• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH RENDAHNYA MINAT BACA PADA SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH RENDAHNYA MINAT BACA PADA SISWA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RENDAHNYA MINAT MEMBACA

PADA SISWA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

ELZA RESKIANA

4114500085

MANAJEMEN 2D

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

(2)

DAFTAR ISI

COVER... i

DAFTAR ISI... ii

PRAKATA... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan... 3

BAB II PEMBAHASAN... 4

2.1 Definisi Membaca Menurut para Ahli... 4

2.2 Hakikat Membaca... 6

2.3 Permasalahan yang Melatarbelakangi Minat Membaca... 8

2.4 Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Minat Membaca... 10

2.5 Dampak yang Terjadi Akibat Rendahnya Minat Baca... 12

2.6 Upaya untuk Meningkatkan Minat Membaca... 13

BAB III PENUTUP... 18

3.1 Kesimpulan... 18

3.2 Saran... 19

(3)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Rendahnya Minat Memabaca pada Siswa”. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syamsul Anwar, M.Pd sebagai Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, karena beliau telah membimbing dan bersedia membagikan ilmunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua yang selalu mendoakan penulis, dan pihak-pihak lain yang turut membantu penyusunan makalah ini sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.

Akhir kata, penulis bersedia menerima baik kritik maupun saran yang dapat membangun baik bagi penulis maupun pembaca agar dapat berkarya dengan baik lagi. Selain itu penulis meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.

Terima kasih.

Tegal, 23 Juni 2015

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minat baca mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebiasan membaca. Karena apabila siswa membaca tanpa mempunyai minat baca yang tinggi maka siswa tersebut tidak akan membaca dengan sepenuh hati. Apabila siswa tersebut membaca atas kemauan atau kehendaknya sendiri maka siswa tersebut akan membaca dengan sepenuh hati. Apabila siswa sudah terbiasa dengan membaca, kebiasaan tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Selain itu, kegemaran membaca memberikan dampak yang positif untuk siswa tersebut. Karena minat baca yang sangat tinggi menjadikan minat belajarnya pun juga tinggi. Siswa yang senang membaca akan mempunyai pengetahuan yang luas dari buku yang dibacanya. Sangat disayangkan, apabila siswa tidak suka membaca atau mempunyai minat membaca yang rendah karena pengetahuan siswa akan sempit.

Seperti sekarang ini, minat baca siswa yang rendah membuat mutu pendidikan juga semakin menurun. Karena minat baca siswa berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Rendahnya minat baca menyebabkan merosotnya kualitas lulusan siswa, karena siswa tersebut malas membaca atau mempunyai minat baca yang rendah sehingga siswa tersebut juga malas untuk belajar. Padahal, dengan membaca siswa menjadi tahu apa yang sebelumnya belum diketahui. Dan secara umum untuk meningkatkan pengertian, pemahaman dan pengetahuan tentang pelajaran dalam menguasai informasi dan perkembangan teknologi adalah dengan kegiatan membaca. Apabila siswa tersebut sudah malas untuk membaca maka hal tersebut juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tersebut.

(5)

dimanfaatkan secara optimal oleh siswa. Demikian pula dengan perpustakaan umum yang ada disetiap kota atau kabupaten juga akan jarang dikunjungi para siswa, karena siswa tersebut tidak mempunyai minat baca yang tinggi.

Apabila minat baca tinggi maka mutu pendidikan juga tinggi. Sehingga kualitas sumber daya manusia juga meningkat. Untuk itu, membaca sebaiknya ditumbuhkan pada diri siswa sejak dini karena semakin siswa tersebut di latih membaca secara terus-menerus yang akan berdampak yang positif pada siswa tersebut.

Upaya untuk melakukan peningkatan minat baca pun juga telah dilakukan. Tinggal bagaimana siswa tersebut menanggapi betapa pentingnya menumbuhkan minat baca pada dirinya. Karena dengan membiasakan membaca bisa meningkatkan prestasi belajar yang semula menurun tetapi dengan mempunyai minat baca yang tinggi menyebabkan siswa tersebut belajar dari buku yang dia baca, maka membuat prestasi siswa tersebut menjadi meningkat. Selain itu, juga membuka wawasan mereka semakin luas dan juga pengetahuan siswa juga akan semakin bertambah pula dengan membaca.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, Rumusan Masalah yang dapat diambil adalah

1. Apakah pengertian Membaca?

2. Bagaimana Hakikat Membaca itu sendiri?

3. Apa saja permasalahan yang melatar belakangi rendahnya minat membaca pada siswa?

(6)

5. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat membaca pada siswa?

6. Bagaimana upaya untuk meningkatkan minat membaca pada siswa?

1.3 Tujuan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca pada siswa

2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat membaca pada siswa

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Membaca Menurut para Ahli

Membaca merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi. Kepandaian membaca biasanya diperoleh dari sekolah. Kepandaian membaca ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan untuk alat komunikasi bagi kehidupan setiap manusia. Seseorang akan memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan yang baru dengan membaca. Setelah membaca, Anda akan mendapat peningkatan daya pikir dan mempertajam pandangan, serta menambah wawasan. Sehingga kegiatan membaca sangat diperlukan oleh siapapun yang menginginkan kemajuan dan peningkatan diri.

Berikut berbagai definisi membaca menurut para Ahli yang perlu diketahui:

1. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi membaca yaitu melihat dan paham isinya, bisa dengan melisankan atau dalam hati saja.

2. Menurut Mr.Hodgson terbitan tahun 1960 halaman 43-44, definisi membaca yaitu proses yang dilakukan oleh para pembaca agar mendapatkan pesan, yang akan disampaikan dari penulis dengan perantara media kata-kata maupun bahasa tulis. Apabila pesan tersurat dan tersirat dapat dipahami, maka proses dari membaca itu akan terlaksana secara baik.

(8)

4. Menurut Mr.Lado terbitan tahun 1976 halaman 132, definisi membaca yaitu memahami dari pola-pola atau tata bahasa dari subuah gambaran yang tertulisnya.

5. Menurut Mr.Gorys Keraf terbitan tahun 1996 halaman 24, definisi membaca yaitu proses yang lengkapantara lainkegiatan yang mengandung unsur fisik dan mental. Oleh karena itu, membaca dapat diartikan juga sebagai proses memberikan makna dari simbol-simbol yang visual.

6. Menurut Mr.Fredick Mc Donald dalam Burns terbitan tahun 1996 halaman 8, definisi membaca merupakan rangkaian beberapa respon yang lengkap, yaitu mencakup respon sikap, kognitif, dan manipulatif. Definisi Membaca dapat dibagi menjadi sub ketrampilan, meliputi sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurut Fredick, aktivitas membaca bisa terjadi apabila beberapa sub keterampilan itu dilakukan bersama-sama pada suatu keseluruhan yang saling terpadu.

7. Menurut Mr.Kolker terbitan tahun 1983 halaman 3, definisi membaca yaitu proses komunikasi antara si pembaca dan si penulis dengan perihal bahasa tulis. Asal kata membaca ini menurut Mr. Kolker ada tiga hal, yaitu, kognitif, afektif dan bahasa. Suatu perilaku kognitif mengacu pada pemikiran, perilaku afektif mengacu pada perasaan, dan perilaku bahasa itu mengacu pada bahasa anak.

(9)

9. Menurut Mr.Smith dalam buku Mr.Ginting terbitan tahun 2005, membaca yaitu suatu proses yang membangun pemahaman sari bacaan (teks) yang tertulis.

10. Menurut Mr.Juel dalam buku Mr.Sandjaja terbitan tahun 2005, membaca yaitu proses untuk dapat mengenal beberapa kata dan memadukan menjadi arti kata menjadi kalimat dan struktur bacaan. Oleh karena itu, setelah membaca dapat membuat intisarinya dari bacaan tersebut.

Beberapa definisi membaca dari para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu proses memahami dan mengambil makna dari suatu kata-kata, gagasan, ide, konsep, dan informasi yang telah dikemukakan oleh pengarang pada bentuk tulisan.

2.2 Hakikat Membaca

Kridalaksana (1982:105) mengemukakan bahwa dalam kegiatan membaca melibatkan dua hal, yaitu:

1. Pembaca yang berimplikasi adanya pemahaman dan,

2. Teks yang berimplikasi adanya penulis.

Syafi’ie (1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah:

1. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.

(10)

3. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai.

4. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.

5. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.

6. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.

7. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.

Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan Knowledge of The World dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan.

(11)

mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan datang, hal tersebut juga adalah bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat membaca tidak diperoleh dari lahir.

Membaca adalah berpikir, berpikir merupakan suatu proses untuk mengenali, memahami, dan kemudian menginterpretasikan lambang-lambang yang bisa mempunyai arti. Disini banyak terlibat unsur-unsur psikologis seperti kemampuan dan atau kapasitas kecerdasan, minat, bakat, sensasi, persepsi, motivasi, retensi, ingatan, dan lupa, bahkan ada lagi yaitu kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif .

2.3 Permasalahan yang Melatarbelakangi Minat Membaca pada Siswa

Pertama, sistem pembelajaran belum memuat anak-anak, siswa, dan mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasikan karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan sebagainya. Kadang, pemerintah kurang tepat dalam menentukan kurikulum yang harus dilaksanakan di Indonesia ini. Dengan banyak waktu yang dihabiskan di sekolah untuk belajar, anak kadang berfikir bahwa waktu yang dihabiskan untuk belajar dan membaca di sekolah saja sudah cukup dan mereka cenderung tidak membaca materi guru di rumah. Mereka membaca atau mengulang materi dari guru jika esoknya akan ada ulangan ataupun ada PR saja.

(12)

Ketiga, banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket. Tempat-tempat seperti ini kadang digunakan oleh para pelajar dewasa untuk bermain setelah pulang sekolah. Jika mereka bisa membagi waktu antara bermain di luar dengan belajar, maka itu tidak akan masalah. Tetapi kadang para pelajar ini lupa waktu jika sudah berada di tempat hiburan. Misalnya saja di mall, mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk melihat baramh-barang yang dijual di mall walaupun kadang mereka tidak bermaksud membelinya. Karena terlalu lama, mereka kadang lupa waktu untuk belajar dan terus jalan-jalan walaupun sampai malam. Dan itu membuat para pelajar untuk lupa akan waktu belajarnya, apalagi membaca.

Keempat, budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang Indonesia lebih senang mendengar ataupu berbicara dari pada membaca. Ini terbukti dari sebagian besar pelajar lebih suka mendengar berita ataupun menonton sinetron di televisi, dan jika sedang berkumpul dengan teman sejawat, mereka akan lebih suka untuk ngerumpi untuk membicarakan hal-hal yang menurut mereka asyik untuk dibicarakan, seperti menggosip ataupun bercerita tentang isi hati mereka masing-masing.

Kelima, para ibu orang tua kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan, serta membantu mencari tambahan nafkah untuk penghidupan keluarga. Kadang itu membuat para pelajar merasa kehilangan kasih sayang dan mencari kegiatan lain untuk mencari cara menghilangkan kejenuhan dan itu cenderung mengarah ke hal yang negative.

(13)

terlalu lama berada di depan layar komputer ataupun sejenisnya bisa membuat mata tidak sehat atau bahkan bisa membuat kita memakai kaca mata.

Ketujuh, mempunyai sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa untuk membaca dan belajar demi kemajuan diri masing-masing untuk menambah ilmu pengetahuan. Ini merupakan masalah terbesar bagi rendahnya minat baca para pelajar karena ini merupakan masalah dari dalam diri pelajar yang harus mereka lawan sendiri. Sifat malas tersebut muncul secara tiba-tiba atau sudah menjadi kebiasaan seoraang pelajar malas untuk membaca.

2.4 Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Minat Membaca

1. Lemahnya Sarana dan Prasarana Pendidikan

Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan membaca siswa tergolong rendah karena sarana dan prasarana pendidikan khususnya perpustakaan dengan buku-bukunya belum mendapat prioritas dalam penyelenggaraannya. Sedangkan kegiatan membaca membutuhkan adanya buku-buku yang cukup dan bermutu serta eksistensi perpustakaan dalam menunjang proses pembelajaran. Faktor lain yang menghambat kegiatan siswa untuk mau membaca adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai guru, dosen maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmu pengetahuan, melatih berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya.

(14)

merupakan sumber membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Kemajuan Teknologi

Minat baca siswa yang rendah dewasa ini disebabkan oleh faktor, perkembangan teknologi dan pusat-pusat informasi yang lebih menarik, perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment), acara televisi. Sehingga status dan kedudukan perpustakaan, serta citra perpustakaan dalam pandangan siswa sangat rendah. Hal ini secara lebih luas, dengan menengok sendi-sendi budaya masyarakat yang pada dasarnya kurang mempunyai landasan budaya baca, atau pewarisan secara intelektual. Masyarakat dalam memberitakan sesuatu termasuk cerita-cerita terdahulu lebih mengandalkan budaya tutur daripada tulisan. Latar budaya lisan itulah yang agaknya menjadi salah satu sebab lemahnya budaya baca masyarakat, termasuk minat pada pustaka dan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Kurangnya Dukungan Keluarga dan Lingkungan

Rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anak-anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua. Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dapat membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah. Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari lingkungan. Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), anak lebih memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku.

(15)

sudah banyak dihabiskan di sekolah. Kesempatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin yang mereka jalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu, mereka lebih memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah.

Rendahnya minat baca siswa, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang saling berhubungan. Misalnya, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung. Orang kota mungkin kesulitan membangkitkan minat baca siswa karena serbuan media informasi dan hiburan elektronik. Sementara di pelosok desa, siswa lebih suka keluyuran ketimbang membaca. Sebab, di sana lingkungan/tradisi membaca tidak tercipta. Orang lebih suka ngerumpi atau menonton acara televisi daripada membaca.

2.5. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Rendahnya Minat Membaca

1. Bagi Diri Sendiri

Buruknya kemampuan membaca siswa berdampak pada kekurangnya kemampuan mereka dalam penguasan bidang ilmu pengetahuan dan matematika, menurunya prestasi yang diraih, dan menyebabkan buta huruf. Selain itu, penurunan minat baca dari kalangan siswa itu mengakibatkan, rata-rata nilai Ujian Nasinal enam mata pelajaran yang diujikan pada setiap sekolah di bawah standar minimal kelulusan, dan hanya mata pelajaran hanya beberapa mata pelajaran saja yang nilanya di atas standar minimal kelulusan.

2. Bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara

(16)

pengetahuan dan teknologi, akibat lemahnya kemauan dan kemampuan membaca. Penurunan minat membaca juga berpengaruh terhadap daya saing tenaga kerja Indonesia yang menduduki urutan ke-46 di dunia, di bawah Singapura (2), Malaysia (27), Filipina (32) dan Thailand (34). Sedangkan, kualitas SDM Indonesia berdasar Indeks Pembangunan Manusia oleh PBB (UNDP) 2000, menduduki urutan ke-109, terendah dibanding sejumlah negara ASEAN, seperti Vietnam (108), Jepang (9), Singapura (24), Brunei (32), Malaysia (61), Thailand (76) dan Filipina (77).

2.6 Upaya untuk Meningkatkan Minat Membaca

1. Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 diharapkan dapat memberikan arah agar tujuan pendidikan di tanah air semakin jelas dalam mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa agar terwujudnya SDM yang kompetitif dalam era globalisasi, sehingga bangsa Indonesia tidak selalu ketinggalan dalam kecerdasan intelektual. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan harus memenuhi beberapa prinsip antara lain :

1) Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

2) Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung.

(17)

menyanyi dan menari. Kegiatan membaca dan menulis tidak saja menjadi prioritas dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia dan Bahan Kajian Seni dan Budaya, tetapi hendaknya juga secara implisit harus tercantum dalam Bahan-bahan Kajian lainnya.

2. Paradigma Tenaga Kependidikan Guru, dosen maupun para pustakawan sekolah sebagai tenaga kependidikan, harus merubah mekanisme proses pembelajaran menuju “membaca” sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat. Setiap guru, dosen dalam semua bahan kajian harus dapat memainkan perannya sebagai motivator agar para peserta didik bergairah untuk banyak membaca buku-buku penunjang kurikulum pada bahan kajian masing-masing. Misalnya dengan memberi tugas-tugas rumah setiap kali selesai pertemuan dalam proses pembelajaran. Dengan sistemreading drill secara kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar.

Pustakawan pada perpustakaan sekolah yang didukung oleh para guru kelas sedapat mungkin harus dapat menciptakan “kemauan” para peserta didik untuk banyak membaca dan meminjam buku-buku di perpustakaan. Sistem promosi perpustakaan harus diadakan dan diprioritaskan secara kontinu agar perpustakaan dikenal apa fungsi, arti, kegunaan dan fasilitas yang dapat diberikannya. Tanpa promosi perpustakaan yang gencar, mustahil orang akan mengenal dan tertarik untuk datang ke perpustakaan.

(18)

memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan harus dapat memainkan peran, khususnya dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Pemanfaatan perpustakaan sekolah secara maksimal, diharapkan dapat mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh siswa, akan meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas kegiatan sehari-hari. Buku harus dicintai dan bila perlu dijadikan sebagai kebutuhan pokok siswa dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sumber belajar siswa baik dalam proses kegiatan belajar mengajar secara formal maupun non formal untuk membantu sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan sekolah tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca.

(19)

Beberapa upaya agar meningkatkan minat membaca lainnya adalah

 Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca Cara ini menekankan pada siswa bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Karena dari membaca pengetahuan semakin luas dan akan banyak hal baru yang akan kita dapat .

 Motivasi dari berbagai pihak Guru sebagai fasilitator wajib memberikan motivasi kepada para siswanya, dengan cara memberikan berbagai tugas yang sumbernya dapat diperoleh di perpustakaan, dengan begitu siswa akan sering berkunjung ke perpustakaan. Bukan hanya dewan guru saja yang wajib memberi motivasi tapi juga orang tua siswa, karena motivasi merupakan energi penting didalam meraih keberhasilan, dan merupakan bentuk aktualisasi yang pada umumnya diwujudkan dalam perbuatan nyata.

 Membuat suasana perpustakaan menjadi nyaman. Suasana perpustakaan yang nyamanmembuat para siswa betah untuk berlama-lama di perpustakaan dan hal ini akanmendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan serta membaca buku–buku yang ada.

 Ketersediaan buku-buku yang berkualitas di perpustakaan. Buku-buku yang berkualitas dan mudah di telaah akan mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.

 Adanya kesamaan Visi dan Misi dari pemerintah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat pada umumnya dan khusus pelajar  Selain sekolah sebagai institusi yang mengajarkan membaca, peran ibu

dinilai amat berpengaruh. Seorang ibu biasanya memiliki waktu jauh lebih banyak dibandingkan ayah. Anak juga lebih dekat dengan ibu. Ibu punya kekuatan luar biasa untuk membentuk anak. Kalau ibu menggunakan peranannya dalam konteks memberikan contoh yang baik bagi anaknya, seperti membaca maka anak akan menjadi pembaca.

 Mengenalkan buku/bacaan terhadap anak sejak kecil, serta membiasakan diri untuk mengajak anak mengunjungi toko buku dan perpustakaan.  Guru atau dosen lebih sering memberi tugas yang membuat anak didik

(20)

 Berbeda pada materi yang dibacanya, kemudian dilanjutkan dengan membahas inti bacaanya.

 Mengundang penulis, nara sumber atau tokoh yang berhubungan dengan buku yang dibaca. Sehingga dapat memotivasi untuk juga berkarya tulis.  Melakukan kunjungan ke tempat-tempat objek tulisan, sehingga dapat

mencocokkan apa yang dilihat dan dibaca.

 Membiasakan saling memberikan buku sebagai hadiah.  Meminjamkan buku satu sama lain.

 Membuat anggaran khusus belanja buku.

 Pengadaan lomba-lomba membaca dan menulis, menggambar dengan memberikan penghargaan, menjadi pendorong untuk menggairahkan minat baca.

 Mempagelarkan karya-karya tulis dalam suatu pementasan, dimaksudkan untuk mengembangkan budaya baca melalui seni seperti tari, nyanyi, musik, puisi dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

(21)

Definisi membaca dari para ahli adalah suatu proses memahami dan mengambil makna dari suatu kata-kata, gagasan, ide, konsep, dan informasi yang telah dikemukakan oleh pengarang pada bentuk tulisan.

Hakikat membaca adalah berpikir, berpikir merupakan suatu proses untuk mengenali, memahami, dan kemudian menginterpretasikan lambang-lambang yang bisa mempunyai arti..

Minat baca masyarakat Indonesia kususnya siswa sangat rendah . Karena mereka lebih senang mencari hiburan pada acara TV , bermain , pergi ke mall atau pergi ke tempat hibutran lainya, dibandingka denngan membaca di perpustakaan. Dampak rendahnya minat baca siswa adalah menurunnya mutu pendidikan dan menurunnya prestasi siswa.

Kegiatan membaca merupakan bagian dari proses belajar yang membangun pemahaman baik dari teks yang tertulis maupun dari lingkungan belajar siswa. Hal ini berarti kegiatan membaca berkaiatan erat dengan bahan-bahan bacaan, fasilitas dan lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu, dapat diperkirakan bahwa terdapat hubungan positif antara lingkungan belajar dengan minat baca siswa.

Untuk meningkatkan minat baca, siswa membutuhkan dorongan, rangsangan, dan motivasi. Dengan adanya motivasi membaca pada siswa akan memberikan dampak positif yaitu membuat siswa terdorong untuk membaca lagi secara berulang-ulang. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara motivasi membaca dengan minat baca pada siswa.

3.2 Saran

(22)

Jangan terlalu sering menggunakan waktu luang kita untuk melakukan hal yang sia-sia, seperti menonton tayangan infotaiment secara berlebihan. Maka dari itu, kita harus bisa menghilangkan rasa malas yang timbul dari dalam diri kita sendiri. kita juga harus memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah tersedia di sekitar kita, seperti perpustakaan, surat kabar, media massa, majalah, buku pelajaran dan lain-lain. Kita harus mengisi waktu luang kita dengan hal-hal yang positif, seperti membaca. Dengan adanya perkembangan teknologi contohnya internet, sebagai pelajar kita diharapkan memanfaatkan internet untuk mencari informasi yang berguna serta menambah wawasan dan pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

(23)

http://www.informasi-pendidikan.com/2015/01/berbagai-definisi-membaca-menurut-para.html 2015 “Berbagai Definisi Membaca Menurut para Ahli”

Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara

Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa

Pusat Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pembinaan den Pengembangan Bahasa

http://saktaheksaputri.blogspot.com/2013/12/rendahnya-minat-baca-sisa.html 2013 “Rendahnya Minat Baca Siswa”

Referensi

Dokumen terkait

Dalam situasi siswa kesulitan menemukan referensi buku untuk menyusun makalah dan mengetahui teman-temannya hanya mengutip dari blog, diperoleh hasil bahwa sebagian

menyukai bermain dari pada membaca. 9) Pendapat responden tentang manfaat membaca adalah sangat setuju. Hasil ini dibuktikan dengan hasil analisis sebesar 46,7%

Banyak factor yang melatar belakangi mengapa masyarakat Indonesia kurang gemar membaca.Di antaranya kurangnya ketersediaan buku karena harga buku yang mahal padahal daya

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter pribadi siswa yang kuat disertai dengan minat membaca buku pelajaran yang tinggi, maka siswa akan mampu menampilkan

1) Bidang Pengalaman : terjadi karena anak-anak tidak memiliki tradisi yang kuat untuk membaca serta dukungan dari orang tua ala kadarnya. 2) Penyaringan : terjadi ketika

Hal tersebut ditandai dengan perolehan rata-rata sebanyak 54% meliputi siswa membaca berbagai jenis buku bacaan ditablet, siswa berusaha memanfaatkan waktu membaca

Di SD Negeri 1 Gondanglor kegiatan membaca 30 menit sebelum belajar berfungsi sebagai salah satu cara siswa dibiasakan untuk membaca buku, terutama pada siswa yang kurang suka dengan

Berbagai faktor dapat menyebabkan rendahnya minat baca pada siswa/i kelas 10, seperti perkembangan teknologi yang memengaruhi pola perilaku siswa dalam mencari informasi, kurangnya