural  dan  Eselonering  Jabatan  pada  Badan
Table 3 :Komposisi  Jumlah  Pegawai  Badan  Kepegawaian  Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat

Untuk mewujudkan suatu sumber daya kompetitif berkelanjutan,terdapat empat kondisi yang harus dipenuhi oleh suatu sumber daya sebelum disebut sebagai sumber daya

[r]

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Ayat (8) Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2009 tentang Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Lembaga

Unit produksi sekolah merupakan salah satu upaya SMK dalam memberikan ruang praktikum bagi siswa, selain bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan

The main objective of this study is to examine if accounting ethics have much impact on the practice of accounting profession in Nigeria, the factors that make

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras.. tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,

Salah satu yang perlu diteliti adalah cakupan jaringan radio seluler dengan kanal HF dengan relay yang menggunakan dua antenna dipole yang berpolarisasi horizontal dengan