• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

(2)
(3)

commit to user

! " # #

$

!

%& %%' ! %((&

$ )

(4)

commit to user

% !

*)+ "

*)+ # "

!

" ! *)+

*)+ * ! +

*!+ ,

, $

-.)

! %( ( / *!+

- $ * -.)

0 *!+ 1/ 2

*!+ $

! %%

% * ! +

(/ (( 3 4 (( 5 * + " ) 1 ((( (( ) /(( ((

*

* ! +

" *

*!+

6 $ $

*!+ " "

(5)
(6)

commit to user

9 *!+

' " (

-*!+

) $

. " ;

. *!+

%

*!+ 1

*!+ *!+

* $

*!+

+

+ *!+

, !

!

;

-*

"

- " !" .

(7)

commit to user

/ +

- $ "/ / / "

*

" $

0 - $ / "

* "

0 - ! ! " 1 1 " ! !

*

0 - . ! $ ! 1

*

(8)

commit to user

II 1

Sistem transportasi merupakan kesatuan atas elemen elemen prasarana

fisik, sarana angkutan, sistem operasi, dan sistem manajemen yang saling

berinteraksi dalam mencapai terciptanya perpindahan objek fisik (manusia dan

barang) dari suatu tempat asal ke tempat tujuan (Manheim, 1979).

Objek fisik yaitu manusia dan barang dan sarana angkutan merupakan

komponen utama terciptanya sistem transportasi. Sedangkan sistem manajemen

dan sistem operasi merupakan komponen pendukung.

Dalam memilih jasa transportasi konsumen memiliki berbagai rangkaian

proses, di antaranya adalah evaluasi terhadap setiap alternatif pada atribut atribut

pelayanan moda transportasi yang bersangkutan. Atribut pelayanan transportasi

mempengaruhi keputusan pengguna jasa angkutan (seperti: kapan, kemana, untuk

apa, dengan moda apa, dengan rute mana) melakukan perjalanan.

Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan persepsi sebagai cara orang

memandang dunia. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa persepsi

seseorang akan berbeda dari yang lain. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor

internal maupun eksternal seseorang.

Persepsi dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menginterpretasi stimulus ke dalam gambaran dunia yang

berarti dan menyeluruh. Stimulus merupakan setiap input yang dapat ditangkap

oleh indra, seperti produk, kemasan, iklan, harga, dan lain lain (Simamora, 2007).

Pada waktu seseorang ingin membeli suatu produk baru, sebetulnya ia

merespon persepsinya tentang produk tersebut dan bukan produk itu sendiri.

Sangat penting bagi para pemasar dan produsen untuk memahami persepsi

konsumen (Prasetijo dan Ihalauw, 2005).

Persepsi dapat juga diartikan sebagai pandangan terhadap pelayanan yang

(9)

commit to user

II 2

berbeda dari kenyataannya karena konsumen tidak mengetahui semua fakta yang

ada, atau telah salah menginterpretasikan fakta tersebut.

Stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang

dapat mempengaruhi tanggapan individu. Seseorang merasakan bentuk, warna,

aroma dan rasa dari stimuli. Perilaku seseorang kemudian dipengaruhi oleh

persepsi persepsi ini. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda

beda karena persepsi bersifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang

dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya.

Perilaku diartikan sebagai aktivitas manusia berupa tindakan tindakan

memberi reaksi terhadap rangsangan (stimulus) yang diterimanya, yang dapat

berasal dari luar (lingkungan) atau dari dalam diri manusia itu sendiri.

Menurut Engel (1994) perilaku konsumen merupakan tindakan

individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan

menggunakan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang

menentukan tindakan tersebut.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005) ada sejumlah alasan mendasar

mengapa perilaku konsumen dipelajari, yaitu :

• Konsumen dan perilakunya (terutama perilaku membeli) merupakan wujud

kekuatan tawar yang merupakan salah satu kekuatan kompetitif yang

menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas perusahaan.

• Analisis konsumen adalah landasan manajemen pemasaran dalam merancang

bauran pemasaran, segmentasi pasar dan positioning, melakukan analisis

lingkungan perusahaan, dan mengembangkan produk baru maupun inovasi

produk lama.

Pengetahuan mengenai perilaku konsumen ini kemudian digunakan untuk

memenuhi kebutuhan dan menciptakan pendekatan yang baik untuk

berkomunikasi dan mempengaruhi konsumen. Dengan mendapatkan pemahaman

konsumen yang menyeluruh dan mendalam, akan membantu memastikan bahwa

(10)

commit to user

II 3

Perilaku konsumen secara umum menekankan pada proses keputusan

membeli produk barang atau jasa, sedangkan dalam pemilihan perjalanan

penekanan terletak pada proses memilih. Pelaku perjalanan biasanya dihadapkan

pada beberapa alternatif. Bentuk yang paling menonjol adalah moda angkutan apa

yang akan digunakan dalam melakukan perjalanan.

Berdasarkan alasan yang mendasari pemilihan moda transportasi pelaku

perjalanan dibedakan menjadi dua yaitu dan .

merupakan konsumen yang tidak memiliki pilihan lain sebagai

pertimbangan. Sedangkan merupakan konsumen yang masih memiliki

beberapa pilihan untuk dijadikan pertimbangan.

Perilaku perjalanan membedakan antara elemen elemen yang bersifat

eksternal (seperti atribut dari perjalanan alternatif, batasan situasional) dengan

yang bersifat internal (seperti persepsi, sikap, preferensi).

! "

Persepsi menginterpretasi stimulus yang berupa produk, kemasan, iklan,

maupun harga ke dalam gambaran yang menyeluruh. Sedangkan perilaku

merupakan sebuah tindakan nyata atau respon yang diberikan konsumen terhadap

stimulus tersebut. Dengan kata lain perilaku konsumen merupakan sebuah tindak

lanjut dari persepsi konsumen tersebut.

#

Pemasaran merupakan suatu alat yang digunakan perusahaan untuk

mencapai konsumennya. Pemasaran menjadi penghubung antara pembuat produk

yang memberi penawaran dengan pasar/konsumen.

Menurut Kottler dan Keller (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial

dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.

Dalam menjalankan suatu aktivitas bisnis harus efektif menjalankan

konsep pemasaran agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Kunci untuk mencapai

tujuan tersebut adalah perusahaan harus lebih efektif dibandingkan para pesaing

(11)

commit to user

II 4

sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu :

pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.

