• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DAN TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DAN TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

43

BAB III

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DAN

TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI

A. PENDIDIKAN KARAKTER

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter menurut Megawangi adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga

mereka dapat memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya.1

Definisi lainnya dikemukakan olehFakhry Gaffar sebagaimana dikutip

oleh Muhammad Fadlillah yang mengartikan pendidikan karakter yakni suatu proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu

dalam perilaku kehidupan orang tersebut.2

Pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar atau salah, tetapi menanamkan kebiasaan hal-hal baik dalam

kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran, pemahaman,

kepedulian serta komitmen untuk melaksanakan kewajiban dalam

kehidupan sehari-hari.3

1

Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa

(Bogor: Indonesia Heritage Foundation, 2004), hlm. 95. 2

Muhammad Fadlillah, op. cit., hlm. 22. 3

(2)

44

Dalam Islam, pendidikan karakter secara teoritik telah ada sejak diutusnya Nabi Muhammad untuk menyempurnakan akhlak (karakter) manusia yang tidak hanya menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan mu’āmalah.4

Dari pemaparan tersebut, dapat dipahami bahwa pokok utama pendidikan karakter ialah suatu bentuk pengarahan dan bimbingan agar seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagamaan. Dengan pendidikan karakter ini

diharapkan akan dapat menciptakan generasi-generasi yang

berkepribadian baik dan menjunjung asas-asas kebajikan dan kebenaran dalam setiap tingkah lakunya.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pembentukan karakter menurut Dharma Kesuma

sebagaimana dikutip oleh Muhammad Fadlillah adalah5:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian yang khas sebagaimana dengan nilai-nilai yang dikembangkan.

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak berkesesuaian

dengan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah.

c. Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.6

4

Ibid., hlm. 5. 5

Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah

(3)

45

Selain ketiga tujuan tersebut, Zubaedi mengungkapkan beberapa tujuan pendidikan karakter, antara lain:

a. Mengembangkan potensi kalbu (nurani) peserta didik sebagai

manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa.

b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji

dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta

didik sebagai generasi penerus bangsa.

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.

e. Mengembangkan lingkungan sekolah yang aman, jujur, penuh

kreativitas dan persahabatan, serta rasa kebangsaan yang tinggi

dan penuh kekuatan.7

Penanaman pendidikan karakter sejak usia dini akan menjadikan anak lebih tangguh, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki kepribadian maupun akhlak yang baik, sebab masa inilah anak dapat belajar secara optimal sebagaimana potensi yang diberikan

oleh Tuhan Yang Maha Esa.8

6

Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, op. cit., hlm. 24-25. 7

Zubaedi, op. cit., hlm. 18. 8

(4)

46

3. Nilai-nilai Pembentuk Karakter

Nilai-nilai pendidikan karakter dapat dimaknai oleh siapa saja sesuai dengan pemahamannya, hal ini disebabkan tidak ada konsep yang baku dalam nilai-nilai pendidikan karakter. Bahkan masing-masing negara mempunyai konsep yang berbeda-beda. Dengan kata lain, nilai-nilai pendidikan karakter yang ada di Indonesia belum tentu sama dengan nilai pendidikan karakter di Malasyia atau negara lain. Menurut Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie dalam

bukunya Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama dan

Budaya menyebutkan bahwa nilai pendidikan karakter mencakup

delapan belas hal, antara lain9:

a. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya.

b. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

c. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.

d. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dari peraturan.

9

Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013), hlm. 111-112.

(5)

47

e. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif, berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis, cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

j. Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

k. Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.

(6)

48

m. Bersahabat atau komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.

n. Cinta damai, sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan

orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan terhadap orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan baik pada diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

4. Metode Pendidikan Karakter

Metode sebagai salah satu komponen proses pendidikan mempunyai kedudukan yang penting, sehingga penerapannya dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, penerapan metode yang tidak tepat akan berakibat fatal dengan tidak tercapainya tujuan pembentukan nilai-nilai karakter yang akan ditetapkan. Adapun

(7)

49

beberapa metode yang dapat digunakan dalam pendidikan karakter anak usia dini antara lain:

a. Metode Keteladanan

Dalam praktik pendidikan, anak didik cenderung meneladani pendidiknya sebagai tokoh teladan, menurut Ahmad Tafsir menyebutkan bahwa secara psikologis manusia dalam hidupnya memerlukan tokoh teladan. Meniru merupakan sifat pembawaan manusia yang dilakukan sengaja atau tidak sengaja. Contoh keteladanan yang disengaja yakni memberikan contoh membaca yang baik, mengerjakan shalat yang benar dan semisalnya, sedangkan contoh keteladanan yang tidak disengaja yakni keteladanan dalam keilmuan, kepemimpinan, sifat keikhlasan dan

semisalnya.10

Anak usia dini amat peka terhadap hal-hal yang diperbuat orang lain dan suka meniru apa saja yang didengar dan dilihatnya, akhlak sendiri erat kaitannya dengan kebiasaan, maka anak harus dibiasakan dan diperkenalkan contoh perilaku yang terpuji dan akhlak yang mulia, misalnya:

1) Menceritakan kisah-kisah para Nabi dan kisah-kisah lainnya

yang berisi keteladanan akhlak.

10

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 143-144.

(8)

50

2) Melatih kebiasaan anak agar mengucapkan kata-kata harian

yang terpuji, bersikap sopan santun dan sebagainya.11

b. Metode Pembiasaan

Pembiasaan merupakan usaha sadar manusia dalam mencapai tujuan, yang dalam prosesnya diperlukan metode yang efektif dan

menyenangkan.12 Pembiasaan yang baik sangat penting bagi

pembentukan watak anak-anak dan berpengaruh pada jenjang selanjutnya, menanamkan kebiasaan pada anak-anak membutuhkan waktu yang lama, namun segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar untuk dirubah.

c. Metode Bercerita

Cerita merupakan media paling tepat untuk anak-anak dalam menanamkan nilai-nilai positif yang akan bermanfaat dalam kehidupannya di masa depan. Cerita yang baik adalah cerita yang mampu mendidik akal, imajinasi, etika serta bisa mengembangkan

potensi yang anak miliki.13

Cerita yang dibawakan guru harus menarik, mengundang perhatian serta tidak lepas dari tujuan pendidikan anak usia dini. Bila isi cerita dikaitkan dengan kehidupan anak, maka mereka

11

M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), hlm. 180-181.

