• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara asertivitas penjual online shop pada media sosial facebook dengan niat membeli konsumen - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara asertivitas penjual online shop pada media sosial facebook dengan niat membeli konsumen - USD Repository"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ASERTIVITAS PENJUAL ONLINE SHOP PADA MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN NIAT MEMBELI KONSUMEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Reno Barto Satria Ade Putra 07 9114 006

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)
(3)
(4)

iv

“Do your work with all your heart and you will succeed”

-

Elbert Hubbard

“Without struggle, there can be no progress”

-

Frederick Douglass

Karya ini kupersembahkan kepada:

Yesus Kristus dan semua orang yang kusayangi

yang telah mewarnai kehidupanku..

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 April 2014 Penulis

(6)

vi

HUBUNGAN ANTARA ASERTIVITAS PENJUAL ONLINE SHOP PADA MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN NIAT MEMBELI KONSUMEN

Reno Barto Satria Ade Putra

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asertivitas penjual

online shop pada media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya hubungan positif antara asertivitas penjual online shop pada media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang wanita dengan rentang usia 19 hingga 25 tahun yang bertempat tinggal di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu skala asertivitas penjual online shop dalam bentuk media sosial Facebook dan skala niat membeli konsumen. Skala asertivitas penjual online shop dalam bentuk media sosial Facebook memiliki koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.937 sedangkan skala niat membeli konsumen memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.843. Hasil penelitian ini menghasilkan

r sebesar 0.639 dan nilai p sebesar 0.000 (p< 0.05). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa adanya korelasi yang positif antara asertivitas penjual online shop

pada media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen.

(7)

vii

CORRELATION BETWEEN SELLER ASSERTIVENESS ONLINE SHOP IN THE FORM OF SOCIAL MEDIA FACEBOOK WITH CONSUMER

BUYING INTENTIONS Reno Barto Satria Ade Putra

ABSTRACT

These research aimed to investigated the correlation between seller assertiveness online shop in the formed of social media Facebook with consumer buying intentions. The hypothesis was that there was positive relationship between seller assertiveness online shop in the formed of social media Facebook with consumer buying intentions. Subjects involved in these research were 100 female from the age of 19 up to 25 who’s lived in Yogyakarta. There were two measuresed used as the instruments of the research, i.e. the scale of seller assertiveness online shop in the formed of social media Facebook and consumer buying intentions. The seller assertiveness online shop in the formed of social media Facebook scale showed that the alpha reliability coefficient was 0.937 and the coefficient of consumer buying intentions scale was 0.843. This research showed that the value of r was 0.639 and p was 0.000 (p< 0.05). It proved that seller assertiveness online shop in the formed of social media Facebook with consumer buying intentions had significantly positive correlation.

Key words: seller assertiveness online shop in the formed of social media Facebook, consumer buying intentions

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Reno Barto Satria Ade Putra

Nomor Mahasiswa : 07 9114 006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Hubungan Antara Asertivitas Penjual Online Shop Pada Media Sosial Facebook dengan Niat Membeli Konsumen

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 20 April 2014 Yang menyatakan,

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu memberikan berkat dan kekuatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik dan lancar. Skripsi dengan judul “Hubungan antara Asertivitas Penjual

Online Shop Pada Media Sosial Facebook dengan Niat Membeli Konsumen” ini merupakan salah satu persyaratan dalam mencapai tingkat Strata Satu (S1) pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat menyempurnakan karya ini. Penelitian ini dapat terlaksana atas bantuan berbagai pihak yang membantu penulis hingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Syukur terdalam saya ucapkan kepada Tuhan Yesus yang selalu mendampingi dan Bunda Maria yang selalu membimbingku.

2. Terima Kasih yang tak terhingga untuk keluarga saya yang selalui memberikan dukungan dan doa selama proses pengerjakan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(10)

x

5. Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabbati S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir , sabar dan bersedia meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya. Terima kasih banyak ya Bu.

6. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih untuk masukan dan pengarahan selama penulis menyelesaikan perkuliahan.

7. Ibu Maria Magdalena Nimas Eki Suprawati M.Si., Psi yang memberikan masukan dalam penelitian di tengah-tengah kegalauan saya mengenai penelitian ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan mengajar penulis selama menempuh perkuliahan.

9. Para staff dan karyawan Fakultas Psikologi, Mas Doni dan Mas Muji yang juga selalu siap membantu penulis menyelesaikan urusan perkuliahan. Mas Gandung dan Ibu Nani yang selalu siap membantu penulis dalam mengurus dan menyelesaikan urusan administrasi. Secara khusus juga untuk Pak Gie yang secara tidak langsung mengajarkan arti ketulusan melalui senyuman dan bantuan yang selalu beliau berikan selama penulis menempuh perkuliahan.

(11)

xi

11.Semua teman satu angkatan yang berjuang pada semester-semester akhir ini, Anton, Dea, Arya, Eva, Intan, Ve, Tia , Ayu dan Dody, terimakasih untuk untuk semua dukungan, keceriaan, kebersamaan maupun kekesalan yang telah kita lewati bersama dan motivasi dalam menyemangati penulis dalam menyusun penelitian ini .

12.Pada Fransisca Intan Ragasayekti, terimakasih untuk selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis agar selalu rutin menyusun penelitian ini agar cepat selesai.

13.Semua teman-teman yang membantu menyebarkan kuesioner, Tia, Ayu, Intan dan Fransisca Intan, terimakasih untuk semua bantuan tanpa kalian penelitian ini tidak akan berjalan dengan lancar.

14.Kepada teman-teman semua yang bersedia mengisi kuesioner penelitian ini, terimakasih untuk kesediaan berpartisipasi, bantuan teman-teman sangat membantu kelancaran penelitian ini dan tanpa kalian penelitian ini tidak akan terselesaikan.

15.Kepada teman-teman Psynema, terimakasih untuk semua kerjasama dan kebersamaan selama ini. Pertanyaan yang terlontar dari kalian, seperti

“mas Reno udah lulus belum?”, telah menjadi motivasi penulis untuk segera lulus.

(12)

xii

17. Untuk semua orang dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu terimakasih untuk semua bantuan dan dukungan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, terimakasih sekali lagi dan semoga skripsi ini dapat diterima dan menjadi manfaat bagi yang membacanya.

Yogyakarta, 20 April 2014

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ATAU SKEMA ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ...11

(14)

xiv

1. Definisi Niat ... 11

2. Elemen Niat ...12

3. Aspek Pembentuk Niat ... 12

4. Definisi Niat Membeli Konsumen ... 15

5. Faktor yang Mempengaruhi Niat Membeli Konsumen...16

6. Niat Membeli Konsumen secara Online ...19

B. Asertivitas Penjual ... ... 20

1. Definisi Asertivitas ... 20

2. Aspek Asertivitas ... 22

3. Asertivitas Penjual dalam Online Shop ... 25

4. Dampak Asertivitas ... 26

C. Media Sosial ... 27

D. Dinamika Hubungan Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial Facebook dengan Niat Membeli Konsumen... 29

E. Skema... 32

F. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 34

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35

D. Subyek Penelitian ... 36

(15)

xv

F. Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Validitas...41

2. Seleksi Item ... 42

3. Reliabilitas ... 44

G. Metode Analisis Data ... 45

1. Uji Asumsi ... 45

2. Uji Hipotesis ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Pelaksanaan Penelitian ... 46

B. Deskripsi Demografi Data Penelitian ...47

C. Deskripsi Data Penelitian ...47

D. Analisis Data Penelitian... 49

1. Uji Asumsi ... 49

2. Uji Hipotesis ... 52

E. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan Penelitian... 57

C. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blueprint Skala Niat Membeli Konsumen ... 38

Tabel 2 Blueprint Skala Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial Facebook ... 41

Tabel 3 Blueprint Skala Niat Membeli Konsumen sesudah ujicoba ... 43

Tabel 4 Blueprint Skala Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial Facebook sesudah ujicoba ... 43

Tabel 5 Data Demografi Subjek ... 47

Tabel 6 Data Teoretik dan Empirik ...48

Tabel 7 Uji T Variabel Asertivitas Penjual Online Shop pada Media Sosial Facebook... 49

Tabel 8 Uji T Variabel Niat Membeli Konsumen... 49

Tabel 9 Hasil Uji Normalitas ...50

Tabel 10 Hasil Uji Linearitas ...51

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR ATAU SKEMA

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial

Facebook dan Niat Membeli Konsumen untuk Tryout... 64 Lampiran 2 Analisis dan Seleksi Item pada Skala Asertivitas Penjual Online

Shop pada media sosial Facebook dan Niat Membeli Konsumen ... 74 Lampiran 3 Hasil Uji t Mean Teoretis dan Mean Empiris pada Skala

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dominick (2013) menyatakan bahwa media sosial tidak dapat didefinisikan secara sempit. Pencarian cepat dari web akan menghasilkan banyak definisi. Menurut Wikipedia, media sosial adalah media untuk berinteraksi sosial dengan menggunakan teknik komunikasi yang mudah diakses, media sosial menggunakan teknologi berbasis web dan mobile untuk mengubah komunikasi menjadi dialog yang interaktif. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (Romelteamedia, 2014) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Pengguna media sosial sendiri tidak tertarik dengan definisi media sosial secara formal. Mereka lebih tertarik pada apa yang bisa mereka lakukan dengan media sosial. Singkatnya media sosial memberikan kemudahan untuk ikut terlibat berkomunikasi, berbagi, berkolaborasi dan membuat sebuah jaringan. Tidak peduli bagaimana media sosial didefinisikan yang jelas saat ini media sosial menjadi sangat populer.

(20)

lanjut (Pandey,2012). Para pengguna dapat memanfaatkan interaksi sosial untuk saling memasarkan produknya. Media sosial sendiri sebagai bagian dari internet telah banyak memberikan pengaruh pada dunia bisnis termasuk di dalamnya munculnya online shop. Perkembangan media sosial di Indonesia sudah sangat pesat diantaranya Facebook, Twitter, g+, linkedin. Media sosial memberi ruang gerak bagi penggunanya untuk dapat lebih bebas berekspresi. Infrastruktur internet dengan biaya yang cukup murah juga mempengaruhi perkembangan media sosial. Sebagai media untuk melakukan sebuah komunikasi maka ada 3 peran penting yang dapat dilakukan media sosial bagi dunia bisnis : 1) membangun jejaring pemasaran 2) menangkap pesan konsumen 3) peluang berkembang untuk bisnis kelas menengah (Notordinary.blogger.com). Maka dari tiga hal tersebut media sosial dapat menjadi sarana pemasaran bagi dunia bisnis.

Seperti dikutip dari www.socialbakers.com, Facebook merupakan media sosial dengan jumlah akun pengguna paling banyak di Indonesia. Dari 92.013.010 pengguna Facebook di dunia, 4.333.185 penggunanya berasal dari Indonesia. Facebook juga menempati ranking 1 dalam 10 besar website papan atas Indonesia sebagai media sharing informasi. Dan di top sites Indonesia,

(21)

online melalui Facebook yang saat ini marak disebut dengan online shop

(Gunadarma, 2009).

Belanja melalui media internet atau sering disebut sebagai online shopping saat ini merupakan salah satu metode belanja yang banyak digunakan oleh masyarakat secara umum (Gunadarma, 2009). Online shopping atau disebut juga sebagai belanja melalui internet dapat didefinisikan sebagai proses pembayaran produk dan jasa melalui perantara internet (Mastercard Worldwide Insight 2008). Masyarakat menggunakan

online shopping karena faktor kemudahan yang bisa didapatkan melalui metode ini. Dalam metode online shopping, konsumen dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya bila dibandingkan dengan metode belanja yang sudah biasa dilakukan atau belanja langsung di toko (Chiu, Lin, Sun & Hsu. 2009).

Online shopping memudahkan penggunanya untuk dapat mencari produk yang sesuai dengan keinginannya secara langsung. Dalam online shopping, konsumen dapat bebas memilih tempat belanja yang merupakan situs-situs online dan bebas memilih pilihan yang manapun. Online shopping

(22)

sehingga konsumen akan lebih dimudahkan untuk memilih dan membandingkan produk. Online shopping juga berguna dalam membandingkan harga-harga yang mungkin saja saling bersaing dalam satu varian produk yang sama (Ahmad et al 2010). Konsumen membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih apabila ingin membandingkan harga dalam satu varian produk karena konsumen perlu mencari toko lain yang menjual satu varian produk yang sama. Melalui situs-situs online tertentu yang banyak bermunculan dan merupakan media pencari produk yang diinginkan, maka akan semakin mempermudah kinerja para konsumen yang notabene sibuk dan mempunyai sedikit waktu dalam menggunakan waktunya untuk berbelanja.

Peneliti menemukan salah satu masalah pembelian melalui online shop melalui wawancara pada tanggal 8 Maret 2013 dengan narasumber wanita konsumen online shop. Subyek adalah seorang wanita berusia 23

tahun berinisial “N”. Subyek “N” termasuk wanita karir yang sibuk, bahkan

untuk waktu bersantai berakhir pekan saja subyek tidak mendapatkannya. Oleh karena itu, ia sulit menyempatkan waktunya untuk belanja dress di mall.

“N” pun akhirnya memilih cara melalui online shopping. Subyek “N” lalu

mulai menelusuri berbagai online shop yang terdapat di Facebook yang menjual dress. Ada salah satu online shop yang terdapat di Facebook yang memberikan katalog dress dengan detail dan informasi yang sangat minim,

namun dress yang diinginkan subyek “N” ada dalam online shop tersebut.

(23)

testimonial yang didapatkan oleh penjual dari para pembeli. Padahal “N”

selalu mengutamakan detail dan informasi yang sejelas-jelasnya serta

testimonial mengenai produk yang dijual dalam online shop. Akhirnya ia hanya menahan keinginannya terhadap dress yang ia sukai di dalam katalog

online shop tersebut dan mulai mencari dress yang lain.

Cho et al, (2006) mengatakan bahwa tidak dipungkiri banyak pula penjual yang melakukan hal curang dalam sebuah transaksi. Contohnya saja barang yang diperlihatkan dalam situs itu ketika sudah di tangan konsumen ternyata berbeda dari ekspetasi konsumen itu sendiri. Biasanya bila konsumen merasa positif terhadap suatu produk yang ditawarkan oleh penjual maka hal itu beriringan dengan harapan yang positif pula terhadap produk tersebut (Cho et al, 2006) . Informasi yang diberikan oleh penjual terhadap konsumen akan mempengaruhi cara pandang konsumen terhadap produk yang akan dibeli. Ketika konsumen mendapatkan informasi yang positif dari penjual maka harapannya, produk yang akan mereka beli juga sesuai dengan informasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila konsumen mendapatkan informasi yang negatif dari penjualnya maka harapan dari konsumen akan produk tersebut juga negatif.

(24)

Keputusan konsumen untuk melakukan suatu pembelian ditentukan oleh intensi pembelian yang dimilikinya (Mowen,2002). Lebih lanjut Mowen (2002) menyatakan bahwa niat membeli merupakan niat perilaku yang berkaitan dengan keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu guna memiliki, membuang dan menggunakan produk. Niat membeli merupakan suatu keyakinan, minat dan hasrat seseorang untuk melakukan sesuatu (Wilson,2001).

(25)

sosial dalam perilaku konsumen. Karena dari faktor sosial ini orang akan mendapatkan referensi sebuah produk yang bisa mempengaruhi mereka melakukan sebuah pembelian. Faktor Kebudayaan dan faktor pribadi pada perilaku konsumen saling berkaitan dengan faktor sosial yang dapat menimbulkan niat seseorang. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan niat seseorang adalah sama. Namun, pada faktor informasi yang mempengaruhi niat seseorang, paparan media dalam hal ini menjadi penting sebagai salah satu kegunaan media sebagai sarana informasi mengenai produk yang ditawarkan. Produk yang ditawarkan dalam hal ini akan dipasarkan secara online, sehingga informasi mengenai produk dapat diketahui calon konsumen secara online. Secara

online, produk akan ditawarkan melalui salah satu media sosial yaitu

Facebook. Dalam media sosial Facebook terdapat berbagai bentuk informasi yang akan didapatkan oleh calon konsumen mengenai produk yang ditawarkan.

(26)

Kualitas pelayanan penjualan dapat diwujudkan dengan adanya interaksi yang baik antara konsumen dan penjual. Salah satu bentuk interaksi yang dapat diterapkan oleh penjual yaitu dengan berperilaku asertif terhadap para konsumennya dengan cara memberikan deskripsi yang jelas dalam menawarkan produknya agar mampu meminimalisir unsur negatif dalam keputusan pembelian. Asertivitas adalah kemampuan untuk berperilaku jelas, jujur, mampu mengkomunikasikan yang benar mengenai diri sendiri dan tetap menghormati pendapat orang lain (Adams, 1995).

Penjual yang berperilaku asertif pasti akan memberikan penjelasan yang detail mengenai produk yang dijualnya kepada konsumen, karena dalam

online shopping diperlukan suatu kepercayaan konsumen kepada penjual mengenai semua deskripsi dan detail yang diberikan oleh penjualnya (Krauter & Sonja, 2002). Asertivitas penjual ini ditampilkan dalam bentuk tampilan-tampilan yang berisi informasi tentang produk yang dijual kepada konsumen. Asertivitas ini terlihat dari bagaimana online shop yang ada di media sosial

(27)

hubungan antara asertivitas penjual Online Shop dalam bentuk media sosial

Facebook dengan niat membeli konsumen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, apakah terdapat hubungan antara asertivitas penjual online shop pada media sosial

Facebook dengan niat membeli konsumen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asertivitas penjual online shop pada media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

(28)

asertivitas penjual online shop dalam media sosial Facebook dan niat membeli konsumen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi konsumen memberikan pemahaman tentang hubungan antara asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen, sehingga konsumen akan terbantu dalam memilih produk apabila penjual tersebut bersikap asertif.

(29)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Niat Membeli Konsumen secara Online

1. Definisi Niat

(30)

2. Elemen Niat

Intensi atau niat membeli melibatkan 4 elemen yang berbeda dalam menentukan perilaku apa yang akan muncul dalam individu. 4 elemen yang berbeda tersebut menurut (Ajzen, 2005) yaitu:

a. Behavior : Menunjukkan perilaku tertentu yang akan dilakukan

b. Target Object : Obyek atau sasaran yang dituju

c. Situation : Lingkungan dimana perilaku akan dimunculkan

d. Time : Waktu yang diperlukan untuk perilaku dimunculkan

3. Aspek Pembentuk Niat

Ajzen (2005) menerangkan bahwa niat dapat dijelaskan melalui teori perilaku terencana yang merupakan perkembangan dari teori tindakan beralasan. Teori perilaku terencana ini didasarkan pada asumsi bahwa individu dapat berperilaku secara bijaksana, sehingga dapat diperhitungkan semua informasi baik secara implisit ataupun eksplisit. Teori ini mengatakan bahwa intensi atau niat seseorang untuk menunjukan atau tidak menunjukkan suatu perilaku adalah faktor yang paling menentukan apakah suatu perilaku terjadi atau tidak.

(31)

1.Attitude Toward the Behavior

Menurut Ajzen (2005), sikap adalah evaluasi individu secara positif ataupun negatif terhadap benda, orang, institusi, kejadian, perilaku atau minat tertentu. Sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, diistilahkan dengan

behavioral belief (keyakinan terhadap perilaku). Dengan kata lain, jika seseorang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan outcome yang positif maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif, demikian juga sebaliknya.

2.Subjective Norm

Norma subjektif diartikan sebagai adanya persepsi individu terhadap tekanan sosial yang ada untuk menunjukkan ada atau tidaknya suatu perilaku. Seseorang akan memiliki keyakinan bahwa individu lain atau kelompok akan menerima atau tidak menerima tindakan yang dilakukannya. Jika seseorang meyakini apa yang menjadi norma kelompok maka akan mematuhi dan membentuk perilaku yang sesuai dengan kelompoknya.

(32)

pasangan, rekan kerja dan teman. Setelah munculnya keyakinan normative maka akan muncul motivasi untuk mengikuti perilaku tertentu. Dan apabila keyakinan normatif seseorang negative maka hal ini akan menyebabkan dirinya memiliki subjective norm

yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk menghindari melakukan perilaku tersebut (Ajzen,2005).

3.Perceived Behavior Control

(33)

tidak akan memiliki intensi yang kuat untuk menunjukkan perilaku tersebut (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995).

Kesimpulannya seseorang akan melakukan suatu perilaku tertentu jika orang tersebut mengevaluasi perilaku secara positif dan individu tersebut mendapatkan tekanan dari sosial untuk melakukan perilaku tersebut, serta percaya bahwa bisa dan memiliki kesempatan untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen,2005).

4. Definisi Niat Membeli Konsumen

(34)

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa intensi atau niat membeli konsumen adalah keinginan individu untuk membeli suatu produk dimasa akan datang.

5. Faktor yang Mempengaruhi Niat Membeli Konsumen

Faktor yang mempengaruhi niat membeli pada konsumen yang telah dirangkum dari beberapa sumber yaitu Ajzen (2005) dan Kotler (2012) adalah sebagai berikut :

a. Faktor individu

1. Sikap, merupakan evaluasi individu secara positif atau negative terhadap orang, benda, kejadian atau minat tertentu. Intensi membeli dipengaruhi kuat oleh sikap pada sebuah produk (Ajzen, 2005).

2. Kepribadian, adalah karakteristik psikologi yang ada pada seseorang yang menyebabkan respon yang relative konsisten terhadap lingkunganya (Kotler & Keller, 2012). Dan setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang dapat mempengaruhi intensi pembelian.

(35)

4. Emosi, respon seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kognitif dan rasional saja tetapi juga dipengaruhi oleh emosi (Kotler & Keller,2012).

5. Intelegensi, merupakan salah satu factor pembentuk intensi pembelian seseorang (Ajzen, 2005).

b. Faktor Sosial

1. Usia dan jenis kelamin, perbedaan umur dan jenis kelamin jelas akan mempengaruhi intensi membeli seseorang (Ajzen, 2005).

2. Ras dan etnis, nilai persepsi dan keinginginan serta perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah tertentu akan berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan lain pula (Kotler & Keller , 2012)

3. Pendidikan, tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang akan memberikan pengaruh pada intensi pembelian (Ajzen, 2005).

(36)

5. Agama, agama memegang peranan penting terhadap intensi membeli seseorang (Ajzen, 2005).

c. Faktor Informasi

1. Pengalaman, aspek dalam intensi membeli salah satunya adalah control perilaku yang ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan juga perkiraan seseorang mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan suatu perilaku (Ajzen, 2005).

2. Pengetahuan, diartikan sebagai informasi yang disimpan di dalam memori dan meliputi aturan yang luas mengenai ketersediaan dan karakteristik dari suatu produk, dimana membeli dan bagaimana menggunakan suatu produk (Engel, et al ,1995) sehingga pengetahuan juga berperan dalam intensi membeli.

3. Paparan media, informasi yang diberikan oleh media jelas memegang peranan penting untuk memberikan pengaruh intensi membeli seseorang (Ajzen, 2005).

(37)

6. Niat Membeli Konsumen Secara Online

Intensi atau niat membeli seseorang terkait dengan perilaku dan bisa diklasifikasikan sebagai komponen kognitif perilaku seseorang tentang bagaimana seseorang berkeinginan untuk membeli produk secara spesifik (Kwek,dkk, 2000). Niat membeli sebagai tahapan dimana seseorang memiliki kecenderungan untuk bertindak sebelum keputusan membeli yang sebenarnya terjadi. Menurut Salisbury et al (2001 dalam Kwek 2010) bahwa niat membeli seseorang dapat digunakan untuk menentukan kekuatan niat membeli seseorang dalam melakukan pembelian secara spesifik.

(38)

Fitur teknologi, faktor produk dan kondisi berbelanja membentuk respon yang kompleks dalam intensi pembelian secara online, seperti yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007). Liang dan Lai (2002) menemukan bahwa individu lebih menyukai melakukan pembelian secara online ketika situs tempat berbelanja menyediakan fitur , seperti katalog produk yang diperjualbelikan, adanya mesin pencarian, cara pembayaran secara online dan metode pelacak produk.

B. Asertivitas Penjual

1. Definisi Asertivitas

Asertivitas merupakan kemampuan untuk bersikap jujur, jelas dan dapat mengkomunikasikan hal –hal yang berkaitan dengan diri sendiri, namun tetap mampu menghormati orang lain (Adams, 1995). Orang yang bersikap asertif mampu menyatakan perasaan, kebutuhan, ide dan mempertahankan apa yang mereka inginkan tetapi dengan cara yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak melanggar dan mengganggu keinginan serta kebutuhan orang lain.

(39)

keinginan, kebutuhan dan hak kita sama dengan keinginan, kebutuhan dan hak orang lain.

Menurut Alberti (1986), perilaku asertif didefinisikan secara lebih terperinci dan memungkinkan individu untuk

a. Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan interpersonal yang dimana kedua pihak dapat berada dalam posisi yang sama dan tidak ada posisi pihak yang menang maupun kalah.

b. Mampu berbuat kepentingan yang dianggap baik, seperti meyakini apa yang menjadi penilaian pribadi, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

c. Mampu mempertahankan hak tanpa merasa takut seperti berani untuk berkata tidak, mampu menyatakan kekecewaan dan meengkspresikan dukungan ataupun bantahan pada sesuatu pendapat.

d. Mampu mengekspresikan secara terbuka tanpa merasa cemas

(40)

2. Aspek Asertivitas

Identifikasi aspek dari beberapa definisi asertivitas, yang terdiri dari :

1. Keterbukaan (openness)

(41)

2. Kejujuran (honesty)

Kejujuran adalah keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya.

3. Kepercayaan diri (self confidence)

(42)

dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya.

Menurut Lauster (dalam Fasikhah, 1994), terdapat beberapa karakteristik untuk menilai kepercayaan diri individu, diantaranya:

(a) Percaya kepada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut,

(b) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dilakukan secara mandiri tanpa adanya keterlibatan orang lain. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk meyakini tindakan yang diambilnya tersebut,

(c) Memiliki konsep diri yang positif, yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam din sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri sendiri,

(43)

Keterbukaan (openness) dalam asertivitas adalah komunikasi seseorang dengan sukarela dan sengaja memberitahukan kepada orang lain mengenai dirinya secara akurat. Sedangkan jujur (honesty) adalah keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Kepercayaan diri (self confidence) merupakan kondisi psikologi pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu dan berani menonjolkan diri.

3. Asertivitas Penjual online shop

Online shop merupakan kegiatan jual beli melalui media online

(44)

Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan maka dapat disimpulkan bahwa asertivitas penjual online shop adalah keterbukaan penjual yang secara jujur mampu mengungkapkan informasi dan menawarkan secara terbuka kepada konsumen melalui tampilan online shop yang sebaik-baiknya dengan kepercayaan diri yang dimiliki penjual tersebut.

4. Dampak Asertivitas

Menurut Alberti (1986) dampak dari asertivitas adalah lebih pada pilihan dari diri sendiri. Apabila seseorang mengetahui cara untuk bertindak asertif, maka seseorang tersebut dapat bebas untuk memilih melakukan tindakan tersebut ataupun tidak melakukannya. Jika seseorang tidak mampu untuk bertindak asertif maka berarti seseorang tersebut tidak mempunyai pilihan, sehingga menjadikan orang tersebut dapat dikendalikan oleh orang lain dalam bertindak.

(45)

komunikasi antar individu tidak efektif karena tidak adanya keterbukaan dan kejujuran dalam berkomunikasi dan mengungkapkan keinginan hati serta adanya kurang rasa percaya diri (Pearson, 1983).

C. Media Sosial

Menurut Dominick (2013) media sosial tidak dapat didefinisikan secara sempit. Salah satunya contohnya definisi media sosial menurut Wikipedia dimana dijelaskan bahwa media sosial adalah media untuk berinteraksi sosial dengan menggunakan teknik komunikasi yang mudah diakses dan media sosial menggunakan teknologi berbasi web dan mobile

untuk mengubah komunikasi menjadi dialog yang interaktif. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (Romelteamedia, 2014) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content . Singkatnya media sosial memberikan kemudahan untuk ikut terlibat berkomunikasi, berbagi, berkolaborasi dan membuat sebuah jaringan.

Media sosial menurut Ptkomunikasi.wordpress.com/2012 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

- Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk 1 orang saja namun bisa ke berbagai banyak orang

(46)

- Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dari media lainnya

- Penerima pesan yang menentukan waktu untuk dapat berinteraksi

Maraknya keberadaan media sosial di Indonesia memberikan pengaruh kepada dunia bisnis. Sebagai media untuk melakukan sebuah komunikasi, maka ada 3 peran penting yang dapat dilakukan media sosial bagi dunia bisnis menurut notordinary.blogger.com yaitu :

a. Membangun jejaring pemasaran, luasnya jaringan yang dapat ditembus oleh media sosial akan memberikan dampak positif bagi para pelaku bisnis untuk dapat mengembangkan dunia bisnisnya tanpa harus dibatasi oleh jarak, ruang, waktu dan juga biaya.

b. Menangkap pesan konsumen, adanya komunitas konsumen yang terdapat di media sosial adalah sebuah potensi bagi para pelaku bisnis, bukan hanya untuk meningkatkan penjulan namun juga untuk dapat menangkap pesan konsumen akan produk mereka.

(47)

Menurut Ptkomunikasi.wordpress.com/2012, pesatnya perkembangan media sosial saat ini juga didasarkan oleh kelebihan yang dimiliki media sosial dibandingkan dengan media konvensional, diantaranya :

- Kesederhanaan, penggunaan media sosial yang sangat mudah berbeda dengan media konvensional yang membutuhkan ketrampilan

- Membangun hubungan, interaksi antara penjual dan pembeli dapat langsung terjadi tanpa perlu bertatap muka.

- Jangkauan global, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap terlepas dari lokasi geografis.

- Terukur, dengan system tracking maka pengiriman pesan dapat terukur secara langsung.

D. Dinamika Hubungan Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial Facebook dengan Niat Membeli Konsumen

(48)

jujur, jelas dan mampu mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan produk yang dijualnya kepada para konsumen dengan berbagai media, salah satunya melalui online shop yang terdapat di media sosial

Facebook.

Online shop merupakan salah satu sarana pelaku bisnis untuk melakukan penjualan kepada konsumen. Lewat media sosial Facebook

yang didalamnya terdapat online shop maka penjual akan mencoba memberikan informasi sejelas mungkin kepada konsumen yang mengakses Facebook. Tujuan calon konsumen melakukan akses tentu saja untuk melakukan pencarian informasi tentang produk yang ditawarkan oleh online shop tersebut. Facebook memiliki banyak konten yang memfasilitasi penjual untuk dapat mendeskripsikan produk yang mereka tawarkan. Informasi yang ada tersebut dapat diakses oleh calon konsumen kapanpun mereka butuhkan. Menurur Ajzen (2005) Faktor informasi merupakan salah satu faktor dalam munculnya niat membeli. Pengetahuan atau informasi yang didapat konsumen melalui keasertivitasan penjual akan memunculkan niat membeli pada konsumen.

(49)
(50)

E. Skema ditawarkan (honestly); mampu

menampilkan informasi atas

konsumen(openness) ; tidak memberikan informasi secara apa

adanya dan tidak detail dalam mengungkapkan produk yang ditawarkan (honestly) ; tidak menampilkan informasi atas respon konsumen dan tidak mengatur serta menampilkan pembaharuan atas kuantitas dan kualitas produk (self confidence);

Konsumen memiliki informasi yang jelas, apa adanya, detail,

respon konsumen lain ditampilkan, serta ada pembaharuan kuantitas dan

kualitas mengenai produk

(51)

F. Hipotesis Penelitian

(52)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variasi variabel-variabel-variabel yang bersangkutan (Azwar, 2009).

B. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang variasinya mempengaruhi variabel yang lain (Azwar, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asertivitas penjual online shop pada media sosial Facebook.

2. Variabel Tergantung

(53)

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Niat Membeli Konsumen

Niat membeli konsumen adalah keinginan yang dilakukan individu secara sadar yang merupakan usaha untuk membeli sebuah produk. Oleh karena itu perilaku pembeliannya akan dapat terlihat dengan skala yang melibatkan 4 elemen intensi yaitu : Behavior ,

target object , situation dan time. Skala pengukuran niat membeli ini akan disajikan dalam bentuk Anchor jenjang skala. Skala ini berisi item-item dimana item-item ini digunakan untuk mengukur sesuatu yang memiliki kuantitas kontinum. Jenjang skala yang digunakan adalah 7 jenjang, dengan nilai terkecil 1 dan nilai tertinggi 7. Semakin kecil nilai yang diberikan subyek penelitian, berarti niat pembelian terhadap produk tersebut rendah, dan semakin tinggi nilai yang diberikan subyek penelitian, berarti niat perilaku pembeliannya tinggi.

2. Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial Facebook

Pengukuran asertivitas penjual adalah perilaku interpersonal yang mengungkap emosi secara terbuka, jujur dan penuh percaya diri. Aspek yang dapat digunakan yaitu : Openess (Keterbukaan), Honestly

(54)

ditunjukkan dalam bentuk tampilan Facebook secara online yang dibuat oleh penjual. Skala pengukuran asertivitas ini akan disajikan dalam bentuk skala Likert. Nilai yang didapatkan pada skor total dari skala menentukan tinggi rendahnya asertivitas penjual online shop

dalam bentuk media sosial Facebook . Semakin tinggi nilai skor total yang diperoleh subyek maka menunjukkan bahwa asertivitas yang ditunjukkan oleh penjual online shop dalam bentuk media sosial

Facebook tersebut tinggi. Sebaliknya, apabila nilai skor semakin rendah menunjukkan bahwa asertivitas yang ditunjukkan penjual

online shop dalam bentuk media sosial Facebook semakin rendah.

D. Subyek Penelitian

Pemilihan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dan yang dijadikan anggota sampel adalah orang-orang yang memiliki ciri-ciri atau sifat yang dipandang berhubungan dengan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004). Dengan tujuan supaya subyek penelitian sesuai dengan objek yang akan diteliti sehingga terdapat batasan masalah yang jelas. Subyek penelitian ini adalah wanita dalam kategori usia dewasa awal. Pemilihan subyek ini berdasarkan ciri-ciri spesifik yang dimiliki sampel yaitu:

(55)

wanita akan lebih mencari tahu informasi mengenai fashion yang paling

update dan salah satunya melalui online shop yang berada pada media sosial Facebook.

2. Konsumen yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal dikategorikan pada usia 19-25 tahun, pada usia ini seseorang sudah mulai membentuk kemandirian pribadi dan kemandirian dalam hal ekonominya (Santrock, 2002) .

3. Mempunyai account Facebook dan pernah melakukan transaksi

onlineshop pada media sosial Facebook.

Karakteristik dalam subyek penelitian ini dilihat dari data subyek penelitian yang meliputi umur dan subyek yang pernah berbelanja secara

online melalui media sosial Facebook.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Skala Niat Membeli Konsumen

(56)

kontinum 7 jenjang. Subyek memberikan penilaiannya pada tampilan online dengan menggunakan skala 7 jenjang intensi pembelian konsumen.

Tabel 1

Blueprint Skala Niat Membeli Konsumen

Elemen Jumlah Item

Behavior, Target Object, Situation, Time 2

2. Skala Asertivitas pada penjual Online Shop melalui media sosial Facebook

Pengukuran asertivitas pada penjual Online Shop melalui media sosial Facebook akan disajikan kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator yang berkaitan dengan asertivitas penjual online shop pada media sosial Facebook. Indikator tersebut adalah:

a. Openess ( Keterbukaan) yaitu pemberian informasi tentang produk

fashion yang akan dijual melalui online shop, dalam hal ini penjual tidak bertatap muka langsung dengan pembeli yang membuat seorang penjual harus dengan sukarela dan sejelas-jelasnya memberikan kebutuhan informasi yang diinginkan oleh konsumen.

(57)

c. Self Confidence ( Kepercayaan diri) yaitu seorang penjual harus dapat yakin akan produk yang ditawarkannya kepada konsumen. Melalui komunikasi yang baik maka akan dapat terbaca maksud atau pesan dari penjual kepada konsumennya.

(58)

Format respon dalam penyusunan skala ini adalah :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Pada pernyataan favorabel. Skor yang diberikan adalah:

SS : 4

S : 3

TS : 2

STS : 1

Sedangkan item yang unfavorable, skor yang diberikan adalah:

SS : 1

S : 2

TS : 3

(59)

Tabel 2

Blueprint Skala Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial Facebook

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas akan menunjukkan seberapa tepat tingkat kemampuan suatu instrumen untuk melakukan fungsi ukurnya (Azwar,1997). Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi validitas sebuah instrumen maka semakin cermat pula fungsi alat tes tersebut dalam mengenai sasaran pokok pengukuran. Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah melalui validitas isi.

Validitas isi dilakukan dengan menggunakan analisis rasional atau

Proffesional Judgement, yaitu dengan cara meminta pendapat ahli (Azwar, 2004). Instrumen akan dinilai melalui penilaian yang mempunyai kapabilitas sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini validitas isi dilakukan oleh dosen pembimbing.

Indikator Nomer Item Jumlah

(60)

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dilakukan untuk menguji apakah tiap butir aitem benar-benar telah dapat mengungkapkan faktor yang ingin diselidiki dan fungsi dari seleksi aitem adalah mendapatkan aitem yang valid sehingga aitem tersbut layak digunakan dalam penelitian. Seleksi aitem dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara distribusi skor setiap item dengan skor skala. Pengkorelasian anatar skor aitem dengan skor skala akan menghasilkan korelasi aitem total atau indeks daya beda aitem. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor total skala, berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan, yang berarti semakin tinggi daya bedanya (Azwar, 2004).

(61)

Uji coba penelitian melibatkan 80 subyek yaitu wanita berumur 19 sampai 25 tahun yang sudah pernah melakukan pembelian secara online melalui media sosial Facebook. Pada uji coba skala asertivitas penjual melalui media sosial Facebook yang berjumlah 30 item mendapatkan hasil yang menunjukkan terdapat 29 item yang baik dan 1 item yang tidak baik (rix = 0.231). Besarnya rix bergerak dari angka 0.231 – 0.750. Sedangkan skala pada niat pembelian terdiri dari 2 item dan keduanya mendapatkan hasil yang baik dengan koefisien korelasi 0.730 pada kedua itemnya.

Tabel 3

Blueprint Skala Niat Membeli Konsumen sesudah ujicoba

Elemen Jumlah Item

Behavior, Target Object, Situation, Time 2

Tabel 4

Blueprint Skala Asertivitas Penjual Online Shop pada media sosial Facebook sesudah ujicoba

Indikator Nomor Item Jumlah

(62)

3. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2007). Suatu hasi pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, menghasilkan angka yang relatif sama (Azwar, 2007).

Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas ( rxx ) yang berada pada rentang angka 0 sampai dengan 1.00. Semakin tinggi angka reliabilitas mendekati angka 1.00 maka semakin tinggi reliabilitas. Semakin rendah reliabilitas maka ditunjukkan dengan koefisien yang mendekati angka 0 (Azwar, 2007).

Analisis data yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa koefisien

(63)

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui kedua sebaran varibale itu normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dihitung melalui uji Kolmogorov-Smirnov dari program SPSS for Windows versi 16.0.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antar skor variabel merupakan garis lurus/linier atau tidak. Pengujian ini menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0.

2. Uji Hipotesis

(64)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini melibatkan subyek yang berasal dari beberapa mahasiswi yang berbeda-beda universitas di Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3,4 dan 7 April 2014 yang pada saat itu merupakan hari reguler perkuliahan mahasiswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditujukan kepada mahasiswi dikarenakan merupakan masa usia dewasa awal yaitu dari 19 - 25 tahun dan mahasiswi yang sudah pernah melakukan transaksi online shop pada Facebook.

(65)

B. Deskripsi Demografi Subyek Penelitian

Usia subyek dalam penelitian ini berkisar dalam rentang masa dewasa awal yaitu dari 19 – 25 tahun. Subyek dengan usia 19 tahun berjumlah 26 orang, usia 20 tahun berjumlah 16 orang, 21 tahun berjumlah 22, usia 22 tahun berjumlah 14 orang, usia 23 tahun berjumlah 12 orang, usia 24 tahun berjumlah 8 orang dan yang berusia 25 tahun berjumlah 2 orang. Semua subyek adalah mahasisiwi pada beberapa universitas yang ada di Yogyakarta. Berikut ini dapat dilihat tabel data demografi subyek:

Tabel 5

Data Demografi Subyek

usia jumlah

19 26

20 16

21 22

22 14

23 12

24 8

25 2

Jumlah Total 100

C. Deskripsi Data Penelitian

(66)

Tabel 6

Data Teoretik dan Empirik

Variabel Xmin Xmax Mean Xmin Xmax Data Teoretik Data Empirik Mean SD Asertivitas Penjual 29 116 72.5 56 101 81.36 12.582

Niat membeli 2 14 8 2 14 9.88 2.886

Uji beda mean dilakukan untuk melihat perbedaan antara mean teoretik dan mean empiris. Uji beda mean dalam penelitian ini menggunakan One-Sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean teoritis untuk skala asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook adalah sebesar 72.5, sedangkan mean empirisnya adalah sebesar 81.36. Mean empiris yang lebih besar dari mean teoritis menunjukkan bahwa tingkat asertivitas penjual

online shop melalui media sosial Facebook adalah tinggi. Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa mean empiris memiliki perbedaan yang signifikan dengan mean teoritis karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 ( p < 0.05) dengan nilai p adalah 0.000.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mean teoretis untuk skala niat membeli konsumen adalah sebesar 8, sedangkan mean empirisnya adalah sebesar 9.88. Mean empiris yang lebih besar dari mean teoritis menunjukkan bahwa niat membeli konsumen adalah tinggi. Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa mean empiris memiliki perbedaan yang signifikan dengan

(67)

Tabel 7

Uji T Variabel Asertivitas Penjual Online Shop pada Media Sosial Facebook

Tabel 8

Uji T Variabel Niat Membeli Konsumen One-Sample Test

D. Hasil Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi

Uji asumsi dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas yang dilakukan melalui SPSS 16 for Windows.

(68)

a. Uji Normalitas

Tabel 9 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang memiliki sebaran data normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov yang terdapat pada SPSS versi 16 for Windows.

Nilai probabilitas (p) pada variabel asertivitas penjual

online shop melalui media sosial Facebook sebesar 0.106. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data pada variabel tersebut adalah normal dan nilai probabilitas (p) pada variabel niat membeli konsumen sebesar 0.107 yang nilai tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data pada variabel niat membeli konsumen adalah normal.

Asertivitas Penjual 1.211 0.106 Normal

(69)

b. Uji Linearitas

Between Groups (Combined) 5.357 .000

Linearity 104.572 .000

Deviation from Linearity 2.522 .001 Within Groups

Total

Uji linearitas bertujuan untuk melihat hubungan antarvariabel apakah mengikuti garis lurus atau tidak. Hal tersebut berarti apabila terjadi peningkatan atau penurunan kuantitas pada satu variabel, maka akan diikuti secara linier (mengikuti garis lurus) oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lain. Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan test for linierity yang terdapat dalam program SPSS versi 16 for Windows.

(70)

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Pada uji hipotesis, digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai r = 0.639 dan p = 0.000 ˂

0.05. Nilai p = 0.000 ˂ 0.05 mengindikasikan adanya korelasi antara variabel asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Nilai r yang bernilai positif yaitu 0.639 menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara asertivitas penjual

online shop melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Berikut hasil pengujian korelasi Pearson Product Moment

melalui program SPSS versi 16 yang tersaji dalam bentuk tabel:

Tabel 11

(71)

E. Pembahasan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, diperoleh koefisien korelasi (rxy) antara variabel asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook

dengan variabel niat membeli konsumen sebesar 0.639 dengan nilai p = 0.000

˂ 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara

asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Nilai koefisien korelasi (rxy) yang bernilai positif tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara asertivitas penjual online shop

melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen yang berarti semakin tinggi tingkat asertivitas penjual online shop melalui media sosial

Facebook , maka semakin tinggi pula niat membeli konsumennya. Demikian sebaliknya, semakin rendah tingkat asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook, maka semakin rendah pula niat membeli konsumennya.

Online shop merupakan salah satu sarana pelaku bisnis untuk melakukan penjualan kepada konsumen. Online shop dapat ditemukan dalam berbagai media internet dan media sosial, salah satunya online shop yang ada pada

(72)

konsumen melakukan akses tentu saja untuk melakukan pencarian informasi tentang produk yang ditawarkan oleh online shop tersebut. Facebook memiliki banyak konten informasi yang memfasilitasi penjual untuk dapat mendeskripsikan produk yang mereka tawarkan. Informasi yang ada tersebut dapat diakses oleh calon konsumen kapanpun mereka butuhkan. Cara atau bentuk mengenai bagaimana penjual mendeskripsikan dan menginformasikan produk yang dijualnya sangat berkaitan dengan bentuk asertivitas yaitu jujur, terbuka dan percaya diri. Penjual yang berperilaku asertif pasti akan memberikan penjelasan yang detail mengenai produk yang dijualnya kepada konsumen, karena dalam online shopping diperlukan suatu kepercayaan konsumen kepada penjual mengenai semua deskripsi dan detail yang diberikan oleh penjualnya (Grabner-Krauter, 2002). Asertivitas penjual ini ditampilkan dalam bentuk tampilan-tampilan yang berisi informasi tentang produk yang dijual kepada konsumen.

(73)

yang ditawarkan oleh penjual maka hal itu beriringan dengan harapan yang positif pula terhadap produk tersebut (Cho et al, 2006). Oleh karena itu faktor pelayanan dari penjual dan paparan media sebagai media informasi produk yang ditawarkan dapat dikategorikan sebagai faktor informasi yang memberikan pengaruh niat membeli konsumen.

Niat membeli konsumen secara online merupakan situasi dimana individu berkeinginan dan bertujuan untuk terlibat dalam suatu transaksi secara online. Faktor informasi yang disampaikan dalam bentuk asertivitas oleh penjual dapat secara langsung memunculkan niat membeli konsumen. Dalam niat membeli konsumen terdapat faktor paparan media yang sangat berkaitan dengan media sosial Facebook sebagai sarana online shop. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook memiliki hubungan yang positif terhadap niat membeli konsumen. Asertivitas penjual dalam hal ini rendah maka berhubungan langsung dengan rendahnya niat membeli konsumen, sedangkan asertivitas penjual tinggi maka berhubungan langsung dengan tingginya niat membeli konsumen.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui hasil uji beda mean dilakukan untuk melihat perbedaan antara mean teoretik dan

(74)

memiliki asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook yang tinggi. Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkanbahwa mean empiris memiliki perbedaan yang signifikan dengan mean teoritis karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 ( p < 0.05) dengan nilai p adalah 0.000.

(75)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh koefisien korelasi dua variabel sebesar 0.639 dengan nilai probabilitas 0.000. Nilai r = 0.639 dan p= 0.000 < 0.05 menunjukkan adanya hubungan positif antara asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook dengan niat membeli konsumen. Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat asertivitas penjual

online shop melalui media sosial Facebook, maka semakin tinggi pula niat membeli konsumennya. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah tingkat asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook, maka semakin rendah pula niat membeli.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan memiliki keterbatasan penelitian mengenai item asertivitas penjual online shop pada media sosial Facebook

(76)

C. Saran

1. Bagi pembeli atau konsumen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asertivitas penjual online shop melalui media sosial Facebook memiliki hubungan yang positif dengan niat membeli konsumen, oleh karena itu dengan penelitian ini diharapkan para konsumen memilih penjual online shop yang memiliki tingkat asertivitas yang tinggi, karena dengan tingkat asertivitas yang tinggi maka konsumen akan mendapatkan informasi yang jelas, apa adanya dan detail sehingga dapat membantu konsumen untuk menentukan keinginannya dalam membeli.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

(77)

DAFTAR PUSTAKA

Adams L & Lenz E . (1995). Be your best. Jakarta : Gramedia

Adams, Kimberly dan A.A. Waskitho. 2006. Kamus Inggris Indonesia, Indonesia -Inggris. Jakarta: PT. Wahyu Media

Ahmad, N., Omar, A., Ramayah., T . (2010). Consumer lifestyles and online shopping continuance intention. Emerald Gold Publishing

Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior (2nd. Edition). Milton-Keynes, England: Open University Press / McGraw- Hill

Alberti, Emmons. (1986). Your perfect right a guide to be assertive living. California : Impact Publication

Azwar, Saifuddin. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Azwar, Saifuddin. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Barata, D. D. (2007). Pengaruh Penggunaan Strategi Brand Extension pada Intensi Membeli Konsumen. Jurnal Manajemen Vol. 2 No. 1 Januari 2007

http://jurnalilmiahmanajemen.files.wordpress.com/2011/03/pengaruh-penggunaan-strategi-brand-extension-pada-intensi-membeli-konsumen.pdf Chiu, C. M., Lin, H. Y., Sun, S. Y., & Hsu, M. H. (2009). Understanding

customers' loyalty intentions towards online shopping: an integration of technology acceptance model and fairness theory. Behaviour & Information Technology,28(4)347360

http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/01449290801892492

Cho, C.H., Kang, J., Cheon, J.H. (2006) Online shopping hesitation,

CyberPsychology and Behavior

http://online.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/cpb.2006.9.261?2&

(78)

Chen, Ying-Hueih., Hsu, I-Chieh., Lin, Chia-Chen. (2009). Website Attribute That Incrase Consumer Purchase Intention: A Conjoint Analysis. Journal of Business Research 1 http://www.deepdyve.com/lp/elsevier/website-attributes-that-increase-consumer-purchase-intention-a-OWetqKOgJV Dominick, Joseph R. (2013). The dynamics of mass communication 12th, Mc

Graw Hill. New york

Echols, J.M. (1994). Kamus Indonesia Inggris. Jakarta : Gramedia

Engel, J.F., Blackwell, R. D. and Miniard, P.W. (1995). Consumer Behavior, 8Th edition. The Dryden Press Harcourt Brace College Publishers : Forth Worth Fasikhah, S.S. (1994). Peranan Kompetensi Sosial Pada T.L Koping Remaja

Akhir.Tesis. Yogyakarta. Program P.S UGM Yogyakarta

Hadi, S. (2004). Metodologi Research. Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset

Ismail, V. Y., & Zain, E. (2008). Peranan Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Pelajar SLTA untuk Memilih Fakultas Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume 5 Nomor 3, Desember 08 Kotler, P. & Keller, K. L. (2012). Marketing Management 14thEdition. New

Jersey : Pearson Education, Inc

Kraeuter., Grabner, Sonja. (2002) The role of consumers trust in online shopping.

Journal Business of ethics. August 2002, volume 39, issue 1-2. Pp 43-50 http://link.springer.com/article/10.1023/A:1016323815802#close

Kwek, Choon Ling., Lau, Teck. Chai, Hoi, Tan Piew. (2010). The Effects of Shopping Orientation, Online Trust and Prior Online Purchase Experience toward Costumers Online Purchase Intention. International Business Research

Liang, T., & Lai, H.(2000).Electronic store design and consumer choice: an empiricalstudy. Proceedings of the 33rd Hawaii International Conference on System Sciences

Liu, J., Chu-Chi & Chen, J. S. (2006).Virtual Experiential Marketing on Online Purchase Intention. Proceedings of the 11th Annual Conference of Asia Pacific Decision Sciences Institute: Hongkong

(79)

Mowen, J.C. (2002) . Perilaku Konsumen Jilid 1 edisi ke 5. Jakarta : Erlangga Notordinary.blogger.com 2013

Rakhmat, Jalaluddin.(1985). Psikologi Komunikasi, Bandung: Remadja Karya Santoso, A. (2010) Statistik untuk Psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta :

Universitas Sanata Dharma

Santrock, J.W. (2002). Life-span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga

Schiffman, Kanuk .(2007) Perilaku konsumen edisi 7. Jakarta

Srivastava, Pandey. (2012) Social Media Marketing: An Impeccable Approach To E-commerce. SMS Varanasi Vol VII no.2 Desember 2012

http://210.212.129.138/ojs/index.php/MI/article/view/1495

Strategi Pemasaran dan Penjualan Online Shop melalui Jejaring Sosial Facebook. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/strategi-pemasaran-dan-Pavlou, P. A. (2003). Consumer Acceptance of Electronic Commerce Integrating

Trust and Risk with the Technology Acceptance Model, International

Journal of Electronic Commerce.Vol 7,101-134

http://mesharpe.metapress.com/app/home/contribution.asp?referrer=parent& backto=issue,5,6;journal,45,55;linkingpublicationresults,1:106045,1

Pearson, J.C. (1983) Interpersonal communication: Clarity, confidence, concern.

Scott, Foresman and Company Illinois

Prakosa, H. (1997). Penyusunan Skala Psikologi: Anchor dan Jenjang Skala Model Summated Rating. Surabaya : Anima vol. XIII no 49 Oktober- Desember 1997

(80)

Poerwadarminta W.J.S. (1976) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-karakteristik.html

Wilson, R.A. & Frank, C.K (1999). The MIT Ecyclopedia of the cognitive sciences. London: The MIT Cambridge, Massachutes London Wilson. Yoo, Bonghee., & Donthu, Naven. (2001). Developing a Scale to Measure the

Perceived Quality of Internet Shopping Site (SITEQUAL). Quarterly

Journal of Electronic Commerce.1-19.

(81)
(82)

Lampiran I

Gambar

Tabel 1 Blueprint Skala Niat Membeli Konsumen
Tabel 2
Tabel 3 Blueprint Skala Niat Membeli Konsumen sesudah ujicoba
tabel data demografi subyek:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital  d -nya.. Sifat paramagnetik ini akan

Pin port C dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.. Penyangga output Port

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisa seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan oleh nasabah

Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA; Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012,.. Analisis

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh suku bunga kredit modal kerja, non performing loan, pertumbuhan

Peralatan sterilisasi/disinfeksi harus ada pada sebuah depot air minum, dapat berupa Ultra Violet atau Ozonisasi atau peralatan disinfeksi lainnya atau bisa lebih dari

tahun 1994, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Bappenas dan kemudian dengan Dewan Pengembangan Program Kemitraaan (DPPK) telah merintis

loket dengan pihak sopir yang tidak memiliki mobil sendiri maupun antara pihak. loket dengan pihak sopir yang memiliki