Mowen dan Minor (2002) mengatakan bahwa segmen diidentifikasi

dengan mengelompokkan konsumen berdasarkan kebutuhan dan keinginan yang

hampir sama. Untuk itu diperlukan variabel variabel yang dapat membedakan

antara satu segmen dengan segmen yang lain.

Ada beberapa klasifikasi variabel segmentasi untuk pasar konsumen, di

antaranya adalah karakteristik seseorang. Karakteristik seseorang yang berguna

untuk segmentasi pasar dapat dibagi dalam empat kategori yaitu demografi,

perilaku konsumsi, profil psikografi, dan karakteristik kepribadian.

Karakteristik demografi terdiri dari usia, jenis kelamin, pendapatan,

pendidikan dan sebagainya. Informasi demografi merupakan jenis informasi

terpenting untuk tujuan segmentasi terutama karena data demografi merupakan

data yang paling cepat tersedia mengenai konsumen individu. Informasi ini

digunakan untuk membuat pilihan mengenai jenis media yang akan digunakan

serta keputusan penetapan harga dan distribusi.

Pendekatan komplementer dalam menggunakan variabel demografi untuk

mensegmen pasar adalah memilah konsumen menjadi kelompok yang homogen

berdasarkan berbagai aspek dari perilaku pembelian mereka.

$ %

Data yang diperlukan dalam setiap melakukan penelitian dapat

dikumpulkan dengan beberapa cara dan sumber yang berbeda. Pengumpulan data

dapat dilakukan dengan:

$ &!

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan cara melakukan

pencatatan secara cermat dan teliti. Secara umum observasi dapat dilaksanakan

dengan dua cara yaitu observasi dengan pengamat ikut menjadi pasrtisipan dan

yang observasi tanpa partisipasi.

$ ' ( )

Wawancara merupakan sebuah metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam

(12)

commit to user

II 5

Pewawancara merupakan orang yang memegang kunci keberhasilan wawancara.

Wawancara memerlukan keterampilan tertentu dalam mengajukan pertanyaan dan

menangkap jawaban responden.

$

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Analisa data kuantitatif didasarkan pada hasil kuesioner

tersebut. Sekaran (2000) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan

kuesioner, yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

1. Prinsip Penulisan Kuesioner

a. Isi dan tujuan pertanyaan

Isi pertanyaan merupakan bentuk pengukuran variabel yang diteliti. Maka

dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan menggunakan

skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel

yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner harus disesuaikan

dengan kemampuan berbahasa responden.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya

dapat menggunakan kalimat positif atau negatif. Menurut Aaker (1995)

berdasarkan jenis pertanyaannya, kuesioner dibedakan menjadi empat

macam, yaitu:

1. Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang telah disertai pilihan

jawabannya. Responden tinggal memilih salah satu jawaban yang

tersedia, dan tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.

2. Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban

(13)

commit to user

II 6

3. Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka

Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka adalah pertanyaan yang

telah disediakan jawabannya tetapi kemudian diberi pertanyaan terbuka.

4. Pertanyaan semi terbuka

Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang disediakan pilihan

jawabannya tetapi kemudian masih ada kemungkinan bagi responden

untuk memberikan tambahan jawaban.

d. Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam kuesioner jangan mendua sehingga menyulitkan

responden untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat anda

tentang kualitas dan harga barang tersebut?

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa

Setiap pertanyaan dalam kuesioner, sebaiknya juga tidak menanyakan hal

hal yang sekiranya responden sudah lupa.

f. Pertanyaan tidak menggiring

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak menggiring ke jawaban yang

baik saja atau ke yang jelek saja.

g. Panjang pertanyaan

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan

membuat jenuh responden dalam mengisi.

h. Urutan pertanyaan

Urutan pertanyaan dalam kuesioner, dimulai dari yang umum menuju ke hal

yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak.

2. Prinsip Pengukuran

Kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan instrumen penelitian

yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu

instrumen kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data

yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Maka kuesioner perlu

diuji validitas dan reliabilitasnya.

3. Penampilan Fisik Kuesioner

Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi

(14)

commit to user

II 7

* "

Tujuan teknik skala ini untuk mengetahui ciri ciri atau karakteristik

sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu, sehingga kita dapat membedakan,

menggolongkan, bahkan mengurutkannya.

Beberapa jenis skala pengukuran telah dikembangkan untuk mengukur

besaran sikap orang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Skala

Skala ini dibuat untuk mengukur tingkat persetujuan responden dengan

menggunakan pernyataan.

Contoh : Tersedianya tempat parkir yang memadai.

Sangat Setuju – Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

b. Skala Semantik Diferensial

Skala ini berusaha mengukur arti objek atau konsep bagi seorang

responden. Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada

skala yang mempunyai dua ajektif berlawanan. Sebagai contoh untuk mengukur

sikap pengusaha terhadap kredit usaha kecil, dapat disusun skala perbedaan

semantik sebagai berikut :

Kredit Usaha Kecil

Buruk : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 Baik

Tidak menguntungkan : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 Menguntungkan

+ " !

Ada 2 macam metode pengambilan sampel (Suliyanto, 2006) yaitu

pengambilan sampel secara acak ( ) dan pengambilan sampel

secara tidak acak ( ).

+ " ! ) )

Pengambilan sampel secara acak ( ) adalah metode

sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang yang spesifik dan

bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluang setiap anggota populasi tersebut

dapat sama, dapat juga tidak. Pengambilan sampel secara acak, terdiri dari:

1. Pengambilan sampel acak sederhana ( ), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki

(15)

commit to user

II 8

2. Pengambilan sampel acak sistematis ( ), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana titik mula pengambilan sampel dipilih

secara random dan kemudian setiap nomor dengan interval tertentu dari daftar

populasi dipilih sebagai sampel.

3. Pengambilan sampel acak terstratifikasi ( ), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana terlebih dahulu dilakukan pembagian

anggota populasi ke dalam kelompok kelompok kemudian sampel diambil

dari setiap kelompok tersebut secara acak. Stratifikasi atau pembagian ini

dapat dilakukan berdasarkan ciri/karakteristik tertentu dari populasi yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Pengambilan sampel kelompok ( ), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampling unitnya bukan individual melainkan

kelompok individual ( ) berdasar ciri/karakteristik tertentu. Selanjutnya

dari yang ada, dipilih satu secara acak, kemudian

diambil sampel secara acak dari terpilih ini. Hal ini dimungkinkan

karena masing masing dianggap homogen sehingga tidak diperlukan

dilakukan pengambilan sampel pada semua .