12

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2013), hlm. 165.

13

‘Abdul Aziz ‘Abdul Majid, Mendidik Anak Lewat Cerita, edisi terjemahan oleh Syarif Hade Mansyah dan Lukman Hakim (Jakarta: Mustaqim, 2003), hlm. 9.

(9)

51

dapat memahami cerita tersebut dan anak akan mendengarkan

dengan seksama serta dapat mudah menangkap isi cerita.14

d. Metode Pemberian Hadiah

Dalam membina dan mengembangkan karakter anak usia dini disarankan kepada para guru untuk dapat memberikan hadiah dan

hukuman secara efektif, sesuai dengan perilakunya.15 Metode

pemberian hadiah tujuannya adalah memberikan apresiasi kepada anak-anak yang telah melakukan tugasnya dengan baik, dan hadiah yang diberikan tidak harus berupa materi dan dapat berupa pujian.

e. Metode Lagu (Bernyanyi)

Metode lagu adalah metode yang menarik perhatian anak yang

digemari dan mudah diingat.16 Lagu dapat merangsang anak dan

menumbuhkan motivasi serta dapat membuat pengetahuan-pengetahuan sampai kepadanya dengan mudah, dapat tertanam dengan kokoh dan dapat membuat anak menyukai pembahasannya.

f. Metode Karyawisata

Karyawisata sebagai metode pengajaran memberikan

kesempatan kepada anak untuk mengamati. Dengan cara tersebut anak akan mendengar, merasakan, melihat, dan melakukan. Menurut Moeslichatoen yang dikutip Anita Yus, melalui karyawisata semua indra dapat diaktifkan. Indra penglihatan,

14

Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 157.

15

Mulyasa, op. cit., hlm. 83. 16

(10)

52

pendengaran, penciuman, pengecap dan indra peraba yang dapat memberikan informasi, informasi ini akan membentuk satu persepsi yang membantu anak mengembangkan pembendaharaan pengetahuan dan memperluas wawasan sehingga membentuk suatu

kemampuan pada anak.17

Jadi, pendidikan karakter anak usia dini adalah suatu kegiatan, usaha, upaya atau bimbingan secara teratur dan berkesinambungan (terus menerus) kepada anak agar memiliki sikap dan perilaku serta kebiasaan baik yang berdasarkan al-Qur’an dan hadis.

B. ANAK USIA DINI

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Usia dini dikaitkan

sebagai golden age (usia emas), yaitu usia yang sangat berharga

dibanding usia-usia selanjutnya.18 Selanjutnya menurut Muhammad

Fadlillah Anak usia dini ialah anak yang berkisar antara usia 0-6 atau 0-8 tahun yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan motorik kasar, daya pikir, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, bahasa dan komunikasi

17

Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 156-157.

18

(11)

53

yang khusus sesuai dengan tingkat pertubuhan dan perkembangan anak.19

The golden age adalah masa-masa keemasan seorang anak, yaitu masa ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Pada tahap inilah waktu yang sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan hingga menjadi karakter yang

nantinya akan dapat membentuk kepribadiannya.20

Menurut Maimunah Hasan, bahwa pada anak usia dini 90% dari

fisik otak anak sudah terbentuk.21 Menurut Gardner sebagaimana

dikutip oleh Mulyasa, menyebutkan bahwa anak usia dini memegang peran yang amat penting, karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan ke dunia, anak telah mencapai perkembangan otak 25%, sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai 50% dan hingga 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang hingga usia 18 tahun.22

Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi atau kemampuan untuk berpikir, berkreasi, berkomunikasi dengan orang lain dan yang lainnya. Sehingga untuk mengembangkan potensi tersebut harus diperlukan bimbingan dari orang tua, pendidik atau orang dewasa lainnya. Agar memperoleh hasil yang positif dan maksimal,

19

Muhammad Fadlillah, Op. Cit., hlm. 47-48. 20

Muhammad Fadlillah, Op. Cit., hlm. 48. 21

Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Diva Press, 2010), hlm. 30.

22

(12)

54

pengembangan potensi tersebut harus dimulai sejak usia dini, sebab pada masa tersebut merupakan dasar untuk perkembangan berpikir

pada masa-masa selanjutnya.23

2. Perkembangan Anak Usia Dini

a. Ciri-ciri Pokok Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang

berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir hingga meninggal dunia. Usia lahir yakni sampai memasuki pendidikan dasar, dan masa ini merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan yang akan menentukan

perkembangan anak selanjutnya.24 Ciri-ciri pokok perkembangan

anak usia dini prasekolah antara lain:

1) Egosentris artinya segala sesuatu yang ingin dipusatkan pada

dirinya dan selalu mementingkan pemenuhan kebutuhannya.

2) Pembangkang, pada masa ini anak akan selalu menentang dan

membantah segala permintaan, suruhan, larangan, anjuran ataupun keharusan.

3) Anak selalu berusaha untuk menarik perhatian orang-orang yang

ada di sekitarnya agar memperhatikan dan melayani segala keperluannya.

4) Anak selalu minta dihargai, dipuji dan tidak mau dicela atau

dianggap anak yang tidak mampu.

23

Arifin Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm. 102-103.

