• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Peringkat Infrastruktur di Beberapa Negara ASEAN. Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Peringkat Infrastruktur di Beberapa Negara ASEAN. Umum"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan keadaan infrastruktur di Indonesia saat ini secara umum berada di peringkat yang cukup baik di banding Negara ASEAN lainnya, tetapi di banding Malaysia dan Singapura, khususnya pada infrastruktur kereta api, keadaan Indonesia lebih rendah di banding kedua negara tersebut. Berdasarkan Global Competitiveness Report tahun 2013-2014 oleh Klaus Schwab, peringkat keadaan infrastruktur kereta api di Indonesia di seluruh dunia berada di peringkat ke-44. Di bandingkan dengan Malaysia dan Singapura, Indonesia masih tertinggal jauh dari Malaysia yang berada di peringkat ke-18 dan Singapura yang berada di peringkat ke-10.

Tabel 1.1 Peringkat Infrastruktur di Beberapa Negara ASEAN Umum 2013-2014 Umum 2014-2015 Kereta Api 2013-2014 Kereta Api 2014-2015 Indonesia 82 72 44 41 Vietnam 110 112 68 52 Thailand 61 76 72 74 Malaysia 25 20 18 12 Singapura 5 5 10 -

Sumber : Global Competitiveness Report 2013-2014 & 2014-2015

Dapat dilihat dari tabel 1.1 tersebut, keadaan infrastruktur Indonesia secara umum masih pada di posisi di bawah Malaysia dan Singapura, dan untuk kereta api Indonesia, posisinya juga masih sama di bawah Malaysia, untuk Singapura belum ada data di tahun 2014-2015 sehingga tidak tercantum peringkatnya. Hal ini tergambarkan pada keadaan transportasi di Indonesia yang masih sering dinilai dengan kualitas pelayanan yang rendah dan juga kapasitas pelayanan yang terbatas. Keadaan ini menurut Bappenas dalam Kajian Evaluasi Pembangunan Bidang Transportasi di Indonesia tahun 2012, disebabkan oleh kelembagaan, sumber daya manusia, dan terbatasnya kemampuan pembiayaan pemerintah.

(2)

Sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dalam suatu perusahaan atau organisasi, baik yang menawarkan jasa ataupun produk. Banyak pebisnis mempunyai strategi, rencana, dan produk atau jasa yang luar biasa, gagal karena tidak benar-benar paham mengenai manajemen sumber daya manusia (Snell dan Bohlander, 2012: 4). Organisasi saat ini dan akan datang, keberhasilannya bergantung pada manajemen sumber daya manusia yang efektif (Sims, 2007: 5). Kinerja suatu organisasi bergantung pada sumber daya manusianya, karena sumber daya manusia merupakan sumber daya penting bagi organisasi. Untuk mencapai kesuksesan dan dapat selalu berkembang, suatu perusahaan atau organisasi perlu memerhatikan bagaimana mereka mengelola dan memperlakukan sumber daya manusianya, agar dapat menunjang kesuksesan aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan mereka.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. Jasa transportasi kereta api di Indonesia sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena kereta api ini merupakan alat transportasi yang cukup aman, bebas hambatan dan harganya yang terjangkau. Berdasarkan hasil riset Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, proyeksi pangsa angkutan penumpang kereta api terhadap transportasi Indonesia, menunjukkan angkutan penumpang kereta api lebih besar dari pesawat dan kapal laut, serta terjadi peningkatan dari 7,26 % pada tahun 2010 menjadi 8,01 % pada tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap kereta api terus meningkat.

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan kereta api, mendorong PT. Kereta Api Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan kinerja mereka agar kualitas pelayanan yang diberikan akan memuaskan pelanggannya. Untuk dapat memuaskan pelanggannya, PT. Kereta Api Indonesia perlu memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan memperbaiki masalah-masalah pelayanan yang ada. Masalah-masalah tersebut adalah masih kurangnya kinerja PT Kereta Api Indonesia dalam hal ketepatan waktu dalam keberangkatan dan kedatangan kereta, serta masih seringnya terjadi peristiwa kecelakaan kereta api.

