• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogy"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2

YOGYAKARTA

(Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE

2 Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: CAHYARINI NIM: 071334044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

 

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yang Maha Esa

Yesus Kristus

Bunda Maria

Ayahku Antonius Suparjo

Ibuku Bertha Suyatmi

Kakakku Yuliana Novi Aryanti,

Marina Dwi Murwati dan Fransisktus Tri

Subakti

Kakak Iparku Antonius Budi Prasetyo

Ponakanku Claudius Yovi Agung Maheswara

dan Venansius Baltazar Yovi Agung

Mahendra

(5)

v

 

MOTTO

The Meaning of life

That get the adventure of life

And choose one of thousand ways

To get our destination

Just keep to be the best Navigator

Of Own ship

In order through our life

Giet, Sept 2001

(6)
(7)

vii

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cahyarini

Nomor Mahasiswa : 071334044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA

DUCE 2 YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikan saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 03 Juli 2012

(8)

viii

 

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2

Yogyakarta)

Cahyarini

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan tingkat aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogyakarta pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik quick on the draw.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, Jln. Dr. Sutomo 16, Baciro, Yogyakarta 55223. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang terdiri dari 26 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan rekflesi. Pengumpulan data dilakukan dengan, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar pengamatan aktivitas siswa di dalam kelas secara umum, lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran, lembar refleksi guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis desktiptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran

(9)

ix 

 

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING MODEL OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUE “QUICK ON THE DRAW” TO INCREASE

THE ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING ON THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF THE SOCIAL SCIENCES DEPARTMENT OF STELLA DUCE 2 SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

(This Research was carried out on the Eleventh Grade Students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr.

Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta)

Cahyarini

Sanata Dharma University Yogyakarta

2012

The purpose of this study is to find out the level of activity and learning achievement of the eleventh grade students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta on the adjustment journal through the application of Cooperative Learning Model Technique “Quick On The Draw.”

This type of research is a class action research. The experiment was conducted in February 2012 in Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr. Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. The samples of this study were 26 students of the eleventh grade students of the Social Sciences Department of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta 2011/2012 batch. The classcroom action research was conducted in one cycle that includes four phases namely: planning, action, activities and reflection. The data were collected by analyzing, observation sheet activities of teachers, student activity sheet observations, classroom observation sheet activities, observation sheet activities of students in general, observation sheet activities of teachers during the learning process, classroom observation instrument, observation sheets and learning activities of students, reflection sheet of teacher and students. The techniques of analyzing the data were descriptive and comparative analyses.

(10)

 

calculation of the average student learning outcomes through a pretest is 55,3 and 80,7 post test result.

(11)

xi

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa

dan berkatnya yang begitu luar biasa telah Ia limpahkan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Implementasi

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

Ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Akuntansi.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari doa, bantuan, dukungan, bimbingan,

kerja sama dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penulisan

skripsi ini:

Ucapan terima kasih ini, penulis sampaikan kepada:

1. Romo Dr. C. Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc selaku Wakil Rektor III

Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan semangat dan

pengalaman yang begitu berharga kepada penulis.

2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

(12)

xii

 

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Pembimbing

skripsi yang sabar selalu membimbing penulis dalam proses

menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Drs FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji atas segala saran dan

arahan yang diberikan kepada penulis dalam merevisi skripsi ini

7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji atas segala

saran dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam merevisi skripsi ini

8. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi yang

telah banyak memberikan semangat dan pengalaman yang begitu berharga

kepada penulis

9. Sr. Fidelis Budiriastuti, CB, S.Pd selaku Kepala Sekolah Stella Suce 2

Yogyakarta yang telah memberikan ijin agar penulis dapat melaksanakan

penelitian di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

10.Bapak Y. Himawan. I, S.Pd selaku Guru Ekonomi/ Akuntansi kelas XI

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

11.Para siswa kelas XI IPS 1 Stella Duce 2 Yogyakarta yang bersedia bekerja

sama membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian dan pengumpulan

data

12.Kedua orang tuaku yang tercinta dan sangat ku kasihi, Bapak Antonius

(13)

xiii

 

sayangnya yang begitu tulus, semangat dan dukungan baik moril maupun

material. Terima kasih Tuhan telah memberikan kedua orang tua yang

begitu indah dan sempurna di dalam hidupku.

13.Kepada Kakak ku Yuliana Novi Aryanti, Marina Dwi Murwati dan

Fransiskus Tri Subakti yang begitu sangat ku cintai yang begitu sabar

menghadapi adeknya ini. Tak lupa juga kepada Kakak Ipar ku Antonius

Budi Prasetyo dan ponakan ku yang lucu dan yang sangat ku sayangi,

Claudius Yovi Agung Maheswara dan Venansius Baltazar Yovi Agung

Mahendra. Semoga menjadi anak yang pintar dan berbakti kepada Orang

tua dan negara.

