• Tidak ada hasil yang ditemukan

Press Release Akhir Tahun 2010 Diterbitkan: 30 Desember 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Press Release Akhir Tahun 2010 Diterbitkan: 30 Desember 2010"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Press Release Akhir Tahun 2010 Diterbitkan: 30 Desember 2010

A. Indeks Harga Saham Gabungan

Pada pembukaan perdagangan 4 Januari 2010, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 6,630 poin (0,26%) ke level 2.540,986 dariharga penutupan pada 2009sebesar2.534,356, serta ditutup pada level 2.575,41.Penguatan indeks ini terus terjadi seiring dengan membaiknya perekonomian nasional. Bahkan IHSG sempat mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan indeks saham di bursa-bursa regional. Pertumbuhan IHSG mencapai 19,69% dari 2.575,41 pada 4 Januari 2010 meningkat menjadi 3.082,59 di 9 Agustus 2010 mengalahkan pertumbuhan indeks lainnya di regional. Meski begitu, IHSG pun sempat mengalami penurunan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berada di titik terendah pada 8 Februari 2010 di level 2.475,572, turun 43,404 poin (1,72%). Namun penurunan ini tak berlangsung lama. Pergerakan indeks terus bergerak ke arah yang positif. Pada 9 Desember 2010 IHSG menyentuh rekor tinggi pada perdagangan, dimana Indeks bertengger di posisi 3.786,090. Pada 29 Desember 2010 indeks ditutup pada level 3.699,22 dengan kenaikan sebesar 45% dari IHSG pada hari pembukaan, sehingga mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari indeks pada saat pembukaan perdagangan.

B. Transaksi Bursa

Selama tahun 2010 sampai dengan tanggal 29 Desember 2010, total frekuensi transaksi bursa sebesar 27.2 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar kali transaksi. Adapun total volume transaksi bursa di Bursa Efek Indonesia telah mencapai 1.45 triliun unit saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5.94 miliar unit saham, serta total nilai transaksi bursa yang dicapai sebesar Rp. 1.177 triliun dengan rata-rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp 4.83 triliun.

C. Hasil Kliring Transaksi Bursa

i. Efisiensi Volume

Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2010, telah mencapai efisiensi volume penyelesaian transaksi bursa dengan rata-rata harian sebesar 59.573 %, sehingga volume efek yang diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar 40.427% atau 2.31 miliar unit saham per hari. (Lihat Tabel 1.).

ii. Efisiensi Nilai

Efisiensi nilai dari penyelesaian transaksi bursa rata-rata harian adalah sebesar 82.73%, sehingga rata-rata harian nilai penyelesaian dana yang dilakukan melalui KPEI menjadi sebesar 17.27% atau sejumlah Rp. 793.74 miliar (Lihat Tabel 1.).

(2)

Tingkat efisiensi kliring penyelesaian transaksi bursa baik dari sisi efek maupun dana yang cukup signifikan, tentunya akan mengurangi beban Anggota Kliring (AK) dalam menyelesaikan transaksi bursanya yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi proses penyelesaian transaksi bursa serta dapat meningkatkan likuiditas pasar.

Tabel 1. Efisiensi Penyelesaian Transaksi Bursa Periode Tahun 2010* Ketera

ngan

Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Freku

ensi Volume Nilai Volume

Efisi ensi (%) Nilai Efisi ensi (%) Total 27,204 ,302 1,449,882, 571,690 1,177,956,88 9,074,480 563,615,5 70,500 61.12 7 193,671,501 ,453,500 83.56 Terting gi 198,76 8 18,111,122 ,615 15,121,666,1 02,881 4,904,096 ,500 88.97 4 2,277,457,8 92,500 93.98 Rata-rata 111,49 3 5,942,141, 687 4,827,704,46 3,420 2,309,899 ,879 59.57 3 793,735,661 ,695 82.73 Terend ah 49,860 2,174,096, 863 1,608,774,80 3,124 1,043,889 ,500 43.55 7 240,196,280 ,500 65.44 *) Data per tanggal 29 Desember 2010

Melihat perkembangan transaksi bursa sepanjang tahun 2010 hingga tanggal 29 Desember 2010, dapat dilihat bahwa total nilai transaksi bursa yang telah dicapai sebesar Rp1,177.96 triliun. Angka ini meningkat 20,5% bila dibandingkan dengan tahun 2009 lalu dimana total transaksi bursa mencapai Rp. 977.52 triliun. Sedangkan dari sisi volume efek yang ditransaksikan selama tahun ini telah mencapai 1.45 triliun unit efek yang menurun 5% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1.54 triliun unit efek.

Tabel 2. Perkembangan Volume dan Nilai Transaksi Bursa Periode 2008 s.d 2010

Keterangan 2008 ( 243 Hari Bursa) 2009 (243 Hari Bursa) 2010* (245 Hari Bursa) Total Volume Transaksi Bursa (unit efek) 834,397,000,828 1,536,576,118,464 1,449,882,571,690 Total Nilai transaksi Bursa (rupiah) 1,069,414,877,789,920 977,523,069,066,136 1,177,956,889,074,480

(3)

Rata-rata Volume Transaksi Bursa harian 3,476,654,170 6,375,834,516 5,942,141,687.25 Rata-rata Nilai transaksi Bursa harian 4,455,895,324,124 4,056,112,319,777 4,827,704,463,420 *Data per 29 Desember

2010

D. Settlement

i. Alternate Cash Settlement (ACS)

Selama periode tahun 2010, hingga tanggal 29 Desember 2010, penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui mekanisme Alternate Cash Settlement (ACS) terjadi atas 28 AK dalam hari yang berbeda, dengan total volume penyelesaian efek sebesar 23.16 juta unit saham yang setara dengan nilai ACS-nya yaitu sebesar Rp. 94.55 miliar. Prosentase volume dan nilai ACS tersebut masing-masing adalah 0,0041% dan 0.0488 % dari total volume dan nilai penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui KPEI. (Lihat Tabel 3.)

Tabel 3. Penyelesaian Transaksi Bursa melalui Mekanisme ACS, Periode 2008 s.d 2010

Tahu n

Penyelesaian Transaksi Bursa ACS

ACS (% dari Penyelesaian

Transaksi Bursa)

Volume Nilai Volume Nilai Volum

e % Nilai % 2010* 563,615,570,5 00 193,671,501,453,5 00 23,164,50 0 94,551,235,0 00 0.0041 0.048 8 2009 509,199,200,5 00 154,297,747,887,0 00 33,770,00 0 33,427,435,6 25 0.01 0.02 2008 337,090,998,0 00 188,326,993,072,5 00 8,015,000 8,476,820,75 0 0.0023 0.004 5 *). Data Per Tanggal 29 Desember 2010.

Khusus untuk tahun 2010, data Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS adalah sebagai berikut (Lihat tabel 4):

(4)

Tabel 4. Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS tahun 2010

ACS

ACS (% Dari

Netting) JUMLAH AK (ACS)

Volume Nilai Volume % Nilai % AK SERAH AK TERIM A Total 23,164,500 94,551,235,0 00 0.00 0.05 28 48 Terting gi 11,396,500 74,533,221,8 75 0.36 4.23 2 14 Rata-rata 94,936 387,505,061 0.00 0.03 0.11 0.20 Terend ah 0 0 0.00 0.00 0 0

ii. Gagal Bayar

Sepanjang periode tahun 2010 ini, gagal bayar dalam penyelesaian transaksi bursa oleh AK tidak pernah terjadi atau NIHIL.

E. Fasilitas Intraday

Dalam rangka menegaskan peran dan fungsi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty di Pasar Modal Indonesia, KPEI telah melakukan pengembangan sistem eCLEARS untuk mendukung kelancaran proses penyelesaian Transaksi Bursa dengan konsep yang disebut “Continuous Settlement”. Dengan diimplementasikannya sistem ini sejak 5 Agustus 2010, maka proses penyelesaian Transaksi Bursa dengan “Continuous Settlement” ini diharapkan dapat menjadi lebih efisien dan efektif bagi AK hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata instruksi penyelesaian transaksi bursa sebelum pukul 11.00 WIB telah mencapai 95% dari sebelum implementasi “Continuous Settlement” yang sebesar 75% dari jumlah instruksi penyelesaian yang rata-rata hariannya kurang lebih berjumlah 7280 instruksi, serta dampak positif yang lebih jauh lainnya adalah meningkatnya likuiditas Transaksi di Bursa Efek.

Perlu ditegaskan bahwa dalam melaksanakan “Continuous Settlement” diperlukan adanya dukungan pembiayaan (funding) dalam bentuk Fasilitas Intraday yang diperoleh dari sejumlah Bank Pembayaran kepada KPEI, yang bertujuan untuk dapat segera memenuhi hak terima dana AK yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya tanpa harus menunggu terlebih dahulu penyelesaian kewajiban serah dana dari AK lainnya.

(5)

i. Bank Pemberi

Saat ini, telah terdapat 3 (tiga) Bank Pembayar yang memberikan Fasilitas Intraday kepada KPEI. Bank tersebut adalah Bank Mandiri dengan nilai sejumlah Rp 1 triliun, Bank Permata sejumlah Rp. 200 miliar, dan Bank CIMB Niaga sejumlah Rp. 290 miliar, sehingga total Fasilitas Intraday yang dapat digunakan oleh KPEI dalam memperlancar proses penyelesaian Transaksi Bursa adalah sebesar Rp. 1,490 Triliun. Mengingat frekuensi, volume dan nilai transaksi yang semakin meningkat, kebutuhan akan penggunaan fasilitas intraday tersebut diperkirakan juga akan terus meningkat. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi hal tersebut KPEI juga tengah menjajaki untuk mendapatkan atau memperoleh Fasilitas Intraday lainnya dari Bank BCA sebagai salah satu Bank Pembayar dengan nilai kurang lebih sebesar Rp 300 miliar.

ii. Pemakaian Fasilitas Intraday

Sepanjang Tahun 2010, sejak tanggal 5 Agustus 2010 hingga 29 Desember 2010, penggunaan Fasilitas Intraday oleh KPEI untuk penyelesaian transaksi bursa telah mencapai total nilai lebih dari Rp 11 triliun. Sementara itu, rata-rata harian penggunaan fasilitas intraday adalah sebesar Rp. 123 miliar, dengan angka tertinggi harian sebesar Rp 575 miliar, sedangkan penggunaan terendah hariannya adalah sebesar Rp 7.3 miliar. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp. 461,3 juta.

Secara keseluruhan penggunaan Fasilitas Intraday oleh KPEI di tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tabel Penggunaan Fasilitas Intraday Tahun 2010 Pengg unaan Fasilit as Intrad ay Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 Novemb er 2010 Desemb er 2010 Total Penggu naan FI 11,070,344 ,953,222 1,456,366,469,000 1,915,661,757,500 2,940,692,100,222 2,485,060,434,500 2,272,564,192,000 Terting gi Harian 575,139,57 2,500 225,876,763,000 355,622,743,500 539,280,390,722 301,061,575,500 575,139,572,500 Rata-Rata Harian 123,003,83 2,814 85,668,615,824 119,728,859,844 142,877,376,326 118,336,211,167 126,253,566,222

(6)

Terend ah Harian 7,363,844, 000 9,255,208,000 7,363,844,000 24,357,895,000 22,168,726,000 10,785,604,500 Jumlah hari 90 17 16 18 21 18

F. Pinjam Meminjam Efek (PME)

Sepanjang tahun 2010 sampai dengan tanggal 29 Desember 2010, total AK yang terdaftar sebagai anggota PME KPEI adalah sebanyak 97 AK dan 3 Bank Kustodian. KPEI telah mencatatkan transaksi pinjam meminjam efek dengan total frekuensi pinjaman sebanyak 1733 transaksi, total volume efek kurang lebih sebesar 840 juta unit efek dengan total nilai sejumlah Rp. 1.7 triliun. Dimana transaksi tertinggi terjadi pada Bulan September dengan total value sebesar Rp. 385.4 miliar dan volumenya 72.4 juta unit efek dengan frekuensi sebanyak 241 transaksi.

Pinjam Meminjam Efek adalah layanan KPEI yang bertujuan untuk membantu Anggota Kliring dalam memenuhi kebutuhan efek sementara untuk menghindari terjadinya kegagalan penyelesaian transaksi bursa. Selain itu PME dapat juga digunakan untuk mendukung strategi perdagangan AK seperti hedging, arbitrage, margin trading dan lain sebagainya.

Secara keseluruhan pelaksanaan Transaksi Pinjam Meminjam Efek di KPEI sepanjang tahun 2010 dapat dirangkum sebagai berikut (lihat tabel 6):

Tabel 6. Data Transaksi Pinjam Meminjam Efek KPEI 2010

Bulan Value Volume Frekuensi Rata-rata Jml

Hari Value Volume Januari 58,443, 356,500 25,667,500 89 2,015,288,155 885,086 29 Februa ri 47,034, 925,000 54,09 4,000 63 1,881,3 97,000 1,13 7,060 25 Maret 146,087, 711,500 45,452,500 125 4,712,506,823 1,466,210 31 April 128,887, 869,500 33,187,500 160 4,296,262,317 1,106,250 30 Mei 116,302, 324,000 67,32 4,500 146 3,751,6 87,871 2,17 1,758 31 Juni 132,426, 743,000 56,604,000 144 4,414,224,767 1,886,800 30 Juli 66,289, 712,500 35,851,000 108 2,209,657,083 1,195,033 30 Agustu s 145,246, 792,000 136,17 5,000 119 4,685,3 80,387 4,39 2,742 31 Septem ber 221,665,346,000 243,485,000 171 7,338,844,867 8,116,167 30

