• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

MoM Konsultasi Publik Draft Buku Putih

KOTA TANGERANG SELATAN

P PRROOGGRARAMM PEPERRCCEEPPAATTAANN PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN SSAANNIITTAASSII PPEERRMMUUKKIIMMAANN

P

P

O

O

K

K

J

J

A

A

A

A

M

M

P

P

L

L

K

K

O

O

T

T

A

A

T

T

A

A

N

N

G

G

E

E

R

R

A

A

N

N

G

G

S

S

E

E

L

L

A

A

T

T

A

A

N

N

2

2

0

0

1

1

1

1

(2)

Pendahuluan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2011 1 1

B

B

a

a

g

g

i

i

a

a

n

n

1

1

P

P

e

e

n

n

d

d

a

a

h

h

u

u

l

l

u

u

a

a

n

n

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2 1.3. Keluaran ... 2 1.4. Metodologi ... 2 1.5. Pelaksanaan ... 3

B

B

a

a

g

g

i

i

a

a

n

n

2

2

H

H

a

a

s

s

i

i

l

l

P

P

e

e

l

l

a

a

k

k

s

s

a

a

n

n

a

a

a

a

n

n

2.1. Hasil Konsultasi Publik Buku Putih ... 1

(3)

Pendahuluan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2011 1 1

1.1. Latar Belakang

Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, yang selanjutnya telah dilakukan pengembangan kebijakan, perencanaan serta penganggaran. Kegiatan pembangunan sektor sanitasi di Indonesia saat ini telah menjadi usaha bersama yang terkoordinir pada semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM, sektor swasta dan didukung oleh Lembaga Donor.

Dengan demikian pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 – 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah dan implementasi terhadap implementasi Program Nasional tersebut telah pula ditetapkan pada Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 yang difokuskan pada Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

Disamping hal tersebut, Pemerintah Pusat telah mendukung dan mendorong Pemerintah Daerah untuk dapat menyusun suatu perencanaan pembangunan sanitasi yang komprehensif dan terkoordinasi, serta terencana untuk seluruh wilayah perkotaan dengan prioritas yang terukur, tanggap kebutuhan, berdasarkan kondisi actual dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan kota.

Sebagai bagian dari pembangunan sanitasi Nasional, Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) telah mengikuti rangkaian kegiatan serta mengambil langkah-langkah strategis dalam Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman tersebut guna melakukan penyusunan Buku Putih

Pembangunan Sanitasi dan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan langsung dengan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sanitasi telah menjadi salah satu aspek pembangunan yang menjadi prioritas dan diperhatikan. Walaupun demikian, masih sering dijumpai bahwa aspek-aspek pembangunan sanitasi yang meliputi pengelolaan limbah cair, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase dan penyediaan air bersih serta yang tidak kalah pentingnya adalah mendorong masyarakat untuk dapat melaksanakan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) masih berjalan sendiri dan belum terintegrasi dengan baik. Untuk hal tersebut, melalui Buku Putih Sanitasi Kota Tangerang Selatan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan

telah mencoba mengidentifikasi permasalahan-permasalahan sektor sanitasi,

merumuskan perencanaan dan penganggaran serta langkah-langkah strategis pendanaan dan pelaksanaan dalam percepatan pembangunan sanitasi Kota Tangerang Selatan yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja /Pokja AMPL dengan melibatkan seluruh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait dan masyarakat serta pemangku kepentigan lainnya.

(4)

Pendahuluan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2011 1 2

1.2. Tujuan

Konsultasi Tingkat Kota ini merupakan forum penyepakatan kondisi riil sanitasi Kota Tangerang Selatan yang tercantum dalam draf Buku Putih. Konsultasi ini juga menjadi forum untuk menampung dan membahas nilai, harapan, ekspektasi para pemangku kepentingan pembangunan sanitasi. Semuanya harus segera ditangani di bawah koordinasi Kepala Bappeda/Koordinator Pokja.

1.3. Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota ini adalah :

Adanya masukan para pemangku kepentingan kota, untuk selanjutnya dimasukkan

untuk penyempurnaan Buku Putih.

Penyepakatan kondisi riil sanitasi kota yang tercantum dalam draf Buku Putih.

Buku Putih dijadikan acuan, setidaknya selama 3 tahun ke depan, sebelum Buku Putih

tersebut diperbarui (setelah melalui proses monitoring dan evaluasi).

Adanya jaminan dukungan politis dari pimpinan daerah, dan agar Buku Putih ini

mempunyai ‘nilai jual’ ke pihak di luar Pemerintah Kota.

Adanya Buku Putih Sanitasi Kota Tangerang Selatan – edisi tahun 2011

1.4. Metodologi

Pelaksanaan kegiatan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota ini menggunakan metodologi sebagai berikut, yaitu :

Pemaparan visi, misi, dan program Pembangunan Daerah diambil dari RPJM Kota dan arahan Walikota dalam Pembangunan Sanitasi Kota, oleh Walikota.

1. Pemaparan draf Buku Putih, oleh Pokja Sanitasi Kota Tangerang Selatan

2. Menghimpun masukan mengenai kondisi sanitasi untuk penyempurnaan data sanitasi

kota; dan curah pendapat tentang nilai, harapan dan ekspektasi Pembangunan Sanitasi Kota yang harus segera dilakukan;

3. Merumuskan kesepakatan para pemangku kepentingan pembangunan sanitasi hasil

Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota,

(5)

Pendahuluan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2011 1 3

1.5. Pelaksanaan

1.5.1. Waktu dan Tempat

Tempat pelaksanaan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota adalah di Jakarta Room, Gedung German Centre Lt. 7. Jalan Kapten Subijanto No.1 – BSD City Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, dilaksnakan pada Hari Selasa, Tanggal 01 Nopember 2011 dari Jam 09.30 s/d 14.30 WIB.

1.5.2. Peserta, Narasumber dan Pemandu Proses

Peserta Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota adalah :

A. Narasumber:

1. Walikota/Wakil Walikota Kota Tangerang Selatan.

2. PMU PPSP

3. Pokja AMPL Privinsi Banten

4. KMW 2 PPSP

B. Peserta:

1. ASDA II Ekonomi dan Pembangunan Kota Tangerang Banten

2. Staf Ahli Bidang Pembangunan Kota Tangerang Selatan.

3. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kota Tangerang Selatan.

4. Para Kepala SKPD, Kabid dan Kasubbid di Lingkungan Pemerintahan Kota

Tangerang Selatan.

5. Para Camat di Lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

6. Para Lurah di Lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

7. RS. Eka Hospital

8. RS. Premiere (Ex. International Bintaro)

9. RS. Medika

10. RS. Omni

11. RSIA Dalima

12. Institut Teknologi Indonesia

13. Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat

14. Universitas Pamulang

C. Pemandu Proses:

(6)

Hasil Konsultasi Publik Buku Putih Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

2 1

2.1. Hasil Konsultasi Publik Buku Putih

Kegiatan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota Tangerang Selatan berlangsung selama 1 (satu) hari pada tanggal 01 Nopember 2011 dihadiri oleh, kepala Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan, Kepala instansi/lembaga daerah di lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, Camat, Lurah, unsur Media elektronik dan Cetak dan unsur Perguruan Tinggi.

Acara resmi dibuka oleh Wakil Walikota Kota Tangerang Selatan, dalam sambutannya sangat mendukung dan berharap kegiatan ini dapat menghasikan pemikiran-pemikiran konstruktif bagi penyempurnaan penyusunan Buku Putih serta dukungan komitmen oleh seluruh pihak dalam pembangunan sanitasi Kota Tangerang Selatan yang lebih baik. Lebih jauh lagi beliau menyampaikan dalam sambutannya bahwa Sanitasi sebagai bagian penting dari kesehatan masyarakat, merupakan salah satu sektor dalam pembangunan. Tetapi, kadang kala sanitasi sering tidak dianggap sebagai program prioritas dalam pembangunan disuatu daerah.

Selanjutnya harapan beliau melalui program ini, diharapkan hingga tahun 2014 nantinya, Strategi Sanitasi Kota yang segera akan disusun dapat diimplementasikan di Kota Tangerang Selatan.

Pelaksananaan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi Kota Tangerang Selatan dilakukan dengan lebih banyak diskusi/curah pendapat, masing-masing peserta menyampaikan permasalahan dan mengusulkan rekomendasi dalam penangganan sanitasi di Kota Tangerang Selatan yang dibagi kedalam empat sub-sektor sanitasi (air bersih, limbah, persampahan, dan drainase). Adapun kesepakatan yang berhasil disusun adalah sebagai berikut :

1. Penilaian Peserta sejalan dengan penilaian hasil penetapan Tim Teknis Kelompok Kerja

AMPL Kota Tangerang Selatan terhadap area beresiko untuk Kota Tangerang Selatan bahwa terdapat 8 (delapan) Kelurahan yang mempunyai resiko sangat tinggi, yaitu Kelurahan Sawah, Ciputat, Pondok Benda, Pondok Cabe Ilir, Keranggan, Muncul, Babakan dan Bakti Jaya sebagai wilayah prioritas penangan sanitasi di Kota Tangerang Selatan.

2. Sub-sektor sanitasi

Air Bersih

Sistem Prasarana yang dapat diusulkan sebagai berikut :

1. Sistem Non Perpipaan

Sistem prasarana yang diusulkan untuk system non perpipaan sebesar 30 L/orang / hari dengan cakupan pelayanan sebesar 50 % populasi kecamatan, yaitu dengan menambah hidran umum di setiap kecamatan.

(7)

Hasil Konsultasi Publik Buku Putih Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

2 2

2. Sistem Perpipaan

Sistem yang diusulkan untuk sistim perpipaan akan disesuaikan dengan pola pengembangan wilayah kota dan untuk wilayah-wilayah yang potensial..

Air Limbah

Sistem prasarana yang diusulkan dalam pengelolaan air limbah di Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

1. Sistem septik tank dikembangkan untuk penanganan limbah domestik (limbah

manusia).

2. Sistem pelayanan septik tank kolektif (sistem off-site) dikembangkan pada

kawasan perkantoran, pendidikan, pemerintahan dan kawasan komersil.

3. Sistem septik tank individu (sistem on-site) dikembangkan pada kawasan

perumahan tipe sedang dan tipe besar, sedangkan untuk perumahan tipe kecil

digunakan sistem pelayanan septik tank individu ataupun kolektif dengan

memperhatikan kesepakatan dan kemampuan dari masyarakat.

4. Sistem tercampur (yaitu menyatukan air limbah dan air hujan dalam satu satu

saluran) dikembangkan untuk air limbah dari kegiatan non-domestik dan kegiatan lainnya seperti air buangan dari kamar mandi, tempat cuci dan hasil kegiatan kantor lainnya, sedangkan untuk menutupi kelemahan sistem ini dapat diatasi dengan membuat saluran terbuka dari perkerasan dengan campuran kedap air.

5. Pembangunan saluran dengan konstruksi tertutup dibangun pada kawasan

perdagangan, perkantoran dan kawasan komersil.

Persampahan

Merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam penentuan lokasi TPA hal-hal atau faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi TPA, maka usulan dalam pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut:

1. Membuat Master Plan Persampahan Kota tangerang selatan

2. Pembangunan TPST untuk Kota tangerang Selatan

3. Penambahan jumlah TPS dan perluasan jangkauan pelayanan.

4. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering).

5. Sistem pengelolaan TPA yang dikembangkan adalah Controlled Landfill.

6. Peningkatan kesadaran (peranserta) masyarakat dalam menjaga keminuman

lingkungan.

7. Pengefektifan fungsi pemulung dengan pembangkitan kegiatan daur ulang

sampah menjadi produk-produk yang berdayaguna.

8. Pengomposan sampah-sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat

(8)

Hasil Konsultasi Publik Buku Putih Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

2 3

masyarakat mulai dari rumah-rumah sampai tempat-tempat umum, dimana pemerintah menyediakan sarana tong sampah untuk memilah-milah sampah tersebut.

