BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era Reformasi yang telah bergulir dalam satu dasawarsa terakhir,
telah memberikan pengaruh yang besar terhadap pergeseran
paradigma penyelenggaraan pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Perubahan pendekatan dari sentralisasi ke desentralisasi yang ditandai
dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang
disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Paradigma baru pemerintahan telah mengisyaratkan bahwa
pemerintah diarahkan pada orientasi kinerja dalam rangka mewujudkan
good governance. Hal ini menjadi sangat penting, guna menciptakan tata
pemerintahan yang baik, mengandung nilai-nilai demokrasi, transparansi,
akuntabilitas, dan efisiensi serta melibatkan msyarakt secara luas, aktif,
dan nyata dalam setiap program pembangunan yang menyangkut
kepentingan daerah secara bersama. Salah satu indikator berhasilnya
pelaksanaan otonomi daerah tercermin dari tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 tersebut, sangat jelas terlihat
bagaimana posisi antara lembaga eksekutif dan legilatif dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kedua lembaga tersebut
menjadi mitra sejajar yang saling menunjang dalam upaya pelaksanaan
dengan adanya peran yang besar tersebut, maka tentunya sangat
dituntut untuk mampu mengimbangi akselerasi eksekutif dalam rangka
mengaktualisasikan program-program pembangunan daerah.
Tentunya banyak hal yang diharapkan dapat mendukung kinerja
pegawai dalam hal pelayanan terutama pelayanan terhadap masyarakat
dan salah satu potensi yang diharapkan mampu meningkatkan peran
tersebut adalah Badan Kepegawaian Daerah sebagai perangkat daerah
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan administrasi pegawai di
Kabupaten Enrekang.
Daerah Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu
kabupaten yang ada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam
penyelenggaraan otonominya mengorganisasi struktur kelembagaannya
yang dibentuk mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat.
Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu lembaga
teknis Pemerintah Kabupaten Enrekang, yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008, yang merupakan penjabaran
dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba
menyusun Proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Tipe dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Penigkatan Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang“.
Isu Aktual adalah Masalah atau berita yang sedang hangat
dibicarakan, atau suatu berita yang benar-benar terjadi. Untuk itu sejalan
dengan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah , maka
(1) Masih terdapat pegawai yang belum memahami dengan tepat tentang
tugas dan fungsinya.
(2) Kondisi kepegawaian di Kabupaten Enrekang khususnya system
Informasi Kepegawaian dan data base kepegawaian belum akurat. Ini
disebabkan banyaknya pelimpahan Pegawai Negeri Sipil pusat atau
departeman. instansi vertical yang diserahkan ke daerah sebagai
konsekwensinya implementasi desentralisasi otonimi daerah.
(3) Belum optimalnya Kinerja pegawai dalam hal pelayanan di Badan
kepegawaian Daerah.
Dari ketiga isu aktual tersebut, yang diprioritaskan untuk menjadi
tema pokok dalam pembahasan selanjutnya dengan memperhatikan
aspek urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu maka yang paling
utama untuk menjadi perhatian adalah pada point ketiga yakni yang
harus segera ditanggapi adalah : “Belum optimalnya kinerja pegawai dalam hal pelayanan kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang”
1. 2. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, maka perlu adanya perumusan masalah yang
1. Bagaimana pengaruh tipe dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai utamanya hal pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang?
2. Bagaimana prospek kedepan kinerja pegawai dalam hal pelayanan
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang ?
1. 3.Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian perlu diketahui maksud dan tujuan
penelitian ,Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh tipe dan gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai utamanya hal pelayanan pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Enrekang?
2. Untuk mengetahui prospek kedepan kinerja pegawai dalam hal
pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang ?
Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan akan memberikan
kontribusi pemikiran bagi pengembangan keterampilan pengelolaan
administrasi kepegawaian hubungannya terhadap pelayanan pegawai
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.