5. Pengambilan sampel secara bertahap ( ), adalah suatu teknik

pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama

dilakukan untuk mendapatkan informasi awal. Tahap selanjutnya dilakukan

wawancara ulang dengan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih

detail.

+ " ! ) )

Pengambilan sampel secara tidak acak ( ) adalah

metode sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang yang

sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu

untuk terpilih tidak diketahui. Pengambilan sampel secara tidak acak terdiri dari:

1. ( ), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang

paling mudah diperoleh atau dijumpai.

2. ( ), adalah suatu teknik pengambilan

(16)

commit to user

II 9

yang terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri ciri khusus yang dimiliki sampel

tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri ciri

atau sifat sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

3. , adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel

diambil dari suatu sub populasi yang mempunyai karakteristik karakteristik

tertentu dalam batasan jumlah atau kuota tertentu yang diinginkan.

4. , adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sangat

sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri ciri khusus yang sulit

dijangkau. Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap

responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi mengenai

rekan rekan lain yang mempunyai kesamaan karakteristik yang dibutuhkan.

,

Penetapan ukuran sampel minimum didasarkan pada rumus Slovin dalam

Umar (2002) sebagai berikut :

2 .

1+

=

………..………(2.1)

Keterangan :

= Jumlah sampel

= Jumlah populasi

=persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampelyang masih dapat ditolerir, misalnya 10 %

Pemakaian rumus ini mengandung asumsi bahwa populasi berdistribusi

normal. Untuk informasi lebih jauh tentang pemakaian rumus tersebut Paguso

dalam Umar (2002) memperlihatkan batas kesalahan yang dapat digunakan

(17)

commit to user

II 10

! -!

. " %

Populasi Batas batas Kesalahan

±1 % ±2 % ± 3% ± 4% ± 5% ± 10%

Penelitian merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sistematis

dan terencana untuk memecahkan dan mencari setiap jawaban terhadap sebuah

permasalahan tertentu. Beberapa pengujian yang dilakukan sebelum melakukan

pengolahan data dalam melakukan sebuah penelitian meliputi:

/ " 1

Validitas berasal dari kata yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, 1997). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Suatu tes atau alat ukur dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi alat

ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan

tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Validitas alat pengumpul data dapat digolongkan dalam beberapa jenis,

(18)

commit to user

II 11

A. Validitas Isi ( )

Validitas isi suatu instrumen ukur ditentukan oleh sejauh mana isi

instrumen ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek

kerangka konsep. Dalam penelitian, seringkali peneliti hanya mengukur suatu

konsep berdasar satu aspek saja.

B. Validitas Kriteria ( !" )

Validitas kriteria terdiri dari validitas konkuren ( ) dan prediktif

( ). Validitas konkuren adalah validitas yang diperoleh dengan cara

mengkorelasikan instrumen ukur baru dengan tolok ukur lain yang sudah teruji

kevaliditasannya. Sedangkan validitas prediktif adalah validitas instrumen ukur

yang dibuat oleh peneliti untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa

yang akan datang.

C. Validitas Rupa

Validitas rupa adalah jenis validitas yang berbeda dengan validitas lainnya

karena validitas rupa tidak menunjukkan apakah instrumen ukur mengukur apa

yang ingin diukur, tetapi hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘rupa’, suatu

instrumen ukur tampaknya dapat mengukur apa yang ingin diukur.

D. Validitas Konstruk ( )

Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Dengan mengetahui

kerangka konsepnya, seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur operasional

konsep tersebut.

Langkah langkah pengujian validitas konstruk meliputi (Umar, 2002):

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada responden yang

berjumlah minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka

distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung korelasi antara masing masing pernyataan dengan skor total

menggunakan rumus teknik korelasi .

(19)

commit to user

II 12 Dimana :

= koefisien korelasi item dengan total pertanyaan

= jumlah responden

# = skor pertanyaan

$ = skor total sampel

Nilai yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai pada tabel

yang dapat dilihat pada lampiran. Pernyataan pernyataan tersebut

dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi internal, yaitu mengukur aspek

yang sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid,

kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik susunan katanya atau kalimatnya,

karena kalimat yang kurang baik dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.

/ " 1 !

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Bila suatu

instrumen ukur dipakai dua kali – untuk mengukur konsep yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka instrumen ukur tersebut

reliabel. Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran

(Azwar, 1997).

Secara teoritis besarnya koefisien korelasi/reliabilitas berkisar antara 0.00–

1.00. Namun pada kenyataannya, koefisien 0.00 dan 1.00 tidak pernah tercapai

dalam pengukuran karena konsistensi (maupun ketidakkonsistensian) yang

sempurna tidak dapat terjadi dalam pengukuran aspek aspek psikologis dan sosial

yang menggunakan manusia sebagai subjeknya, dimana dalam diri manusia

terdapat berbagai sumber eror yang sangat mempengaruhi kecermatan hasil

pengukuran.

Reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung koefisien %

. Rumus untuk menghitung koefisien % adalah dengan

(20)

commit to user

II 13

= varians variabel/atribut

= varians nilai total

/ " 1

& adalah nilai ekstrim yang diperoleh untuk suatu variabel pada case

tertentu. Pengertian ekstrim bukan merupakan ekstrim absolut tetapi ekstrim

relatif terhadap sebagian besar nilai nilai lainnya untuk variabel yang sama.

& dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe, yaitu:

1. & tipe 1, yang terjadi karena kesalahan prosedur seperti kesalahan

memasukkan data/ . & tipe 1 sedapat mungkin harus dihilangkan.

2. & tipe 2, adalah yang terjadi karena kejadian yang luar biasa, yaitu

secara kebetulan terpilih nilai ekstrim. & tipe 2 dapat dikeluarkan dari

sampel jika tidak diinginkan ada nilai ekstrim, tentunya dengan pertimbangan

yang logis.

3. & tipe 3, yang terjadi karena kejadian yang luar biasa dimana nilai

ekstrim tersebut tidak dapat dijelaskan secara nalar atau mestinya nilai akstrim

tersebut tidak pernah mucul (bukan bagian populasi). & tipe 3 harus

segera dikeluarkan dari sampel karena tidak logis.

4. & tipe 4, dimana nilainya sendiri tidak ekstrim tetapi

kombinasinya dengan nilai variabel variabel lain menjadi aneh atau tidak

lumrah ( ). Jika kombinasi ini dipandang tidak wajar atau

tidak logis, maka tersebut harus dikeluarkan dari sampel, tetapi jika

dianggap sebagai bagian dari populasi , maka tersebut sebaiknya tetap

diikutkan dalam sampel (Hair , 1998).

Setelah mendapatkan deskritif dari data penelitian, langkah selanjutnya adalah

melakukan standarisasi data (z ), yang dirumuskan, sebagai berikut:

(21)

commit to user

II 14 Keterangan:

z = nilai z score data

# = nilai rata rata

σ = standar deviasi

x = nilai data

N = jumlah data

Jika sebuah data outlier maka nilai ( yng didapat lebih besar dari angka +2,5

dan lebih kecil dari angka 2,5.

2 3

Analisis multivariat pada dasarnya adalah analisis yang digunakan untuk

lebih dari dua variabel dan prosesnya dilakukan secara simultan (bersama sama)

(Santoso, 2002). Teknik analisis multivariat secara umum dapat dibagi menjadi

dua kelompok besar (Hair ) 1998), yaitu :

* + , yaitu:

Teknik multivariat yang di dalamnya terdapat variabel atau set variabel

yang diidentifikasikan sebagai variabel tergantung ( ) dan

variabel lainnya sebagai variabel bebas ( , ). Metode ini

meliputi ) ,

,

- , yaitu :

Teknik multivariat dengan semua variabel yang saling berhubungan

satu dengan yang lain, dianalisis secara simultan sehingga tidak ada variabel

yang didefinisikan bebas atau tergantung. Metode ini meliputi ,

, dan (MDS).

4

Menurut Ghozali (2011) tujuan utama analisis faktor adalah

mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling

hubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel dengan cara mendefinisikan

satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor.

Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi

(22)

commit to user

II 15

tidak ada nilai korelasi yang di atas 0,30, maka analisis faktor tidak dapat

dilakukan.

Cara lain menentukan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah

melihat matrik korelasi secara keseluruhan. Untuk menguji apakah terdapat

korelasi antar variabel digunakan uji . . Jika hasilnya

signifikan berarti matrik korelasi memiliki korelasi signifikan dengan jumlah

variabel. Uji lain yang digunakan untuk melihat interkorelasi antar variabel dan

dapat tidaknya analisis faktor dilakukan adalah /

(MSA). Nilai MSA bervariasi dari 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0.5 maka analisis

faktor tidak dapat dilakukan.

Langkah langkah analisis faktor dibagi dalam enam tahap yaitu, penentuan

tujuan analisis, penentuan tipe dan desain analisis, pengujian asumsi, pemilihan

metode ekstraksi dan penentuan jumlah faktor, pemilihan metode rotasi dan

interpretasi matrik faktor, validasi analisis, serta penggunaan analisis faktor

sebagai data mentah analisis multivariat lainnya.

Hasil analisis faktor seringkali ditindaklanjuti pada analisis multivariat

lainnya seperti regresi dan diskriminan. Yang akan digunakan pada analisis

lanjutan adalah faktor hasil ekstraksi, yang bukan hanya jumlahnya lebih sedikit

dari variabel awal tetapi sekaligus dapat berfungsi sebagai variabel baru pada

analisis lanjutan tersebut. Oleh karena itu sebelumnya faktor harus diberi nilai

terlebih dahulu.

Analisis adalah suatu prosedur multivariat untuk mengelompokkan

individu individu ke dalam berdasarkan karakteristik tertentu

(Kasali, 2001).

Berdasarkan kriteria tertentu analisis mengklasifikasikan objek

(dapat berupa responden, produk, atau entiti) sehingga setiap objek yang berada

dalam satu grup bersifat saling memiliki kemiripan (homogen/similar) sedangkan

objek objek antar grup akan bersifat heterogen. Analisis berusaha

meminimumkan variansi di dalam satu ( ) dan memaximalkan

(23)

commit to user

II 16

analisis tidak ada variabel yang didefinisikan bebas atau tergantung, semua

variabel diperhitungkan secara simultan.

Langkah langkah analisis dapat dibagi dalam enam tahap, yaitu :

1. Penentuan tujuan analisis

Tujuan analisis ada tiga, yaitu ' yang

merupakan analisis dilakukan dengan tujuan eksplorasi ( '

), yaitu untuk mengklasifikasikan objek objek kedalam beberapa grup.

Data adalah analisis yang dilakukan untuk

menyederhanakan data, yaitu dengan mereduksi jumlah observasi bagi

keperluan analisis selanjutnya. Relationship identification yaitu analisis

yang dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kemiripan ( ) dan

perbedaan ( ).

2. Penyusunan desain riset analisis

Desain riset analisis meliputi pendeteksian , pengukuran

kemiripan objek dan penstandarisasian data. Dalam pendeteksian ,

dapat merubah struktur asli dan menghasilkan yang tidak

representatif terhadap struktur populasi yang sesungguhnya, oleh karena itu

pendeteksian terhadap outlier sangat diperlukan. & dapat dideteksi dengan

menggunakan grafik, dimana dari grafik tersebut dapat diketahui adanya objek

objek yang mempunyai profil yang berbeda, yang ditunjukkan dengan nilai

yang sangat ekstrim pada satu atau beberapa variabel.

Pada analisis , konsep kemiripan sangat mendasar. Kemiripan

interobjek merupakan pengukuran kesesuaian atau kemiripan antara objek yang

akan dikelompokkan. Kemiripan interobjek dapat dilihat dari tiga ukuran, yaitu

korelasi dan jarak untuk data metrik, serta asosiasi untuk data nonmetrik.

Untuk mengetahui kemiripan dapat dilihat dari koefisien korelasi antara

pasangan objek. Korelasi yang tinggi mengindikasikan kemiripan, dan

sebaliknya korelasi yang rendah mengindikasikan perbedaan. Tetapi,

pengukuran korelasi ini sangat jarang digunakan karena penekanan aplikasi

analisis adalah pada jarak objek bukan pola nilainya.

Pengukuran jarak berdasar kemiripan yang mewakili kemiripan sebagai

(24)

commit to user

II 17

pengukuran terhadap perbedaan, dimana semakin besar nilainya menunjukkan

semakin kurang kemiripannya. Jarak dikonversikan sebagai pengukuran

kemiripan dengan menggunakan hubungan kebalikan. Pengukuran asosiasi

berdasar kemiripan digunakan untuk membandingkan objek yang termasuk

data nonmetrik (nominal dan ordinal). Pengukuran ini dapat menilai tingkat

kepercayaan atau kesesuaian antara pasangan responden.

Sebelum proses penstandarisasian data dimulai, perlu ditentukan lebih

dahulu apakah data perlu distandarisasikan atau tidak. Pertimbangan antara lain

kebanyakan pengukuran jarak sangat peka terhadap perbedaan skala atau

besarnya variabel. Variabel dengan standar deviasi yang besar mempunyai

pengaruh yang lebih terhadap nilai akhir kemiripan dan bila dilihat melalui

grafik, tidak akan terlihat adanya perbedaan pada dimensi sehubungan dengan

letaknya. Proses standarisasi dapat terbagi menjadi dua, yaitu standarisasi

variabel dan standarisasi observasi/objek. Standarisasi variabel adalah

perubahan dari setiap variabel menjadi skor standar (0 ) dengan

mengurangi mean dan membaginya dengan standar deviasi setiap variabel.

Standarisasi observasi dilakukan terhadap responden atau objek. Standarisasi

ini sangat diperlukan, jika dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi

kepentingan relatif suatu variabel terhadap variabel lainnya.

Dalam proses , teknik yang dapat dilakukan untuk pengukuran

jarak, antara lain:

(25)

commit to user

3. Pengujian asumsi

Analisis tidak termasuk teknis statistik inferensia, dimana

parameter analisis ini adalah seberapa besar sampel dapat mewakili populasi.

Analisis mempunyai sifat matematik dan bukan dasar statistik. Syarat

kenormalan, linieritas dan homogenitas tidak begitu penting karena memberikan

pengaruh yang kecil sehingga tidak perlu diuji. Adapun hal hal yang perlu diuji

adalah kerepresentatifan sampel dan multikolinieritas. Dalam kerepresentatifan

sampel, sampel dikumpulkan dan diperoleh dengan harapan dapat

mewakili struktur populasi. Baik atau tidaknya analisis sangat tergantung

pada seberapa representatif sampel, sehingga sampel harus diuji

kerepresentatifannya terlebih dahulu. Sementara itu, dalam multikolonieritasan,

variabel variabel yang bersifat multikolinier secara implisit mempunyai bobot

lebih besar. Multikolinieritasan bertindak sebagai proses pembobotan yang

berpengaruh pada analisis, sehingga variabel variabel yang digunakan terlebih

dahulu harus diuji tingkat multikolinieritasannya.

4. Pembentukan (partisi) dan penilaian

Proses partisi ( ) dan penilaian dimulai setelah

variabel variabel yang digunakan dipilih dan matriks korelasi dibentuk. Sebelum

proses dimulai, harus dilakukan pemilihan algoritma pembentukan yang

akan digunakan, dan penentuan berapa jumlah yang akan dibentuk.

Algoritma pembentukan terdiri dari prosedur hirarki (

) dan prosedur non hirarki ( ).

Teknik hirarki adalah teknik yang membentuk konstruksi

hirarki atau berdasarkan tingkatan tertentu seperti struktur pohon. Jadi proses

pengelompokkan dilakukan secara bertingkat atau bertahap. Teknik hirarki terbagi

menjadi dua, yaitu metode agglomeratif ( ) dan metode

(26)

commit to user

II 19

Metode agglomeratif dimulai dengan pernyataan bahwa setiap objek

membentuk nya masing masing. Dua objek dengan jarak terdekat

bergabung, selanjutnya objek ketiga akan bergabung dengan yang ada atau

bersama objek yang lain membentuk yang lain membentuk baru.

Hal ini dilakukan dengan tetap memperhitungkan jarak kedekatan antar objek.

Proses akan terus berlanjut hingga akhirnya terbentuk satu yang terdiri dari

keseluruhan objek. Sementara itu, metode divisif berlawanan dengan metode

agglomeratif. Metode dimulai dengan satu besar yang mencakup semua

observasi (objek), kemudian objek yang memiliki ketidakmiripan besar

dipisahkan sehingga membentuk yang lebih kecil, dan seterusnya untuk

objek objek yang tidak mirip lainnya. Proses pemisahan terus berlanjut hingga

setiap obsevasi adalah bagi dirinya sendiri.

Sementara itu, prosedur nonhirarki tidak melibatkan proses pembentukan

kontruksi struktur pohon. Dimulai dengan memilih sejumlah nilai awal

sesuai dengan jumlah yang diinginkan kemudian objek digabungkan ke dalam

tersebut. Metode nonhirarki yang digunakan adalah 4!+

5. Interpretasi hasil

Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah karakteristik apa yang

membedakan masing masing kemudian sesuai dengan tujuan, pemberian

nama dilakukan berdasar apa yang dapat diberikan oleh objek pembentuk kepada

masing masing tersebut. Tentunya terlebih dahulu perlu ditentukan

spesifikasi/kriteria yang mendasari yang telah terbentuk.

Disamping itu, interpretasi dari hasil dapat dilakukan terhadap grafik

dendogram maupun analisis nilai koefisien agglomeratif. Jarak antar

pengelompokkan sebenarnya merupakan interpretasi dari beberapa nilai kedekatan

dalam menggabungkan objek dalam .

Interpretasi menghasilkan lebih dari hanya suatu deskripsi.

Interpretasi memberikan penilaian kesesuaian yang terbentuk

berdasar teori prioritas atau pengalaman praktek. Dalam konfirmatori, analisis

(27)

commit to user

II 20

juga memberikan langkah langkah untuk membuat suatu penilaian dari

segi signifikansi prakteknya.

6. Profiling

Tahap profiling meliputi penggambaran karakteristik dari setiap

untuk menjelaskan bahwa masing masing berbeda berdasar dimensi

dimensi tertentu. Analisis profil memfokuskan pada karakteristik setelah

proses identifikasi. Lebih lanjut, adanya penegasan bahwa karakteristik berbeda

secara signifikan terhadap dan dapat memprediksi anggota anggota

secara lebih spesifik.

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa acuan yang didapat dari

penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Puspita pada

tahun 2007 yang berjudul “Analisis Persepsi Penumpang terhadap Tingkat

Pelayanan Bus Way”. Penelitian tersebut bertujuan memahami penilaian

penumpang terhadap mutu pelayanan bus way, menemukan faktor permasalahan

yang mempengaruhinya sehingga dapat dirumuskan langkah perbaikan dan

peningkatan mutu pelayanannya. Analisis yang dilakukan menggunakan metode

analisis faktor.

Kedua, penelitian yang dilakukan Indah Novada Maulida pada tahun 2010

yang berjudul “Analisis Konsumsi dan Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Gas

Elpiji di Surakarta”. Penelitian tersebut menggunakan model faktor faktor yang

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yang dikembangkan dengan model

tingkat konsumsi konsumen. Metode pengolahan data yang digunakan sama

dengan penelitian ini yaitu analisis dalam menentukan karakteristik

konsumen, namun berbeda dalam pengambilan studi kasus.

(28)

commit to user

III 1

Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat pada

Gambar. 3.1.

(29)

commit to user

III 2

Langkah langkah penyelesaian masalah pada Gambar 3.1, diuraikan

sebagai berikut :

Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan

masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian, serta

pembatasan masalah. Langkah langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah

tersebut dijelaskan pada subbab subbab berikut ini.

Studi literatur dilakukan untuk mendukung proses identifikasi penelitian

mengenai perilaku konsumen. Pencarian informasi ini dilakukan melalui internet,

dan perpustakaan sehingga diperoleh referensi yang dapat digunakan untuk

mendukung pembahasan mengenai penelitian ini.

!

Studi lapangan dilakukan sebagai observasi awal untuk mengetahui lebih

jelas permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Observasi awal dilakukan

dengan mewawancarai petugas yang berwenang di Perum DAMRI sebagai

pengelola BST. Selain itu diperoleh juga data sekunder dari Perum DAMRI

berupa data jumlah penumpang tiap bulan. Data yang diperoleh ini kemudian

digunakan sebagai pendukung dalam menganalisa perilaku konsumen BST.

" #

Sebagaimana telah diuraikan pada bab I terdapat pokok permasalahan

yang dirumuskan sebagai tahapan dalam menganalisa permasalahan dan

menerapkan teori teori yang berkaitan dengan pokok bahasan sebagai landasan

untuk tahapan penyelesaiannya. Perumusan masalah juga dilakukan agar dapat

fokus dalam membahas permasalahan yang dihadapi. Adapun permasalahan yang

akan dibahas lebih lanjut adalah faktor faktor apa yang mempengaruhi persepsi

konsumen BST terhadap pelayanan yang diberikan dan bagaimana perilaku

pengguna jasa BST berdasarkan persepsi terhadap pelayanan.

$ ! %

Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat

(30)

commit to user

III 3

penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah menentukan

faktor faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap pelayanan BST

dan manganalisis perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi konsumen.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat mengetahui

perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi terhadap pelayanan yang diberikan.

Selain itu juga dapat digunakan sebagai dasar dalam menetukan strategi

pemasaran yang tepat bagi BST maupun pengambilan kebijakan untuk

peningkatan mutu pelayanan. Dalam jangka panjang diharapkan dapat

meningkatkan jumlah pengguna BST.

& #'

Penelitian ini hanya mengkaji persepsi konsumen terhadap pelayanan

sebagai dasar analisis perilaku. Dalam penelitian ini tidak merancang atau

menentukan strategi pemasaran. Pembatasan masalah dilakukan agar ruang

lingkup penelitian tidak meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan yang

ada.

#!

Tahap ini membahas proses pengumpulan data yaitu identifikasi variabel

penelitian, pengumpulan data data untuk pemilihan atribut, dan pengumpulan data

perilaku pengguna BST. Selain itu juga menjelaskan proses pengujian dan

pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini. Langkah langkah yang ada

pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada subbab subbab berikut

ini.

( " '

Pengumpulan data terdiri dari dua langkah yaitu identifikasi dan penetapan

variabel serta penyusunan dan penyebaran kuesioner. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini disusun berdasarkan atribut atribut dari penelitian terdahulu

yaitu penelitian yang dilakukan Puspita pada tahun 2007. Dalam penelitian

tersebut terdapat empat kategori atribut yang mempengaruhi persepsi konsumen

terhadap pelayanan yang diberikan, yaitu fasilitas parkir, fasilitas penyeberangan

dan jalan akses masuk keluar halte, fasilitas halte dan loket pembelian karcis/tiket,

dan fasilitas armada bus. Karena dalam sistem BST di Surakarta tidak terdapat

(31)

commit to user

III 4

dan akses jalan keluar masuk halte, maka dua kategori atribut tersebut tidak

digunakan dalam penelitian terhadap BST.

# " '

Berdasarkan identifikasi atribut sebelumnya terdapat beberapa atribut yang

kemungkinan tidak sesuai dengan kondisi BST. Oleh karena itu dibutuhkan

kuesioner untuk memilih atribut atribut yang sesuai dengan kondisi BST. Desain

kuesioner ini berisikan jawaban ya atau tidak saja. Responden diminta untuk

memilih atribut mana saja yang sesuai dengan kondisi BST. Metode yang

digunakan yang dilakukan terhadap pengguna BST. Untuk

memudahkan pelaksanaan sampling dilakukan kepada tiga puluh orang pengguna

BST. Kuesioner ini terdapat pada lampiran II.

Pemilihan atribut dilakukan dengan uji . Langkah langkah uji

sebagai berikut:

1. Menetapkan asumsi asumsi, yaitu data analisis terdiri atas reaksi yang

dinyatakan dengan “1” untuk jawaban “ya” dan “0” untuk jawaban “tidak”.

2. Menentukan hipotesis hipotesis

H0 : Semua perlakuan yang diuji mempunyai proporsi jawaban ya yang

sama.

H1 : Tidak semua perlakuan mempunyai proporsi jawaban “ya” yang sama.

3. Menentukan Taraf Nyata (α)

4. Menghitung dengan rumus statistik uji

Hasil dari penyebaran kuesioner tahap pertama kemudian diuji kevalidan

dan kereabilitasannya. Hal ini dilakukan agar pertanyaan pertanyaan yang

digunakan untuk mengumpulkan data selanjutnya merupakan pertanyaan yang

telah teruji kevalidan dan kerealibilitasannya. Uji validitas dilakukan dengan

bantuan sedangkan uji realibilitas dilakukan dengan bantuan

(32)

commit to user

III 5

1. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan

membandingkan nilai hitung dengan tabel untuk

, dalam hal ini adalah jumlah sampel. Langkah langkah

pengujian validasi meliputi :

a. Menentukan konsep yang akan diukur.

b. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel ).

c. Menghitung korelasi antara masing masing pertanyaan dengan skor

total. Nilai hitung didapat dengan rumus

dengan

N = jumlah sampel

X = total dari tiap variabel sebanyak 30 sampel (penjumlahan ke

bawah)

Y = total keseluruhan nilai variabel dalam 30 sampel (total X)

Nilai r hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r

.

d. Mengambil kesimpulan.

2. Kuesioner dikatakan reliabel jika hasil lebih besar dari tabel ( hasil >

tabel). Semakin besar nilai alpha maka semakin tinggi tingkat

reliabilitas penelitian yang dilakukan. Langkah langkah pengujian

reliabilitas meliputi :

a. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel r )

b. Menghitung koefisien alpha , nilai r yang diperoleh

dibandingkan dengan nilai r pada tabel r .

c. Mengambil kesimpulan.

#! "

Atribut yang didapat dari hasil pengumpulan data tahap I digunakan

sebagai dasar untuk menyusun kuesioner tahap kedua. Kuesioner ini disebarkan

kepada pengguna BST untuk mengetahui perilaku pengguna BST berdasarkan

persepsi yang diterimanya. Dalam kuesioner ini terdapat dua bagian yaitu :

(33)

commit to user

III 6

Dalam penelitian ini responden akan dikelompokan berdasarkan faktor

demografi dan psikografi dan juga frekuensi dan tujuan penggunaan BST . profil

demografi terdiri dari usia,jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan

setiap bulan.

a. Pengelompokan usia

b. Pengelompokan jenis kelamin terdiri dari laki laki dan perempuan.

c. Pengelompokan pendidikan terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan

Perguruan Tinggi (PERTI).

d. Pengelompokan pekerjaan terdiri dari Pelajar/Mahasiswa,

Karyawan/Pegawai Negri Sipil (PNS), Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta,

dan Pekerja Tidak Tetap.

e. Pengelompokan banyaknya penghasilan setiap bulan menurut Kasali

(2001), sebagai berikut:

Rp. 300.000,00 s.d. Rp. 700.000,00

Rp. 700.000,00 s.d. Rp. 1.000.000,00

Rp. 1.000.000,00 s.d. Rp. 2.000.000,00

Lebih dari Rp. 2.000.000,00

f. Profil psikografi terdiri atas rutinitas membaca surat kabar, acara televisi

favorit, dan kendaraan yang dimiliki.

2. Bagian II: Informasi untuk mengetahui penilaian responden atas pelayanan

yang diperoleh.

Kuesioner tersebut disampaikan pada lampiran V. Pilihan jawaban yang

digunakan pada kuesioner tahap II telah disediakan dan ditentukan sehingga tidak

diperoleh jawaban lain. Skala yang digunakan adalah skala # dari 1 sampai 5.

Responden dalam penelitian ini adalah orang orang yang menggunakan BST

sebagai alat transportasi sehari hari. Jumlah responden diperoleh dari rata rata

jumlah penumpang tiap bulan yang diperoleh dari data Perum DAMRI. Untuk

penentuan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam

(Umar, 2002). Sedangkan metode yang digunakan untuk pengambilan sampel

(34)

commit to user

III 7

waktu dan tempat saat riset sedang dilakukan. Rekapitulasi kuesioner

disampaikan pada lampiran VI.

$ ! %

Pengolahan data diawali dengan melakukan pengujian terhadap data yang

telah diperoleh. Data yang diuji merupakan rekapitulasi dari kuesioner tahap II

bagian II yaitu data mengenai penilaian responden atas pelayanan yang telah

diperoleh. Uji yang dilakukan adalah uji validitas, reliabilitas, dan uji . Uji

validitas dilakukan dengan bantuan sedangkan uji realibilitas

dilakukan dengan bantuan . Langkah langkah pengujian yang

dilakukan sebagai berikut.

1. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan

membandingkan nilai hitung dengan tabel untuk

, dalam hal ini adalah jumlah sampel. Langkah langkah

pengujian validasi meliputi :

a. Menentukan konsep yang akan diukur.

b. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel ).

c. Menghitung korelasi antara masing masing pertanyaan dengan skor

total. Nilai hitung didapat dengan rumus

dengan

N = jumlah sampel

X = total dari tiap variabel sebanyak 100 sampel (penjumlahan ke

bawah)

Y = total keseluruhan nilai variabel dalam 100 sampel (total X)

Nilai r hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r

.

d. Mengambil kesimpulan.

2. Kuesioner dikatakan reliabel jika hasil lebih besar dari tabel ( hasil >

tabel). Semakin besar nilai alpha maka semakin tinggi tingkat

reliabilitas penelitian yang dilakukan. Langkah langkah pengujian

reliabilitas meliputi :

(35)

commit to user

III 8

a. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel r )

b. Menghitung koefisien alpha , nilai r yang diperoleh

dibandingkan dengan nilai r pada tabel r .

c. Mengambil kesimpulan.

3. Uji $ dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya data

pengganggu sebelum melakukan analisis . Langkah langkah

menguji adalah sebagai berikut:

a. Standarisasi data

b. Pendeteksian outlier

Apabila sebuah data dikatakan outlier, maka nilai % yang diperoleh lebih

besar dari angka +2,5 atau lebih kecil dari – 2,5.

Hasil dari pengujian data disampaikan pada lampiran VI.

& !

Setelah pengujian data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengelompokan variabel menggunakan analisis faktor. Analisis faktor

dilakukan untuk mengekstrak variabel variabel penelitian yang biasanya

berjumlah sangat benyak menjadi beberapa variabel baru (faktor) untuk

memudahkan pengolahan data selanjutnya dengan tetap mempertahankan

informasi awal yang terkandung di dalamnya (Ghozali, 2011). Langkah langkah

dalam analisis faktor adalah sebagai berikut :

1. Menentukan variabel yang akan dianalisis.

2. Menguji variabel dengan menggunakan metode & ".

3. Melakukan yaitu menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel

variabel yang ada.

4. Melakukan proses rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk'

5. Menginterpretasi faktor yang terbentuk, khususnya memberi nama yang dapat

mewakili variabel variabel anggota faktor tersebut.

Tahapan selanjutnya adalah analisis untuk mengetahui kelompok

pengguna jasa yang akan terbentuk. Hasil pengumpulan data terhadap seratus

orang responden kemudian direkapitulasi dan dijadikan pedoman dalam

pengolahan data analisis . Langkah langkah analisis secara manual

(36)

commit to user

III 9 1. Penetapan tujuan

Analisis dilakukan dengan tujuan eksplorasi ( # " )

yaitu untuk mengklasifikasi semua responden dalam sampel yang berjumlah

seratus orang dalam beberapa grup. yang terbentuk

merupakan gambaran kelompok kelompok yang terdapat dalam populasi

pengguna jasa BST.

2. Desain riset (pengukuran kemiripan objek dan penstandarisasi data)

Standarisasi data dilakukan dengan mengubah satuan variabel dalam bentuk

z score apabila terdapat perbedaan satuan yang mencolok antar dua atau lebih

variabel. Dalam penelitian ini pengukuran kemiripan objek diukur dengan

jarak '

3. Pembentukan

Pembentukan dilakukan dengan metode '

4. Interpretasi

Interpretasi menekankan pada karakteristik apa yang membedakan

masing masing , kemudian dilakukan pemberian nama berdasarkan

objek pembentuk masing masing cluster tersebut.

5. Profiling

Pada cluster yang telah terbentuk dilakukan profiling untuk menjelaskan

karakteristik setiap berdasar profil tertentu. Pengolahan data analisis

pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan

() dengan metode * + .

$ "!" )

Bab analisis dan interpretasi membahas hasil pengolahan data sesuai data

yang didapat dari responden kemudian menginterpretasikan hasil analisis yang

ada.

& * #! "

Tahap ini merupakan tahap akhir di mana dari pengolahan data maupun

analisis yang telah dilakukan kemudian ditarik kesimpulan dengan

memperhatikan tujuan awal dilakukannya penelitian ini. Selain itu diberikan saran

(37)

commit to user

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4. 1 Identifikasi Atribut

!" #

$ $

$ % & $

' (

Tabel 4.1. Atribut!atribut Penelitian Puspita (2007)

(38)
(39)

commit to user

,

+ .0 .

$

$

.0

4. 2 Penetapan Atribut

%

0 , .0

%

- ' 7

# 5

.

.0

, 7

8

.0

' (

' #

$

(40)

commit to user

(

Tabel 4.2. Hasil Penetapan Atribut

(41)

commit to user

-+

=

=

∗ ,

= 33$1≈

:

+

$ $ $

$ & $ .0 $

.0$ % $ $

% 0

.0

+

5

Tabel 4.3. Waktu Penyebaran Kuesioner Tahap II

7 :

. / 1

. - !

. 3

> , -

+

+

5

4. 3 Pengolahan Data Analisis Perilaku

7 %

.0 ) $

(42)

commit to user

/

4.3.1. Uji Validitas

Tabel 4.4. Hasil Uji Validasi

Var ∑X ∑Y (∑X)2 ∑(Y2) ∑XY ∑(X2) (∑Y)2 n r

4.3.2. Uji Reliabilitas

'

$

(43)
(44)

commit to user

1

+>B $- 5 $

-7

Tabel 4.5. Hasil Pengujian KMO and Bartlett's Test

+ > B > . ' C % /!

D 0 . % ' E 4 .C -3! ,(

.

7 5

/- /(!;

/- /(!;

(45)

commit to user

3

Tabel 4.6. Distribusi Faktor

(46)

commit to user

Faktor keempat$ $ $

Faktor kelima$ $ $

Faktor keenam$ ,+

Faktor ketujuh$

4.3.5. C

0

$ % # $

.0$

.

% %

"

> &

%

+

0 " 0

( ! 0

G

5 ? "

$ 5

% & . H "

5 $ 5

(47)

commit to user

Tabel 4.7. Initial Cluster Centers

. < $

. 0 ( 1 8

$ $ ($ -$ ! %

, %

% , " 7

5 , )

% $ ($ -$ / # 5

)

% . ,$

# 5

% )

$ $ ,$ -$ / 5 %

4

,

1 - -3

// ((

, / /1

( // , (1 3

- 3 3 /(

/ 3/ ,( !1

(48)

commit to user

Tabel 4.8. Final Cluster Centers

4

,

, /, /

/- , 1

, -3 !/

( ( ! -3

- / /

/ /! !

! , - (

. < $

. $ "

0 ( 3 #

5 3/ $ 3 $

,- $ , ,

Tabel 4.9. Jumlah Anggota Tiap

4 :

3 , $ ;

,- ,/$-;

, , ,,$,;

3/ ;

>

. < $

+

7

(49)

commit to user

,

Tabel 4.10. Analysis of Variance Perbedaan Faktor pada tiap

(50)
(51)
(52)

commit to user

tinitas Membaca Surat Kabar

(53)
(54)

commit to user

1

$ % $

$

%

% 4 ,

+ ,

( $ $

$ 5 5 $ 9

$ $ .0

$

& 5 $ % $ $

%

' 0 ( ,

Tabel 4.11. Karakteristik tiap

+ ,

8 H , , ( G (

:

.G0' I90 I90

& 5

).& 5 5

).& 5 5

5 5

9 ! 9 9 9 ?9

* ?- ,

-0 &

9 > %

+

(55)

commit to user

! !

"

#

#$ %& % #' (&

# ## #& )

*

) % #

+

,

(56)

commit to user

%

-,

. / ( 0

+

+

+

.

, ,

! ,

1

*

,

.

2

"

.

%

3 % ,

, ,

- , ,

(57)

commit to user

#

,

-.

/ ( ' 1

*

.

.

. 4

#

.

% "

1

,

(58)

commit to user

/ )

(59)

commit to user

!

" # !

$

$

% # ! !

&

& " %

$ $

$

%

'

(60)

commit to user

"

( # !

) *

!

!

+ &

, $ $

$

&

$

-" .

% #

Gambar

Tabel 4.1. Atribut!atribut Penelitian Puspita (2007)
Tabel 4.2. Hasil Penetapan Atribut
Tabel 4.3. Waktu Penyebaran Kuesioner Tahap II
Tabel 4.4. Hasil Uji Validasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jrbd.r AtadcniI lchlIn : As ietr A]rti Bid.rg ll'ntr llnL

Tujuan dari laporan akhir ini adalah untuk mengetahui dan memahami pentingnya penerapan etika berbusana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan, masalah

1) Dilihat dari Aspek permodalan, akibat dari tidak terlalu familiar nya produk permodalan perbankan oleh para industri kecil keripik di Kota Binjai tersebut menyebabkan

Dengan demikian, sebagai guru praktikan, penulis memberikan pembelajaran kosakata dan percakapan bahasa Mandarin bidang restoran kepada para staff karyawan restoran

Saya memberikan susu formula pada anak karena susu formula memberikan banyak nutrisi sesuai dengan kandungan yang tertera dalam kemasan... Pernyataan SS S TS

Pengembangan Project Charter merupakan titik awal penting Pengembangan Project Charter merupakan titik awal penting untuk memulai proyek, menetapkan definisi proyek yang akan

g* aptrbr suatu fungsi dalam notasi algoritmik untuk penoalan menentukan nitai -uli-o-

Nilai tersebut tergolong rendah, sehingga berdasarkan Sodium Adsorption Ratio kelima mataair, yaitu mataair di Outlet Pindul, Mudal, Suruh, Ngancar, dan Gunung Abang