BAB I pendekatan, yaitu: kerungan(spatal), temporal, dan komplek wilayah. Kajian geografis mengenai fenomena-fenomena permukan bumi selalu di mulai dengan hal-hal yang deskriptif mengenai objek yang dikaji, keterdapatannya pada lokasi tertentu dipermukaan bumi, faktor-faktor membentuk perwatakan tertentu atas fenomena yang dikaji, dinamika perubahan dari waktu ke waktu, dan bagaimana pemanfaatanya untuk kehidupan manusia (Bonnett, 2008).
Salah satu bagian dari fenomena permuakan bumi yang dikaji di dalam ilmu geografi adalah tanah. Tanah dalam kontek kajian geografi adalah tanah sebagai tubuh alam yang meliputi permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakan yang khas dalam proses pembentukan, keterdepanan, dinamika, dari waktu ke waktu, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Geografi tanah adalah cabang ilmu geografi yang mengkaji persebaran satuan-satuan tanah dipermuakan bumi, sifat dan karakteristik satuan-satuan tanah yang menyelimuti permukaan bumi, dan pemanfaatan tanah untuk kehidupan. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dan kaya akan potensi alam dengan keberagamnya, salah satunya tanah. Tanah di indonesia memiliki beberapa jenis-jenis tanah yang berbedah dan persebaranya pun berbedah dari sabang sampai mauroke, pemanfaatan tanah di Indonesia salah satunya di kelolah sebagai lahan pertanian, permukiman dan lain-lain. Tidak semua tanah di Indonesia dapat dikelolah karena ada beberapa jenis tanah yang tidak cocok untuk di kelolah oleh warga.
1.2 Rumusan masalah
3. Persebaran tanah yang ada di Indonesia. 4. Pemenfaatanya tanah di Indonesia.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis tanah yang ada di Indonesi.a 2. Mengetahui ciri-ciri tanah yang ada di Indonesia. 3. Mengetahui persebaran tanah yang ada di Indonesia. 4. Mengetahui pemenfaatanya tanah di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah mengenai jenis-jenis tanah, ciri-ciri tanah, persebaran tanah dan pemanfaatannya tanah di Indonesia.
2.1 Tanah Litosol
tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi.
Persebarannya tersebar di kepulauan Indonesia terutama di daerah lereng pegunungan yang mengalami erosi. Seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera. Sebagian besar jenis tanah ini tidak dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang produktif dan dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, padang rumput untuk makanan ternak.
2.2 Tanah Regosol
Persebaran tanah regosol terdapat di daerah lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara. Sebagian besar tanah ini dimanfaatkan untuk bidang pertanian seperti pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa.
2.3 Tanah Gambut
2.4 Tanah Laterit
Tanah laterit terbentuk karena temperatur dan curah hujan yang tiggi, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir ke dalam tanah. Warna tanah laterit biasanya merah atau kekunning-kuningan. Tanah ini miskin unsur hara sehingga tidak subur. Tanah laterit banyak dijumpai di daerah pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya telah habis karena adanya erosi.
Jenis tanah laterit banyak dijumpai di Kalimantan Barat, Gunung Kidul (Yogyakarta), Pacitan (Jawa Timur), Lampung, Banten dan Sulawesi Tenggara. Pemanfaatan tanah laterit dapat digunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).
2.5 Tanah Aluvial (Tanah Endapan)
Terdapat di seluruh tanah air, seperti pantai timur Sumatra dan pantai utara Jawa. Selain itu terdapat di beberapa tempat sepanjang daerah aliran sungai Batanghari (Jambi), Sungai Musi (Palembang), Sungai Citarum (Jawa Barat), Bengawan Solo (Jawa Tengah), Sungai Barito (Kalimantan Tengah), sungai Mahakam (Kalimantan Timur), Papua Bagian Barat dan sungai Kapuas (Kalimantan Barat). Sebagian besar tanah aluvia dimanfaakan sebagai lahan pertanian sawah dan palawija.
2.6 Tanah Vulkanis/Andosol
Tanah vulkanis banyak terdapat di pulau Jawa bagian utara, palau Bali, Pulau Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi dan Pulau Sumatra. Pemanfaatan tanah ini untuk pertanian (sawah dan palawija), hutan pinus atau cemara dan perkebunan (tembakau, sayuan, buah-buahan, pinus, kopi dll).
2.7 Tanah Grumusol
Tanah Grumusol terbentuk dari batuan kapur dan batuan gunung api. Tanah grumusol bertekstur halus dan berwarna kelabu kehitam-hitaman, serta terdiri atas bahan-bahan yang sudah mengalami pelapukan. Sifat tanah ini sangat berat sehingga mudah tererosi dan longsor.
Jenis tanah grumusol banyak tersebar di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Madura dan Nusa Tenggara. Tanah Grumusol banyak dimanfaatkan untuk penanaman kapas, jagung, kedelai, tebu bahkan kadang-kadang juga tanaman padi.
2.8 Tanah Margel
Tanah ini tergolong tanah tidak subur. Jenis tanah ini banyak tersebar di pegunungan Sewu (DIY), Priangan Selatan (Jawa Barat), pegunungan Kendeng (jawa Tengah), Kediri, Madiun, dan Nusa Tenggara. Tanah mergel banyak dimanfaatkan untuk jenis tanaman keras seperti pohon jati.
2.9 Tanah Kapur
Tanah kapur adalah jenis tanah yang batu induknya berasal dari batu gamping, abu gunung api, dan batuan endapan yang mengalami pelapukan. Kehidupan unsur haranya bergantung dari bahan induknya. Pada umumnya jenis tanah ini kurang subur.
Tanah kapur tersebar di daerah bukit kapur di Jawa, Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara.Tanah kapur banyak dimanfaatkan untuk penanaman ubi kayu, kayu jati, dan kapuk.
2.10Tanah Kapur Rezina
unsur hara. Tanah rezina banyak terdapat di Jawa timur, Jawa tengah, Sulawesi, Nusa tenggara, Maluku dan Sumatra. sama dengan tanah kapur, tanah rezina di manfaatkan sebagai hujan jati dan palawija.
2.11Tanah Mediteran
Proses terbentuknya Tanah Mediteran hasil dari pelapukan batuan kapur keras dan sedimen, Ciri-ciri tanah ini warna putih kecoklatan, keras, tidak subur. Pemanfaatannya untuk pertanian tegalan dan hutan jati. Persebaran tanah mediteran banyak terdapat di daerah Pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Sumatera.
2.12Tanah Kaolin
Jawa dan Sulawesi. Kaolin merupakan bahan baku keramik cat dan bahan baku industri lainnya.
2.13Tanah Humus
Proses terbentuknya tanah humus dari hasil pembusukan bahan-bahan organic. Ciri-ciri dari tanah ini warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, dan sangat subur. Banyak tanah humus dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Persebaran tanah ini banyak terdapat di daerahLampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara.
2.14Tanah Podzol
2.15Tanah Pasir
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTRA PUSTAKA
http://GEOGRAFI-JENIS-JENIS-TANAH-DI-INDONESIA.html : Diakses pada tanggal 9 Mei 2015 Pukul 15.39 WIB.
http://Jenis-Tanah-dan-persebarannya-di-Indonesia-LUNUCreative.html : Diakses pada tanggal 9 Mei 2015 14.12 WIB.
http://Persebaran-Jenis-Tanah-dan-Pemanfaatannya-FebrianHome.html : Dikases pada tanggal 9 Mei 19.27 WIB.