Hal ini terlihat dari laporan tahunan PT. Kereta Api Indonesia tahun 2014, yang menunjukkan masih adanya keterlambatan keberangkatan dan kedatangan kereta api penumpang dan barang. Berikut data rata-rata keterlambatan kereta api penumpang dan barang berdasarkan laporan tahunan PT. Kereta Api Indonesia tahun 2014:

(3)

Gambar 1.1 Rata-Rata Keterlambatan Kereta Api Penumpang dan Barang (dalam menit)

Sumber : Laporan Tahunan PT. Kereta Api Indonesia (2014)

Dari data tersebut, terlihat waktu keterlambatan kereta api penumpang dan barang terus bertambah di tahun 2014 di banding tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2014 kereta api penumpang mengalami keterlambatan dalam keberangkatannya rata-rata 4,23 menit dari toleransi 4,23 menit dan untuk kedatangnnya 35,11 menit dari toleransi 31,07 menit. Kereta api barang mengalami keterlambatan keberangkatan rata-rata 84,52 menit dari toleransi 52,08 menit dan untuk kedatangan rata-rata-rata-rata keterlambatan 139,75 menit dari toleransi 60,50 menit. PT. Kereta Api Indonesia masih perlu untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi harapan penumpang di mana perjalanan kereta api dapat tepat waktu. Keterlambatan tersebut terjadi salah satunya karena kurangnya kinerja karyawan, sehingga berdampak pada kualitas pelayanan yang perusahaan berikan pada pelanggannya.

Peristiwa kecelakaan kereta api juga merupakan penilaian dari peningkatan kinerja keselamatan operasi kereta api, hal ini untuk mencapai operasi kereta api dengan tingkat keselamatan yang tinggi dan turunnya peristiwa kecelakaan sehingga pelanggan kereta api dapat merasa nyaman dalam memakai jasa kereta api. Namun berdasarkan laporan tahunan 2014, telah terjadi peristiwa kecelakaan sebanyak 61 kali kejadian dan 21 di antaranya terjadi di Daop 1 Jakarta. Di tahun 2015, sampai saat ini telah terjadi ± 20 peristiwa kecelakaan di Daop 1 Jakarta. Data tersebut menunjukkan masih kurangnya kinerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta, sehingga masih sering terjadi peristiwa kecelakaan. Perusahaan perlu meningkatkan kinerja

(4)

karyawannya agar dapat mencapai operasi kereta api yang tingkat kecelakaannya rendah bahkan menjadi zero accident.

Dari masalah-masalah tersebut, mulai dari masalah keterlambatan kereta api dan peristiwa kecelakaan kereta api, salah satu penyebabnya adalah adanya penurunan kinerja karyawan di PT. Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta. Oleh karena itu Perusahaan perlu memerhatikan kinerja karyawannya dengan mengelola karyawannya sebaik mungkin, seperti yang dinyatakan Ronald R Sims (2007: 4) di mana perusahaan perlu mulai menyadari bahwa kesuksesannya bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menarik, mengembangkan dan mempertahankan karyawan berbakatnya. Setiap perusahaan perlu terus menerus memerhatikan dan meningkatkan kinerja karyawannya. Karyawan perlu dikelola sebaik mungkin, waktu, tenaga dan kemampuannya dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu (Fathoni, 2006: 8).

Pengelolaan karyawan yang tepat akan menciptakan kinerja karyawan tinggi yang nantinya akan mendorong peningkatan kinerja perusahaanya. Untuk itu, PT. Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta perlu memerhatikan kinerja karyawannya agar masalah-masalah tersebut dapat teratasi, sehingga perusahaan dapat semakin berkembang menjadi lebih baik. Dalam meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan perlu memerhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi tinggi dan rendahnya kinerja karyawan.

Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Robbins dan Judge (2013:250) menyatakan bahwa untuk menilai mengapa karyawan tidak memperlihatkan kinerja terbaiknya, dapat dilihat dari apakah lingkungan kerjanya mendukung atau tidak. Selain itu, karyawan SDM dapat membantu perusahaan menjadi semakin kuat dengan menyediakan karyawan mereka lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang karyawannya (Snell dan Bohlander,2010:4). Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja mempunyai peran penting untuk meningkatkan kinerja karyawan dan perusahaanya itu sendiri.

Selain lingkungan kerja, komunikasi di dalam perusahaan atau organisasi yang disebut juga komunikasi internal juga berpengaruh dengan kinerja karyawannya. Keadaan komunikasi mempunyai peran penting dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha mereka kepada pekerjaannya di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2013:155). Komunikasi juga dapat membantu anggota-anggota organisasi

(5)

mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan banyak peran dalam tindakan organisasi yang relevan (Romli, 2014:40). Dari pernyataan tersebut, bisa dikatakan bahwa komunikasi internal mempuyai pengaruh untuk mendorong kinerja karyawan suatu organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Junior Manager PT. Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta kantor Stasiun Cikini dan hasil survey lapangan, kinerja karyawan Daop 1 Jakarta di kantor Stasiun Cikini cukup baik. Salah satunya masalah tingkat kehadiran, dikarenakan adanya pemberian sanksi berupa PHK kepada karyawan yang tidak hadir selama lima atau enam hari kerja. Selain itu, karyawan PT. KAI Daop 1 Jakarta kantor Stasiun Cikini juga telah dapat menyelesaikan tugas yang diberikannya secara teliti. Namun, untuk ketepatan waktu hadir, masih ada karyawan yang terlambat datang ke kantor. Hal ini biasanya dikarenakan keterlambatan datangnya kereta dan kemacetan di jalan raya. Dalam masalah keterlambatan, tidak ada pemberian sanksi tertentu seperti masalah kehadiran. Karyawan yang terlambat biasanya hanya diberi teguran oleh atasannya.