(7)

Oktob er 178,499,425,000 32,471,000 191 5,949,980,833 1,082,367 30 Novem ber 122,456,251,000 36,749,000 176 4,081,875,033 1,224,967 30 Desem ber 385,407,222,000 72,373,000 241 13,289,904,207 2,495,621 29 Total 1,748,747, 678,000 839,434,000 1,733 356 Rata2 4,912, 212,579 2,357,961 5

G. Pengelolaan Agunan AK di KPEI

Agunan milik AK yang dikelola oleh KPEI, yang digunakan sebagai dasar perhitungan trading limit untuk 119 AK (117 aktif dan 2 suspend) dalam bertransaksi di Bursa, hingga per tanggal 29 Desember 2010 telah mencapai Rp. 10.55 triliun. Agunan tersebut terdiri dari agunan off line senilai Rp. 5.94 triliun dan agunan on line sebesar Rp. 4.61 triliun.

Untuk komposisi agunan offline senilai Rp 5.94 triliun terdiri dari Rp. 4.73 triliun atau 79.77 % berbentuk bank garansi, Rp. 1 triliun atau 16.95 % berbentuk Time Deposit, dan Rp. 183.5 miliar atau 3.08 % merupakan Minimum Cash kolateral AK yang disimpan dalam bentuk Time Deposit, serta Rp. 11.9 miliar atau 0.20 % merupakan nilai yang berasal dari Seat BEI milik AK.

Sementara komposisi agunan online, berdasarkan data per tanggal 29 Desember 2010 yang berjumlah senilai kurang lebih Rp. 4.61 triliun, mayoritas masih berasal dari efek dengan komposisi 89.89 % senilai Rp 4.1 triliun, dan 519 miliar atau 10.11 % berbentuk tunai atau cash.

H. Dana Jaminan

Posisi Dana Jaminan yang dikelola KPEI per 29 Desember 2010 telah mencapai Rp 1.43 triliun. Untuk menjaga akuntabilitasnya, pengelolaan Dana Jaminan di KPEI diawasi dan dikoordinasikan dengan Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko.

Per tanggal 29 Desember 2010, KPEI telah menginvestasikan Dana Jaminan tersebut ke dalam tiga jenis instrumen yang terbagi kedalam bentuk deposito berjangka dengan porsi yang mencapai 75.24 % dan Obligasi Negara sebesar 24.75 %, sedangkan sisanya ditempatkan dalam bentuk Rekening Giro.

Dengan demikian jumlah investasi Dana Jaminan dari total sebesar Rp 1.43 triliun, per tanggal 29 Desember 2010 untuk deposito berjangka berjumlah sebesar Rp 1.08 triliun, Obligasi

(8)

Negara berjumlah sebesar Rp 0.35 triliun, sedangkan sisanya ditempatkan dalam rekening giro, yaitu sebesar Rp 50 juta.

I. Pengembangan Pasar Modal oleh KPEI di Tahun 2010 i. Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal

KPEI sebagai Central Counterparty (CCP) di industri Pasar Modal Indonesia terus melakukan capacity building untuk dapat berperan aktif dalam percaturan pasar modal baik domestik, regional, maupun global. Selama tahun 2010 program-program kerja yang dijalankan meliputi:

· Single Investor Identity

Penerapan Single Investor IDterhadap investor pasar modal yang saat ini telah diimplementasikan dalam wujud fasilitas “AKSES” oleh KSEI, memberikan manfaat yang sangat banyak bagi investor pada khususnya dan seluruh pelaku pasar modal pada umumnya. Secara luas, Single Investor ID memungkinkan masing-masing investor untuk memiliki satu identitas khusus yang dapat digunakan untuk setiap transaksi pasar modal yang dilakukannya. Dengan ID tersebut, investor dapat setiap saat memeriksa portofolionya secara online sehingga lebih jauh lagi, akan memberi akses bagi investor untuk mencocokkan portfolionya dengan laporan transaksi dari perusahaan efek. Hal ini tentu saja akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi transaksi bursa, dari sejak order dimasukkan oleh investor, perdagangan di bursa efek, proses kliring dan penjaminan, serta penyelesaian transaksi bursa.

· Data Warehouse

Disamping penjelasan mengenai SID diatas, salah satu inisiatif yang telah dilaksanakan untuk mendukung proses pengembangan infrastruktur pasar modal adalah pengembangan system Data Warehouse yang akan dilaksanakan oleh PT Bursa Efek Indonesia memungkinkan adanya sentralisasi informasi, baik itu berupa data transaksi, emiten, efek, dll, sehingga dapat mempermudah mekanisme pengendalian dan pengawasan. Implementasi system Data Warehouse ditujukan untuk mempermudah pengawasan manajemen risiko di tingkat perusahaan efek, serta lebih jauh, akan meningkatkan perlindungan terhadap asset investor yang berada di perusahaan efek.

· Straight Through Processing (STP)

KPEI bersama-sama dengan Bapepam-LK, BEI dan KSEI, turut serta dalam membentuk Strategic Management Office (SMO) dan Project Management Office (PMO) agar pengembangan infrastruktur pasar modal tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif. KPEI pun berperan aktif dan memberikan kontribusi dalam pelaksanaan Tim Kerja SMO dan PMOterkait pengembangan infrastruktur Pasar Modal tersebut. Untuk pengembangan infrastruktur pasar modal, KPEI bertanggung jawab mengkoordinasi beberapa inisiatif untuk mendukung

(9)

tercapainya mekanisme perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi bursa yang berlangsung secara Straight Through Processing (STP)

ii. Pengembangan Straight Through Processing (STP)

Beberapa inisiatif yang terkait dengan rencana implementasi STP antara lain meliputi Risk Management System, Pre Order Validation, Continuous Settlement danNetting Per Saham(Netting Per Counter). Disamping itu untuk meningkatkan transparansi atas administrasi aset nasabah oleh AK khususnya yang terkait dengan aktivitas kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, KPEI telah mengembangkan sistem e-CLEARS yang memungkinkan dilakukannya pemisahan aset nasabah dan aset Anggota Kliring terkait dengan aktivitas Pinjam Meminjam Efek (PME) dan pengelolaan Agunan KPEI.

Terkait dengan fungsi KPEI sebagai lembaga kliring dan penjaminan efek maka terdapat beberapa proyek yang dilaksanakan sesuai dengan program pengembangan Straight Through Processing (STP) dan Manajemen Risiko.

· Pengembangan Risk Management System (RMS)

Pengembangan RMS ini merupakan enhancement atas metodologi risk management yang merujuk pada best practice metodologi risk management yang digunakan di dunia. Sebagai bagian dari building block program STP maka sistem RMS akan terintegrasi dengan sistem kliring dan sistem perdagangan yang ada.

Sistem RMS telah selesai dikembangkan pada bulan juli 2010. Saat ini dalam tahap monitoring paralel run dan integrasi dengan sistem-sistem lain yang terkait. Selain itu untuk meningkatkan kapasitas sistem RMS, maka akan dilakukan migrasi ke server production baru.

Sebagai kelanjutan aktivitas pengembangan RMS KPEI, akan dilakukan : Migrasi ke server production yang mempunyai kapasitas lebih tinggi; Integrasi dengan sistem lain (E-CLEARS, RMOL, EBOCS, ARMS, Pre-Deal Check dan Member Interface); Monitoring parallel run.

· Pengembangan E-CLEARS Continuous Settlement (CS)

Dalam upaya meningkatkan performa dan kapasitas sistem E-CLEARS, KPEI melakukan upgrade atas platform teknologi yang digunakan E-CLEARS lama dan menambah fungsionalitas proses Continouos Settlement. Proses upgrade E-CLEARS dan pengembangan Continous Settlement E-CLEARS telah selesai dilaksanakan pada bulan Juli 2010.

Upgrade platform teknologi E-CLEARS dilakukan meliputi : Database dari Oracle 9i menjadi Oracle 10i; Java 1.3 menjadi Java 1.6; Weblogic 6 menjadi Weblogic 10

(10)

Untuk mendukung implementasi proses continuous settlement, KPEI melakukan kerjasama dengan beberapa bank-bank sebagai penyedia fasilitas intraday. Saat ini sistem E-CLEARS Continuous Settlement telah diimplementasikan dan live sejak bulan Agustus 2010.

· Pengembangan E-CLEARS Netting per Counter - Single Investor Identity (NPC-SID)

Sebagai bagian dari building block program STP, maka akan dilakukan enhancement E-CLEARS untuk dapat melakukan netting per counter – Single Investor Identity. Enhancement ini akan menyediakan fungsi proses settlement per counter / per saham, sehingga netting cash juga dilakukan secara per saham dengan menggunakan instruksi DVP & RVP sampai level klien (SID). Proses pembuatan instruksi penyelesaian akan dihasilkan oleh sistem E-CLEARS secara otomatis untuk meminimalkan intervensi manual.

Saat ini pengembangan sistem NPC-SID masih dalam tahap construction system dan diharapkan selesai pada awal tahun 2011. Selanjutnya implementasi sistem NPC-SID akan diintegrasikan dengan sistem RMS yang sudah dikembangkan. Sebagai kelanjutan aktivitas pengembangan sistem NPC-SID akan dilakukan: Tahap construction system (lanjutan); Tahap acceptance test dan integration test.

· Pre Deal Check (PDC)

PDC merupakan suatu mekanisme untuk melakukan validasi terhadap order (yang berisiko) sebelum order itu matched di sistem perdagangan bursa.Order yang berisiko bergantung pada risiko AB yang bertransaksi dan efek yang ditransaksikan.Karena itu, pengenaan risiko atas order ditentukan oleh kombinasi AB dan Efek yang disebut risk charge.Penerapan PDC merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan dengan penerapan Risk Management System (RMS) baru di KPEI. Penerapan RMS baru tersebut yang telah mengakomodasi cross collateral (multimarket) dan stratifikasi keanggotaan (tiering membership).

· Stratifikasi Keanggotaan

Anggota Kliring (AK)adalah pihak yang berdasarkan penilaian KPEI telah memenuhi persyaratan KPEI sebagai Anggota Kliring baik dari sisi permodalan, MKBD, agunan, pengendalian risiko, dan back office.Struktur keanggotaan dalam AK terbagi menjadi beberapa bagian. Pertama adalah General Clearing Member (GCM), dimana GCM dapat dapat melakukan kliring untuk diri sendiri, nasabahnya, serta AB yang bukan merupakan Anggota Kliring. Berikutnya adalah Individual Clearing Member (ICM). ICM dapat melakukan kliring hanya untuk diri sendiri dan nasabahnya.ICM tidak diperkenankan untuk menjadi agen kliring bagi AB lainnya. Ada pula PE Anggota Bursa Non-AK, yakni Trading Member (TM). TM ini hanya dapat melakukan transaksi di bursa atas nama sendiri dan atau nasabahnya dan harus

(11)

menunjuk GCM untuk melakukan kliring dan penyelesaiannya yang bertindak atas nama AB yang bersangkutan.

J. General

i. Kerjasama Nasional dan Internasional

Tak hanya bekerja sama Bapepam-LK serta SRO lainnya, KPEI juga senantiasa membina hubungan kerja sama baik di taraf nasional dan internasional. Tujuannya adalah untuk mengembangkan industri pasar modal yang lebih maju. Seperti misalnya mengadakan pertemuan dengan Central Counterparty (CCP) dari Negara lain se-Asia / Oceania melalui CCP Meeting yang diadakan di Bali pada 23-25 September 2010 lalu. Dimana dalam acara tersebut masing-masing CCP dari berbagai negara memaparkan ide-ide terbaru untuk terus mengembangkan infrastruktur pasar modal agar lebih maju dan efisien.

Selain itu, Bapepam-LK, Direktorat Jendral Pengelolaan Utang dan Bank Indonesia membentuk Working Group-Market Participant BEI, KPEI, KSEI, HIMDASUN, dan APEI serta pihak lainnya untuk mengkaji dan menyesuaikan General Master Repo Agreement Annexes Indonesia (GMRA) untuk dapat digunakan dalam transaksi REPO di Indonesia bukan hanya untuk instrument Fixed Income tapi juga untuk Efek bersifat ekuitas. Setelah menyelenggarakan survey kepada pelaku pasar dan workshop GMRA, saat ini WG dibantu oleh Konsultan Hukum sedang melakukan kajian aspek hukum dari perjanjian GMRA.

ii. Sosialisasi dan Edukasi

Sebagai rangkaian sosialisasi dan edukasi pendidikan pasar modal, KPEI bersama Bapepam– LK, BEI dan KSEI menyelenggarakan acara Campus toCampus dan Workshop Wartawan di beberapa daerah di Indonesia seperti: Bali, Yogyakarta, Lampung, Makassar, Solo danSurabaya yang bertujuan untuk mensosialisasikan pasar modal ke berbagai kalangan. Disamping itu sebagai bagian dari Peringatan 33 Tahun diaktifkannyakembali pasar modal Indonesia, KPEI bersama dengan Bapepam-LK, BEI dan KSEI juga mengadakan acara olimpiade pasar modal tingkat SMA dari berbagai Provinsi di Indonesia. Olimpiade ini adalah yang pertama kali diadakan Bapepam-LK bersama BEI, KPEI, KSEI, tujuannya adalah untuk mengenalkan dunia pasar modal sedini mungkin kepada siswa para SMA se-Indonesia.

Selain itu, sebagai bagian dari pengembangan dalam efisiensi penjaminan transaksi di Bursa, KPEI telah menyelenggaraan workshop yang melibatkan seluruh perwakilan Anggota Kliring. Workshop tersebut dilaksanakan sebanyak dua seri, yaitu seri pertama dilaksanakan sebanyak satu kali di Jimbaran, Bali dan untuk seri kedua dilaksanakan sebanyak empat kali. Workshop di Bali yang ditujukan kepada para Direksi Anggota Kliring dalam bentuk Focus Group Discussion yang membahas mengenai pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Indonesia secara keseluruhan, dengan pembicara berasal dari Bapepam-LK dan SRO. Sedangkan

(12)

workshop di Jakarta membahas secara detail mengenai Risk Management System dengan tema “New Risk Management & Member Interface for Clearing Members” yang ditujukan untuk bagian operasional masing-masing AK.

iiii. Pembentukan P3MI dan TICMI

Untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia agar semakin mumpuni di bidang pasar modal, Bapepam-LK, bersama dengan BEI, KPEI dan KSEI telah mendirikan institusi-institusi pendidikan yang dapat menjadi tempat menimba ilmu, khususnya yang terkait dengan seluk-beluk industri Pasar Modal. Di 2010 ini Bapepam-LK, BEI, KPEI, KSEI mendirikan Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) dan juga The Indonesian Capital Market Institute (TICMI) yang bekerjasama dengan perguruan tinggi, salah satunya dengan Universitas Indonesia. Tujuan dari didirikannya dua institusi tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar pertumbuhan industri pasar modal senantiasa diiringi dengan pertumbuhan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang Pasar Modal.

K. CSR

KPEI juga senantiasa menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai sumbangsih kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Selain itu program CSR tersebut juga merupakan bentuk kepedulian sosial sesuai dengan kebijakan CSR KPEI. Program CSR KPEI tersebut ditujukan untuk masyarakat luas, yayasan maupun perorangan.

i. Sumbangan Rutin

Adapun rincian kegiatan rutin program CSR yang dilakukan KPEI adalah bantuan ke beberapa Yayasan. Dimana setiap bulannya KPEI memberikan bantuan operasional ke tiga Yayasan Pendidikan Islam, antara lain: Yayasan Al-Istikomah; Yayasan Al-Fallah; dan Yayasan Akhiruz Zaman. Ketiga yayasan tersebut berlokasi di Bantargebang, Bekasi.

Selain itu KPEI juga memberikan beasiswa bulanan kepada 10 (sepuluh) siswa/mahasiswa PERTUNI. Beasiswa tersebut telah berlangsung sejak tahun 2006, mencakup biaya SPP dan biaya kebutuhan pendukung (buku, transportasi). Beasiswa ini dibayarkan setiap bulan kepada yang bersangkutan sampai dengan kelulusan (maksimal 4 tahun).

Selain memberikan bantuan kepada yayasan dan organisasi KPEI juga juga aktif memberikan sponsorship kepada instansi, institusi pendidikan dan yayasan tertentu sebagai bentuk kepedulian dari pengembangan Pasar Modal Indonesia.

ii. Sumbangan Korban Bencana Alam

Pada sepanjang tahun 2010, Indonesia sempat berduka dengan terjadinya bencana alam di beberapa daerah. Karena itulah untuk menunjukan kepedulian terhadap sesama, Bapepam-LK bersama dengan SRO, yakni BEI, KPEI dan KSEI juga turut membantu meringankan beban saudara-saudara setanah air yang tertimpa musibah. Sumbangan itu diberikan melalui

(13)

Palang Merah Indonesia pada 3 Desember 2010 dalam tema Pasar Modal Peduli Indonesia sebesar Rp 1.75 miliar diperuntukan bagi para korban bencana alam Wasior, Mentawai, dan Merapi. Selain itu, untuk para korban bencana Gunung Merapi, KPEI bersama dengan Bapepam-LK, BEI dan KSEI memberikan bantuan melalui event “Wayang Kulit Merapi” sejumlah Rp 175,250 juta.

L. Pengembangan Internal

Peningkatan Capacity Building Organisasi KPEI dengan meningkatkan kualitas kerja karyawan sesuai dengan kompetensinya termasuk implementasi metode Knowledge Management di lingkungan KPEI sebagai bagian dari upaya KPEI dalam meningkatkan pengetahuan baik yang terkait teknis pekerjaan maupun hal lain yang berguna untuk pengembangan diri setiap Karyawan, serta melakukan pengembangan untuk otomasi berbagai proses operasional yang mendukung peningkatan efektifitas pencapaian unjuk kerja KPEI.

Selain itu, KPEI terus berusaha untuk meningkatkan para karyawannya melalui berbagai macam pelatihan dan sosialisasi. Salah satu contohnya adalah dengan mengadakan Training for Trainer untuk karyawan, selain itu juga mengadakan sosialisasi operasional dan juga outbond bagi karyawan.

M. Rencana Pengembangan KPEI di 2011

· Sesuai dengan Strategic Theme KPEI berupa: Strengthening CCP & Regulatory Roles; Capacity Building; Straight Through Processing; Knowledge Based Organization, KPEI sebagai lembaga Central Counterparty, senantiasa berkomitmen untuk menyempurnakan sistem manajemen risiko yang menjadi kompetensi utamanya. Diharapkan keberadaan sistem kliring dan pengendalian risiko yang semakin baik akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan pasar modal Indonesia.

· Melanjutkan pengembangan Risk Management System (RMS), Continuous Settlement (CS), Netting per Counter - Single Investor Identity (NPC-SID) agar senantiasa berjalan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga transaksi yang terjadi di Pasar Modal akan semakin efisien.

· Berbagai inisiatif yang sudah dilaksanakan pada tahun 2010 akan tetap dilanjutkan sesuai dengan rencana kerja dari Tim Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Indonesia yang terdiri dari BEI, KSEI, KPEI dan dikoordinasikan oleh Bapepam -LK.

(14)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Divisi Hukum, Komunikasi dan Umum PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Menara I, Lt 5 Tel. +62 21 52995726 Fax. +62 21 5155120 www.kpei.co.id   

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Volume dan Nilai Transaksi Bursa Periode 2008 s.d 2010
Tabel 3. Penyelesaian Transaksi Bursa melalui Mekanisme ACS, Periode 2008 s.d 2010
Tabel 4. Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS tahun 2010
Tabel 5. Tabel Penggunaan Fasilitas Intraday Tahun 2010  Pengg unaan  Fasilit as  Intrad ay  Agustus 2010  September 2010  Oktober 2010  November 2010  Desember 2010  Total  Penggu naan FI  11,070,344 ,953,222  1,456,366,469,0 00  1,915,661,757,5 00  2,940,692, 100,222  2,485,060, 434,500                2,272, 564,192,000   Terting gi  Harian  575,139,57 2,500                   225, 876,763,000                    355, 622,743,500   539,280,3 90,722  301,061,5 75,500  575,139,572,50 0   Rata-Rata  Harian  123,003,83 2,814                     85, 668,615,824                    119, 728,859,844   142,877,3 76,326  118,336,2 11,167  126,253,566,22 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam banyak kasus pengembangan aplikasi pada Pemda tidak berdasarkan pada hal-hal seperti proses bisnis yang dijalankan di dinas, budaya organisasi dan

Copula merupakan alat yang dapat digunakan untuk menganalisa kebergantungan variabel-variabel acak dalam struk- tur yang digambarkan oleh fungsi gabungan terebut.. Di sini

Dalam penelitian ini alat untuk mengukur hasil belajar peserta didik ranah kognitif dengan menggunakan soal evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklusnya.. Alat untuk

Namun apabila terhadap Sertipikat tersebut terdapat cacat hukum administrasi dalam penerbitannya dan terdapat putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

Daftar Peserta Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional, Kerjasama HITI Komda Aceh, Fakultas Pertanian Universitas

Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), KPEI terlibat aktif mempersiapkan peraturan, sistem pendukung, mekanisme bisnis terkait perubahan spesifikasi produk, mekanisme

Pada aspek operasional, KPEI telah melewati tahun 2017 dengan berhasil menuntaskan berbagai kegiatan dengan lancar, baik pada fungsi kliring, penjaminan, maupun mana jemen

listyarini Hikmaningrum, sosok yang dipercaya manajemen KPEI se- bagai Kepala Unit ErM yang dibantu oleh tiga awak-nya, bertugas untuk memastikan fungsi risk management KPEI