• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kerangka Pemikiran Konseptual

Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan. Dengan munculnya berbagai paradigma baru dimana bisnis harus digerakkan oleh kepentingan pelanggan, maka dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif (Dearden, 1969 dalam Yuwono et al., 2004) dan

alat perbaikan sistem usaha yang juga berfokus pada pelanggan dan sesuai dengan karaktersitik teknis yang menunjukkan kemampuan usaha (stake holder) (Dale, 1990),

dengan menggunakan strategi yang tepat untuk menjamin pencapaian tujuan perusahaan (Wheelen dan Hunger, 1996).

Model evaluasi kinerja yang dibangun menggunakan pendekatan sistem manajemen strategi. Alasan akan perlunya sistem dalam pelaksanaan manajemen strategi antara lain adalah: (1) untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan turbulen, (2) perencanaan dan implementasi rencana membutuhkan konsensus, dan (3) keluaran suatu organisasi bersifat maya dan tidak terstruktur (Mulyadi, 2001). Pada tahap pemodelan sistem manajemen strategi, konfigurasi model didasarkan pada sumberdaya, pengetahuan dan resiko. Hal ini berkaitan dengan peran sistem manajemen strategi dalam pengelolaan perusahaan, antara lain: (1) melakukan pengamatan terhadap trend (trendwatching) perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri untuk

menggambarkan kondisi masa depan perusahaan (envisioning), (2) menterjemahkan visi

dan strategi perusahaan dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki, dan (3) mengelola sumberdaya untuk mewujudkan visi organisasi.

Pada model evaluasi kinerja UMK, strategi berbasis sumberdaya dan pengetahuan digunakan untuk mentransformasi data menjadi informasi, kemudian informasi diberi penilaian menjadi ide, lalu ide diberi konteks menjadi pengetahuan yang berkaitan dengan proses pengukuran dan perbaikan kinerja UMK. Strategi berbasis resiko

(2)

dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian kondisi lingkungan eksternal perusahaan dan berfungsi sebagai media dalam melakukan pengamatan terhadap trend (trendwatching) dan menggambarkan kondisi masa depan UMK (envisioning).

Pendekatan yang digunakan pada strategi berbasis resiko adalah aktivitas pemeringkatan (rating) UMK dan deteksi dini melalui prediksi terhadap perubahan nilai (level) kinerja

akibat adanya perubahan nilai indikator lingkungan eksternal yang bersifat dinamis. Proses identifikasi terhadap indikator-indikator kinerja pada lingkungan internal, lingkungan eksternal, rencana strategis dan perspektif pengukuran kinerja Balanced Scorecard dilakukan dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas. Pendekatan survai

pakar dilakukan untuk mengakuisisi pengetahuan dari pakar mengenai indikator kinerja kunci dan karakteristik teknis standar dalam sebuah proses pengukuran dan perbaikan kinerja usaha mikro dan kecil.

Teknik pengukuran kinerja yang menempatkan pelanggan sebagai indikator utama setelah keuangan dibutuhkan untuk menelusuri kinerja harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan. Selain itu dibutuhkan penentuan bobot perspektif yang berguna dalam memilih alternatif yang paling tepat melalui penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Level kinerja yang telah diukur akan memberikan gambaran terhadap perbaikan yang perlu dilakukan oleh usaha mikro dan kecil tersebut.

Proses desain ulang sistem usaha secara menyeluruh diperlukan dalam membantu pihak manajemen mengatur elemen-elemen yang dibutuhkan dalam menyaring, mendefinisikan, dan menyebarkan suara pelanggan pada setiap level dari sistem usahanya, sehingga pengusaha mampu mengevaluasi respon potensial dalam menghadapi kebutuhan pelanggan yang universal. Disamping itu teknik perbaikan kinerja yang digunakan harus mampu menempatkan keterbatasan sumberdaya dan kondisi perusahaan sebagai dasar prioritas perbaikan yang terarah dan kontinyu.

