i
ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DI BMT RAMADANA
SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh
Muhamad Ali Fatchur Rozaq NIM 201-13-014
PROGRAM STUDI PERBANKAN PERBANKAN SYARIAH DIII FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
vii
MOTTO
“
Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kau akan
jadi yang terbaik”
PERSEMBAHAN
Terima kasihku persembahkan kepada ALLAH SWT Tuhanku yang telah
menciptakanku, memberikan kenikmatan yang tak terhingga dalam hidupku,
melindungi dan selalu menuntunku, serta Nabi Agung Muhammad SAW yang
telah menjadi suri tauladan yang selalu kunantikan syafaatnya. Kedua Orang
Tuaku (Bapak Moh Dalhar dan Ibu Siti Khasanah) yang telah mencurahkan segala do’a dan usaha dengan ikhlas dalam mendidik dan membimbingku agar menjadi
manusia yang lebih baik serta kasih sayang tiada tara untuk penulis. Adik-adik
(Faris dan Ardisn) yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Rekan-rekan seperjuangan DIII Perbankan
Syariah angkatan 2013. Sahabat yang telah membantu dalam menyusun tugas
viii
KATA PENGANTAR
Asssalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini bisa terselesaikan dengan
baik. Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari alam kegelapan kealam
yang penuh cahaya iman dan islam.
Dengan izin dan rahmat yang Allah berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Budaya Organisasi di BMT Ramadana Salatiga” guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
jurusan Perbankan Syariah fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari sepenuhnya akan
kekurangan-kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki, namun berkat
bantuan dan bimbingan petunjuk dari berbagai pihak sehingga Tugas Akhir ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis tidak lupa berterima kepada semua
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu. Ucapan
terimakasih kadang tidak bisa mewakili kata-kata, hingga kiranya penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
ix
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Bapak Ari Setiawan, S.Pd.,M.M. selaku Ketua Program Studi DIII
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
5. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir dan Dosen Pembimbing Akademik, yang telah meluangkan banyak
waktu, memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang
telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Bapak atau Ibu kayawan BMT Ramadana Salatiga atas kesempatan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
guna mendapatkan data sebagai bahan penulisan Tugas Akhir ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Program Studi Perbankan Syariah DIII.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian
berikan, dan semoga kita semua sukses.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini jauh dari kata sempurna, oleh
x
akhirnya tiada untaian kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan Alhamdulillahirobbil’alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.
Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
xi
ABSTRAK
Rozaq, Muhamad Ali Fatchur. 2018. Analisis Budaya Organisasi di BMT Ramadana Salatiga. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan D III Perbankan Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dr. Hikmah Endraswati, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya organisasi yang ada di BMT Ramadana Salatiga dan mengetahui faktor apa saja yang melandasi penerapan budaya organisasi di BMT Ramadana Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualtitatif dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa budaya organisasi yang diterapkan di BMT Ramadana Salatiga adalah budaya organisasi Islami. Dengan penerapan meliputi kepemimpinan, perilaku, aturan dan kegiatan rutin yang di laksanakan di BMT Ramadana Salatiga. Faktor yang melandasi penerapan budaya organisasi di BMT Ramadana Salatiga meliputi :pelaksanaan kegiatan rutin, perencanaan program kerja, sistem kepemimpinan, hubungan antar pegawai, penerapan budaya organisasi, struktur organisasi, faktor yang mendukung terbentuknya budaya organisasi, dan nilai budaya organisasi.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
HALAMAN PENYATAAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR...iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN TUGAS AKHIR...iv
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...v
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...5
D. Metode Penelitian...6
g. Pengertian Budaya Organisasi Islam...26
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN...32
A. Gambaran Umum...32
xiii
2. Visi dan Misi BMT Ramadana Salatiga...33
3. Lokasi BMT Ramadana Salatiga...35
4. Landasan Pendirian BMT Ramadana Salatiga...36
5. Struktur Organisasi BMT Ramadana Salatiga...37
6. Ruang Lingkup dan Wewenang...39
7. Produk-Produk BMT Ramadana Salatiga...46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...54
A. Budaya Organisasi BMT Ramadana Salatiga...54
B. Faktor-faktor yang Melandasi Terbentuknya Budaya Organisasi di BMT Ramadana Salatiga...58
BAB V PENUTUP...62
A. Kesimpulan...62
B. Saran...63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya organisasi kini sedang menjadi pembicaraan dimana-mana,
baik di kalangan para pakar maupun di kalangan para praktisi bisnis dan para
eksekutif, karena budaya organisasi tersebut banyak yang berhasil membuat
suatu organisasi lebih stabil, lebih maju, lebih antisipatif terhadap perubahan
lingkungan.
Suatu budaya organisasi yang kuat dan telah berakar akan dapat
memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi anggota organisasi dalam
hal pemahaman yang jelas dan lugas tentang suatu persoalan yang diselesaikan.
Budaya memiliki pengaruh yangg berarti pada sikap dan perilaku
anggota-anggota organisasi. Banyak bukti yang menggambarkan bahwa suksesnya
suatu organisasi disebabkan karena budayanya begitu kuat yang membuat
organisasi itu lebih percaya diri dan akhirnya menjadi lebih efektif. Dalam era
globalisasi yang syarat dengan perubahan, perubahan mana sering begitu cepat
dan sangat sulit diprediksi namun sangat besar dampaknya bagi masa depan
organisasi, kehadiran budaya organisasi yang fleksibel menjadi semakin
relevan. Strategi dalam mengantisipasi perubahan yang akan dilakukan oleh
suatu organisasi juga perlu mempertimbangkan aspek budaya yang telah ada
selama ini, apakah strategi yang di desain tersebut cocok dengan nilai-nilai
2
organisasi dalam perjalanannya ke depan. Para manajer terutama yang berada
di level puncak mesti sadar betapa pentingnya memahami budaya
organisasinya karena pengaruhnya yang begitu besar terhadap perilaku
anggota. Budaya organisasi juga dapat dipakai sebagai konsep dalam
menyusun strategi perubahan atau pengembangan organisasi yang dipimpinnya
(Komang, 2009:165).
Budaya organisasi terutama dalam suatu lembaga rasanya memegang
peranan penting. Sebab akan menjadikan lembaga tersebut lentur, fleksibel dan
elastis, sebagaimana budaya yang tidak akan pernah mengalami kejumudan
dan akan menjadi sangat sempurna jika di padu dengan agama yang bersumber
pada wahyu Illahi. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa agama termasuk
dalam lingkup kebudayaan. Itupun jika umat beragama mampu
mengaplikasikan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan budayanya
(Sulistyorini, 2009:247).
Jika ada program pemerintah yang mengalami hambatan, biasanya yang
dijadikan kambing hitam adalah budaya. Nilai-nilai yang menjadi muatan
program belum membudaya. Atau budaya dianggap sulit berubah. Jika ada
nilai baru yang penerapannya memerlukan perubahan dan perubahan itu oleh
penguasa dianggap dapat merugikan kepentingannya, maka yang dijadikan
dasar penolakan terhadap nilai baru itu adalah budaya tidak sesuai dengan
Pada dasarnya dalam suatu organisasi atau perusahaan, budaya
organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai.
Dimana berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut
organisasi, baik organisasi swasta maupun pemerintah untuk mengadakan
inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun
kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan. Suatu organisasi harus
mampu menyusun kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap perubahan
yang akan terjadi.
Perubahan tersebut membawa dampak pada perubahan budaya
organisasi yang mau tidak mau harus menghadapi serangkaian adaptasi yang
harus dilakukan atas berbagai keragaman seperti ras, kesukuan, gender, usia,
status, fisik, agama, pendidikan dan lain sebagainya. Selain beberapa
keragaman tersebut, tantangan cukup kompleks adalah bagaimana mangubah
budaya organisasi lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai budaya
organisasi baru pada seluruh pegawai atas keinginan secara sukarela dan
pertisipasi pegawai. Orang tidak akan berubah dengan sendirinya hanya karena
diperintah dan hanya akan berubah kalau menginginkanya secara sukarela dan
sadar.
Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga
pemimpinpun harus memahami budaya organisasi ditempatnya bekerja.
Budaya organisasi pada konsep yang paling dasar adalah pola-pola asumsi
yang dimiliki bersama tentang bagaimana pekerjaan diselesaikan dalam sebuah
4
Dengan adanya budaya organisasi yang baik terhadap karyawaan
diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku yang menjunjung tinggi rasa
hormat dan sopan santun didalam lingkungan kerjanya dan dapat
meningkatkan kinerjanya. Dangan adanya pembentukan budaya organisasi
yang baik, diharapkan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat.
Selaku badan usaha yang berperan meningkatkan perekonomian orang
banyak BMT Ramadana Salatiga dituntut untuk mempunyai kinerja yang
tinggi. Untuk itu, pemimpin dan manajer harus mampu memberikan motivasi
kerja kepada karyawan, menciptakan budaya organisasi yang baik, serta
adanya komitmen organisasional sangat dibutuhkan dalam menciptakan
keberhasilan BMT yang di pimpinnya.
Dari uraian yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Tugas Akhir “ANALISIS BUDAYA ORGANISASI
PADA KARYAWAN DI BMT RAMADANA”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana budaya organisasi yang diterapkan BMT Ramadana Salatiga?
2. Faktor apa saja yang melandasi terbentuknya budaya organisasi BMT
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui budaya organisasi yang sudah diterapkan di BMT
Ramadana Salatiga.
b. Mengetahui faktor apa saja yang melandasi penerapan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan di BMT Ramadana Salatiga.
2. Kegunaan penelitian a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan tentang budaya organisasi yang
ada di BMT Ramadana Salatiga. Dan untuk memenuhi tugas dan
melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam Perbankan Syari’ah di IAIN Salatiga.
b. Bagi IAIN Salatiga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna bagi akademis dan menjadi referensi dalam penelitian
selanjutnya sebagai pembanding.
c. Bagi BMT Ramadana Salatiga
Penelitian ini dapat memperkenalkan eksistensi BMT
Ramadana Salatiga di masyarakat terutama di Kota Salatiga,
memberikan informasi dan pengetahuan tambahan yang dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan semangat
6 D. Metode Penelitiaan
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metode
yaitu sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, bukan berupa angka. Penelitian
deskriptif adalah suatu penilitian yang ditunjukkan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia, karena penelitian ini
bertujuan memperjelas keadaan subjek yang akan diteliti. Adapun tujuan
dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau
daerah tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
data-data atau dokumen.
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh dari
sumber data yang pertama baik dari individu maupun perseorangan.
Dengan data ini penulis mendapatkan gambaran umum tentang BMT
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder biasanya terwujud data dokumentasi atau data
laporan yang telah tersedia. Sabagai data sekunder, penulis mengambil
dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan (field research),
yakni penelitian yang langsung dilakukan atau pada responden, oleh
karenanya untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian
kualitatif. Secara umum observasi berarti pengamatan, penglihatan.
Dan dalam penelitian, metode observasi diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian.
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan metode utama dalam penelitian kualitatif.
Seacara umum wawancara berarti tanya jawab. Dan dalam penelitian,
wawancara diartikan sebagai kegiatan tanya jawab antara peneliti
dengan narasumber dari objek yang diteliti untuk mendapatkan
informasi dan memperoleh jawaban atas pertanyaan yang
8 c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subjek penelitian, maupun melalui
dokumentasi. Dalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya.
d. Metode Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber
dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data dan
dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Dengan
pengamatan terus menerus tersebut maka akan menghasilkan data
yang banyak sekali. Oleh karena itu, supaya data-data yang banyak
tersebut dapat sesuai dengan data-data yang diperlukan dan dapat
dipahami, maka diperlukan adanya analisis data.
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data Analysis is the process of systematically searching and
arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials
that you accumulate to increase your own understanding of them and
to enable you to present what yo have discovered to others”. Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2007:243).
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan tugas akhir ini mudah dipahami, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
hasil penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TELAAH PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang telaah penelitan dan menjelaskan tentang,
pengertian budaya organisasi, fungsi budaya organisasi, tujuan budaya
organisasi, elemen-elemen budaya organisasi, indikator budaya organisai,
karakteristik budaya organisasi.
BAB III GAMBARAN UMUM BMT Ramadana SALATIGA
Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya BMT Ramadana
Salatiga, visi, misi, data, struktur organisasi, program kerja, dan
produk-produk BMT Ramadana Salatiga.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dan
pembahasan permasalahan
10 BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dari
semua pembahasan dan sekaligus jawaban dari permasalahan yang dikaji.
11 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Beberapa studi telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Widyianto, Amiartuti, dan Hendro Tjahjono,
(2014), yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Divisi Konsumer Area Cabang Surabaya”. Menyimpulkan bahwa :
Variabel budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Bank Muamalat Divisi Konsumer Area Cabang Surabaya.
Variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Bank Muamalat Divisi Konsumer Area Cabang Surabaya.
Variabel buadaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
PT. Bank Muamalat Divisi Area Cabang Surabaya. Variabel lingkungan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Bank Muamalat Divisi
Konsumer Area Cabang Surabaya. Variabel kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Muamalat Divisi Konsumer
Area Cabang Surabaya.
Penelitian yang dilakukan Sumanto dan Anik Heminingsih, (2016). Yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap
Komitmen Organisasional Pada PT. Bank Central Asia, TBK. Kantor Cabang Utama Tangerang”. Menyimpulkan bahwa : Budaya organisasi berpengaruh
12
memiliki kolerasi yang paling kuat terhadap komitmen efektif dan dimensi
orientasi tim. Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen
organisasional karyawan, dengan dimensi-dimensi yang harus diperhatikan,
yaitu dimensi dissatisfier yang terdiri dari gaji, kondisi kerja, kebijakan dan
administrasi, hubungan antar pribadi dan kualitas supervisi. Dari hasil
penelitian yang dilakukan dari kedua variabel budaya organisasi dan motivasi
kerja yang paling mempengaruhi komitmen organisasi karyawan di PT. Bank
Central Asia, Tbk Cabang Utama Tangerang adalah variabel budaya
organisasi.
Anas dan Hafidloh, (2015). Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah”. Menyimpulkan bahwa : hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa budaya organisasi sangat mempengaruhi kinerja
perusahaan atau lembaga, seperti struktur organisasi, kedaan organisasi serta
lingkungan kerja, termasuk didalamnya perhatian organisasi kepada para
pekerjanya dengan memberikan kesempatan untuk berkembang dengan cara
memberikan pelatihan dan lain sebagainya.
Analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja LKMS
menunjukkan bahwa belum secara signifikan memiliki pengaruh yang positif.
Walaupun secara konstruk variabel ini dinyatakan tidak memiliki pengaruh.
Hasil analisis (SEM) dengan fakta di lapangan yang didapat dari hasil
wawancara dan observasi menunjukkan bahwa responden banyak menjawab
pengaruh terhadap kinerja LKMS tempat mereka bekerja, dan gaya
kepemimpinan pertisipatif mempunyai prioritas di bawah tingkat
kepemimpinan berorientasi pada tugas.
Anwar Ikhsan, (2016). Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Non Dosen pada Universitas Mercu Buana Jakarta”. Menyimpulkan
bahwa :Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan, dimana apabila variabel budaya organisasi
meningkat maka variabel kinerja karyawan akan meningkat pula. Terdapat
pengaruh positif dan signifikan anatara kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan dimana apabila variabel kepuasan kerja meningkat maka variabel
kinerja karyawan akan meningkat. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
budaya organisasi dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja
karyawan non dosen pada Universitas Mercu Buana Jakarta dimana apabila
budaya kerja dan kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan juga akan
meningkat atau dengan kata lain semakin baik penerapan nilai-nilai budaya
organisasi yang diimplementasikan dalam kehidupan kerja karyawan akan
semakin kuat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan non dosen Universitas
Mercu Buana.
Jessica dan Eddy (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional pada Kinerja Karyawan” menyimpulkan bahwa : Budaya organisasi berhubungan positif
14
berhubungan positif dengan kinerja karyawan PT Tirta Sarana Sukses. Budaya
organisasi berhubungan dengan komitmen organisasional PT Tirta Sarana
Sukses. Budaya organisasi dan komitmen organisasional berhubungan positif
dengan kinerja karyawan PT Tirta Sarana Sukses.
Komitmen organisasioonal yang ada pada PT Tirta Sarana Sukses ini
tergolong tinggi, tetapi dari masing-masing indikator terdapat nilai indikator
yang terendah yaitu kesediaan untuk berkorban. Sebaiknya, organisasi mulai
memberikan reward bagi karyawan yang bersedia mengorbankan waktunya
bagi organisasi agar mereka dapat merasa dihargai atas kesediaanya untuk
berkorban bagi organisasi.
Kinerja karyawan yang ada pada PT Tirta Sarana Sukses ini tergolong
tinggi, tetapi dari masing-masing indikator terdapat nilai indikator yang
terendah yaitu tetapan waktu menyelesaikan pekerjaan. Sebaiknya, diberikan
upah insentif apabila karyawan menyelesaikan pekerjaan sebelum waktunya.
Chaterina dan Intan (2012), dalam penelitiaannya yang berjudul “Analisis
Budaya Organisasi dan Kepuasaan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional
dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Sido Muncul Kaligawe Semarang)”. Menyimpulkan bahwa : Terdapat pengaruh yang searah antara
budaya organisasi dan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
kuat budaya organisasi pada PT. Sido Muncul, maka semakin tinggi tingkat
kinerja karyawannya. Indikator budaya organisasi yang paling mendominaasi
karyawan merasa dihargai dalam sebuah organisasi, maka ketika itu pula
keberadaan budaya dirasakan oleh karyawan dan diharapkan perilaku mereka
sesuai dengan dengan budaya tersebut sehingga nantinya akan dapat
meningkatkan kinerjanya.
Terdapat pengaruh yang searah antara kepuasan kerja dan kinerja
karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja yang
dirasakan oleh karyawan PT. Sido Muncul, maka semakin tinggi tingkat kinerja
karyawannya. Indikator kepuasan kerja yang paling mendominasi adalah
kepuasan terhadap rekan sekerja mereka, maka ketika itu pula karyawan
memandang pekerjaannya sebagai sesuatu yang menyenangkan dan cenderung
memiliki kenerja yang baik.
Jadi Tugas Akhir ini berbeda dengan Tugas Akhir yang telah dibuat sebelumnya, pada pembahasan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Budaya
Organisasi Pada Karyawan BMT Ramadana Salatiga” fokus pada budaya yang ada di BMT RAMADANA Salatiga.
B. Landasan teori
1. Budaya Organisasi
a. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Luthans dalam Susanto (2006:111), budaya
organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan
perilaku anggota organisasi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai
16
Menurut Sarplin budaya organisasi adalah suatu sistem
nilai, kepercayaan dan kebiasaan dengan struktur formalnya untuk
menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. (Susanto, 2006:120)
Pengertian diatas menunjukkan bahwa budaya organisasi
adalah kebiasaan yang berlaku pada sebuah organisasi. Berdasarkan
definisi yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
Bahwa budaya organisasi merupakan pola dasar nilai-nilai, harapan,
kebiasaan-kebiasaan dan keyakinan yang dimiliki bersama seluruh
anggota organisasi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas
untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya mempunyai kebiasaan yang
berbeda meski keduanya bergerak pada bidang aktifitas bisnis yang
sama.
Budaya organisasi memliki peran yang sangat strategis
untuk mendorong dan meningkatkan efektifitas kinerja organisasi.
Peran budaya organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan arah
organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan, bagaimana mangalokasikan sumber daya dan
mengelola sumber daya organisasionalnya, juga sebagai alat untuk
menghadapi masalah peluang dari lingkaran internal maupun
Menurut Susanto (2006:112) ada empat peran dari budaya
organisai, yaitu :
1) Memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ekonomi
organisasi.
2) Menjadi faktor yang lebih menentukan dalam menentukan
kesuksesan dan kegagalan organisasi pada tahun selanjutnya.
3) Dapat mendorong peningkatan kinerja ekonomi dalam jangka
panjang jika di organisasi terdiri atas orang-orang yang layak.
4) Dibentuk untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya memiliki beberapa fungsi di dalam suatu
organisasi. Ada beberapa pendapat mengenai fungsi budaya
organisasi, yaitu sebagai berikut. Menurut McKenna dan Beach
(2004:60) budaya organisasi memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai penunjuk batas, artinya bahwa budaya dapat
menunjukkan perbedaan antara sebuah perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
2) Budaya perusahaan dapat memudahkan untuk membangkitkan
komitmen bersama atas sesuatu yang lebih besar daripada hanya
18
3) Budaya perusahaan menyampaikan kesan atas identitas para
pegawai suatu perusahaan.
4) Budaya perusahaan dapat meningkatkan stabilitas sistem sosial
budaya kerja dan merupakan perekat yang membantu rasa
kebersamaan dalam organisasi dengan memberikan semangat
standart yang memadai bagi pegawai untuk bertindak.
5) Budaya perusahaan memberikan standart untuk penerimaan,
penilaian kinerja, promosi dan kesesuaian hubungan antara
karyawan yang bersangkutan dengan perusahaan.
Robbins (2006:283) menjelaskan, ada lima fungsi budaya
organisasi yang sangat penting untuk kemajuan organisasi, yaitu :
1) Budaya berperan sebagai batas-batas penentu. Budaya
menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi
yang lain.
2) Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi.
3) Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada
kepentingan individual seseorang.
4) Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan perekat
sosial yang membantu mempersatukan organisasi.
5) Sebagai mekanisme kontrol dan rasional yang memandu dan
Menurut Mangkunegara (2005:122), fungsi budaya organisasi
dapat membantu mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
interal. Permasalahan yang berhubungan dengan adaptasi eksternal
dapat dilakukan melalui pengembangan pemahaman tentang strategi
dan misi organisasi, tujuan utama organisasi dan pengukuran kinerja.
Sedangkan permasalahan yang berhubungan dengan integrasi
internal dapat dilakukan antara lain dengan komunikasi, kriteria
karyawan, penentuan standart bagi insentif (reward) dan sanksi
(punishment) serta melakukan pengawasan (pengendalian) internal
organisasi.
c. Tujuan Budaya Organisasi
Menurut Mangkunegara (2005:114), Tujuan penerapan
budaya organisasi adalah agar setiap individu dalam perusahaan atau
organisasi mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai keyakinan
dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan atau organisasi
tersebut.
Setiap individu karyawan memiliki tujuan serta
kepentingan sendiri, begitu juga dengan perusahaan dan organisasi,
oleh karena itu sebagai organisasi yang terdiri dari berbagai unsur
sumber daya yang salah satunya adalah manusia, maka diperlukan
nilai-nilai dan keyakinan yang disepakati bersama agar tujuan
organisasi dan tujuan karyawan dapat sejalan dan selaras. Hal itulah
20
seluruh individu dalam organisasi atau perusahaan mematuhi dan
berpedoman pada sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang
dalam organisasi atau perusahaan sehingga diharapkan tujuan
organisasi dan dapat dicapai.
d. Elemen-Elemen Budaya organisasi
Terdapat beberapa elemen dasar budaya organisasi,
McKenna dan Beach (2004:15), mengelompokkan elemen-elemen
budaya organisasi sebagai berikut :
1) Artifacts, merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar,
dirasakan, jika seseorang berhubungan dengan sebuah kelompok
baru dengan budaya yang tidak dikenalnya. Artifacts merupakan
struktur organisasi dan proses yang tampak, seperti produk, jasa,
dan tingkah laku anggota kelompok.
2) Espoused Values, alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban
demi apa yang dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi
dapat melacak nilai-nilai yang didukung kembali ke penemu
budaya. Meliputi strategi, sasaran, dan filosofi.
3) Basic Underlying Assumtion, keyakinan yang dianggap sudah ada
oleh anggota suatu organisasi. Budaya menetapkan cara yang
tepat untuk melakukan suatu di organisasi, seringkali melalui
asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi meyakini
e. Indikator Budaya Organisasi
Berikut adalah indikator budaya organisasi yang
dikemukakan oleh Robbins (2006: 167) :
1) Inovasi dan pengambilan resiko, yaitu kadar seberapa jauh karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko.
2) Perhatian ke hal yang rinci atau detail, yaitu kadar seberapa jauh karyawan diharapkan mampu menunjukkan ketepatan, analisis
dan perhatian yang rinci/detail.
3) Orientasi hasil, yaitu kadar seberapa jauh pimpinan fokus pada hasil atau output dan bukannya pada cara mencapai hasil itu.
4) Orientasi orang, yaitu kadar seberapa jauh keputusan manajemen turut mempengaruhi orang-orang yang ada dalam organisasi.
5) Orientasi tim, yaitu kadar seberapa jauh pekerjaan disusun secara tim dan bukannya perorangan.
6) Keagresifan, yaitu kadar sebarapa jauh karyawan agresif dan bersaing, bukannya daripada bekerja sama.
7) Kemantapan/stabilitas, yaitu kadar seberapa jauh keputusan dan tindakan organisasi menekankan usaha untukmempertahankan
status quo.
f. Karakteristik Budaya Organisasi
Karakteristik budaya organisasi menurut Robbins
22
bersama-sama menangkap hakikat budaya organisasi. Ketujuh
karakter tersebut yaitu :
1) Inovasi dan mengambil risiko berkaitan dengan sejauh mana para anggota organisasi/karyawan didorong untuk inovatif dan berani
mangambil risiko.
2) Perhatian pada rincian berkaitan dengan sejauh mana para anggota organisasi/karyawan diharapkan mau memperlihatkan
kecermatan (presisi), analisis dan perhatian kepada rincian.
3) Orientasi manusia menjelaskan sejauh mana Orientasi hasil mendiskripsikan sejauh mana manajemen fokus pada hasil bukan
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mendapatkan
keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil kepada
orang-orang di dalam organisasi tersebut.
4) Orientasi tim berkaitan dengan sejauh mana kegiatan kerja organisasi dilaksnakan dalam tim-tim kerja, bukan pada
individu-individu.
5) Agresivitas menjelaskan sejauh mana orang-orang dalam organisasi menunjukkan keagresifan dan kompetitif, bukan
bersantai.
Dharma dan Akib (2005:25), mengemukakan sepuluh
karakteristik budaya organisasi, sebagai berikut :
1) Identitas Anggota, derajat dimana pekerjaan lebih
mengidentifikasi organisasi secara menyeluruh daripada dengan
tipe pekerjaan atau bidang keahlian profesionalnya.
2) Penekanan Kelompok, derajat dimana aktivitas tugas lebih
diorganisir untuk seluruh kelompok daripada individu.
3) Fokus Orang, derajat dimana keputusan manajemen
memperhatikan dampak luaran yang dihasilkan terhadap
pekerjaan dalam organisasi.
4) Penyatuan Unit, derajat dimana unit-unit dalam organisasi
didorong agar befungsi dengan cara yang terorganisasi atau
bebas.
5) Pengendalian, derajat dimana peraturan, regulasi dan
pengendalian langsung digunakan untuk mengawasi dan
pengendalian perilaku pekerja.
6) Toleransi Resiko, derajat dimana pekerja didorong untuk lebih
agresif, kreatif, inovatif, dan mau mengambil resiko.
7) Kriteria Ganjaran, derajat dimana ganjaran seperti peningkatan
pembayaran dan promosi lebih dialokasikan menurut kinerja
pekerja daripada senioritas, favoritisme atau faktor non pekerja
24
8) Toleransi Konflik, derajat dimana pekerja didorong dan diarahkan
untuk menjukkan konflik dan kritik secara terbuka.
9) Orientasi Sarana-Tujuan, derajat dimana manajemen lebih
berfokus pada hasil atau luaran dari teknik dan proses yang
digunakan untuk mencapai luaran tersebut.
10) Fokus pada Sistem Terbuka, derajat dimana organisasi memonitor
dan merespon perubahan dalam lingkungan eksternal.
Victor Tan dalam Wibowo (2009:379), mengemukakan
bahwa karakteristik suatu budaya organisasi adalah sebagai berikut:
1) Individual Initiative, yaitu tingkat tanggungjawab, kebebasan dan
kemerdekaan yang dimiliki individu.
2) Risk Tolerence, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong
mengambil resiko, menjadi agresif dann inovatif.
3) Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang
jelas dan menetapkan harapan kinerja.
4) Integration, yaitu tingkat didalam unit organisasi didorong untuk
beroperasi dengan terkoordinasi.
5) Manajemen Suport, yaitu tingkat dimana manajer mengusahakan
komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya.
6) Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang
7) Identify, yaitu tingkat dimana anggota mengidentifikasi bersama
organisasi secara keseluruhan daripada dengan kelompok kerja atau
bidang keahlian profesional tertentu.
8) Reward System, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi reward,
kenaikan gaji atau promosi, didasarkan pada kriteria kinerja
pekerja, dan bukan pada senioritas atau favoritisme.
9) Conflict Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong
menyampaikan konflik dan kritik secara terbuka.
10) Communication Patterns, yaitu suatu tingkatan dimana komunikasi
dibatasi pada kewenangan herarki formal.
Masing-masing ciri tersebut di atas dapat dinilai dalam sebuah
rangkaian dari rendah sampai tinggi. Penilaian yang tinggi
menunjukkan organisasi tersebut memiliki budaya yang kuat dan
sebaliknya penilaian yang rendah menunjukkan budaya organisasi
lemah. Dengan nilai ketujuh dimensi organisasi, orang akan mendapat
gambaran yang majemuk mengenai budaya suatu organisasi. Ketujuh
karakteristik tersebut yang akan menyidik faktor-faktor yang disangka
dan kemudian diyakini menjadi komponen dari konsep dasar yang akan
diteliti.
Budaya mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh
dilakukan sehingga dapat dikatakan budaya organisasi sebagai suatu
pedoman yang dipakai untuk menjalankan aktifitas organisasi demi
26
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku para anggotanya
karena tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas untuk menciptakan
suatu iklim internal. Budaya organisasi juga menciptakan,
meningkatkan, dan mempertahankan kinerja tinggi.
g. Pengertian Budaya Organisasi Islam
Lukman Hakim (2011), Budaya organisasi Islam adalah budaya organisasional yang dibangun dari nilai-nilai ajaran Islam atau pesan
Allah SWT dan RosulNya, Muhamad SAW. Sehingga budaya
organisasional yang dibangun dari nilai-nilai ajaran Islam ini disebut
budaya organisasional yang Islami. Dengan demikian, budaya
organisasional yang islami adalah suatu nilai dan kepercayaan yang
dianut bersama yang berinteraksi dengan individu-individu didalam
organisasi, struktur organisasi dan sistem pengawasan di dalam
organisasi yang didasarkan pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip ajaran
Islam.
Konsep budaya organisasi Islam adalah kombinasi dari nilai-nilai
dan keyakinan yang telah terimplementasi dalam perilaku sehari-hari di
suatu perusahaan. Di mana nilai-nilai tersebut merupakan
prinsip-prinsip atau kualitas yang dinilai penting dan perlu menjadi pegangan
bagi setiap individu dalam menjalankan organisasi diperusahaan
tersebut. Nilai-nilai tersebut menjadi penting karena merupakan sebuah
menjalankannya. Andi Hastono (2009:39). Sesuai firman Allah QS
al-Baqoroh ayat 148 yang artinya:
“dan bagi tiap-tiap umat ada qiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadaNya. Maka belomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Dan juga hadits nabi yang artinya:
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu dilakukan sebaik mungkin (tertib dan rapih)”. (HR Imam Baihaqi dan Aisyah).
Lukman Hakim (2011) berpendapat bahwa konsep dasar yang
menjadi landasan budaya kerja sebagai budaya organisasional yang
Islami. Budaya organisasional yang Islami tersebut antara lain
didasarkan pada tiga konsep fundamental yaitu :
1) Tauhid (keimanan kepada Allah)
Tauhid adalah konsep yang paling penting dan mendasar, sebab
konsep ini merupakan dasae pelaksanaan segala aktivitas atau
tindakan, baik yang menyangkut ibadah maupun muamalah. Tauhid
mengandung implikasi bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah
SWT dan sekaligus sebagai pemilik mutlak alam semesta ini.
Segala sesuatu yang Allah ciptakan memiliki satu tujuan. Tujuan
inilah yang memberikan makna dari setiap eksistensi alam semesta
ini dimana manusia melupakan salah satu bagian di dalamnya.
Kalau demikian halnya, manusia yang dibekali dengan akal pikiran
28
dituntut untuk hidup berbudaya dalam kepatuhan dan ibadah kepada
Allah SWT. Dengan demikian, konsep tauhid bukanlah sekedar
pengakuan realitaas semata, tetapi juga suatu respons aktif
terhadapnya.
2) Khilafah (Kepemimpinan)
Khilafah disini bermakna pemimpin atau pengelola.
Seorang individu harus meyakinibahwa apapun yang diciptakan
oleh Allah dibumi ini adalah untuk kebaikan, dan apapun yang
Allah berikan kepada manusia adalah sebagai sarana untuk
menyadarkan atas fungsinya sebagai pengelola bumi (khalifah).
Oleh karena allah telah menciptakan manusia sebagai khalfah
Allah, maka manusia bertanggung jawab kepada-Nya, bekerja
sesuai petunjuk-Nya. Sehingga landasan kedua dalam bbudaya
organisasional yang islami adalah konsep Khalifah dalam rangka
bertanggung jawab terhadap manajemen organisasi dan kelak akan
dipertanggung jawabkan di akherat nanti.
3) A’dalah (keadilan)
Keadilan disini dipahami oleh seorang indovidu bahwa ketika dia bekerja harus menaati syari’ah islam dan mengikutI
petunjuk yang diberikan Rosulullah SAW, bukan menurut hawa
nafsunya atau dengan cara batil demi mengejar keuntungan yang
sebesar-besarnya. Karena apabila dalam bekerja atau bermuamalah
apapun sah-sah saja sekalipun dengan cara yang batil/tidak baik,
yang penting keuntungannya maksimal. Jadi adil disini adalah
berdasarkan aturan Allah SWT dan Sunnah Rosulullah SAW.
Menurut Abdul Manan dalam Lukman Hakim (2011), budaya
organisasional yang Islami memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut :
1) Bekerja merupakan ibadah
Adalah ketika seorang individu melakukan aktivitas atau
bekerja, dalam melakukan pekerjaannya menggunakan
prinsip-prinsip Islami, dimana prinsip-prinsip-prinsip-prinsip tersebut meliputi
kejujuran, amanah, kebersamaan, tidak mementingkan diri
sendiri, dan lain-lain. Ketika bekerja, dalam menjalankannya
menggunakan prinsip-prinsip tersebut maka aktifitas kerja itu
dianggap ibadah yang berarti ada nilainya di sisi Allah SWT.
2) Bekerja dengan azas manfaat dan maslahat.
Adalah seorang individu dalam menjalankan proses aktifitas
tidak semata-mata mencari keuntungan maksimum untuk
menumpuk aset kekayaan. Aktifitas kerja bukan semata-mata
karena provit ekonomis yang diperolehnya, tetapi juga seberapa
penting manfaat keuntungan tersebutatau kemaslahatan bagi
orang banyak. Sehingga pemilik atau pemimpin
organisasi/institusiyang islami tentunya menjadikan objek utama
30
sedekah” karena pengeluaran untuk sedekah merupakan sarana
untuk memuaskan keinginan Tuhan, dan akan mendatangkan
keberuntungan terhadap organisasi/institusi tersebut, seperti
meningkatnya permintaan atas usahanya.
3) Bekerja dengan mengoptimalkan kemampuan akal
Adalah seorang individu kerika bekerja, perlu berusaha
mengoptimalkan kemampuanyang telah Allah berikan
kepadanya, baik kemampuan akal fikirannyamaupun
keprofesionalitasnya. Dengan mengoptimalkan kemampuannya
tersebut maka Allah akan meningkatkan pula rizki kepadanya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
4) Bekerja dengan penuh keyakinan dan optimalistik
Adalah seorang individu yakin bahwa apapun yang
diusahakannya sesuai dengan ajaran Islam sehingga hal itu tidak
akan membuat hidupnya menjadi kesulitan. Apabila ada
kesulitan maka Allah akan menunjukkan jalan keluarnya.
5) Bekerja dengan mensyaratkan adanya sikap tawazun
(keberimbangan)
Adalah seorang yang bekerja harus mensyaratkan adanya sikap
tawazun antara dua kepentingan, yakni kepentingan umum dan
kepentingan khusus. Keduanya tidak dapat dianalisis secara
herarkis melainkan harus diingat sebagai satu kesatuan. Bekerja
ternyata hanya akan mendatangkan dampak membahayakan
bagi orang banyak, mengingat adanya pihak-pihak yang
dirugikan dari aktifitas kerja tersebut.
6) Bekerja dengan memperhatikan unsur kehalalan dan
menghindari unsur haram
Adalah seorang individu harus menghindari praktek pekerjaan
yang mengandung unsur haram antara lain keuangan
mengandung riba, kebijakan yang tidak adil, pemasaran yang
menipu, dan sebagainya. Bekerja harus dilakukan dengan unsur
yang halal misalkan, keuangan yang transparan, keadilan
32 BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Perkembangan BMT Ramadana Salatiga
BMT Ramadana mulai didirikan pada tahun 2012 melalui
pertemuan oleh kurang lebih 27 orang yang sebagian besar adalah
pedagang pasar di jalan lingkar salatiga di daerah Kecandran. Dengan
manajer yang diangkat untuk menjalankan operasional Pra koperasi
koperasi adalah Bapak Faqih Nabhan, M.M, dengan modal awal
pendiriannya sebesar 50 juta. Dari hasil pertemuan tersebut, kemudian di
bentuk Pra koperasi pada tahun 2012 yang bertempat di kelurahan Pulutan
tepatnya RT 01 RW 04 Sidorejo Salatiga. Pada tahun 2012 para pengurus
Pra koperasi mengajukan ijin pendirian ke dinas perindustrian,
perdagangan, koperasi dan UMKM kota Salatiga (Disperindagkop).
Barulah pada tahun 2013 tepatnya pada tanggal 8 Maret 2013 Pra koperasi
mendapatkan izin dengan nomor 518/STT/210/III/2013 dan mulai
melakukan kegiatan operasional yaitu simpanan dan pembiayaan.
Kemudian segmen pasarnya meluputi pasar di jalan lingkar, wilayah
Pulutan dan Kecandran.
Seiring berjalannya waktu para pengurus berupaya ingin
mengembangkan koperasi dengan memperluas pasar. Sehingga pada
pertengahan tahun 2013 Pra koperasi mengajukan izin ke dinas koperasi
tentang koperasi tetapi pada waktu itu muncul undang-undang
perkoperasian No 17 tahun 2001 yang menimbulkan pro dan kontra pada
masyarakat. Sehingga dinas koperasi belum berani memberikan izin
koperasi. Seiring berjalannya waktu pada pertengahan tahun 2013 BMT
Ramadana Salatiga mulai membangun gedung yang berada di Jalan
Lingkar Selatan (JLS) Semarang-Solo Km 1,8 Pulutan Salatiga dan mulai
menempati sekitar awal tahun 2014.
Kemudian seiring berjalannya waktu para pendiri berkonsultasi
kepada dinas koperasi daerah dan kemudian disarankan untuk mengajukan
izin ke dinas koperasi provinsi. Kemudian pada tahun 2015 BMT
Ramadana Salatiga mendapatkan pengesahan badan hukum nomor
14364/BH/XIV/II/2015 sehingga dapat memperluas area usahanya pada
wilayah kota hingga provinsi.
2. Visi dan Misi BMT Ramadana Salatiga
34 a. Visi BMT Ramadana Salatiga
BMT dengan layanan sepuluh ribu anggota dan aset 15 milyar pada
tahun 2020
b. Misi BMT Ramadana Salatiga
1) Meningkatkan kualitas pelayanan pada anggota sebagai upaya
menciptakan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syari’ah yang
terpercaya.
2) Meningkatkan upaya ekstensifikasi dan insentifikasi simpanan
anggota.
3) Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti perbankan,
puskopsyah, inkopsyah, dan lembaga keuangan lain.
4) Membina hubungan kemitraan dengan instansi pemerintah,
perusahaan swasta, sekolah negeri maupun swasta, dan lembaga
terkait lain.
5) Meningkatkan jumlah pembiayaan pada anggota dengan tetap
menjaga prinsip kehati-hatian.
6) Menekan jumlah pembiayaan yang bermasalah.
7) Meningkatkan kualitas manajemen.
c. Tujuan
1) Menggapai mardhotillah.
2) Menciptakan lembaga keuangan rakyat berdasarkan syariat islam
3) Membebaskan umat khususnya para pengusaha kecil mikro dari
kejeratan bunga dan rentener.
4) Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menabung.
3. Lokasi BMT Ramadana
Secara geografis BMT Ramadana Salatiga terletak dikota Salatiga,
tepatnya di Jalan Lingkar Selatan (JLS) KM 1,8 Pulutan, Sidorejo,
Salatiga. Lokasi BMT Ramadana Salatiga tergolong strategis karena
berada di jantung kota Salatiga. Lokasi bangunan BMT berada di pinggir
jalan Lingkar Salatiga menghadap ke barat. Di sebelah selatan BMT ada
sebuah rumah makan yaitu BALE RAOS, di sebelah utara BMT
Ramadana Salatiga yaitu kampus IAIN Salatiga yang memiliki potensi
luar biasa untuk dapat mengembangkan dan mengenal produk keuangan
syariah.
Tempat yang strategis tersebut menjadikan keuntungan tersendiri
bagi BMT Ramadana Salatiga, karena tanpa melakukan pemasaran untuk
pembiayaan telah banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk
menambah modal usaha mereka. Demikian gambaran singkat mengenai
BMT Ramadana baik dari letak maupun lokasi bangunan.
4. Landasan Pendirian BMT Ramadana
Pendirian BMT Ramadana berdasarkan pada dua landasan yaitu
36
a. Landasan ideologi BMT Ramadana adalah sebagai berikut :
1) “Dan jangan tolong menolonglah dalam berbuat dosa dan pelaggaran.” (Q.S Al-Maidah : 2)
2) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka-suka diantara kamu.” (Q.S
An-Nisa’ : 29)
3) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertawakalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S Ali Imran : 130).
b. Landasan Moril
1) Riba bersifat menindas dan dapat menyerang atau dapat
menggunakan sistem pemerasan.
2) Riba memindahkan harta dari si miskin ke si kaya serta menambah
jurang pemisah diantara keduanya.
3) Riba menciptakan satu kelas yang menganggur, namun menerima
5. Struktur Organisasi BMT Ramadana
Keterangan struktur organisasi :
a. Pengurus :
1) Ketua : Dr. Faqih Nabhan, SE.,MM
2) Sekretaris : Ade Nur Setyanto, Amd.Sy
3) Bendahara : Winarti, S.Kom
b. Pengawas :
1) Ketua : Sujatmika Dwi Atmaja, Spd
2) Anggota : K.H. Sonwasi Ridwan BA (DPS)
: Dr. Nafis Irkhami MA, M.Ag.(DPS)
: Mukarobbin
c. Pengelola :
1) Manajer : DR. Faqih Nabhan, SE.,MM
2) Sekretaris :Ade Nur Setyanto, Amd.Sy
38
3) Kepala cabang : Diwan Abdillah, Amd. Sy
4) Pendanaan :
a) Kabag : Lailatul Hidayah
b) Anggota : Selvi Alvionita
8) Administrasi :
a) Kabag : Selvi Alvionita
b) Anggota : Lailatul Hidayah
a) Kabag : Hanantya A. WD. SE. Sy
b) Anggota : Muhamad Nur Wahid
6. Ruang Lingkup Dan Wewenang
Kelembagaan BMT Ramadana merupakan koperasi yang struktur
organisasinya terdiri dari pengurus dan pengelola, dimana tugas pengurus
dan pengelola adalah sebagai berikut :
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT)
Tugas dan tanggung jawab RAT :
1) Merumuskan dan mengusulkan kebijakan umum untuk mendapatkan
persetujuan rapat anggota.
2) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan BMT agar tercipta kinerja
yang sesuai dengan AD/ART.
3) Ikut serta dalam mensosialisasikan BMT.
4) Menyelenggarakan rapat pengurus pengelola untuk :
a) Mendiskusikan laporan kemajuan bulanan dan tingkat kesehatan
BMT.
b) Membicarakan segala masalah, terutama masalah-masalah
strategis dan pemecahannya.
c) Mempersiapkan laporan PINBUK.
5) Menyelenggarakan rapat tahunan yang meliputi :
a) Mendengarkan, menerima, atau menolak laporan pertanggung
40
b) Membebas tugaskan pengelola lama dan mengangkat pengelola
baru jika tiba masa akhir tugasnya.
c) Membahas rancangan anggaran BMT dan rencana kerja tahunan
yang akan datang.
d) Mengusulkan pembagian keuntungan tahunan BMT pada rapat
anggota.
6) Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang
diajukan kepada BMT yang jumlahnya melebihi maksimum yang
dapat diputuskan oleh pengelola.
7) Memberikan persetujuan berkala dari pengelola mengenai laporan,
meliputi :
a) Laporan keuangan
b) Laporan perkembangan pembiayaan
c) Laporan kredit bermasalah
d) Laporan pengumpulan dana
8) Memberikan persetujuan atau penolakan mengenai :
a) Keanggotaan pendiri baru BMT.
b) Kerja sama pinjaman dengan pihak ketiga.
c) Usulan produk jenis simpanan atau pembiayaan.
b. Dewan Pengurus :
Tugas pengurus :
1) Menyusun dan merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan
2) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan BMT agar tercipta kinerja
yang sehat sesuai AD/ADR.
3) Menyelenggarakan rapat pengurus dan mengevaluasi laporan
bulanan kinerja BMT.
4) Menyelenggarakan rapat anggota tahunan BMT.
5) Membina hubungan terhadap jaringan atau instansi terkait dan pihak
ketiga hal penyelenggaraan dana/pinjaman.
Tanggung jawab dan wewenang :
1) Pengurus bertanggung jawab atas terlaksananya tugas dan wewenang
yang di amanatkan.
2) Mengangkat dan memperhatikan karyawan.
3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan manajer.
c. Dewan Pengawas :
Tugas Dan tanggung jawab :
1) Mengevaluasi dan mengawasi kerja BMT sesuai AD/ADR.
2) Ikut serta mensosialisasikan BMT.
3) Mengusulkan dan merumuskan kebijakan umum untuk mendapatkan
persetujuan rapat anggota.
4) Menyelenggarakan rapat pengurus, pengelola guna mempersiapkan
laporan kepada PINBUK, mempersiapkan bahan RAT dan
42
5) Menyelenggarakan RAT guna laporan pertanggung jawaban
pengurus membahas anggaran dan rencana kerja yang akan datang
serta mengusulkan pembagian keuntungan.
6) Memberi persetujuan mengenai kerja sama pinjaman usulan produk
dan keanggotaan pendiri baru BMT.
d. Manajer Marketing
Tugas :
1) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum dibidang
pemasaran yang ditetapkan oleh pengurus.
2) Menghimpun dan mengarahkan teknik operasional sesuai dengan
kebijakan dari pengurus.
3) Membuat laporan secara periodik kepada pengurus.
4) Memeriksa dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya
harian.
Wewenang :
1) Berhak memberikan teguran, kritik terhadap manajer cabang dalam
rangka memacu kreatifitas dan membentuk etos kerja yang baik dan
profesional.
2) Mengatur tata cara penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan
manajer cabang dengan pendekatan ukhwah islamiyah.
3) Mengusulkan pembukaan cabang baru kepada pengurus dan manajer
operasional.
e. Bagian Administrasi dan Pembukuan
Tugas :
1) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum yang telah di
gariskan oleh pengurus.
2) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya harian
BMT Ramadana.
3) Membantu laporan secara rutin kepada pengurus.
Wewenang :
1) Mengatur distribusi keutuhan inventarisasi dan kebutuhan kantor.
2) Melakukan koordinasi terhadap teller yang berkaitan dengan
administrasi dan pembukaan.
3) Mengusulkan pendanaan renofasi.
4) Melakukan pengurusan dana administrasi dan pembukaan kantor.
Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab atas terlaksananya mekanisme pencatatan
pelaporan dan kelancaran administrasi dan pembukuan.
2) Bertanggung jawab atas pengarsipan berkas, surat, dan dokumen
administrasi dan pembukuan.
f. Bagian Pembiayaan
Tugas :
1) Memeriksa permohonan pembiayaan yang masuk.
44
3) Mengkoordinasikan dan mengkomitkan dari hasil pemeriksaan di
lapangan.
4) Memproses data dan survei yang masuk untuk menentukan rasio
kesehatan usaha calon anggota. Membina dan menangani
pembiayaan yag bermasalah.
5) Memberikan informasi kapan pembiayaan dicairkan.
6) Memberikan masukan ke general manajer dalam hal data survei,
sebagai bahan penentuan layak atau tidaknya permohonan dicairkan.
g. Kepala Bagian Cabang
Tugas :
1) Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum yang telah
digariskan oleh pengurus.
2) Bersama staf pemasaran cabang menyusun strategi operasional yang
berhubungan dengan tabungan, pembiayaan dan konfirmasi.
3) Mencari peluang untuk sumber-sumber dana murah yang dapat
dihimpun dari anggota atau calon anggota.
4) Membantu laporan rutin kepada pengurus.
5) Bertanggung jawab atas terciptanya target pertumbuhan cabang.
6) Bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan administrasi
laporan yang disusun oleh teller.
Wewenang :
1) Melakukan pembinaan yang berstruktur terhadap karyawan cabang
demi peningkatan sumber daya insani.
2) Menyalidasi pembiayaan.
3) Mendelegasi tugas kepada staf pemasaran dan teller sesuai dengan
kebutuhan.
h. Teller Pusat
Tugas :
1) Pelaksanaan dan menjabarkan kebijakan teknis yang dijabarkan oleh
pengurus berkoordinasi dengan teller cabang.
2) Menandatangani pengambilan dan penyetoran uang tunai dari
cabang.
Wewenang :
1) Mengatur distribusi keuangan.
2) Berhak meberikan teguran, kritik saran terhadap teller cabang dalam
rangka memacu produktivitas dan membentuk etos kerja profesional.
Tanggung Jawab :
1) Betanggung jawab atas kelancaran distribusi keuangan di
cabang-cabang.
2) Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir laporan harian kas
dengan saldo akhir tunai.
46 Tugas :
1) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah
disetujui oleh kepala cabang.
2) Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota serta
memasukkan data ke komputer.
3) Membuat mutasi harian atau laporan kas harian.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas peralatan dan perlengkapan kerja teller.
7. Produk-Produk BMT Ramadana Salatiga
Produk BMT Ramadana Salatiga digolongkan menjadi dua, yaitu
produk simpanan dan pembiayaan. Dalam operasionalnya setoran dan
penarikan dapat datang langsung ke kantor aau dilayani di rumah atau
tempat usaha.
a. Produk Simpanan
1) Simpanan Pokok
Simpanan yang diwajibkan kepada setiap anggota dan
dilakukan satu kali sebesar 20.000,- sebagai bentuk partisipasi anggota
Koperasi BMT Ramadana Salatiga. Dilakukan dengan menggunakan
akad wadi’ah yad amanah. Dapat diambil bila ingin keluar dari
2) Simpanan Wajib
Simpanan yang dilakukan setiap bulan sebesar Rp.10.000,-
sebagai konstribusi keaktifan anggota. Dilakukan dengan
menggunakan akad wadiah yad amanah. Anggota koperasi BMT
Ramadana Salatiga yang aktif akan mendapat layanan prima dan
keuntungan SHU yang sesuai.
3) SIRELA (Simpanan Sukarela)
Kemudahan bertransaki merupakan prinsip BMT
Ramadana Salatiga dalam melayani. SIRELA berakad wadi’ah yad
dhammanah, BMT Ramadana Salatiga akan menginvestasikan dana anggota dan memberikan hasil yang menguntungkan sesuai syari’ah.
Penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan setiap jam kerja
dengan layanan antar. setoran awal minimal Rp.20.000,- dengan
setoran selanjutnya Rp.5.000,-.
4) SAHARA (Simpanan Hari Raya)
Simpanan hari raya ini merupakan investasi yang dilakukan
dengan akad wadi’ah yad dhammanah bisa dimanfaatkan untuk
persiapan kebutuhan hari raya dimana waktu pengambilan simpanan
bisa dilakukan pada minggu ke-2 bulan Romadhon. Dengan setoran
48
5) SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka)
Investasi simpanan sisuka berakad mudharabah mutlaqoh
memberikan kemudahan berinvestasi anggota. Dana SISUKA akan
dikelola dengan penuh amanah dan profesional agar menguntungkan
dan berkah. Dengan ketentuan :
a) Hasil menguntungkan berdasarkan nisbah bagi hasil.
b) Pilihan jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan.
c) Pembukaan rekening minimal Rp.1.000.000,-.
d) Bagi hasil diberikan setiap bulan tunai atau transfer rekening
6) SIQURBAN (Simpanan Untuk Qurban)
BMT Ramadana memberikan sarana mempermudah keinginan
anda untuk berqurban. SIQURBAN dilakukan dengan akad wadi’ah
yad dhammanah, anggota dapat memperoleh hasil yang
menguntungkan dan sesuai syariah. Setoran pertama minimal
Rp.100.000.- Setoran selanjutnya minimal Rp.10.000.- dan bisa
diambil 2 minggu sebelum hari raya qurban.
7) SIMPRESTASI (Simpanan Pelajar Berprestasi)
Memberikan kemudahan dalam mempersiapkan dan
memantapkan rencana pendidikan dengan akad wadiah yad
anggota dalam meraih prestasi. Setoran dapat dilakukan setiap saat,
pengambilan dapat dilakukan 2 minggu sebelum pendaftaran sekolah.
Dengan setoran awal minimal Rp.20.000,-.
8) SIMAPAN (Simpanan Masa Depan)
Merupakan produk simpanan dimana anggota penyimpan
menghendaki nisbah/bagi hasil yang diberikan BMT Ramadana
kepada anggota penyimpan dilakukan menggunakan akad wadi’ah
yad amanah dengan setoran awal minimal Rp.20.000,- dengan jangka
waktu sesuai yang dikehendaki pemilik simpanan.
9) SIASAT (Simpanan Aset Manfaat)
Merupakan simpanan yang diperuntukkan tujuan tertentu
seperti investasi atau angsuran dimana hanya bisa dilakukan
pengambilan simpanan setelah ada persetujuan manajer operasional
dengan setoran awal Rp.20.000,- dan selanjutnya Rp.5.000,-
dilakukan dengan akad wadi’ah yad dhammanah.
10) SISERTA (Simpanan Penyertaan)
Merupakan produk simpanan penyertaan bagi para pengurus,
pengawas, maupan para anggota koperasi lainnya. Dilakukan dengan
akad wadi’ah yad dhammanah. Besarnya modal penyertaan minimal
50
selanjutnya sesuai kesepakatan penanam modal dengan BMT
Ramadana.
11)SIMPANAN HAJI
BMT Ramadana juga menyediakan bagi anggita untuk
membantu mewujudkan niat suci menunaikan Ibadah Haji. Dilakukan
menggunakan akad wadi’ah yad dhammanah. Dengan setoran awal
minimal Rp.1.000.000,- dan bisa diambil jika suda mencukupi sesuai
porsi haji.
12)SIMPANAN UMROH
Simpanan yang disediakan bagi anggota untuk membantu
mewujudkan niat suci menunaikan Ibadah Umroh.dilakukan dengan
akad wadi’ah yad dhammanah. Dengan setoran awal minimal
Rp.1.000.000,- dan bisa diambil jika dana sudah mencukupi untuk
pembayaran biaya Umroh.
b. Produk Pembiayaan
1) Pertanian
Bagi anggota dengan mata pencaharian sebagai petani
BMT Ramadana memberikan fasilitas dengan pembiayaan guna untuk
pembelian perlengkapan pertanian dengan akad mudharabah,
muzara’ah, dan lainnya guna memudahkan anggota dalam usaha
2) Peternakan
Peternakan adalah salah satu mata pencaharian di pedesaan.
BMT Ramadana juga memberikan pelayanan pembiayaan yang
digunakan untuk modal peternakan dan perlengkapannya dengan akad
mudharabah yang membuat usaha pertanian anggota akan lebih
barokah.
3) Pendidikan
Pendidikan salah satu komponen penting dalam kehidupan,
dimana dengan pendidikan akan menunjang masa depan dan karier
seseorang. BMT Ramadana juga memberikan fasilitas untuk
kemudahan pembayaran pendidikan keluarga anggota dengan akad
ijarah.
4) Elektronik
Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang ingin
membeli barang-barang elektronik. Dilakukan dengan akad yang
berbasis jual beli seperti mudharabah dan ba’i bitsaman ajil.
5) Gadai
Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang
membutuhkan dana insidental dengan cara menjaminkan barang