• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAN AMAN TANAMAN PADI. doc1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENAN AMAN TANAMAN PADI. doc1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN PADI

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh : Kelompok 6

1. Ani Domiah (141510601167) 2. Lilik Laeliyah (141510601019) 3. Lingga Mareta Hadi (141510601061) 4. Nuril Muyassaroh (141510601108) 5. M. Syauqi Hasbi (141510601147)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki ribuan pulau yang amat subur sehingga cocok untuk usaha bercocok tanam (bertani). Ribuan pulau yang dimiliki negara Indonesia membentang dari Sabang sampai Merauke membentuk jarak sekitar lima ribu kilometer antara Asia dan Australia, dari ujung utara Sumatera hingga ke Papua Barat. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur ditanam di negeri yang berjuluk zamrud khatulistiwa ini.

Salah satu tanaman yang tumbuh subur di negara Indonesia adalah tanaman pangan padi. Sebagai tanaman pangan utama, pembudidayaan tanaman padi tentu sangat diperhatikan mulai dari pembibitan hingga pasca panen. Salah satu proses dari budidaya tanaman padi adalah proses penanaman. Kesalahan dalam melakukan penanaman akan berimplikasi terhadap pertumbuhan tanaman dimana kemungkinan besar tanaman tidak dapat melanjutkan pertumbuhannya hingga panen.

Menanam merupakan kegiatan menempatkan bahan tanam, dapat berupa benih atau bibit pada media tanam. Media tanam yang digunakan untuk menanam pun bermacam-macam seperti pot, pekarangan, lahan dan lainnya. Tanaman padi di tanam pada lahan sawah yang subur. Menanam padi pada lahan sawah dapat dilakukan dengan cara menempatkan bibit padi pada lahan sawah dengan jarak tanam yang telah ditentukan. Pengaturan jarak tanam berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Sebelum melakukan penanaman bibit padi, terdapat tahapan yang harus dimengerti terlebih dahulu yaitu dari seleksi bibit, menyemai bibit, mengolah lahan sawah untuk persiapan penanaman hingga pada tahap menanam.

(3)

banyak diterapkan oleh para petani di pedesaan maupun di kota. Beberapa pola yang banyak diterapkan oleh para petani yaitu pola konvensional dan pola jajar legowo. Pola tersebut menekankan pada jarak tanam antar bibit pada setiap lajurnya.

Penanaman pada pola konvensional yang biasanya diterapkan oleh para petani yang masih belum mengenal banyak tentang sistem pertanaman padi. Pola konvensional merupakan pola jarak tanam tunggal atau bujur sangkar. Jarak tanam yang dipakai pada pola konvensional adalah 20 x 20 cm. Jarak tanam ini masih bisa dimodifikasi sesuai dengan varietas padi yang akan di tanam. Pada penanaman jajar legowo, terdapat beberapa pola yang banyak digunakan dan termasuk tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tinggi yaitu jajar legowo 2 : 1 dan jajar legowo 4 : 1 dimana kedua tipe jajar legowo ini memiliki pola jarak tanam yang sedikit berbeda.

Cara tanam jejer legowo merupakan cara tanam padi sawah yang memilki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah. Cara tanam tersebut meilki beberapa tujuan antara lain : (1) memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan, (2) mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus, (3) menekan serangan penyakit, (4) mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit, dan (5) menambah populasi tanaman. Cara tanam jejer legowo mempermudah tanaman padi dalam memperoleh unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.

1.2 Tujuan

(4)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hatta (2011) dalam Hatta (2012), penentuan jarak tanam dipengaruhi oleh varietas. Varietas tertentu memiliki banyak sekali anakan, tetapi sebaliknya ada juga varietas yang memiliki sangat sedikit jumlah anakan. Beberapa varietas yang banyak ditanam petani tergolong memiliki banyak anakan. Namun demikian, ada juga varietas yang beredar tergolong beranak sedikit atau sedang. Aturan umumnya, varietas yang memiliki banyak anakan ditanam dengan jarak yang renggang, sebaliknya varietas yang beranak sedikit ditanam dengan jarak yang rapat. Oleh karena itu, tidak ada jarak tanam yang ideal untuk semua varietas, melainkan, setiap varietas memiliki jarak tanam idealnya tersendiri. Varietas juga berpengaruh terhadap komponen hasil. Jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah bulir per malai, dan hasil padi adalah beberapa komponen hasil yang dipengaruhi oleh varietas.

Kualitas lahan sawah yang menjadi sentra-sentra produksi padi dengan pengelolaan secara konvensional telah mengalami penurunan akibat dari degradasi lahan. Selain itu, kondisi anaerobik, terutama akibat penggenangan seperti pada tanah sawah secara konvensional dan lahan basah lainnya menjadikan sumber utama dari emisi gas metan sehingga isu tersebut telah membuat khawatir para pemerhati lingkungan. Salah satu solusi untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan penggunaan metode SRI dalam setiap budidaya tanaman padi yang lebih memperhatikan faktor lingkungan dan efisiensi pada agroinput (Nurhasahah dkk., 2012).

(5)

hama penyakit serta pemupukan dan penyiangan lebih mudah. Peningkatan penggunaan sistem tanam jajar legowo perlu untuk dilakukan karena dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani sehingga sesuai dengan pembangunan pertanian yang selama ini dicita-citakan.

Pada budidaya padi dengan sistem tanam pindah, jarak tanam merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting karena menentukan produktivitas yang dicapai. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan peningkatan biaya produksi dan peluang untuk roboh, sedangkan jarak tanam terlalu lebar dapat menyebabkan penurunan populasi tanaman per unit area dari optimal yang pada akhirnya berakibat penurunan hasil panen per unit area. Teknologi legowo 2 : 1 dan 4 : 1 masih memberikan hasil yang lebih tinggi yaitu 12-22 % dibandingkan dengan cara tanam biasa (Suparwoto, 2010).

Menurut Imran dan Syarifuddun (2005) dalam Saadah dkk (2011), sistem tanam jajar legowo 2:1 adalah penanaman padi yang diatur sedemikian rupa dengan lorong atau ruang terbuka yang cukup lebar. Cara tanam padi sistem jajar legowo 2:1 bertujuan untuk memperbaiki produktivitas usahatani padi. Legowo diambil dari Bahasa Jawa Banyumas, terdiri dari kata “Lego” dan “Dowo”. Lego berarti luas dan Dowo berarti memanjang, jadi diantara kelompok tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan tanaman.

(6)

Upaya untuk meningkatkan hasil panen padi per satuan luas harus mempengaruhi tingkat adopsi petani dalam menerapkan teknologi budidaya padi sistem tanam jajar legowo agar dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat efisiensi ekonomis petani (Lalla dkk., 2012).

Saat penanaman padi sawah dilakukan, kondisi lahan dalam keadaan tidak tergenang atau macak-macak. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 15 cm atau jarak tanam jejer legowo 40 cm x 20 cm x 20 cm. Bibit yang ditanam berkisar 3 bibit per lubang. Setelah 3 hari penanaman, air dimasukkan ke dalam lahan. Adapun penyulaman dapat dilakukan 7 hari setelah tanam (HST) jika ada bibit yang mati (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Pembuatan jarak tanam dilakukan menggunakan batang bambu dengan panjang tiga meter dan sudah dibelah. Batang bambu diberi garis putih-putih berukuran 10, 20, dan 40 cm. garis-garis pada batang tersebut digunakan sebagai pedoman untuk penancapan bibit padi. Teknik pembuatan jarak tanam yang dianjurkan dalam padi organic adalah teknik penanaman jajar legowo. Hal ini disebabkan karena teknik jajar legowo akan memudahkan petani untuk memantau serta mengendalikan gulma, hama, dan penyakit tanaman (Sriyanto, 2010).

(7)

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum acara “ Penanaman Padi ” dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 April 2015 pukul 07.00 – 10.00 WIB di Agrotechnopark Jubung.

3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan

1. Bibit padi dari pesemaian yang siap tanam.

3.2.2 Alat

1. Tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak tanam yang digunakan.

3.3 Cara Kerja

1. Mengambil tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak tanam yang digunakan.

2. Membentangkan tali rafia dilahan.

3. Menanam bibit padi sesuai dengan pola jarak tanam yang ditandai pada tali rafia.

4. Menggeser tali raffia ke arah belakang sesudah satu baris tertanami semua (menanam padi dengan pola mundur).

(8)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

PENANAMAN PADI

A Jarak Tanam Konvensional (Buju Sangkar 20 x 20 cm) 1 Tahap Pekerjaan:

2 Hasil Pekerjaan:

3 Keterangan:

B Jarak Tanam Jajar Legowo 2 : 1 1 Tahap Pekerjaan:

2 Hasil Pekerjaan:

3 Keterangan:

C Jarak Tanam Jajar Legowo 4 : 1 1 Tahap Pekerjaan:

2 Hasil Pekerjaan:

3 Keterangan:

4.2 Pembahasan

Sebelum melakukan penanaman padi swah, perlu diketahui berbagai macam metode/sistem penanaman padi di lahan sawah. Metode tersebut sangat menentukan terhadap peningkatan produktivitas padi. Terdapat 2 macam metode penanaman padi di lahan sawah yaitu :

1. Metode tanam konvensional (tegel)

(9)

dipakai umumnya 20 x 20 cm atau bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai dengan pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya.

Gambar 1. Pola Tanam Konvensional

2. Metode tanam jajar legowo

Metode tanam jajar legowo merupakan cara menanam padi sawah yang memilki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh satu baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada barisan tengah. Sistem tanam jajar legowo merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memilki jumlah tanaman pinggir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti yang telah diketahui bahwa tanaman padi yang berada di pinggir memilki pertumbuhan dan perkembangan uang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. hal ini disebabkan karena tanaman yang berada di pinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak. Terdapat beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu jajar legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1), dan lain sebagainya.

a. Jajar legowo 2 : 1

(10)

kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). Sistem tanam jajar legowo (2 : 1) membuat seluruh tanaman dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Penerapan sistem ini dapat meningkatkan produksi padi dengan gabah kualitas benih dimana sistem jajar legowo seperti ini sering dijumpai pada pertanaman untuk tujuan penangkaran atau produksi benih.

Gambar 2. Pola Tanam Jajar Legowo 2:1

b. Jajar legowo 3 : 1

(11)

memiliki ukuran 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

Gambar 3. Pola Tanam Jajar Legowo 3 : 1

c. Jajar legowo 4 : 1

(12)

Gambar 4. Pola Tanam Jajar Legowo 4 : 1

(13)

tujuan untuk konsumsi. Oleh karena itu, pola tanam jajar legowo 4 : 1 dapat menghasilkan kualitas padi yang lebih baik dibandingkan jajar legowo 2 : 1.

(14)

terbuka, (3) menekan serangan penyakit, (4) menambah populasi tanaman sehingga produktivitasnya lebih besar, (5) berpotensi untuk pengembangan sistem agribisnis seperti padi-ikan atau padi-ikan-bebek (Bobihoe, 2013).

Secara teknis, setiap budidaya suatu tanaman harus memperhatikan kondisi iklim serta kondisi lahan di sekitar tanaman tersebut tumbuh. Dalam kenyataan di lapangan, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, kalaupun bisa memerluan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Faktor iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem produksi pertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Keadaan iklim aktual (cuaca) pada periode tertentu sangat menentukan pola tanam padi, jenis varietas, teknologi usahatani, pertumbuhan , produksi tanaman, serangan hama/penyakit dan lain-lainnya. Pertumbuhan dan produksi tanaman padi merupakan hasil akhir dari proses fotosintesis dan berbagai fisiologi lainnya. Selain radiasi surya, proses fotosintesis bulir padi sangat ditentukan oleh ketersediaan air, konsentrasi CO2 dan suhu udara. Sedangkan proses respirasi dan beberapa proses metabolisme tanaman secara signifikan dipengaruhi oleh suhu udara dan beberapa unsur iklim lain. Selain proses metabolisme, proses pembungaan, pengisian biji dan pematangan biji atau buah tanaman padi juga sangat dipengaruhi oleh radiasi surya (intensitas dan lama penyinaran), suhu udara dan kelembaban nisbi serta angin. Oleh sebab itu, produkstivitas dan mutu hasil tanaman padi yang banyak ditentukan pada fase pengisian dan pematangan biji atau buah sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim dan cuaca, terutama radiasi surya dan suhu udara. Tanaman padi sawah memerlukan curah hujan antara 200 mm/bulan, ketinggian tempat optimal 0-1500 mdpl dengan suhu optimal sekitar 23°C. pada saat musim kemarau berlangsung, ketersediaan air harus terjaga untuk meningkatkan produktivitas (Nurhidayat, 2010).

(15)

tanah yang digunakan untuk tempat budidaya harus benar-benar subur, terbebas dari pathogen dalam tanah, tidak terdapat gulma di dalam petakan sawah, kelembapan tanah juga harus terjaga, serta kadar air tanah dalam kondisi kapasitas lapang. Tanah untuk budidaya tanaman padi harus banyak mengandung humus serta bahan organic dan unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi itu sendiri. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah yang mengandung pasir, debu, maupun lempung.

Setelah mengetahui berbagai metode penanaman padi sawah, terdapat sistem penanaman yang mampu menghasilkan produk yang berkualitas serta berkuantitas tinggi. menurut saya sistem penanaman yang berpotensi untuk menghasilkan produk berkualitas dan berkuantitas tinggi adalah sistem penanaman padi jajar legowo. Dalam sistem penanaman jajar legowo, terdapat barisan kosong yang memungkinkan sinar matahari dapat masuk ke barisan tanaman secara maksimal sehingga dapat memperlancar proses fotosintesis. Selain itu, pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman menjadi lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan sistem tanam konvensional. Jumlah populasi sistem tanam jajar legowo juga lebih banyak sehingga produktivitas yang dihasilkan dari sistem tersebut jauh lebih maksimal dibandingkan sistem tanam konvensional. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sistem tanam jajar legowo 4 : 1 digunakan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih sedangkan sistem tanam 2 : 1 digunakan untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penanaman pada budidaya padi yaitu :

1. Mutu Bibit Padi

(16)

bibit padi yang bermutu. Bibit padi yang bermutu ini, salah satu yang akan menentukan keberhasilan dalam penanaman budidaya padi.

2. Cara tanam

Cara tanam bibit padi sangat menentukan keberhasilan dalam penanaman dalam budidaya padi. Apabila cara tanam yang dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ditentukan, maka keberhasilan dalam penanaman akan baik. Tapi sebaliknya, jika cara tanam itu salah, seperti jarak tanam terlalu dekat, penancapan bibit kedalam lubang tanam terlalu dalam dan sebagainya.Hal tersebut justru dapat menyebabkan keberhasilan dalam penanama akan semakin rendah atau buruk, sehingga cara tanam harus diperhatikan dalam melakukan penanaman.

3. Jarak tanam

Dalam melakukan penanam jarak tanam juga harus diperhatikan dimana jarak tanam merupakan kesesuaian antara tanama satu dengan tanama lainnya. Jarak tanam yang baik, jarak tanam yang sesuai dengan jenis tanaman, kesuburan tanah, dan juga ketinggian tempat atau musim. Jika sesuai dengan hal-hal tersebut, maka keberhasilan dalam penanaman budidaya padi akan berhasil. Sebaliknya, jika dalam memberikan jarak tanam yang tidak sesuai seperti menimbulkan kompetisi antar tanaman dalam memperebutkan unsur hara, maka salah satu tanaman akan berakibat kekurangan unsur hara. Hal tersebut, akan mengakibatkan tingkat keberhasilan penanaman menjadi buruk bahkan bisa menyebabkan kematian tanaman.

4. Pola jarak tanam

(17)

yang sesuai atau tidak terlalu dekat, tidak akan berpotensi terjadinya kompetisi antar tanaman dalam memperebutkan unsur hara didalam tanah. Tanaman padi akan cepat tumbuh dan mampu berproduksi tinggi atau antar tanaman padi tidak akan saling mengganggu, akan tetapi jika jarak tanam tidak sesuai dengan tanaman padi akan berdampak buruk bagi tanaman tersebut. Pertumbuhan tanaman padi akan terhambat dan produksi tanaman padi tidak maksimal atau kurang. Hal tersebut diakibatkan karena adanya kompetisi antar tanaman padi dalam memperebutkan unsur hara di dalam tanah.

Dari beberapa sistem tanam padi yang telah dibahas dalam kegiatan praktikum, petani lebih menyukai sistem tanam padi konvensional dengan jarak 20 x 20 cm atau 25 x 25 cm. Hal tersebut disebabkan karena dalam sistem tanam jajar legowo lebih banyak membutuhkan tenaga kerja karena harus mengatur jarak tanam antar barisan tanaman. Pada sistem tanam konvensional pengaturan jarak tanam seragam sehingga lebih mempermudah petani dalam melakukan penanaman. Petani mengetahui bahwa pola tanam konvesional tersebut lebih mempersulit mereka dalam perawatan padi, akan tetapi pola tanam tersebut masih digunakan oleh petani hingga saat ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan petani terhadap pola tanam jajar legowo sehingga petani tidak menghiraukan sistem tanam padi jajar legowo tersebut.

(18)

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Cara menanam padi secara konvensional yaitu metode penanaman padi dengan bentuk bujur sangkar atau jarak tanam tunggal. Jarak tanam yang dipakai umumnya 20 x 20 cm atau bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai dengan pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya.

2. Cara menanam padi jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam padi sawah dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong). 3. Cara menanam padi jajar legowo 4 : 1 yaitu cara tanam padi sawh dimana

setiap empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan.

5.2 Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fita., A. Suryanto, dan N. Aini. 2013. Sistem Tanam dan Umur Bibit pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas Inpari 13. Produksi Tanaman, 1(2): 52-60. Pendapatan Petani Melalui Sistem Tanam Jajar Legowo di Lahan Sawah Irigasi. Pembangunan Manusia, volume 6 nomor 2.

Lalla, Hajrah., M.S.S. Ali, dan Saadah. 2012. Adaptasi Petani Padi Sawah Terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 di Kecamatan Polong Bangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Sains dan Teknologi, 12(3): 255-264.

Nurhasanah., Supardi, dan Syakur. 2012. Kesuburan Tanah Pada Sistem Budidaya Konvensional dan SRI di Kabupaten Aceh Besar. Manajemen Sumber Daya Lahan, 1(2): 151-158.

Nurhidayat, Encum. 2010. Pengaruh Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman PAdi Sawah. http://encum-nurhidayat.blogspot.com/2010/12/pengaruh-iklim-terhadap-produktifitas.html. Diakses pada 10 April 2015.

Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.

Gambar

Gambar 1. Pola Tanam Konvensional
Gambar 2. Pola Tanam Jajar Legowo 2:1
Gambar 3. Pola Tanam Jajar Legowo 3 : 1
Gambar 4. Pola Tanam Jajar Legowo 4 : 1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil survei juga menunjukkan bahwa teknologi konvensional budidaya kentang yang digunakan oleh mayoritas petani yaitu penanaman baris tunggal, jarak tanam 25 x 50 cm,

Penanaman tomat dilakukan satu minggu setelah pemberian pupuk organik dengan jarak tanam 50x50 cm sebanyak 20 populasi tanaman per petak. Pemberian mulsa sekam padi diberikan

Penanaman tomat dilakukan satu minggu setelah pemberian pupuk organik dengan jarak tanam 50x50 cm sebanyak 20 populasi tanaman per petak. Pemberian mulsa sekam padi diberikan

Walaupun awalnya hanya dilakukan terhadap padi lokal, dengan berubahnya pola tanam menjadi padi unggul-padi lokal, kebanyakan petani tetap membiarkan bekas pertanaman setelah

Selain dalam pengendalian pertumbuhan gulma petani harus menimbang dalam melaksanakan penanaman jagung manis, dengan jarak tanam yang akan dilakukan, karena akan

5 Cara baru dalam menentukan kebutuhan pupuk untuk tanaman padi yang lebih mudah, lebih tepat, lebih praktis dan dapat dilakukan sendiri oleh petani yaitu

Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada

Prinsip pola tanam SRI ini adalah (1) Penanaman bibit muda yang kuat umur 8 ~ 12 hari , (2) Penanaman bibit tunggal dan jarak antar tanaman yang lebar sekitar 25 x 25 cm atau