1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian mengenai Pengaruh Pengetahuan dan
Keterampilan Aparat Pengelola Administrasi Kepegawaian terhadap
faktor penyebab masalah terjadi serta solusi untuk dapat memecahkan
masalah
1.3.2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang diharapakan penulis dari
penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi
pengembangan keterampilan pengelolaan administrasi kepegawaian
hubungannya terhadap pelayanan pegawai pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Enrekang
1.3.3. Manfaat Akademis
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis secara
akademis adalah :
a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan
b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti
Berkaitan dengan kondisi tersebut diatas, maka pemerintah daerah
sudah barang tentu perlu penyiapan sember daya aparatur yang
berkualitas. Pemerintah daerah harus siap melakukan proses
penyelenggaraan pemrintahan secara mandiri dan tidak lagi tergantung
dari pemerintah pusat, oleh karena itu tanpa dukungan dari aparatur
Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas, propesional dan ukuntabel, maka
pelaksanaan otonomi daerah tidak akan berjalan sebagaimana yang di
harapan.
Melihat luasnya wewenang yang diberikan pemerinah pusat
kepada daerah, Badan Kepegawaian Daerah sebagai unit pelaksana
dalam menjalankan manajemen kepegawaian mempunyai peran yang
strategis dalam menentukan sukses tidaknya pembinaan kepegawaian di
daerah yang berdampak langsung atau tidak langsung terhadap kinerja
pemerintahan dan pelayanan public di daerah, selain itu penggunaan
konsep manajemen strategic oleh Badan Kepegawaian Daerah
diharapkan akan mampu memperbaiki dan meningkatkan performance
dan kenerja organisasi dalam merumuskan kebijakan dan administrasi
kepegawaian, pembinaan kepegawaian serta pemberian pelayanan prima
kepada Pegawai Negeri Sipil di daerah dan sekaligus akan membantu
pemrintah daerah dalam menujudkan good governance (keperintahan
yang baik) di kabupaten Enrekang.
Penerapan konsep-konsep manajemen strategic bagi organisasi
sangat diperlukan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara
Sebagai Tolok Ukur maka diharapkan kedepan dapat terlaksana
Pelayanan yang maksimal dengan memperhatikan :
a. Tersedianya alat kendali bagi seluruh aparat Badan Kepegawaian
Daerah dalam upaya menciptakan manajemen kepegawain yang
akurat dalam rangka menciptakan sosok aparatur yang
berkualitas, propesioanal dan akuntabel.
b. Tersedianya tolok ukur dalam penilaian keberhasilan
pelaksanaan tugas dan fungsi aparat lingkup Badan
Kepegawaian Daerah.
c. Tersedianya aparatur pelaksana pelayanan kepegawaian yang
terampil oleh Badan Kepegawaian Daerah kedepan.
Berdasarkan landasan kerja SKPD di Kabupaten Enrekang
maka perlu disusun Renstra oleh setiap SKPD termasuk Badan
Kepegawaian Daerah. Landasan hukum penyusunan Renstra adalah
Peraturan daerah (PERDA) No. 06 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Enrekang. Keberadaan Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang sebagai salah satu lembaga
teknis daerah yang bertanggungjawab dalam penyelenggarakan
administrasi manejemen kepegawaian di daerah. Sebagai landasan
operasionalnya adalah berpijak dengan mandasari peraturan
perundang-undangan sebagai dasar hukum antara lain :
1. Undang-Indang No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemrintah Daerah;
3. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU
No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
4. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Organisasi Perangakat daerah;
5. Peraturan Pemrintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggraan Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemrintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah;
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.
239/IX/6/8/2003, tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
8. Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Badan Kepegawaian Daerah Kab. Enrekang
A. Dasar Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.
Implementasi dari pemberlakuan otonomi daerah membawa
dampak perubahan atas pengelolaan administrasi kepegawaian daerah
yang didasarkan pada UU No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
Dan Keppres No. 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan
Badan Kepegawaian Daerah Propinsi, dan Kab/Kota.
Disamping itu pemerintah pusat mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan Struktural
Organisasi Perangkat Daerah. Untuk itu Pemerintah Kebupaten
Enrekang menyikapi dan menindaklanjuti dengan mengeluarkan
Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga
Teknis Daerah dan salah satunya adalam pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang yang merupakan landasan
hokum dan wadah bagi aparat Badan Kepegawaian Daerah untuk
B. Visi
Visi adalah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan
dari nilai, arah dan tujuan organisasi yang memberikan kakuatan,
semangat dan komitmen serta memikili daya tarik dan dapat diyakini
sebagai pengarauh dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan
organisasi. Dengan vivi, organisasi akan memperoleh gambaran yang
jelas tentang arah dan sosok masa depan organisasi kemana dan
bagaimanan instansi pemerintahan harus dibawa dan kerkarya agar
tetap eksisi, kreatif, inovatif serta produktif
Visi “Mewujudkan sosok Pegawai Negeri Sipil Daerah yang professional melalui optimalisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil”
Visi tersebut mengandung pengertian :
1. Membuat sosok Pegawai Negeri Sipil Daerah yang professional,
berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta semangat
pengabdian yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2. Optimlisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah upaya untuk
mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas dalam rangka
peningkatan efesiensi dan efeksifitas pengelolaan dan pelayanan
administrasi kepegawaian dan pengembangan prestasi kerja serta
pembinaan kerier Pegawai Negeri Sipil yang kompetitif.
C. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diembankan atau dilaksanakan
oleh instansi pemerintahan sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan
tersebut diharapakan seluruh pegawai serta stakeholders atau pihak
yang berkempentingan dapat mengenal dan mengetahui peran dan
programnya serta hasil yang akan diperoleh dalam kurun waktu tertentu.
Misi Badan Kepegawaian Daerah yaitu :
a. Menciptakan sosok sumber daya aparatur yang berkualitas,
inovatif, kreatif dan propesional serta meiliki kemampuan
menejerial dan skil di bidang tugasnya masing-masing.
b. Meningkatkan kualitas pengelolaam dan pelayanan administrasi
kepegawaian serta pembinaan karier dan prestasi kerja Pegawai
Negeri Sipil.
c. Mengembangkan suasana kerja yang kondusif dan kompetitif
yang sehat diantara pegawai demi kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah.
d. Menciptakan sinergis organisasi di lingkup Pemerintahan
Kabupaten Enrekang.
D. Tugas dan Wewenang
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang mempunyai
tugas nenbantu Bupati dalam melaksnakan manajemen pengelola
administrasi kepegawaian dengan berpedoman dan mendasari pada
Peraturan Perundang-Undangan di bidang Kepegawaian.
Berkaitan dengan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah
melayani sebanyak 3.787 orang pegawai ditambah pegawai kontrak 719
orang yang ditempatkan diseluruh instansi yang terdapat pada lingkup
Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Kepegawain Daerah
Kabupaten Enrekang mempunyai tugas :
a. Perumusan kebijakan dibidang kepegawaian
b. Penyusunan rencana dan pengorganisasian kegiatan badan ;
c. Pelaksana operasional kegiatan Badan dan pelayanan penunjang
pemerintahan daerah;
d. Pengelolaan ketatausahaan Badan Kepegawaian;
e. Pengendalian dan pengawasan kepegawaian;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati
Dalam melaksanakan fungsi tersebut terdapat kewenangan yang
dimiliki oleh Badan Kepegawaian Daerah adalah sebagai berikut di
bawah ini :
a. Menyelenggarakan proses administrasi penerimaan, pengangkatan
dan pemberhentian pegawai;
b. Menyelenggarakan proses administrasi mutasi dan kenaikan
pangkat;
c. Menyelenggarakan proses penataan manajeman administrasi
kepegawaian;
d. Menyelenggarakan proses pengembangan sember daya aparatur
Pegawai Negeri Sipil melalui Pendidikan dan Pelatihan;
e. Melakukan pengendalian dan pengawasan dibidang kepegawaian;
E. Struktur Organisasi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang No. 03
Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang secara
tekins operasioanal dan administrasi berada di bawah dan tanggung
jawab kepada Bupati melelaui Sekretaris Daerah.
