IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA
(Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE
2 Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: CAHYARINI NIM: 071334044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Yesus Kristus
Bunda Maria
Ayahku Antonius Suparjo
Ibuku Bertha Suyatmi
Kakakku Yuliana Novi Aryanti,
Marina Dwi Murwati dan Fransisktus Tri
Subakti
Kakak Iparku Antonius Budi Prasetyo
Ponakanku Claudius Yovi Agung Maheswara
dan Venansius Baltazar Yovi Agung
Mahendra
v
MOTTO
The Meaning of life
That get the adventure of life
And choose one of thousand ways
To get our destination
Just keep to be the best Navigator
Of Own ship
In order through our life
Giet, Sept 2001
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Cahyarini
Nomor Mahasiswa : 071334044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA
DUCE 2 YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikan saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 03 Juli 2012
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2
Yogyakarta)
Cahyarini
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan tingkat aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogyakarta pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik quick on the draw.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, Jln. Dr. Sutomo 16, Baciro, Yogyakarta 55223. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang terdiri dari 26 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan rekflesi. Pengumpulan data dilakukan dengan, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar pengamatan aktivitas siswa di dalam kelas secara umum, lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran, lembar refleksi guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis desktiptif dan analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF LEARNING MODEL OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUE “QUICK ON THE DRAW” TO INCREASE
THE ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING ON THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF THE SOCIAL SCIENCES DEPARTMENT OF STELLA DUCE 2 SENIOR
HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
(This Research was carried out on the Eleventh Grade Students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr.
Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta)
Cahyarini
Sanata Dharma University Yogyakarta
2012
The purpose of this study is to find out the level of activity and learning achievement of the eleventh grade students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta on the adjustment journal through the application of Cooperative Learning Model Technique “Quick On The Draw.”
This type of research is a class action research. The experiment was conducted in February 2012 in Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr. Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. The samples of this study were 26 students of the eleventh grade students of the Social Sciences Department of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta 2011/2012 batch. The classcroom action research was conducted in one cycle that includes four phases namely: planning, action, activities and reflection. The data were collected by analyzing, observation sheet activities of teachers, student activity sheet observations, classroom observation sheet activities, observation sheet activities of students in general, observation sheet activities of teachers during the learning process, classroom observation instrument, observation sheets and learning activities of students, reflection sheet of teacher and students. The techniques of analyzing the data were descriptive and comparative analyses.
x
calculation of the average student learning outcomes through a pretest is 55,3 and 80,7 post test result.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa
dan berkatnya yang begitu luar biasa telah Ia limpahkan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Implementasi
Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan
Akuntansi.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari doa, bantuan, dukungan, bimbingan,
kerja sama dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penulisan
skripsi ini:
Ucapan terima kasih ini, penulis sampaikan kepada:
1. Romo Dr. C. Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc selaku Wakil Rektor III
Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan semangat dan
pengalaman yang begitu berharga kepada penulis.
2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
xii
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Pembimbing
skripsi yang sabar selalu membimbing penulis dalam proses
menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Drs FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji atas segala saran dan
arahan yang diberikan kepada penulis dalam merevisi skripsi ini
7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji atas segala
saran dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam merevisi skripsi ini
8. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi yang
telah banyak memberikan semangat dan pengalaman yang begitu berharga
kepada penulis
9. Sr. Fidelis Budiriastuti, CB, S.Pd selaku Kepala Sekolah Stella Suce 2
Yogyakarta yang telah memberikan ijin agar penulis dapat melaksanakan
penelitian di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
10.Bapak Y. Himawan. I, S.Pd selaku Guru Ekonomi/ Akuntansi kelas XI
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.
11.Para siswa kelas XI IPS 1 Stella Duce 2 Yogyakarta yang bersedia bekerja
sama membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian dan pengumpulan
data
12.Kedua orang tuaku yang tercinta dan sangat ku kasihi, Bapak Antonius
xiii
sayangnya yang begitu tulus, semangat dan dukungan baik moril maupun
material. Terima kasih Tuhan telah memberikan kedua orang tua yang
begitu indah dan sempurna di dalam hidupku.
13.Kepada Kakak ku Yuliana Novi Aryanti, Marina Dwi Murwati dan
Fransiskus Tri Subakti yang begitu sangat ku cintai yang begitu sabar
menghadapi adeknya ini. Tak lupa juga kepada Kakak Ipar ku Antonius
Budi Prasetyo dan ponakan ku yang lucu dan yang sangat ku sayangi,
Claudius Yovi Agung Maheswara dan Venansius Baltazar Yovi Agung
Mahendra. Semoga menjadi anak yang pintar dan berbakti kepada Orang
tua dan negara.
14.Kepada Mbah Putri dan Mbah Kakung yang ku cintai. Terima kasih atas
senyum yang begitu indah dan semangat akan hidup ini yang ditunjukkan
kepada cucunya ini. Dan tak lupa ku ucapkan terima kasih kepada Bulek
Par, Om Agus, Bulek Sonem atas doa dan dukungannya kepada Rini
selama ini.
15.Sahabat ku yang sangat ku cintai Evie Aprianty. Smoga menjadi Ibu yang
sukses dan berbahagia. Dan keluarga kecilnya selalu diberikan rahmat dan
berkat oleh Jesus Kristus.
16.Teman seperjuangan dari Bangka Island selama di Jogja. Lidwina
Widayati, Ardhina Trisila Sakti, Maria Stella Soehardi dan Maria Sisca
Inovani. Terima kasih teman telah menjadi teman terbaik baik suka
maupun duka. Begitu banyak cerita di antara kita teman yang terukir di
xiv
17.Teman kos Bromo 2C. Gayuh Jati Pinilih, Nunik Kusumawati, Eka
Ratnawati, Ibu Titin Nurhidayati dan Teta Nea. Terima kasih telah
menjadi teman yang begitu sabar menghadapi penulis dan selalu
memberikan doa dan semangatnya. Hehehehe...
18.Teman-teman seperjuangan kuliah Pendidikan Akuntansi 2007. Yossy,
Ratna, Ira, Eta, Tere, Retno, Tya, Sisca, Umi, Mega, Laras, Vera, Febri,
Martina dan Rara. Terima kasih atas kebersamaan yang begitu berharga
selama ini.
19.Terima kasih kepada Mapasadha karena sudah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu di organisasi pencinta alam ini.
Terima kasih atas ilmu, pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga
selama ini.
20.Terima kasih kepada keluarga kecil ku Mapasadha. Mbah Soel, Babe
Mlongo, Anak ku Jalank dan Kricu dan kepada Cucu ku Kocor. Terima
kasih atas semangat, doa, wejangan-wejangan dan tawa yang begitu
hangat di dalam hidup ku.
21.Terima kasih kepada teman-teman keluarga besar Pondok Mapasadha
telah memberikan pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga,
kehangatan, dan keceriaan di dalam hidup ku. Hidup ini tak berwarna
tanpa kalian.
22.Teman-teman SMA Negeri 1 Pangkalpinang Gieta Swaradhiny, Ghelia
xv
Rianovita Saragih. Masa-masa SMA takkan indah seperti lagu-lagu tanpa
kalian teman.
23.Teman-teman PIMNAS Makassar Universitas Sanata Dharma 2011.
Terima kasih atas kebersamaannya selama ini khususnya perjuangan, kerja
keras, doa, semangat dan dukungan selama mengikuti PIMNAS.
24.Teman-teman PKMK Mie Ganyol. Evi, Tina, Anna dan Vivi. Terima
kasih karena telah memberi kesempatan kepada penulis bekerja sama
dengan orang-orang hebat seperti kalian. Tanpa kalian, saya tidak akan
pernah mencicipi bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang hebat di
negeri ini.
25.Terima kasih kepada negeri ku Indonesia. Disinilah ku lahir, dibesarkan,
tumbuh dan berkembang menjadi anak Indonesia. Semoga ku bisa menjadi
anak negeri yang bisa berguna bagi bangsa dan negara ini. Terima kasih
atas alam yang begitu indah, gunung, pantai, hutan, sungai dan masih
banyak lagi yang telah Tuhan ciptakan untuk mempesonakan mata ku,
menyegarkan jiwa, hati, pikiran dan tubuh ini atas indahnya karya Tuhan
yang begitu agung dan sempurna.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Juni 2012 Penulis
xvi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Prestasi Belajar Akuntansi ... 15
B. Aktivitas Belajar ... 16
C. Pengertian Akuntansi ... 18
D. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 20
E. Teknik Quick On The Draw ... 24
F. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
E. Prosedur Penelitian ... 33
F. Teknik dan Pengumpulan Data... 39
xviii
BAB IV GAMBARAN UMUM... ... 45
A. Sejarah Berdirinya SMA Stella Duce 2 ... 45
B. Visi, Misi, Semboyan dab Tujuan SMA Stella Duce2 ... 47
C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 50
D. Struktur Kurikulum SMA Stella Duce 2 ... 50
E. Peraturan Akademik SMA Stella Duce 2 ... 55
F. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 62
G. Sumber Daya Manusia SMA Stella Duce 2 ... 71
H. Siswa SMA Stella Duce 2 ... 73
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 75
J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 77
K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 dengan Instansi Lain ... 79
L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 80
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 87
A. Deskripsi Penelitian ... 87
B. Analisis Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick The Draw ... 116
xix
Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning
Teknik Quick The Draw ... 122
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 128
A. Kesimpulan ... 128
B. Keterbatasan Penelitian ... 129
C. Saran ... 129
DAFTAR PUSTAKA ... 131
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Tabel Aktivitas Kegiatan Siswa ... 43
Tabel 3.2: Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa ... 44
Tabel 4.1: Struktur Kurikulum ... 51
Tabel 4.2: Daftar dan Jadwal Ekstrakurikuler... 54
Tabel 4.3: Contoh Kenaikan Kelas X Ke Kelas XI ... 58
Tabel 4.4: Kriteria Kentuntasan Minimal ... 62
Tabel 4.5: Daftar Wali Kelas Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 70
Tabel 4.6: Daftar Guru Piket Tehun Pelajaran 2011/ 2012 ... 71
Tabel 4.7: Daftar Guru Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 71
Tabel 4.8: Data Karyawan Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 72
Tabel 4.9: Jumlah Siswi SMA Stella Duce 2 ... 73
Tabel 5.1: Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Sebelum Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 89
Tabel 5.2: Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 93
Tabel 5.3: Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas ... 94
Tabel 5.4: Aktivitas Guru Siklus I ... 104
xxi
Tabel 5.6: Instrumen Pengamatan Kelas ... 109
Tabel 5.7: Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Secara Umum ... 111
Tabel 5.8: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 113
Tabel 5.9: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 115
Tabel 5.10: Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Sebelum Tindakan ... 117
Tabel 5.11: Observasi Aktivitas Siswa Setelah Tindakan ... 118
Tabel 5.12: Aktivitas Kegiatan Siswa ... 120
Tabel 5.13: Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 122
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Observasi Kegiatan Guru Di Kelas ... 134
Lampiran 2: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Di Kelas ... 135
Lampiran 3: Lembar Observasi Kegiatan Di Kelas ... 136
Lampiran 4: Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam
Proses Pembelajaran ... 137
Lampiran 5: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran .. 139
Lampiran 6: Instrumen Pengamatan Kelas ... 141
Lampiran 7: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Di Kelas Secara Umum .. 143
Lampiran 8: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen
Pembelajaran dan Model Pembelajaran Cooperative Learning
Teknik Quick On The Draw ... 145
Lampiran 9: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen
Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik Quick
On The Draw ... 147
Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 149
Lampiran 11: Soal Pretest ... 150
Lampiran 12: Soal Postest ... .. 151
Lampiran 13: Lembar Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 152
Lampiran 14: Lembar Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 153
xxiii
Lampiran 1a: Lembar Observasi Kegiatan Guru Di Kelas ... . 158
Lampiran 2a: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Di Kelas ... ... 160
Lampiran 3a: Lembar Observasi Kegiatan Di Kelas ... . 162
Lampiran 1b: Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Saat Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On
The Draw ... 165
Lampiran 2b: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Saat Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick
On The Draw ... . 167
Lampiran 3b: Lembar Observasi Aktivitas Di Kelas Pada Saat Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On
The Draw ... 170
Lampiran 4b: Lembar Pengamat Kegiatan Guru Dalam Proses
Pembelajaran ... . 172
Lampiran 5a: Instrumen Pengamatan Kelas ... 174
Lampiran 6a: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Saat
Pembelajaran Akuntansi Dengan Menggunakan
Model Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 176
Lampiran 7a: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Di Kelas Secara
xxiv
Lampiran 8a: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Model Cooperative Learning Teknik Quick
On The Draw ... 180
Lampiran 9a: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Model Cooperative Learning Teknik
Quick On The Draw ... . 181
Lampiran 10a: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 183
Lampiran 11a: Soal Pretest ... 190
Lampiran 12a: Soal Postest ... 192
Lampiran 13a: Lembar Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 194
Lampiran 14a: Hasil Wawancara Dengan Guru ... . 195
Lampiran 15a: Hasil Wawancara Dengan Siswa ... 199
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan berbagai model mengajar merupakan salah satu syarat
keberhasilan proses belajar. Dengan model mengajar yang diterapkan seorang
guru kepada peserta didiknya, dapat menentukan keberhasilan seorang guru
dalam menyampaikan materi yang disampaikan kepada peserta didiknya
sehingga peserta didiknya tersebut dapat mengerti selama proses
pembelajaran di kelas. Pada kenyataan yang terjadi, peserta didik masih
dihadapkan pada model pembelajaran yang cenderung monoton dan kaku.
Guru masih melaksanakan model pembelajaran yang membosankan dengan
metode ceramah di depan kelas dimana mereka diarahkan untuk mendengar,
mengingat dan menghafal materi pelajaran tersebut. Dengan model
pembelajaran yang cenderung monoton tersebut memang para peserta didik
dapat mengerti materi pelajaran yang disampaikan tetapi mereka cenderung
pasif dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru dan teman-teman
sekelasnya. Tidak ada aktivitas yang berarti di dalam kelas selama proses
pembelajaran. Para siswa hanya duduk, membaca sambil mendengarkan
materi yang disampaikan oleh guru mereka. Seperti yang pernah saya alami
sendiri saat mengikuti beberapa mata pelajaran di kelas dimana guru yang
mengajar tersebut menggunakan metode ceramah, disitu saya dan
Seperti yang termuat di dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan tersebut telah menyiratkan adanya
keinginan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh seorang
siswa baik potensi secara akademik maupun potensi non akademik seperti
keterampilan.
Kondisi pendidikan dewasa ini menuntut agar guru aktif dan kreatif
dalam mencari, menyiasati, dan memilih strategi pembelajaran yang tepat
untuk proses pembelajaran agar mencapai tujuan yaitu terkait dengan proses
dan hasil pembelajaran. Selain itu, juga menuntut siswa harus aktif dalam
proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya menunggu untuk mendapatkan
sajian materi dari guru tetapi siswa sendiri juga aktif dalam mencari dan
menemukan informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Kreatifitas seorang guru dalam menyusun suatu model pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didiknya tersebut sehingga
dari aktivitas yang dibangun oleh seorang guru dengan peserta didiknya
tersebut selama proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta
Peneliti mengembangkan upaya pembaharuan pada model-model
pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran yang ada, salah
satunya dengan menggunakan model cooperative learning dengan teknik
Quick on The Draw, yang dapat mudah dipahami oleh peserta didik. Guru
harus mampu menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif dan
menyenangkan yang membuat siswa ingin belajar dengan materi yang
disampaikan oleh seorang guru dengan proses tahap-tahapan tertentu. Dimana
guru mempunyai empat kompetensi pendidik dalam pembelajaran yang
diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal yaitu kompetensi profesional,
kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Dimana dari keempat kompetensi tersebut jika peran guru dapat berjalan
secara optimal maka pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan) juga dapat tercapai. Menurut Michaels
(Eti, 2007:4) model belajar cooperative learning merupakan:‘suatu model
pembelajaran yang membantu peserta didik dalam mengembangkan
pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat,
sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota
kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.’
Menurut Lie (Sugiyanto, 2010: 40) elemen-elemen pembelajaran
kooperatif adalah “(1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka;
(3) akuntabilitas individual, dan (4) ketrampilan untuk menjalin hubungan
antarpribadi atau ketrampilan sosial yang secra sengaja diajarkan”. Ada
kepekaan dan kesetiakawanan sosial; Memungkinkan para siswa saling
belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan
pandangan-pandangan; memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial;
memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen; menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois;
membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa; berbagai
ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan; Meningkatkan rasa saling
percaya kepada sesama manusia; meningkatkan kemampuan memandang
masalah dan situasi dari berbagai perspektif; meningkatkan kesediaan
menggunakan ide orang lain yamg dirasakan lebih baik; Meningkatkan
kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis
kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.
Dengan menggunakan model cooperative learning teknik Quick on The
Draw yaitu sebuah aktivitas riset dengan insentif bawaan untuk kerja tim dan
kecepatan maka merupakan alternatif seorang guru dalam menciptakan
suasana belajar yang aktif di kelas bagi peserta didik. Para peserta didik akan
terbagi dalam kelompok-kelompok. Aktifitas ini mendorong kerja kelompok
– semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya dalam
menyelesaikan tugas. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih
produktif daripada menduplikasi tugas. Ini memberikan pengalaman
mengenai tentang macam-macam ketrampilan membaca, yang didorong oleh
membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang menjawab pertanyaan dengan
tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak.
Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan
belajar pada sumber, bukan guru. Teknik ini juga mengandung fun karena
seperti games. Dengan adanya model cooperative learning melalui teknik
Quick On The Draw ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
A. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sumber masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning dengan
Quick on The Draw dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi di
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XI?
2. Apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick
on The Draw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi di SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta kelas XI?
B. Tujuan Penelitian
Dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran cooperative
learning teknik Quick on The Draw dapat meningkatkan aktivitas belajar
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran cooperative
learning teknik Quick on The Draw dapat meningkatkan prestasi belajar
akuntansi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XI
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Membantu siswa dalam peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
b. Melatih siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan membangun kerjasama
dengan teman-temannya
c. Lebih membangun komunikasi antara guru dengan siswa
2. Bagi Guru
a. Dapat memberikan informasi mengenai model pembelajaran
cooperative learning dengan teknik Quick on The Draw.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat memperoleh tambahan wawasan, pengalaman dan
mempraktekkan dalam menerapkan model cooperative learning
dengan teknik Quick on The Draw guna meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
a. Dapat menjadi referensi selanjutnya bagi penelitian berikutnya terutama
bagi calon pendidik (calon Guru) di USD ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Prestasi Belajar Akuntansi 1. Pengertian Belajar
Cronbach (Sadirman, 2005:20) mengemukakan bahwa “Learning is
shown by a change is behavior as aresult of experience”. Belajar adalah
memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Sedangkan Harold Spears (Sadirman, 2005:20) memberikan batasan,
“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to
listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca,
berinisisasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/
arahan. Geoch, mengatakan Spears (Sadirman, 2005:20) “Learning is a
change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan
dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi di atas, maka
dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Winkel (1991:36) dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pengajaran. Menurutnya, pengertian belajar adalah:
“suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap”. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Menurut Nasution (1982: 68), belajar adalah:
“sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar”.
Menurut Hilgard (Sanjaya, 2008:112) belajar dianggap sebagai proses
perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard
mengungkapkan: ‘Learning is the process by wich an activity originates or
changed through training procedurs (wether in the laboratory or in the in
naural environment) as distinguished from cahnges not atributable to
training’. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan
atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam
lingkungan alamiah.
1. Ciri-ciri Belajar
William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang
terhadap prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1. proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui
(under going)
2. proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata
pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3. pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid
4. pengalaman belajar besumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri
yang mendorong motivasi yang kontinyu
6. proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid
7. proses belajar berlangsung secara efektif apabila
pengalaman-pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan
dengan kematangan murid
8. proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan
kemajuan
9. proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur
10. hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi
dapat didiskusikan secara terpisah
11. proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan
12. hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan
13. hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan
14. hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian
pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang
baik
15. hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda-beda
16. hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan
Ada enam ciri pembelajaran yang efektif menurut Eggen dan Kauchak
(1998) adalah sebagai berikut.
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi
dalam pelajaran
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis informasi
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya mengajar
2. Pengertian Prestasi Belajar
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam
Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Winkel
(1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Selanjutnya Winkel (1996:162)
atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegaitan belajarnya
sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Gunarso (1993 :
77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Pembelajaran
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam
diri siswa (faktor intern) dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor
ekstern) (Baharudin, 2008:19). Faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri anak bersifat bilogis sedangkan faktor-faktor ayng berasal dari luar
diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan
sebagainya.
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
a. Kecerdasan/ intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga
seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingakt kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena
itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak
diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini
lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan,
yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartono (1995:2)
menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau
diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan
menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Muhibbin (1999:136)
mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk
melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan.”
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegaitan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut
diri seseorang untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya
Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah
“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
yang disertai dengan rasa sayang.”
d. Motivasi
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong sesorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupkan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan
belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan
berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifanya di luar diri siswa, yaitu beberpa pengalaman-pengalaman,
ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada
individu.
a. Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan
utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,
tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,
negara dan dunia.” Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) yang diambil
dari mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi
pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.”
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang
lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru
memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu,
guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan,
dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c. Lingkungan Masyarakat
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan
masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama
anak yang sebayanya. Apabila anak yang sebaya merupakan
anak-anak yang rajin belajar, maka anak-anak akan terangsang untuk mengikuti
jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan
kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun
dapat terpengaruh pula.
B. Aktivitas Belajar
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,1984:26) menyebutkan
bahwa aktivitas adalah kegiatan, kesibukan. Menurut Sriyono, aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani .
Sardiman AM (2006: 103) menyebutkan bahwa di dalam aktivitas belajar ada
beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut
pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut
pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang menurut
pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
Budiningsih, 2003:125, ada berbagai cara untuk dapat mengaktifkan
pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung (2)
mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan (3) membuat percobaan
dan memikirkan jawaban atas hipotesis yang diajukan (4) membentuk
kelompok belajar (5) menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan
kolaboratif ..
Menurut Hamali (2008: 175) aktivitas dalam pengajaran itu mempunyai
nilai. Nilai yang terkandung dalam aktivitas pengajaran adalah sebagai
berikut:
1. para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
2. berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral
3. memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa
4. para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
5. memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis
6. mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, hubungan orang tua
dengan guru
7. pengajaran dilaksanakan secara konkret sehingga mengembangkan
pemahaman berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas
8. pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
Sardiman AM (2006: 101), menyebutkan bahwa aktivitas belajar ada
bermacam-macam jenisnya, antara lain:
1) visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2) oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
3) listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4) writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5) drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6) motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak.
7) mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
8) emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, kesiapan, merasa
Menurut (Harrow, 1990: 30-31). Hasil belajar psikomotorik dapat
diklarifikasikan menjadi enam: gerakan refleks, gerakan fundamental dasar,
kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan
komunikasi tanpa kata.
C. Pengertian Akuntansi
Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informsi keuangan. di dalam
bukunya Suwardjono (2002:5) definisi resmi untuk akuntansi yang
mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminology
Bulletin No.1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board (APBD)
yaitu suatu komite penyusunan prinsip akuntansi yang dibentuk oleh
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Komite tersebut
mendifinisikan akuntansi sebagai berikut:
Accounting is the art of recording, classifying, and summerising in a
significant mnner and in terms of money, transactions and events which are,
in part at least, of financial character, and interpreting the results thereof. ²
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi
dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan
dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasian hasil proses tersebut.
Sedangkan menurut Suwardjono sendiri (2002:7) darin sudut bidang studi,
akuntansi dapat diartikan sebagai: seperangkat pengetahuan yang
mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan
tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomik.
Manfaat Akuntansi:
a. Bagi pihak intern, akuntansi berguna untuk:
1. perencanaan
Berdasarkan informasi keuangan yang tepat, dapat disusun rencana
yang baik untuk tahap berikutnya.
2. pengendalian
Berdasarkan rencana dan penerapan Sistem Akuntansi yang baik,
dapat mengontrol/ menilai jalannya perusahaan.
3. pertanggungjawaban
Semua data, transaksi dan kejadian pada suatu perusahaan dicatat
dan pada akhir periode disusunlah laporan keuangan untuk
disampaikan kepada pemilik (sebagai laporan
pertanggungjawaban) dan kepada pihak ekstern yang lain untuk
mendapatkan penilaian.
b. Bagi pihak ekstern, akuntansi berguna untuk mengambil keputusan
c. Secara umum, akuntansi sebagai alat bantu utnuk mengambil
keputusan ekonomi dari pihak yang memerlukan.
Sedangkan pengertian akuntansi menurut Ninik Yudianti dalam
Modul Pendalaman Materi Akuntansi Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru (2011: 40) seperangkat pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari
dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu pengetahuan. Dari segi profesi,
akuntansi sering dipandang sebagai suatu serangkaian prosedur, metoda,
dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi
dipandang sebagi pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun
seperangkat laporan keuangan. Sebagai disiplin pengetahuan, akademisi
memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu praktik dan teori.
Bidang praktik berhubungan dengan masalah bagaimana praktik
dijalankan sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) dan
bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen
yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuana dicakup dalam
suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.
Akuntansi didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang
memperlajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan
kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan
cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambil keputusan
ekonomik.
D.Model Pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Hasan (Eti, 2007:4) Cooperative mengandung pengertian
“bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama “menurut sedangkan
pendapat Slavin (Solihatin Eti, 2007:4) mengatakan bahwa cooperative
learning adalah ‘suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja
terdiri dari 4 samapai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat
heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok
tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara
individual maupun secara kelompok’. Menurut Eti, (2007: 4). Pada dasarnya
cooperative learning mengandung pengertian “sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang
atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari
setiap anggota kelompok itu sendiri”. Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke
(1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah (1) terdapat
saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, (2) dapat
dipertanggungjawabkan secara individu, (3)heterogen, (4) berbagi
kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas dan
kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru/dosen
mengamati proses belajar mahasiswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada
kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang
anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan
akademik, jender, suku, maupun lainnya.
Prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan cooperative learning menurut
Stahl (1994) meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. perumusan tujuan belajar peserta didik harus jelas.
b. penerimaan yang menyeluruh oleh peserta didik tentang tujuan belajar.
d. interaksi yang bersifat terbuka.
e. tanggung jawab Individu.
f. kelompok bersifat heterogen.
g. interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif.
h. tindak lanjut (follow up).
i. kepuasan dalam belajar.
