• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Repository"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI

MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Novlita Zalikapuri

NIM. 11114192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI

MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

Novlita Zalikapuri

NIM. 11114192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

Tiada kekayaan lebih utama daripada akal. Tiada keadaan lebih menyedihkan daripada kebodohan.

Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan Dan tiada pembantu yang lebih baik daripada musyawarah

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Yang pertama dan paling utama, sujud syukur kepada Allah SWT. Luapan

cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku ilmu,

serta merasakan nikmatnya kebahagiaan, atas karunia serta kemudahan yang

Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah

membantu menyelesaikan serta mewujudkan mimpiku:

1. Kedua orang tuaku Bapak Rusdi Riyanto dan Ibu Prapti Rahayu yang

tidak pernah berhenti memberiku semangat, doa, nasehat, dorongan, dan

kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu

menjadi pribadi yang kuat dan sabar dalam menjalani hidup.

2. Kakak dan adikku tercinta Medityo Agus Nuryanto dan Haslita Nisa yang

telah memberiku semangat serta kebahagiaan dalam melengkapi

kehidupan dan perjalanan hidup.

3. Alm. Abah KH. Mahfudz Ridwan, Lc dan Ibu Hj. Nafisah yang selalu

memberi nasehat dan doanya hingga aku dapat merasakan ketentraman

dan kenyamanan hidup.

4. Kyai Muhammad Hanif, M.Hum dan Ibu Rosyidah, Lc yang selalu

memberikan arahan dan kekuatan hingga aku dapat menemukan langkah

kebenaran.

5. Guru-guruku yang teramat berjasa dari bangku TK hingga perguruan

Tinggi yang telah memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh

(9)

ix

6. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

yang penulis banggakan.

7. Sahabat sekaligus kakakku tersayang Indah Asfaradina yang telah

membimbingku dan meluangkan waktu dengan sabar.

8. Segenap teman-teman seperjuanganku angkatan 2014 PP. Edi Mancoro

yang telah memberikan dukungan, canda tawa dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi bersama.

9. Sahabat sekaligus keluarga keduaku Rohmiyatun Istiqomah, Nabila Azka

Amalia dan Fahidatul Zunita Umayasaroh yang telah memberikan kasih

sayang serta memberikanku kesempatan menjadi bagian dari keluarga

mereka.

10.Sahabat sekaligus teman tidurku Mafuroh Dewi, Hidayatul Khoiroh,

Uswatun Khasanah, Dewi Marinda, Jundina Amajida, Titin Maghfiroh,

yang telah sedikit banyak memberikan doa dan canda tawa di setiap

harinya.

11.Seseorang yang menguatkan, menemaniku, dan senantiasa selalu

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat

dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Program Studi PAI sekaligus

sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan

pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis skripsi ini.

4. Bapak Sutrisna selaku dosen pembimbing akademik.

5. Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

(11)

xi

6. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro, terutama Kyai

Muhammad Hanif, M.Hum, yang selalu mendoakan santrinya untuk

meraih keberhasilan dalam menuntut ilmu, baik dalam keadaan apapun

dan dimanapun.

7. Bapak Haris Wahyudi, S.Pd., M.Pd.selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1

Salatiga yang telah memberikan dukungan dan kesempatan penulis.

8. Bapak M. Syafi'i, S.Ag., S.H., M.Kn., M.Pd.I. selaku Guru PAI Kelas XI

Boga 1 yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.

9. Dewan Guru SMK Negeri 1 Salatiga.

10. Siswa-siswi kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga.

11. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku di rumah yang telah mendoakan

dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga

dan penyusunan skripsi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

12. Sahabat-sahabatku tercinta, Rohmy, Nabila, Dedew, Mbak Marin, Mbak

Us, Mbak Hidayah, Zunita, Dek Jundina, Dek Selly, dan Titin yang selalu

mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.

13. Teman-temanku angkatan 2014 Pondok Pesantren Edi Mancoro yang

sedikit banyak memberikan cerita, motivasi, semangat dan canda tawa

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat santri putri maupun santri putra Pondok Pesantren Edi

(12)
(13)

xiii ABSTRAK

Zalikapuri, Novlita. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Toleransi

melalui Metode Group Investigation pada Siswa Kelas XI Boga 1

Semester I SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi,

Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci: Hasil Belajar PAI, Toleransi, Metode Group Investigation.

Penelitian ini bertujuan untuk meningktkan hasil belajar PAI materi

Toleransi Semester I dengan menggunakan metode pembelajaran group

investigation pada siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran

2018/2019. Subjek penelitian sebanyak 22 siswa,jumlah siswa keseluruhan adalah 27 dan terdiri dari 4 siswa laki-laki, 18 siswa perempuan dan 5 siswa tidak masuk. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus sampai 30 Agustus 2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

Dari kesimpulan penelitian tersebut bahwa hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut: KKM mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam adalah 75, sebelum menggunakan metode pembelajaran group

investigation, hanya ada 14% (3 siswa) yang tuntas, sedangkan 86% (19 siswa)

belum tuntas atau tidak memenuhi KKM.dengan nilai rata-rata kelas adalah 60,72.

Sedangkan setelah penggunakan metode group investigation dalam pembelajaran

PAI pada siklus I diperoleh data sebesar 64% (14 siswa) tuntas dan 36% (8 siswa)

yang belum tuntas, sehingga dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 50%

(14)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... v

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Belajar ... 17

(15)

xv

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20

c. Prinsip-prinsip Belajar ... 24

2. Hasil Belajar a. Pengertian hasil Belajar ... 28

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 30

c. Manifestasi Hasil belajar ... 31

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Agama Islam ... 33

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 34

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 36

4. Perilaku Toleransi a. Pengertian Perilaku Toleransi ... 37

b. Pentingnya Perilaku Toleransi ... 37

5. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan ... 41

6. Hikmah dari menghindarkan diri dari Tindak Kekerasan ... 45

7. Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran ... 46

b. Metode Group Investigation 1) Pengertian Metode Group Investigation ... 47

2) Langkah-langkah Metode Group Investigation ... 48

3) Kelebihan Metode Group Investigation ... 49

4) Kekurangan Metode Group Investigation ... 50

B. Kajian Pustaka ... 51

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Awal 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 55

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 66

(16)

xvi

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaa ... 67

2. Pelaksanaan ... 67

3. Observasi ... 70

4. Refleksi ... 71

D. Deskriprsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan ... 72

2. Pelaksanaan ... 72

3. Observasi ... 74

4. Refleksi ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ... 76

B. Deskripsi Per Siklus ... 78

C. Pembahasan Penelitian ... 90

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Bangunan atau Ruang Kelas SMK Negeri 1 ... 62

Tabel 3.2 Daftar Prasarana SMK Negeri 1 ... 64

Tabel 3.3 Daftar Nama Guru SMK Negeri 1 ... 64

Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa SMK Negeri 1 ... 68

Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 ... 69

Tabel 4.1 Daftar Perolehan Nilai Pre Test Kelas XI Boga 1 ... 81

Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 84

Tabel 4.3 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 87

Tabel 4.4 Data Hasil Evaluasi Siklus I ... 88

Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 90

Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 92

Tabel 4.7 Data Hasil Evaluasi Siswa SiklusII ... 94

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pre Test dan Post Test Siklus I ... 97

(18)

xviii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus ... 82

Diagram 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ... 89

Diagram 4.3 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ... 95

Diagram 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ... 99

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

2. Lampiran II Surat Keterangan Pembimbing

3. Lampiran III Surat Melakukan Penelitian

4. Lampiran IV Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

5. Lampiran V SKK

6. Lampiran VI Rencana Pelaksanaan Siklus I

7. Lampiran VII Rencana Pelaksanaan Siklus II

8. Lampiran VIII Hasil Pengamatan Guru Siklus I

9. Lampiran IX Hasil Pengamatan Guru Siklus II

10.Lampiran X Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

11.Lampiran XI Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

12.Lampiran XII Hasil Evaluasi Pra Siklus

13.Lampiran XIII Hasil Evaluasi Post Test Siklus I

14.Lampiran XIV Hasil Evaluasi Post Test Siklus II

15.Lampiran XV Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

16.Lampiran XVI Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

17.Lampiran XVII Soal Evaluasi Siklus I dan Kunci Jawaban

18.Lampiran XVIII Soal Evaluasi Siklus II dan Kunci Jawaban

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan istilah yang telah dikenal masyarakat luas

terlebih didalam dunia pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai suatu

upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 2002). Pembelajaran

merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam kehidupan sekolah.

Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen guru, siswa, metode,

lingkungan, media, sarana dan prasarana pembelajaran yang saling terkait

antara satu sama lainnya (Suprihatiningrum, 2017: 73).

Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir atau

dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut hingga ajal

tiba. Belajar merupakan aktivitas yag dilakukan seseorang untuk

mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau

pengalaman-pengalaman. Belajar juga mempunyai keuntungan, baik bagi

individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar

secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan

kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran

yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi

ke generasi (Baharuddin, dkk, 2015: 13).

Dalam al-Qur’an sangat banyak ayat-ayat yang menyuruh orang

(21)

2

pengetahuan di sebutkan dalam al-Qur’an, baik secara langsung menyuruh

orang untuk mempelajarinya, maupun secara tidak langsung.

Jika kita teliti dan pelajari sungguh-sungguh ajaran Islam tentang

masalah pendidikan dan pengajaran, maka akan sukarlah membedakan

antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Karena ajaran Islam secara

tegas menyuruh orang menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan dapat dikatakan

bahwa ajaran Islamlah yang pertama kali menyuruh orang untuk menuntut

ilmu sepanjang hayat dikandung badan, seperti sabda Nabi Muhammad

Saw:

ِدْحَّللا ىلِإ ِدْهَملا َنِم َمْلِعلا اوُبُلْطُا

“Tuntutlah ilmu itu sejak dari ayunan sampai keliang kubur”.(Shohih Li

Ghoirihi Diriwayatkan oleh Ibnu Majjah (no. 224))

Dengan ringkas dapat kita katakan bahwa agama Islam mewajibkan

setiap orang Islam untuk menuntut ilmu.

Secara umum, proses pembelajaran merupakan proses interaksi

komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan.

Dalam proses pembelajaran ada kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa

dan ada kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru, yang berlangsung

secara bersama-sama sehingga terjadi interaksi komunikasi aktif antara

siswa dan guru.

Agar terjadi interaksi pembelajaran yang baik, ada beberapa

(22)

3

kesatuan yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut.

Komponen-komponen proses pembelajaran tersebut antara lain kompetensi

pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber/media

pembelajaran, dll. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik

guru perlu mempersiapkan skenario pembelajaran dengan cermat dan jelas.

Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran di sekolah

mempunyai peranan penting dalam menanamkan rasa taqwa kepada Allah

SWT. Proses pembelajaran pendididkan agama dilakukan dengan

mengedepankan keteladanan dan kebiasaan akhlak mulia serta pengamalan

ajaran agama. Proses pembelajaran pendidikan agama juga dikembangkan

dengan meemanfaatkan berbagai sumber dan media belajar yang dapat

mendorong pencapaian tujuan pendidikan agama.

Berdasarkan hasil survei yang peneliti laksanakan sewaktu PPL di

SMK Negeri 1 Salatiga, bahwa permasalahan pada pembelajaran PAI yang

ada di sekolah tersebut adalah tentang perolehan nilai dan proses

pembelajarannya. Dilihat dari perolehan nilai dari masing-masing siswa

masih banyak yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM yang ditetapkan dari pihak sekolah yaitu 75, dan rata-rata nilai PAI di

kelas XI adalah 60, Serta proses penyampaian pembelajaran agama yang

disampaikan masih monoton, siswa hanya duduk dan mendengarkan

penjelasan dari guru sehingga sebagian siswa ada yang tidur, ada yang

berbicara sendiri, menjadikan pembelajaran agama tersebut kurang menarik

(23)

4

mereka juga tidak memperoleh pendidikan diluar sekolah

(ngaji/diniyah/TPQ) sehingga terlihat bahwa pendidikan agama yang mereka

peroleh masih minim, dan lagi sikap para siswanya yang kurang

memperhatikan sebagai seorang pelajar dilihat dari perilaku dan

berkurangnya nilai moral serta sikap tidak patuhnya terhadap aturan hingga

kurangnya rasa hormat antar teman atau guru.

Hasil wawancara dengan Bapak Syafi’i selaku guru Pendidikan

Agama Islam kelas XI, bahwa yang menjadi permasalahan adalah siswa

kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung,

dikarenakan metode yang digunakan masih didominasi dengan

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga membuat peserta

didik cepat bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Oleh karena itu peneliti akan menerapkan metode group

investigation dalam proses pembelajaran, tujuannya untuk menciptakan

proses pembelajaran pada siswa yang aktif dan dapat membentuk kelompok

diskusi dalam memecahkan suatu permasalahan, siswa dituntut untuk dapat

berbicara, berani mengutarakan pendapat serta dapat mempresentasikan

hasil pekerjaannya yang telah diberikan di depan kelas, agar mereka dapat

menyelesaikan masalah dan berpikir bersama serta dapat menyajikan dan

menguraikan materi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.

Dengan dasar itulah peneliti ingin mengambil judul

(24)

5

MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA

KELAS XI BOGA 1. SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019, sebagai subjek penelitian yang mana

diharapkan agar siswa kelas XI Boga 1 dapat meningkatkan hasil belajarnya,

mendapatkan pembelajaran yang efektif, bermanfaat, serta menciptakan

generasi yang memiliki sikap dan moral yang sesuai dengan tuntunan agama

melalui cara yang menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah yaitu Apakah metode group investigation dapat meningkatkan hasil

belajar PAI materi Toleransi pada siswa kelas XI Boga 1 Semester I SMK

Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode group investigation

dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Toleransi pada siswa kelas XI

Boga 1 Semester I SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khazanah keilmuan

dalam dunia pendidikan, khususnya pada bidang Pendidikan Agama

(25)

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Bagi penulis yang mengadakan penelitian, hasil penelitian ini dapat

digunakan untuk menambah wawasan tentang penerapan metode

group investigation di dalam kelas.

b. Bagi Sekolah

Sebagai sumber informasi dan dapat digunakan untuk menambah

referensi dunia ilmu pengetahuan dan sebagai sumber belajar atau

bacaan bagi mahasiswa lainnya khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan dunia pendidikan.

c. Bagi Guru

1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar

2) Bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar

mengajar dikelas.

3) Pedoman dalam menggunakan metode yang sesuai dalam proses

pembelajaran.

4) Mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar.

d. Bagi Siswa

1) Memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan

pemahaman dalam membaca dan menulis Al-Qur’an serta dapat

menunjukkan sikap toleransi yang tercipta dalam kehidupan

sehari-hari.

(26)

7

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu

melalui penggunaan metode group investigation dapat meningkatan hasil

belajar PAI materi toleransi pada siswa kelas XI Boga 1 Semester I

SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode group

investigation ini dinyatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan

tercapai. Adapun indikator yang dituliskan penulis dapat dirumuskan

sebagai berikiut: peserta belajar PAI materi Toleransi setelah

menggunakan metode group investigation kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yaitu 75, dimana untuk klasikal adalah 85% dan untuk individu

adalah 75. Indikator keberhasilan mengacu pada KKM yang tercantum

pada kurikulum SMK yang bersangkutan, dalam hal ini adalah SMK

Negeri 1 Salatiga.

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode action

research atau penelitian tindakan yang dilakukan dalam bentuk spiral,

rancangan penelitian yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah

(27)

8

penelitian serta kebutuhan pengukuran parameter penelitian (Sam’s,

2010: 72).

Desain penelitian yang digunakan adalah model dari Kemis dan

Taggart berupa suatu siklus spiral. Pengertian siklus disini adalah suatu

putaran kegiatan yang meliputi tahap-tahap rancangan pada setiap

putarannya, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3)

observasi (observation), (4) refleksi (reflection).

Adapun siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart (Arikunto

dkk, 2006:16) dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 1.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis

dan Taggart.

a. Subjek Penelitian

(28)

9

2) Waktu penelitian yakni berlangsung pada bulan

Agustus-September.

3) Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1

Salatiga yang berjumlah 27 siswa (35 siswa keseluruhan) (8

siswa non-muslim) guru sebagai kolaborator.

b. Langkah-langkah Penelitian

1) Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya

dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.

Penelitian ini disebut juga dengan penelitian kolaborasi

(Arikunto, dkk. 2014: 17-18).

Untuk menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik

atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument

pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi

selama tindakan berlangsung.

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi

(29)

10

menerapkan metode group investigation, dan pedoman

wawancara yang kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah

bahwa dalam tahap ini pelaksana (guru) harus ingat dan menaati

apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula

berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk. 2014: 17-18).

Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan

metode group investigation dalam proses pembelajaran yang

dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran PAI kelas XI Boga 1

Materi yang akan diberikan adalah materi Toleransi.

3) Pengamatan (Observing)

Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, tentu tidak

sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi, oleh

karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai

pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang

terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan

pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi

sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk

(30)

11

4) Refleksi

Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat

dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, dkk.

2014: 17-18).

Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru

pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat

tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian

mana yang belum, dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya

kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang

dirasa sudah baik. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai

maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Observasi

Observasi yakni, pengamatan langsung proses belajar

mengajar yang terjadi di kelas. Pengamat dapat mengobservasi

guru dan siswa terkait proses belajar mengajar, aktivitas dan

(31)

12

Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu

observasi keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan metode group investigation

pada siswa kelas XI Boga 1 SMK Negeri 1 Salatiga. Observasi

keaktifan difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama

proses pembelajaran materi Toleransi.

Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan metode group investigation difokuskan pada

aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Dan pengamatan yang belum terdapat pada

pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.

2) Wawancara

Yaitu pertemuan langsung yang direncanakan antara

pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar

pikiran, guna memberikan atau menerima informasi tertentu yang

diperlukan dalam penelitian (Sukardi, 2015: 49)

Wawancara ini dilakukan dengan cara bertanya kepada

guru dan siswa mengenai proses pembelajaran PAI dengan

materi Toleransi dengan menerapkan metode group

investigation.

3) Tes

(32)

13

mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari

materi Toleransi pada pelajaran PAI.

4) Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari hasil tes siswa, lembar

observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan foto-foto

selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti

adalah:

1) Lembar Observasi

Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi,

yakni lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan metode group investigation dan lembar observasi

keaktifan siswa. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran

dengan menerapkan metode group investigation yang digunakan

sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi

pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan lembar observasi

keaktifan siswa digunakan pada setiap pembelajaran, sehingga

kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan

(33)

14

2) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui

respon dan tanggapan guru mengenai proses pembelajaran

dengan menerapkan metode group investigation.

3) Soal tes

Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode

group investigation digunakan pre test. Dalam tes ini terdapat

soal-soal PAI yang meliputi materi Toleransi yang harus

dikerjakan siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan

pembelajaran.

4) Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil

pengamatan di kelas yang tidak terdapat di dalam lembar

observasi. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati

hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menerapkan

metode group investigation.

e. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan dinamis yang dilakukan oleh

para guru-peneliti, bergerak dari komponen tindakan dalam satu

siklus lain, sampai membangun interpretasi, dengan fokus utamanya

rencana (plan) dan tindakan (act) atau aspek praktis.(Sukardi, 2015:

72. Keterlibatan peneliti dalam usaha memberikan eksplanasi tentang

(34)

15

keterangan mengenai mengapa dilakukan dalam penelitian,

keterangan tentang bagaimana fenomena tersebut dikumpulkan, dan

macam fenomena apa yang diperlukan untuk langkah selanjutnya.

Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat

penelitian sehingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan

suatu kesimpulan. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan

rumus sebagai berikut:

1) Penilaian rata-rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa

kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut, sehingga

diperoleh nilai rata-rata, dengan rumus sebagai berikut:

𝒙 =

∑𝑵

∑𝒙

Keterangan:

∑𝑥 = jumlah nilai keseluruhan siswa

∑𝑁= jumlah siswa

𝑥 = nilai rata-rata

2) Penilaian ketuntasan belajar

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut:

𝑃 =𝑁𝐹

Keterangan:

(35)

16

𝐹 = Frekuensi

𝑁 = Jumlah kegiatan keseluruhan (Djamarah, 2005: 255-256).

G. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini terdiri dari V bab yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis

tindakan dan Indikator keberhasilan, metode penelitian,

sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka, pemaparan mengenai landasan teoritis dalam

menunjang permasalahan.

BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian, berisi tentang pelaksanaan

penelitian yang meliputi lokasi penelitian, subjek penelitian,

waktu penelitian, prosedur kerja dalam penelitian dan deskripsi

penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian

yang meliputi hasil penelitian siklus I, hasil penelitian siklus II,

dan hasil penelitian siklus III serta pembahasan.

BAB V Penutup, memuat tentang kesimpulan penelitian yang telah

dilakukan dan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan

manfaat dalam mengembangkan pendidikan serta penutup

(36)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai

macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak

manusia lahir sampai akhir hayat.

Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku

yang meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,

pemahaman, dan apresiasi. Oleh sebab itu belajar adalah proses aktif,

yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar

individu (Suprihatiningrum, 2017: 14).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi

ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk

mencapai kepandaian atau ilmu. Yang dimaksud adalah usaha manusia

untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian

yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu

manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan

memiliki tentang sesuatu (Baharuddin, dkk, 2015: 15).

Belajar adalah perubahan tingkah laku disebabkan oleh pelatihan

(37)

18

berlangsung seumur hidup dalam segala situasi dan kondisi yang

dilakukan di sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat

(Basri, 2015: 13).

Dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activties”

merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada

diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu

dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu

berinteraksi dengan lingkungannya (Aunurrahman, 2016:35).

Dalam Buku Perangkat Pembelajaran KTSP SMA (2009), belajar

didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan

tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar. Lebih

dijelaskan lagi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik dengan

sumber-sumber atau objek belajar, baik yang sengaja dirancang (by design)

maupun yang tidak secara sengaja dirancang tetapi dimanfaatkan (by

utilization) (Suyono, dkk, 2011: 13).

Ternyata ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari

berbagai pemaknaan itu, bahwa belajar merujuk kepada suatu proses

perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif

seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi

aktifnya demgam lingkungan atau sumber-sumber pembelajaran yang

(38)

19

Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si

pelaku,baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan

terbantu dalam memecahkan permasalahn hidup dan bisa

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Didalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang perintah untuk

menuntut ilmu, yaitu pada Q.S Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:



“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan (Q.S. al-Mujadalah: 11) (al-Qur’an dan

(39)

20

b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Belajar

Ada tiga faktor yang memengaruhi belajar yaitu sebagai berikut

(Basri, 2015: 51):

1) Faktor individual adalah faktor internal siswa, seperti kondisi

jasmani dan rohaninya.

2) Faktor sosial adalah faktor eksternal siswa, seperti kondisi

lingkungan.

3) Faktor struktural adalah pendekatan belajar yang meliputi strategi

dan metode yang digunakan siswa dan pengajar dalam melakukan

kegiatan pembelajaran.

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar

individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Baharuddin, dkk,

2015: 23-34)

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar

individu.Faktor-faktor internal ini meliputi individu.Faktor-faktor fisiologis dan psikologis.

a) Faktor fisiologis

Adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi

fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

(40)

21

sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik

yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif

terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik

yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil

belajar individu. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis,

selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada

tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama

pancaindera. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan

mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.

b) Faktor psikologis

Adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang

utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,

motivasi, minat, sikap, dan bakat.

(1) Kecerdasan/intelegensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan

diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan

demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan

kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.

(2) Motivasi

Adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan

(41)

22

ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi

mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri

individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan

menjaga perilaku setiap saat.

(3) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.

(4) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan

sebagainya, baik secara positif/ negatif.

(5) Bakat

Adalah kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas

tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.

2. Faktor-faktor Eksogen/Eksternal

Selain karakteristik siswaatau faktor endogen,

faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.

Dalam hal ini, (Syah, 2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor

eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi

dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan

(42)

23

a) Lingkungan sosial

(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar

seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya

dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik

disekolah.

(2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar

siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak

pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi

aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika

memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat

yang kebetulan belum dimilikinya.

(3) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat

memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,

sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),

pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak

terhadap aktivitas belajar siswa.

b) Lingkungan non-sosial.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah:

(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,

tidak panas tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,

(43)

24

merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas

belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam

tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat

digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti

gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan

olahraga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti

kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku

panduan, silabi, dan lain sebagainya.

(3) Faktor materi, pembelajaran (yang diajarkan ke siswa).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan

usiaperkembangan siswa, begitu juga dengan metode

mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan

siswa. Karena itu agar guru dapat memberikan kontribusi

yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru

harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode

mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi

siswa.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu

mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya

untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik

(44)

25

potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan suatu proses

panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam

waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan

pembelajaran harus mengarah pada upaya mencapai perkembangan

potensi-potensi anak tersebut.

Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaan

terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip,

maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip

yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar.

Mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar

bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran,

yaitu (Aunurrahman, 2016: 113-114):

1) Hal apapun yang dipelajari muid, maka ia harus mempelajarinya

sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar

tersebut untuknya.

2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan

untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan

belajar.

3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera

diberikan penguatan (reinforcement).

4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah

(45)

26

5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari

sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar

dan mengingat lebih baik.

Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus

dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses

pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu tercapainya

hasil belajar yang diharapkan.Banyak teori dan pinsip-pinsip belajar

yang dikemukakan para ahli yang satu dengan yang lain memiliki

persamaan dan juga pebedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut

terdapat beberapa pinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai

sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip belajar menurut

(Dimyati, 2006: 42-49):

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa

apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Disamping

perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan

belajar.

2) Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak

adalah makhluk yang aktif. Dalam setiap belajar, siswa selalu

(46)

27

3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar jangan

diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama

keterlibatan mental emisional, kognitif, dan perolehan

pengetahuan.

4) Pengulangan

Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut

akan berkembang, mengulang-ulang suatu perbuatan sehingga

menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh

stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus

penyerta.

5) Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang

ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari

bahan belajar. Maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu

dengan mempelajari bahan ajar tersebut.

6) Balikan dan penguatan

Siswa belajar dengan sungguh-sungguhkarena takut tidak naik

kelas dan mendorong dirinya agar mendapat nilai yang baik dalam

ulangan. Inilah yang dimaksud pengulangan negatif, sedangkan

balikan adalah yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui

(47)

28

7) Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya, tidak ada dua

orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki pebedaan satu

dengan yang lain entah pada karakteristik psikis, kepribadian

maupun sifat-sifatnya.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga

unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional),

pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar (Sudjana,

1990: 2) Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan dalam diagram

berikut ini:

Tujuan intruksional

(a) (c)

pengalaman belajar Hasil belajar

(proses belajar-mengajar) (b)

Diagram 1.1 Hubungan Tiga Unsur Proses Pembelajaran

(Sudjana, 1990: 2).

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan intruksional

dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara

pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan

hubungan tujuan intruksional dengan hasil belajar. Dapat disimpulkan

(48)

29

tercapai tidaknya tujuan intruksional, dalam hal ini perubahan tingkah

laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki

proses belajar-mengajar.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan

aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari

oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari

pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh

adalah berupa penguasaan konsep.

Hasil belajar menurut Gagne & Briggs (1979: 51) adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan

belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s

performace) (Suprihatiningrum, 2017: 37).

Dalam kegiatan belajar, tujuan yang harus dicapai oleh setiap

individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting, yaitu:

1) Memberikan arah pada kegiatan peserta didikan. Bagi pendidik

tujuan peserta didikan akan mengarahkan pemilihan strategi dan

jenis kegiatan yang tepat. Kemudian bagi peserta didik, tujuan itu

mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang

duharapkan dan mampu menggunakan waktu seefisien mungkin.

(49)

30

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga

ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Secara eksplisit

ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata

pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun

penekanannya selalu berbeda.

Mata pelajaran praktik lebih menekankan pada ranah psikomotor,

sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada

ranah kognitif. Berikut ketiga faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar (Ratnawulan, dkk, 2015: 57-58).

1) Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang

pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan

otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang

berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul,

melompat dan sebagainya.

2) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir,

termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, menyintesis dan kemampuan mengevaluasi.

3) Ranah Afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat,

(50)

31

Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan

pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek

kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui

bentuk tes objektif.

Untuk itu, afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun

implementasinya masih kurang. Hal ini karena merancang pencapaian

tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran

kognitif dan psikomotor. Dengan satuan pendidikan harus merancang

kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif

dapat dicapai.

c. Manifestasi Hasil Belajar

Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan

menulis, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam

bentuk. Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah

(2003), bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud

perubahan, adalah sebagai berikut (Sriyanti, 2013: 22-24).

1) Kebiasaan

Salah satu ujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan

dalam diri individu.

2) Keterampilan

Adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot

yang bersifat motorik, karenanya membutuhkan koordinasi gerak

(51)

32

3) Pengamatan

Adalah proses menerima, menafsirkan, dan mengartikan

rangsangan yang masuk melalui pancaindera, terutama mata dan

telinga.

4) Berpikir asosiatif dan daya ingat

Adalah bentuk berpikir untk menghubungkan sesuatu dengan

sesuatu lainnya.

5) Berpikir rasional dan kritis

Berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan

sebab-akibat, menganalisis, menyimplkan, bahkan meramalkan sesuatu.

6) Sikap

Adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi

terhadap sesuatu hal.

7) Inhibisi

Merupakan bentuk kesanggupan individu untuk mengurangi atau

menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih atau

melakukan tindakan lain yang lebih baik.

8) Apresiasi

Bentuk kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap

sesuatu objek tertentu.

9) Tingkah laku efektif

Seseorang dikatakan memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu

(52)

33

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari

kata “pendidikan”dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan

“pe” dan akhiran “an”, yang berarti “proses pengubahan sikap dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.

Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi

latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (Syafaat, dkk,

2008: 11).

Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang

diungkapkan Sahilun A. Nasir, yaitu:

“Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis

dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam

dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu

benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya.

yakni, ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya,

diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap

perbuatan, pemikiran dan sikap mental.

Sedangkan Zakiah Darajat merumuskan bahwa Pendidikan

Agama Islam sebagai berikut:

“(a) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan

(53)

34

dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta

menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). (b) Pendidikan

Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran

Islam. (c) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui

ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia

dapat, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam

yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup

di dunia maupun di akhirat kelak (Darajat, 1992: 28).

M. Arifin mndefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah proses

yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan

yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan

dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).

Jadi Pendidikan Agama Islam, yaitu usaha yang berupa

pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai

pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan

agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik

pribadi maupun kehidupan masyarakat.

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Prof. Richey, istilah pendidikan berkenaan dengaan

fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu

(54)

35

mengenai tanggung jawab bersama di dalam masyarakat (Syafaat, dkk,

2008: 171).

Di dalam ajaran agama Islam bahwa adanya kebutuhan terhadap

agama disebabkan manusia selaku makhluk Tuhan dibekali dengan

berbagai profesi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah

tersebut adalah kecenderungan terhadap agama Islam.

Agama begitu ampuh dan besar dalam kehidupan manusia.

Menurut Zakiah Darajat agama memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1) Memberikan bimbingan dalam hidup

2) Menolong dalam menghadapi kesukaran

3) Menenteramkan batin

Pada hakikatnya manusia membutuhkan agama. Hal ini

disebabkan agama berfungsi sebagai pembimbing dan petunjuk

arah/hauan. Dalam kehidupan remaja, agama mempunyai peran yang

sangat penting, karena agama dapat membantu para remaja dalam

menghadapi segala macam persoalan yang dihadapi dalam hidupnya.

Menurut Djamaludin dan Abdullah Aly mengatakan bahwa

pendidikan agama Islam memiliki empat macam fungsi, berikut ini

(Syafaat, dkk, 2008: 173):

1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan

(55)

36

2) Memindakan ilmu pengetauhan yang bersangkutan dengan

peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara

keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadisyarat mutlak bagi

kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.

4) Mendidik anak agar beramal saleh didunia ini untuk memperoleh

hasilnya di akhirat kelak.

Jadi fungsi pendidikan agama Islam adalah realisasi dari cita-cita

ajaran Islam, yang membawa misi kesejahteraan manusia sebagai

hamba Allah lahir dan batin di dunia dan akhirat.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan

tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.

Tujuan Pendidikan Islam, menurut hasil seminar pendidikan

Islam se-Indonesia, tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, adalah

menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam

rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur

menurut ajaran Islam (Syafaat, dkk, 2008: 33).

Tujuan akhir pendidikan Agama Islam adalah membina manusia

agar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara

individual maupun secara komunal dan sebagai umat seluruhnya.

Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam jika diringkaskan,

(56)

37

Muhammad Saw. Sifat-sifat yang harus melekat pada diri hamba Allah

itu adalah sifat-sifat yang tercermin dalam kepribadiannya. Di antara

sifat-sifat itu adalah:

1) Beriman dan beramal shaleh untuk mencapai hasanah fiddunya

dan hasanah fil akhirah.

2) Berilmu yang dalam dan luas bekerja keras untuk kemakmuran

kehidupan dunia.

3) Berakhlak mulia dalam pergaulan

4) Cakap memimpin di permukaan bumi

5) Mampu mengolah isi bumi untuk kemakmuran umat manusia.

4. Perilaku Toleransi

a. Pengertian Perilaku Toleransi

Toleransi adalah rasa tenggang rasa terhadap sesama, baik

terhadap sesama muslim maupun non muslim. Toleransi terhadap

nonmuslim terbatas pada urusan yang bersifat duniawi saja, tidak

menyangkut akidah, syariah dan ubudiyah (Untoro, 2017: 24).

b. Pentingnya Perilaku Toleransi

Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam

berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi

berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai

perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai

kesamaan sikap. Toleransi jugamerupakan awal dari sikap menerima

(57)

38

harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan

ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat.

Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai

sikap tolerasi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup

rukun, baik individu dan individu, individu dan kelompok masyarakat,

serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya. Terkait

pentingnya toleransi, Allah Swt menegaskan dalam firmannya pada

Q.S. Yunus Ayat 40-41 adalah sebagai berikut:



Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan”.

(58)

39

apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang

kamu kerjakan (Q.S. Yunus:40-41) (al-Qur’an dan terjremah, 2013:

208).

Kaidah Tajwid

Kalimat Hukum Bacaan Alasan

ْ نِم َو

ْ نَّمْ مُه

ْ

Idgham mimmi Huruf mim sukun

bertemu mim

ُْنِم ؤُّيْ نَم

Idgham bighunnah Huruf nun sukun

bertemu huruf ya

Terjemahan Lafal

Lafal Terjemah Lafal Terjemah

ْ مُه نِم َو

diantara Dan

ُْن

Yang orang ada beriman tidak

kepadanya

ْ ي

َْمِْل

َْع

ْ

ْ ي

ِْ ل

Pekerjaanku bagiku

Q.S. Yunus/10: 40 Allah Swt menjelaskan bahwa setelah Nabi

Muhammad Saw berdakwah, ada orang yang beriman kepada

al-Qur’an dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari salah yang

disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka mati dalam

(59)

40

Pada Q.S. Yunus/10: 41 Allah Swt memberikan penegasan

kepada rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah

bahwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian

berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap

apa yang kalian kerjakan, Allah Swt Maha adil dan tidak pernah

dzalim, bahkan Dia memberi kepada setiap manusia sesuai dengan apa

yang diterimanya.

Dari penjelasan ayat terebut dapat disimpulkan hal-hal berikut:

1) Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad Saw

terbagi menjadi dua golongan, ada umat yang beriman terhadap

kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikannya dan ada

pula golongan orang yang mendustakan kerasulan Nabi

Muhammad Saw dan tidak beriman kepada al-Qur’an.

2) Allah Swt Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang

beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa

Nya, begitu juga orang kafir yang tidak beriman

kepada-Nya.Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas

keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang

yang berbeda keyakinan dengan dirinya.

Ayat diatas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan

dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi antara lain

(60)

41

5. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan

Manusia dianugerahi oleh Allah Swt berupa nafsu. Dengan nafsu

tersebut, manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia

bisa melakukan persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia

bisa mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang

telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan

manusia kepada kesempurnaan.

Namun sebaliknya, jika nafsu diluar kendali akal, niscaya akan

menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan.

Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia.

Sebagaimana cinta, bencipun berasal dari nafsuyang harus bertumpu diatas

pondasi akal. Permusuhan diantara manusia terkadang karena kedengkian

pada hal-hal duniawi seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada

kisah Nabi Yusuf a.s dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan

dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan. Islam melarang perilaku

kekerasan terhadap siapapun Allah Swt berfirman dalam Q.S al-Maidah

ayat 32 adalah sebagai berikut:

(61)

42

(32) “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya[412]. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat

kerusakan dimuka bumi (Q.S. al-Maidah: 32) (al-Qur’an dan

terjemah, 2013: 113).

Kaidah Tajwid

Lafal Hukum Bacaan Keterangan

ِْم

ْ ن

َْْا

ْ ج

ِْل

Qalqalah Sugra Huruf jim bertanda baca

sukun ditengah kata

َنْ ف

ْ س

ِْبا

َْغْ ي

ِْر

Iqlab Fathtahtain bertemu huruf ba’

َْج

ا

Syafawi Idzhar Mimsukun bertemu huruf ra’

Terjemahan Lafal

Lafal Terjemah Lafal Terjemah

(62)

43

pembunuhan Qabil dan Habil, Allah Swt. Menetapkan suatu hukum bahwa

membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia.

Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan

menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip

sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan

individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut.

Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya

pun ikut merasa sakit. Begitu juga apabila seseorang berani mencemari

tangannya dengan darah orang yang tak berdosa, maka pada hakikatnyadia

telah membunuh manusia-manusia lain yang tak berdosa. Dasi segi sistem

penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya

generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir di dunia ini.

al-Qur’an memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa

manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Bangunan/Ruang Kelas SMK Negeri 1 Salatiga Tahun
Tabel 3.2
Tabel 3.4
Tabel 3.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Fransiska, Slamat Fitriyadi, dan Iip Istirahayu (2017), melakukan penelitian dengan judul Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi untuk Meningkatkan Kemampuan

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Miksi dengan normal, ditunjukkan dengan kemampuan berkemih sesuai dengan asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa menggunakan obat, kompresi pada kandung kemih atau

Tujuan penelitian ini antara lain: (1) mengetahui struktur dan komposisi vegetasi baik pohon maupun vegetasi penutup lantai ( lower crop community -LCC) di lokasi

 Koperasi tidak mencantumkan dengan jelas berapa dana yang dibutuhkan untuk ekspansi, & mereka terus menerima dana dari masyarakat ( tentu beserta beban

desa seringkali mementingkan pembangunan yang menampakkan wujud fisiknya agar dapat diperlihatkan kepada tingkat pemerintah yang lebih tinggi dan masyarakat bahwa pembangunan

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang