• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini PERANAN HAKIM PENGAWAS DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN YANG MEMUAT PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI DI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADANG | . | 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini PERANAN HAKIM PENGAWAS DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN YANG MEMUAT PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI DI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADANG | . | 1 PB"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

YANG MEMUAT PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI DI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADANG

ARTIKEL

ZALEKA HG

NPM. 1310018412005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

PERANAN HAKIM PENGAWAS DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN YANG MEMUAT PIDANA TAMBAHAN UANG PENGGANTI DI

PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADANG Zaleka HG1, Fitriati2 ,1Deaf Wahyuni

¹Program Studi Ilmu Hukum, Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Taman Siswa

Email: zaleka@yahoo.com

ABSTRAK

Pasal 55 ayat 1, Undang-undang Nomor 48 tahun 2009, tentang Kekuasan Kehakiman, serta Pasal 280 KUHAP mewajibkan Pengadilan mengawasi putusan Pengadilan, melalui Hakim Pengawas. Permasalahan adalah (1) Bagaimanakah peranan Hakim Pengawas dalam pelaksanaan putusan yang memuat amar pidana tambahan uang pengganti di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Padang? (2) Kendala-kendala apakah yang ditemui Hakim Pengawas dalam mengawasi pelaksanaan putusan yang memuat amar pidana tambahan uang pengganti di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Padang? (3) upaya penanggulangan apa yang dilakukan terhadap kendala-kendala yang ditemui Hakim Pengawas dalam mengawasi pelaksanaan putusan yang memuat amar pidana uang pengganti dalam kasus tindak pidana korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Padang? Pendekatan dalam penelitian ini yuridis sosiologis. Sumber data terdiri data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dengan Hakim Pengawas di Pengadilan, dan Jaksa/ Penuntut Umum. Data sekunder berasal dari literatur yang berhubungan dengan objek yang dibahas. Tehnik analisa data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian adalah 1) Hakim Pengawas belum melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana tambahan uang pengganti di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Padang 2) Kendala-kendala nya, setelah dianalisa ada 4 (empat) faktor yang menyebabkan tidak berfungsinya Hakim Pengawas dalam pengawasan putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Padang 3) Solusi nya harus ada pencantuman tugas pokok dan fungsi Hakim Pengawas dalam Surat penunjukan Hakim Pengawas, perlu penggunaan sistem penelusuran pembayaran pidana tambahan uang pengganti secaraon line, memastikan jumlah kerugian Negara yang ril dalam putusan, serta sosialisasi peraturan Mahkamah Agung nomor 4 th 2015, tentang uang pengganti.

(3)

ROLE IN IMPLEMENTATION SUPERVISORY JUDGE THE VERDICT CONTAINS ADDITIONAL CRIMINAL , SUBSTITUTE MONEY IN THE

CORRUPTION COURT PADANG.

Zaleka Hg,1 Fitriati,2 Deaf Wahyuni Ramadhani1

Graduate Studies Law Program, University of Bung Hatta Padang Program Study Fakulty of Law Universitas Taman Siswa

email:zaleka hg.@yahoo.com

ABSTRACT

Article 5, paragraph 1, of Law No. 48 of 2009, and Formal Criminal law must be appointed a suvervisory judge in court. The Formulation of , .The problems are (1) How is the role of the Supervisory Judge in the implementation of the decision which contains an additional criminal money substitute in the Corruption Court Padang? (2) What are the handicates of the Supervisory Judge overseeing the implementation of the decision which contains an additional criminal amar money substitute in the Corruption Court Padang? 3) What are the solutions to those handicates? The type of this research is sosiologis. Source data, Primary and Secondary data. Data collections techniques used were interviews and document study. Data were analyzed qualitativly. Conclusion the result of this research 1) The Supervisory Judge not to supervisor the execution of the decision which contains an additional criminal money substitute in the Corruption Court Padang 2)The handicates are, the letter of decision as Supervisory judge , not mention clearly the frame of his duty as Sunersory judge , there was no system about it, not supporting by tehnolgy for monitoring payment substitute money in Padang Court, the other side also there was a problem in decision of judge about chartered loss adjuster, and then amount of judges still limited in Padang Court. 3)The effort furthure : the letter of decision as Supervisory judge must mention clearly the frame of his duty as Sunersory judge, there will make system about it, must be supporting by tehnology for monitoring payment substitute money in Padang Court, the same vision between judge and Public prosecutor in seeing chartered loss adjuster.

(4)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Peranan Hakim Pengawas

dan pengawasan putusan telah

disebutkan dalam berbagai aturan.

Dalam Pasal 55 ayat 1,

Undang-undang Nomor 48 tahun 2009,

tentang Kekuasaan Kehakiman

(selanjutnya disebut UU Kekuasaan

Kehakiman)) menyebutkan:

(1) “ Ketua pengadilan wajib

mengawasi pelaksanaan putusan.

Selanjutnya Undang-undang Nomor

8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (selanjutnya disingkat

KUHAP), dikenal adanya Hakim

Pengawas. Definisi tentang Hakim

Pengawas dan Pengamat KUHAP

tidak memberikan definisi yang jelas,

namun tentang dasar hukum adanya

Hakim Pengawas dan Pengamat

terdapat dalam Pasal 277 KUHAP

s/d Pasal 283 KUHAP. Berdasarkan

aturan–aturan di atas, diinstruksikan

melalui Surat Edaran Mahkamah

Agung Nomor 7 Tahun 1985,

disetiap Pengadilan ada Hakim

Pengawas dan Pengamat,

Dalam penegakan hukum

tindak pidana korupsi, pengawasan

terhadap pengembalian kerugian

negara sangatlah dibutuhkan, karena

akibat terjadi nya tindak pidana

korupsi, mengakibatkan kerugian

bagi masyarakat, bangsa dan

Negara serta menghambat laju nya

pembangunan, sebagaimana yang

tertulis dalam konsideran

Undang-undang Nomor 46 tahun 2009

(selanjutnya disebut UU Pengadilan

Tipikor). Pengembalian kerugian

Negara dalam prakteknya, dilakukan

melalui pembayaran uang pengganti

yang dilakukan oleh terdakwa, atas

pidana tambahan. Dalam

(5)

penjatuhan hukuman bersifat

komulatif, tidak hanya hukuman

pidana pokok, namun juga ada sanksi

hukuman berupa pidana tambahan,

uang pengganti sebagaimana

dicantumkan dalam Pasal 18 ayat 1,

butir d, Undang-Undang Nomor 20

tahun 2001 tentang perobahan dan

penambahan Undang-Undang

Nomor 31 tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi.

Di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi pada Pengadilan Negeri

Padang, sudah ada Hakim Pengawas

yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan

untuk mengawasi bidang tindak

Pidana Korupsi. Fakta nya, ada

indikasi pengawasan atas putusan

tidak dilakukan, padahal dalam

penegakan hukum tindak pidana

korupsi bertujuan, disamping

memberikan efek jera juga

pengembalian kerugian Negara. Hal

ini lah yang menarik penulis untuk

membuat judul diatas.

Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, adalah

1. Bagaimanakah peranan Hakim

Pengawas terhadap pengawasan

pelaksanaan putusan pidana

tambahan yang memuat pidana

uang pengganti di Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Padang?

2. Apakah kendala-kendala yang

ditemui Hakim Pengawas

terhadap pelaksanaan putusan

yang memuat pidana tambahan

uang pengganti di Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Padang?

3. Apakah upaya penanggulangan

yang dilakukan terhadap

kendala-kendala yang ditemui Hakim

Pengawas terhadap pengawasan

pelaksanaan putusan

(6)

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan bacaan yang

bermamfaat bagi masyarakat di

bidang hukum pada umum nya,

khusus nya di bidang

pengawasan tindak pidana

korupsi oleh Hakim Pengawas.

Untuk Penulis, menambah

cakrawala penulis, bagaimana

penerapan peranan hakim

Pengawas di bidang tindak

pidana korupsi yang menyangkut

pembayaran pidana tambahan

uang pengganti di Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Padang.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan

berguna bagi praktisi hukum

seperti Jaksa dan aparat

Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi, dalam melaksanakan

perintah Undang-undang yang

berkaitan dengan pelaksanaan

pembayaran uang pengganti oleh

Terpidana.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini

dilakukan pendekatan yuridis

sosiologis. Dalam hal ini melihat

permasalahan/fakta yang ada dalam

masyarakat dengan membandingkan

dengan aturan yang ada. Sumber

data terdiri data primer dan data

sekunder. Data Primer diperoleh dari

hasil wawancara dengan Hakim

Pengawas di Pengadilan,dan Jaksa/

Penuntut Umum. Data sekunder

berasal dari literatur yang

berhubungan dengan objek yang

dibahas. Tehnik analisa data

dilakukan secara kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Peranan Hakim Pengawas dalam

pegawasan pelaksanaan putusan

(7)

di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi Padang.