14.Kepada Mbah Putri dan Mbah Kakung yang ku cintai. Terima kasih atas

senyum yang begitu indah dan semangat akan hidup ini yang ditunjukkan

kepada cucunya ini. Dan tak lupa ku ucapkan terima kasih kepada Bulek

Par, Om Agus, Bulek Sonem atas doa dan dukungannya kepada Rini

selama ini.

15.Sahabat ku yang sangat ku cintai Evie Aprianty. Smoga menjadi Ibu yang

sukses dan berbahagia. Dan keluarga kecilnya selalu diberikan rahmat dan

berkat oleh Jesus Kristus.

16.Teman seperjuangan dari Bangka Island selama di Jogja. Lidwina

Widayati, Ardhina Trisila Sakti, Maria Stella Soehardi dan Maria Sisca

Inovani. Terima kasih teman telah menjadi teman terbaik baik suka

maupun duka. Begitu banyak cerita di antara kita teman yang terukir di

(14)

xiv

 

17.Teman kos Bromo 2C. Gayuh Jati Pinilih, Nunik Kusumawati, Eka

Ratnawati, Ibu Titin Nurhidayati dan Teta Nea. Terima kasih telah

menjadi teman yang begitu sabar menghadapi penulis dan selalu

memberikan doa dan semangatnya. Hehehehe...

18.Teman-teman seperjuangan kuliah Pendidikan Akuntansi 2007. Yossy,

Ratna, Ira, Eta, Tere, Retno, Tya, Sisca, Umi, Mega, Laras, Vera, Febri,

Martina dan Rara. Terima kasih atas kebersamaan yang begitu berharga

selama ini.

19.Terima kasih kepada Mapasadha karena sudah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menimba ilmu di organisasi pencinta alam ini.

Terima kasih atas ilmu, pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga

selama ini.

20.Terima kasih kepada keluarga kecil ku Mapasadha. Mbah Soel, Babe

Mlongo, Anak ku Jalank dan Kricu dan kepada Cucu ku Kocor. Terima

kasih atas semangat, doa, wejangan-wejangan dan tawa yang begitu

hangat di dalam hidup ku.

21.Terima kasih kepada teman-teman keluarga besar Pondok Mapasadha

telah memberikan pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga,

kehangatan, dan keceriaan di dalam hidup ku. Hidup ini tak berwarna

tanpa kalian.

22.Teman-teman SMA Negeri 1 Pangkalpinang Gieta Swaradhiny, Ghelia

(15)

xv

 

Rianovita Saragih. Masa-masa SMA takkan indah seperti lagu-lagu tanpa

kalian teman.

23.Teman-teman PIMNAS Makassar Universitas Sanata Dharma 2011.

Terima kasih atas kebersamaannya selama ini khususnya perjuangan, kerja

keras, doa, semangat dan dukungan selama mengikuti PIMNAS.

24.Teman-teman PKMK Mie Ganyol. Evi, Tina, Anna dan Vivi. Terima

kasih karena telah memberi kesempatan kepada penulis bekerja sama

dengan orang-orang hebat seperti kalian. Tanpa kalian, saya tidak akan

pernah mencicipi bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang hebat di

negeri ini.

25.Terima kasih kepada negeri ku Indonesia. Disinilah ku lahir, dibesarkan,

tumbuh dan berkembang menjadi anak Indonesia. Semoga ku bisa menjadi

anak negeri yang bisa berguna bagi bangsa dan negara ini. Terima kasih

atas alam yang begitu indah, gunung, pantai, hutan, sungai dan masih

banyak lagi yang telah Tuhan ciptakan untuk mempesonakan mata ku,

menyegarkan jiwa, hati, pikiran dan tubuh ini atas indahnya karya Tuhan

yang begitu agung dan sempurna.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juni 2012 Penulis

(16)

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

(17)

xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Prestasi Belajar Akuntansi ... 15

B. Aktivitas Belajar ... 16

C. Pengertian Akuntansi ... 18

D. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 20

E. Teknik Quick On The Draw ... 24

F. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 33

F. Teknik dan Pengumpulan Data... 39

(18)

xviii

BAB IV GAMBARAN UMUM... ... 45

A. Sejarah Berdirinya SMA Stella Duce 2 ... 45

B. Visi, Misi, Semboyan dab Tujuan SMA Stella Duce2 ... 47

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 50

D. Struktur Kurikulum SMA Stella Duce 2 ... 50

E. Peraturan Akademik SMA Stella Duce 2 ... 55

F. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 62

G. Sumber Daya Manusia SMA Stella Duce 2 ... 71

H. Siswa SMA Stella Duce 2 ... 73

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 75

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 77

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 dengan Instansi Lain ... 79

L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 80

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 87

A. Deskripsi Penelitian ... 87

B. Analisis Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick The Draw ... 116

(19)

xix

Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Teknik Quick The Draw ... 122

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 128

A. Kesimpulan ... 128

B. Keterbatasan Penelitian ... 129

C. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131

(20)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Tabel Aktivitas Kegiatan Siswa ... 43