PT. Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta, telah menyediakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawannya, ini terbukti dengan adanya pembangunan kantor Daop 1 Jakarta di Stasiun Cikini di tahun 2013 yang telah diresmikan di tahun 2014. Keadaan kantornya saat ini cukup baik, mulai dari pencahayaannya sudah cukup mendukung karyawan untuk bekerja dengan baik, suhu udara di ruangan kantornya, dan juga keamanan di kantornya. Tetapi di Daop 1 Jakarta kantor Stasiun Cikini sering ada getaran yang ditimbulkan oleh kereta api, sebagian karyawan tidak menganggap getaran tersebut menganggu mereka, karena mereka sudah terbiasa dengan getaran tersebut.

Selain itu, penataan warna ruangan kantor di Daop 1 Jakarta kantor Stasiun Cikini kurang menarik di mana hanya warna putih di seluruh ruangan. Selain itu, kurangnya tanaman yang ada di Daop 1 Jakarta kantor Stasiun Cikini juga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan, hal ini karena dapat menyebabkan kurangnya kadar oksigen di ruangan kantor Daop 1 Jakarta Stasiun Cikini. Kurangnya oksigen di ruangan kantor dapat menimbulkan rasa kantuk pada karyawan yang nantinya memengaruhi pekerjaan dan kinerja mereka.

Selain lingkungan kerja, komunikasi internal di suatu perusahaan juga merupakan faktor yang memengaruhi kinerja karyawan. Komunikasi internal di Daop

(6)

1 Jakarta kantor Stasiun Cikini cukup lancar, setiap pagi akan ada rencana kerja tiap harinya dari atasan di beberapa divisi dan juga setiap harinya semua karyawan akan diberikan briefing sebelum mulai bekerja. Karyawan juga dapat leluasa memberikan saran kepada atasannya mengenai pekerjaannya. Komunikasi di antara karyawan juga cukup lancar, mereka dapat saling bekerja sama dan saling memberikan motivasi kepada rekan kerjanya. Tetapi, dalam hal laporan kerja dari bawahan ke atasan, tidak semua karyawan melaporkan pekerjaannya. Hal ini terkadang menimbulkan masalah dalam administrasi karena terselipnya pekerjaan karyawan di antara banyaknya pekerjaan yang telah mereka kerjakan, jika dibiarkan terus menerus dapat memengaruhi hasil kerja tugas-tugas lainnya sehingga dapat memengaruhi kinerja dari karyawannya.

Dari fenomena-fenomena tersebut, maka diperlukan penelitian mengenai kinerja karyawan dan dua faktor yang dapat memengaruhinya yaitu komunikasi internal dan lingkunganya kerja. Jadi, penelitian ini berjudul “Pengaruh Komunikasi Internal dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini.”

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, batasan masalah dan untuk mempermudah pembahasan masalah yang akan diteliti, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut

1. Apakah komunikasi internal mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini? 2. Apakah lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan di

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini? 3. Apakah komunikasi internal dan lingkungan kerja secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini?

1.3 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini yang bertempat di Jl. Taman Stasiun Cikini No 1, Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat. Responden dalam penelitian ini berjumlah 67 responden.

(7)

Variabel– variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu komunikasi internal (X1), lingkungan kerja (X2), dan kinerja karyawan (Y).

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja kerja karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi internal dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta Kantor Stasiun Cikini.

1.5Manfaat Penelitian

Selain untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

1. Manfaat Akademis

a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dan analitis dengan didasari oleh ilmu yang dipelajari selama perkuliahan, khususnya mengenai manajemen sumber daya manusia, kinerja karyawan, lingkungan kerja dan komunikasi internal.

b. Bagi pembaca, untuk menambah informasi dan sebagai acuan untuk penelitian serupa di masa akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan maupun badan usaha yang lain untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi internal dan lingkungan kerja pada kinerja karyawan. Kemudian hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun strategi dan menyusun kebijakan pemimpin untuk meningkatkan kinerja karyawan.

(8)

b. Bagi para akademisi sebagai tambahan informasi yang digunakan untuk peningkatan kemampuan dan pemahaman mengenai manajemen sumber daya manusia khususnya dalam peningkatan kinerja karyawan.

1.6 State Of Art

Tabel 1.2 State Of Art

Peneliti Judul Hasil

Thushel

Jayaweera (2015)

Impact of Work

Environmental Factors on Job Performance, Mediating Role of Work Motivation: A Study of Hotel Sector in England

Hasil dari penelitian jurnal ini, yang ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Asamu Festus Femi Ph.d. (2014) The Impact of Communication on Workers’ Performance in Selected Organisations in Lagos State, Nigeria

Hasil dari penelitian jurnal ini, komunikasi yang efektif akan meningkatkan pemahaman antara manajer dengan bawahannya dan buruknya komunikasi akan berpengaruh pada kinerja karyawan. M. Imran Malik, Ashfaq Ahmad, Soloman Fernado Gomez dan Mumtaz Ali (2011) A Study of Work Environment and Employees’ Performance in Pakistan

Hasil dari penelitian jurnal ini, Lingkungan kerja memiliki pengaruh pada kemampuan individu untuk bekerja dengan aman, kompeten dan sesuai dengan target kinerja operasional.

Rahmad Restu Udayanto, I Wayan Bagia, Ni Nyoman Yulianthini (2015) Pengaruh Komunikasi Internal dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT COCA-COLA

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa komunikasi internal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. COCA-COLA. Keeratan hubungan pengaruh dari

(9)

komunikasi internal terhadap kinerja karyawan sebesar 30,50% dan besar sumbangan pengaruh adalah 9,30%. Hastuti Purwaningrum, Dr. Ari Pradanawati, MS Reni Shinta Dewi, S.Sos,M.Si (2012) Pengaruh Komunikasi Internal, Kompensasi, Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Pada CV. Medinda Semarang • Variabel komunikasi internal, kompensasi, lingkungan kerja dan motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan.

• Ada hubungan antara komunikasi internal dengan kinerja karyawan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kekuatan hubungan linier yang kuat antara komunikasi internal terhadap kinerja.

• Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh terbesar yang memengaruhi variabel kinerja karyawan pada CV. Medinda Semarang adalah variabel lingkungan kerja yang diberikan perusahaan.

Indah Puji Lestari (2013)

Pengaruh Komunikasi Intenal, Pelatihan, Kepuasan Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai UPT Pendidikan di Kecamatan Klambu • Variabel komunikasi internal, pelatihan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai didasarkan pada hasil pengujian nilai F-hitung sebesar 86,374 memiliki

(10)

Kabupaten Grobogan nilai F-hitung > dari nilai t-tabel sebesar 2,540, dan Prob Sig. Sebesar 0,000 di bawah 0,05. • Variabel komunikasi

internal mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai didasarkan pada hasil pengujian nilai t-hitung sebesar 2,361 > dari nilai t-tabel sebesar 1,673, dan Prob. Sebesar 0,022 di bawah 0,05.

• Varibel lingkungan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai didasarkan pada hasil pengujian nilai t-hitung sebesar 2,323 > dari nilai t-tabel sebesar 1,673, dan Prob Sig. Sebesar 0,024 di bawah 0,05. Finsya Meity Fitrian (2013) Pengaruh Komunikasi Internal dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa terdapat pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja 54,0%, sedangkan pengaruh lingkungan kerja tehadap kinerja sebesar 24,5%. Secara simultan maka dapat diketahui besarnya pengaruh komunikasi internal dan lingkungan kerja terhadap kinerja sebesar 78,5% sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.

(11)

Gambar

Tabel 1.1 Peringkat Infrastruktur di Beberapa Negara ASEAN  Umum  2013-2014  Umum  2014-2015  Kereta Api 2013-2014  Kereta Api 2014-2015  Indonesia  82  72  44  41  Vietnam  110  112  68  52  Thailand  61  76  72  74  Malaysia  25  20  18  12  Singapura  5  5  10  -
Gambar 1.1 Rata-Rata Keterlambatan Kereta Api  Penumpang dan Barang (dalam menit)
Tabel 1.2 State Of Art

Referensi

Dokumen terkait

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea

1.1 PERSIAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan sebagai seorang pengajar sebelum mengakses E-learning UPU diantaranya yaitu

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Puguh Harianto sebagai Ketua Pelaksana yaitu tugas dari dua divisi ini hampir sama dan sesuai dengan keputusan dari DPM agar

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam "Ibnu Sina" Yarsi Sumbar Bukittinggi menunjukkan bahwa 54,7% perawat memiliki kecendrungan turnover, dari

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

diorganisasikan dalam sistem kognisi manusia, atau pengetahuan pribadi yang Motivasi Pembentukan Citra Penerima Beasiswa GENBI Public Relation (PR) Bank Indonesia

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak