• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN BIOKATALIS EFFECTIVE MICROORGANISMS 4 (EM-4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN BIOKATALIS EFFECTIVE MICROORGANISMS 4 (EM-4)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH CAIR

INDUSTRI TAHU DENGAN BIOKATALIS EFFECTIVE

MICROORGANISMS 4 (EM-4)

(

Biogas Production from Tofu Industrial Wastewater with Effective Microorganisms

4 (EM-4) as Biocatalyst

)

Mohamad Rusdi Hidayat, Hidayati dan Pramono Putro Utomo

Baristand Industri Pontianak Jl. Budi Utomo No. 41 Pontianak 78243 E-mail: m_rusdi_h@yahoo.com

ABSTRAK. Pemanfaatan limbah cair dari industri tahu untuk meningkatkan nilai ekonomisnya dapat dilakukan dengan menggunakannya sebagai substrat untuk produksi biogas. Penambahan aktivator mikroorganisme diketahui mampu mempercepat pembentukan biogas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi optimum Effective Microorganism 4 (EM-4) sebagai aktivator mikroorganisme pada proses pembentukan biogas dengan menggunakan limbah cair tahu sebagai substrat. Penelitian ini dilakukan dengan cara menambahkan EM-4 dengan konsentrasi 0,25%; 0,5%; 0,75%, dan 1% dalam 20 liter limbah cair tahu ke dalam digester. Proses pembentukan biogas diamati melalui pembacaan tekanan pada alat pressure gauge pada digester. Proses pembakaran biogas dilakukan setelah tekanan mencapai nilai yang konstan. Konsentrasi optimal dari EM-4 untuk produksi biogas menggunakan 20 liter substrat limbah cair tahu adalah 0,75%; dengan lama waktu pembakaran 14 menit 56 detik.

Kata Kunci: biogas, effective microorganisms 4 (EM-4), limbah cair industri tahu,

ABSTRACT. The addition of Effective Microorganims 4 (EM-4) activator against the biogas production was done to utilize the tofu industrial wastewater as one of the substrate for biogas production so it can increase its economic value. The aim of this research was to determine the optimum EM-4 concentration as a biogas activator using tofu industrial wastewater as a substrate. This research was conducted by adding the EM-4 activator with different concentrations of 0.25%, 0.50%, 0.75%, and 1% into the 20 litre of tofu wastewater substrate. The process of biogas formation was observed through a pressure reading on pressure gauge tools on digester. The burning of biogas is done after the presure became constant. The optimal EM-4 activator addition for 20 litre of tofu wastewater substrate was 0.75%, with burning time is 14 minutes 56 seconds.

Keywords : biogas, effective microorganisms 4 (EM-4), tofu industrial wastewater

1.

PENDAHULUAN

Biogas adalah gas-gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik oleh berbagai mikroorganisme secara anaerob. Biogas umumnya terdiri dari metan dan karbondioksida serta beberapa gas lain dengan jumlah yang sangat sedikit seperti hidrogen sulfida, ammonia, nitrogen, dan air (Houdkova, 2008). Secara umum, semua bahan organik/biomassa dapat digunakan sebagai substrat penghasil biogas selama bahan

organik tersebut mengandung karbohidrat, protein, lemak, selulosa, dan hemiselulosa sebagai komponen utamanya (Deublein dan Steinhauser, 2008).

Penelitian dan penerapan biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak telah banyak dilakukan di Indonesia. Meskipun demikian penelitian dan pengembangan biogas dari berbagai substrat masih terus dilakukan. Saat ini berbagai jenis limbah telah berhasil dimanfaatkan sebagai penghasil biogas, diantaranya: limbah

(2)

padat industri tapioka (Priyono, 2002), limbah padat jerami padi (Prajayana, 2011), limbah cair pabrik kelapa sawit (Aminah, 2011), sampah buah-buahan (Rahman, 2007), dan limbah cair industri biodisel (Syafila, 2007).

Industri tahu di Indonesia, termasuk di Pontianak, banyak dilakukan dalam skala rumah tangga tanpa unit pengolahan limbah tersendiri. Hal tersebut mengakibatkan limbah cair yang mereka hasilkan langsung dibuang ke saluran pembuangan yang selanjutnya menuju ke sungai. Limbah cair yang sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan dapat mencemari sungai dan menghasilkan bau busuk. Pengelolaan limbah cair bagi industri tahu untuk memproduksi biogas memiliki banyak keuntungan, diantaranya: reduksi biaya produksi tahu melalui pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar, produksi sludge sebagai pupuk organik, reduksi masalah lingkungan lokal, reduksi gangguan serangga, dan perbaikan sistem sanitasi (reduksi penyebaran mikroorganisme patogen) (Romli dan Suprihatin, 2009). Tingginya volume air limbah tahu yang dihasilkan (15-20 liter / kg bahan baku kedelai) dan tingginya kandungan bahan organik pada limbah cair industri tahu menjadikan limbah tersebut potensial digunakan sebagai substrat biogas.

Proses pembentukan biogas berkisar dari 8 hari hingga beberapa minggu, tergantung dari substrat, pH, suhu, rasio C/N, tipe digester dan lain-lain. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk meningkatkan produksi biogas, seperti recycling substrat biogas, variasi pada parameter operasional (suhu, hydraulic retention time, dan ukuran substrat), penggunaan biofilter, dan penambahan kultur mikroorganisme, microbial simulants, dan zat anorganik tertentu (Yadvika et. al., 2004 dan Singh, 2001).

Salah satu biokatalis yang

berpotensi sebagai sumber

mikroorganisme dalam pembuatan biogas adalah Effective Microorganisms 4 (EM-4). EM-4 merupakan campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat terutama bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat

(Lactobacillus sp.), dan ragi (Actinomycetes). Bahan organik difermentasikan dengan bantuan EM-4 untuk kemudian melepaskan hasil-hasil fermentasi berupa gula, alkohol, vitamin, asam laktat, asam amino dan senyawa organik lainnya (Wididana dkk, 1996). Penambahan EM-4 bertujuan untuk memperpendek fase adaptasi atau fase lag dari mikroorganisme saat permulaan proses degradasi, sehingga dari segi waktu proses pendegradasian akan semakin cepat dan efisien. Disamping itu, penambahan EM-4 secara teknis mudah didapatkan di pasaran dan harganya relatif murah (Paturohman, 2009).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi penambahan starter EM-4 yang optimal pada proses pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas dengan digester tipe batch (volume tetap).

2.

METODE PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah cair tahu, EM-4, air destilasi, dan gula. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah digester, gelas ukur, neraca analitik, dan termometer. Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pada perbedaan konsentrasi EM-4. Konsentrasi EM-4 yang diujikan adalah 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%. Masing – masing perlakuan diulang sebanyak dua kali.

Proses pembuatan biogas dimulai dengan pembuatan stater EM-4. Sebanyak 1 ml EM-4 dan 2 gr gula pasir dilarutkan dalam 1 liter air destilasi. Starter selanjutnya didiamkan selama 4 hari dengan konsisi anaerob untuk mengaktifkan mikroorganisme dari masa

dormannya sekaligus untuk

memperbanyak jumlah mikroorganisme yang terlibat dalam pembentukan biogas.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan biogas. Limbah tahu sebanyak 20 liter dan starter (0,25%; 0,50%; 0,75% dan 1%) dimasukkan ke dalam digester/bioreaktor

(3)

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Te ka n an ( kg /c m 2 ) Hari ke-0,25 % 0,50 % 0,75 % anaerob. Digester dibuat dari tabung

minyak tanah kapasitas 27 liter yang telah dimodifikasi.

Pembentukan biogas diamati melalui pembacaan tekanan pada alat pressure gauge yang telah dipasang pada digester. Jika tekanan sudah mencapai nilai yang konstan, selanjutnya dilakukan ke tahap pembakaran biogas. Tekanan yang konstan menunjukkan bahwa biogas yang dihasilkan telah optimal.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh penambahan starter EM-4 terhadap pembentukan biogas

Penambahan starter berupa EM-4 pada limbah cair industri tahu yang digunakan sebagai substrat biogas mampu mempercepat pembentukan biogas yang dibaca melalui tekanan pada pressure gauge. Pembentukan biogas yang optimal terjadi pada hari ke-5 (konsentrasi EM-4 0,25%; 0,50%; dan 0,75%), sedangkan pada konsentrasi EM-4 1% biogas terbentuk pada hari ke-7 (Tabel 1).

Berdasarkan Goendi et al (2008) pembentukan biogas optimum dengan substrat limbah cair industri tahu tanpa penambahan starter menggunakan digester tipe batch membutuhkan waktu 16 hari.

Sedangkan pada digester tipe continous (volume bertambah) selama 41 hari.

Tabel 1. Rerata produksi biogas pada

berbagai konsentrasi EM-4

Hari ke- Tekanan (kg/cm2) Konsentrasi EM-4 0,25% 0,50% 0,75% 1% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 2,58 1,80 2,59 2,97 3,40 3,40 - - 0 3,49 2,08 2,30 2,97 3,58 3,58 - - 0 2,58 1,20 2,10 2,57 2,58 2,58 - - 0 2,18 0,60 1,20 1,40 1,50 1,60 1,80 1,80

Penambahan EM-4 sebagai starter untuk produksi biogas ternyata mempercepat pembentukan biogas secara signifikan Pembentukan biogas dipercepat dari 16 hari menjadi 5,5 hari (Gambar 1).

Gambar 1. Grafik hubungan penambahan starter EM-4 terhadap pembentukan biogas Penambahan konsentrasi starter

EM-4 pada hari ke-1 menunjukkan tekanan naik secara signifikan (Gambar 1). Kenaikan tekanan pada hari ke-1 disebabkan karena adanya pembentukan gas CO2. Gas CO2 yang terbentuk ini harus

dibuang karena berbahaya jika dibakar. Pada hari ke-2, tekanan kembali naik tetapi lebih rendah dari hari-ke-1. Tekanan yang terbentuk pada hari ke-2 menunjukkan bahwa gas metana mulai terbentuk. Gas metana yang terbentuk ini diamati

(4)

tekanannya sampai menunjukkan nilai konstan yang selanjutnya akan dilakukan proses pembakaran biogas.

Penambahan starter EM-4 dengan konsentrasi 0,25% dan 0,50% menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan starter EM-4 dengan konsentrasi 0,75% dan 1%. Hal ini diduga bahwa pada penambahan starter EM-4 dengan konsentrasi 0,25% dan 0,50% pembentukan gas-gas lain seperti CO2 dan H2S masih tinggi.

Pembentukan gas-gas lain selain metana tersebut mengakibatkan tekanannya lebih tinggi daripada penambahan starter EM-4 dengan konsentrasi 0,75% dan 1%. Penambahan starter EM-4 dengan konsentrasi 1% menghasilkan tekanan gas paling rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lain, selain itu waktu yang diperlukan agar tekanan menjadi konstan juga paling lama yakni delapan hari. Dengan konsentrasi EM-4 yang ditingkatkan menjadi 1% ternyata tidak meningkatkan produksi gas metana. Banyaknya mikroorganisme yang bersaing mengakibatkan proses degradasi bahan

organik menjadi kurang sempurna sehingga gas metana yang dihasilkan tidak optimal.

Pengolahan limbah cair tahu secara anaerob selain dapat menghasilkan biogas ternyata juga dapat memperbaiki kualitas limbah cair itu sendiri. Berdasarkan Sani (2006) pengolahan limbah cair dari industri tahu yang dilakukan secara anaerob selama 6 hari dapat menurunkan kadar COD (Chemical Oxygen Demand) total sebesar 86,10%. Dengan penurunan kadar COD yang tinggi tersebut maka limbah cair tersebut dapat langsung dibuang ke saluran pembuangan/sungai. Pembakaran Biogas

Pembakaran biogas dilakukan ketika pembacaan tekanan pada pressure gauge menunjukkan nilai konstan. Pembakaran biogas ini dilakukan untuk mengamati berapa lama gas tersebut dapat dibakar sehingga dapat dikonversikan pada penggunaan volume substrat limbah cair tahu dengan jumlah yang berbeda (Gambar 2).

Gambar 2. Grafik hubungan antara penambahan starter EM-4 pada berbagai konsentrasi terhadap lama waktu pembakaran biogas.

Pembakaran biogas tertinggi diperoleh pada penambahan konsentrasi starter EM-4 sebanyak 0,75% (Gambar 2). Nyala api berwarna biru yang dihasilkan menunjukkan bahwa proses pembakaran

cukup sempurna. Grafik pembakaran biogas pada Gambar 2 konsisten jika dibandingkan dengan grafik pembentukan biogas pada Gambar 1. Terdapat dua kelompok, kelompok pertama adalah

1,14 1,52 14,56 9,45 0 3 6 9 12 15 0 0,25 0,5 0,75 1 1,25 W a kt u (m e n it )

(5)

konsentrasi EM-4 0,25% dan 0,5% sedangkan kelompok kedua adalah konsentrasi EM-4 0,75% dan 1%.

Pada kelompok pertama, meskipun tekanan gas yang dihasilkan tinggi tetapi waktu yang diperlukan untuk membakar habis biogas hanya sebentar yaitu 1 menit 14 detik untuk konsentrasi EM-4 0,25% dan 1 menit 52 detik untuk konsentrasi EM-4 0,50%. Masih banyaknya gas selain metana yang dihasilkan oleh mikroorganisme diduga menjadi penyebab tingginya tekanan yang dihasilkan. Proses pendegradasian bahan organik yang lambat mengakibatkan gas yang dihasilkan pun menjadi tidak seragam.

Pada kelompok kedua, meskipun tekanan gas yang dihasilkan tampak lebih rendah tetapi menghasilkan waktu pembakaran yang cukup lama yaitu 14 menit 56 detik untuk konsentrasi EM-4 0,75% dan 9 menit 45 detik untuk konsentrasi EM-4 1%. Pada kelompok ini gas yang terbentuk di dalam digester sebagian besar adalah metana. Hal tersebut terlihat dari waktu pembakaran yang lebih lama dibandingkan kelompok pertama. Pada konsentrasi EM-4 1% terlihat tekanan gas dan waktu pembakaran menjadi menurun dibandingkan konsentrasi EM-4 0,75%. Kondisi ini disebabkan karena banyaknya mikroorganisme yang terlibat dalam degradasi bahan organik sehingga proses degradasi menjadi kurang sempurna. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa produksi biogas optimum dengan volume substrat 20 liter terjadi pada perlakukan EM-4 konsentrasi 0,75%.

4.

KESIMPULAN

Limbah cair tahu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku atau substrat untuk pembuatan biogas sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Penambahan starter EM-4 pada limbah cair industri tahu dapat mempercepat pembentukan biogas menjadi rata-rata 5,5 hari. Penambahan konsentrasi starter EM-4 0,75% merupakan konsentrasi optimal untuk produksi biogas dengan substrat limbah cair tahu. Lama pembakaran gas metana yang diperoleh pada konsentrasi starter EM-4 0,75%

adalah 14 menit 56 detik dengan nyala api biru yang menunjukkan proses pembakaran cukup sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Aminah TS. 2011. Potensi Hasil Samping Produksi Biogas dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dengan Penambahan Aktivator Kotoran Sapi Potong Sebagai Pupuk Organik. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Deublein D dan Steinhauser A. 2008.

Biogas from Waste an Renewable Resources. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. Weinheim. Jerman. Goendi S, Purwadi T, dan Nugroho AP.

2008. Kajian Model Digester Limbah Cair Tahu untuk Produksi Biogas Berdasarkan Waktu Penguraian. Dalam Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian. Yogyakarta.

Houdkova L., J. Boran., J. Pecek dan P. Sumpela. 2008. Biogas - A Renewable Source of Energy. Journal of Thermal Science 12(4): 27–33.

Paturohman M. 2009. Potensi Sampah Buah-buahan sebagai Bahan Bakar Alternatif (Biogas) Melalui Fermentasi Aerobik dan Anaerobik. IPB. Bogor.

Prajayana FI. 2011. Kajian Konversi Limbah Padat Jerami Padi Menjadi Biogas. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Priyono H. 2002. Pemanfaatan lumpur dan Limbah Padat Industri Tapioka untuk Produksi Biogas. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rahman AN. 2007. Pembuatan Biogas dari Sampah Buah-Buahan Melalui Fermentasi Aerobik dan Anaerobik. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(6)

Romli M dan Suprihatin. 2009. Beban Pencemaran Limbah Cair Industri Tahu dan Analisis Alternatif Strategi Pengelolaannya. Jurnal Purifikasi, Vo1. 10, No.2, 141 -154

Sani EY. 2006. Pengolahan Air Limbah Tahu Menggunakan Reaktor Anaerob Bersekat dan Aerob. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.

Singh et. al. 2001. Increased Biogas Production Using Microbial Stimulants. Bioresource Technology Vol.78: 313-316

Syafila M. 2007. Kajian Biodegradasi Limbah Cair Industri Biodiesel pada Kondisi Anaerob dan Aerob. Proc. ITB Sains & Tek. Vol. 39 A, No. 1&2, 165-178.

Wididana GN, Surandi KR, dan Teruo Higa. 1996. Tanya Jawab Teknologi Effective Microorganisme. Penerbit Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan. Jakarta.

Yadvika. 2004. Enhancement of Biogas Production From Solid Substrates Using Different Techniques – a review. Bioresource Technology Vol. 95: 1–10.

Gambar

Gambar 1. Grafik hubungan penambahan starter EM-4 terhadap pembentukan biogas  Penambahan konsentrasi starter
Gambar  2.  Grafik  hubungan  antara  penambahan  starter  EM-4  pada  berbagai  konsentrasi  terhadap lama waktu pembakaran biogas

Referensi

Dokumen terkait

(go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan berbagai aspek kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga

[r]

Pendapat lain tentang MBM adalah pengorganisasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara otonomi atau mandiri oleh madrasah melalui sejumlah input

Rizqi Mochamad Iqbal (0808421), “ Pengaruh Kreativitas Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Sepatu Di Sentra Industri Kecil Persepatuan Cibaduyut (Survey

Pertimbangan itu pula yang dipakai sebagai dasar pemilihan metode STAD dalam penelitian tindakan kelas sebagai usaha meningkatkan kemampuan pembelajaran cerita anak

with the addition of glacial acetic acid is the optimum conditions needed to make nata de cassava from 1 l of liquid waste tapioca (Avriyanl and Yullmartani 2009). The

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan preferensi masyarakat terhadap sekolah menengah atas negeri (SMAN) adalah faktor kondisi sekolah

masalah yang dibatasi dalam proses pembuatan Rats Eating Money Game. dengan memanfaatkan HTML5 , maka batasan masalah dalam