Tabel 3.2: Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa ... 44

Tabel 4.1: Struktur Kurikulum ... 51

Tabel 4.2: Daftar dan Jadwal Ekstrakurikuler... 54

Tabel 4.3: Contoh Kenaikan Kelas X Ke Kelas XI ... 58

Tabel 4.4: Kriteria Kentuntasan Minimal ... 62

Tabel 4.5: Daftar Wali Kelas Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 70

Tabel 4.6: Daftar Guru Piket Tehun Pelajaran 2011/ 2012 ... 71

Tabel 4.7: Daftar Guru Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 71

Tabel 4.8: Data Karyawan Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 72

Tabel 4.9: Jumlah Siswi SMA Stella Duce 2 ... 73

Tabel 5.1: Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Sebelum Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 89

Tabel 5.2: Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 93

Tabel 5.3: Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas ... 94

Tabel 5.4: Aktivitas Guru Siklus I ... 104

(21)

xxi

Tabel 5.6: Instrumen Pengamatan Kelas ... 109

Tabel 5.7: Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Secara Umum ... 111

Tabel 5.8: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 113

Tabel 5.9: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 115

Tabel 5.10: Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Sebelum Tindakan ... 117

Tabel 5.11: Observasi Aktivitas Siswa Setelah Tindakan ... 118

Tabel 5.12: Aktivitas Kegiatan Siswa ... 120

Tabel 5.13: Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 122

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Observasi Kegiatan Guru Di Kelas ... 134

Lampiran 2: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Di Kelas ... 135

Lampiran 3: Lembar Observasi Kegiatan Di Kelas ... 136

Lampiran 4: Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam

Proses Pembelajaran ... 137

Lampiran 5: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran .. 139

Lampiran 6: Instrumen Pengamatan Kelas ... 141

Lampiran 7: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Di Kelas Secara Umum .. 143

Lampiran 8: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen

Pembelajaran dan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Teknik Quick On The Draw ... 145

Lampiran 9: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen

Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik Quick

On The Draw ... 147

Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 149

Lampiran 11: Soal Pretest ... 150

Lampiran 12: Soal Postest ... .. 151

Lampiran 13: Lembar Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 152

Lampiran 14: Lembar Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 153

(23)

xxiii

Lampiran 1a: Lembar Observasi Kegiatan Guru Di Kelas ... . 158

Lampiran 2a: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Di Kelas ... ... 160

Lampiran 3a: Lembar Observasi Kegiatan Di Kelas ... . 162

Lampiran 1b: Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Saat Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On

The Draw ... 165

Lampiran 2b: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Saat Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick

On The Draw ... . 167

Lampiran 3b: Lembar Observasi Aktivitas Di Kelas Pada Saat Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On

The Draw ... 170

Lampiran 4b: Lembar Pengamat Kegiatan Guru Dalam Proses

Pembelajaran ... . 172

Lampiran 5a: Instrumen Pengamatan Kelas ... 174

Lampiran 6a: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Saat

Pembelajaran Akuntansi Dengan Menggunakan

Model Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 176

Lampiran 7a: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Di Kelas Secara

(24)

xxiv

Lampiran 8a: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model Cooperative Learning Teknik Quick

On The Draw ... 180

Lampiran 9a: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model Cooperative Learning Teknik

Quick On The Draw ... . 181

Lampiran 10a: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 183

Lampiran 11a: Soal Pretest ... 190

Lampiran 12a: Soal Postest ... 192

Lampiran 13a: Lembar Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 194

Lampiran 14a: Hasil Wawancara Dengan Guru ... . 195

Lampiran 15a: Hasil Wawancara Dengan Siswa ... 199

(25)

1

 

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan berbagai model mengajar merupakan salah satu syarat

keberhasilan proses belajar. Dengan model mengajar yang diterapkan seorang

guru kepada peserta didiknya, dapat menentukan keberhasilan seorang guru

dalam menyampaikan materi yang disampaikan kepada peserta didiknya

sehingga peserta didiknya tersebut dapat mengerti selama proses

pembelajaran di kelas. Pada kenyataan yang terjadi, peserta didik masih

dihadapkan pada model pembelajaran yang cenderung monoton dan kaku.

Guru masih melaksanakan model pembelajaran yang membosankan dengan

metode ceramah di depan kelas dimana mereka diarahkan untuk mendengar,

mengingat dan menghafal materi pelajaran tersebut. Dengan model

pembelajaran yang cenderung monoton tersebut memang para peserta didik

dapat mengerti materi pelajaran yang disampaikan tetapi mereka cenderung

pasif dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru dan teman-teman

sekelasnya. Tidak ada aktivitas yang berarti di dalam kelas selama proses

pembelajaran. Para siswa hanya duduk, membaca sambil mendengarkan

materi yang disampaikan oleh guru mereka. Seperti yang pernah saya alami

sendiri saat mengikuti beberapa mata pelajaran di kelas dimana guru yang

mengajar tersebut menggunakan metode ceramah, disitu saya dan

(26)

   

Seperti yang termuat di dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan tersebut telah menyiratkan adanya

keinginan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh seorang

siswa baik potensi secara akademik maupun potensi non akademik seperti

keterampilan.