(3)

Integrasi model manajemen strategi evaluasi kinerja yang dirancang diharapkan mampu memberikan hasil pengukuran dan perbaikan evaluasi kinerja yang akurat. Integrasi model tersebut juga diharapkan mampu menghasilkan prioritas inisiatif perbaikan kinerja sehingga sesuai dengan keinginan konsumen, serta memenuhi karakteristik usaha yang bersangkutan. Model perbaikan kinerja tersebut selanjutnya perlu untuk diimplementasikan pada usaha mikro dan kecil makanan ringan keripik pisang untuk melihat apakah model dapat bekerja pada UMK makanan ringan (Gambar 21).

Tata Laksana

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapang dan melakukan wawancara mendalam serta pengisian kuesioner dengan pelaku UMK makanan ringan dan pakar. Wawancara mendalam dan pengisian kuesioner terhadap pelaku UMK makanan ringan dilakukan untuk memperoleh data tentang indikator kinerja utama usaha mikro dan kecil makanan ringan. Wawancara mendalam terhadap pakar dilakukan untuk menentukan indikator kinerja kunci sebagai input pengukuran kinerja, yang nantinya akan menjadi karakteristik kebutuhan stakeholder dan data tingkat kepentingan dari kebutuhan stakeholder pada tahap perbaikan kinerja. Wawancara mendalam terhadap pakar dilakukan untuk memperoleh data karakteristik teknis dalam perbaikan kinerja dan data penilaian hubungan antar karakteristik teknis.

Teknik Analisis

Proses identifikasi terhadap indikator-indikator kinerja pada lingkungan internal, lingkungan eksternal, rencana startegik, dan perspektif kinerja dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas, dilanjutkan dengan teknik Ordered Weigthed Averaging (OWA) Operators untuk memperoleh indikator kinerja kunci.

(4)

Identifikasi Indikator Kinerja dan Karakteristik Teknis Usaha Mikro dan

Kecil Makanan Ringan

Rancang Bangun Model Pengukuran Kinerja UMK Makanan Ringan Rancang Bangun Model Perbaikan Kinerja UKM Makanan Ringan

Rancang Bangun Model Peramalan Tingkat Kinerja Berdasarkan Perubahan Lingkungan Eksternal yang Bersifat Makro pada UMK Makanan Ringan PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN STRATEGI - Basis Sumberdaya - Basis Pengetahuan - Basis Resiko Kondisi Usaha

Mikro dan Kecil Makanan Ringan

Potensi Usaha Mikro dan Kecil Makanan

Ringan

Prospek Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan

RANCANG BANGUN SISTEM MANAJEMEN STRATEGI

MODEL EVALUASI KINERJA USAHA MIKRO DAN KECIL MAKANAN

RINGAN

Gambar 21. Kerangka Pikir Model Manajemen Strategi Evaluasi Kinerja Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan.

Indikator Kinerja Kunci dan Karakteristik Teknis Standar

(5)

Teknik pengukuran kinerja yang menempatkan pelanggan sebagai indikator utama setelah keuangan adalah teknik Pengukuran yang Berimbang (Balanced

Scorecard). Teknik tersebut sesuai dengan karakteristik sistem pengukuran kinerja yang

baik menurut Lynch dan Cross (1993), yang berguna dalam menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan. Penentuan bobot perspektif dalam Balanced Scorecard tersebut

dilakukan dengan menggunakan teknik Proses Hirarki Analitik yang bersifat fuzzy (Fuzzy Analytical Hierarchy Process). Teknik ini berguna dalam memilih alternatif yang paling tepat melalui penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Level kinerja yang telah diukur akan memberikan gambaran terhadap perbaikan yang perlu dilakukan oleh usaha mikro dan kecil tersebut.