Di dalam menjalankan tugasnya Kepala Badan Kepegawaian
Daerah membawahi bagain Tata Usaha dan 4 (empat) Bidang sebagai
berikut :
1. BAGIAN TATA USAHA
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
a. Seksi Perencanaan dan Pengadaan Pegawai
b. Seksi Pengembangan Pegawai
3. BIDANG MUTASI DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN
a. Seksi Mutasi Pegawai
b. Seksi. Informasi kepegawaian
4. BIDANG KINERJA DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAIAN
a. Seksi Kinerja Pegawai
b. Seksi Bidang Kesejahteraan Pegawai
5. BIDANG DIKLAT
c. Seksi Diklat Fungsional
d. Seksi Diklat Struktural
Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007dapat
dilihat pada bagan sebagai berikut ini :
Sumber : BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Kabupaten Enrekang, 2013
Sumber daya manusia yang terdapat di Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang, berdasarkan Perda 03 tahun 2013, jumlah jabatan
Kepegawaian Kesejahteraan PegawaiKabid. Kinerja dan
struktural dan eselonering jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada table berikut
Table 1 : Jabatan Struktural dan Eselonering Jabatan pada Badan
Kepegawaian Daerah Kab. Enrekang
No Nama Jabatan Eselonering Jumlah Ket. (terisi)
1 Kepala II b 1 1
2 Kepala Bagian Tata Usaha III a 1 1
3 Kepala Bidang III a 3 3
4 Kepala Seksi IV a 6 6
5 Kepala Seksi IV a 2 2
Jumlah 13 13
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang, 2013
Jumlah pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang
sebanyak 40 orang dengan latar belakan pendidikan strata dua sebanyak 1
orang, strata satu sebanyak 24 orang, D3 (diploma) sebanyak 3 orang dam
SLTA sebanyak 12 orang ditambah dengan tenaga kontrak sebanyak 9
orang, sehingga dari aspek kuantitas hal ini dapat menunjang pelaksanaan
tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang. Dan
yang perlu diperhatikan bagaimana mengoptimalkan mereka melalui
pemberdayaan pegawai (empowerment staff) Badan Kepegawaian Daerah
secara maksimal. Untuk lebih jelasnya keadaan pendidikan pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tebel 2 : Komposisi Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
No Tingkat Pendidikan Formal Jumlah
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, 2013
Komposisi jumlah pegawai di Badan Kepegwaian Daerah Kabupaten
Enrekang berdasarkan pangkat dan golongan/ruang dapat dilihat pada table
berikut ini :
Table 3 : Komposisi Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang Menurut pangkat, Golongan dan Ruang
No Klasifikasi Jumlah
Pangkat Golongan Ruang
1 Pembina Utama Madya IV D
-2 Pembina Utama Muda IV C
-3 Pembina Tingkat I IV B 3
4 Pembina IV A 4
5 Penata Tingkat I III D 4
6 Peñata III C 3
7 Penata Muda Tingkat I III B 8
8 Piñata Muda III A 12
9 Pengatur Tingkat I II D 1
10 Pengatur II C 2
11 Pengatur Muda Tingkat I II B 1
12 Pengatur Muda II A 7
13 Juru Tingkat I I D
-14 Juru I C
-15 Juru Muda Tingkat I I B
-16 Juru Muda I A
-Jumlah 40 Orang
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, 2013
Ditengah-tengah perubahan yang saat ini terasa berlalu sangat cepat
sebagai akibat perkembangan Iptek, perubahan pola pikir masyarakat dan
sebagai salah satu organisasi publik melakukan penyesuaian-penyesuaian
untuk mengakomodir visi dan misinya. Oleh karena itu upaya-upaya terus
dilakukan untuk peningkatan kemampuan dan skil Pegawai Negeri Sipil
melalui pemberdayaan staf lingkup Pemerintahan Kabupaten Enrekang,
karena hal ini merupakan jembatan bagi upaya pencapaian tujuan organisasi,
selain itu Badan Kepegawaian Daerah dituntut pula memberikan pelayanan
yang prima bagi Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemerintah Kabupaten
Enrekang oleh karena itu penyiapan infrastruktur, sarana dan prasarana
pendukung merupakan syarat mutlak untuk dapat mewujudkan harapan dan
tuntunan masyarakat tersebut.
F. KEBIJAKAN OPERASIONAL
Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang berpijak dengan mandasari peraturan
perundang-undangan sebagai dasar hukumnya adalah :
1. Undang-Indang No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II Sulawesi
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemrintah Daerah;
3. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
4. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Organisasi Perangakat daerah;
5. Peraturan Pemrintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
6. Peraturan Pemrintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan Struktur
Organisasi Pemerintah Daerah;
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 239/IX/6/8/2003,
tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP);
8. Peraturan Daerah No. 33 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Rencana Penelitian dilaksanakan pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Enrekang dengan mempertimbangkan beberapa hal
antar lain :
- Lokus penelitian berhubungan langsung dengan tempat penulis
bekerja, dengan demikian memudahkan penulis untuk melakukan
penelitian sesuai dengan tema Proposal Penelitian.
- Memudahkan mengumpulkan data karena informan yang akan
diwawancarai sudah familiar dengan penulis dan Data mudah
didapatkan.
- Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah penulis dapat
menghemat biaya penelitian karena lokasi penelitian di wilayah
penulis bekerja.
3.2. Tipe dan Jenis Penelitian
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian
statistik termasuk persoalan-persoalan yang dirumuskan, tetapi
hanyalah memberikan gambaran yang mendalam tentang
permasalahan tersebut sesuai dengan data yang didapatkan
dilapangan dan penafsiran peneliti.
Penelitian ini hendak dilakukan dengan sangat memperdulikan
suasana alamiah dari fenomena sosial sebagai cara untuk memahami
ini dilakukan dengan mengikuti tata aturan penelitian kualitatif, yakni
penelitian yang dimaksud membuat analisis terhadap pencandraan
gambaran mengenai data-data informasi, kejadian-kejadian secara
sistematis, faktual dan akurat. Dengan demikian, tipe penelitian ini
adalah kualitatif. Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif, maka desain
penelitian ini bersifat fleksibel sewaktu-waktu dapat disesuai dengan
kondisi lapangan dan temuan data baru sehingga desain ini bersifat
sementara, menyesuaikan, dan berkembang.
3. 3. Populasi dan sampel Penelitian
Oleh Win VanZanten, populasi dikatakan sebagai himpunan yang
menjadi tinjauan dalam data statistik. Untuk hal yang sama Sutrisno
Hadi berpendapat bahwa populasi adalah seluruh penduduk, makhluk
atau benda-benda yang diselidiki dan sedikitnya mempunyai sifat yang
sama. Adapun populasi dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang
terkait secara langsung, maupun tidak langsung dengan Aparatur
Pengelola administrasi Badan Kepegawaian Daerah serta hal-hal lain
yang berkaitan dengan pelayanan kepegawaian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
pengamatan berperan serta wawancara mendalam. Sebenarnya
metode observasi menawarkan empat Pilihan ; pertama partisipasi
penuh, kedua partisipasi pengamat, ketiga pengamat sebagai partisipan
dan keempat pengamat total. Akan tetapi dalam penelitian ini akan
untuk mengungkapkan makna dibalik peristiwa. Oleh Karena itu maka
dalam penelitian ini Penulis mennggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Pengumpulan data primer ialah pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung dari lapangan dengan melakukan observasi dan
wawancara dengan narasumber yang erat kaitannya dengan judul
penulisan ini. Serta pengalaman penulis selama menjadi staf dan
kepala seksi pada Badan Badan Kepegawaian Daerah.
2. Pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh dangan
melakukan analisis dan ditelaah secara cermat terhadap berbagai
referensi, peraturan dan ketentuanyang berhubungan dengan
materi penulisan ini.
3. 5. Teknik Analisi Data
Penelitian ini dilakukan dengan proses penelitian yang
berkesinambungan sehingga pengumpulan data dan pengolahan data
dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. Pada saat data
dikumpulkan, diupayakan dapat mengolah data secara bersamaan.
Sebaliknya, pada saat pengelohan data, tidak menutup kemungkinan
untuk kembali lagi kelapangan guna memperoleh data yang dianggap
perlu dan mengolahnya kembali.
Teknik olah data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan :
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian
yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi,
yang penting dan berkaitan dengan masalah, yang telah direduksi
memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan
wawancara.
2. Display Data
Analisa ini dilakukan mengingat data yang terkumpul demikian
banyak. Data yang bertumpuk menimbulkan kesulitan dalam
menggambarkan detail keseluruhan dan sulit pula untuk mengambil
kesimpulan. Kesukaran dapat diatasi dengan cara membuat model,
matriks, atau grafis sehingga keseluruhan data dan bagian detailnya
dipetakan dengan jelas.
3. Verifikasi Data
Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara
sistematis baik melalui tema maupun model grafik atau juga matrik.
Kemudian disimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan.
Namun kesimpulan itu baru bersifat sementara saja dan bersifat
umum. Supaya kesimpulan diperoleh secara lebih dalam.
3.6. METODE ANALISIS
Untuk menetukan analisis strategis yang berkaitan dengan suatu
organisasi, maka dapat dianalisis dengan menggunakan metode SWOT Strenghts/Kekuatan, Weakness/Kelemahan, Opportunity/Peluang and Threats/Ancaman. Analisis SWOT tersebut dapat membantu untuk merumuskan alternative strategis di dalam suatu lingkungan organisasi
Analisis ini didasarkan pada prinsip strategis yang menghasilkan
keserasian antara kemampuan internal yang berupa kekuatan dan
LINGKUNGAN INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESS)
LINGKUNGAN EKSTERNAL
1. Dukungan sember daya
manusia
2. Fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai
4. Produktifitas kerja pegawai yang masih rendah
PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI MENGGUNAKANKEKUATAN DENGAN MEMANFAATKAN PELUANG
STRATEGI MENGATASI KELEMAHAN DENGAN MEMANFAATKAN PELUNG
1. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
2. UU No. 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
3. Perda No. 03 tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
3. Daya gunakan dukungan dana
yang relative cukup untuk
2004 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah
4. Daya gunakan sikap dan komitmen manajemen puncak untuk memenfaatkan adapt istiadat dan masyarakat religius.
5. Daya gunakan sikap prilaku etos kerja, motivasi kerja dan
disiplin pegawai untuk
memanfatatkan dukungan dari pimpinan dan instansi terkait yang mantap.
UU No. 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
4. Atasi produktivutas kerja pegawai yang masih rendah dengan memenfaatkan dukungan dari pimpinan dan instansi terkait yang mantap.
5. Atasi produktivitas kerja pegawai yang masih rendah dengan memanfaatkan adapt istiadat dan masyarakat religius.
2. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. Tuntunan reformasi
transparansi dalam pengelola kepegawian
4. Era Globalisasi
1. Manfaatkan dukungan sumber daya manusia untuk menghaindari adanya tuntunan reformasi reformasi transparansi dalam pengelolaan kepegawaian.
2. Manfaatkan fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai untuk menghindari perubahan kondisi social politik pemerintahan
1. Tingkat kemampuan maajerial pemangku jabatan yang masih minim untuk memanfaatkan adanya tuntunan reformasi transparansi dalam pengelolaan kepegawaian
yanf relative cukup untuk menghindari kemajuan ilmu pengetahuai dan teknologi
4. Manfaatkan sikap dan
komitmen manajemen puncak untuk manghindari adanya tuntunan reformasi transparansi dalam pengelolaan kepegawaian 5. Manfaatkan sikap prilaku etos
kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja untuk menghindari era globalisasi.
daya manusia yang relative masih rendah untuk memanfaatkan perubahan kondisi social politik pemerintahan.
4. Tingkatkan produktivitas
pegawai yang masih rendah untuk memanfaatkan era globalisasi. 5. Tingkat produktivitas pegawai
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, maka
ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai suatu kesimpulan yakni sebagai
berikut :
1. Sebagai indikator daripada rencana peningkatan optimalisasi pengelolaan
administrasi umum dan kepegawaian pada bagian umum dan
kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, maka
yang perlu ditingkatkan adalah disiplin aparatur pengelola administrasi
kepegawaian melalui kegiatan pelatihan teknis pengelolaan administrasi
kepegawaian.
2. Faktor yang menjadi kunci keberhasilan dan peningkatan pelayanan
kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang
adalah :
i. Terwujudnya pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Enrekang
ii. Meningkatnya keterampilan dalam pengelolaan
adminnistrasi dan pelayan umum pada Badan Kepegawaian Daerah
akuntabilitas dan standar yang jelas. Perencanaan strategis harus dimiliki
oleh instansi pemerintahan, melalui RENSTRA, sehingga mekanisme
akuntabilitas berjalan dengan baik. Perlu ada control efektif yang bersifat
internal maupun eksternal terhadap pelaksanaan secara strategis.
Dengan adanya system kontrol dan sistem akuntabilitas yang efektif,
efisien akan dapat terwujud suatu kepemerintahan yang baik, bersih dan