• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERNIKA HAN MENURUT ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PERNIKA HAN MENURUT ISLAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERNIKAHAN MENURUT ISLAM

Nama : MAULANA ISMAIL KUAN Npm : 14 311 026

Jurusan : HUKUM

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan berkeluarga cerminan semua makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga kelangsungan kehidupan di dunia akan terus menerus berkembang. Manusia adalah salah satu makhluk yang sangat sempurna di bandingkan dengan makhluk lainnya. Manusiapun di takdirkan untuk hidup berpasang - pasangan satu dengan yang lainnya yakni yang berlainan jenis.

Dengan jalan nikah inilah yang paling baik untuk dapat melangsungkan keturunan. Nikah adalah fitra yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa serta sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.

Menikahi perempuan yang sholeh ,bahtera kehidupan rumah tangga yang baik. Pelaksanaan ajaran agama terutama dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur. Rasulullah saw memberikan penghargaan yang tinggi kepada istri yang sholeh. Mempunyai istri yang sholeh, berarti Allah SWT menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan agamanya.

B. Rumusan Masalah

- Bagaimana hukum pernikahan menurut islam? - Bagaimana Hukum Pernikahan Menurut UUD? C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah pernikahan ini adalah :

- Untuk lebih memahami tentang pernikahan yang lebih mendalam.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN

1. Arti Pernikahan

Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah memiliki persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah syarak, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan penghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allah SWT.

Nikah adalah fitra yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa serta sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan hukum nikah dapat berubah menjadi sunah, wajib, makruh atau haram.

b. Nikah yang Hukumnya Sunnah

(4)

hukumnya sunnah bagi orang yang sudah mampu memberi nafkahdan berkendak untuk nikah.

c. Nikah yang Hukumnya Wajib.

Nikah menjadi wajib menurut pendapat sebagian ulama dengan alasan bahwa diberbagai ayat dan hadits sebagaimana tersebut diatas disebutkan wajib.

Selanjutnya nikah itu menjadi wajib sesuai dengan faktor dan situasi. Jika ada sebab dan factor tertentu yang menyertai nikah menjadi wajib. Contohnya : jika kondisi seseorang sudah mampu memberi nafkah dan takut jatuh pada perbuatan zina, dalam situasi dan kondisi seperti itu wajib nikah. Sebab zinah adalah perbuatan keji dan buruk yang dilarang Allah SWT,

d. Nikah yang Hukumnya Makruh

Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan melakukan perkawinan telah mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah tanggungaanya.

e. Nikah yang Hukumnya Haram

Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat untuk menyakiti perempuan yang dinikahinya.

maka bahwa hukum menikah itu akan berubah sesuai dengan factor dan sebab yang menyertainya. Misalnya, orang-orang yang belum balig, seorang pemabuk atau sakit gila, maka dalam situasi dan kondisi semacam itu seseorang haram untuk menikah. Sebab, jika mereka menikah dikhawatirkan hanya akan menimbulkan mudharat yang lebih besar pada orang lain.

3. Rukun Nikah

(5)

Rukun nikah terdiri atas :

a. Calon suami, syaratnya antara lain beragama islam, benar- benar pria, tidak karena terpaksa, bukan mahram ( perempuan calon istri ), tidak sedang ihram haji, atau umroh dan usia sekurang-kurangnya 19 tahun.

b. Calon istri, syaratnya antara lain beragama islam, benar-benar perempuan, tidak karena terpaksa, halal bagi calon suami, tidak bersuami, tidak sedang ihram haji atau umroh dan usia sekurang-kurangnya 16 tahun.

c. Sigat akad, yang terdiri atas ijab dan kabul. Ijab dan kabul ini dilakukan oleh wali mempelai perempuan dan kabul diucapkan oleh wali mempelai laki-laki.

d. Wali mempelai perempuan, syaratnya laki-laki, beragam islam, balig (dewasa), berakal sehat, merdeka ( tidak sedang ditahan ), adil dan tidak sedang ihram haji atau umroh. Wali inilah yang menikahkan mempelai perempuan atau mengizinkan pernikahannya.

Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebgai berikut:

1) Bapak kandung, bapak tiri tidak sah menjadi wali.

2) Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan.

3) Saudara laki-laki kandung.

4) Saudara laki-laki sebapak.

5) Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung.

6) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.

7) Paman yaitu saudara laki-laki sebapak.

8) Anak laki-laki paman.

9) Hakim. Wali hakim berlaku apabila wali tersebut diatas semuanya tidak ada, sedang berhalangan atau menyerahkan kewaliaanya kepada hakim.

(6)

4. Pernikahan yang Terlarang

Pernikahan terlarang adalah pernikahan yang diharamkan oleh Agama Islam. Adapun pernikahan yang terlarang adalah sebagai berikut:

a. Nikah Mut’ah

Nikah mut’ah adalah pernikahan yang diniatkan dan diakadkan untuk sementara waktu saja ( hanya untuk bersenang-senang ), misalnya seminggu, sebulan, atau dua bulan. Masa berlakunya dinyatakan terbatas.

b. Nikah Syigar

Nikah syigar adalah apabila seorang laki-laki mengawinkan anak perempuannya dengan tujuan agar seorang laki-laki lain menikahkan anak perempuannya kepada laki – laki(pertama) tanpa mas kawin ( pertukaran anak perempuan ).

c. Nikah Muhallil

Nikah muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap perempuan yang tidak ditalak ba’in, dengan maksud pernikahan tersebut membuka jalan bagi mantan suami (pertama) untuk nikah kembali dengan bekas istrinya tersebut setelah cerai dan habis masa idah.

Dikatakan muhallil karena dianggap membuat halal mantan suami yang menalak ba’in untuk mengawani manta istrinya.

d. Kawin dengan penzina

Seorang laki-laki yang baik-baik tidak diperbolehkan (haram) mengawini perempuan penzina. Wanita penzina hanya diperbolehkan menikah kecuali dengan laki-laki penzina, kecuali kalau perempuan itu benar-benar bertobat. Firman Allah SWT yang berbunyi:

Akan tetapi, kalau perempuan penzina tersebut bertobat, halallah perkawinan yang dilakukannya.

(7)

HIKMAH PERNIKAHAN

Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri. Ia merupakan pintu gerbang kehidupan berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap keturunan dan kehidupan masyarakat. Keluarga yang kokoh dan baik menjadi syarat penting bagi kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan umat manusia pada umumnya.

Agama Islam mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci, baik dan mulia. Pernikahan menjadi dinding kuat yang memelihara manusia dari kemungkinan jatuh ke lembah dosa yang disebabkan oleh nafsu birahi yang tak terkendalikan. Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam pernikahan, antara lain sebagai kesempurnaan ibadah, membina ketentraman hidup, menciptakan ketenangan batin, kelangsungan keturunan, terpelihara dari noda dan dosa dan lain-lain.

Beberapa hikmah pernikahan :

1. Pernikahan Dapat menciptakan Kasih Sayang dan Ketentraman

Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan jasmaniah dan rohaniah sudah pasti memerlukan ketenangan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah perlu dipenuhi dan kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Adakebutuhan pria yang pemenuhnya bergantung kepada wanita. Demikian juga sebaliknya.

2. Pernikahan Dapat Melahirkan Keturunan yang Baik

Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan sholeh. Anak yang sholeh adalah idaman semua orang tua. Selain sebagi penerus keturunan, anak yang sholeh akan selalu

mendoakan orang tuanya

3. Dengan Pernikahan, Agama dapat Terpelihara

(8)

4. Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian Martabat Seorang Wanita

Wanita adalah teman hidup yang paling baik, karena itu tidak boleh dijadikan mainan. Wanita harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Pernikahan merupakan cara untuk melakukan wanita secara baik dan terhormat. Sesudah menikah, keduanya harus memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan terhormat pula.

5. Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan

Setiap orang, baik pria maupun wanita, baik pria maupun wanita, secara naluriah memiliki nafsu seksual. Nafsu ini memerlukan penyaluran dengan baik. Saluran yang baik, sehat dan sah adalah melalui pernikahan. Jika nafsu birahi besar, tetapi tidak mau nikah dan tetap mencari penyaluran yang tidak sehat, dan melanggar aturan agama, maka akan terjerumus ke lembah perzinahan atau pelacuran yang dilarang keras oleh agama.

Jelasnya, hikmah pernikahan itu adalah sebagai berikut :

Ø Menciptakan struktur social yang jelas dan adil

Ø Akan terangkat status dan derajat kaum wanita.

Ø Tercipta regenerasi secara sah dan terhormat.

Ø Dengan nikah agama akan terpelihara.

(9)

KETENTUAN PERKAWINAN DALAM KAPASITAS HUKUM ISLAM DI INDONESIA

1. Pengertian Perkawinan

Perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1974 mempunyai beberapa asas yaitu sebagai berikut.

a. Asas Sukarela ( Suka Sama Suka )

Perkawinan dilangsungkan atas dasar suka sama suka, yaitu dengan adanya persetujuan dari kedua belah pihak calon mempelai. Dalam hal ini tidak ada unsur paksaan, suami atau istri dapat melakukan pembatalan perkawinan ( Pasal 71 huruf FKHI )

b. Asas Partisipasi Keluarga

Untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum berumur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tuanya ... ( Pasal 6 ). Apabila ada seseorang yang belum berumur 21 tahun tidak mendapat izin orang tua, PPN ( Pegawai Pencata Nikah ) memberikan surat penolakan untuk melangsungkan pernikahan.

c. Asas Perceraian Dipersulit

Sekalipun talak adalah hak laki-laki, tetapi tidak boleh melakukan haknya semena-mena. Pasal 37 UU Nomor 01 Tahun 1974 menyebutkan sebagai beikut :

1. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan siding pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan telah berusaha dn tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

2. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alas an bahwa suami istri tidak dapat rukun sebagai suami istri.

(10)

d. Asas Poligami Diperketat

Berpoligami diperketat seperti yang tercantum dalam Pasal 4 Nomor 1 Tahun 1974 sebagai berikut:

1. Dalam hal suami akan beristri lebih dari satu, ia wajib mengajukan permohonan

kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya.

2. Pengadilan yang dimaksud pasl ini hanya memberikan izin kepada seorang suami yang beristri lebih dari seorang, apabila:

o Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

o Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

o Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

e. Asas Kematangan Berkeluarga

Seperti yang diatur dalam pasal 7 UU Nomor 01 Tahun 1974 sebagai berikut :

Perkawinan hanya diizinkan jika pria mencapai umur 19 tahun dan wanita mencapai umur 16 tahun.

Apabila calon mempelai belum mencapai umur tersebut diatas, dapat diminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat yang ditunjuk kepada kedua orang tua pihak pria maupun wanita.

f. Asas Mengangakat Derajat Kaum Wanita

Berkat perjuangan seorang pahlawan putrid dari rembang R.A. Kartini yang mempunyai keteladanan untuk selalu menjunjung derajat wanita, terbuktilah sekarang bahwa derajat wanita sama dengan pria.

2. Kewajiban Pencatatan Perkawinan

Seseorang yang melakukan pernikahan terhadap seorang wanita, terlebih dahulu melaporkan kepada pemerintah yang ditunjuk untuk menanganinya dan membawa prosedur perkawinan , yaitu:

(11)

Melengkapi surat-surat untuk nikah yang sudah dipersiapkan.

PPN mengumumkan minimal 10 hari sebelum perkawinan dilangsungkan guna memberi kesempatan bagi yang akan melakukan pencegahan.

Apabila tidak ada pencegahan, barulah perkawinan dapat dilangsungkan dan kedua mempelai dapat dibuatkan aktah nikah.

3. Sahnya Perkawinan

Perkawinan seoarang muslim dapat dikatakan sah apabila dilakukan menurut hukum Islam, sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 UU Nomor Tahun 1974 berbunyi: “Perkawinan adalah sah

apabila dilakukan menurut ajaran agama (kepercayaan) masing-masing.

4. Tujuan Pernikahan

(12)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan di bab terdahulu, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar sukarela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allah SWT.

Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri, ia merupakan pintu gerbang kehidupan berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap keturunan dan kehidupan bermasyarakat.

Agama mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci, baik dan mulia.

2. Saran

Bedasarkan kesimpulan diatas, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh seorang muslim sebaiknya:

Dengan jalan nikah menghindari dan menjauhkan perbuatan yang menjurus ke perzinahan.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karenanya aktor dapat menentukan apakah sebuah struktur itu akan membatasi (constraining) atau justru menjadi kemungkinan peluang (enabling). Dengan berdasarkan pada

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peran Pimpinan Ranting Muhammadiyah dalam menanamkan ideologi Muhammadiyah dan faktor-faktor apa saja yang menjadi

Shalat gerhana disyariatkan kepada setiap muslim, baik dalam keadaan muqim di negerinya atau dalam keadaan safar, baik untuk laki-laki atau untuk perempuan. Atau

 Bahwa kejadian hujan di Pulau Batam pada bulan maret 2014 merata. Dimana di seluruh wila- yah Pulau Batam intensitasnya berada pada bawah normal terhadap rata-ratanya. Berdasarkan

Bimbingan kelompok dengan teknik games adalah layanan yang diberikan secara kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok, dan games sebagai media untuk meningkatkan

Subbidang Teknologi Terapan Gizi dan Makanan mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi kesehatan, serta penyiapan bahan perumusan

Kondisi berbagai daerah tangkapan aliran (DTA) erat sekali hubungannya dengan besaran debit aliran yang dihasilkan, diantaranya pengaruh bentuk DTA, kemiringan

Menurut Prawirowardoyo (1986), kondisi stabil adalah kondisi yang terjadi pada saat suhu paket udara lebih kecil daripada suhu udara lingkungan sehingga massa udaranya menjadi