9. Pemerintah mengeluarkan aturan-aturan yang diperlukan dan yang lebih tegas

mengenai pembuangan sampah ini, antara lain memberikan denda kepada pihak yang membuang sampah sembarangan, sistem restribusi sampah, tarif pengelolaan, dan lain-lain.

10.Frekwensi pelayanan dibagi menjadi beberapa kondisi sebagai berikut :

a. Wilayah dengan pelayanan intensif adalah daerah di jalan protokol, pusat

perkotaan, kawasan permukiman perkotaan tidak teratur dan daerah komersil.

b. Wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan permukiman teratur.

c. Wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran Kota.

Drainase

Pertimbangan dalam menyusun dan memprioritaskan program penanganan bidang drainase yang dapat diusulakan di Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut :

1. Sistem jaringan induk drainase di Wilayah Kota Tangerang Selatan secara

umum akan tetap mengikuti pola atau kerangka sistem alamiah yang ada, dimana pengaliran dilakukan secara gravitasi mengikuti kondisi topografi yang memiliki kecenderungan kemiringan ke arah timur.

2. Jaringan drainase sistem tertutup sebagian besar dikembangkan di pusat

pemerintahan dan perkantoran, pusat kegiatan komersial, industri serta jalan-jalan utama tertentu, atau daerah yang mempunyai lebar jalan yang kecil.

3. Jaringan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan

permukiman dan di sepanjang jaringan jalan.

4. Prioritaskan pelayanan drainase pada kawasan terbangun, kawasan rawan

genangan, dan memerlukan penataan atau perbaikan agar dapat berfungsi secara maksimal.

5. Disamping itu juga diperlukan peningkatan peranserta masyarakat dalam

memelihara prasarana drainase, rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan saluran.

6. Sistem drainase tertutup dan terbuka dibangun pada sebelah kiri dan atau

kanan jalan, dengan arah pengaliran disesuaikan dengan kondisi topografi setempat.

(9)

Hasil Konsultasi Publik Buku Putih Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

2 4

3. Peningkatan peran serta swasta dan masyarakat

Selain dari ke empat sub-sektor sanitasi yang menjadi point utama diatas, dalam meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat serta melaksanakan hubungan kerjasama dengan lembaga swasta dan organisasi kemasyarakatan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan berupaya melakukan pendekatan dengan mengajak mereka menjadi sponsor pada kegiatan atau event layanan sanitasi, dengan demikian diharapkan keberadaan pihak swasta tersebut tertarik untuk memanfaatkan dana CSR nya untuk pembangunan serta layanan sanitasi, yang sampai saat ini program dan

keberadaan dana CSR-Corporate Social Responsibility untuk proyek pembangunan

sanitasi belum secara optimal di laksanakan di Kota Tangerang Selatan.

Setelah membacakan hasil rumusan sebagaimana yang dimaksud diatas, maka di rumuskan pula rencana kerja tindak lanjut Pokja AMPL Kota Tangerang Selatan, sebagaimana berikut :

•Dengan telah tersedianya data - data awal sebagaimana kebutuhan Buku Putih, maka

Pokja AMPL Kota Tangerang Selatan akan segera melakukan finalisasi Buku Putih;

•Dimulainya penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dengan harapan dapat melahirkan

(10)

Lampiran Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman 2011

1. Surat Undangan Konsultasi Publik Kota Tangerang Selatan 2. Daftar Hadir Konsultasi Publik Kota Tangerang Selatan

(11)
(12)
(13)
(14)

Lampiran Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman 2011

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian pencemar udara di Tangerang Selatan merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang

Pegawai Honorer pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Sumatera Selatan ”. 1.2

Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai

Bappeda Kota Salatiga merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional dimana Bappeda adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang

Insentif adalah penghargaan berupa uang tambahan penghasilan yang diberikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan kepada Guru Ngaji, Marbot Masjid, Amil Jenazah,

Tugas Belajar adalah tugas yang diberikan kepada PNS di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk melanjutkan pendidikan pada perguruan Tinggi Negeri

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJ IP) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Sulawesi Selatan didasarkan atas dokumen Perencanaan

Rancangan awal Kebijakan Umum APBD (KUA) Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2017 adalah salah satu dokumen perencanaan pembangunan yang disusun dalam rangka