PERTEMUAN KEDUA PENAWARAN
Yang dimaksud dengan penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Seperti halnya dengan permintaan, teori penawaran dikenal dengan jumlah barang yang ditawarkan. Khususnya yang dimaksud penawaran merupakan gabungan
seluruh jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu, periode
tertentu dan berbagai variasi tingkat harga tertentu.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produsen menawarkan produknya di
pasar :
1. Harga barang
2. Harga barang-barang lainnya/ harga bahan baku
3. Kebijakan pemerintah
4. Anggaran/dana/budget
5. Daya konsumsi masyarakat/tingkat permintaan
6. Ongkos dan biaya produksi
7. Tujuan produksi dari perusahaan
8. Teknologi yang digunakan
Penawaran dapat dilakukan dengan ditentukan oleh harga, yaitu besar kecilnya
perubahan suatu penawaran ditentukan oleh perubahan harga. Hal ini berlaku
perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan (penawaran).
Menurut Alfred Marshall penemu konsep tersebut disebut sebagai Hukum Penawaran. Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan
para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk
menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk
menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah.
semakin banyak jumlah barang tersebut ditawarkan oleh penjual. Sebaliknya, makin
rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Contoh Daftar Penawaran Buku Tulis :
Keadaan Harga (Rupiah) Jumlah yang ditawarkan (unit)
A 5000 900
B 4000 800
C 3000 600
D 2000 375
E 1000 100
Gambar di atas menunjukkan jumlah penawaran pada berbagai tingkat harga
dinamakan daftar penawaran. Tabel di atas menunjukkan buku tulis wujud dalam
suatu pasar. Harga yang ditawarkan Rp.5000 para penjual akan menawarkan sebanyak
900 buku tulis. Jumlah yang akan ditawarkan menjadi semakin sedikit pada harga yang
lebih rendah. Pada harga Rp.1000, para penjual hanya bersedia menawarkan 100 buku
tulis.
Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan di antara harga
sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Dalam
analisis ekonomi, penawaran berarti keseluruhan kurva penawaran. sedangkan jumlah
barang yang ditawarkan berarti jumlah barang yang ditawarkan pada suatu tingkat
harga tertentu.
Lalu, bagaimana hubungan antara penawaran terhadap harga?
Secara teori apabila jumlah barang yang ditawarkan sangat banyak (melebihi jumlah
permintaan) maka harga barang tersebut cenderung akan turun, sebaliknya jumlah
penawaran barang tersebut relatif sedikit (lebih sedikit dari permintaan) maka harga
Secara teori dijelaskan pada suatu pasar terdapat penawaran suatu produk yang relatif
sangat banyak sehingga :
1. Barang yang tersedia di pasar dapat memenuhi semua permintaan untuk
mempercepat penjualan produsen akan menurunkan harga jual produk tersebut.
2. Penjual akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar keuntungannya
dengan cara secepat mungkin memperbanyak jumlah penjualan produknya
(mengandalkan turn over yang tinggi).
Sebaliknya, bila suatu pasar penawaran suatu produk relatif sedikit, maka yang terjadi
adalah harga akan naik. Bila :
1. Barang yang tersedia pada produsen/penjual relatif sedikit sehingga manakala
jumlah permintaan stabil maka produsen akan berusaha menjual produknya
dengan menaikkan harga jualnya.
2. Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari menaikkan
harga.
Teori yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga
merupakan pernyataan positif yang disebut sebagai Teori Determinasi Penawaran. Teori Determinasi Penawaran merupakan perbandingan terbalik antara
penawaran terhadap harganya, yaitu apabila penawaran naik maka harga relatif akan
turun, sebaliknya bila penawaran turun maka harga relatif akan naik.
Hukum Permintaan dan Penawaran merupakan Hukum Ekonomi Hukum permintaan menjelaskan adanya kepekaan tingkat permintaan pasar terhadap perubahan harga secara sepihak kearah yang berlawanan, dan sebaliknya
secara sepihak juga perubahan harga di pasar berpengaruh lurus terhadap penawaran
pasar. Sebenarnya pasar tidak terbentuk hanya karena ada konsumen saja atau karena
ada produsen saja, melainkan karena adanya konsumen dan produsen yang saling
membutuhkan. Sedangkan harga adalah informasi yang dijadikan parameter untuk
melakukan transaksi. Namun bila pada kenyataannya hukum permintaan serta hukum
penawaran secara bersama-sama berlaku dipasar tertentu, maka kondisi seperti ini
tersebut dan akan membawanya pada keseimbangan sebagaimana yang diyakini oleh
para ekonom ortodoks (Klasik dan Keynesian).
Pernyataan yang mengisyaratkan bahwa harga setiap barang akan menyesuaikan diri
untuk membawa permintaan dan penawaran barang pada suatu barang tertentu ke
arah keseimbangan yang disebut Hukum Permintaan dan Penawaran.
Fenomena ekonomi yang berhubungan dengan harga yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran atau sebaliknya penawaran dan permintaan yang mempengaruhi harga
inilah yang dimaksud dengan hukum ekonomi atau dalam bahasa yang terdengar lebih
elegan sebagai Hukum D & S.
PENGARUH FAKTOR BUKAN HARGA TERHADAP PENAWARAN Penawaran suatu barang ditentukan oleh harga itu sendiri dan juga oleh beberapa
faktor lainnya. Untuk melengkapi analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran, perlu diteliti peranan faktor-faktor lainnya dalam mempengaruhi jumlah
barang yang ditawarkan.
1. Harga Barang Lain
Barang-barang ada saling bersaing satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Barang-barang seperti itu menimbulkan pengaruh penting terhadap
penawaran suatu barang. Oleh karena itu, kenaikan biaya produksi di luar negeri
terhadap suatu barang produksi yang diimpor akan menjadi mahal harganya. Misalnya
beberapa konsumen lebih suka membeli buku tulis buatan produsen dalam negeri dan
menaikkan permintaan terhadap buku tulis tersebut. Kenaikan permintaan ini akan
memberikan dorongan kepada produsen dalam negeri untuk menaikkan produksi dan
penawaran buku tulis.
2. Biaya untuk Mempengaruhi Faktor Produksi
Pembiayaan terhadap faktor produksi merupakan pengeluaran yang sangat
penting dalam proses produksi berbagai perusahaan. Pengeluaran tersebut mempunyai
peranan sangat besar dalam menentukan biaya produksi. Tanpa adanya kenaikan
produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga faktor-faktor produksi akan menaikkan
biaya produksi. Di beberapa perusahaan kenaikan pengeluaran untuk memperoleh
dan perusahaan mengalami kerugian. Hal ini dapat menimbulkan penutupan usaha dan
jumlah barang menjadi berkurang.
3. Tujuan Perusahaan
Dalam teori ekonomi perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan. Tiap
perusahaan tidak berusaha untuk menggunakan kapasitas memproduksinya secara
maksimal, tetapi akan menggunakannya pada tingkat kapasitas yang memaksimumkan
keuntungannya. Dalam prakteknya perusahaan-perusahaan banyak memiliki tujuan
lain. Ada perusahaan yang tidak mau menanggung risiko, dan perusahaan tersebut akan
melakukan kegiatan yang lebih aman dan selamat meskipun keuntungan lebih kecil
didapatinya. Namun ada pula perusahaan misalnya perusahaan yang dimiliki
pemerintah, lebih menekankan mencapai produksi yang maksimal daripada
keuntungan yang maksimal. Tujuan dari pada perusahaan yang berbeda, tentu saja
menimbulkan efek yang berbeda pula terhadap penentuan tingkat produksi. Oleh
karena itu, penawaran suatu barang akan berbeda sifatnya sekiranya terjadi perubahan
dalam tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
4. Tingkat Teknologi
Tingkat teknologi memegang peranan sangat penting dalam menentukan
banyaknya jumlah barang yang dapat ditawarkan. Kenaikan produksi dan
perkembangan ekonomi yang pesat di berbagai negara terutama disebabkan oleh
penggunaan teknologi yang semakin modern. Kemajuan teknologi telah dapat
mengurangi biaya produksi, mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu barang
dan menciptakan barang-barang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu
barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua efek yakni :
1) Produksi dapat ditambah dengan lebih cepat
2) Biaya produksi semakin murah
Dengan demikian, keuntungan menjadi bertambah tinggi. Jadi, kemajuan teknologi
KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN (KESEIMBANGAN PASAR-CETERIS PARIBUS)
Dalam hukum permintaan konsumen bertindak rasional, yaitu hanya akan
meningkatkan pembeliannya bila harga turun dan menurunkan pembeliannya bila
harga naik, sementara itu pada hukum penawaran produsen atau penjual bertindak
rasional yaitu hanya akan memperbanyak penjualannya bila harga naik dan
menurunkan penjualannya bila harga turun.
Bagaimana bisa terjadi pertukaran atau jual beli di pasar? Berdasarkan kenyataan
dari kedua hukum, maka tentu saja agar terjadi pertukaran maka si penjual akan
mempertahankan pada harga yang menguntungkannya dan si pembeli juga
menginginkan tingkat harga yang tidak merugikannya. Tarik menarik antara dua
keinginan itu pada akhirnya akan mencapai pada suatu kesepakatan harga dimana
penjual bersedia melepas sejumlah barang dengan harga tertentu yang bersedia dibayar
oleh konsumen. Kesepakatan harga inilah yang dinamakan keseimbangan permintaan
dan penawaran atau terkadang disebut juga keseimbangan harga atau keseimbangan
pasar. Keseimbangan harga atas kuantitas barang yang ditawarkan dan yang diminta
ini terjadi karena proses hukum permintaan dan penawaran (hukum ekonomi).
SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN
Sehubungan dengan kemampuan membeli berdasarkan daya beli, konsumen di bagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Kelompok konsumen Supermarginal, yaitu konsumen yang kemampuan belinya di atas rata-rata harga pasar. Konsumen ini sejenis individu exclusive yang
menganggap bahwa membeli adalah salah satu bagian dari “pamer” kekayaan. Konsumen ini sering mendapatkan surplus dalam belanjanya.
2. Kelompok konsumen Marginal, yaitu konsumen yang kemampuan belinya sama dengan harga pasar (harga keseimbangan pasar). Kelompok konsumen ini
merupakan konsumen yang paling rasional akan tetapi jarang ada, karena umumnya konsumen yang membelanjakan uangnya selalu ingin mendapatkan
Konsumen ini biasanya membelanjakan uangnya di pasar-pasar yang produknya
sudah di bandrol/label.
3. Kelompok konsumen Submarginal, yaitu konsumen yang kemampuan belinya di bawah harga pasar ( di bawah harga keseimbangan pasar). Konsumen ini
merupakan konsumen yang paling banyak. Inilah konsumen yang paling realistis. Setiap konsumen menginginkan harga lebih murah dari prefensinya. Tujuannya
jelas yaitu agar konsumen bisa mendapatkan kelebihan pembelian atau kelebihan
uang.
Sedangkan kelompok produsen sehubungan dengan kemampuan menjualnya dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Kelompok penjual Supermarginal, yaitu penjual yang berani menjual produknya di bawah pasar. Produsen ini menggunakan konsep dan falsafah produksi dalam
pemasaran yaitu memproduksi barang sebanyak-banyaknya lalu menjualnya
dengan harga semurah-murahnya namun tetap menguntungkan.
2. Kelompok penjual Marginal, yaitu produsen yang hanya mampu menjual produknya sama dengan harga pasar (harga keseimbangan pasar). Biasanya
produsen kelompok ini hanya menjual produknya di tempat-tempat
tawar-menawar yang tidak diperkenankan, sehingga penjual membradol produk
dagangannya.
3. Kelompok penjual Submarginal, yaitu kelompok yang hanya menjual produknya di atas harga pasar. Produsen dalam kelompok ini menganggap produknya sangat
exclusive, tiada duanya (benar-benar hanya satu yang diproduksi), produk yang
dijual memiliki nilai sejarah, produsennya sangat ternama dan terkenal atau
semacamnya.
Analisis surplus baik konsumen maupun produsen sebenarnya hanya ditujukan untuk
kelompok konsumen dan produse yang Submarginal dan Supermarginal, karena 2
kelompok inilah yang mungkin mendapatkan surplus dari pembelian atau penjualan
produknya.
Konsumen akan mendapatkan surplus bila preferensi harga yang diperkirakannya lebih
tentu saja bergantung pada berapa banyak jumlah kuantitas yang akan dibeli dikalikan
dengan selisih harga. Sedangkan produsen akan mendapatkan surplus penjualan bila
harga jual produknya lebih rendah dari harga yang mampu dibeli oleh konsumen dalam
kondisi keseimbangan pasar.
Berbicara mengenai penawaran harga seperti yang telah dikemukakan di atas,
memiliki keterkaitan dalam praktiknya dimana mengikat suatu perjanjian
produsen/penjual terhadap penawaran harga suatu barang/jasa kepada pihak lain
dengan dibubuhi tanda tangan. keterikatan itu sudah terjadi dalam suatu hukum
PT. KAI Commuter Jabodetabek
Satsiun Juanda Lt. 1, Jl. Ir. H. Juanda I, Jakarta Pusat 10120
Telp: (021) 3453535 Fax: 34834084
SPPH & SPH
Nama Paket : Pengadaan Pekerjaan Penggantian & Pemasangan Compressor AC Kantor Juanda
Cara Pengadaan : Pemilihan Langsung . Penunjukan Langsung Pembelian Langsung
NPD ACC : 6012/121000/0/009/08/2012/909/12, tanggal 06 Agustus 2012 SURAT PERMOHONAN PENAWARAN HARGA (SPPH)
SPPH No. : /LL/KCJ/SPPH/VIII/2012 tanggal Agustus 2012
Hal: 1 dari 2 Kepada:
Nama Penyedia : _______________________________ Nama Direktur : _____________________________________ Alamat : _______________________________ Telpon : _____________________________________ Fax. : _____________________________________ e-mail : _____________________________________ No. Rekening : ______________________________________ Bank __________ Cabang ________
Atas Nama __________________
SURAT PENAWARAN HARGA (SPH)
SPH No. : ______/_____/_____/_____ Tgl: Agustus 2012 Hal 1 dari 2 Kepada:
Nama Perusahaan : PT. KAI Commuter Jabodetabek (PT. KCJ)
U/P : Pejabat /Ketua Panitia Pengadaan
Alamat : Stasiun Juanda Lt. 1, Jl. Ir. H. Juanda I Jakarta Pusat 10120
Telp/Fax. : 021 345 3535 / 021 348 34084
e-Mail : pengadaan@krl.co.id
Instruksi kepada Penyedia Barang/Rekanan:
1. Surat ini berfungsi sebagai Surat Permohonan Penawaran Barang/Jasa(SPPH) dan juga sebagai Surat Penawaran Harga(SPH) bagi Rekanan yang berminat mengajukan penawaran.
2. Penyedia Barang /Jasa mengisi Nomor SPH, Harga Satuan, Harga Penawaran, memberi tanggal, menandatangani SPH diatas materai. 3. Batas Akhir Penyerahan SPH dan Pembukaan Dokumen dilaksanakan pada hari ... tanggal .... Agustus 2012 Jam ...00 WIB di kantor
PT KCJ.
4. Tempat dan Waktu Penyerahan Barang/ Jasa : Stasiun Juanda Lt. 2, Jl. Ir. H. Juanda I– Jakarta Pusat 10120. Selama .... (...) hari kalender.
5. Penyedia Barang/ Jasa berkewajiban untuk mematuhi lampiran I Ketentuan/Persyaratan Umum, sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Daftar Kuantitas dan Harga
No. Nama dan Uraian Pekerjaan/Barang Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Harga Penawaran (Rp) Harga Negosiasi (Rp)
1. Pengadaan Pekerjaan Penggantian & Pemasangan
Compressor AC Kantor Juanda 1 Paket
(Daftar Kuantitas dan Harga Terlampir)
Ketentuan :
1.Masa Berlaku Penawaran s/d tanggal .... September 2012.
2. Penyelesaian Pekerjaan Selambat-lambatnya ....(...) hari kalender setelah
diterbitkannya SPB/Kontrak/Surat Perjanjian diterima.
3. Pembayaran max. 14 hari kerja setelah Permohonan Pembayaran bila
seluruh dokumen pendukung lengkap.
4. Spesifikasi Teknik Terlampir
A. Daftar Kuantitas dan Harga
Jumlah PPN 10%
Total Harga
KETENTUAN DAN PERSYARATAN UMUM SURAT PERMOHONAN PENAWARAN HARGA
Nomor : .../LL/KCJ/SPPH/VIII/2012 Tanggal : ... Agustus 2012
1. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI & KKN, Para Pihak menjamin bahwa tidak melakukan persengkongkolan antar peserta pengadaan dan pihak terkait lainnya, juga tidak ada para pihak baik peserta pengadaan/Penyedia Barang/Jasa dan personil PT KCJ yang telah atau akan menerima komisi atau keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung atas Pengadaan ini. Para pihak menyetujui bahwa pelanggaran pada persyaratan ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. TATA CARA, Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan pengadaan ini didasarkan pada peraturan pengadaan barang/jasa di PT KCJ.
3. AMANDEMEN, Ketentuan dalam SPPHini tidak dapat diubah kecuali dibuat perubahannya secara tertulis dan dikirim kepada seluruh peserta.
4. PEMUTUSAN/PEMBATALAN PENGADAAN BARANG, Para Pihak sepakat bahwa tidak akan melakukan tuntutan bila pengadaan ini dibatalkan oleh PT KCJ dikarenakan tidak adanya ketersediaan dana, adanya indikasi kecurangan dan/atau sebab lainnya yang tidak dapat dihindari. Pemutusan/pembatalan Pengadaan Barang ini akan menyampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. PT KCJ dapat memutuskan SPB dengan pemberitahuan tertulis kepada Penyedia Barang bila Penyedia Barang tidak dapat memenuhi ketentuan pada SPB dan bila ada jaminan Penawaran/Pelaksanaan akan dicairkan dan menjadi millik PT KCJ. Jika SPB diputuskan sebelum waktu pelaksanaan pengadaan barang berakhir dan pemutusan tersebut akibat Keadaan Kahar atau bukan karena kesalahan atau kelalaian Penyedia Barang maka Penyedia Barang berhak atas pembayaran pekerjaan secara pro rata sesuai dengan prestasi pengadaan yang dapat diterima oleh PT KCJ.
( ……… )
Harga Sesudah Negosiasi Terbilang : TT PT. KCJ :
( ……… )
Jakarta, .... Agustus 2012
PT. KAI Commuter Jabodetabek (PT. KCJ) Pejabat /Ketua Panita Pengadaan
(Danung Wiyadi)
Jakarta, ...Agustus 2012 Penyedia Jasa, __________ __________
(Materai Rp. 6.000,-)
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang disebabkan atas pelaksanaan Pengadaan ini.
6. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, Penyedia Barang berkewajiban untuk memastikan bahwa barang yang dipasok tidak melanggar Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) pihak manapun dan dalam bentuk apapun. Penyedia Barang berkewajiban untuk menanggung kerugian atas semua tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PT KCJ sehubungan dengan klaim atas pelanggaran HAKI, termasuk pelanggaran hak cipta, merek dagang, hak paten, dan bentuk HAKI lainnya yang dilakukan atau diduga dilakukan oleh Penyedia Barang.
7. JAMINAN MUTU DAN PENGEPAKAN, Penyedia Barang menjamin bahwa Kualitas barang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan serta bebas dari cacat mutu. Penyedia Barang juga menjamin bahwa barang terhindar dan terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan selama masa transportasi atau pada saat pengiriman dari tempat asal sampai serah terima.
8. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK Penyedia Barang dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau seluruh pengadaan barang. Pengalihan seluruh pengadaan barang hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama Penyedia Barang, baik sebagai akibat peleburan (merger) atau akibat lainnya.
9. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN Penyedia Barang/Jasa berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan serta membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pengadaan ini.
10.SANGGAHAN, diterima oleh Pejabat Berwenang PT KCJ selambat-lambatnya 4 Hari Kerja setelah pengumuman pemenang atau sebelum kontrak ditandatangani, mana yang lebih dahulu. Jawaban sanggahan dari Pejabat Berwenang PT KCJ bersifat Final.
11.PENGUJIAN DAN PENYERAHAN BARANG, bila diperlukan Pejabat Penerima Barang dapat melibatkan Pemakai/Tanaga Ahli dalam pengujian barang. Pejabat Penguji Barang berhak atas suatu jangka waktu yang ditentukan untuk memeriksa barang pada saat/setelah serah terima barang. Pejabat Penguji berhak untuk menolak barang yang tidak memenuhi spesifikasi yang diatur dalam SPB dan Penyedia Barang diwajibkan segera melakukan pergantian/perbaikan barang dimaksud sesuai rekomendasi Pejabat Penguji. Penyerahan Barang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Barang.
12.DENDA dilaksanakan jika penyerahan barang tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan karena kesalahan Penyedia Barang termasuk karena keterlambatan disebabkan adanya penolakan penerimaan atas barang yang diuji pada butir 8. Perhitungan denda adalah sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai total SPB sebelum PPN untuk setiap satu hari kalender keterlambatan. 13.PENAGIHAN/PEMBAYARAN dilakukan setelah dilaksanakannya pengujian dan rekomendasi
atas laporan serah terima Barang yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Barang serta penyelesaian seluruh dokumen pengadaan terkait yang diperlukan dalam pengadaan ini antara lain Faktur Tagihan, Faktur Pajak, dll. Pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan kepada Rekening Bank atas nama Penyedia Barang atau melalui transfer.
14.PENYELESAIAN PERSELISIHAN PT KCJ dan Penyedia Barang berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPB ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pengadaan barang ini. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan diselesaikan melalui pengadilan negeri Jakarta Pusat.
dikeluarkan oleh asuransi yang mempunyai program surety bond yang diakui oleh Departemen Keuangan RI. Surat Jaminan memuat nama dan alamat pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa, pihak penjamin dan nama paket pekerjaan yang dilelangkan. Besaran nilai jaminan penawaran dan pelaksanaan ditetapkan pada setiap paket pengadaan dan dinyatakan dalam angka dan huruf. Surat jaminan mencantumkan pernyataan pihak penjamin bahwa jaminan penawaran dapat dicairkan sesuai ketentuan, masa berlaku surat jaminan penawaran, batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan surat jaminan penawaran oleh PT KCJ kepada pihak penjamin, mengacu kepada Kitab Undang-undang Hukum Perdata, khususnya Pasal 1831 dan 1832, dan tandatangan penjamin.
16.SURAT PENAWARAN HARGA (SPH) ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama perusahaan atau penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan
Tanda Tangan
PT. KCJ Penyedia Jasa
Pasal 1338 KUHPerdata menyatakan bahwa semua persetujuan yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Berdasarkan bunyi pasal sebagaimana tersebut di atas, maka suatu surat penawaran
harga merupakan suatu persetujuan bagi para pihak yang bersangkutan. Sehingga,
dengan menandatangani suatu surat penawaran harga tersebut di atas, maka selain
para pihak tersebut telah mengesahkan mengenai adanya surat penawaran harga
dimaksud, mereka juga telah menyepakati seluruh ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam surat penawaran harga tersebut. Dengan demikian, para pihak
tersebut juga memiliki keterikatan dengan seluruh ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam surat penawaran harga dimaksud atau dengan kata lain para pihak
memiliki keterikatan dengan surat penawaran harga tersebut.
Dalam Hukum Perdata yang didasarkan pada pasal 1320 BW, maka untuk sahnya
persetujuan-persetujuan diperlukan empat syarat :
1) Mereka sepakat untuk mengikatkan diri;
2) Cakap untuk membuat suatu perikatan;
3) Suatu hal tertentu;
Di dalam ketentuan dari contoh surat penawaran harga di atas terdapatPasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:
Pasal 1266
“Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Pengadilan.
Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat, leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dan satu bulan.”
Pasal 1267
“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga.”
Jadi, alasan dikesampingkannya pasal-pasal tersebut di atas adalah agar dalam hal terjadinya wanprestasi atau tidak terpenuhinya isi perjanjian oleh salah satu pihak, maka:
a. Pembatalan suatu perjanjian tidak perlu melalui proses permohonan batal ke pengadilan melainkan dapat hanya berdasarkan kesepakatan para pihak itu sendiri (Pasal 1266);
b. Pihak yang tidak dipenuhi perikatannya dapat memaksa pihak yang lain untuk memenuhi isi perjanjian atau menuntut pembatalan perjanjian tersebut ke pengadilan dengan membebankan penggantian biaya, kerugian dan bunga (Pasal 1267).
Disebutkan pula dalam surat perjanjian pasal 1831 dan 1832 KUHper yang
bunyinya :
Pasal 1831 ” Penanggung tidak wajib membayar kepada kreditur kecuali debitur lalai membayar utangnya, dalam hal itu pun barang kepunyaan debitur harus disita dan
dijual terlebih dahulu untuk melunasi utangnya.”
Pasal 1832 “Penanggung tidak dapat menuntut supaya barang milik debitur lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya:
1. bila ia telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut barang-barang debitur lebih dahulu disita dan dijual;
2. bila ia telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan debitur terutama secara tanggung-menanggung, dalam hal itu, akibat-akibat perikatannya diatur menurut asas-asas yang ditetapkan untuk utang-utang tanggung-menanggung;
3. jika debitur dapat mengajukan suatu tangkisan yang hanya mengenai dirinya sendiri secara pribadi;
4. jika debitur berada keadaan pailit;
Mengenai kapan suatu kesepakatan kehendak terjadi sehingga saat itu pula
kontrak dianggap telah mulai berlaku, dalam ilmu hukum kontrak dikenal beberapa
teori, yaitu:
a. Teori Penawaran dan Penerimaan (offer and acceptance)
b. Teori Kehendak (wilstheorie)
c. Teori Pernyataan (verklarings theorie)
d. Teori Pengiriman (verzendings theorie)
e. Teori Kotak Pos (mailbox theory)
f. Teori Pengetahuan (vernemings theorie)
g. Teori Penerimaan (ontvangs theorie)
h. Teori Kepercayaan (vetrouwens theorie)
i. Teori Ucapan (uitings theorie)
j. Teori Dugaan.
Berikut ini penjelasan atas masing-masing teori tentang waktu terjadinya kesepakatan
kehendak tersebut, yaitu sebagai berikut :
a. Teori Penawaran dan Penerimaan (offer and acceptance)
yang merupakan teori dasar dari adanya kesepakatan kehendak adalah teori
“penawaran dan penerimaan”.yang dimaksudkan adalah bahwa pada prinsipnya suatu
kesepakatan kehendak baru terjadi setelah adanya penawaran (offer) dari salah satu
pihak dan dikuti dengan penerimaan tawaran (acceptance) oleh pihak lain dalam
kontrak tersebut. Teori ini diakui secara umum di setiap sistem hukum, sungguh pun
pengembangan dari teori ini banyak dilakukan di negara-negara yang menganut sistem
hukum Commom law.
b. Teori Kehendak (wilstheorie)
Teori ini yang bersifat subjektif ini terbilanh teori yang sangat tua. Teori kehendak
tersebut (wils theorie,will theory) berusaha untuk menjelaskan jika ada kontroversi
antara apa yang dikehendaki dengan apa yang dinyatakan dalam kontrak, maka yang
berlaku adalah apa yang dikehendaki, sementara apa yang dinyatakan tersebut
dianggap tidak berlaku.
hukum eropa kontinental. Dalam sistem hukum common law teori ini tidak mendapat
tempat, sunguh pun disana-sini dalam praktek, terutama yang dikembangkan oleh
pengadilan dan hukum Equity, kita dapat juga terpengaruh dari teori hasrat ini.
Teori hasrat ini menekankan kepada pentingnya “hasrat” (will atau intend) dari pihak
yang memberikan janji. Ukuran dari eksistensi, kekuatan berlaku dan substansi dari
suatu kontrak diukur dari hasrat tersebut.
Jadi, menurut teori ini yang terpenting dalam suatu kontrak bukan apa yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak tersebut, tetapi apa yang mereka inginkan. Yang
terpenting adalah “manifestasi” dari kehendak para pihak, bukan kehendak yang “aktual”dari mereka. Jadi suatu kontrak mula-mula dibentuk dahulu (berdasarkan
kehendak), sedangkan pelaksanaan (atau tidak dilaksanakan) kontrak merupakan
persoalan belakangan.
Harus diakui bahwa teori hasrat yang bersifat subjektif ini semakin lama semakin
terdesak dengan teori-teori yang berorientasi kepada hal-hal yang bersifat objektif dan
faktual.
c. Teori Pernyataan (verklarings theorie)
Teori pernyataan ini bersifat objektif dan berdiri berseberangan dengan teori kehendak
seperti yang baru saja dijelaskan. Menurut teori pernyataan ini, apabila ada kontroversi
antara apa yang dikehendaki dengan apa yang dinyatakan, maka apa yang dinyatakan
tersebutlah yang berlaku. Sebab, masyarakat menghendaki bahwa apa yang dinyatakan
itu dapat dipegang.
d. Teori Pengiriman (verzendings theorie)
Menurut teori pengiriman ini, suatu kata sepakat terbentuk pada saat dikirimnya surat
jawaban oleh pihak yang kepadanya telah ditawarkan suatu kontrak, karena sejak saat
pengiriman tersebut, si pengirim jawaban telah kehilangan kekuasaan atas surat yang
dikirimnya itu.
e. Teori Kotak Pos (mailbox theory)
Menurut teori ini, suatu penerimaan tawaran dari suatu kontrak, sehingga kontrak
dianggap mulai terjadi,adalah pada saat jawaban yang berisikan penerimaan tersebut
dimasukkan dalam kotak pos (mail box). Pemikiran di belakang teori ini adalah bahwa
kontrak efektif setelah pihak yang ditawari kontrak tersebut sudah menerimanya dan
sudah terlepas dari kekuasaannya, yakni ketika dia membalas surat penawaran dan
terlambat menerima atau bahkan tidak menerima sama sekali surat jawaban tersebut
menjadi tidak relevan. Karena itu, teori kotak pos ini mirip dengan teori pengiriman
seperti yang telah disebutkan diatas. Teori kotak pos ini sudah sangat tua umurnya dan
sangat luas pemakaiannya. Namun demikian, disepanjang sejarah pemakaian teori
kotak pos ini, terdapat beberapa perkecualian sehingga teori ini tidak dapat
diterapkan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Jika ditentukan sebaliknya oleh pihak yang melakukan penawaran. Dalam hal
ini, sesuai dengan prinsip bahwa pihak yang menawarkan adalah “master” dari
penawarannya, mak dia dapat menentukan dengan pasti kapan dan dengan cara
bagaimana suatu penerimaan tawaran dianggap telah dilakukan atau telah tidak
dilakukan.
2) Jika digunakan media pengiriman berita penawaran yang tidak tepat. Untuk
dapat diterapkannya teori kotak pos ini, maka media yang dipakai untuk
menerima penawaran juga harus tepat. Umumnya diterima pendapat bahwa
media penerimaan tawaran sekurang-kurangnya harus sama dengan media yang
dipakai untuk melakukan penawaran. Jika penawaran dilakukan dengan surat
tercatat, maka penerimaan juga minimal harus dilakukan dengan surat tercatat.
3) Jika berita penerimaan dikirim oleh agen dari pihak penerima tawaran. Jika
pihak yang menerima tawaran mengirim surat penerimaannya melalui kurirnya,
berarti surat tersebut belum lepas dari kekuasaaannya. Karena itu, penerimaan
dari tawaran tersebut dianggap baru terjadi pada saat surat penerimaan
tersebut diterima oleh pihak yang memberikan tawaran.
4) Jika penerimaan telah dikirim dengan media yang tepat tetapi tidak sempurna
pengirimannya. Dalam hal ini, penerimaan suatu tawaran dianggap belum
diterima jika surat penerimaan tersebut dikirim secara tidak sempurna.
Misalnya perangkonya kurang, atau alamatnya tidak lengkap.
f. Teori Pengetahuan (vernemings theorie)
yang dimaksud dengan “pengetahuan” dalam teori pengetahuan ini (vernemings
theorie) adalah pengetahuan dari pihak yang menawarkan. Jadi menurut teori ini, suatu
kata sepakat dianggap telah terbentuk pada saat orang yang menawarkan tersebut
mengetahui bahwa penawarannya itu telah disetujui oleh pihak yang lainnya. Jadi
cukup, karena pihak yang melakukan tawaran masih belum mengetahui diterimanya
tawaran tersebut.
g. Teori Penerimaan (ontvangs theorie)
Menurut teori penerimaan ini, suatu kata sepakat dianggap telah terjadi pada saat
balasan dari tawaran tersebut telah diterima oleh pihak yang melakukan tawaran
tersebut. Dengan demikian, teori ini sangat koservatif, karena sebelum diterimanya
jawaban atas tawaran tersebut, kata sepakat dianggap belum terjadi, sehingga
persyaratan untuk sahnya suatu kontrak dianggap belum terpenuhi.
Beberapa asas dari kontrak sebagaimana yang diatur dalam KUH Perdata adalah: 1.Hukum Kontrak bersifat Hukum Mengatur
Sebagaimana diketahui bahwa hukum dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
a. Hukum Memaksa (dwingend recht, mandatory law)
b. Hukum Mengatur (aanvullen recht, optional law).
Maka hukum tentang kontrak pada prinsipnya tergolong kedalam hukum mengatur.
Artinya adalah bahwa hukum tersebut baru berlaku sepanjang para pihak tidak
mengaturnya lain. Jika para pihak dalam kontrak mengaturnya secara lain dari yang
diatur dalam hukum kontrak, maka yang berlaku adalah apa yang diatur sendiri oleh
para pihak tersebut. Kecuali undang-undang menentukan lain.
2. Asas kebebasan berkontrak
Salah satu asas dalam hukum kontrak adalah asas kebebasan berkontrak (freedom of
contract). Artinya para pihak bebas membuat kontrak dan mengatur sendiri isi kontrak
tersebut, sepanjang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. memenuhi syarat sebagai suatu kontrak, dan
b. tidak dilarang oleh undang- undang,
c. sesuai dengan kebiasaan yang berlaku,
d. sepanjang kontak tersebut dilaksanakan dengan iktikad baik.
Asas kebebasan berkontrak ini merupakan refleksi dari sistem terbuka (open sistem) dari
hukum kontrak tersebut.
3. Asas Pacta Sunt Servanda
dibuat secara sah mempunyai ikatan hukum yang penuh. KUH Perdata kita juga
menganut prinsip ini dengan melukiskan bahwa suatu kontrak berlaku seperti
undang-undang bagi para pihak (pasal 1338 KUH Perdata).
4. Asas konsensual dari suatu kontrak
Hukum kontrak kita juga menganut asas konsensual. Maksud dari asas konsensual ini
adalah bahwa suatu kontrak sudah sah dan mengikat ketika tercapai kata sepakat,
tentunya selama syarat-syarat sahnya kontrak lainnya sudah dipenuhi. Jadi, dengan
adanya kata sepakat, kontrak tersebut pada prinsipnya sudah mengikat dan sudah
mempunyai akibat hukum, sehingga mulai saat itu juga sudah timbul hak dan
kewajiban diantara para pihak. Dengan demikian, pada prinsipnya syarat tertulis tidak
diwajibkan untuk suatu kontrak. Kontrak lisan pun sebenarnya sah-sah saja menurut
hukum. Akan tetapi terhadap beberapa jenis kontrak disyaratkan harus dibuat dalam
bentuk tertulis, atau bahkan harus dibuat oleh atau dihadapan pejabat tertentu,
sehingga disebut dengan Kontrak Formal. Ini adalah merupakan perkecualian dari
prinsip umum tentang asas konsensual tersebut.
5. Asas obligator dari suatu kontrak
Menurut hukum kontrak kita, suatu kontrak bersifat obligator. Maksudnya adalah
setelah sahnya suatu kontrak, maka kontrak tersebut sudah mengikat, tetapi baru
sebatas menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak. Tetapi pada taraf
tersebut hak milik belum berpindah ke pihak lain. Untuk dapat memindahkan hak
milik, diperlukan kontrak lain yang disebut dengan kontrak kebendaan (zakelijke
overeenkomst). Perjanjian kebendaan inilah yang sering disebut dengan “penyerahan”