Berdasarkan isi pasal 280

KUHAP, seorang Hakim Pengawas

dan Pengamat haruslah mengadakan

pegawasan guna memperoleh

kepastian bahwa putusan pengadilan

dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Hal ini merupakan perintah dari

undang-undang, apalagi Pasal 55

ayat 1 undang-undang Nomor 48

tahun 2009, yang inti nya Ketua

Pengadilan wajib mengawasi

pelaksanaan isi putusan. Mahkamah

Agung juga telah mengeuarkan

Putusan Mahkamah Agung Nomor 7

Tahun 1985, tentang petunjuk tehnis

hakim Pengawas dan Pengamat,

Berdasarkan aturan KUHAP,

pada inti nya ada 3 tugas pokok

selaku Hakim Pengawas;

1. Melakukan pengawasan dan

pengamatan atas pelaksanaan

putusan dengan cara melakukan

koordinasi dengan Jaksa penuntut

umum untuk memastikan

tembusan berita acara ke

Pengadilan.

2. Melakukan koordinasi dengan

Lembaga Pemasyarakatan.

3. Memberikan laporan secara

berkala pada Ketua Pengadilan.

Dihubungkan dengan peranan

Hakim Pengawas yang berkaitan

dengan pengawasan pidana

tambahan uang pengganti, maka

peranan Hakim Pengawas di bidang

tindak pidana korupsi di Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Padang

hanya meliputi;

1. Mengawasi alur perkara yang

masuk pada bidang tindak pidana

korupsi, hingga perkara tersebut

memperoleh kekuatan hukum

tetap.

2. Mengawasi pencatatan amar

(8)

korupsi di buku register panitera

tindak pidana korupsi. Dalam

amar putusan, selain memuat

hukuman pokok juga pidana

tambahan uang pengganti.

3. Mengawasi mintasi. Minutasi

adalah pemberkasan perkara

yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap. Berkas tersebut

berisikan dokumen putusan mulai

tingkat pertama, banding dan

kasasi. Dalam berkas dokumen

dari Jaksa/Penuntut umum dan

penasehat Hukum, dijilid

menjadi satu kesatuan yang

seterus nya disimpan di bahagian

hukum.

Berdasarkan uraian diatas,

ternyata peranan yang dijalankan

oleh Hakim Pengawas di Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi pada

Pengadilan Negeri Padang baru taraf

pengawasan administrasi, belum

meninjau ke lapangan lewat jaksa

Penuntut Umum apakah uang

pengganti yang dimuat dalam

putusan tersebut telah dibayar oleh

terpidana atau belum. Hakim

Pengawas hanya melakukan

pengawasan pencatatan isi amar

putusan yang telah mendapat

kekuatan hukum yang pasti

(Berkekuatan Hukum tetap).

Hukuman pidana tambahan berupa

uang pengganti pada umum nya

dibebankan pada terpidana yang

telah terbukti melakukan tindak

pidana korupsi. Pada tahun 2013,

terdapat 18 kasus yang berkekuatan

hukum tetap, yang memuat amar

pidana tambahan uang pengganti. .

Diantara 18 kasus tersebut, yang

membayar hukuman pidana uang

pengganti, berjumlah 4 kasus.

Selanjutnya di tahun 2014 , terdapat

29 kasus tindak pidana koruspsi yang

telah betkekuatan hukum tetap, pada

(9)

pembayaran uang pengganti pada

Terdakwa. Ada terdakwa yang dalam

amar putusan yang nihil ( tidak

dibebankan uang pengganti), hal ini

disebabkan telah dibebankan pada

Terdakwa lain. Dalam sebuah

berkas, kadang kala terdakwa nya

lebih dari satu, sehingga bila Majelis

hakim berkeyakinan berdasarkan

fakta persidangan salah satu

terdakwa tidak menikmati uang

Negara, maka tidak dibebankan

pembayaran uang pengganti.