Proses desain ulang sistem usaha secara menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) yang menghasilkan rekomendasi perbaikan dalam bentuk prioritas. Teknik ini berguna sebagai pendekatan yang sistematik untuk membantu pihak manajemen mengatur elemen-elemen yang dibutuhkan dalam menyaring, mendefinisikan, dan menyebarkan suara pelanggan pada setiap level dari sistem usahanya, sehingga pengusaha mampu mengevaluasi respon potensial dalam menghadapi kebutuhan pelanggan yang universal. Disamping itu metoda ini tetap menempatkan keterbatasan sumberdaya dan kondisi perusahaan sebagai dasar prioritas perbaikan yang terarah dan kontinyu. Integrasi Model

Ordered Weigthed Averaging(OWA) Operators, Pengukuran yang Berimbang (Balanced Scorecard), Proses Hirarki Analitik yang bersifat fuzzy (Fuzzy Analytical Hierarchy Process), dan Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment) diharapkan

mampu memberikan hasil evaluasi kinerja yang signifikan. Integrasi model tersebut juga diharapkan mampu menghasilkan prioritas inisiatif perbaikan kinerja sehingga sesuai dengan keinginan konsumen, serta memenuhi karakteristik usaha yang bersangkutan.

(6)

Penggunaan strategi berbasis risiko dilakukan melalui perancangan model pemeringkatan (rating) UMK dan deteksi dini level kinerja UMK. Model pemeringkatan

menggunakan teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performance Index CPI). Model deteksi dini dilakukan melalui penentuan level kinerja UMK pada berbagai kondisi lingkungan eksternal yang dinamis dengan menggunakan teknik Jaringan Syaraf Tiruan (JST).

Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan melalui empat tahapan yang terdiri atas studi pendahuluan, identifikasi input model evaluasi kinerja, tahap perancangan model evaluasi kinerja, implementasi model evaluasi kinerja dan penarikan suatu kesimpulan.

Studi Pendahuluan

Pada studi pendahuluan dilakukan kajian terhadap bahan-bahan pustaka (studi literatur) yang mendukung dari berbagai sumber ilmiah terutama yang berkaitan dengan manajemen strategi dan sistem evaluasi kinerja. Penyusunan komponen-komponen yang harus dimiliki oleh sistem yang dikembangkan dilakukan untuk mendapatkan ciri-ciri dari sistem tersebut. Hal ini akan dilakukan dengan pendekatan deduksi berdasarkan literatur tentang evaluasi kinerja. Pendekatan sistem dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang penting dalam merepresentasikan proses peningkatan kinerja.

Literatur yang digunakan sebagai referensi antara lain buku-buku yang memuat teori, metode dan teknik yang berhubungan dengan substansi penelitian, artikel ilmiah (jurnal, makalah, majalah, prosiding, skripsi, tesis, dan disertasi) yang berkaitan dengan hal-hal yang sesuai dengan kajian penelitian, data sekunder yang berasal dari Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Kantor Kementrian Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan Dinas Koperasi dan UKM. Data-data tersebut diperoleh melalui kunjungan langsung maupun penelusuran melalui internet.

(7)

Penentuan indikator-indikator kinerja dan karakteristik teknis usaha dilawali dengan tinjauan teoritis dan observasi lapangan terhadap lingkungan internal dan eksternal, rencana strategis, dan perspektif pengukuran kinerja Balanced Scorecard.

Verifikasi dilakukan terhadap 100 usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang di Propinsi Lampung yang telah beroperasi selama enam bulan. Penentuan jumlah sampel mengikuti ketentuan minimal untuk menunjukkan data berdistribusi normal (Singarimbun, 1995) dan menurut Walpole (1995) agar sampel yang digunakan dalam penelitian akurat, maka sampel penelitian harus disesuaikan dengan tingkat kepercayaan dan tingkat kesalahan tertentu, sehingga ukuran sampel dapat ditentukan dengan persamaan berikut: n = 2 /22 e 4 α Z

Dimana, nilai n merupakan jumlah minimal sampel. Nilai α merupakan tingkat signifikansi, diperoleh dari selisih antara 1 dengan nilai tingkat kepercayaan. Nilai e menunjukkan tingkat kesalahan. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan tingkat kesalahan 10%. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh tidak akan menyimpang lebih dari 10%. Nilai α sebesar 0,05 (5%), nilai rasio dari α/2 sebesar 0,025 (2,5%) dan nilai e sebesar 0,1 (10%). Nilai Z0,025 diperoleh dari nilai tabel normal

yaitu 1,96. Berdasarkan persamaan terdahulu diperoleh jumlah minimum sampel (n) yang harus digunakan adalah sebanyak 96,04 sampel. Kuesioner dirancang dengan menggunakan pengukuran skala likert (1 sampai 5) untuk menunjukkan penting atau tidaknya suatu alternatif indikator kinerja dalam pengukuran kinerja UMK makanan ringan. Hasil verifikasi digunakan untuk menghasilkan indikator yang penting dalam proses pengukuran kinerja UMK melalui uji validitas dan reliabilitas.

Identifikasi Input Model Evaluasi Kinerja UMK Makanan Ringan

Indikator kinerja penting dan karakteristik teknis yang telah dihasilkan diuji dengan menggunakan metode wawancara mendalam (in depth interview) terhadap pakar

dan diolah dengan teknik Oredered Weighted Averaging (OWA) Operators untuk

(8)

proses evaluasi kinerja UMK makanan ringan. IKK juga menunjukkan karakteristik kebutuhan stakeholder pada tahap analisis perbaikan kinerja. Data perubahan nilai indikator lingkungan eksternal yang bersifat makro dibutuhkan dalam peramalan yang menjadi deteksi nilai kinerja pada masa yang akan datang.

Data tingkat bobot kepentingan dari indikator kinerja kunci UMK makanan ringan, diperoleh dari wawancara mendalam terhadap pakar. Penentuan bobot kepentingan, dilakukan dengan penetapan nilai kepentingan berdasarkan label linguistik yang terdapat dalam teknik Fuzzy AHP, yaitu:

E = sama penting (equally)

W = Sedikit lebih penting (Moderatly)

S = Jelas lebih penting (Strongly)

VS= Sangat jelas lebih penting (Very Strongly)

A = Mutlak lebih penting (Extremly preffered)

Penentuan nilai target dilakukan dengan mencari praktik terbaik (best practicess)

dan referensi yang relevan. Penentuan tingkat prioritas untuk menentukan best practices in the class, dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap pakar. Penentuan bobot

kepentingan , dilakukan dengan penetapan nilai kepentingan berdasarkan label linguistik yang terdapat dalam teknik Fuzzy AHP, yaitu:

E = sama penting (equally)

W = Sedikit lebih penting (Moderatly)

S = Jelas lebih penting (Strongly)

VS= Sangat jelas lebih penting (Very Strongly)

A = Mutlak lebih penting Extremly preffered)

Penentuan target level kinerja, diperoleh dari kajian referensi dari best practices in the class yang dihasilkan dengan teknik Fuzzy AHP dan elisitasi pendapat pakar.

Penentuan tingkat hubungan antar karakteristik teknis diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap pakar dan diolah dengan teknik OWA operators.

(9)

matriks dan pembobotan dengan pendekatan simbol tingkat pengaruh teknis dengan arah, yaitu:

2 = berarti berpengaruh kuat positif, dari kiri ke kanan 1 = berarti berpengaruh sedang positif, dari kanan ke kiri 0 = berarti tidak berpengaruh

-1 = berarti berpengaruh sedang negatif, dari kanan ke kiri -2 = berarti berpengaruh kuat negatif, dari kiri ke kanan

Pendekatan simbol dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat pengaruh teknis, yaitu: √ = berarti berpengaruh kuat positif, dari kiri ke kanan

√√ = berarti berpengaruh sedang positif, dari kanan ke kiri <kosong> = berarti tidak berpengaruh

X = berarti berpengaruh sedang negatif, dari kanan ke kiri XX = berarti berpengaruh kuat negatif, dari kiri ke kanan

Penentuan hubungan indikator kinerja kunci (IKK) dengan karakteristik teknis standar (KTS) diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap pakar dan diolah denga teknik OWA Operators. Penentuan hubungan dilakukan dengan penilaian sebagai

berikut:

Jika IKK memiliki hubungan sangat kuat terhadap KTS, diberi bobot 9 dan simbol •

Jika IKK memiliki hubungan sedang terhadap KTS, diberi bobot 3 dan simbol Ο Jika IKK memiliki hubungan lemah terhadap KTS, diberi bobot 1 dan simbol

Jika IKK tidak memiliki hubungan terhadap KTS, diberi bobot 0 dan simbol (Kosong)

Data hubungan-hubungan tersebut adalah sebagai berikut: (i) Hubungan Kuat

Hubungan yang kuat antara faktor kebutuhan konsumen dengan faktor kebutuhan teknis menunjukkan bahwa faktor kebutuhan teknis tersebut sangat berpengaruh kepada karakteristik kualitas kinerja yang diinginkan.

(10)

(ii) Hubungan Sedang

Hubungan yang sedang berarti bahwa faktor-faktor kebutuhan teknis juga mempengaruhi setiap faktor kebutuhan konsumen, tetapi tidak terlalu mempengaruhi dibandingkan dengan hubungan kuat.

(iii) Hubungan Lemah

Hubungan lemah berarti faktor kebutuhan teknis tidak terlalu mempengaruhi kebutuhan konsumen, tetapi keberadaannya harus tetap diperhatikan dan tidak dapat dihilangkan begitu saja, karena bagaimanapun hubungan ini mempengaruhi dalam pembentukan karakteristik kualitas kinerja yang diinginkan konsumen.

Penentuan tingkat kepentingan perbaikan indikator kinerja kunci UMK makanan ringan diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap pakar. Penentuan bobot indikator kinerja kunci dilakukan dengan penetapan nilai kepentingan berdasarkan skala likert (skala lima poin):

Nilai 1 jika pakar menganggap tidak penting Nilai 2 jika pakar menganggap kurang penting Nilai 3 jika pakar mengganggap agak penting Nilai 4 jika pakar menganggap penting

Nilai 5 jika pakar mengganggap sangat penting

Nilai kepentingan rata-rata dicari dengan menggunakan Teknik OWA Operators.

Penentuan alternatif rekomendasi perbaikan kinerja, diperoleh berdasarkan kajian teoritis yang dielaborasi dengan pendapat pakar melalui wawancara mendalam (in depth interview) untuk setiap kemungkinan karakteristik teknis yang menjadi prioritas

perbaikan, yang diolah dengan teknik OWA Operators.

Perancangan Model Evaluasi Kinerja Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan

Perancangan model evaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan terdiri atas perancangan model pengukuran kinerja yang mengikuti proses dalam teknik

(11)

perbaikan kinerja mengikuti pola yang terdapat pada teknik Quality Function Deploymernt (QFD) sehingga menghasilkan QFD UMK. Pemodelan menggunakan

pendekatan sistem, dilakukan melalui tahap pembelajaran terhadap struktur sistem dari teori-teori guna menentukan komponen basis sistem serta keterkaitannya dengan metoda survai pakar (expert survai) yang terdiri atas tahap-tahap:

1. Analisis kebutuhan, didasarkan pada data indikator kinerja usaha yang diperoleh dari tinjauan teoritis dan wawancara terhadap ahli (pakar).

2. Formulasi masalah, dilakukan melalui identifikasi diagram alir formulasi masalah. 3. Identifikasi sistem, meliputi pembuatan konfigurasi sistem manajemen strategi dan

diagram input-output indikator kinerja usaha mikro dan kecil.

4. Pemodelan sistem evaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan .

Implementasi Model Manajemen Strategi Evaluasi Kinerja

Pengujian model manajemen strategi evaluasi kinerja dilakukan melalui implementasi model terhadap beberapa usaha mikro dan kecil makanan ringan di lima sentra produksi keripik pisang Propinsi Lampung. Berdasarkan hasil implementasi tersebut dapat diketahui rekomendasi perbaikan kinerja yang tepat bagi UMK makanan ringan keripik pisang yang bersangkutan. Tahapan yang dilakukan pada implementasi model tersebut adalah:

1. Penentuan usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang sebagai objek implementasi model.

2. Pengukuran kinerja sampel usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang, menggunakan model Balanced Scorecard yang telah dirancang.

3. Penentuan indikator kinerja kunci yang menjadi prioritas perbaikan dan penentuan rekomendasi strategi perbaikan dengan metoda Penyebaran Fungsi Kualitas atau

Quality Function Deployment (QFD) pada sampel usaha mikro dan kecil

pengolahan keripik pisang.

4. Penentuan Peringkat UMK menggunakan teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performance Index , CPI) dengan skala likert.

(12)

5. Pengukuran kinerja prediktif usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang menggunakan model peramalan jaringan syaraf tiruan (Neural Network).

Penentuan validitas dari model didasarkan pada hasil komparasi antara nilai-nilai yang dihasilkan pada implementasi model di beberapa usaha mikro dan kecil pengolahan keripik pisang di Propinsi Lampung melalui wawancara mendalam (in depth interview)

terhadap pakar dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan lembar periksa (check sheet). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan dari beberapa software

baik yang sudah ada maupun yang dirancang secara khusus dalam suatu sistem manajemen ahli evaluasi kinerja UMK makanan ringan.

Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan pada penelitian ini diharapkan mampu menjawab tujuan penelitian, meliputi rancangan model integrasi teknik perbaikan kinerja yang mampu memberikan evaluasi kinerja usaha mikro dan kecil makanan ringan dan rancangan sistem manajemen ahli evaluasi kinerja makanan ringan.

(13)

Studi Literatur dan Observasi Lapangan

Uji Validitas dan

Reliabilitas Indikator Karakteristik Variabel, Faktor, dan Teknis Kinerja Usaha Indikator Penting Kinerja

Usaha Identifikasi Indikator Kinerja Kunci (IKK) Model Perbaikan Kinerja UMK Model Pengukuran Kinerja UMK Penentuan Bobot Indikator Kinerja Kunci Level kinerja Variabel, Faktor, dan

Indikator Kebutuhan Stake Holder Kinerja

Usaha Prediksi Nilai Kinerja dan Pereringkatan UMK Makanan Ringan Rekomendasi Perbaikan Kinerja UMK STUDI PENDAHULUAN IDENTIFIKASI INPUT (SURVAI PAKAR) Identifikasi Karakteristik Teknis Standar (KTS) Penentuan Ting-kat Hubungan Antar Karak-teristik Teknis Penentuan Tingkat Hubungan antara IKK dan KTS Identifikasi Alter-natif Rekomendasi Perbaikan Kinerja UMK Penentuan Target Kinerja PERANCANGAN MODEL EVALUA-SI KINERJA UMK MAKANAN RINGAN IMPLEMENTASI DAN KESIMPULAN Penentuan Tingkat Kepentingan Perbaikan IKK

Gambar 22. Tahapan Penelitian Rancang Bangun Model Manajemen Strategi Evaluasi Kinerja UMK Makanan Ringan

Gambar

Gambar 21. Kerangka Pikir Model Manajemen Strategi Evaluasi Kinerja                     Usaha Mikro dan Kecil Makanan Ringan
Gambar  22.   Tahapan Penelitian Rancang Bangun Model Manajemen  Strategi Evaluasi Kinerja UMK Makanan Ringan

Referensi

Dokumen terkait

Data – data : - Karakteristik Waduk - Data Teknis Waduk - Debit Aliran - Kebutuhan (Demand) - Evaporasi Skenario Inflow Release Eksisting Simulasi Pengoperasian.. Kinerja

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian pengukuran kinerja adalah suatu usaha formal yang dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari

Analisis dan Pemetaan Konfigurasi Spasial Indikator Karakteristik Wilayah dilakukan dengan menggunakan Indeks Komposit Tipologi Kinerja Pembangunan Ekonomi, Indeks Komposit

Dalam rangka studi kasus model pengukuran kinerja sistem rantai pasok berbasis SCOR di Direktorat Aerostructure PT.DI, pada tahap ini dilakukan pengumpulan data indikator

Metode pengukuran kinerja dengan balanced scorecard dikembangkan untuk mereflesikan pemikiran baru dalam era kompetitif dan efektivitas perusahaan melalui empat perspektif

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kuantitatif yang dilakukan dengan pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan indikator Return

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel ekspektansi kinerja berpengaruh positif terhadap minat penggunaan e-Filing , variabel ekspektansi usaha tidak

Variabel yang digunakan adalah kinerja keuangan yang berasal dari laporan keuangan koperasi kredit Usaha Sejahtera antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.. Skala