STRATEGI HARGA
STRATEGI HARGA
a. Strategi penetapan harga produk baru
Startegi penetapan harga biasanya berubah kalau produk melewati berbagai tahap daur hidupnya. Tahap introduksi memberikan tantangan paling besar. Kita dapat membedakan antara penetapan harga produk yang meniru produk yang sudah ada dan penetapan harga produk inovatif yang hak patennya dilindungi.
Sebuah perusahaan yang merencanakan untuk mengembangkan produk tiruan baru menghadapi masalah pemosisian produk. Perusahaan harus
memutuskan di mana memposisikan produknya terhadap produk saingannya dalam mutu dan harga.
Strategi nilai baik merupakan cara menyerang pemasang harga premium . Mereka mengatakan “ Kami mempunyai mutu tinggi, tetapi dengan harga yang lebih rendah .”
Dengan menggunakan startegi pemasangan harga tinggi, perusahaan
menetapkan harga produk terlalu tinggi sehubungan dengan mutunya, Akan tetapi, dalam jangka panjang pelanggan kemungkinan akan merasa diperas. Mereka akan berhenti membeli produk dan akan menyampaikan keluhan kepada orang lain mengenai hal itu. Jadi startegi ini harus dihindari.
Perusahaan yang meluncurkan produk inovatif yang dilindungi hukum paten menghadapi tantangan mengenai penetapan harga untuk pertama kalinya. Mereka dapat memilih satu dari dua strategi : Penetapan harga untuk meraup pasar kelas atas dan penetapan harga penetrasi pasar
Penetapan harga meraup pasar. Menetapkan harga tinggi untuk produk baru agar dapat meraup pendapatan maksimal lapis demi lapis dari segmen yang bersedia membayar harga tinggi : perusahaan melakukan penjualan lebih sedikit tapi lebih banyak mendatangkan laba.
Penetapan harga penetrasi pasar. Menetapkan harga rendah untuk produk baru agar dapat menarik pembeli dalam jumlah besar dan meraih pangsa pasar.
Home depot melakukan penetapan harga penetrasi pasar. Harga yang ditetapkannya “dijamin rendah, setiap hari “ untuk menarik volume tinggi yang kemudian akan menghasilkan biaya rendah dan akibatnya harganya dapat ditekan lagi.
b. Strategi penetapan harga bauran produk
menghadapi tingkat persaingan yang berbeda. Kita akan meninjau lebih rinci lima situasi penetapan harga bauran produk yang diringkas dalam tabel 12-1.
Tabel 12-1Strategi penetapan harga bauran produk STRATEGI
URAIAN
Penetapan harga lini produk
Menetapkan lompatan harga antara jenis barang dalam satu lini produk. Penatapan harga produk pilihan
Menetapkan harga produk pilihan atau hambatan yang dijual bersama dengan produk utama.
Penetapan harga produk terikat
Menetapkan harga produk yang harus digunakan bersama dengan produk utama Penetapan harga produk sampingan
Menetapkan harga produk sampingan yang kurang bernilai agar dapat terbebas darinya
Penetapan harga paket produk
Penetapan harga paket produk yang dijual bersama-sama
Penetapan harga lini produk. Menetapkan perbedaan harga antara
berbagai produk dalam lini produk berdasarkan pada perbedaan biaya antara produk , penilaian pelanggan atas sifat-sifat yang berbeda dan harga pesaing.
Penetapan harga Produk Pilihan. Penetapan harga produk pilihan atau tambahan bersama dengan produk utama.
Penetapan Harga produk terikat. Penetapan harga untuk produk yang harus dipergunakan bersama dengan produk utama, seperti pisau silet untuk alat
pencukur dan film untuk kamera.
Penetapan harga produk sampingan. Penetapan harga untuk produk sampingan agar harga produk utama dapat lebih besaing.
Penetapan harga paket produk. Menggabungkan beberapa produk dan menawarkan paket dengan harga lebih murah.
c. Strategi penyesuaian harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka dengan
memperhitungkan berbagai macam pelanggan dan situasi yang berubah. Tabel 12-2 meringkas tujuh strategi penyesuaian harga penetapan harga diskon dan
pengurangan harga, penetapan harga tersegmentasi, penetapan harga psikologi, penetapan harga promosi, penetapan harga berdasarkan nilai, penetapan harga geografi, dan penetapan harga internasional.
Penetapan harga diskon dan pengurangan harga.
Mengurangi harga untuk menghargai pelanggan yang memberikan respons seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk.
Penetapan harga ter-segmentasi
Menyesuaikan harga agar ada perbedaan untuk pelanggan, produk, atau lokasi. Penetapan harga psikologik
Menyesuaikan harga untuk dampak psikologik Penetapan harga promosi
Sementara mengurangi harga untuk menaikan penjualan jangka pendek Penetapan harga ber-dasarkan nilai
Menyesuaikan harga untuk menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan pelayanan dengan harga yang wajar
Pentapan harga geografi
Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografi pelanggan Pentapan harga internasional
Menyesuaikan harga untuk pasar internasional
Penetapan harga diskon dan pengurangan harga
Diskon tunai . Pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihan tepat waktu. Diskon pembelian banyak. Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar.
Diskon fungsional. Pengurangan harga ditawarkan oleh penjual kepada anggota saluran distribusi yang melakukan fungsi tertentu, seperti menjual menyimpan dan mencatat.
Diskon musiman. Pengurangan harga bagi pembeli barang dagangan atau jasa diluar musim.
Pengurangan harga. Uang promosi yang dibayarkan oleh pabrik kepada pengecer sebagai imbalan atas persetujuan untuk mendukung produk dengan cara tertentu.
Pentetapan harga tersegmentasi. Menjual satu produk atau jasa dengan dua harga atau lebih walaupun perbedaan harga tidak didasarkan pada perbedaan biaya. Penetapan harga tersegmentasi.
Penentapan harga tersegmentasi : Ramada menggunakan penetapan penetapan harga segmen pelanggan dan musim serta insentif lain, untuk menarik wisatawan keluarga di musim panas. Musim panas ini, “empat orang dewasa boleh tinggal dalam satu kamar dengan harga satu orang dan anak-anak selalu gratis.”
Penetapan harga psikologis pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan psikologis harga dan bukan hanya ekonomi : harga dipakai untuk menyatakan sesuatu mengenai produk.
Harga pembanding harga yang diingat oleh pembeli dan dijadikan pembanding ketika mengamati suatu produk.
Penetapan harga untuk promosi : Perusahaan sering kali menurunkan harga untuk sementara guana menarik pelanggan dan mendongkrak penjualan.
Penetapan harga untuk promosi. Untuk sementara perusahaan menetapkan harga di bawah harga terdaftar, dan kadang-kadang bahkan di bawah biaya produksi, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek.
Penetapan harga berdasarkan nilai. Menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan jasa yang baik dengan harga yang pantas.
Penetapan harga berdasarkan Geografik.
Penetapan harga FOB-origin. Salah satu strategi penetapan harga geografik dengan mengangkut barang sampai di atas kendaraan pengangkut pelanggan membayar ongkos dari pabrik ke tempat tujuan.
Penetapan harga dengan ongkos kirim seragam. Strategi penerapan harga
geografik dengan harga yang sama ditambah ongkos kirim kepada semua pelanggan, tidak peduli lokasi mereka.
Pentapan harga berdasarkan zona. Strategi penetapan harga geografik dengan perusahaan menetapkan dua zona atau lebih . Semua pelanggan yang berada dalam zona yang sama membayar total harga yang sama : semakin jauh zona tadi harganya semakin tinggi.
Penetapan harga berdasarkan pangkalan. Strategi penetapan harga geografik dengan penjual mentapkan beberapa kota sebagai pangkalan dan
menghitung ongkos kirim dari kota tersebut ke tempat pelanggan, tidak peduli dari kota mana barang tersebut sebenarnnya dikirimkan.
Pentetapan harga termasuk ongkos kirim. Strategi penetapan harga geografik dengan penjual menanggung semua atau sebagian ongkos kirim sebenarnya agar memperoleh bisnis yang diinginkan.
Penetapan harga internasional.
Perusahaan yang memasarkan produk mereka secara internasional harus memutuskan berapa harga yang dikenakan dalam negara di tempat mereka beroperasi. Dalam beberapa kasus, sebuah perusahaan dapat menetapkan harga seragam untuk seluruh dunia. Misalnya Boeing menjual pesawat jetnya dengan harga yang kurang lebih sama di manapun, baik di Amerika Serikat, Eropa,maupun negara-negara Dunia Ketiga. Akan tetapi, kebanyakan perusahaan menyesuaikan harga untuk
mencerminkan kondisi pasar lokal dan pertimbangan biaya. d. Perubahan harga
Memelopori perubahan harga. Dalam beberapa kasus,perusahaan mungkin merasa ingin menjadi pelopor dalam menurunkan atau menaikan harga. Dalam kasus menaikan atau menurunkan harga, perusahaan harus mengantisipasi kemungkinan reaksi pembeli dan pesaing.
Memelopri penurunan harga. Beberapa situasi mungkin menyebabkan perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menurunkan harga. Salah satu situasi seperti itu adalah kelebihan kapasitas. Dalam hal ini, perusahaan memerlukan bisnis lebih banyak dan tidak bisa mendapatkannya lewat usaha penjualan, perbaikan produk , atau cara lain. Perusahaan dapat meningkatkan “ penetapan harga mengikuti pemimpin pasar “ menetapkan harga kira kira sama dengan pesaing utama dan secara agresif menurunkan harga untuk mendongkrak penjualan. Tetapi seperti yang dialami perusahaan penerbangan, peralatan konstruksi, dan industri lain dalam beberapa tahun belakangan ini, menurunkan harga dalam satu industri yang kelebihan kapasitas mungkin mengawali perang harga saat pesaing mencoba
mempertahankan pangsa pasar.
Memelopori kenaikan harga. Sebaliknya banyak perusahaan terpaksa harus
menaikkan harga dalam tahuna–tahun belakangan ini mereka yang melakukan hal ini, mengetahui bahwa kenaikan harga mungkin disesali oleh pelanggan, agen, dan bahkan tenaga penjual mereka sendiri. Tetapi kenaikan harga yang sukses dapat meningkatkan laba. Misalnya, bila perusahaan mengambil laba sebesar tiga persen dari penjualan, kenaikan harga sebesar satu persen akan meningkatkan laba sebesar 33 persen bila volume penjualan tidak terpengaruhi.
Rekasi pembeli terhadap perubahan harga. Apakah harga dinaikan atau diturunkan, tindakan tersebut akan mempengaruhi pembeli, pesaing, distributor, dan pemasok serta mungkin kepentingan pemerintah juga. Pelanggan tidak selalu
menginterpretasikan harga secara langsung. Mereka mungkin memandang penurunan harga dengan berbagai cara .Misalnya, apa pendapat anda kalau tiba-tiba Sony
menurunkan harga VCR-nya sebanyak 50 persen ? Anda mungkin terpikir VCR ini akan segera diganti dengan model yang lebih baru atau mungkin mereka menemukan ada kesalahan dan penjualannya seret. Anda mungkin berpikir bahwa Sony sedang
mengalami kesulitan keuangan dan mungkin keluar dari bisnis ini cukup lama sehingga tetap menyediakan suku cadang. Anda mungkin merasa yakin bahwa
mutunya telah menurun. Atau anda mungkin berpendapat bahwa harga akan turun lagi dan lebih menguntungkan untuk menunggu sementara.
Reakasi pesaing terhadap perubahan harga. Sebuah perusahaan yang sedang memikirkan perubahan harga harus khawatir mengani reaksi para pesaingnya di samping para pelanggannya. Kemungkinan besar pesaing memberi reaksi kalau jumlah perusahaan yang terlibat kecil. Kalau produk yang dibuat seragam , dan kalau pembeli mendapat informasi lengkap.
Reaksi tehadap perubahan harga. Disini kita akan membalik pertanyaan dan bertanya bagaimana sebaiknya perusahaan memberikan reaksi terhadap perubahan harga yang dilakukan pesaing . Perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal : Mengapa pesaing mengubah harga ? apakah perubahan itu merebut pangsa pasar lebih besar, menggunakan kelebihan kapasitas, mencapai kondisi biaya yang
berubah, atau memimpin perubahan harga untuk seluruh industri ? Apakah
perubahan harga itu bersifat sementara atau permanen ? Apa yang akan terjadi pada pangsa pasar dan laba jika perusahaan tidak memberikan reaksi ? Apakah
perusahaan lain akan memberikan reaksi ? Dan apa kira-kira reaksi pesaing dan perusahaan lain terhadap setiap reaksi yang mungkin terjadi ?
sendiri, kepentingan produk dalam bauran produk perusahaan, kehendak dan sumber daya pesaing, serta kemungkinan reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Akan tetapi perusahaan tidak selalu dapat melakukan analisis yang luas atas alternatifnya pada saat terjadi perubahan harga. Pesaing mungkin sudah membuang banyak waktu untuk mempersiapkan keputusan ini, tetapi perusahaan mungkin harus beraksi hanya dalam beberapa jam atau hari. Mengenai satu-satunya cara mengurangi waktu reaksi adalah membuat rencana jauh-jauh hari untuk kemungkinan perubahan harga oleh pesaing dan kemungkinan reaksinya.
Daftar pustaka
Kotler, Philip. Dasar-Dasar Pemasaran Philip Kotler, Gary Armstrong : Alih bahasa, Alexander Sindoro ; Penyunting, Benyamin Molan.- Jakarta : Prenhallindo, 1977. 2 jil : ilus ; 27 cm
STRATEGI PENETAPAN HARGA STRATEGI PENETAPAN HARGA
Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci dalam berbagai perushaaan sebagai konsentrasi dari deregulasi, persaingan global yang kian sengit, rendahnya pertumbuhan di banyak pasar, dan peluang bagi perusahaan untuk memantapkan posisinya di pasar. Harga mempengaruhi kinerja keuangan dan juga sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan penentuan posisi merek. Harga menjadi suatu ukuran tentang mutu produk pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk – produk yang kompleks.
Strategi yang dapat diterapkan, antara lain :
1. Menerapkan strategi penetapan harga yang sederhana yang dapat dilaksanakan dengan biaya murah
2. Menggunakan kebijakan – kebijakan penetapan harga yang diberlakukan menurut biaya jasa yang diberikan kepada konsumen
3. Mengurangi biaya operasi
4. Meyakinkan pemerintah untuk lebih mengutamakan usaha – usaha dalam negeri
beroperasi menurut ketentuan kebangkrutan, dan juga penekanan persaingan terhadap posisi pangsa pasar.
Pengurangan biaya adalah suatu hal yang diharuskan jika lingkungan penetapan harga terus – menerus kecuali kalau suatu organisasi dapat mendominasi satu atau lebih segmen yang kurang peka terhadap persaingan harga yang hebat.
I. Peran Strategis Harga
Biaya mempengaruhi kemampuan suatu organisasi untuk bersaing, persaingan yang ada yang akan timbul dalam segmen pasar yang ditargetkan oleh manajemen
menghambat kelenturan dalam pemilihan harga.
Harga Dalam Bauran Pemasaran
Pemilihan strategi mengenai produk dan distribusi menetapkan pedoman untuk
strategi harga maupun strategi promosi. Mutu dan cirri produk, tipe saluran distribusi, para pengguna akhir yang dilayani, dan fungsi – fungsi perantara, semua membantu menetapkan tarif harga. Eksekutif pemasaran bertanggung jawab terhadap strategi harga dalam banyak perusahaan. Koordinasi antara keputusan penetapan harga yang bersifat strategis dan taktis dengan aspek – aspek strategi pemasaran lainnya
merupakan hal yang penting karena melibatkan antara kesinambungan. Strategi Produk
Mutu dan ciri produk mempengaruhi strategi harga. Sebuah produk bermutu tinggi mungkin memerlukan harga yang tinggi untuk membangun prestise di pasar dan memenuhi persyaratan kinerja lain bagi manajemen. Para eksekutif penetapan harga menganalisis bauran produk, strategi pemberian merek, dan mutu serta cirri produk untuk menentukan dampak dari factor – factor ini terhadap strategi harga.
Strategi Distribusi
Perusahaan memelukan laba untuk membayar fungsi – fungsi perantara dan
menawarkan insentif secukupnya untuk memperoleh kerjasama mereka. Distribusi yang insentif kemungkinan memerlukan penetapan harga yang lebih kompetitif daripada distribusi selektif atau eksekutif. Suatu perusahaan yang membangun saluran biasanya memainkan peran kunci dalam penetapan harga untuk seluruh saluran, dan tunduk pada kendala dan batasan hukum.
Situasi Penetapan Harga
Situasi penetapan harga meliputi :
1. Menentukan bagaimana sebaiknya menetapkan suatu harga produk baru. Seringkali, terdapat kelenturan dalam memilih suatu harga
3. Mengubah strategi penentuan posisi yang mensyaratkan modifikasi terhadap strategi harga yang sekarang
4. Menanggapi tekanan – tekanan dari perang harga dan ancaman – ancaman persaingan lainnya
Keputusan mengenai harga untuk produk – produk yang ada mungkin mencakup kenaikan, penurunan, dan mempertahankan harga pada tingkat sekarang.
Manfaat Strategi Penentuan Posisi Harga
Harga digunakan dalam berbagai cara dalam strategi penentuan posisi program pemasaran sebagai isyarat bagi pembeli, suatu instrument persaingan, suatu cara untuk memperbaiki kinerja keuangan, dan berbagai cara untuk melakukan fungsi – fungsi bauran pemasaran lainnya ( misalnya, penetapan harga promosi )
Strategi Penetapan Harga
1. Menetapkan tujuan penetapan harga 2. Menganalisis situasi penetapan harga 3. Memilih strategi penetapan harga
4. Menentukan harga dan kebijakan khusus
Tujuan Penetapan Harga 1. Mendapatkan posisi pasar 2. Mencapai kinerja keuangan 3. Penentuan posisi produk
4. Merangsang permintaan harga 5. Mempengaruhi persaingan
Tujuan Penetapan Harga
Nitir, 2008 mengemukakan pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin
Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yakni tingkat laba yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa digunakan, yaitu target marjin dan target ROI (Return On Investment) 2. Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.
3. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa
harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
4. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader). 5. Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya, pemilihan tujuan laba mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing.
Pilihan ini dapat diterapkan dalam 3 kondisi, yaitu: • tidak ada pesaing;
• perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum; • harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.
jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar khusus.
II. Analisis situasi penetapan harga
Analisis penetapan harga meliputi ;
1. Estimasi mengenai kepekaan pasar produk terhadap harga
Analisis pasar produk dari segi harga harus menjawab pertanyaan seperti : a. Seberapa besarkah pasar produk dilihat dari potensi pembelian
b. Segmen mana yang ada di dalam pasar produk dan strategi pasar sasaran apa yang digunakan
c. Seberapa peka permintaan dalam segmen tersebut yang tertarik terhadap perubahan harga
d. Seberapa pentingkah factor – factor nonharga, dan seperti apa cirri – cirri dan kinerjanya
e. Seberapa besarkah penjualan yang diperkirakan pada tingkat harga yang berbeda
Elastisitas harga adalah presentase perubahan jumlah yang diminta bila harga
berubah, dibagi dengan presentase perubahan harga. Elastisitas diukur pada rentang harga yang sedang dipertimbangkan.
Faktor – factor lain selain harga yang mungkin juga penting adalah mutu, ketersediaan, pelayanan, dan jaminan.
Peramalan penjualan itu penting untuk rentang harga yang sedang dipertimbangkan oleh manajemen. Ramalan ini, bila dikombinasikan dengan estimasi biaya,
memperlihatkan dampak keuangan dan strategi harga yang berbeda. Tujuannya, adalah untuk mengestimasi penjualan dalam unit – unit untuk setiap produk atau merek pada harga yang sedang dipertimbangkan
2. Penentuan biaya produk 3. Analisis persaingan
4. Penilaian terhadap hambatan – hambatan hokum dan etika
Analisis Biaya
1. Menentukan struktur biaya
4. Mengestimasi dampak pengalaman atas biaya 5. Menentukan rentang kendali atas biaya
Analisis pesaing
Setiap strategi harga pesaing dievaluasi untuk menentukan :
1. Perusahaan mana yang merupakan pesaing yang paling langsung ( actual dan potensial ) untuk sasaran pasar yang sedang kita bicarakan
2. Bagaimana perusahaan – perusahaan yang bersaing diposisikan pada basis harga relative dan sejauh mana harga digunakan sebagai suatu bagian aktif dari strategi pemasaran mereka
3. Sejauh mana keberhasilan strategi harga setiap pemasaran 4. Bagaiamana reaksi para pesaing mengubah strategi harga
Pertimbangan hukum dan etika
Praktek – praktek penetapan harga yang mendapat perhatian besar dari pemerintah meliputi:
1. Penetapan harga horizontal 2. Diskriminasi harga
3. Penetapan harga dalam saluran – saluran distribusi 4. Informasi harga
III. Pemilihan strategi penetapan harga
Pertimbangan dalam pemilihan strategi penetapan harga adalah : 1. Menentukan fleksibilitas harga
2. Memutuskan bagaimana memposisikan harga dikaitkan dengan biaya dan apakah hal itu dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga
3. Memilih strategi bersaing dan penentuan posisi. Penentuan Posisi dan Visibilitas Harga
Perusahaan - perusahaan dapat menggunakan suatu harga yang relative rendah dengan tujuan volume bangunan dan posisi pasar , atau manajemen dapat menetapkan suatu harga tinggi untuk menghasilkan marjin laba yang besar.
Beberapa factor mungkin mempengaruhi suatu pilihan pendekatan terhadap sebuah produk baru, antara lain biaya dan usia produk, tanggapan pembeli terhadap
Strategi Bersaing dan Penentuan Posisi
1. Strategi sangat aktif, strategi ini kadang – kadang digunakan unutk merek – merek bergengsi yang mencari pengaruh
2. Strategi sangat pasif, barang – barang dengan harga tinggi seringkali dipasarkan dengan menonjolkan factor – factor nonharga ketimbang dengan menggunakan strategi yang sangat aktif
3. Strategi kurang aktif, bila harga merupakan factor yang penting, keputusan
pembeli, strategi harga yang kurang aktif sangat efektif sebagaimana tampak dalam pesatnya pertumbuhan pengecer – pengecer.
4. Strategi Pasif – rendah, strategi ini mungkin digunakan oleh pabrikan yang produk – produknya mempunyai cirri – cirri biaya yang lebih rendah di banding dengan para pemasok lainnya.
IV. Penetapan Harga dan Kebijakan Khusus Penetapan Harga Khusus
Pendekatan yang berorientasi pada biaya. Penetapan harga pulang pokok merupakan pendekatan yang berorientasi pada biaya untuk menetapkan harga. Dasar
perhitungannya adalah sebagai berikut : ( Unit – unit )pulang pokok = Total Biaya Tetap
Harga perunit-biaya variable perunit
Metode popular lainnya dalam penetapan harga adalah penetapan harga biaya plus. Teknik ini menggunakan biaya sebagai dasar perhitungan harga jual. Jumlah
presentase biaya tertentu ditambahkan pada biaya yang menentukan harga. Metode serupa, penetapan harga mark up menghitung markup – markup sebagai presentase harga jual. Dengan penetapan harga mark up, rumus untuk menetukan harga jual :
Harga = Biaya rata – rata unit 1-persen mark up
Metode – metode penetapan harga yang menggunakan harga pesaing dalam menghitung harga actual meliputi penetapan harga sama dengan atau pada presentase tertentu lebih tinggi atau lebih rendah dari pada harga pesaing.
Pendekatan yang berorientasi pada permintaan, memperkirakan nilai produk pada pembeli. Tujuannya adalah berapa banyak yang ingin dibayar oleh pembeli untuk produk yang didasarkan pada kontribusinya memuaskan kebutuhan atau keinginan pembeli.
Harga yang murah merupakan kunci keberhasilan strategi pemasaran perusahaan ditambah dengan jumlah tertentu yang dihasilkan lewat ekspedisi toko secara agresif, Pengendalian yang ketat atau persediaan, Manajemen tidak pernah terlibat dalam penjualan dan untuk membuat agar konsumen datang kembali, karena telah menetapkan harga yang tepat.
Struktur Penetapan Harga
Apabila terdapat lebih dari satu produk, suatu perusahaan harus menentukan hubungan antara bauran produk dan penetapan harga untuk lini produk untuk menetapkan struktur harga. Petunjuk yang dapat digunakan untuk harga untuk lini produk adalah :
1. Tetapkan harga tiap produk dalam kaitannya dengan yang lain, perbedaan yang penting dalam produk harus sama dengan perbedaan nilai yang terlihat
2. Harga – harga tertinggi dan terendah dalam lini harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga membantu terpenuhinya persepsi atau keinginan pembeli
3. Perbedaan harga di antara produk – produk harus menjadi lebih besar seiring dengan naiknya harga pada lini tersebut
Pertimbangan penetapan harga khusus
1. Segmentasi harga, harga digunakan dalam beberapa pasar untuk menarik segmen – segmen pasar tertentu
2. Penetapan harga saluran distribusi, strategi penetapan harga oleh para pabrikan yang menggunakan orang – orang perantara pemasaran mencakup pertimbangan mengenai kebutuhan harga
3. Fleksibilitas harga, Pertimbangan penting lainnya adalah menentukan
kefleksibilitasan harga tersebut, apakah harga itu harga mati ataukah dapatkah dinegosiasikan antara pembeli dan penjual?
4. Penetapan harga daur hidup produk, sebagian perusahaan mempunyai kebijakan sebagai pedoman penetapan harga daur hidup produk. Tergantung pada tahapannya didalam daur hidup produk, harga suatu produk tertentu atau seluruh lini produk mungkin didasarkan pada pangsa pasar, daya – laba, arus kas, atau tujuan lainnya.
Strategi Harga dalam Pemasaran
MANAGEMENT PEMASARAN
PENDAHULUAN
Dalam pemasaran kita harus bias menentukan harga yang pas untuk
konsumen. Maka kita perlu strategi harga untuk memasarkan suatu barang atau jasa. Banyak perang harga antar produsen dalam menentukan harga. Mereka seperti membabi buta untuk mendapatkan harga yang baik untuk menarik konsumen. Dalam makalah ini kita akan membahas strategi dalam penentuan harga. Apa yang bias menarik konsumen melalui harga suatu produk barang ataupun jasa. Sehingga dalam transaksi jual beli antara produsen dengan konsumen menjadi menarik dan saling menguntungkan. Penentuan harga dipengaruhi oleh ualitas dan merek produk. Dalam penentuan harga kita juga harus menyeimbangkan antara kwalitas produk dan harga taksiran. Sehingga tidak terjadi penipian harga. Dengan kata lain produk yang
dihasilkan jelek atau tidak berkwalitas tetapi harganya sangat tinggi. Diukuran pasar kita tidak akan laku melihat persaingan pasar sekarang sangat sulit.
Makalah ini membahas strategi penentuan hagra, seperti penentuan harga produk baru, pengaruh psikologi konsumen terhadap harga, potongan harga, penentuan harga kompetitif dan pemasaran mempengaruhi pasar.
PEMBAHASAN
A. Strategi Menentukan Harga Produk
Harga seperti background pada suatu produk. Banyak konsumen ingin membeli suatu produk tetapi yang dilihat pertama kali adalah harga produk tersebut. Dan sebaliknya hanya segelintir orang yaitu orang-orang kaya yang ingin membeli suatu produk tetapi tidak mempedulikan berapa harga produk tersebut. Jika dilihat secara umum, kita harus jeli dalam menetapkan harga dasar dari suatu produk dengan
mempertimbangkan berbagai factor seperti harga competitor, tujuan perusahaan dan daur hidup produk. Strategi tersebut dapat digunakan untuk produk yang baru
maupun yang lama.
Startegi untuk produk baru adalah: 1. Skiming Price
Skimming price adalah menetapkan harga tinggi tetapi setelah produk baru muncul harga tersebut akan semakin turun. Contohnya: HP, Laptop, Komputer, dll.
2. Penetration Price
Penetration price adalah menentukan harga awal rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek daripada konsumen. Contohnya: Tarif layanan operator baru 3, mie selera rakyat, so klin MB, dll.
Seperti penjelasan di awal pembahasan bahwa harga seperti background pada suatu produk. Harga yang pertamakali dilihat konsumen itu tertarik ataukah tidak. Dibawah ini adalah beberapa strategi mengenai penentuan harga pada suatu produk yang dapat menarik konsumen:
1. Prestige Pricing / Harga Prestis
Prestige pricing / harga prestis adalah menetapkan harga yang tinggi demi
membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai untk produk shopping dan specialty. Biasanya produk-produk tersebut di jual di mall, butik atau distro yang bermerk. Contohnya: roll Royce, rolex, guess, Gianni Versace, prada, vertu, dll.
2. Odd Pricing / Harga Ganjil
Odd pricing / harga ganjil adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologi pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contohnya: barang yang dihargai 100.000 diubah menjadi 99.990 dimana konsumen mungkin akan melihat 99.990 jauh lebih murah daripada 100.000.
3. Multiple-Unit Pricing / Harga Rabat
Multiple-unit pricing / harga rabat adalah memberikan potongan harga tertentu apabila konsumen membeli produk dalam jumlah yang banyak. Contoh: jika harga sebungkus mie gorengpedas 1.500 maka konsumen cukup membayar 1000/ bungkus jika membeli 1 dus isi 40 bungkus indomie.
4. Price Lining / Harga Lini
Price lining / harga lining adalah memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang berbeda. Contoh: bioskop 21 memberikan harga standar untuk konsumen bioskop jenis standard an mengenakan harga yang lebih mahal pada konsumen
bioskop 21 jenis premier. Contoh lain adalah menonton sebuah pertunjukan opera, wayang, konser, dll yang menetapkan harga tinggi untuk kelas VIP.
5. Leader Pricing / Pemimpin Harga
Leader pricing atau pemimpin harga adalah menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar / harga normal untuk meningkatkan omset penjualan / pembeli.
Contohnya adalah ritel jenis hypermarket memberikan promosi harga yang lebih murah daripada harga yang lebih murah daripada harga normal.
C. Strategi Penentuan Harga Diskon / Potongan Harga
Strategi harga diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan potongan harga yang ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang / jasa. Dengan diskon pembeli dapat tertarik untuk membeli produk apalagi diskon yang diberikan cukup tinggi. Tetapi biasanya diskon yang diberikan pada waktu-waktu tertentu , penjal memberikandiskon yang sangat tinggi hingga 60-70% dengan cara menaikkan harga produk tersebut terlebih dahulu lalu didiskon. Sehingga produsen tidak rugi. Diskon dapat diberikan dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash, trade discount.
1. Relative Pricing / Harga Relatif
Relative pricing / harga relative adalah menentukan harga diatas, dibawah atau samadengan tingkat harga persaingan dimana gerakan harganya mengikuti gerakan pesaing.
2. Follow The Leader Pricing
Follow the leader pricing adalah penetapan harga produk baik barang maupun jasa diserahkan pada pemimpin pasar dan tidak menetapkan harga sendiri.
E. Pemasaran Mempengaruhi Pasar
Memahami pelanggan tidaklah mudah. Kebanyakan pelanggan tidak mau atau bahkan tidak peduli dengan keluhan mereka tentang produk yang mereka beli. Entah kurang puas, mahal, atau pelayanan yang kurang baik. Mereka lebih memilih diam tanpa mengutarakan kritik dan saran tentang produk yang mereka beli. Sehingga produsen tidak tau apa yang harus diperbaiki dalam produk yang mereka produksi. Dibawah ini adalah beberapa keinginan pelanggan yang sharusnya diutarakan yang dapat menjadi masukan untuk produsen. Sebagai contoh adalah pelanggan membeli sepeda motor: 1. Kebutuhan yang dinyatakan, pelanggan menginginkan harga jual sepeda motor yang tidak mahal.
2. Kebutuhan riil, pelangganingin sepeda motor dengan biaya operasional rendah 3. Kebutuhan yang tidak dinyatakan, pelanggan mengharapkan pelayanan yang terbaik dari dealer.
4. Kebutuhan kesenangan, pelanggan akan senang mendapat hadiah-hadiah menarih seperti helm, jaket kulit, dan paket service gratis.
5. Kebutuhan rahasia, pelanggan ingin terlihat dan dinilai sebagai pribadi yang cerdas, keren dan bergengsi.
Untuk mengatasi hal diatas, diperlukan pemasar yang tanggap atau pemasar yang antisipatif atau pemasar yang kreatif. Seorang pemasar yang tanggap menemukan sebuah kebutuhan yang dinyatakan dan memenuhinya. Seorang pemasar kreatif menemukan dan memproduksi solusi yang tidak diminta pelanggan tapi ditanggapi dengan penuh semangat oleh pelanggan.
Contoh: SONY memperkenalkan banyak produk yang berhasil direspon oleh pelanggan meskipun tidak pernah diminta atau bahkan dianggap tidak mungkin oleh pelanggan seperti Video, CD dll. SONY adalah perusahaan yang mendorong pasar. SONY telah membuktikan bahwa melalui pemasaran bias mempengaruhi pasar.
Pada dasarnya orang merasa enggan membicarakan harga, karena orang inginnya sih semua produk gratis kecuali mungkin juga rela jika kita memang benar merasa puas. Banyak bisnis menggunakan strategi penetapan harga untukmencapai satu atau lebih tujuan. Hal tersebut ialah untuk mendapatkan posisi pasar, mencapai kinerja
keuangan, penentuan posisi produk dan mempengarihi persaingan. Selain demikian, dua kecenderungan hadir dalam penggunaan harga sebagai variable strategis:
Harga seringkali digunakan sebagai elemen strategis bisnis dan pemasaran secara aktif.
Analisis terhadap situasi penetapan harga dilakukan untuk mengembangkan strategi terhadap kurva lini produk atau memilih strategi penetapan harga terhadap suatu produk maupun merk baru. Penekanan formulasi strategi di tempatkan pada beberapa kegiatan penting yang mencakup analisis pasar, analisis produk, analisis persaingan, termasuk pertimbangan hokum dan etika. Analisis tersebut, menunjukkan luasnya daya lenting penetapan harga. Strategi distribusi juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga akan berhasil dalam kombinasi strategi periklanan dengan armada penjualan. Strategi penetapan harga mempengaruhi keputusan elemen bauran pemasaran lainnya. Karena, harga itu sendiri merupakan salah satu elemen bauran pemasaran.
PENUTUP
KESIMPULAN:
Harga adalah backgrounddari suatu produk. Jadi, bagaimana kita bias menarik pelanggan agar menyukai dan membeli produk kita melalui harga. Harga yang baikadalah harga yang sesuai dengan kualitas dan merk produk. Kita bias menarik pelanggan dengan cara menggunakan strategi hargaprestis, harga ganjil, harga rabat, harga lini ataukah pemimpin harga. Atau mungkin kita bias menggunakan strategi diskon. Dengan diskon pelanggan bias lebih tertarik dengan produk kita. Selain harga, pemasaran juga sangat berpengaruh terhadap produk. Pelayanan yang baik dan keinginan / kebutuhan pelanggan juga harus diperhatikan begitu juga dengan
kreatifitas pemasar. Semakin produsen kreatif dan lain daripada yang lain, maka akan disukai oleh pelanggan. Inovasi juga dibutuhkan agar pelanggan tidak jenuh dengan produk kita.
DAFTAR PUSTAKA
- Wahjono, Sentot Imam.2008.”Manajemen Pemasaran Bank”, Jakarta: Graha
1. Pengertian Harga
Harga, nilai dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam pertukaran. Dalam perekonomian kita sekarang ini untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu produk kita menggunakan uang, bukan sistem barter. Jumlah uang yang digunakan didalam pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari suatu barang.
“Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.”
PENGERTIAN HARGA DAN STRATEGI PENENTUAN HARGA
4.2. Tujuan Penetapan Harga
Dalam strategi penentuan harga, manajer harus menetapkan dulu tujuan
penetapannya. Tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa setepat mungkin. Banyak perusahaan yang
mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya.
Keputusan untuk menetapkan harga sering melibatkan kepentingan pimpinan (top manager) terutama untuk produk baru. Penentuan tingkat harga tersebut biasanya dilakukan dengan mengadakan beberapa perubahan untuk menguji pasarnya, apakah menerima atau menolak ?. Jika pasar menerima penawaran tersebut maka harga itu sudah sesuai. Tetapi jika mereka menolak maka harga tersebut perlu diubah
secepatnya. Jadi ada kemungkinan keliru tentang keputusan harga yang diambil oleh manajer.
Sehingga kita perlu meninjau apakah yang menjadi tujuan bagi penjual dalam menetapkan harga produknya. Tujuan-tujuan tersebut adalah :
Meningkatkan penjualan
Mencapai target pengembalian investasi Mencapai laba maksimum
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Dalam kenyataannya, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku dipasaran. Misalnya pada periode Resesi, yang merupakan suatu periode dimana ada keputusan Pemerintah 15 November 1978 yang menentukan nilai tukar $ 1,- (satu dolar) Amerika dari Rp. 415,- menjadi Rp. 625,-. Sehingga terjadilah reaksi-reaksi dari kalangan
masyarakat bisnis. Reaksi spontan terhadap keputusan tersebut adalah adanya kenaikan harga-harga barang, khususnya kenaikan harga barang-barang mewah, barang impor dan barang-barang yang dibuat dengan bahan atau komponen dari luar negeri.
2. Penawaran dan Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Hubungan antara harga dengan permintaan dapat
digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve permintaan.
Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. Hubungan antara harga dengan jumlah yang ditawarkan dapat digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve
penawaran.
3. Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Selain mempengaruhi penentuan harga, sifat permintaan pasar ini juga
mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan ini berbanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.
Inelastis
Jika permintaan itu bersifat inelastis, maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.
Apabila permintaan itu bersifat elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
Unitary Elasticity
Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan
menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain, penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10%.
4. Persaingan
Harga jual beberapa barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian dijual dalam keadaan persaingan murni (pure competition). Dalam persaingan ini penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang berjumlah banyak pula. Sehingga dengan banyaknya jumlah penjual dan pembeli menyulitkan penjual perorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi. Macam persaingan yang lain :
Persaingan tidak sempurna
Untuk barang-barang yang dihasilkan dari pabrik (barang-barang manufaktur) dengan merk tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini dapat disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis dengan merk lain. Keadaan pasar seperti mi disebut persaingan tidak sempurna (imperfect competition), di mana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merk.
Oligopoli
Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna
Monopo!i
Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
- permintaan barang bersangkutan
- harga barang-barang substitusi/pengganti - peraturan harga dan pemerintah
5. Biaya
harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan rnenghasilkan keuntungan.
6. Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selaiu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain : Laba maksimum
Volume penjualan tertentu Penguasaan pasar
Kembalinya modal yang tertanam dalain jangka waktu tertentu.
7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang
mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.
4. Keputusan Tentang Harga
Ada beberapa keputusan menyangkut penentuan harga, temasuk harga tertentu yang dibebankan kepada masing-masing produk atau jasa yang dipasarkan. Tetapi harga itu juga dapat ditentukan oleh pembeli yang membeli produk atau jasa perusahaan.
Perusahaan juga harus mengambil keputusan tentang perlu/tidaknya memberikan potongan untuk pembayaran yang lebih awal. Jika perusahaan mengambil
kebijaksanaan untuk mernberikan potongan tunai, maka perlu ditentukan kapan seorang pembeli akan menerima potongan tunai dan berapa besar jumlah potongannya. Dan apakah potongan tersebut diperuntukkan bagi penyalur juga.
Semua keputusan dan masalah tersebut sebenarnya cukup sulit ditentukan apalagi bagi perusahaan yang menjual berbagai macam produk. Hal ini disebabkan karena setiap jenis produk memerlukan penetapan harga yang berbeda-beda.
Pada masa lampau, keputusan-keputusan seperti itu cenderung bersifat pasif di mana perusahaan menggunakan praktek penetapan harga dari pesaing. Sekarang, dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, perusahaan-perusahaan berubah
meningkatkan efisiensi cara produksinya dan menekan biaya. Semua ini ditujukan untuk menekan harga supaya mendapatkan posisi yang baik dalam persaingan.
Jika tujuan penetapan harga sudah ditentukan, maka manajemen dapat mengalihkan perhatian pada prosedur penentuan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Prosedur penentuan harga yang dipakai melputi enam tahap, yaitu:
1. Mengestimasikan Permintaan untuk Barang Tersebut
Dalam tahap pertama ini, penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara total. Hal ini lebih mudah dilakukan terhadap permintaan barang yang ada
dibandingkan dengan permintaan barang baru. Pengestimasian perrnintaan tersebut dapat dilakukan dengan :
a. Menentukan harga yang diharapkan (expected price), yaitu harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen,
b. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga. Hal ini
menyangkut pula pertimbangan tentang masalah elastisitas permintaan suatu barang. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga yang berbeda adalah penting juga dalam hubungannya dengan penentuan break-even point.
2. Mengetahui Lebih Dulu Reaksi dalam Persaingan
Kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijaksanaan penentuan harga bagi
perusahaan atau penjual. Oleh karena itu penjual perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi dipasar mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta sumber-sumber penyebabnya. Adapun sumber-sumber-sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari :
- Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain. - Barang pengganti atau substitusi.
- Barang-barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang konsumen.
3. Menentukan Market Share yang Dapat Diharapkan
Perusahaan yang agresif selalu menginginkan market share yang lebih besar. Kadang-kadang, perluasan market share harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentuk lain dan persaingan bukan harga. Market share yang diharapkan rersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi, dan mudahnya
memasuki persaingan.
4. Memilih Strategi Harga untuk Mencapai Target Pasar
Dalam hal ini penjual dapat memilih di antara dua macam strategi harga yang dianggap paling ekstrim, yaitu : skim-the-cream-pricing dan penetration pricing
Tahap selanjutnya dalam prosedur penentuan harga adalah mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat pada barang, sistem distribusi, dan program promosinya. Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu barang tanpa
mempertimbangkan barang lain yang dijualnya. Demikian pula dalam saluran distribusinya, harus diperhatikan ada atau tidaknya penyalur yang juga menerima sebagian dari harga jual.
6. Penentuan Harga Dasar dan Laba yang Diharapkan
Dalam kaitannya dengan prosedur penetapan harga maka perlulah ditentukan berbagai alternatif harga untuk mengetahui seberapa besar laba yang bisa
diharapkan. Alternatif-alternatif tersebut akan tergantung pada pemilihan perusahaan dan elastisitas yang ada. Dengan semakin luas jarak masing-masing alternatif harga dan semakin besar elastisitas permintaannya, maka semakin banyak pula alternatif harga yang harus dipertimbangkan.
Titik break-even ini sangat penting karena dapat menunjukkan tingkatan operasi yang menguntungkan. Adanya peningkatan dalam permintaan atau penurunan dalam biaya total akan memperluas tingkat operasi yang menguntungkan dan meningkatkan laba.
7. Penetapan Harga Dasar dalam Kondisi yang Tidak Pasti
Dalam pembahasan tentang penentuan harga dasar, kita telah melihat bahwa hal ini penting bagi perencanaan pemasaran untuk mengestimasi volume penjualan pada masing-masing alternatif harga, dan ini semakin sulit dengan semakin tidak pastinya keadaan.
8. Metode Praktis
Penetapan harga barang dan jasa yang efisien sering merupakan masalah yang sulit bagi sebuah perusahaan. Penetapan ini didasarkan pada biaya, persaingan,
permintaan dan laba, tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produknya, pasarnya, dan tujuan perusahaan.Teknik yang sering dipakai dalam penetapan harga adalah :
1. Penetapan Harga Mark-up (Mark up Pricing)
Mark up merupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual.
Jadi mark-up tersebut dipakai untuk menutup biaya overhead dan laba bagi
Harga Jual = Biaya Produk + Mark Up
Harga Jual = Biaya Produk + (% x Biaya Produk) Harga Jual = Biaya
(1 - % Mark up)
Kotler menyatakan bahwa salah satu alasan menggunakan mark up pricing adalah karena kurangnya ketidak pastian pada biaya daripada permintaan. Dengan
mendasarkan pada biayanya, penetapan harga ini menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu membuat penyesuaian harga terhadap permintaan.
2. Penetapan Harga Break Even (Break Even Pricing)
Dalam Break-Even Pricing dapat diketahui tentang bagaimana satu satuan produk itu dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut.
3. Penetapan Harga Rate of Return (Rate of Return Pricing)
Kebijaksanaan penetapan harga untuk mencapai tingkatan pengembalian investasi (rate of return on investment) merupakan kebijaksanaan yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar. Faktor utama untuk dapat dilaksanakannya prosedur tersebut adalah :
· Estimasi permintaan · Penggunaan fasilitas
Tingkat pengembalian pada Investasi (return on investment) dapat dicari dengan rumus :
ROI = Laba x 100 % Investasi
Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam rate of return pricing, adalah :
· Pengestimasian penjualan yang dipakai untuk menentukan harga meskipun jumlah unit yang terjual itu sendiri merupakan fungsi harga.
· Rate of return pricing ini dapat menimbulkan fluktuasi dalam keuntungan karena jumlah penghasilan yang diterima langsung dipengaruhi oleh estimasi penjualan.
4.Penetapan Harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing)
Penetapan harga biaya variabel ini sering dijumpai dalam situasi dimana biaya tetap merupakan bagian yang besar dalam biaya total. Perusahaan angkutan kereta api dan perusahaan penerbangan adalah dua contoh industri yang memerlukan biaya tetap tinggi dan sering memakai penetapan harga biaya variable untuk meningkatkan volumenya. Sebagai contoh, mereka sering memberikan reduksi kepada anak-anak sekolah atau rombongan tertentu.
5. Penetapan Harga Beban Puncak (Peak Load Pricing)
Peak-load pricing ini dapat dipakai bila jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas, dan permintaan pembeli cenderung berubah di kemudian hari. Sebagai contoh perusahaan telepon telah menggunakan kapasitas untuk
melayani 97 % langganannya selama periode ramai meskipun pada akhir pecan dan malam hari sering menganggur.
Dengan peak load pricing ini, perusahaan dapat menaikkan tarif diatas biaya rata-rata selama periode permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya variabelnya diluar periode ramai. Tarif rendah yang dikenakan pada jam-jam /hari-hari tidak ramai kemungkinan dapat meningkatkan pendapatan dengan menarik langganan yang jarang menggunakan telepon.
Perusahaan telepon sering menggunakan peak load pricing dalam penentuan tariff untuk hubungan langsung jarak jauh
Contoh lain dari penggunaan teknik ini adalah pada pertunjukan bioskop dimana tariff yang lebih rendah dikenakan pada jam-jam siang hari (permintaan relatif sedikit). Jadi peak load pricing memiliki keuntungan, antara lain :
Menekan permintaan pada periode ramai
Strategi Penetapan Harga
Posted by: coecoesm on: Oktober 31, 2011
In: Dasar Pemasaran Tinggalkan sebuah Komentar A. Pengertian Harga
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba.
B. Fungsi Harga
Bagi perusahaan maupun konsumen, harga berfungsi sebagai :
1. Sumber pendapatan dan atau keuntungan perusahaan untuk pencapaian tujuan produsen ( harga diatas biaya-biaya produk memberikan keuntungan bagi
perusahaan).
2. Pengendali tingkat permintaan dan penawaran ( terutama bila bersifat elastic, permintaan akan meningkat jika harga turun dan sebaliknya ).
3. Mempengaruhi program pemasaran dan fungsi-fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan. Harga dapat berperan sebagai pengaruh terhadap aspek produk ( pergeseran orientasi, kualitas, atau citra produk), distribusi ( mengendalikan intensitas distribusi ), atau promosi ( diskon, obral, hadiah, dsb ).
4. Mempengaruhi perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat ( harga rendah dapat meningkatkan konsumsi masyarakat dan upah yang tinggi bagi jasa masyarakat akan mempengaruhi perilaku konsumsinya ).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Harga 1) Daur Hidup Produk
Setiap produk baru yang diluncurkan ke pasar akan melewati suatu daur hidup produk dengan berbagai persoalan dan peluang yang berubah-ubah. Riwayat suatu penjualan dari kebanyakan produk mencakup empat tahap :
· Tahap Perkenalan
Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai cara.
· Tahap Pertumbuhan (growth)
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang
perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar. · Tahap Kedewasaan (maturity)
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai
meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
· Tahap Kemunduran (decline)
Gbr. Tahapan Daur Hidup Produk
Konsep daur hidup bisa dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami dinamika produk dan pasar. Manfaat sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi pengambilan keputusan. Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa membantu memperjelas tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan alternative strategi apa saja yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat
pengendalian, konsep ini membantu perusahaan dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis dimasa lalu.
2) Penawaran dan permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Hubungan antara harga dengan permintaan dapat digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve permintaan.
Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. Hubungan antara harga dengan jumlah yang ditawarkan dapat digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve penawaran.
Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurve permintaan dan kurve penawaran. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gbr. Kurva Pemintaan dan Penawaran 3) Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapt mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebernanya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan
harganya tetapi mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan ini berbanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.
· Inelastis
Jika permintaan itu bersifat inelastic, maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.
· Elastis
Apabila permintaan itu bersifat elastic, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
· Unitary elasticity
Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan
menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain, penurunan harga 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10% pula.
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi keadaan persaiangan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian misalnya, dijual dalam keadaan persaingan murni (pure competition).
Banyaknya penjual dan pembeli akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain. Selain persaingan murni dapat pula terjadi keadaan persaiangan yang lainnya, seperti persaingan tidak
sempurna, oligopoly, dan monopoli. 1. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama mengetahui keadaan pasar.
Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri berikut ini. 1) Banyak penjual dan pembeli.
2) Barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen).
3) Penjual maupun pembeli memiliki informasi yang lengkap tentang pasar. 4) Harga ditentukan oleh pasar.
5) Semua faktor produksi bebas masuk dan keluar pasar.
6) Tidak ada campur tangan pemerintah. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain pasar hasil-hasil pertanian.
2. Persaingan tidak sempurna
Untuk barang-barang yang dihasilkan dari pabrik dengan merk tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini disebabkan karena
harganya lebih tinggi dari barang sejenis dengan merk lain keadaan pasar seperti ini disebut persaingan tidak sem;purna (imperfect competition)
· Monopolistis
Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong.
Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini. a) Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.
b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.
c) Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.
d) Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.
e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.
· Oligopoly
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk suatu barang tertentu, sehingga antara penjual yang satu dengan yang lainnya bisa memengaruhi harga. Contoh:
perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri
telekomunikasi, dan perusahaan semen. Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri berikut ini. a. Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari salah satu penjual akan memengaruhi penjual lainnya.
b. Produk-produknya berstandar.
c. Kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka. d. Peran iklan sangat besar dalam penjualan produk perusahaan. · Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran terhadap sejenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau sejumlah penjual tertentu. Pada pasar monopoli terdapat ciri-ciri berikut ini.
a) Hanya ada satu penjual sebagai pengambil keputusan harga (melakukan monopoli pasar).
b) Penjual lain tidak ada yang mampu menyaingi dagangannya.
c) Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan undang-undang atau karena teknik yang canggih.
d) Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.
e) Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan harga, contoh: PT Pertamina (persero), PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api (persero).
· Monopoli Murni
Monopoli murni adalah suatu jenis pasar yang digolongkan berdasarkan :
a) seorang penjual atau produsen tunggal
b) sebuah produk yang unik, tanpa barang pengganti yang dekat, c) kemampuan penjual untuk meminta harga apapun yang dikehendaki,
d) jalan masuk ke dalam industri yang seluruhnya diblokir secara hukum, hambatan teknologi atau ekonomi, dan
e) tidak memerlukan tindakan non-harga, kecuali hubungan masyarakat dan menyatakan goodwill.
Contoh-contoh dari monopoli murni adalah tidak umum karena biasanya monopoli salah satunya diatur atau dilarang sama sekali. Kasus-kasus dimana suatu
perusahaan memiliki kekuatan monopoli dalam jumlah yang besar, namun tidak dapat dianggap sebagai suatu monopoli murni, dapat dengan mudah ditemukan.
Biaya merupakan dasar penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi samua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi akan menghasulkan keuntungan.
Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk dapat menghasilkan sebuah produk dalam jumlah tertentu.
Biaya Pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempromosikan suatu produk, mendistribusikan,dll.
6) Tujuan perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan yang lainnya tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain: · Laba maksimum
· Volume penjualan tertentu · Penguasaan pasar
· Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu
7) Pengawasan pemerintah
Penguasa pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga.
Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminaso harga, serta praktek-praktek lain yang
mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli. D. Keputusan Tentang Harga
Ada beberapa keputusan menyangkut penentuan harga, temasuk harga tertentu yang dibebankan kepada masing-masing produk atau jasa yang dipasarkan. Tetapi harga itu juga dapat ditentukan oleh pembeli yang membeli produk atau jasa perusahaan.
Perusahaan juga harus mengambil keputusan tentang perlu/tidaknya memberikan potongan untuk pembayaran yang lebih awal. Jika perusahaan
mengambil kebijaksanaan untuk memberikan potongan tunai, maka perlu ditentukan kapan seorang pembeli akan menerima potongan tunai dan berapa besar jumlah potongannya. Dan apakah potongan tersebut diperuntukkan bagi penyalur juga.
Semua keputusan dan masalah tersebut sebenarnya cukup sulit ditentukan apalagi bagi perusahaan yang menjual berbagai macam produk. Hal ini disebabkan karena setiap jenis produk memerlukan penetapan harga yang berbeda-beda.
E. Metode Penetapan Harga Dengan Pendekatan Biaya
Penetapan harga barang dan jasa yang efisien sering merupakan masalah yang sulit bagi sebuah perusahaan. Penetapan ini didasarkan pada biaya, persaingan,
permintaan dan laba, tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produknya, pasarnya, dan tujuan perusahaan.Teknik yang sering dipakai dalam penetapan harga adalah :
1. Penetapan Harga Mark-up (Mark up Pricing)
Mark up merupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual.
Jadi mark-up tersebut dipakai untuk menutup biaya overhead dan laba bagi perusahaan. Biasanya mark-up ini ditentukan dengan persentase dari biaya produk atau harga jualnya. Biasanya para pedagang besar dan pengecer lebih banyak menentukan mark-up nya berdasarkan harga jual, sedangkan produsen menentukan mark-up nya berdasarkan biaya.
Harga Jual = Biaya Produk + Mark Up
Harga Jual = Biaya Produk + (% x Biaya Produk) Harga Jual = Biaya :
Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;} (1 – % Mark up)
Kotler menyatakan bahwa salah satu alasan menggunakan mark up pricing adalah karena kurangnya ketidak pastian pada biaya daripada permintaan. Dengan mendasarkan pada biayanya, penetapan harga ini menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu membuat penyesuaian harga terhadap permintaan.
2. Penetapan Harga Break Even (Break Even Pricing)
Dalam Break-Even Pricing dapat diketahui tentang bagaimana satu satuan produk itu dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut.
Dalam unit : TBE = BTT : ( H-BVR ) Dalam Rupiah : TBE = BTT : ( 1- ( BV:P )) Dimana :
TBE = titik break even BTT = biaya tetap total BV = biaya variabel P = penjualan
Untuk meninjau break-even pricing secara lebih mendalam kita bisa
mengadakan analisa tabuler. Volume break-even diperoleh dari pembagian antara biaya tetap total dengan marjin yang ada pada setiap tingkat harga.
Kemungkinan masalah yang paling serius dalam penetapan harga break-even ini adalah masalah kurangnya permintaan. Penentuan harga yang optimal sangat dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk X yang akan dibeli oleh konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini antara lain:
• Faktor saingan
• Pengalaman dalam penetapan harga. • Kondisi dan produk yang ditawarkan.
Gambar 4.5. Analisa Break-even untuk produk X
3. Penetapan Harga Rate of Return (Rate of Return Pricing)
Kebijaksanaan penetapan harga untuk mencapai tingkatan pengembalian investasi (rate of return on investment) merupakan kebijaksanaan yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar. Faktor utama untuk dapat
dilaksanakannya prosedur tersebut adalah : · Estimasi permintaan
· Penggunaan fasilitas
Tingkat pengembalian pada Investasi (return on investment) dapat dicari dengan rumus :
ROI = Laba : Investasi x 100 %
Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam rate of return pricing, adalah : · Pengestimasian penjualan yang dipakai untuk menentukan harga meskipun jumlah unit yang terjual itu sendiri merupakan fungsi harga.
· Rate of return pricing ini dapat menimbulkan fluktuasi dalam keuntungan karena jumlah penghasilan yang diterima langsung dipengaruhi oleh estimasi penjualan.
4. Penetapan Harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing)
Penetapan harga biaya variabel ini didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Sistem penetapan harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga minimum yang dapat dikuasai.
api dan perusahaan penerbangan adalah dua contoh industri yang memerlukan biaya tetap tinggi dan sering memakai penetapan harga biaya variable untuk meningkatkan volumenya. Sebagai contoh, mereka sering memberikan reduksi kepada anak-anak sekolah atau rombongan tertentu.
5. Penetapan Harga Beban Puncak (Peak Load Pricing)
Peak-load pricing ini dapat dipakai bila jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas, dan permintaan pembeli cenderung berubah di kemudian hari. Sebagai contoh perusahaan telepon telah menggunakan kapasitas untuk melayani 97 % langganannya selama periode ramai meskipun pada akhir pecan dan malam hari sering menganggur.
Dengan peak load pricing ini, perusahaan dapat menaikkan tarif diatas biaya rata-rata selama periode permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya
variabelnya diluar periode ramai. Tarif rendah yang dikenakan pada jam-jam /hari-hari tidak ramai kemungkinan dapat meningkatkan pendapatan dengan menarik
langganan yang jarang menggunakan telepon.
Perusahaan telepon sering menggunakan peak load pricing dalam penentuan tariff untuk hubungan langsung jarak jauh
Contoh lain dari penggunaan teknik ini adalah pada pertunjukan bioskop dimana tariff yang lebih rendah dikenakan pada jam-jam siang hari (permintaan relatif sedikit). Jadi peak load pricing memiliki keuntungan, antara lain :
· Menekan permintaan pada periode ramai
· Meningkatkan permintaan pada periode tidak ramai · Meningkatkan efisiensi penggunaan fasilitas yang ada.
F. Penentuan Harga Dasar dan Laba yang Diharapkan
Dalam kaitannya dengan prosedur penetapan harga maka perlulah ditentukan berbagai alternatif harga untuk mengetahui seberapa besar laba yang bisa
diharapkan. Alternatif-alternatif tersebut akan tergantung pada pemilihan perusahaan dan elastisitas yang ada. Dengan semakin luas jarak masing-masing alternatif harga dan semakin besar elastisitas permintaannya, maka semakin banyak pula alternatif harga yang harus dipertimbangkan.
Titik break-even ini sangat penting karena dapat menunjukkan
tingkatan operasi yang menguntungkan. Adanya peningkatan dalam permintaan atau penurunan dalam biaya total akan memperluas tingkat operasi yang menguntungkan dan meningkatkan laba.
G. Penetapan Harga dalam Kondisi Tidak Pasti
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka dengan mempertahankan berbagai macam pelanggan dan situasi yang berubah, ada tujuh macam penyelesaian harga yaitu :
Mengurangi harga untuk menghargai pelanggan yang memberikan respon seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk.
b) Penetapan harga tersegmentasi
Menyesuaikan harga agar ada perbedaan untuk pelanggan produk dan alokasi. c) Penetapan harga psikologik
Pendekatan harga yang mempertimbangkan psikologi harga dan bukan hanya ekonomi harga yang dipakai untuk menyatakan sesuatu mengenai produk. d) Penetapan harga promosi
Perusahaan sementara mengurangi harga untuk menarik penjualan jangka pendek. e) Penetapan harga berdasarkan nilai
Menyesuaikan harga untuk menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan pelayanan dengan harga yang wajar.
f) Penetapan harga geografik
Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografik pelanggan. g) Penetapan harga internasional
Menyesuaikan harga untuk pasar internasional.
Jadi dalam penetapan harga terllebih dahulu harus menetapkan tujuan
sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli dan dapat menimbulkan kepuasan setelah melakukan pembelian. Maka dalam tujuan penetapan harga jual produsen harus menetapkan harga yang sesuai dengan pangsa pasar yang dituju sehingga harga tersebut dapat terjangkau dan dapat menimbulkan rasa puas pada diri konsumen atau pembeli, dimana harga yang ditentukan pun bersaing dengan para pesaingnya dengan menyesuaikan mutu produk, serta fasilitas dan pelayanan yang baik sehingga menetapkan harga yang wajar dan dapat diterima oleh pasar sehingga harga tersebut diterima oleh konsumen karena terjangkau dan para konsumen merasa puas dengan harga yang ditetapkan.
SUMBER :
http://www.peoi.org/Courses/Coursesba/mic/mic5.html
http://organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yang-mempengaruhi
Budiarto, Teguh.1993.Dasar pemasaran.Jakarta : Gunadarma