Kondisi pendidikan dewasa ini menuntut agar guru aktif dan kreatif

dalam mencari, menyiasati, dan memilih strategi pembelajaran yang tepat

untuk proses pembelajaran agar mencapai tujuan yaitu terkait dengan proses

dan hasil pembelajaran. Selain itu, juga menuntut siswa harus aktif dalam

proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya menunggu untuk mendapatkan

sajian materi dari guru tetapi siswa sendiri juga aktif dalam mencari dan

menemukan informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Kreatifitas seorang guru dalam menyusun suatu model pembelajaran

diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didiknya tersebut sehingga

dari aktivitas yang dibangun oleh seorang guru dengan peserta didiknya

tersebut selama proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta

(27)

   

Peneliti mengembangkan upaya pembaharuan pada model-model

pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran yang ada, salah

satunya dengan menggunakan model cooperative learning dengan teknik

Quick on The Draw, yang dapat mudah dipahami oleh peserta didik. Guru

harus mampu menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif dan

menyenangkan yang membuat siswa ingin belajar dengan materi yang

disampaikan oleh seorang guru dengan proses tahap-tahapan tertentu. Dimana

guru mempunyai empat kompetensi pendidik dalam pembelajaran yang

diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal yaitu kompetensi profesional,

kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Dimana dari keempat kompetensi tersebut jika peran guru dapat berjalan

secara optimal maka pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan) juga dapat tercapai. Menurut Michaels 

(Eti, 2007:4) model belajar cooperative learning merupakan:‘suatu model

pembelajaran yang membantu peserta didik dalam mengembangkan

pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat,

sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota

kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.’

Menurut Lie (Sugiyanto, 2010: 40) elemen-elemen pembelajaran

kooperatif adalah “(1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka;

(3) akuntabilitas individual, dan (4) ketrampilan untuk menjalin hubungan

antarpribadi atau ketrampilan sosial yang secra sengaja diajarkan”. Ada

(28)

   

kepekaan dan kesetiakawanan sosial; Memungkinkan para siswa saling

belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan

pandangan-pandangan; memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial;

memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen; menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois;

membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa; berbagai

ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling

membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan; Meningkatkan rasa saling

percaya kepada sesama manusia; meningkatkan kemampuan memandang

masalah dan situasi dari berbagai perspektif; meningkatkan kesediaan

menggunakan ide orang lain yamg dirasakan lebih baik; Meningkatkan

kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis

kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

Dengan menggunakan model cooperative learning teknik Quick on The

Draw yaitu sebuah aktivitas riset dengan insentif bawaan untuk kerja tim dan

kecepatan maka merupakan alternatif seorang guru dalam menciptakan

suasana belajar yang aktif di kelas bagi peserta didik. Para peserta didik akan

terbagi dalam kelompok-kelompok. Aktifitas ini mendorong kerja kelompok

– semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya dalam

menyelesaikan tugas. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih

produktif daripada menduplikasi tugas. Ini memberikan pengalaman

mengenai tentang macam-macam ketrampilan membaca, yang didorong oleh

(29)

   

membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang menjawab pertanyaan dengan

tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak.

Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan

belajar pada sumber, bukan guru. Teknik ini juga mengandung fun karena

seperti games. Dengan adanya model cooperative learning melalui teknik

Quick On The Draw ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

A. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sumber masalah dalam

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning dengan

Quick on The Draw dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi di

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XI?

2. Apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick

on The Draw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi di SMA Stella

Duce 2 Yogyakarta kelas XI?

B. Tujuan Penelitian

Dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran cooperative

learning teknik Quick on The Draw dapat meningkatkan aktivitas belajar

(30)

   

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran cooperative

learning teknik Quick on The Draw dapat meningkatkan prestasi belajar

akuntansi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XI

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Membantu siswa dalam peningkatan aktivitas dan prestasi belajar

b. Melatih siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan membangun kerjasama

dengan teman-temannya

c. Lebih membangun komunikasi antara guru dengan siswa

2. Bagi Guru

a. Dapat memberikan informasi mengenai model pembelajaran

cooperative learning dengan teknik Quick on The Draw.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat memperoleh tambahan wawasan, pengalaman dan

mempraktekkan dalam menerapkan model cooperative learning

dengan teknik Quick on The Draw guna meningkatkan aktivitas dan

prestasi belajar siswa

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

a. Dapat menjadi referensi selanjutnya bagi penelitian berikutnya terutama

bagi calon pendidik (calon Guru) di USD ini.