24

(13)

55

5) Anak keberanian dan emosinya berkembang dan menuntut

adanya kebebasan.25

b. Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan anak usia prasekolah perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, yang kemudian disesuaikan dengan tujuan pendidikan anak usia dini yaitu menyiapkan anak

untuk berkembang secara komprehensif.26 Maka, tujuan

pendidikannya tidak terbatas pada perkembangan kognitif (intelektual) saja, namun meliputi perkembangan fisik dan motorik, bahasa, emosi dan sosial, moral dan kesadaran beragama. Dan penjelasannya antara lain:

1) Perkembangan Fisik dan Motorik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan baik menyangkut ukuran berat dan tinggi badan dan

kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat lebih

mengembangkan keterampilan fisiknya serta eksplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang

tuanya.27 Perkembangan fisik anak ditandai dengan

berkembangnya keterampilan dan kemampuan motorik lembut

25

Endang Poerwanti dan Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik (Malang: UMM Press, 2002), hlm. 79.

26

Mansur, op. cit., hlm. 22. 27

Syamsu Yusuf LN, PsikologiPerkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 163.

(14)

56

dan motorik kasar. Seiring dengan perkembangan motorik ini, anak usia dini sangat tepat untuk diajarkan hal-hal di bawah ini:

a) Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan

menggambar.

b) Keterampilan berolahraga atau menggunakan alat-alat

olahraga.

c) Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat,

memanjat dan berlari.

d) Berbaris-baris secara sederhana untuk menanamkan

kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.

e) Gerakan-gerakan ibadah shalat.28

2) Perkembangan Kognitif (intelektual)

Perkembangan kognitif adalah proses manusia

memperoleh pengetahuan tentang dunia, yang meliputi proses berpikir, belajar, menangkap, mengingat dan memahami.

Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan dan

perkembangan kapasitas intelektual.29 Perkembangan kognitif

anak usia dini berada dalam fase praoperasional yang mencangkup tiga aspek, yaitu:

28

Ibid., hlm. 105. 29

Mirroh Fikriyati, Perkembangan Anak Usia Emas (Golden Age) (Yogyakarta: Laras Media Prima, 2013), hlm. 48.

(15)

57

a) Berpikir simbolis

Aspek berpikir simbolis yakni kemampuan anak untuk berpikir tentang objek atau peristiwa yang tidak hadir secara nyata dihadapkan anak.

b) Berpikir Egosentris

Aspek berpikir egosentris yakni cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.

c) Berpikir Intuitif

Aspek berpikir intuitif yakni kemampuan anak untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui secara pasti alasan

mengapa melakukannya.30

3) Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa dan berbicara merupakan proses yang berjalan beriringan. Kemampuan berbicara ditunjang oleh kematangan oral motor atau organ mulut, kematangan oral motor sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam mengucapkan kata-kata. Perkembangan bahasa ditunjang pula oleh kemampuan mendengar, menganalisis suara yang

30

(16)

58

dihasilkan oleh orang lain, artikulasi (mengucap kata), memahami konsep ruang dan waktu serta ditunjang pula oleh lingkungan terutama oleh orang tua yang berperan penting untuk memancing, mengajak dan melatih berbicara kepada

anak.31

4) Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma

kelompok, moral dan tradisi.32 Pada anak usia dini terutama

pada usia 4 tahun, perkembangan sosial anak sudah nampak jelas dan mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Adapun tanda-tanda perkembangannya antara lain:

a) Anak mulai mengetahui aturan, baik dalam keluarga

maupun lingkungan sekitar.

b) Anak sudah mulai tunduk dengan aturan-aturan walaupun

dengan proses sedikit demi sedikit.

c) Anak mulai menyadari akan hak dan kepentingan orang

lain.

d) Anak mulai dapat bermain bersama dengan teman

sebayanya atau teman-teman yang lainnya.33

31

Mirroh Fikriyati, op.cit., hlm. 79. 32

Syamsu Yusuf LN, op. cit., hlm. 122. 33

(17)

59

5) Perkembangan Moral

Perkembangan moral menurut Desmita sebagaimana dikutip Novan Ardy Wiyani mendefinisikan perkembangan moral sebagai perkembangan yang berkaitan dengan aturan atau konveksi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak ketika dilahirkan belum memiliki moral. Namun, dalam diri mereka terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Oleh karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (orang tua, guru, teman sebaya dan lainnya), anak belajar memahami tentang perilaku yang baik maupun buruk, tingkah

laku yang boleh dikerjakan dan tidak boleh dikerjakan.34

6) Perkembangan Kesadaran Beragama

Kesadaran beragama pada anak usia dini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sikap keagamaannya reseptif (menerima) meskipun

banyak bertanya.

b) Pandangan ketuhanannya masih bersifat anthropormorph

(dipersonifikasikan), melalui konsep yang terbentuk dalam pikiran, mereka menganggap bahwa Tuhan sama dengan manusia, dan konsep demikian mereka bentuk sendiri berdasarkan fantasi masing-masing.

34

Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini: Panduan Orang Tua dan Guru dalam membentuk kemandirian dan kedisiplinan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 87.

(18)

60

c) Penghayatan secara ruhaniyah masih belum mendalam

meskipun mereka telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ritual.

d) Hal ketuhanan dipahamkan menurut khayalan pribadinya

sesuai dengan taraf berpikirnya yang masih bersifat

egosentris.35

C. URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

Dalam Islam, anak merupakan amanah (titipan) Allah SWT yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh setiap orang tua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan. Apabila potensi yang dimiliki anak tidak diperhatikan, maka anak-anak akan

mengalami hambatan baik dalam pertumbuhan maupun

perkembangannya.36 Potensi dapat diartikan sebagai fitrah atau

kemampuan dasar pada anak, dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda:

َأ ْنَع ِهيِبَأ ْنَع ِء َلََعْلا ْنَع َّيِدْرَواَرَّدلا ِنِْعَ ي ِزيِزَعْلا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح ٍديِعَس ُنْب ُةَبْ يَ تُ ق اَنَ ثَّدَح ََََْ يََُُ ِبِي َِّللَّا َلوُسَر َّنَأ ِفْلا ىَلَع ُهُّمُأ ُهُدِلَت ٍناَسْنِإ ُّلُك َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّللَّا ىَّلَص َنَاَك ْنِإَف ِهِناَسِ جَُيَُو ِهِناََِ صَنُ يَو ِهِناَدِ وَهُ ي ُدْعَ ب ُهاَوَ بَأَو َََِْط اَهَ نْ باَو ََيَََْم َّلَِّإ ِهْيَ نْضِح ِفِ ُناَطْيَّشلا ُهُزُكْلَ ي ُهُّمُأ ُهُدِلَت ٍناَسْنِإ ُّلُك ٌمِلْسُمَف ِْيَْمِلْسُم 37

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah

menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz Ad Darawadri dari Al 'Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang yahudi, nasrani dan majusi (penyembah api). Apabila kedua orang tuanya muslim, maka anaknya pun akan menjadi muslim.

35

Syamsu Yusuf LN, op. cit., hlm. 176-177. 36

Muhammad Fadlillah, op. cit., hlm. 44. 37

(19)

61

Setiap bayi yang dilahirkan dipukul oleh syetan pada kedua pinggangnya, kecuali Maryam dan anaknya (Isa).”

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk merangsang berbagai potensi yang dimiliki anak agar dapat berkembang secara optimal. Sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dikutip oleh Muhammad Fadlillah menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta ruhani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.38

Pendidikan agama yang diberikan secara dini akan memberikan fondasi kepribadian yang kokoh terutama dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang dari luar dirinya, keimanan yang kokoh dalam diri anak akan menjadi fondasi utama dalam mewujudkan pribadi yang cerdas dan mandiri. Dalam hal ini pendidik dituntut untuk mengaktualkan fitrah keberagamaan pada anak dengan jalan memahamkan ajaran agama Islam dan mendidik mereka untuk mengamalkan ajaran-ajaran tersebut, dengan cara demikian anak akan mampu mengembangkan spiritual, intelektual

dan moralnya secara baik.39

38

Muhammad Fadlillah, op. cit., hlm. 46. 39

Thoyib LM dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan (Bandung: PT. Remaja Rosdkarya, 2002), hlm. 5.

(20)

62

Untuk memperkokoh akidah islamiyah pada anak, harus dilengkapi

dengan pendidikan akhlak yang memadai.40 Akhlak anak sangat

dipengaruhi orang tua, guru, dan teman-teman sebayanya. Karena segala hal yang terekam dalam benak anak pada usia dini akan membekas dan terlihat pengaruhnya pada masa perkembangan selanjutnya, maka menanamkan nilai-nilai karakter yang baik menjadi amat penting sebagai bekal berprilaku sosial dalam lingkup keluarga dan lingkungan sekitarnya.

D. TRANSFORMASI NILAI-NILAI HADIS DALAM MEMBENTUK

KARAKTER ANAK USIA DINI 1. Materi Transformasi Hadis

Hadis-hadis tentang pendidikan karakter adalah hadis-hadis yang menyatakan, baik secara eksplisit maupun implisit tentang nilai-nilai karakter pada diri Nabi Muhammad Saw, yang selanjutnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sosial, utamanya dalam proses pentransferan nilai-nilai karakter bagi anak usia dini yang menjadi fokus penelitian ini.

Berdasarkan hasil observasi partisipasif, di bawah ini akan

dipaparkan delapan redaksi hadis yang digunakan sebagai materi

pembentukan karakter anak usia dini di PAUD Insan Rabbani

Binagriya Pekalongan, antara lain41:

40

M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaaan Keluarga (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), hlm. 108.

41

Hasil Observasi partisipasif, dokumentasi dan wawancara dengan Ibu Rahayu Indriastuti pada hari Senin, 9 Nopember 2015.

(21)

63

a. Hadis Tentang Kasih Sayang

َأ َّنَأ ِنَْحََّْلا ِدْبَع ُنْب َةَمَلَس وُبَأ اَنَ ثَّدَح ِ ىَُُِّْزلا ِنَع ٌبْيَعُش َنََََ بْخَأ ِناَمَيْلا وُبَأ اَنَ ثَّدَح ََََْ يََُُ َبَ هنع الله ىضر َِّللَّا ُلوُسَر َلَّبَ ق َلاَق صلى الله عليه وسلم ْب ُعََْ قَلأا ُهَدْنِعَو ٍ ىِلَع َنْب َنَسَْلْا ٍسِباَح ُن اًسِلاَج ُّىِميِمَّتلا . اًدَحَأ ْمُهْ نِم ُتْلَّ بَ ق اَم ِدَلَوْلا َنِم ًََََشَع ِلِ َّنِإ ُعََْ قَلأا َلاَقَ ف . ُلوُسَر ِهْيَلِإ َََظَنَ ف َِّللَّا صلى الله عليه وسلم َلاَق َُّثُ « ُمَحَُْ ي َلَّ ُمَحََْ ي َلَّ ْنَم » 42

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman

telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah menceritakan kepada kami Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium Al Hasan bin Ali sedangkan disamping beliau ada Al Aqra' bin Habis At-Tamimi sedang duduk, lalu Aqra' berkata; "Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium mereka sekali pun, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandangnya dan bersabda: "Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi."

b. Hadis Tentang Kebaikan

َع ِنْب َِِباَج ْنَع ِرِدَكْنُمْلا ُنْب ُدَّمَُمُ ِنَِثَّدَح َلاَق َناَّسَغ وُبَأ اَنَ ثَّدَح ٍشاَّيَع ُنْب ُّىِلَع اَنَ ثَّدَح َِّللَّا ِدْب امهنع الله ىضر -ا ِنَع ِ ِبَّنل صلى الله عليه وسلم َلاَق « ٌةَقَدَص ٍفوَُْعَم ُّلُك » 43

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ali bin 'Ayasy

telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Muhammad bin al-Munkadir dari Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Setiap perbuatan baik adalah sedekah."

42

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Al-Jāmi’Şāḥiḥ al-Bukhāri, juz 1 (Dārul ‘Ulum al-Insaniyyah, 1993 M/ 1413 H), hlm. 2108.

43

(22)

64

c. Hadis Tentang Kebersihan

اَنَ ثَّدَح ٌنَبََأ اَنَ ثَّدَح ٍلَلَُِ ُنْب ُناَّبَح اَنَ ثَّدَح ٍروُصْنَم ُنْب ُقاَحْسِإ اَنَ ثَّدَح َبََأ َّنَأ ُهَثَّدَح اًدْيَز َّنَأ َيََْيَ َِّللَّا ُلوُسَر َلاَق َلاَق ِ ىََِعْشَلأا ٍكِلاَم ِبَِأ ْنَع ُهَثَّدَح ٍمَّلََس -صلى الله عليه وسلم « ُدْمَْلْاَو ِناَيُِلإا َُْطَش ُروُهُّطلا َناَزيِمْلا ُلأَْتَ َِِّللَّ . َِِّللَّ ُدْمَْلْاَو َِّللَّا َناَحْبُسَو ِنلآَْتَ ُلأَْتَ ْوَأ ََُلََّصلاَو ِضْرَلأاَو ِتاَوَمَّسلا َْيَْ ب اَم َ ن ٌعِئاَبَ ف وُدْغَ ي ِساَّنلا ُّلُك َكْيَلَع ْوَأ َكَل ٌةَّجُح ُنآَُْقْلاَو ٌءاَيِض َُْ بَّصلاَو ٌناََُُْ ب ُةَقَدَّصلاَو ٌروُن ُهَسْف اَهُقِبوُم ْوَأ اَهُقِتْعُمَف 44

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin

Manshur telah menceritakan kepada kami Habban bin Hilal telah menceritakan kepada kami Aban telah menceritakan kepada kami Yahya bahwa Zaid telah menceritakan kepadanya, bahwa Abu Sallam telah menceritakan kepadanya dari Abu Malik al-Asy'ari dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersuci adalah setengah dari iman, alhamdulillah memenuhi timbangan, subhanallah dan alhamdulillah keduanya memenuhi, atau salah satunya memenuhi apa yang ada antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah sinar, dan al-Qur’anadalah hujjah untuk amal kebaikanmu dan hujjah atas amal kejelekanmu. Setiap manusia adalah berusaha, maka ada orang yang menjual dirinya sehingga membebaskannya atau menghancurkannya."

d. Hadis Tentang Larangan Makan Menggunakan Tangan Kiri

لا ِبَِأ ْنَع ُثْيَّللا َنََََ بْخَأ ٍحْمُر ُنْب ُدَّمَُمُ اَنَ ثَّدَحَو ح ٌثْيَل اَنَ ثَّدَح ٍديِعَس ُنْب ُةَبْ يَ تُ ق اَنَ ثَّدَح ْنَع ِْيَْ بُّز َِّللَّا ِلوُسَر ْنَع ٍَِباَج -صلى الله عليه وسلم َلاَق « ِلاَمِ شلِبَ ُلُكَْيَ َناَطْيَّشلا َّنِإَف ِلاَمِ شلِبَ اوُلُكَْتَ َلَّ 45 ».

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin

Sa'id; Telah menceritakan kepada kami Laits; Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain; dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh; Telah mengabarkan kepada kami Al Laits dari Abu Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Janganlah kalian makan dengan

44

Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj, Şāḥiḥ Muslim, juz I (Al-Qona’ah, t.t), hlm. 114. 45

(23)

65

tangan kiri, karena setan makan dengan tangan kiri."

e. Hadis Tentang Adab Makan

اَنَ ثَّدَح وُبَأ َِْكَب ُنْب ِبِيَأ َةَبْ يَش ُنْباَو ِبِيَأ َََمُع اًعيَِجَ ْنَع َناَيْفُس َلاَق وُبَأ ٍَْكَب اَنَ ثَّدَح ُناَيْفُس ُنْب َةَنْ يَ يُع ْنَع ِديِلَوْلا ِنْب ٍيِْثَك ْنَع ِبَُْو ِنْب َناَسْيَك ُهَعَِسَ ْنِم َََمُع ِنْب ِبِيَأ َةَمَلَس َلاَق ُتْنُك ِفِ َِْجَح ِلوُسَر َِّللَّا ىَّلَص َُّللَّا ِهْيَلَع َمَّلَسَو ْتَناَكَو يِدَي ُشيِطَت ِفِ ِةَفْحَّصلا َلاَقَ ف ِل َي ُم َلَُغ ِ مَس ََّللَّا ْلُكَو َكِنيِمَيِب ْلُكَو اَِّمِ َكيِلَي 46

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin

Abu Syaibah dan Ibnu Abu 'Umar semuanya dari Sufyan; Abu Bakr berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Al Walid bin Katsir dari Wahb bin Kaisan yang dia dengar dari 'Umar bin Abu Salamah ia berkata; Dulu aku berada di pangkuan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lantas tanganku memegang piring, maka beliau bersabda kepadaku: "Wahai anak, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu."

f. Hadis Tentang Malu

ُناَمْيَلُس اَنَ ثَّدَح َلاَق ُّيِدَقَعْلا ٍَِماَع وُبَأ اَنَ ثَّدَح َلاَق ُّيِفْعُْلْا ٍدَّمَُمُ ُنْب َِّللَّا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح ْنَع ٍل َلَِب ُنْب ُهْنَع َُّللَّا َيِضَر ََََْ يََُُ ِبِيَأ ْنَع ٍحِلاَص ِبِيَأ ْنَع ٍراَنيِد ِنْب َِّللَّا ِدْبَع ِْلإا ْنِم ٌةَبْعُش ُءاَيَْلْاَو ًةَبْعُش َنوُّتِسَو ٌعْضِب ُناَيُِْلإا َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّللَّا ىَّلَص ِ ِبَّنلا ْنَع ِناَيُ . 47

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin

Muhammad Al Ju'fi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman".

46

Ibid., hlm. 207. 47

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Al-Jāmi’Şāḥiḥ al-Bukhāri, juz I (Dārul ‘Ulum Al-Insaniyyah, 1993 M/ 1413 H), hlm. 15.

(24)

66

g. Hadis Tentang Anjuran Berinfaq

َيِضَر ٍماَزِح ِنْب ِميِكَح ْنَع ،ِهيِبَأ ْنَع ،ٌماَشُِ اَنَ ثَّدَح ،ٌبْيَُُو اَنَ ثَّدَح ،َليِعاَْسَِإ ُنْب ىَسوُم اَنَ ثَّدَح َُّللَّا َلاَق ِ ِبَّنلا ِنَع ،ُهْنَع " : َنِم ٌَْ يَخ اَيْلُعْلا ُدَيْلا ْنَع ِةَقَدَّصلا َُْ يَخَو ،ُلوُعَ ت ْنَِبِ ْأَدْباَو ،ىَلْفُّسلا ِدَيْلا َُّللَّا ِهِنْغُ ي ِنْغَ تْسَي ْنَمَو ،َُّللَّا ُهَّفِعُي ْفِفْعَ تْسَي ْنَمَو ، ًنِِغ َِْهَظ " َلاَق ، ٍبْيَُُو ْنَعَو ، : ،ٌماَشُِ َنََََ بْخَأ َُّللَّا َيِضَر ََََْ يََُُ ِبِيَأ ْنَع ،ِهيِبَأ ْنَع ُهْنَع 48

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il

telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Hakim bin Hiram radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata: "Tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan yang di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi tanggunganmu dan shadaqah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya". Dan dari Wuhaib berkata, telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam seperti ini".

h. Hadis Tentang Menjaga Lisan

َح َلاَق ،ٍمِصاَع ِبِيَأ ْنَع،اعيجَ ديحْ ُنْب ُدْبَعَو نياوللْا نسح اَنَ ثَّد : دبع : ِنْبا ْنَع ،ٍمِصاَع وُبَأ َنََأَبْ نَأ ُلوُقَ ي ،ِْيَْ بُّزلا َبََأ َعَِسَ ُهَّنَأ ،ٍجْيََُج : ُلوُقَ ي ،اًَِباَج ُتْعَِسَ : ُتْعَِسَ ُلوُقَ ي َّ ِبَّنلا " : َمِلَس ْنَم ُمِلْسُمْلا ِهِدَيَو ،ِهِناَسِل ْنِم َنوُمِلْسُمْلا " 49

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hasan

al-Hulwani dan Abd bin Humaid semuanya dari Abu Ashim, Abd berkata, telah memberitakan kepada kami Abu Ashim dari Ibnu Juraij bahwa dia mendengar Abu az-Zubair dia berkata, "Saya mendengar Jabir berkata, 'Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim (yang sejati) adalah orang yang mana kaum muslimin lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya."

48

Ibid., hlm. 471-472. 49

(25)

67

2. Nilai-nilai Karakter Yang Terdapat dalam Hadis

Menurut hasil wawancara, pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Rahayu Indriastuti selaku Kepala Sekolah PAUD Insan Rabbani

Binagriya Pekalongan, berkaitan dengan materi hadis yang diajarkan

mengandung nilai-nilai karakter, beliau mengatakan bahwa pada

materi hadis tentang kasih sayang mengandung nilai peduli sosial,

cinta damai, bersahabat atau komunikatif dan menghargai prestasi.

Selanjutnya materi hadis tentang kebersihan mengandung nilai peduli

lingkungan, cinta tanah air, gemar membaca, mandiri dan disiplin.50

Selanjutnya menurut pendapat Ibu Umi Maftukha dalam hadis tentang kebaikan mengandung nilai-nilai cinta damai, demokratis, toleransi

dan semangat kebangsaan.51

Sedangkan menurut guru lain yaitu Ibu Umi Salamah, hadis tentang larangan makan dengan menggunakan tangan kiri mengandung nilai disiplin, dan dalam hadis tentang malu mengandung nilai

religius.52 Selanjutnya keterangan yang disampaikan guru lain yaitu

Ibu Nok Farida, hadis tentang anjuran berinfaq mengandung nilai rasa ingin tahu, kerja keras, toleransi, peduli sosial dan tanggung jawab sedangkan hadis tentang menjaga lisan mengandung nilai religius,

50

Ayu Indriastuti. Kepala Sekolah PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Wawancara Pribadi. Pekalongan. 22 Nopember 2015.

51

Umi Maftukha. Guru PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Wawancara Pribadi. Pekalongan 22 Nompember 2015.

52

Umi Salamah. Guru PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Wawancara Pribadi. Pekalongan 22 Nompember 2015.

(26)

68

kreatif dan jujur.53 Dan keterangan selanjutnya yang disampaikan oleh

Ibu Nur Aini bahwa hadis tentang adab makan mengandung nilai

religius dan disiplin.54

Selain dari pernyataan Ibu Rahayu Indriastuti dan dua guru lainnya, disampaikan pula oleh guru lain yakni Ibu Astri Anindayati yang menyatakan bahwa materi pembentukan karakter anak dengan

menggunakan nilai-nilai hadistersebut seperti dalam kegiatan berinfaq

dan membagikan ta’jil kepada warga sekitar PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan ketika anak-anak berkegiatan di bulan ramadhan

sudah muncul nilai peduli sosial dan toleransi.55

Dari beberapa pernyataan kepala PAUD maupun guru dalam

kaitannya dengan materi nilai-nilai hadis yang transformasikan bagi

siswa dapat diambil kesimpulan oleh penulis bahwa materi hadisyang

disampaikan terdapat nilai-nilai karakter, antara lain: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

3. Pelaksanaan Transformasi Hadis

53

Nok Farida. Guru PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekaongan. Wawancara Pribadi. Pekalongan. 22 Nopember 2015.

54

Nur Aini. Guru PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekaongan. Wawancara Pribadi. Pekalongan. 22 Nopember 2015.

55

Astri Anindayati. Guru PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Wawancara Pribadi. Pekalongan. 22 Nopember 2015.

(27)

69

Pelaksanaan living hadis melalui transformasi nilai-nilai hadis di

PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan, menurut pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Rahayu Indriastuti terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: 1) kegiatan rutin, 2) kegiatan di rumah, dan 3) kegiatan

tahunan56. Dalam pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Kegiatan Rutin

Kegiatan rutin adalah bentuk kegiatan yang setiap hari dilakukan di sekolah maupun di rumah, dengan pembiasaan rutin anak menghafalkan hadis, menurut penuturan Ibu Rahayu Indriastuti hadis-hadis yang dihafalkan setiap hari tersebut

kemudian diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari

diharapkan dapat membentuk karakter para siswa PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan berikut delapan pola redaksi hadis dan kegiatan transformasi hadis, akan dijelaskan sebagai berikut57:

a) Hadis tentang kasih sayang (محَي لَّ محَي لَّ نم), hadis ini

dihafalakan oleh anak usia dini di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan dengan metode yang menyenangkan, yakni dengan metode lagu (bernyanyi), selain itu hadis tentang kasih sayang ini pula dijadikan nasihat bagi anak-anak

56

Ayu Indriastuti. Kepala Sekolah PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Wawancara pribadi. Pekalongan 22 Nopember 2015.

57

Ayu Indriastuti. Kepala Sekolah PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Wawancara pribadi. Pekalongan 5 Juni 2016.

(28)

70

yang sedang berebut barang atau makanan sambil menyebutkan arti dari hadis tersebut.

b) Hadis tentang kebersihan (نايُلإا َطش روهطلا), matan hadis tentang

kebersihan ini selain dihafalkan sebagai kegiatan harian, hadis ini pula sebagai pengingat anak-anak dalam kegiatan makan siang bersama-sama agar anak-anak dapat tertib dan menggunakan metode keteladanan pula yang langsung dicontohkan oleh guru.

c) Hadis tentang kebaikan (ةقدص فوَعم لك), hadis tentang kebaikan

yang dihafalkan melalui kegiatan di luar dan di dalam kelas, hadis ini pula sebagai nasihat untuk anak-anak agar senantiasa berbuat kebaikan terhadap orang tua, guru dan teman-temannya.

d) Hadis tentang larangan makan dengan menggunakan tangan

kiri (لامشلبَ لكيَ ناطيشلا نإف لامشلبَ اولكتَ لا), matan hadis tentang larangan makan dengan menggunakan tangan kiri ini selain dihafalkan anak juga diajarkan secara langsung untuk mengaplikasikan hadis ini melalui kegiatan makan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.

e) Hadis tentang adab makan (كيلي امِ لكو كنيميب لك و الله مس), hadis

(29)

71

(bernyanyi) ini pula dibiasakan diucapkan oleh guru ketika anak memasuki jam istirahat dan makan siang bersama.

f) Hadis tentang malu (نايُلإا نم ءايلْا), matan hadis tentang malu ini

selain dihafalkan, hadis ini pula dijadikan nasihat bagi anak-anak usia dini khususnya anak-anak perempuan yang melepaskan jilbabnya di saat pelajaran berlangsung.

g) Hadis tentang anjuran berinfaq (ىفلسلا ديلا نم يْخ ايلعلا ديلا), hadis

tentang anjuran berinfaq ini selain dihafalkan anak usia dini, juga anak mengaplikasikan secara langsung setiap minggu anak diajarkan untuk berinfaq dan berbagi kepada sesama.

h) Hadis tentang menjaga lisan (هديو هناسل نم نوملسلما ملس نم ملسلما),

hadis tentang menjaga lisan selain dihafalkan di kelas, hadis ini pula dijadikan nasihat ketika anak-anak saling bertengkar karena berebut barang atau makanan.

Bentuk kegiatan rutin tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Pembiasaan pagi hari

Dari hasil observasi, dapat diketahui bahwa pembiasaan rutin yang dilakukan di halaman sekolah yakni kegiatan pagi ceria, pada kegiatan ini waktunya kurang lebih 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Anak berbaris dengan pembiasaan muraja’ah hadis sesuai tema, ayat-ayat al-Qur’an, 2 kalimat

(30)

72

syahadat, asma’ul husna serta dilanjutkan dengan menyanyi bertema dan olahraga.

2) Kegiatan belajar mengajar

Di dalam kelas taḥfiẓ, berpusat pada penghafalan surat-surat

pendek dalam al-Qur’an dan hadis-hadis pilihan sesuai tema (yakni hadis tentang kasih sayang, kebersihan, kebaikan, larangan makan dengan menggunakan tangan kiri, malu, menjaga lisan dan adab makan) yang diprogramkan setiap

hari. Selanjutnya di kelas Imtaq, anak-anak mengenal

materi-materi keagamaan seperti hikayat orang-orang saleh, kisah akhlak para Nabi dan Rasul yang diajarkan melalui menyanyi, bercerita dan bermain peran.

b. Kegiatan di Rumah

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Umi Maftukha, bahwa PAUD memiliki program buku penghubung antara guru dan orang tua siswa, dalam buku ini orang tua diharapkan mengulang-ulang kembali materi yang telah diberikan di sekolah baik hafalan

surat-surat al-Qur’an, hadis dan doa-doa pilihan, kemudian

diisikan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di rumah dan buku tersebut setiap pagi di bawa siswa ke sekolah untuk di cek

oleh guru kelas taḥfiẓ.58

58

Umi Maftukha. Guru PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan. Wawancara Pribadi. Pekalongan. 22 Nopember 2015.

(31)

73

Berdasarkan wawancara dengan ibu Mei Setyoningsih yaitu salah satu wali murid, hafalan ayat-ayat pendek dan hadis-hadis pilihan yang telah diajarkan di sekolah di ulang pula pada kegiatan di rumah, dan anak dibiasakan pula melaksanakan apa yang diajarkan guru seperti berdoa sebelum makan, makan dan minum menggunakan tangan kanan dan membuang sampah pada

tempatnya.59

C. Kegiatan Tahunan

Transformasi nilai-nilai hadis di PAUD Insan Rabbani

Binagriya Pekalongan selain melalui kegiatan rutin dilaksanakan pula melalui kegiatan tahunan, berdasarkan wawancara dengan Ibu Nur Aini bahwa bentuk kegiatan tahunan di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan antara lain siswa diperkenalkan dengan ibadah-ibadah wajib yang dilaksanakan umat muslim agar dapat membentuk karakter (akhlak) anak. Kegiatan tersebut antara lain60:

1) Kegiatan bulan Ramadhan

Kegiatan di bulan Ramadhan, anak dilatih untuk berpuasa dan disesuaikan dengan kemampuan anak, selain hal tersebut pada waktu tertentu diadakan berbuka puasa bersama dan

diawali dengan membagikan makanan (ta’jil) kepada warga

sekitar PAUD Insan Rabbani Binariya Pekalongan.

59

Wawancara dengan Ibu Mei Setyoningsih, pada hari Rabu 11 Nopember 2015 60

(32)

74

2) Kegiatan peringatan Idul Fitri dan Idul Adha

Kegiatan peringatan Idul Fitri dilaksanakan dengan halal bi halal antara guru, siswa dan orang tua siswa, sedangkan peringatan Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban yang dananya berasal dari infaq siswa.

Pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis di PAUD Insan Rabbani Binagriya Pekalongan tidak terlepas dengan beberapa metode yang

digunakan untuk mentransformasikan nilai-nilai hadis sebagai materi

pembentukan karakter anak usia dini, berdasarkan wawancara dengan Ibu Rahayu Indriastuti yakni kepala sekolah PAUD beliau mengatakan bahwa: hadis-hadis yang bertemakan tentang kasih sayang, kebersihan, kebaikan, larangan makan menggunakan tangan kiri, tentang malu, menjaga lisan, dan hadis tetang adab makan.

Hadis-hadis yang sudah dihafalkan tersebut kemudian menjadi pembiasaan

yang dilakukan sehari-hari baik muraja’ah pada kegiatan di pagi hari

maupun pembiasaan ketika anak sedang melaksanakan suatu kegiatan di dalam kelas, kemudian hadis tersebut dijadikan pula nasihat bagi

anak-anak ketika dalam keadaan tertentu.61

Adapun hasil wawancara dengan Ibu Nok Farida dan Ibu Nur Aini, beliau menyampaikan bahwa metode yang digunakan untuk

menyampaikan hadis dengan memberikan keteladanan dari guru yang

61

Hasil observasi Partisipasif dan wawancara dengan Ibu Rahayu Indriastuti pada hari Senin, 9 Nopember 2015.

(33)

75

dapat dilakukan ketika proses pembelajaran yang biasa dilihat oleh anak, misalnya guru menjaga kebersihan dengan membuang sampah di tempat sampah, guru dalam hal ini menunjukkan sikap menjaga

kebersihan, sebagaimana dalam hadis yang diajarkan “al-Tahūru

syaṭru al-imān”, dengan menggunakan metode ini secara tidak langsung nilai-nilai hadis yang terdapat dalam hadis tersebut dapat

ditransformasikan.62

Sedangkan menurut Ibu Nur Aini, dalam proses penghafalan hadis di kelas menggunakan metode lagu (bernyanyi) dan metode pemberian hadiah, metode bernyanyi akan mudah ditirukan oleh anak-anak dan secara langsung anak akan mudah menghafal serta metode pemberian hadiah dalam kelas ini untuk memicu semangat anak agar gemar

menghafal baik al-Qur’an maupun hadis.63

Sedangkan dari guru yang lain, sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Umi Salamah dan Ibu Astri Anindayati beliau mengatakan metode yang digunakan dalam menyampaikan nilai-nilai hadis adalah metode bercerita dan metode karyawisata, misalnya mengisahkan akhlak para Nabi dan Rasul yang dermawan dan suka berbagi serta kisah lainnya untuk dapat diambil pesan-pesan yang ada dalam kisah tersebut serta nilai-nilai hadis tentang anjuran sadaqah dengan mengajak anak-anak langsung berwisata ketempat panti asuhan dengan

62

Hasil observasi Partisipasif dan wawancara dengan Ibu Nok Farida pada hari Rabu, 11 Nopember 2015.

63

Hasil observasi Partisipasif dan wawancara dengan Ibu Nur Aini pada hari Sabtu, 4 Juni 2016.

(34)

76

mengajak anak langsung untuk membagikan makanan secara tidak

langsung dapat membentuk karakter anak.64

Dari beberapa pernyataan guru terkait penggunaan metode dalam pelaksanaan transformasi nilai-nilai hadis untuk membentuk karakter anak usia dini dapat penulis simpulkan bahwa ada beberapa metode yang digunakan, yakni metode pembiasaan, nasihat, karyawisata, keteladanan dan metode bercerita.

64

Hasil observasi Partisipasif dan wawancara dengan Ibu Umi Salamah dan Ibu Astri Anindayati pada hari Rabu, 11 Nopember 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Service harus memiliki mental yang kuat dalam melayani nasabah dengan adanya.. mental yang kuat akan memberikan rasa percaya diri yang

Proses deteksi penyakit melalui iris mata dapat dilakukan karena iris mata ini terhubung dengan jutan syaraf seluruh tubuh manusia, sehingga jika terdapat gangguan

k) Madu Bunga Mahoni /Jambu Mete berkhasiat: Meningkatkan daya tahan tubuh, Mengobati sakit malaria, Mengobati keputihan bagi wanita, Memperlancar fungsi otak, Mengobati

terdapat rasa rakus dan kikir untuk menurutu nafsu memiliki gadget yang kekinian, hal tersebut dapat dibatasasi dengan ibadah pada agamanya masing-masing agar

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan menemukan gagasan utama dalam wacana argumentasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sei Rampah Kabupaten Serdang

Terkait dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk melihat kinerja keuangan perusahaan yang dinilai dengan

Tofu Bamboo Charcoal Roll ( Toba Crol) adalah suatu olahan tahu dari kacang kedelai lokal dan tepung kacang kedelai, produk ini merupakan salah satu jenis makanan utama yang mengacu