• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, selain menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) Kepala Daerah juga menyusun Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dijelaskan bahwa Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk setiap program dan kegiatan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) – SKPD.

Dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Skala prioritas pembangunan daerah;

2. Prioritas program untuk masing-masing urusan yang disinkronisasikan dengan prioritas dan program nasional yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah setiap tahun;

3. Plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/kegiatan.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara adalah : 1. Sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD

2. Sebagai dasar bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk melakukan verifikasi usulan RKA-SKPD

3. Untuk membangun disiplin anggaran yang bersifat menyeluruh sesuai plafon yang telah disepakati.

(2)

4. Sebagai alat validasi relevansi dokumen perencanaan dengan dinamika kehidupan sosial budaya dan tuntunan aspirasi masyarakat yang sedang berkembang.

5. Sebagai dasar bagi DPRD untuk menilai Ranperda tentang APBD.

1.3 Dasar Penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) disusun antara lain berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kewenangan dan urusan wajib. 2. Kebutuhan dasar dan pemberdayaan masyarakat. 3. Kinerja pelaksanaan program dan kegiatan.

(3)

BAB II

RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

Dalam tahun anggaran 2016, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali ditargetkan sebesar Rp. 3.350.000.000.000,00 yang terdiri dari pendapatan yang bersumber dari pajak daerah sebesar Rp.3.024.451.930.000,00, retribusi daerah sebesar Rp.47.624.712.500,00, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 107.653.904.000,83 dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 170.269.453.400,00. Dibandingkan APBD tahun 2015 (Induk) target PAD 2016 meningkat sebesar Rp.509.072.049.000,00 atau 17,92%. Pendapatan terbesar dari PAD bersumber dari pajak daerah yang tergantung pada kondisi perekonomian daerah.

Pendapatan daerah dari Dana Perimbangan dimana besar pengalokasiannya tergantung dari kemampuan dan kebijakan pemerintah pusat dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yang ditetapkan antara lain; luas wilayah, jumlah penduduk dan kondisi fiskal daerah pada Tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp.985.255.746.951,33 yang meliputi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar Rp.153.658.478.951,33, dan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp.831.597.268.000,00. Dibandingkan APBD tahun 2015 (Induk), Dana Perimbangan menurun sebesar Rp.40.691.420.024,67 atau 3,97%. Adanya penurunan disebabkan karena untuk tahun 2016 belum dapat diperhitungkan besaran Dana Alokasi Khusus dari Pemerintah Pusat.

Sementara dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp.810.040.518.989,00 terdiri dari Hibah sebesar Rp.4.673.400.000,00, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp.521.009.000.000,00 dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerahnya Lainnya sebesar Rp. 284.358.118.989,00. Dibandingkan dengan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah APBD tahun 2015 (Induk) sebesar Rp.741.733.600.000,00 maka terjadi peningkatan sebesar Rp. 68.306.918.989,00 atau 9,21%.

(4)

Dengan demikian secara total pendapatan daerah tahun 2016 direncanakan sebesar Rp. 5.145.296.265.940,33 meningkat sebesar Rp.536.687.547.964,33 atau 11,65% dari pendapatan daerah tahun 2015 (Induk) sebesar Rp.4.608.608.717.976,00.

Selain dari pendapatan daerah sumber pendanaan juga berasal dari Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan untuk tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp.296.057.446.472,57 bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya. SILPA tersebut yang terdiri dari pelampauan target pendapatan dan efesiensi penggunaan. Adapun rincian pendapatan dan penerimaan pembiayaan sebagaimana tersebut diatas tertuang dalam tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1

Target Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2016

No Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Target Tahun 2016

1.1 Pendapatan Asli Daerah 3.350.000.000.000,00

1.1.1 Pajak Daerah 3.024.451.930.000,00

1.1.2 Retribusi Daerah 47.624.712.500,00

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 107.653.904.000,00

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 170.269.453.500,00

1.2 Dana Perimbangan 985.255.746.951,33

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 153.658.478.951,33

1.2.2 Dana Alokasi Umum 831.597.268.000,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 0,00

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 810.040.518.989,00

1.3.1 Hibah 4.673.400.000,00

1.3.2 Dana Darurat 0,00

1.3.3 Sumbangan Pihak Ketiga 0,00

1.3.4 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah

Daerah lainnya 0,00

1.3.5 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 521.009.000.000,00

1.3.6 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah

lainnya 284.358.118.989,00

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 5.145.296.265.940,33

3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 296.057.446.472,57

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

sebelumnya (SiLPA) 296.057.446.472,57

(5)

No Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Target Tahun 2016

3.1.3 Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan 0,00

3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah 0,00

3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0,00

3.1.6 Penerimaan piutang daerah 0,00

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 296.057.446.472,57

(6)

BAB III

PRIORITAS BELANJA DAERAH

Dilihat dari sisi pendapatan, kemampuan keuangan daerah sangat terbatas, oleh karena itu besaran belanja daerah disesuaikan dengan kapasitas anggaran yang tersedia agar terjadi keseimbangan antara pendapatan dengan belanja. Disamping itu penggunaan belanja daerah diarahkan untuk membiayai program/kegiatan yang prioritas, serta dilakukan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut perlu disusun skala prioritas program/kegiatan yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan daerah, sehingga antara proses perencanaan dan penganggaran dapat berjalan secara sinergis untuk mewujudkan tujuan pembangunan.

Prioritas belanja daerah tahun anggaran 2016 diarahkan untuk mendukung prioritas dan sasaran pembangunan daerah, yaitu sebagai berikut :

Prioritas Pembangunan 1 :

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Prioritas belanja dialokasikan untuk Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola untuk mencapai sasaran sebagai berikut :

a. Terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance) b. Meningkatnya peran gender dalam pembangunan

Fokus program yang akan dibiayai dari belanja daerah yang terkait dengan penanggulangan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola antara lain sebagai berikut:

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; d. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik;

e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

f. Program Peningkatan Disiplin Aparatur; g. Program Kerjasama Pembangunan;

(7)

i. Program Perencanaan Sosial dan Budaya; j. Program Pengembangan IPTEK;

k. Program Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah;

l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

m. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah; n. Program Penataan Daerah Otonomi Baru;

o. Program Bantuan Hukum;

p. Program Pembinaan Hukum dan HAM;

q. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan; r. Pengelolaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah;

s. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah; t. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan

Kabupaten/Kota;

u. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH;

v. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah;

w. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah; x. Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa / Kelurahan.

Prioritas Pembangunan 2 :

Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

Untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran, maka prioritas belanja diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:

a. Berkurangnya penduduk miskin dan penyandang masalah sosial

b. Meningkatnya kualitas dan daya saing tenaga kerja dan lembaga pendidikan ketenagakerjaan

Adapun fokus program yang akan dibiayai dari belanja daerah dalam rangka mencapai sasaran antara lain sebagai berikut:

a. Program Pengembangan Sarana Dasar Perumahan dan Permukiman (Bedah Rumah);

b. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya;

(8)

c. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; d. Program Pembinaan Anak Terlantar;

e. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; f. Program Jaminan Kesejahteraan Sosial;

g. Program Kesejahteraan Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus;

h. Program Pembinaan Anak Terlantar;

i. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo;

j. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; k. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan; l. Program Pengembangan Potensi dan Peran Serta Masyarakat;

m. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja (Penyuluhan dan Pelatihan Bahasa dalam Program Pemagangan ke Jepang);

n. Program Perluasan Kesempatan Kerja;

o. Program Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan p. Program Pengawasan Ketenagakerjaan;

q. Program Peningkatan Kesempatan Kerja;

r. Program Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak; s. Program Pemberdayaan Pembangunan Perdesaan;

t. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa; u. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam

Pembangunan;

v. Program Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan TTG;

w. Program Penanggulangan Bencana dan Korban Tindak Kekerasan; x. Gerbang Sadu;.

y. Program Kecakapan Hidup (PKH); z. Jamkrida;

Prioritas Pembangunan 3 : Kesehatan

Untuk mempercepat peningkatan bidang kesehatan bagi masyarakat maka prioritas belanja diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:

(9)

b. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dalam kesehatan

Fokus program yang akan dibiayai dari belanja daerah dalam rangka mencapai sasaran tersebut antara lain adalah :

a. Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) b. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; c. Program Perbaikan Gizi Masyaraka;

d. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;

e. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia; f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;

g. Program Pengawasan Obat dan Makanan; h. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia; i. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;

j. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD;

Prioritas Pembangunan 4 :

Pendidikan

Alokasi belanja yang diperuntukan untuk prioritas pembangunan pendidikan diarahkan untuk mencapai beberapa sasaran yaitu :

a. Meningkatnya akses dan mutu layanan pendidikan

b. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dalam pendidikan

c. Meningkatnya IPTEK dan daya saing sumberdaya manusia

Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 4, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Siswa miskin bagi siswa dan mahasiswa miskin;

b. Pengembangan Sekolah Menengah Atas Bali Mandara; c. Program Pendidikan Dasar;

d. Program Pendidikan Menengah; e. Program Pendidikan Luar Biasa;

f. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; g. Program Pemuda dan Olahraga;

h. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan; i. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan;

(10)

j. Penggunaan Bahasa dan Sastra Indonesia yang Benar;

k. Program Peningkatan Kualitas dan Penyebarluasan Informasi; l. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; m. Program Penelitian IPTEK;

n. Program Pendidikan Non Formal;

o. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD; p. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; q. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan; r. Program Keluarga Berencana;

s. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; t. Program Perlindungan Perempuan dan Anak;

u. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.

Prioritas Pembangunan 5 :

Infrastruktur

Peningkatan pengelolaan infrastruktur diarahkan untuk mencapai sasaran, sebagai berikut :

a. Terpeliharanya sumber daya air dan terpenuhinya ketersediaan air baku b. Meningkatnya prasarana dan sarana publik yang memadai, ketersediaan

energi dan infrastruktur

Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 5, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pendayagunaan Perencanaan Pengelolaan dan Pelaksanaan Pengawasan ke PU-an;

b. Penataan angkutan umum Trans SARBAGITA;

c. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Gunaksa Tahap IV; d. Pembangunan pelabuhan Tanah Ampo;

e. Rehabilitasi / pemeliharaan rutin jalan dan jembatan provinsi; f. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;

g. Program Pengembangan Jalan dan Jembatan; h. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi; i. Pengembangan Distribusi Air Minum;

j. Kajian Pembangunan Bandar Udara di Bali Utara; k. Program kehumasan Ke-PU-an;

(11)

l. Pengembangan Jasa Konstruksi;

m. Program Perencanaan dan Pengawasan Bidang Cipta Karya;

n. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; o. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;

p. Program Perencanaan Tata Ruang;

q. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ; r. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;

s. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor; t. Peningkatan Pelayanan Keselamatan Penerbangan dan Kebandarudaraan; u. Program Pengelolaan Sumber-Sumber Air dan Penyediaan Air Baku

v. Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Prioritas Pembangunan 6 :

Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pengelolaan Bencana

Prioritas lingkungan hidup, tata ruang dan pengelolaan bencana diarahkan untuk mencapai sasaran, sebagai berikut :

a. Meningkatnya pemulihan dan fungsi kawasan hutan, perlindungan, konservasi alam dan partisipasi masyarakat dalam pengelolan hutan serta pelestarian panorama alam Bali

b. Terwujudnya pengaturan tata ruang

Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 6, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam; b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;

d. Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Penegakan Hukum dalam Pelestarian Lingkungan Hidup;

e. Pengembangan Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat;

f. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;

g. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Umum; h. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi

(12)

i. Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha Ketenagalistrikan, Usaha Energi Terbarukan dan Konservasi Energi;

j. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

k. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan;

l. Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan; m. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan; n. Program Penataan Bangunan;

o. Program Perencanaan Tata Ruang; p. Program Pemanfaatan Ruang;

q. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam; r. Program Pembinaan Kekuatan Masyarakat;

Prioritas Pembangunan 7 :

Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Upaya meningkatkan bidang kebudayaan, pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan bermasyarakat

b. Meningkatnya keharmonisan hubungan antar masyarakat dan antar kelembagaan tradisional Bali

c. Berkembangnya kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan

Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 7, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Pesta Kesenian Bali;

b. Bantuan Kepada Desa Pakraman;

c. Bantuan Kepada Subak dan Subak Abian; d. Program Pengembangan Nilai Budaya; e. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; f. Program Pengelolaan Keragaman Budaya;

g. Penerangan Bimbingan dan Kerukunan Hidup Beragama; h. Peningkatan Kelembagaan Sarana dan Prasarana Agama;

i. Program Perencanaan Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing Pengusaha Kecil, Menengah dan Koperasi;

(13)

k. Pengelolaan Warisan Budaya Dunia;

l. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;

m. Program Pengembangan Aksesibilitas Kepariwisataan, Industri, Perdagangan dan Perhubungan Telekomonikasi;

n. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;

o. Program Pengembangan dan Pengelolaan Produk Wisata; p. Peningkatan SDM Ekonomi Kreatif.

Prioritas 8 :

Pertanian dan Ketahanan Pangan

Upaya meningkatkan kualitas pertanian dan ketahanan pangan, diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali

b. Meningkatnya kerjasama pengembangan budidaya, pelatihan dan pemanfaatan teknologi pertanian

c. Berkembangnya komoditas andalan, unggulan dan rintisan serta meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian

d. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya ikan serta ekosistem perairan, pesisir dan daratan

e. Meningkatnya lapangan kerja, ekspor, komsumsi ikan per kapita dan kesejahteraan masyarakat

f. Meningkatnya kerjasama kemitraan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata

Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 8, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI); b. Subsidi pupuk organik;

c. Program Peningkatan Pertanian dan Kelautan;

d. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan); e. Program Peningkatan Ketahanan Pangan;

f. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan; g. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;

h. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan; i. Program Pengembangan Agribisnis;

(14)

j. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak; k. Program Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut;

l. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;

m. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan danPengendalian Sumberdaya Kelautan;

n. Program Pengembangan Perikanan Tangkap; o. Program Pengembangan Budidaya Perikanan;

p. Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan; q. Program Pelayanan dan Pengembangan Usaha Perikanan;

r. Pengembangan Perbenihan Perikanan;

Prioritas Pembangunan 9 :

Investasi, Industri Kecil, Koperasi dan UMKM

Untuk meningkatkan kualitas investasi, industri kecil, koperasi dan UMKM,maka sasaran yang ingin dicapai, yaitu :

a. Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tangguh

b. Meningkatnya minat investasi dengan menyederhanakan kebijakan dan regulasi

c. Meningkatnya kemitraan pemasaran hasil industri kecil dan menengah d. Berkembangnya industri kecil dan industri rumah tangga yang berdaya

saing tinggi

Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 9, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi; c. Program Pengkajian dan Pengembangan;

d. Program Mengendalikan Pelaksanaan Penanaman Modal;

e. Program Mengkoordinasikan dan Mendorong Peran Swasta dalam Pembangunan;

f. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing Pengusaha Kecil, Menengah dan Koperasi;

g. Program Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Pertambangan; h. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

(15)

i. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan;

j. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan; k. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor;

l. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri; m. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional; n. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;

o. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah;

Prioritas Pembangunan 10 :

Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan

Alokasi Belanja untuk peningkatan Ketentraman, Ketertiban, dan Keamanan diarahkan untuk menciptakan Keamanan yang Kondusif dan Kewaspadaan Dini, dengan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut:

a. Meningkatnya Kecerdasan Masyarakat Dalam Bidang Politik

b. Terkendalinya Pertumbuhan, Persebaran dan Administrasi Kependudukan c. Terwujudnya Sistem Keamanan Berstandar Internasional

d. Meningkatnya Kesadaran akan Perbedaan, Toleransi dan Kerjasama Antar Umat Beragama.

Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 10, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan b. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan;

c. Program Pendidikan Politik Masyarakat;

d. Program Peningkatan Kesadaran Bela Negara;

(16)

BAB IV

PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

4.1 Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan Pemerintahan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kab./Kota, Pemerintah Provinsi Bali pada Tahun 2016 menyelenggarakan bidang Urusan Wajib dan bidang Urusan Pilihan. Bidang urusan wajib yang dilaksanakan tersebut, yaitu :

1. Pendidikan

Urusan Pendidikan merupakan program prioritas dalam pembangunan daerah Bali dengan tujuan meningkatkan kecerdasan masyarakat serta terwujudnya SDM yang handal dan mandiri melalui peningkatan mutu pendidikan, tenaga pendidik, serta penyediaan prasarana dan sarana yang memadai dan berorientasi pada pemanfaatan IT.

Anggaran yang dialokasikan untuk fungsi Pendidikan sebesar Rp. 1.078.658.403.180,00, dengan komponen perhitungan Belanja Langsung pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sebesar Rp.116.359.351.700,00, pada Biro Kesejahteraan Rakyat sebesar Rp.259.170.000,00 dan pada UPT Akademi Kebidanan Rp.3.884.433.480,00. Selanjutnya Belanja Tidak Langsung berupa Belanja Pegawai pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga sebesar Rp. 69.339.449.000,00, Belanja Hibah untuk Fungsi Pendidikan (termasuk BOS dan Sarpras Pendidikan) sebesar Rp.670.853.214.000,00, Belanja Bantuan Sosial untuk Bea Siswa kepada Siswa dan Mahasiswa Miskin sebesar Rp.173.202.785.000,00, serta Bantuan Keuangan Kepada Kab./Kota untuk Fungsi Pendidikan sebesar Rp. 44.760.000.000,00. Jika dibandingkan dengan total belanja APBD yang sebesar Rp. 5.391.353.712.412,90, maka persentase anggaran untuk Fungsi Pendidikan telah mencapai sebesar 20,01%.

(17)

2. Kesehatan

Urusan Kesehatan merupakan program prioritas dalam pembangunan daerah Bali dengan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat.

Plafon Anggaran yang dialokasikan untuk urusan kesehatan pada Belanja Langsung diluar alokasi anggaran untuk Akademi Kebidanan sebesar Rp. 513.753.341.736,62, dan belanja hibah urusan kesehatan sebesar Rp. 2.900.000.000,00. Jadi total belanja urusan kesehatan sebesar Rp. 516.653.341.736,62. Jika dibandingkan dengan total belanja daerah (diluar belanja gaji dan tunjangan) yang sebesar Rp. 4.893.522.652.544,35 maka persentase belanja urusan kesehatan mencapai sebesar 10,56% yang pelaksanaannya dilakukan oleh beberapa SKPD seperti Dinas Kesehatan dan UPT-nya, Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Indera, dan Dinas Pekerjaan Umum.

3. Pekerjaan Umum

Urusan Pekerjaan Umum mendapat plafon anggaran belanja sebesar Rp.286.803.704.861,00. Penyelenggaraan urusan bertujuan untuk membangun prasarana wilayah yang lebih memadai sehingga dapat menunjang dan mendukung pembangunan di bidang ekonomi, sosial dasar dan sosial budaya. Untuk menyelenggarakan urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan UPT-nya.

4. Penataan Ruang

Untuk menyelenggarakan urusan penataan ruang dialokasikan plafon anggaran belanja sebesar Rp.1.115.002.940,00. Urusan penataan ruang dimaksudkan untuk mewujudkan keserasian dan keselarasan lingkungan melalui pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana peruntukannya. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum , Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Lingkungan Hidup.

(18)

5. Perencanaan Pembangunan

Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk menyelenggarakan urusan Perencanaan Pembangunan adalah sebesar Rp.9.218.235.590,00. Urusan perencanaan pembangunan dimaksudkan menyusun rencana pembangunan daerah untuk mempermudah pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan serta mengefektifkan penggunaan sumber daya yang dimiliki daerah. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

6. Perhubungan

Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk menyelenggarakan urusan perhubungan adalah sebesar Rp.24.958.241.028,00. Anggaran dimaksudkan untuk membangun prasarana perhubungan dalam rangka memperlancar arus lalu lintas dan keselamatan tranportasi. Penyelenggaraan urusan Perhubungan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi beserta UPT-nya.

7. Lingkungan Hidup

Urusan Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup beserta UPT-nya dengan alokasi dana belanja sebesar Rp.3.598.990.650,00. Penyelenggaraan urusan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan agar dapat memberikan manfaat bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.

8. Pertanahan

Penyelenggaraan urusan Pertanahan dalam tahun 2016 memperoleh plafon anggaran sebesar Rp.73.800.000,00 yang diarahkan untuk fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah (Biro Pemerintahan).

9. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Plafon anggaran belanja untuk penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebesar Rp.2.626.175.000,00. Penyelenggaraan urusan ini bertujuan untuk peningkatan kesetaraan gender dalam kehidupan keluarga,

(19)

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta memberikan perlindungan terhadap anak. Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

10. Sosial

Plafon anggaran belanja dalam tahun 2016 untuk urusan sosial sebesar Rp.59.366.544.972,00. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Sosial beserta UPT-nya dan Sekretariat Daerah (Biro Kesejahteraan Rakyat) yang bertujuan untuk membina dan memberdayakan masyarakat penyandang masalah sosial.

11. Ketenagakerjaan

Urusan ketenagakerjaan mendapat plafon dana belanja sebesar Rp.15.933.553.658,00. Dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi beserta UPT-nya yang bertujuan untuk mendata jumlah tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan pencari kerja, menciptakan peluang kerja dalam rangka mengurangi pengangguran.

12. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Urusan koperasi dan usaha kecil dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp.4.421.693.344,00, yang bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan, kewirausahaan, ketrampilan dalam rangka meningkatkan daya saing koperasi dan usaha kecil menengah. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah beserta UPT-nya.

13. Penanaman Modal

Urusan Penanaman Modal dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan dengan anggaran belanja sebesar Rp.2.373.999.500,00 yang bertujuan untuk meningkatkan iklim investasi baik dari luar maupun dalam negeri sehingga mampu meciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

(20)

14. Kebudayaan

Urusan kebudayaan dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp.35.557.859.877,94 yang dimaksudkan untuk lebih menggali, mengembangkan dan melestarikan serta mempromosikan budaya dan kesenian daerah sebagai modal dasar pembangunan. Urusan kebudayaan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan beserta UPT-nya, Kantor Perwakilan dan Biro Kesejahteraan Rakyat.

15. Pemuda dan Olah raga

Urusan pemuda dan olah raga dilaksanakan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp.309.625.000,00 yang bertujuan untuk lebih meningkatkan peranan pemuda dalam pembangunan, meningkatkan pengetahuan pembina sekaa teruna dan pengetahuan sekaa teruna, meningkatkan prestasi olah raga, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga, serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.

16. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Penyelenggaraan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp.3.887.426.680,00, yang dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan, ketentraman dan perlindungan masyarakat. Mendata dan membina organisasi sosial politik dan kemasyarakatan, menciptakan iklim demokrasi yang kondusif serta menjamin kebebasan masyarkat dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta Satuan Polisi Pamong Praja.

17. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah serta kepegawaian serta persandian penyelenggaraan urusannya dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan alokasi plafon anggaran belanja sebesar Rp.214.091.981.846,00 yang bertujuan untuk meningkatkan peranan dan fungsi Gubernur selaku wakil

(21)

pemerintah pusat di daerah, meningkatkan penyelenggaraan otonomi daerah, meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam pembangunan serta peningkatan kemampuan dan kualitas SDM aparatur. Urusan tersebut dilaksanakan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Kantor Perwakilan, Dinas Pendapatan beserta UPT-nya, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Pendidikan dan Pelatihan, Badan Kepegawaian Daerah serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan UPT Pusdalop.

18. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Penyelenggaraan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa dengan alokasi dana belanja sebesar Rp.10.518.036.600,00. Penyelenggaraan urusan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan peran masyarakat serta kelembagaan desa dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. SKPD yang melaksanakan urusan ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah serta Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

19. Statistik

Penyelenggaraan urusan statistik dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp.515.305.000,00 yang bertujuan menyiapkan informasi untuk mendukung penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan.

20. Kearsipan

Penyelenggaraan urusan kearsipan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.025.000.000,00, yang bertujuan untuk mengelola dan menyimpan arsip daerah. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.

21. Komunikasi dan Informatika

Penyelenggaraan urusan ini dengan alokasi anggaran belanja sebesar Rp.3.665.306.220,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Dinas Kebudayaan, serta

(22)

Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah yang bertujuan untuk membangun dan mengelola sistem informasi pembangunan.

22. Perpustakaan

Penyelenggaraan urusan perpustakaan dilaksanakan dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp.5.421.463.620,00 yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat baik berupa bacaan yang bersifat latin maupun yang berbahasa daerah dan aksara Bali. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.

Sedangkan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali adalah sebagai berikut :

1. Pertanian

Pertanian bagi pemerintah dan masyarakat adalah sangat penting disamping memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto, pertanian juga sebagai salah satu aspek penunjang aktivitas budaya serta penyangga lingkungan, yang perlu dilindungi, dilestarikan dan dikembangkan. Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp.56.713.026.412,00 yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan beserta UPT-nya, Dinas Perkebunan beserta UPT-nya serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan beserta UPT-nya.

2. Kehutanan

Pelaksanaan urusan kehutanan di Daerah Bali lebih diarahkan pada upaya meningkatkan fungsi kawasan agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan masyarakat. Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp.8.230.711.000,00 dengan pelaksana adalah Dinas Kehutanan beserta UPT-nya.

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Plafon anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp.1.290.000.000,00 yang diarahkan untuk pembinaan terhadap pengembangan penggalian bahan galian golongan C, air bawah

(23)

tanah, serta pengembangan sumber-sumber energi terbarukan. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

4. Pariwisata

Urusan kepariwisataan bagi daerah Bali adalah merupakan suatu hal yang sangat penting karena pariwisata merupakan sektor andalan sekaligus unggulan karena mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian daerah serta memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp.4.873.977.601,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata.

5. Kelautan dan Perikanan

Sumber daya kelautan dan perikanan adalah merupakan sumber daya alternatif lainnya yang dapat dikembangkan bagi kemajuan pembangunan daerah, namun sumber daya ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk melaksanakan urusan ini dialokasikan plafon angaran belanja sebesar Rp.7.496.639.870,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan beserta UPT-nya.

6. Perdagangan

Penyelenggaraan urusan perdagangan dimaksudkan untuk meningkatkan nilai dan volume perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Plafon anggaran yang dialokasikan untuk menyelenggarakan urusan ini adalah sebesar Rp.1.693.718.310,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan beserta UPT-nya.

7. Industri

Untuk melaksanakan urusan industri dialokasikan anggaran belanja sebesar Rp.5.025.612.567,70 yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah dalam rangka mendukung sektor pariwisata. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan beserta UPT-nya.

(24)

8. Ketransmigrasian

Untuk melaksanakan urusan ketransmigrasian dialokasikan anggaran belanja sebesar Rp.100.000.000,00. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Rincian Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan Pemerintah dan Organisasi Tahun Anggaran 2016 dari Belanja Langsung sebagaimana terlampir (Lampiran 1).

4.2 Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Program dan Kegiatan Berdasarkan Rencana Kerja dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk tahun 2016 dari belanja langsung yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan direncanakan sebesar Rp.1.409.046.362.544,15. Secara rinci plafon anggaran sementara program dan kegiatan berdasarkan Urusan Pemerintah dan Organisasi Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir (Lampiran.2).

4.3. Plafon Anggaran Sementara untuk Belanja Pegawai, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga

a. Belanja Pegawai

Belanja pegawai pada tahun 2016 direncanakan sebesar Rp.939.023.478.882,55 meningkat dibandingkan tahun 2015 (Induk) yang berjumlah Rp.903.501.398.111,53, atau meningkat sebesar Rp.35.522.080.771,02 (3,93%). Hal ini disebabkan adanya kebijakan kenaikan gaji pegawai dari Pemerintah Pusat, adanya kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai serta kenaikan insentif akibat kenaikan pendapatan dari sektor pajak dan retribusi.

b. Belanja Subsidi

Kebijakan belanja subsidi diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian berupa subsidi pupuk organik. Besaran belanja subsidi tahun 2016 ini direncanakan sama dengan tahun 2015 (Induk) sebesar Rp. 10.000.000.000,00.

(25)

c. Belanja Hibah

Belanja Hibah diarahkan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dilakukan oleh pemerintah/instansi vertikal, semi pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditentukan peruntukannya. Belanja Hibah dalam tahun 2016 direncanakan sebesar Rp. 954.658.214.000,00 meningkat sebesar Rp. 220.050.302.000,00 (29,95%) dibandingkan dengan APBD tahun 2015 (Induk).

d. Bantuan Sosial

Dalam rangka menjalankan fungsi pemerintah daerah dibidang kemasyarakatan dan guna memelihara kesejahteraan masyarakat dalam skala tertentu, pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara selektif, tidak mengikat. Dalam penetapan besaran bantuannya sejalan dengan jiwa Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Alokasi bantuan sosial dalam tahun 2016 direncanakan sebesar Rp.179.542.785.000,00, meningkat sebesar Rp.20.262.184.000,00 dibandingkan dengan APBD tahun 2015 (Induk) yang berjumlah Rp.159.280.601.000,00.

e. Belanja Bagi Hasil

Kebijakan belanja bagi hasil dimaksudkan sebagai upaya pemerataan atas pendapatan yang diperoleh dari pajak kepada seluruh kabupaten/kota di Bali dalam rangka meningkatkan percepatan pembangunan diwilayah masing-masing. Belanja bagi hasil dalam tahun 2016 direncanakan sebesar Rp.1.131.857.173.500,00 meningkat sebesar Rp. 154.572.606.707,00 (15,82%) dibandingkan dengan APBD Tahun 2015 (Induk) yang berjumlah Rp.977.284.566.793,00.

f. Belanja Bantuan Keuangan

Kebijakan bantuan keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota/Pemerintah Desa diarahkan untuk mengatasi

(26)

kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan Pemerintah Kabupaten/Kota dan pemerintahan Desa dalam upaya mempercepat pemerataan pembangunan. Bantuan keuangan Tahun 2016 direncanakan sebesar Rp. 722.325.698.486,20 meningkat sebesar Rp. 73.716.203.691,20 (11,37%) apabila dibandingkan dengan APBD tahun 2015 (Induk) sebesar Rp.648.609.494.795,00.

g. Belanja Tidak Terduga

Kebijakan belanja tak terduga diarahkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta tanggap darurat yang tidak diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan. Belanja tidak terduga Tahun 2016 direncanakan sebesar Rp.44.900.000.000,00.

Tabel 4.1

Plafon Anggaran Sementara untuk Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016

No Uraian Belanja Plafon Anggaran (Rp.)

2.1 Belanja Tidak Langsung 3.982.307.349.868,75

2.1.1 Belanja Pegawai 939.023.478.882,55

2.1.2 Belanja Bunga 0,00

2.1.3 Belanja Subsidi 10.000.000.000,00

2.1.4 Belanja Hibah 954.658.214.000,00

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 179.542.785.000,00

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota dan

Pemerintah Desa 1.131.857.173.500,00

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota/

Pemerintah Desa dan Partai Politik 722.325.698.486,20

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 44.900.000.000,00

2.2 Belanja Langsung 1.409.046.362.544,15

(27)

BAB V

RENCANA PEMBIAYAAN DAERAH

Rencana penerimaan pembiayaan dihitung berdasarkan besarnya SiLPA tahun sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Pada tahun 2016 penerimaan pembiayaan direncanakan sebesar Rp. 341.729.008.345,35 yang hanya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA). Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebesar Rp. 341.729.008.345,35 tersebut terdiri dari efisiensi belanja tahun 2015 sebesar Rp. 296.057.446.472,57, dan Silpa tahun berkenan sebesar Rp. 45.671.561.872,78

Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan dihitung berdasarkan besaran pembentukan dana cadangan, penyertaan modal, pembayaran pokok hutang, pemberian pinjaman daerah dan penguatan modal pemerintah daerah. Pada tahun 2016 pengeluaran pembiayaan direncanakan sebesar Rp.50.000.000.000,00 diperuntukan sebagai penyertaan modal di PT Jamkrida Bali Mandara (sebagaimana disajikan pada tabel 5.1).

Tabel 5.1

Rincian Plafon Anggaran Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2016

No Uraian Plafon Anggaran (Rp.)

PEMBIAYAAN DAERAH

1 Penerimaan Pembiayaan

1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

sebelumnya (SiLPA) 341.679.008.345,35

1.2 Pencarian dana cadangan 0,00

1.3 Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan 0,00

1.4 Penerimaan pinjaman daerah 0,00

1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0,00

1.6 Penerimaan piutang daerah 0,00

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 341.679.008.345,35

2 Pengeluaran Pembiayaan

2.1 Pembentukan dana cadangan 0,00

2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah 50.000.000.000,00

2.3 Pembayaran pokok utang 0,00

2.4 Pemberian pinjaman daerah 0,00

2.5 Penguatan Modal Pemerintah Daerah 0,00

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 50.000.000.000,00

(28)

Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka terdapat Pembiayaan Netto sebesar Rp. 291.729.008.345,35. Pembiayaan Netto tersebut diarahkan untuk menutupi kekurangan dana (defisit) anggaran baik untuk keperluan belanja langsung maupun belanja tidak langsung sebesar Rp. 246.057.446.472,57, sehingga masih terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran sebesar Rp. 45.671.561.872,78 yang merupakan silpa terikat BLUD Rumah Sakit Indera sebesar Rp. 26.775.656.488,45, BLUD Rumah Sakit Jiwa sebesar Rp.12.878.873.277,33, sisa dana transfer Pemerintah Pusat (DAK) sebesar Rp. 5.477.015.107,00 dan sisa alokasi dana DBH-CHT sebesar Rp. 540.017.000,00.

(29)

BAB VI PENUTUP

Demikianlah Kesepakatan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dibuat untuk menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dan RAPBD Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016. Guna mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam penyusunan RKA SKPD dan RAPBD perlu menyusun dan menetapkan pengaturan lebih lanjut, antara lain :

a. Pedoman atau petunjuk teknis penyusunan RKA SKPD; b. Standar harga satuan barang dan jasa;

c. Sistem aplikasi komputer penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah;

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan, bimbingan, dan do’a yang begitu besar kuasanya juga

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

sehingga peneliti ingin meneliti proses sosialisasi yang dilakukan oleh pihak KPU dalam bersosialisai untuk kesekian kalinya dalam menyambut Pemilihan Kepala Daerah

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

[r]

Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan 3 dari sistem komunikasi yaitu media, pesan dan receiver karena peneliti ingin mengetahui apakah media yang digunakan

Perencanaan Kegiatan Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi Yang Telah Dibangun Wilayah Kecamatan Bati-Bati, Tambang Ulang, Kurau, Bumi Makmur, Jorong, Kintap dan Panyipatan.

Data maupun instruksi yang kita masukkan ke dalam komputer adalah data/instruksi yang masih dalam bahasa ataupun kode-kode, sedangkan mesin komputer hanya mengenal