Langkah-langkah dalam penggunaan model cooperative learning secara
umum dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini, seorang guru
mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
2. Guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi
kegiatan peserta didik dalam belajar secara bersama dalam
eklompok-kelompok kecil.
3. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan peserta didik, guru
mengarahkan dan membimbing peserta didik, baik secara individual maupun
kelompok, baik dalam memahami materi mapun mengenai sikap dan perilaku
pseserta didik selama kegiatan belajar berlangsung.
4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik dari masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan kerjanya.
Menurut Eti, (2007: 4) model cooperative learning menunjukkan
efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat
pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat
bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat.
Terdapat lima tipe pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah
(Slavin,1995:4):
a. Think pair share
Guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru meminta siswa berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadinya tanya jawab yang mendorong pada pengkontruksian pengetahuan secara intergratif.
b. Jigsaw
Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik ertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terkahir dari model jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.
c. Numbered heads together
d. Team Games Tournaments (TGT)
Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
e. Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukana apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.
E.Teknik Quick on The Draw
Quick on the draw merupakan tipe pembelajaran yang dapat
dikategorikan sebagai model pembelajaran cooperative. Tipe pembelajaran
yang dimaksud adalah sebagai berikut Ginnis (2008: 163).
1. siapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh, mengenai topik yang sedang
dibahas. Buat cukup salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan
harus di kartu terpisah. Tiap set pertanyaan harus di kartu dengan warna
berbeda. Letakkan set tersebut di atas meja guru, angka menghadap ke atas,
2. bagi kelas ke dalam kelompok bertiga (empat jika diperlukan). Beri warna
untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka
di meja guru.
3. beri tiap kelompok materi sumber yang berdiri dari jawaban untuk semua
pertanyaan-satu kopi tiap siswa. Ini bisa hanya berupa halaman tertentu dari
buku teks yang biasanya. Jawaban sebaiknya tidak begitu jelas: idenya adalah
agar siswa harus mencari dalam teks.
4. pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru,
mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
5. dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis
jawaban di lembar kertas terpisah.
6. jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika
jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambil....dan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak
lengkap, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi.
Penulis dan pelari harus bergantian.
7. saat satu siswa sedang “berlari” lainnya memindai sumbernya dan
membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan
nantinya dengan lebih efisien. Ide yang bagus untuk membuat beberapa
pertanyaan pertama cukup mudah dan pendek, hanya agar momentumnya
mengena.
9. anda kemudian membahas semua pertanyaan dengan kelas dan catatan yang
dibuat.
Keunggulan teknik Quick on The Draw:
1. aktifitas ini mendorong kerja kelompok – semakin efisien kerja kelompok,
semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas
lebih produktif daripada menduplikasi tugas.
2. ini memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam ketrampilan
membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri
dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang
menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan
yang tidak.
3. kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar
pada sumber, bukan guru.
4. teknik ini juga mengandung fun karena seperti games
Jadi, teknik quick on the draw di atas merupakan bagian dari model
pembelajaran cooperative learning selain menurut Slavin.
F. Kerangka Berpikir
Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini sungguh memperihatinkan.
Menurut Survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.
Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World
Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah,
Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya
berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara
di dunia. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tentu banyak
sekali, terutama pada sektor pengajaran oleh guru di sekolah kepada peserta
didik. Guru yang hanya sekedar formalitas mengajar di kelas terhadap perserta
didik dengan menggunakan metode yang itu-itu saja dan cenderung monoton
dan kaku membuat peserta didikpun merasa jenuh terhadap situasi dan kondisi
tersebut. Sehingga berdampak pada peserta didik yang kurang aktif di kelas
mengakibatkan jalinan komunikasi antar siswa maupun guru dalam pertukaran
informasi dalam proses pembelajaran sangat minim sekali. Dan tidak hanya itu
saja, dampak yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah rendahnya
prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United
Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil
studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui
laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan
tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila
dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di
bawahnya. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari
materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk
uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat
terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
Dari masalah tersebut di atas, guru dituntut aktif dan kreatif dalam
proses pembelajaran agar mencapai tujuan yaitu terkait dengan proses dan hasil
pembelajaran. Selain itu, juga menuntut siswa harus aktif dalam proses belajar
mengajar. Siswa tidak hanya menunggu untuk mendapatkan sajian materi dari
guru tetapi siswa sendiri juga aktif dalam mencari dan menemukan informasi
yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Kreatifitas seorang guru dalam
menyusun suatu model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
peserta didiknya tersebut sehingga dari aktivitas yang dibangun oleh seorang
guru dengan peserta didiknya tersebut selama proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Saat ini, belum banyak guru yang melakukan PTK selama proses
pembelajaran di sekolah. Padahal PTK dapat diterapkan pada strategi
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang
menyenangkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran akuntansi. Pembelajaran cooperative dengan teknik quick on the
draw merupakan salah satu metode alternatif yang dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran di sekolah.
Metode cooperative dengan teknik quick on the draw dapat dengan mudah
diterapkan dengan melibatkan seluruh siswa tanpa memandang perbedaan
status. Para peserta didik akan terbagi dalam kelompok-kelompok. Aktivitas
ini mendorong kerja kelompok – semakin efisien kerja kelompok, semakin
cepat kemajuannya dalam menyelesaikan tugas. Kelompok dapat belajar
bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. Ini
membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri
dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang
menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan
yang tidak.Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan
belajar pada sumber, bukan guru. Teknik ini juga mengandung fun karena
seperti games. Dan diharapkan dari aktivitas melalui teknik quick On The
Draw ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dari permasalahan yang dikaji, yang lebih mengutamakan pada
masalah proses, maka jenis penelitian dengan strateginya yang cocok dan
relevan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain Classroom
Action Research CAR) atau penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dibentuk dari 3 kata, yang memiliki
pengertian sebagai berikut (Asrori, 2008:5):
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan sangat penting
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru
sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia
atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Suhardjono, 2008:
57). Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) yang dimaksud dengan
penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar
dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat
pengaruh nyata dari upaya itu.
PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya.
Meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah, PTK berbeda dengan
penelitian formal akademik pada umumnya. Sifat-sifat khususnya
seperti terlihat di dalam matrik di bawah ini menurut Ibnu
(Aqib,2006:16)
Masalah Penelitian Dari guru (aktual) Bukan dari guru
Peneliti utama Guru Guru hanya sebagai penamping/ pembantu
Desain Penelitian Lentur/ fleksibel Formal dan kaku
Analisis Data Segera/ seketika (Mungkin) ditunda
Format Laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku
Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain:
1. didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional
2. adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional
5. dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Stella Duce 2,
Yogyakarta dengan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick on
The Draw. Adapaun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari
tahun 2012. Lama tindakan di kelas kurang lebih selama satu bulan.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 26 siswi
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah
sebagai bagian dari populasi. Karena prinsip penelitian tindakan tidak untuk
membuat generalisasi dengan alasan dampak perlakuan hanya terdapat pada
subjek yang dikenai tindakan saja. Dengan kata lain hasil penelitian tindakan
hanya berlaku bagi kasus yang akan diteliti. Maka dalam penelitian tindakan
tidak mengenal populasi dan sampel (Arikunto: 2006). Dalam hal ini, siswa
kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berjumlah 26 siswi adalah
responden/ sumber data sekaligus merupakan subjek penelitian ini.
E. Prosedur Penelitian
1. Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui keadaan kelas, situasi pembelajaran, metode pembelajaran
guru. Kegaitan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap
situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru,
observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Setelah mengadakan
kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitain di dalam kelas
menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik quick
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Siklus pertama
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi:
1. Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
persiapan pembelajaran cooperative learning teknik quick on the
draw, yang meliputi sebagai berikut.
a) Peneliti dan guru mengali data awal karakteristik siswa
untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan dan
tingkat pemahaman kemudian membagi siswa secara
heterogen menjadi kelompok-kelompok yang
beranggotakan 3-4 orang. Beberapa perangkat yang
disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran
dengan model pembelajaran cooperative learning teknik
quick on the draw, soal latihan, lembar jawab, lembar
observasi.
b) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data,
meliputi:
(1) Lembar observasi kegiatan guru
(2) Lembar observasi kegiatan siswa
(3) Lembar observasi kegiatan kelas
2. Tindakan
Pada tahap ini, sebelum diterapkannya pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik
quick on the draw, guru melakukan pretest. Setelah itu
dilaksanakan implementasi pembelajaran cooperative learning
teknik quick on the draw sesuai dengan rencana tindakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Penyajian Kelas
Sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran cooperative learning teknik quick on
the draw, awal pembelajaran akan diawali guru
menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan
dengan metode ceramah, diskusi atau metode lainnya.
Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah
siswa harus benar-benar memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan
membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.
b) Kelompok (team)
Di dalam kelompok masing-masing anggota membagi
tugasnya masing–masing dalam hal yang mengambil
pertanyaan, menjawab pertanyaan dengan mencari dan
menulis jawaban, dan menyerahkan kembali pertanyaan.