Pengawasan pencatatan pidana tambahan berupa uang pengganti yang telah diawasi pencatatan nya oleh Hakim Pengawas.

Dalam prakteknya Hakim

Pengawas belum lagi mengawasi

pelaksanaan putusan yang memuat

uang pengganti yang dimuat dalam

tiap-tiap kasus dicatat di buku

register. Hakim pengawas hanya

mengawasi pencatatan administrasi

amar putusan pidana tambahan uang

pengganti, dengan cara mengambil

petikan amar putusan dari panitera

pengganti dan mencocokkan nya

dengan yang ada dalam register.

Dalam rangka pelaksanaan

putusan amar putusan yang memuat

pidana tambahan uang pengganti,

sebagian Terdakwa membayar uang

pengganti, numun sebagian besar

umum nya belum menyetorkan uang

pengganti. Pada tahun 2013, ada 4

(kasus) terpidana yang membayar

uang pengganti sebagai berikut;

1. Kasus atas terdakwa N, dengan

membayar uang pengganti

sebesar Rp 261.907.000,- (dua

ratus enam puluh satu juta

Sembilan ratus tujuh ribu rupiah).

2. Perkara atas Terdakwa R

pengadaan alat kesehatan sebesar

Rp.64.000.000 (enam puluh

empat juta rupiah) disita untuk

(10)

3. Kasus dengan Terdakwa S,

melakukan pembayaran uang

pengganti sebesar Rp

43.000.000,- (empat puluh tiga

juta rupiah);

4. Kasus dengan terdakwa E,

dengan membayar uang

pengganti sebesar

Rp.64.000.000 (enam puluh

empat juta rupiah)

Kasus–kasus diatas dilakukan

eksekusi pembayaran uang pengganti

oleh para terpidana melalui jaksa

Penuntut Umum Mentawai.

Berdasarkan wawancara yang

Penulis lakukan pada Jaksa/penuntut

Umum, maupun pada Hakim

Pengawas, dalam ke empat kasus

diatas tidak ada melakukan

pengawasan atas pembayaran pidana

tambahan berupa uang pengganti.

Hakim Pengawas juga belum

mengawasi apakah tembusan berita

acara pembayaran uang pengganti

sudah ditembuskan pada pengadilan

yang memutus perkara tersebut.

Hakim Pengawas tidak mengetahui

apakah betul uang yang telah dibayar

oleh terpidana sudah disetor ke kas

Negara. Hakim Pengawas juga tidak

menelaah apakah penyebab

Terpidana tidak mengembalikan

uang pengganti atas kerugian

Negara, apakah karena penetapan

jumlah kerugian Negara yang ada

dalam putusan bersifat total lost,

sehingga sangat tidak

memungkinkan terpidana sanggup

melakukan pembayaran. Padahal

Pasal 280 KUHAP, Hakim

Pengawas haruslah mengawasi

pelaksanaan putusan sebagaimana

mestinya.

II. Kendala-kendala Hakim

Pengawas dalam melakukan

pengawasan putusan tambahan uang

pengganti di Pengadilan Tindak

(11)

Kendala-kendala sehingga

tugas Hakim Pengawas dan

Pengamat tidak berjalan

sebagaimana mestinya, disebabkan 4

( empat ) faktor sebagai berikut

1. Dalam Surat Keputusan

penunjukan selaku Hakim

Pengawas, tidak ada ditulis

TUPOKSI ( Tugas, pokok

dan Fungsi selaku Hakim

Pengawas dan Pengamat).

Surat Keputusan hanya

menulis “Hakim Pengawas”

tidak Hakim Pengawas dan

Pengamat.

2. Belum ada mekanisme yang

dibuat secara jelas.

Dalam system pengawasan,

antara pengawas dan tempat

pertanggung jawaban tugas

atas laporan yang dibuat ,

tidak ada aturan tertulis

dalam system

pengawasan,kapan laporan

secara rutin harus diserahkan,

bentuk format laporan,

dokumentasi laporan hakim

pengawas tidak terhimpun2.

3. Pengawasan atas penelusuran

pembayan uang pengganti

secara on line belum

diterapkan,walaupun telah

ada system informasi

penelusuran perkara. Sistem

ini akan sangat membantu

pengawasan tampa memakan

biaya yang mahal, karena

hanya lewat computer di

kantor bisa dilihat terpidana

mana yang telah melakukan

pembayaran uang pengganti

4. Penetapan jumlah kerugian

Negara bersifat total lost.

Sebahagian

terdakwa/terpidana tidak mau

melakukan

pembayaran,karena merasa

(12)

menikmati jumlah seperti

yang dicantumkan dalam

putusan;

Berdasarkan uraian-uraian

diatas, jika dihubungkan dengan teori

efektifitas yang dikemukakan oleh

Bronislaw Malinowski tentang

keberhasilan dan kegagalan serta

faktor yang mempengaruhi nya

dalam penerapan hukum, ternyata

faktor a hingga faktor d merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan hakim Pengawas dalam

melakukan pengawasan pelaksanaan

amar pidana tambahan uang

pengganti di Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi Padang.

Selanjutnya bila dikaitkan

dengan teori penegakan hukum

yang Soekamto tentang adanya 5

(lima) faktor yang saling

mempengaruhi dalam penegakan

hukum. Kelima faktor tersebut

adalah: faktor hukum, faktor aparat

hukum , factor sarana atau fasilitas,

faktor masyarakat dan faktor

kebudayaan. Dihubungkan dengan

hasil penelitian diatas, maka

faktor-faktor yang mempengaruhi

penegakan hukum selaku Hakim

Pengawas adalah :

Faktor Struktur hukum

Faktor Struktur hukum

disini adalah belum dibuatkan

mekanisme/ aturan yang jelas oleh

Pengadilan tentang tugas pokok

dan fungsi Hakim Pengawas dan

Pengamat dalam penunjukan Surat

keputusan ;

Faktor fasilitas/ sarana

Faktor fasiltas disini maksud

nya adalah belum ada nya system

penelusuran pembayaran uang

pengganti secara on line..

Penggunaan tehnologi ini,maka

Hakim Pengawas tidak perlu

memikirkan biaya operasioanal lagi

(13)

Hanya dengan menclik computer di

Pengadilan, Hakim Pengawas akan

bisa melihat putusan mana yang

telah jalan, atau terpidana mana

yang telah membayar uang

pengganti, sesuai dengan amar

putusan. Sebalik nya juga bias

dipantau putusan atau terpidana

mana yang tidak membayar pidana

tambhan uangpenganti.

PENUTUP

a. Peranan Hakim Pengawas dan

Pengamat terhadap pelaksanaan

pengawasan putusan yang

memuat amar pidana tambahan

Uang pengganti di Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Padang

ternyata belum efektif. Peranan

Hakim Pengawas dalam bidang

tindak pidana korupsi di

Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi Padang, hanya baru

dalam pengawasan bidang

administratif, belum mengawasi

pelaksanaan putusan, terutama

yang menyangkut pengawasan

pelaksanaan pembayaran pidana

tambahan uang pengganti. .

b. Kendala-kendala Hakim

Pengawas dan Pengamat,

disebabkan tidak disebutkann

nya secara jelas TUPOKSI

(tugas pokok dan fungsi) Hakim

Pengawas dan Pengamat secara

jelas dalam Surat Keputusan

pengangkatan Hakim Pengawas

system pengawasan yang belum

berjalan maksimal, pembayaran

uang pengganti yang kadang

kala bersifat total lost, serta

belum ada tehnologi penelusuran

pembayaran uang pengganti

secara on line dari pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Padang,

terakhir jumlah personil Hakim

yang terbatas dalam memerikas

dan mengadili perkara-perkara

(14)

faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan Hakim Pengawas

dalam menjalankan peranan nya.

.

c. Upaya kedepan adalah, dalam

pengangkatan Hakim Pengawas

dan Pengamat, haruslah

dicantumkan Tugas Pokok dan

Fungsi selaku Hakim Pengawas

dan pengamat, dibuat

mekanisme/sistem yang jelas,

serta penambahan Hakim yang

bersertifikasi TIPIKOR serta

perlu nya diadakan sistem

tekhnologi yang ber-aplikasi

internet untuk pengawasan

pelaksanaan pidana tambahan

uang pengganti pembayaran

uang pengganti di Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Padang.

Erlies Septiana.Salim HB, 2013, Penerapan Teori Hukum pada Tesis dan Disertasi, PT Rajagravindo Persada, Jakarta

Ermansyah Djaya, 2010,

Meredesain Pengadilan

Tipikor, Sinar Grafika, 396Jakarta

Evi Hartanti, 2005, Tindak Pidana

Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta.

Gatot Suproso, 1999, Dakwaan dan

Putusan, Djambatan,

jakarta

HM Parasetyo, 2014, Rekapitulasi

Penyelamatan Keuangan

Negara, Suluh Hukum, Jakarta

Hendri Pangabean, 2014, Pemulihan Aset Tindak Pidana Korupsi, Varia Peradilan ,Edisi X, Nomor

348,Jakarta

Nurjaya Nyoman, 1980,

Segenggam masalah aktual

tentang hukum acara pidana Djambatan. Jakarta

Oemar Senoaji, 1980, Hukum-Hakim Pidana, CV. Mandar, Bandung

S. Nasution, 1992, Metode Penulisan Naturalistik Kualitatif,Tarsito, Bandung

Satjipto Rahardjo, 2009, Penegakan hukum, suatu tinjauan

sosiologis, Rajawali Pers, Jakarta.

(15)

Soedirjo, 1985, Jaksa dan Hakim dalam Proses Pidana , Edisi Pertama, CV Akademika Pressindo, Jakarta

Soerjono Soekamto, 1993, Faktor faktor yang Mempengaruhi

Penegakan Hukum,

Radjawali Jakarta,

2010, Metode Penelitian Hukum Sosiologis, Rajawali Pers Jakarta

2013, Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan

hukum, Rajawali Pers,

Jakarta

Sumardjono,M.S.W, 1996,,

Pedoman Pembuatan

-Usulan Penelitian, Sebuah Panduan Dasar, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

W. J. S Poerwadaminta,2000,

Kamus Lengkap lnggris

lndonesia, Penerbit Hasta, Bandung)

Wiryono R Prodjodikuro, 2008,

Pembahasan

Undang-Undang Tindak Pidana

Korupsi, Sinar Graftka, Jakarta

A. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang nomor 8 tahun 1981, tentang Hukum acara Pidana.

Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia

Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang Perobahan UU nomor 31 tahun1999, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-undang Nomor 30 tahun 2002, tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Undang-undang Nomor 46 tahun 2009, tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-undang Nomor 48 tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman.

B. Sumber Lain

Uning Pratimaratri, Februari 2012,

Kriminalisasi akibat

Perkembangan Ilmu

Pengerahuan dan Teknologi

dari Perspektif Moral Pancasila, jumal Ilmiah Hukum dan Pembangunan, Volume 11 No. 1, ,hlm.14

ICW, Kerugian Negara, 2013, laporan 2013, Jakarta, 4Maret 2013

http// www. Tempo

/news/2013,diakses 24 maret 2013 pkl 22 00.

Suparman Marzuki, 2013, Peran Komisi Yudisial dalam

menciptakan Peradilan

yang bcrsih diadakan oleh Universitas Islam Jokjakarta, tanggal 5 Mei 2013, hlm. 4

Referensi

Dokumen terkait

Endang sendiri juga demikian, apabila rumah tersebut laku dijual, uang digunakan untuk memenuhi kewajibannya agar keluarganya tidak akan terbebani nantinya dengan permasalahan

pembelajaran hasil dari data dokumentasi rencana pembelajarannya, telah disusun secara baik sesuai dengan standar proses yaitu dalam menentukan indicator yang

Sinergitas Stakeholder dalam Pemasaran Pariwisata di Kabupaten Bantul (Studi Kasus pada Objek Wisata Pantai Parangtritis). Fakultas Ilmu Sosial dan

[r]

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata kuliah IPA terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar mahasiswa jurusan

Analisis proses bisnis pendaftaran menggunakan usulan sistem dilakukan oleh pasien melalui website. Tahap pertama pasien membuat akun terlebih dahulu, apabila pasien

Pada tabel 1 menunjukkan beberapa penelitian berkaitan dengan metode yang digunakan untuk memprediksi hambatan pada kapal cepat.. Penelitian ini akan menganalisis

Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama umur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada