• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN INDIVIDU PROGRAM PRAKTIK LAPANGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN INDIVIDU PROGRAM PRAKTIK LAPANGA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN

DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2014/2015

Oleh:

ESSA ANNISA SYADIAH 1103033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN DIREKTORAT AKADEMIK

(2)

LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN

DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2014/2015

Menyetujui:

Dosen Pembimbing PPL,

Dr. Sri Handayani, M.Pd NIP : 19660301997032001

Guru Pamong PPL,

(3)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji syukur praktikan panjatkan kepada sang pemberi rahmat seluruh alam, Allah SWT atas petunjuk yang diberikannya sehingga praktikan pada akirnya dapat menyelesaikan serangkaian kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan baik di SMK Negeri 1 Kuningan

Laporan ini disusun berdasarkan pada semua kegiatan yang telah penulis lakukan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Kuningan. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk membekali para calon pendidik dengan pengetahuan dan pengalaman kependidikan praktis sebagai usaha untuk membentuk mahaiswa sebagai calon pendidik menjadi guru yang profesional, dan siap menghadapi tantangan setelah terjun ke lapangan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan laporan Progam Pengalaman Lapangan (PPL) ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Allah SWT beserta Nabi Besar Muhammad SAW.

2. Orangtua dan Keluarga yang selalu memberikan bantuan baik secara moril maupun materil.

3. Ibu DR. Sri Handayani, M.Pd selaku dosen Pembimbing PPL atas segala bimbingan dan perhatiannya.

(4)

dalam melaksanakan berbagai kegiatan selama berlangsungnya PPL di SMKN 1 Kuningan.

5. Bapak Didin Wahyudin, S.P selaku Koordinator PPL di SMK Negeri 1 Kuningan.

6. Bapak Drs. H. Tarmidi, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Kuningan yang telah memberikan izin pelaksanaan PPL di sekolahnya.

7. Seluruh wakil kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha beserta seluruh civitas akademika SMK Negeri 1 Kuningan.

8. Seluruh siswa/siswi SMK Negeri 1 Kuningan, terutama Jurusan TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian).

9. Rekan PPL program studi pendidikan teknologi agroindustri seperjuangan Shella Maulida, Nurul Novia Agustin, dan Yeni Agustina. Merantau di kota lain selama 3 bulan lamanya, berbagi sedih senang bersama.

10. Semua Pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga kebaikan semua pihak dibalas dengan balasan yang setimpal oleh Allah SWT.

(5)

Penulis DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL... 1

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 1

B. Proses Penampilan... 7

C. BimbinganBelajar/EkstraKulikuler... 11

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah... 12

E. Proses Bimbingan... 13

BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI. A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 16

B. Proses Penampilan... 17

C. Bimbingan Belajar/EkstraKulikuler... 19

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah... 20

E. Proses Bimbingan... 21

BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH... A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 22

B. Proses Penampilan... 23

C. BimbinganBelajar/EkstraKulikuler... 26

D. PartisipasidalamKehidupanSekolah... 26

E. Proses Bimbingan... 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan... 29

B. Saran... 31 DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN

DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

Program Pelatihan Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk kelompok mata kuliah profesi pada program studi kependidikan bertujuan untuk mengembangkan profesi kependidikan. Dalam onteks pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, PPL memiliki fungsi dan peran. Kegiatan PPL yang dilakukan mahasiswa pada hakekatnya melakukan aktivitas belajar dengan mengabdi pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu. Para mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL, tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi dunia kerja, tetapi para mahasiswa dituntut pula mendapatkan pengalaman belajar mengajar serta mengintegrasikan pengalamannya itu ke dalam pola perilakunya dirinya sebagai pribadi yang efektif dan produkstif. Dengan PPL, para praktikan atau mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap program studinya masing-masing.

(7)

Cigugur-Sukamulya dan kampus 2 berlokasi di Cigintung. Penulis memilih mengajar di kampus 1 dan mendapat kesempatan mengajar di kelas X, XI , XII TPHP karena sesuai dengan program studi yang sedang ditempuh oleh penulis selama berkuliah yaitu Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP).

Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan jalan pendidikan tidak terlepas dari yang namanya tenaga pendidik atau sering kita sebut dengan Jabatan Guru. Guru sebagai tenaga kependidikan yang bertugas di lembaga pendidikan formal dituntut untuk bekerja secara profesional agar tujuan pendidikan yang maksimal mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas sehingga SDM yang akan terjun di dalam masyarakat memiliki kemampuan untuk meningkatkan mutu kehidupan. Potensi tersebut tidak muncul begitu saja melainkan harus diasah agar potensi tersebut muncul dari dalam diri manusia itu. Berbagai cara dilakukan oleh manusia agar potensi yang dimilikinya dapat muncul dan berkembang salah satu caranya adalah melalui pendidikan.

Suatu jabatan dikatakan profesional, kalau hanya pejabat yang bersangkutan yang bisa melaksanakan tugas tersebut.Untuk menjadi seorang guru yang profesional dibutuhkan pengetahuan tentang keguruan dan ilmu pendidikan serta pengalaman lapangan di dunia pendidikan secara langsung. Melalui pengalaman tersebut seorang guru diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan kondisi lapangan yang sesungguhnya dan mengamati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(8)

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan adanya tuntutan seperti itu, maka perguruan tinggi yang memiliki program kependidikan harus menciptakan calon-calon guru sebaik mungkin. Perguruan tinggi harus menyiapkan calon-calon guru yang kompeten dibidangnya. Kompetensi di sini adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru yang siap pakai sesuai dengan tuntutan zaman.

Program pengalaman lapangan yang dikenal sebgaia PPL merupakan salah

satu kegiatan UPI agar para mahasiswa (praktikan) mendapat pengalaman

kependidikan secara faktual di lapangan. Sehingga jika mahasiswa telah lulus dari

UPI mahasiswa siap menjadi seorang tenaga pendidik yang dibekali oleh

pengalaman. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan dalam profesi sebagai pendidik dan tenaga kependidikan serta

mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik

di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh tanggung jawab (Panduan PPL,

2011:2).

(9)

Selain untuk mempraktekkan teori tentang pembelajaran, PPL juga merupakan sarana untuk menimba pengalaman, sehingga setelah menyelesaikan pendidikan dari institusi, diharapkan dapat menjadi calon pengajar yang sekaligus juga menjadi pendidik yang baik dan bertanggung jawab, berbakti kepada bangsa, negara, dan agama. PPL merupakan sarana yang paling efektif untuk menimba pengalaman menjadi seorang guru, karena pada kegiatan PPL sepenuhnya mendapat bimbingan dan penyuluhan dari guru-guru khususnya guru senior yang sudah berpengalaman.

Untuk menjadi seorang guru yang baik, tidak akan menempuh jalan lurus tanpa cacat, tetapi untuk menjadi seorang guru yang baik akan menemukan permasalahan-permasalahan. Begitu pula yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan PPL banyak sekali ditemukan permasalahan. Dengan ditemukannya permasalahan-permasalahan bukan berarti bahwa kegiatan PPL itu telah gagal, tetapi yang perlu diperhatikan bukan tidak bertemu dengan masalah atau menghindar dari masalah yang sedang dihadapi, akan tetapi ketika dihadapkan pada suatu permasalahan maka masalah tersebut berusaha untuk dipecahkan.

(10)

Dalam konteks pencapaian yang telah ditetapkan, PPL memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Kegiatan PPL yang dilakukan mahasiswa pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan bekerja pada suatu sekolah/lembaga pendidikan tertentu. Mahasiswa dalam melaksanakan PPL, tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi kerja, tetapi para mahasiswa juga dituntut untuk mendapat pengalaman mengajar secara profesional serta mengintegrasikan pengalamannya itu ke dalam pola perilaku dirinya sebagai pribadi yang efektif dan produktif. Dengan PPL, mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap program studinya masing-masing.

Program Pengalaman Lapangan (PPL) semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Desember 2014. Dimana lokasi PPL tersebar di sekolah-sekolah lanjutan di Bandung dan diluar Bandung. Salah satu diantaranya adalah SMK Negeri 1 Kuningan yang dijadikan tempat PPL.

(11)

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu bentuk penjabaran atau perluasan dari kurikulum operasional GBHP. Seorang praktikan diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan penampilan lapangan. RPP yang dibuat akan membantu pendidik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan beberapa rangkaian kegiatan dari persiapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang efektif dan di dalamnya terkandung program yang terperinci sehingga tujuan yang akan dicapai untuk menentukan keberhasilan proses belajar mengajar sudah terumuskan dengan jelas.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan skenario seorang pendidik dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sebelum mulai mengajar para praktikan diwajibkan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan sebagai pegangan dasar dalam mengajar sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan keberhasilannya dapat diukur.

(12)

 Kompetensi Inti;

 Kompetensi dasar dan Indikator;

 Tujuan;

 Materi pembelajaran;

 Model, pendekatan dan metode pembelajaran;

 Langkah-langkah pembelajaran;

 Alat, media dan sumber pembelajaran;

 Penilaian.

Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada beberapa kendala yang dialami praktikan. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memilih metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator;

2. Menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan metode dan indikator yang telah disusun, serta disesuaikan dengan fasilitas yang ada dikelas yang akan diajarkan;

3. Kesulitan dalam menyusun evaluasi yang akan diberikan di kelas yaitu dalam memberikan penilaian yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta kemampuan siswa;

(13)

5. Menentukan pendekatan, strategi, dan metode terkadang masih bingung sehingga perlu bimbingan dengan guru pamong;

6. Pencapaian target kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah dirumuskan dalam tujuan yang telah dibuat;

7. Kesulitan merencanakan alokasi waktu untuk menyampaikan setiap pokok bahasan ataupun sub bahasan agar tersampaikan dengan baik dalam proses pembelajaran di kelas dan tepat waktu;

8. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman praktikan dalam hal penyusunan bahan pembelajaran.

9. Pada saat pertama datang ke SMKN 1 Kuningan diberi pengarahan tentang pembuatan RPP. RPP yang diberikan masih belum tepat struktur dan format penyusunannya. Namun praktikan mencoba membuat RPP dengan struktur dan format yang diberikan, yang sbeenarnya praktika masih merasa kebingungan harus mengacu kepada RPP yang mana. 10. Seminggu sebelum ujian PPL, guru pamong praktikan di SMKN 1

(14)

11. RPP ujian yang harus diserahkan pada saat ujian PPL mengacu pada kurikulum 2013. Praktikan memustuskan untuk mengikuti format yang diberikan guru pamong yang sudah mengikuti penataran kurikulum 2013. Karena guru pamong praktikan seedang mengikuti penataran di Kota Cianjur dan kurang bisa untuk melakukan bimbingan yang intensif. Praktikan merasa bingung namun tetap berusaha menyesuaikan RPP kurikulum 2013 untuk bisa diterapkan di RPP ujian dan RPP lainnya yang sudah dibuat.

B. Proses Penampilan

(15)

pengetahuan (common text book). Proses penampilan di kelas merupakan pola interaksi antara guru dan siswa, pada hakekatnya adalah tercipta hubungan multi arah antar guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Dalam pelaksanaan PPL, penampilan penulis sebagai seorang guru menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan proses kegiatan belajar mengajar. Pada saat tampil di depan kelas untuk memberikan materi kepada para siswa dibutuhkan kesiapan yang matang.

Selama PPL, penulis mendapatkan tugas untuk menyampaikan materi pada: 1. Teori Kejuruan Produktif TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian) yaitu

pada Mata Pelajaran Dasar Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan di kelas X TPHP 1 dan X TPHP 2

2. Mata Pelajaran Produksi Hasil Nabati di Kelas XI TPHP 1 dan XI TPHP 2 3. Teori kejuruan produktif kelas XII TPHP 1 dan XII TPHP 2

(16)

kampus Cigintung (Kelas XII

Sebagai calon pendidik, praktikan berusaha menjadi teladan budi pekerti yang baik bagi anak didiknya. Praktek keprofesian di kependidikan sangat dibutuhkan bagi calon pendidik sebagai bekal untuk melatih penguasaan ilmu serta untuk melatih emosi dalam menghadapi anak didiknya di kemudian hari sebagai calon generasi penerus bapak dan ibu guru di sekolah.

Pada awal pelaksanaan PPL, praktikan banyak mendapatkan kesulitan. Hal ini disebabkan kegiatan PPL merupakan kegiatan mengajar siswa yang pertama kali dilaksanakan oleh praktikan. Suasana kelas yang gaduh dan keadaan siswa yang masih kurang bisa diatur. Praktikan berusaha untuk menguasai kelas, ketika siswa membuat gaduh di dalam kelas.

(17)

kurikulum 2013, sedangkan kelas untuk XII menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk kelas X praktikan mengajar tentang dasar pengolahan hasil pertanian. Kemudian untuk kelas XI praktikan mengajar tentang produksi hasil nabati dan untuk kelas XII praktikan mengajar tentang teknik pengolahan hasil pertanian.

Kesulitan yang dihadapi oleh Praktikan pada saat proses belajar mengajar di kelas antara lain sebagai berikut :

1. Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas merupakan serangkaian kegiatan guru yang bertujuan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pada awal pertemuan Praktikan berkesempatan untuk melakukan observasi guna mengetahui kondisi dan karakter tiap kelas yang akan dijadikan latihan belajar mengajar. Tetapi Pada awal penampilan meskipun didampingi guru pamong, namun praktikan sempat mengalami kesulitan dalam penguasaan kelas, mulai dari menertibkan kelas, menarik perhatian siswa, menjalin komunikasi dengan siswa dan memberikan materi kepada siswa.

2. Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh siswa secara merata.

Siswa merupakan objek yang perlu diberi perhatian dan pengarahan dengan baik. Namun praktikan cukup kesulitan untuk memberikan perhatian kepada seluruh siswa karena banyaknya jumlah siswa pada setiap kelasnya.

3. Sosialisasi dengan siswa

(18)

dan baru pertama kalinya berinteraksi dengan siswa menjadi kendala. Namun seiring dengan berjalannya waktu praktikan sudah bisa mulai beradaptasi.

4. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Media yang digunakan sudah sesuai dengan tuntutan standar kompetensi, indikator, dan kondisi kelas. Namun, dalam pelaksanaanya media kurang begitu digunakan secara optimal. Bahkan, sumber belajar yang terbatas di SMK Negeri 1 Kuningan cukup menyulitkan praktikan untuk memberikan materi yang maksimal, itu disebabkan karena modul di SMK Negeri 1 Kuningan masih terbatas, dan sumber belajar di internet pun demikian.

5. Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

Proses KBM akan dikatakan sukses apabila terdapat interaksi dua arah antara guru dengan siswa. Kondisi yang dihadapi selama PPL di SMK Negeri 1 Kuningan, memiliki karakter yang berbeda-beda pada setiap kelasnya. Contohnya ketika praktikan mengajar di kelas X lebih mudah menguasai kelas dan menjalin komunikasi dengan siswa dibandingkan mengajar di kelas XI atau XII, yang kondisi kelas dan siswa nya sangat berbeda, dikarenakan kelas XI dan XII sudah mulai berani dan tidak malu untuk menegur praktikan ketika ada materi yang kurang tepat untuk disampaikan. Sehingga, membuat mental praktikan teruji dan menjadi pengalaman dan pelajaran untuk praktikan. 6. Emosi praktikan dan siswa

(19)

kelas X, kondisi sifat siswa cenderung masih bisa dikelola oleh praktikan. Sikap patuh dan disiplin untuk kelas X masih sangat baik, namun hanya sedikit manja dan masih perlu bimbingan yang intensif dari praktikan. Terkadang praktikan merasa cukup lelah dan harus bersabar untuk menghadapi kelas X untuk saat pembelajaran dan yang terutama pada saat praktikum. Karena pengetahuan dan pengalaman kelas X yang masih minim menjadi suatu tantangan untuk melatih emosi kesabaran praktikan. Namun praktikan menilai kelas X emosinya ternilai baik. Kemudian untuk kelas XI praktikan menemukan kecenderungan sikap yang berbeda. Yaitu kelas XI sudah bermunculan sikap pemalas, lebih cenderung mementingkan ekstrakulikuler, dan sikap pembangkang. Praktikan terkadang merasa jenuh dan marah ketika sikap yang seperti itu bermunculan. Merasa siswa sulit diatur maka praktikan berusahan meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas dan selalu disiplin unutk saat pembelajaran.

SND

7. Pengaturan volume suara

(20)

diantaranya komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Proses belajar mengajar pada pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Terkadang suara siswa yang banyak mengalahkan suarau guru yang hanya satu orang, praktikan kesulitan ketika sedang menerangkan materi, ketika ada topik yang menarik siswa langsung ramai membicarakan topik tersebut, sehingga menyulitkan guru untuk melanjutkan materi ajarnya lagi.

Berbicara di depan kelas untuk menyampaikan suatu materi pelajaran sangat berbeda dengan berbicara di forum diskusi atau forum lainnya, selain itu kondisi dan karakter ruang serta tempat yang berbeda memiliki kecenderungan untuk melakukan penyesuaian dalam menentukan intensitas dan tingkat intonasi rendah dan tingginya suara. Audien dalam hal ini adalah siswa, turut memberikan andil dalam pengaturan intonasi. Masalah volume suara sering dialami pada jam akhir. Pengaturan suara pada suasana yang tidak kondusif akan berbeda dengan keadaan yang tenang dan tertib, kondisi itulah yang kemudian dalam proses kegiatan belajar mengajar. Praktikan yang tidak memiliki suara cukup keras akan seolah berteriak-teriak padahal kenyataanya tidak demikian walau demikian tetap saja suara praktikan belum dapat terdengar oleh seluruh siswa.

(21)

Pendidik dalam hal ini guru yang baik harus aktif di segala bidang bukan hanya dalam bidang akademik saja tetapi di luar akademik pun guru harus aktif. Dewasa ini perkembangan dunia pendidik yang pesat mendorong sekolah untuk berprestasi dalam berbagai bidang baik akademik maupun non akademik, atas dorongan tersebut pihak sekolah memberikan kemudahan serta menyediakan fasilitas bagi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Siswa diberikan fasilitas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Khusunya di SMK Negeri 1 Kuningan, selama PPL di sana penulis dapat melihat bahwa sekolah benar-benar memberikan ruang bagi perkembangan potensi siswanya. Banyak kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan, seringnya pihak sekolah mendorong siswanya untuk mengikuti berbagai lomba baik itu akademik maupun non akademik.

Praktikan berusahan berperan secara maksimal dalam kegiatan ekstrakurikuler, meskipun praktikan mempunyai jadwal yang cukup padat untuk mengajar. Tetapi beberapa kali praktikan rutin mengikuti atau membimbing kegiatan ekstrakurikuler ketika ada waktu luang. Praktikan menghadiri kegiatan pramuka di hari jum’at, ekstrakulikuler ini diikuti oleh kelas X dan XI SMK Negeri 1 Kuningan. Kemudian praktik memberi pelatihan bahasa inggris kepada mereka yang ingin mempunyai kemampuan lebih berbahasa inggris.

Kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di SMK Negeri 1 Kuningan adalah sebagai berikut:

(22)

4. Gamelan 5. Padus

6. Marching Band 7. Pecinta Alam 8. Remaja Masjid 9. Bima Suci

Paskibra adalah ekstrakulikuler yang sering praktikan ikuti dibandingkan dengan ekstrakulikuler yang lain. Karena praktikan mempunyai pengalaman pernah mengikuti paskibra dan menjadi pengibar bendera pusaka. Praktikan tak hentinya memberikan semnagta dan motivasi kepada anggota paskibra, bahwasannya apa yang mereka lakukan sekarang akan ada hasilnya di kemudian hari. Karena sikap disiplin dan tegas yang dididik di paskibra akan berdampak pada pribadi sendiri yang terlihat tegas dan berani.

Pada saat PPL mahasiswa dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut, akan tetapi ada beberapa masalah diantaranya adalah kurang koordinasi dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh praktikan, di mana praktikan harus lebih konsentrasi dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran.

D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah

(23)

1. Mengikuti kegiatan upacara bendera setiap hari senin pagi yang rutin dilaksanakan dan wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswi, praktikan Program Pengalaman Latihan (PPL) dan guru di SMK Negeri 1 Kuningan.

2. Melaksanakan piket guru

Piket merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Praktikan mendapat jadwal piket pada hari Senin, dari pukul 07.00 – 12.00 WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah:

 Menindak siswa yang terlambat datang ke sekolah

 Merekapitulasi data siswa yang melakukan pelanggaran.

 Melayani siswa, membuat surat ijin masuk karena datang terlambat, maupun membuat surat ijin keluar atau ada kepentingan lain.

 Menerima tamu yang mempunyai kepentingan terhadap sekolah, siswa, maupun guru.

 Mengawasi kelas yang kosong (gurunya tidak datang atau belum datang) supaya siswa tidak ribut.

 Dan beberapa tugas teknis lainnya yang bersifat kondisional yang sekiranya dapat dilakukan untuk mendukung kelancaran aktivitas belajar mengajar.

3. Menggantikan guru yang tidak hadir.

(24)

5. Memberikan bimbingan dan ikut serta dalam ekstrakulikuler Paskibra, dan marching band.

6. Mengajar di SMK Negeri 1 Kuningan Kampus Cigintung di kelas XII Agronomi 1 dan 2. Praktikan diberi kesempatan oleh guru bahasa inggris untuk mengembangkan kemampuan bahasa inggris dan mengajar siswa kelas XII.

E. Proses Bimbingan

Proses bimbingan adalah proses yang dilakukan antara praktikan dengan dosen Pembimbing yang ditetapkan oleh Divisi P2JK Program Pengalaman Lapangan (PPL), Guru Pamong yang ada di sekolah ketika mengalami kendala atau kesulitan dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Proses bimbingan ini juga sangat penting terhadap keberhasilan program PPL yang dilaksanakan, karena dengan adanya bimbingan dan pengarahan menjadi sebuah masukan bagi praktikan dalam pelaksanaan program PPL tersebut.

1. Guru Pamong PPL

(25)

untuk membuat RPP sesuai dengan yang ada disekolah. Selain itu, Guru Pamong PPL selalu membimbing dan mengarahkan praktikan mulai dari pembuatan RPP sampai pada penampilan mengajar praktikan seperti cara menghadapi siswa saat pengajaran.

Mendapat guru pamong PPL yang tegas dan aktif dalam setiap event

pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan kelayakan sistem KBM untuk siswa/I TPHP SMKN 1 Kuningan, praktikan merasa beruntung. Namun praktikan merasa kebingungan pada saat seminggu sebelum Ujian PPL guru pamong memberikan format RPP kurikulum 2013 yang terbaru. Sementara itu guru pamong PPL tidak ada disekolah selama seminggu sebelum ujian PPL. Konsultasi dan bimbingan mulai terhambat, namun praktikan berusaha menyelesaikan seluruh administrasi untuk ujian PPL sendiri.

Lancarnya proses bimbingan yang dilakukan dengan Guru Pamong PPL ini tidak terlepas dari sikap responsif dan keterbukaan dari Guru Pamong PPL dalam hal menanggapi pendapat praktikan dan dalam memberikan saran-saran kepada praktikan. Dari proses bimbingan tersebut banyak masukan yang diterima praktikan selama menjalankan proses PPL diantaranya:

a. Konsultasi penyusunan perangkat administrasi. b. Konsultasi penyusunan RPP.

c. Konsultasi pembuatan media pembelajaran siswa. d. Konsultasi pembuatan soal ulangan.

e. Konsultasi penilaian siswa.

(26)

g. Konsultasi tentang permasalahan yang ada di kelas.

2. Dosen Pembimbing PPL.

Dosen Pembimbing PPL adalah dosen pembimbing dari pihak Universitas. Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing yaitu Ibu Dr. Sri Handayani, M.Pd. tidak terlalu intensif. Hal ini terjadi karena jarak antara Bandung - Kuningan yang sangat jauh menjadi penghambat, oleh karena itu bimbingan dilakukan menggunakan alat komunikasi handphone, ataupun bimbingan melalui email. Proses bimbingan dengan dosen tetap PPL terkadang agak sulit untuk mencari waktu yang tepat. Namun, dosen tetap PPL tetap berusaha untuk meluangkan waktunya dalam melaksanakan proses bimbingan kepada praktikan secara optimal. Dengan itu, bimbingan tetap berjalan lancar sampai Dosen Pembimbing melakukan monev dan sampai ujian PPL berlangsung.

3. Supervisor

(27)

BAB II

FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(28)

yang menyebabkan masalah yang berkenaan dengan penyususunan skenario pembelajaran adalah kurangnya kemampuan dalam perkiraan waktu sehingga terkadang tidak sesuai dengan skernario selain faktor tersebut, terdapat faktor lain yang menghambat praktikan dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut:

1. Kesulitan dalam menentukan metode, pendekatan dan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan setiap kelas mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga diperlukan sebuah perlakuan khusus dengan memilih metode dan pembelajaran yang berbeda-beda. Masalah bertambah lagi ketika beberapa metode yang telah diketahui penulis dari perkuliahan terkadang tidak sesuai ketika diterapkan di kelas.

2. Kurangnya kemampuan dalam perkiraan alokasi waktu sehingga terkadang tidak sesuai dengan skenario yang telah direncanakan, sehingga terkadang membuat praktikan harus bekerjaran dengan waktu yang disediakan agar materi yang akan disampaikan terpenuhi atau terkadang waktu pelajaran belum habis tetapi praktikan sudah kehabisan materi ajar, sehingga praktikan harus pintar-pintar menyiasatinya dengan memberikan motivasi, cerita pengalaman praktikan. 3. Karena situasi dan karakter kelas berbeda-beda, praktikan mengalami sedikit kendala dalam memilih strategi dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karekter siswa dalam kelas tersebut. Perbedaan tersebut terlihat ketika praktikan mengajar kelas X dengan kelas XI dan XII, jika kelas X praktikan tidak terlalu sulit untuk menguasai kelas, sebaliknya berbeda dengan kondisi kelas XI dan XII praktikan cukup kesulitan menguasai kelas.

(29)

memiliki karakter kelas yang berbeda, ada yang mudah untuk dikendalikan dan ada juga yang sulit untuk dikendalikan membuat praktikan kesulitan menentukan metode dan media pada saat pengajaran di kelas. Disini dilatih kestabilan emosi dari praktikan dan melatih kemampuan praktikan untuk mengelola suasana kelas supaya tercipta kenyamanan dan kebahagiaan disamping keseriusan belajar. Karena siswa cenderung bosan dan mengantuk jika diberi pelajaran yang serius dan monoton. Praktikan perlu melatih softskill dan berfikir metode yang baik untu pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5. Kurangnya pengalaman dan masih perlu banyak belajar dalam menyusun rencana pembelajaran dengan metode yang sesuai dan efektif sesuai dengan kompetensi yang diajarkan.

Hal ini disebabkan penulis belum memiliki banyak pengalaman dalam melakukan pembelajaran di kelas dan belum dapat menyesuaikan dengan kegiatan mengajar selama 1 semester di SMK Negeri 1 Kuningan sehingga belum tahu berapa banyak waktu yang efektif yang dapat digunakan.

B. Proses Penampilan

Adapun beberapa faktor-faktor yang menjadi penyebab dari masalah di dalam proses penampilan yang dialami oleh praktikan diantaranya:

1. Faktor dari praktikan  Keterampilan

(30)

proses penampilan di dalam kelas adalah keterampilan mengelola kelas yang masih kurang. Praktikan terkadang sulit menghentikan siswa-siswa yang mengobrol atau ribut ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Oleh karena itu kemampuan praktikan dalam menguasai kelas harus terus diperbaiki, khususnya pada saat jam terakhir pelajaran.

 Motivasi

Motivasi praktikan selama kegiatan PPL ini mengalami pasang surut. Terkadang praktikan merasa sangat semangat tetapi kadang merasa kurang semangat. Banyak faktor yang menyebabkan praktikan kurang semangat baik itu dari faktor internal praktikan sendiri maupun dari faktor eksternal. Dari internal yaitu motivasi mengajar dari praktikan sendiri yang terkadang naik turun. Sedangkan faktor eksternal misalnya yang berhubungan dengan lingkungan sekolah atau yang lainnya.

 Pengalaman

Kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh praktikan dalam berhadapan dengan siswa di dalam kelas, sehingga pada penampilan pertama kali di depan siswa praktikan sedikit gugup, terkadang juga banyak materi yang lupa tersampaikan, sehingga materi tidak tersampaikan dengan maksimal.

2. Faktor Siswa

(31)

yang tidak begitu jauh. Oleh karena itu, tindakan yang dilakukan siswa di dalam kelas pun cenderung kurang terkondisikan dan ada diantara mereka yang bersikap manja pada praktikan. Kesulitan dalam menghadapi sikap siswa yang membuat kegaduhan di kelas. hal ini terjadi karena praktikan sebagai guru pengganti. Di kelas ini praktikan belum mengenal karakter siswa sehingga metode yang sering diajarkan adalah ekspositiri.

- Pada hal menyampaikan materi, praktikan kesulitan dalam memberikan ilustrasi/contoh-contoh yang dapat mempermudah penyerapan materi oleh siswa. Kesulitan ini karena pengetahuan praktikan yang terbatas, dan seringkali mengambil contoh/ilustrasi yang hanya terpaku dari satu buku sumber. Kurang sesuainya praktek dengan RPP, kadang-kadang apa yang sudah direncanakan dalam RPP, tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan dalam proses belajar mengajar karena banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya karena kekurangaktifan siswa sebagaimana yang diharapkan.

- Pembelajaran secara berkelompok dirasa kurang efektif sehingga dibutuhkan waktu untuk mengulang pembelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan yang menyebakan perbedaan yang mencolok anatar siswa yang sudah mengerti dan siswa yang belum mengerti.

(32)

Kurang maksimalnya praktikan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, lebih didasari oleh padatnya kegiatan akademik yang dilakukan praktikan dalam melaksanakan kegiatan PPL dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh praktikan. Namun beberapa kali praktikan mengikuti dan membimbing kegiatan ekstakurikuler seperti Pramuka yang kebetulan jadwalnya tidak bentrok dengan kegiatan akademik di sekolah dan tidak mengganggu jadwal praktikan saat mengajar.

Berkaitan dengan masalah yang dialami praktikan, dapat dikemukakan faktor penyebab timbulnya masalah-masalah tersebut, yaitu:

1. Kendala waktu praktikan dengan jadwal ekstrakurikuler menjadi kendala utama.

2. Kurangnya berkoordinasi dengan para pengurus ektrakurikuler. 3. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki praktikan sehingga tidak

semua kegiatan ekstrakurikuler dapat berperan aktif.

D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah

Di SMK Negeri 1 Kuningan, praktikan tidak memiliki ruangan khusus PPL. Praktikan menyebar karena sudah ditugaskan masing-masing individu, ada yang di ruang BK, ada yang bertugas piket, ada yang bertugas di tempat produksi roti, dan juga ada yang mengajar.

(33)

dengan komponen sekolah lainnya, hanya saja ada kesulitan-kesulitan anntara lain:

1. Upacara Bendera

Upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai. Peserta upacara yaitu para siswa, para guru dan staf, termasuk praktikan PPL dari UPI. Tidak ada permasalahan yang berarti pada saat mengikuti jadwal upacara. Praktikan sudah bisa menyesuaikan mengikuti upacara bendera.

2. Piket Utama

(34)

memberikan kritikan yang bersifat membangun dan masukan yang dapat meningkatkan kemapuan dari praktikan itu sendiri.

Diberi guru pamong yang cukup tegas dan rajin, membuat praktikan mencontoh apa yang diperkenalkan dan dieperbuat beliau. Dari sikap yang dicerminkan oleh beliau kepada siswa. Kemudian cara bersosialisasi dengan siswa, cara mengajar guru di kelas. Dalam kelas maupun luar kelas guru pamong memberikan contoh sikap disiplin yang tinggi. Sehingga melatih praktikan mempunyai sikap yang sedemikian rupa. Ini merupakan pelajaran berharga yang praktikan dapat dari seorang guru pamong.

2. Dosen Pembimbing PPL

Faktor penyebab terhambatnya bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL tidak terlalu intensif. Hal ini terjadi karena jarak antara Bandung - Kuningan yang sangat jauh menjadi penghambat, oleh karena itu bimbingan dilakukan menggunakan alat komunikasi handphone, ataupun bimbingan melalui email. Dengan itu, bimbingan tetap berjalan lancer sampai Dosen Pembimbing melakukan monev dan sampai ujian PPL berlangsung.

3. Dengan Supervisor

(35)

sehingga kemungkinan untuk bertemu beliau sangat kecil, dengan demikian jelas mengetahui tentang tugas beliau akan terhambat.

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

Didalam menghadapi setiap permasalahan, praktikan selalu berupaya secara optimal dalam memecahkan masalah. Adapun upaya penanggulangan masalah yang dilakukan praktikan diantaranya :

A. Penyusunan Rencana Pembelajaran

(36)

biasa dan berdiskusi dengan teman sesame praktikan se-jurusan mengenai materi dan RPP sebelum penampilan di kelas, maupun mengenai metode yang tepat untuk diberikan kepada siswa. Dengan demikian masalah yang dihadapi dapat teratasi dengan baik. Dengan berkonsultasi pada dosen luar biasa, penulis lebih tahu bagaimana kondisi siswa di setiap kelasnya, sehingga baik itu metode maupun alat evaluasi yang digunakan dapat sesuai dengan kondisi kelas.

Selain itu dengan melakukan banyak bimbingan kepada dosen luar biasa, penulis pun jadi tahu alokasi waktu yang tepat, kapan beberapa pokok bahasan harus diberikan sekaligus, dan sebagainya sehingga semua materi dapat disampaikan seluruhnya dengan tepat waktu.

Maka dari itu praktikan mengambil tindakan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam penyususnan RPP seperti:

1. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu dengan cara melakukan konsultasi dengan guru pamong PPL baik sebelum proses penampilan kelas maupun setelah penampilan kelas. Dari sanalah praktikan dapat mengambil evaluasi bagaimana cara menyususun RPP yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

(37)

3. Selalu melakukan komunikasi dan diskusi dengan rekan praktikan yang lain dalam bertukar ide dan informasi dalam memilih media dan strategi mengajar, dan bertukar pengalaman tentang kondisi dan karakter kelas.

B. Proses Penampilan

Beberapa faktor penyebab munculnya masalah/kesulitan dalam proses penampilan praktikan di kelas adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Membuka Pelajaran

Dalam membuka pembelajaran, praktikan sering mengalami gangguan, misalnya ketika guru praktikan masuk kelas belum semuanya siswa masuk kelas dan ketika guru mulai membuka pelajaran ada siswa yang baru masuk, sehingga menyebabkan terganggunya pembelajaran. Hal ini sangat mengganggu konsentrasi praktikan, sehingga ada beberapa hal di awal pembelajaran tidak tersampaikan.

2. Sikap Praktikan Dalam Proses Pembelajaran a. Pengaturan Tempo Berbicara

(38)

tersisa dan praktikan kebingungan dengan pengajaran apalagi yang harus disampaikan.

b. Bahasa

Dalam menyampaikan suatu materi, terkadang bahasa yang digunakan sering kali tidak dimengerti oleh siswa. Hal ini disebabkan karena praktikan terbiasa melakukan presentasi kuliah di kampus dengan sesama teman mahasiswa maupun dosen sehingga bahasa yang digunakan terlalu tinggi apabila bahasa tersebut digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan tidak akan tepat sasaran serta tidak komunikatif. Apalagi dalam pelajaran TPHP banyak istilah-istilah yang asing yang mungkin baru dijumpai siswa di SMK Negeri 1 Kuningan. Campuran bahasa Sunda dan bahasa Indonesia juga sering menjadi kendala praktikan, terkadang praktikan nyaman menggunakan bahasa Sunda dan kadang juga diselingi dengan bahasa Indonesia.

c. Komunikasi dengan siswa

(39)

menggali lebih jauh, tetapi kenyataannya terbalik dengan yang praktikan alami pada saat pengajaran di kelas.

d. Penguasaan Materi Pelajaran

Dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa SMK, praktikan mengalami kesulitan ketika menyampaikan suatu materi atau konsep dalam bentuk penggambaran atau ilustrasi. Sehingga konsep-konsep yang diajarkan kepada siswa sering susah dimengerti oleh siswa. e. Implementasi Langkah-Langkah Pembelajaran (Skenario)

Langkah-langkah pembelajarn yang telah disusun dalam RPP sering tidak sesuai ketika dalam pembelajaran, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya pengaturan alokasi waktu yang kurang cermat, sumber belajar yang kurang karena mata pelajaran TPHP masih kurang atau jarang ditemukan di buku dan di internet.

f. Pengelolaan Kelas

(40)

g. Media Pembelajran

Praktikan kurang dapat mengelola media pembelajaran, sehingga media yang ada tidak bisa dimanfatkan secara maksimal sebagai sumber belajar. Salah satu contoh praktikan jarang menggunakan white board, praktikan lebih fokus dengan power point.

h. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran sering tidak terlaksana karena waktu yang telah habis. Hal ini terjadi karena kurang cermatnya praktikan dalam mengelola waktu selama pembelajaran. Seperti yang telah disebutkan di pengelolaan kelas juga, siswa sering meminta pulang sehingga evaluasi tidak dapat dilaksanakan.

i. Kemampuan Menutup Pembelajaran

Menutup pelajaran biasanya sering praktikan lakukan dengan membaca doa terlebihh dahulu, akan tetapi ada kalanya praktikan tidak sempat menutup pembelajaran karena waktu telah habis dan siswa ingin cepat-cepat pulang.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler

Penyebab utama yang menyebabkan praktikan merasa sulit untuk mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler adalah:

(41)

2. Kurangnya berkoordinasi dengan para pengurus ektrakurikuler, sehingga kurang tau jadwal ekstrakurukulier yang bisa disesuaikan dengan jadwal praktikan.

3. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki praktikan sehingga tidak semua kegiatan ekstrakurikuler dapat berperan aktif.

D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah

Selama mengikuti program Pelatihan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Kuningan, praktikan bisa mengikuti dengan baik. Permasalahan yang muncul sehubungan dengan partisipasi dalam kegiatan sekolah ditanggulangi praktikan dengan cara:

1. Selalu berusaha mematuhi segala peraturan yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah.

2. Melaksanakan tugas dengan baik salah satunya melaksanakan tugas harian KBM.

3. Selalu berusaha menjaga nama baik Universitas dan nama baik diri sendiri dengan bersikap sopan dan santun.

4. Berusaha bersosialisasi dan selalu menjalin komunikasi dengan setiap warga sekolah dan rekan praktikan yang lain.

E. Proses Bimbingan

(42)

1. Guru Pamong

Guru pamong sudah memberikan kuasa sepenuhnya kepada praktikan untuk mengajar. Namun praktikan merasa kurang mendapat evaluasi tentang presentasi praktikan mengajar di kelas. Hasilnya praktikan lebih aktif bertanya kepada guru pamong dan secara rutin selalu dilakukan untuk meminimalisir ketidaktahuan praktikan akan hal yang tidak umum. Selain itu praktikan meminta evaluasi perencanaan, penampilan dari Guru Pamong sehingga praktikan dapat mengatur dan memilih media yang menarik dan efektif untuk selanjutnya diterapkan pada pengajaran berikutnya.

Ketidaksesuaian yang diinginkan guru pamong dan kondisi serta situasi praktikan mengajar di kelas karena beberapa faktor misalnya: siswa, media pembelajaran, alokasi waktu dan kebisaan praktikan dalam menguasai materi pelajaran.

2. Dosen Pembimbing

Mengoptimalkan waktu bimbingan dan waktu luang untuk melakukan konsultasi dengan Dosen Pembimbing. Dikarenakan jarak yang jauh praktikan bimbingan hanya melalui media komunikasi handphone ataupun terkadang menggunakan email.

3. Supervisor

(43)
(44)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kegiatan PPL yang dilaksanakan oleh praktikan di SMK Negeri 1 Kuningan secara keseluruhan dapat dikatakan terlaksana dengan baik. Banyak pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan PPL ini yang dapat dipetik sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja kelak. Pengalaman ini diperoleh dari guru, karyawan, siswa dan rekan-rekan PPL lainnya.

Mesikpun dalam pelaksaan PPL ini terkadang menghadapai kendala tnamun kendala ini tidak dijadikan alasan sebagai ketidaksuksesan praktikan dalam pelaksanaan PPL. Kendala tersebut dijadikan pelajaran berharga agar ketika praktikan menghadapi masalah yang sama bahkan lebih besar praktikan dapat menghadapinya dengan tenang. Dengan demikian praktikan dapat melaksanakan dan mengembangkan teori-teori yang didapat selama menjalani perkuliahan.

(45)

Namun dalam pelaksanaan praktek program Pengalaman Lapangan ini praktikan tidak jarang menemui kesulitan dan hambatan, akan tetapi dengan adanya bimbingan dan pihak-pihak yang bersangkutan banyak membantu menyelesaikan masalah dan hambatan yang dialami oleh praktikan dan segera teratasi. Dari masalah-masalah yang muncul itu maka praktikan bisa mengambil hikmah dan dijadikan pelajaran untuk selanjutnya agar lebih siap dan mengetahui cara yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut apabila nanti sudah benar-benar menjadi seorang guru.

Praktikan dapat menyimpulkan hasil program latihan profesi di SMK Negeri 1 Kuningan ini diantaranya :

 Program Pengalaman Lapangan (PPL) memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebagai calon pendidik dikemudian hari untuk menambah jam terbang mendidik dan mengajar yang bermanfaat menambah pengalaman dan wawasan secara langsung di lapangan kepada praktikan. Melalui Program Pengalaman Lapangan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu kependidikan yang selama ini telah didapat di universitas.

 Bimbingan dan arahan yang diberikan oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing sangat menunjang pembangunan dan pengembangan diri untuk menjadi seorang guru yang memiliki kapabilitas dan dedikasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan.

(46)

diprogramkan oleh UPI. Dengan didukung oleh guru-guru SMK Negeri 1 Kuningan.

Untuk menghasilkan output yang berkualitas dalam pendidikan diperlukan kerjasama dari semua pihak yang bersangkutan. Input yang masuk harus diolah dengan proses yang optimal dimulai dari interaksi dan koordinasi yang baik dan kooperatif antara para tenaga fungsional kependidikan, tenaga struktural kependidikan, sarana dan prasarana, orang tua siswa, dan semua pihak yang terkait dengan dunia kependidikan itu sendiri. Elemen-elemen yang terlihat kecil namun begitu penting dalam proses pembelajaran yaitu seperti pendekatan psikologis terhadap siswa, penyelenggaraan kegiatan belajar yang menyenangkan harus mendapatkan perhatian lebih.

B. Saran

Selain masalah yang dapat ditanggulangi, masih banyak permasalahan lain yang perlu diperbaiki. Hal itu merupakan saran yang ditujukan kepada:

1. Pihak Universitas

 Hubungan kerjasama dengan pihak sekolah perlu ditingkatkan, agar terjalin silaturahmi yang kuat dan terus berlanjut, karena kemungkinan tahun depan SMK Negeri 1 Kuningan akan dipakai kembali sebagai tempat PPL khususnya Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI.

(47)

 Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah atas kerjasamanya selama ini, karena dengan begitu pihak sekolah akan merasa bangga dan nama Universitas lebih dikenal lagi, karena sebagian siswa masih ada yang tidak tahu Universitas Pendidikan Indonesia.

 Lebih terorganisir lagi dalam mendata sekolah mana yang bersedia bekerjasama dalam penyelenggaraan Program Pengalaman Lapangan (PPL) beserta data jelas kapasitas yang diperlukannya sehingga dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan teknis dalam penempatan Praktikan PPL.

2. Pihak Sekolah

 Pembimbingan dilakukan dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam pembelajaran.

 Selalu menjaga dan terus meningkatkan lagi komunikasi yang telah terjalin baik antara Universitas Pendidikan Indonesia dengan SMK Negeri 1 Kuningan

 Perbaikan sarana dan prasarana sekolah semoga bisa dilakukan dengan cepat dan lancar sehingga proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah lainnya dapat berjalan dengan lancar seperti semula

(48)

3. Praktikan

 Persiapkanlah diri lebih baik lagi dari hari ke hari agar kegiatan PPL dapat berjalan dengan lancar dengan hasil yang terbaik.

 Jangan sungkan-sungkan untuk mengkonsultasikan setiap permasalahan yang berhubungan dengan pembuatan RPP, penampilan di kelas, dll kepada dosen luar biasa dan dosen tetap untuk meminimalisasi kesulitan selama pelaksanaan PLP.

 Ikuti setiap arahan yang diberikan oleh supervisor dan pihak sekolah.

 Praktikan hendaknya memiliki keterampilan dalam segi penguasaan materi, RPP, penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang variatif, penguasaan kelas serta hal lain yang berhubungan dengan proses KBM.

 Praktikan harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar lebih mudah serta memperoleh kelancaran dalam pelaksanaan PPL.

 Jaga nama baik almamater UPI dan bersikap kooperatiflah dengan berbagai pihak guna menunjang kegiatan PPL agar berjalan lancar.

(49)

 Lebih mengeksplorasi diri lagi dan selalu mempersiapkan diri dengan maksimal baik dalam mempersiapkan materi, media dan penampilan fisik sebelum mengajar.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

(51)
(52)

Gambar 1. Praktikum Membuat Sirup Mahkota Dewa

(53)

Gambar 4. Bimbingan Ekstrakulikuler Paskibra

(54)

Gambar 6. Latihan Ekstrakulikuler Paskibra

(55)

Gambar 8. Praktikum Pembuatan Pikel

(56)

Gambar 10. Produksi Roti Esemka

(57)

Gambar 12. Piket Produksi Roti Esemka

(58)

Gambar 14. Perayaan Lebaran Idul Adha

Gambar 15. Diskusi Hasil Pengolahan Buah - Buahan

(59)

Gambar 17. Praktikum Pembuatan Dodol

(60)

Gambar

Gambar 1. Praktikum Membuat Sirup Mahkota Dewa
Gambar  5.  Bimbingan Ekstrakulikuler  Marching Band
Gambar  6. Latihan Ekstrakulikuler  Paskibra
Gambar 8. Praktikum Pembuatan  Pikel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Taksirkan ciri-ciri alam sekitar yang perlu dipertimbangkan dalam merekabentuk kawasan tambah tanah yang cekap untuk sisa berbahaya.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai penerapan hasil pembinaan usaha kelompok pada perintisan usaha makanan jajanan di Kabupaten Bandung yang

Novel Eliana karya Tere-Liye menggambarkan bahwa pendidikan budi pekerti merupakan hal yang penting untuk dikembangkan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkunggan

Mengingat kinerja adalah merupakan tolak ukur yang paling utama didalam menjalankan instansi pemerintahan maka kinerja yang baik seharusnya diberikan saat melakukan

Pada 10 MSI, dosis iradiasi 10 Gy tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata terhadap kontrol, namun berbeda nyata dengan perlakuan dosis iradiasi yang lebih tinggi dimana

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah

2 Produk memberi kesan yang baik untuk private label Carrefour diri saya dari orang lain.. 3 Produk dapat meningkatkan penilaian atas private label Carrefour diri

1 Manfaat yang saya peroleh dalam proses pembelajaran sejarah dengan model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan. • Lebih memahami sejarah, tambah pengetahuan,