(31)

7

   

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Prestasi Belajar Akuntansi 1. Pengertian Belajar

Cronbach (Sadirman, 2005:20) mengemukakan bahwa “Learning is

shown by a change is behavior as aresult of experience”. Belajar adalah

memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Sedangkan Harold Spears (Sadirman, 2005:20) memberikan batasan,

Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to

listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca,

berinisisasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/

arahan. Geoch, mengatakan Spears (Sadirman, 2005:20) “Learning is a

change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan

dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi di atas, maka

dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Winkel (1991:36) dalam bukunya yang berjudul Psikologi

Pengajaran. Menurutnya, pengertian belajar adalah:

“suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap”. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

(32)

Menurut Nasution (1982: 68), belajar adalah:

“sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar”.

Menurut Hilgard (Sanjaya, 2008:112) belajar dianggap sebagai proses

perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard

mengungkapkan: ‘Learning is the process by wich an activity originates or

changed through training procedurs (wether in the laboratory or in the in

naural environment) as distinguished from cahnges not atributable to

training’. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan

atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam

lingkungan alamiah.

1. Ciri-ciri Belajar

William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang

terhadap prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1. proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui

(under going)

2. proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata

pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid

4. pengalaman belajar besumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri

yang mendorong motivasi yang kontinyu

(33)

6. proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh

perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid

7. proses belajar berlangsung secara efektif apabila

pengalaman-pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan

dengan kematangan murid

8. proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan

kemajuan

9. proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur

10. hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi

dapat didiskusikan secara terpisah

11. proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang

merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan

12. hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan

13. hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan

14. hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian

pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang

baik

15. hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian

dengan kecepatan yang berbeda-beda

16. hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan

(34)

Ada enam ciri pembelajaran yang efektif menurut Eggen dan Kauchak

(1998) adalah sebagai berikut.

1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan

perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi

berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi

dalam pelajaran

3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian

4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada

siswa dalam menganalisis informasi

5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan

keterampilan berpikir

6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan

tujuan dan gaya mengajar

2. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam

Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Winkel

(1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar

merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar. Selanjutnya Winkel (1996:162)

(35)

atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegaitan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Gunarso (1993 :

77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang

dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Pembelajaran

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang

diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam

diri siswa (faktor intern) dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor

ekstern) (Baharudin, 2008:19). Faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri anak bersifat bilogis sedangkan faktor-faktor ayng berasal dari luar

diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

a. Kecerdasan/ intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini

sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu

menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

(36)

berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga

seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingakt kecerdasan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena

itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak

diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini

lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan,

yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartono (1995:2)

menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau

diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan

menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Muhibbin (1999:136)

mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk

melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan

latihan.”

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa kegaitan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut

(37)

diri seseorang untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang

menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu

dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya

Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus

yang disertai dengan rasa sayang.”

d. Motivasi

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong sesorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupkan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan

berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifanya di luar diri siswa, yaitu beberpa pengalaman-pengalaman,

(38)

ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada

individu.

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan

utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,

tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,

negara dan dunia.” Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) yang diambil

dari mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang

pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi

pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan

pandangan hidup keagamaan.”

b. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu

lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi

hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru

(39)

memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu,

guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan,

dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

c. Lingkungan Masyarakat

Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan

masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama

anak yang sebayanya. Apabila anak yang sebaya merupakan

anak-anak yang rajin belajar, maka anak-anak akan terangsang untuk mengikuti

jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan

kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun

dapat terpengaruh pula.

B. Aktivitas Belajar

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,1984:26) menyebutkan

bahwa aktivitas adalah kegiatan, kesibukan. Menurut Sriyono, aktivitas

adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani .

Sardiman AM (2006: 103) menyebutkan bahwa di dalam aktivitas belajar ada

beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut

pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut

pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang menurut

pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Budiningsih, 2003:125, ada berbagai cara untuk dapat mengaktifkan

(40)

pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung (2)

mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan (3) membuat percobaan

dan memikirkan jawaban atas hipotesis yang diajukan (4) membentuk

kelompok belajar (5) menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan

kolaboratif ..

Menurut Hamali (2008: 175) aktivitas dalam pengajaran itu mempunyai

nilai. Nilai yang terkandung dalam aktivitas pengajaran adalah sebagai

berikut:

1. para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri

2. berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral

3. memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa

4. para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri

5. memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis

6. mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, hubungan orang tua

dengan guru

7. pengajaran dilaksanakan secara konkret sehingga mengembangkan

pemahaman berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas

8. pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam

(41)

Sardiman AM (2006: 101), menyebutkan bahwa aktivitas belajar ada

bermacam-macam jenisnya, antara lain:

1) visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3) listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4) writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5) drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6) motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

beternak.

7) mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

8) emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, kesiapan, merasa

(42)

Menurut (Harrow, 1990: 30-31). Hasil belajar psikomotorik dapat

diklarifikasikan menjadi enam: gerakan refleks, gerakan fundamental dasar,

kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan

komunikasi tanpa kata.

C. Pengertian Akuntansi

Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informsi keuangan. di dalam

bukunya Suwardjono (2002:5) definisi resmi untuk akuntansi yang

mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminology

Bulletin No.1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board (APBD)

yaitu suatu komite penyusunan prinsip akuntansi yang dibentuk oleh

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Komite tersebut

mendifinisikan akuntansi sebagai berikut:

Accounting is the art of recording, classifying, and summerising in a

significant mnner and in terms of money, transactions and events which are,

in part at least, of financial character, and interpreting the results thereof. ²

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi

dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan

dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasian hasil proses tersebut.

Sedangkan menurut Suwardjono sendiri (2002:7) darin sudut bidang studi,

akuntansi dapat diartikan sebagai: seperangkat pengetahuan yang

mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan

(43)

tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan ekonomik.

Manfaat Akuntansi:

a. Bagi pihak intern, akuntansi berguna untuk:

1. perencanaan

Berdasarkan informasi keuangan yang tepat, dapat disusun rencana

yang baik untuk tahap berikutnya.

2. pengendalian

Berdasarkan rencana dan penerapan Sistem Akuntansi yang baik,

dapat mengontrol/ menilai jalannya perusahaan.

3. pertanggungjawaban

Semua data, transaksi dan kejadian pada suatu perusahaan dicatat

dan pada akhir periode disusunlah laporan keuangan untuk

disampaikan kepada pemilik (sebagai laporan

pertanggungjawaban) dan kepada pihak ekstern yang lain untuk

mendapatkan penilaian.

b. Bagi pihak ekstern, akuntansi berguna untuk mengambil keputusan

c. Secara umum, akuntansi sebagai alat bantu utnuk mengambil

keputusan ekonomi dari pihak yang memerlukan.

Sedangkan pengertian akuntansi menurut Ninik Yudianti dalam

Modul Pendalaman Materi Akuntansi Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru (2011: 40) seperangkat pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari

(44)

dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu pengetahuan. Dari segi profesi,

akuntansi sering dipandang sebagai suatu serangkaian prosedur, metoda,

dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi

dipandang sebagi pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun

seperangkat laporan keuangan. Sebagai disiplin pengetahuan, akademisi

memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu praktik dan teori.

Bidang praktik berhubungan dengan masalah bagaimana praktik

dijalankan sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) dan

bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen

yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuana dicakup dalam

suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.

Akuntansi didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang

memperlajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan

kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan

cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang

berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambil keputusan

ekonomik.

D.Model Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Hasan (Eti, 2007:4) Cooperative mengandung pengertian

“bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama “menurut sedangkan

pendapat Slavin (Solihatin Eti, 2007:4) mengatakan bahwa cooperative

learning adalah ‘suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja

(45)

terdiri dari 4 samapai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat

heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok

tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara

individual maupun secara kelompok’. Menurut Eti, (2007: 4). Pada dasarnya

cooperative learning mengandung pengertian “sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam

struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang

atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari

setiap anggota kelompok itu sendiri”. Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke

(1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah (1) terdapat

saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, (2) dapat

dipertanggungjawabkan secara individu, (3)heterogen, (4) berbagi

kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas dan

kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru/dosen

mengamati proses belajar mahasiswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada

kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang

anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan

akademik, jender, suku, maupun lainnya.

Prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan cooperative learning menurut

Stahl (1994) meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. perumusan tujuan belajar peserta didik harus jelas.

b. penerimaan yang menyeluruh oleh peserta didik tentang tujuan belajar.

(46)

d. interaksi yang bersifat terbuka.

e. tanggung jawab Individu.

f. kelompok bersifat heterogen.

g. interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif.

h. tindak lanjut (follow up).

i. kepuasan dalam belajar.

Langkah-langkah dalam penggunaan model cooperative learning secara

umum dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini, seorang guru

mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai

dalam pembelajaran.

2. Guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi

kegiatan peserta didik dalam belajar secara bersama dalam

eklompok-kelompok kecil.

3. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan peserta didik, guru

mengarahkan dan membimbing peserta didik, baik secara individual maupun

kelompok, baik dalam memahami materi mapun mengenai sikap dan perilaku

pseserta didik selama kegiatan belajar berlangsung.

4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik dari masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan kerjanya.

Menurut Eti, (2007: 4) model cooperative learning menunjukkan

efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat

(47)

pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat

bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat.

Terdapat lima tipe pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah

(Slavin,1995:4):

a. Think pair share

Guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru meminta siswa berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadinya tanya jawab yang mendorong pada pengkontruksian pengetahuan secara intergratif.

b. Jigsaw

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik ertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terkahir dari model jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

c. Numbered heads together

(48)

d. Team Games Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

e. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukana apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

E.Teknik Quick on The Draw

Quick on the draw merupakan tipe pembelajaran yang dapat

dikategorikan sebagai model pembelajaran cooperative. Tipe pembelajaran

yang dimaksud adalah sebagai berikut Ginnis (2008: 163).

1. siapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh, mengenai topik yang sedang

dibahas. Buat cukup salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan

harus di kartu terpisah. Tiap set pertanyaan harus di kartu dengan warna

berbeda. Letakkan set tersebut di atas meja guru, angka menghadap ke atas,

(49)

2. bagi kelas ke dalam kelompok bertiga (empat jika diperlukan). Beri warna

untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka

di meja guru.

3. beri tiap kelompok materi sumber yang berdiri dari jawaban untuk semua

pertanyaan-satu kopi tiap siswa. Ini bisa hanya berupa halaman tertentu dari

buku teks yang biasanya. Jawaban sebaiknya tidak begitu jelas: idenya adalah

agar siswa harus mencari dalam teks.

4. pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru,

mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali

membawanya ke kelompok.

5. dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis

jawaban di lembar kertas terpisah.

6. jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika

jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka

diambil....dan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak

lengkap, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi.

Penulis dan pelari harus bergantian.

7. saat satu siswa sedang “berlari” lainnya memindai sumbernya dan

membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan

nantinya dengan lebih efisien. Ide yang bagus untuk membuat beberapa

pertanyaan pertama cukup mudah dan pendek, hanya agar momentumnya

mengena.

(50)

9. anda kemudian membahas semua pertanyaan dengan kelas dan catatan yang

dibuat.

Keunggulan teknik Quick on The Draw:

1. aktifitas ini mendorong kerja kelompok – semakin efisien kerja kelompok,

semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas

lebih produktif daripada menduplikasi tugas.

2. ini memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam ketrampilan

membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri

dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang

menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan

yang tidak.

3. kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar

pada sumber, bukan guru.

4. teknik ini juga mengandung fun karena seperti games

Jadi, teknik quick on the draw di atas merupakan bagian dari model

pembelajaran cooperative learning selain menurut Slavin.

F. Kerangka Berpikir

Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini sungguh memperihatinkan.

Menurut Survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas

pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.

Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World

Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah,

(51)

Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya

berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara

di dunia. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tentu banyak

sekali, terutama pada sektor pengajaran oleh guru di sekolah kepada peserta

didik. Guru yang hanya sekedar formalitas mengajar di kelas terhadap perserta

didik dengan menggunakan metode yang itu-itu saja dan cenderung monoton

dan kaku membuat peserta didikpun merasa jenuh terhadap situasi dan kondisi

tersebut. Sehingga berdampak pada peserta didik yang kurang aktif di kelas

mengakibatkan jalinan komunikasi antar siswa maupun guru dalam pertukaran

informasi dalam proses pembelajaran sangat minim sekali. Dan tidak hanya itu

saja, dampak yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah rendahnya

prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United

Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil

studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui

laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan

tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila

dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di

bawahnya. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari

materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk

uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat

terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Dari masalah tersebut di atas, guru dituntut aktif dan kreatif dalam

(52)

proses pembelajaran agar mencapai tujuan yaitu terkait dengan proses dan hasil

pembelajaran. Selain itu, juga menuntut siswa harus aktif dalam proses belajar

mengajar. Siswa tidak hanya menunggu untuk mendapatkan sajian materi dari

guru tetapi siswa sendiri juga aktif dalam mencari dan menemukan informasi

yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Kreatifitas seorang guru dalam

menyusun suatu model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas

peserta didiknya tersebut sehingga dari aktivitas yang dibangun oleh seorang

guru dengan peserta didiknya tersebut selama proses pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Saat ini, belum banyak guru yang melakukan PTK selama proses

pembelajaran di sekolah. Padahal PTK dapat diterapkan pada strategi

pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang

menyenangkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran akuntansi. Pembelajaran cooperative dengan teknik quick on the

draw merupakan salah satu metode alternatif yang dapat meningkatkan

aktivitas dan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran di sekolah.

Metode cooperative dengan teknik quick on the draw dapat dengan mudah

diterapkan dengan melibatkan seluruh siswa tanpa memandang perbedaan

status. Para peserta didik akan terbagi dalam kelompok-kelompok. Aktivitas

ini mendorong kerja kelompok – semakin efisien kerja kelompok, semakin

cepat kemajuannya dalam menyelesaikan tugas. Kelompok dapat belajar

bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. Ini

(53)

membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri

dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang

menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan

yang tidak.Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan

belajar pada sumber, bukan guru. Teknik ini juga mengandung fun karena

seperti games. Dan diharapkan dari aktivitas melalui teknik quick On The

Draw ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(54)

30 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dari permasalahan yang dikaji, yang lebih mengutamakan pada

masalah proses, maka jenis penelitian dengan strateginya yang cocok dan

relevan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain Classroom

Action Research CAR) atau penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dibentuk dari 3 kata, yang memiliki

pengertian sebagai berikut (Asrori, 2008:5):

1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan sangat penting

2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk

rangkaian siklus kegiatan untuk siswa

3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang

dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru

sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia

(55)

atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Suhardjono, 2008:

57). Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) yang dimaksud dengan

penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar

dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu

gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat

pengaruh nyata dari upaya itu.

PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya.

Meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah, PTK berbeda dengan

penelitian formal akademik pada umumnya. Sifat-sifat khususnya

seperti terlihat di dalam matrik di bawah ini menurut Ibnu

(Aqib,2006:16)

Masalah Penelitian Dari guru (aktual) Bukan dari guru

Peneliti utama Guru Guru hanya sebagai penamping/ pembantu

Desain Penelitian Lentur/ fleksibel Formal dan kaku

Analisis Data Segera/ seketika (Mungkin) ditunda

Format Laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku

(56)

Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain:

1. didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

2. adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya

3. peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

4. bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional

5. dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Stella Duce 2,

Yogyakarta dengan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick on

The Draw. Adapaun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari

tahun 2012. Lama tindakan di kelas kurang lebih selama satu bulan.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas

XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 26 siswi

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan prestasi belajar

(57)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah

sebagai bagian dari populasi. Karena prinsip penelitian tindakan tidak untuk

membuat generalisasi dengan alasan dampak perlakuan hanya terdapat pada

subjek yang dikenai tindakan saja. Dengan kata lain hasil penelitian tindakan

hanya berlaku bagi kasus yang akan diteliti. Maka dalam penelitian tindakan

tidak mengenal populasi dan sampel (Arikunto: 2006). Dalam hal ini, siswa

kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berjumlah 26 siswi adalah

responden/ sumber data sekaligus merupakan subjek penelitian ini.

E. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu

mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui keadaan kelas, situasi pembelajaran, metode pembelajaran

guru. Kegaitan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap

situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru,

observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Setelah mengadakan

kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitain di dalam kelas

menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik quick

(58)

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi:

1. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa

persiapan pembelajaran cooperative learning teknik quick on the

draw, yang meliputi sebagai berikut.

a) Peneliti dan guru mengali data awal karakteristik siswa

untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan dan

tingkat pemahaman kemudian membagi siswa secara

heterogen menjadi kelompok-kelompok yang

beranggotakan 3-4 orang. Beberapa perangkat yang

disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran

dengan model pembelajaran cooperative learning teknik

quick on the draw, soal latihan, lembar jawab, lembar

observasi.

b) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data,

meliputi:

(1) Lembar observasi kegiatan guru

(2) Lembar observasi kegiatan siswa

(3) Lembar observasi kegiatan kelas

(59)

2. Tindakan

Pada tahap ini, sebelum diterapkannya pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik

quick on the draw, guru melakukan pretest. Setelah itu

dilaksanakan implementasi pembelajaran cooperative learning

teknik quick on the draw sesuai dengan rencana tindakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a) Penyajian Kelas

Sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran cooperative learning teknik quick on

the draw, awal pembelajaran akan diawali guru

menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan

dengan metode ceramah, diskusi atau metode lainnya.

Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah

siswa harus benar-benar memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan

membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b) Kelompok (team)

Di dalam kelompok masing-masing anggota membagi

tugasnya masing–masing dalam hal yang mengambil

pertanyaan, menjawab pertanyaan dengan mencari dan

menulis jawaban, dan menyerahkan kembali pertanyaan.

Gambar

Tabel 5.10: Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Sebelum Tindakan ............    117
Tabel 3.1 Tabel Aktivitas Kegiatan Siswa
Tabel 3.2 Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program Studi Peserta wajib mengisi form kesediaan untuk mengakui semua kredit yang telah ditempuh oleh peserta Program Transfer Kredit Direktorat Pembelajaran

Untuk mempercepat adopsi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Departemen Pertanian, maka sejak tahun 2009 telah ditandatngani nota kesepahaman antara Badan

Berdasarkan hasil surve yang telah saya lakukan kepada Ny.Eni Puji sejak kehamilan umur 37 minggu 1 hari, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan

Baiquni pada tahun 2007 dalam Sahputra (2009: 11) menyatakan dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta membutuhkan dan melibatkan interaksi, sering

Penelitian tentang degree diameter problem menghasilkan dua kegiatan penelitian yang utama, yaitu mengkonstruksi graf berarah dengan ordo lebih besar dari ordo graf berarah yang

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tanggung jawab anak perempuan dalam keluarga dan implikasinya terhadap sistem kewarisan Adat Perpatih adalah karena masyarakat kurang berpuas

Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2003 adalah 42,4 juta naik 9,5 persen dibanding dengan tahun 2000, sedangkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor UKM pada tahun 2003

Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat yang terlibat di ruang yang sudah ditentukan. 2) Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan