• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi server DNS dengan protokol IPv6 pengembangan tool named6 berbasis shell script dan perl - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Implementasi server DNS dengan protokol IPv6 pengembangan tool named6 berbasis shell script dan perl - USD Repository"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

WITH IPv6 PROTOCOL

DEVELOPMENT OF TOOLS named6 BASED

ON SHELL SCRIPT AND PERL

A Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree

in Department of Informatics Technology

by:

Fito Nathius Tatontos

005314029

DEPARTMENT OF INFORMATICS TECHNOLOGY

FACULTY OF ENGINEERING

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Oktober 2006

Penulis

Fito Nathius Tatontos

(5)

This paper dedicated 2 :

My Almighty God (Mr. J)

( )

Dad, Mom, Sister, Kei

&

My Family

I have no special words or something 2 give 4

all of your provisions, prayers, kindnesses,

supports, patient, & etc.

Thank U, never be enough 2 avenge all of your

provisions, prayers, kindnesses, supports,

patient & etc.

With Love, your

Fito

(6)

Never stop

feel Satisfied

4 what U’ve Got and 4 what U’ve Done

today

Tomorrow

……

Must Get

D’New Things & Better than Today

My Weakness is My Strength

(7)

Pada saat ini jumlah pengguna IP semakin bertambah banyak, dimana

resource yang disediakan untuk alamat IP publik ini semakin sedikit. Oleh karena

itu, Internet Engineering Task Force (IETF) mendesain suatu versi protokol IP

yang baru yaitu IP versi 6 atau IPv6. IPv6 ini menyediakan kombinasi sebanyak

2128 alamat atau sebesar 340282366920938463463374607431768211456 alamat.

Sehingga dengan resource alamat sebesar ini diharapkan komunikasi komputer di

seluruh dunia tidak akan kehabisan alamat.

Hasil dari implementasi dengan pemakaian server DNS berbasis protokol

IPv6 untuk konversi nama ke alamat IPv6 akan menggunakan sistem operasi

Linux yang memiliki layanan aplikasi server DNS (Domain Name System) dari

program BIND (Berkeley Internet Name Domain). Sehingga dimasa mendatang,

layanan DNS dapat membantu layanan, aplikasi atau sistem operasi lain berbasis

protokol IPv6.

(8)

Today the use of IP version is increasing more and more, which the

reserved resource of this public IP address is decreasing. Therefore, Internet

Engineering Task Force (IETF) designed a new protocol version of IP that called

IP version 6 or IPv6. This version provides 2128 addresses combination or equal to

340282366920938463463374607431768211456 addresses. With this large of

range IP address resource, expected computer communications in all the world

will not lacks of address resource.

The result of the implementation by using DNS server based on IPv6

protocol to convert name to IPv6 address with Linux operating system which has

DNS (Domain Name System) server application services from BIND (Berkeley

Internet Name Domain) program. In the future, the use of DNS service will be

useful for other applications, services or operating systems which based on IPv6

protocol.

(9)

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia

yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

IMPLEMENTASI SERVER DNS DENGAN PROTOKOL IPv6:

PENGEMBANGAN TOOLS named6 BERBASIS SHELL SCRIPT dan PERL

ini dengan baik. Penulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknik di Universitas Sanata Dharma pada program studi Teknik

Informatika.

Selama penulisan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu A.M. Polina, selaku Ketua Jurusan Tenik Informatika Universitas Sanata

Dharma.

2. Bapak Albert A. Hadhiatma selaku pembimbing I yang telah banyak

membantu dan membimbing selama mengerjakan tugas akhir ini.

3. Bapak H. Agung Hernawan selaku pembimbing II yang telah memberi banyak

masukan dan bimbingannya.

4. (Alm.) Papa, Mama, Oyen, Keiko dan saudara-saudara yang telah memberi

dorongan baik moril maupun materi.

5. Bapak Donny yang banyak memberi masukan, ilmu-ilmu di luar kampus dan

dukungan via sms-nya sampai dengan saat ini.

(10)

Thanks Pak.

7. Teman-teman TI: Team Lapeks: Wawan “Gundul”, Ninuk “Unino”, Sony

“Sang Poh” + Oenang “Mbeek atau Mbing” thanks buat support dan saat

nemenin nge-garap TA-nya, Teman Asisten Jarkom yang bareng Ariep,

Wawan Suna, Bowcil, Kitul Kids: Joe Wecky KLoN-NenG, I-Pay dan

teman-teman lainnya, thanks a lot guys.

8. Sohib-ku: Oh..Pit & Liendo Mblong @ JKT, Ichpoen & Bgy @ JGY, thanks a

lot bro.

9. Semua pihak yang tidak tersebutkan, yang telah memberikan dukungan serta

bantuannya guna penyusunan karya tulis ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan lebih

lanjut. Penulis berharap semoga Tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi pembaca.

Yogyakarta, Oktober 2006

Penulis

(11)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... ...v

HALAMAN MOTTO.. ... vi

ABSTRAKSI.. ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR... ... xvii

DAFTAR TABEL... xix

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Batasan Masalah ...3

1.3. Rumusan Masalah ...4

1.4. Tujuan Penulisan...5

1.5. Metodologi Penelitian ...6

1.6. Sistematika Penulisan ...7

(12)

2.1. Pengertian...9

2.2. Jaringan Komputer... ...10

2.3. TCP/IP (Transfer Control Protocol / Internet Protocol)... ..13

2.3.1. TCP (Transmision Control Protocol) ...15

2.3.2. IP (Internet Protocol) ...16

2.3.3. IPv6 (Internet Protocol versi 6)...19

2.3.3.1. Istilah-Istilah dalam IPv6 ...21

2.3.3.2. Format Header IPv6... ...22

2.3.3.3. Arsitektur Pengalamatan IPv6...23

2.4. UDP (User Datagram Protocol) ...24

2.5. PORT.... ...26

2.6. Sistem Operasi Linux...27

2.6.1. Jenis-Jenis Service pada Linux... ...29

2.6.2. Domain Name System (DNS)...30

2.6.3. BIND pada Sistem Operasi Linux.... ...34

2.6.3.1. Konfigurasi BIND dengan IPv4...36

2.6.3.2. Forward DNS dengan IPv6.. ...36

2.6.3.3. Reverse DNS dengan IPv6...36

2.6.4. Cara Kerja DNS IPv6 dengan BIND... ...37

2.6.4.1. Konversi alamat IPv6 dengan Format Nibble...38

2.6.4.2. Konversi alamat IPv6 ke nama dengan Format Bitstring. ...38

2.7. Pemrograman Shell.. ...39

(13)

2.7.2. Bash Shell ...40

2.8. Pemrograman Perl...43

2.8.1. Keuntungan Menggunakan Perl...43

2.8.2. Ekstensi Perl Untuk Database... ...44

2.8.3. Kelemahan Penggunaan Perl.. ...45

2.8.4. Tipe Data Perl.. ...45

2.8.4.1. Tipe Data Scalar...46

2.8.4.2. Tipe Data Array...46

2.8.5. Program Sederhana Perl...47

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM...49

3.1. ANALISIS ... 49

3.1.1. Strategi pada masa Transisi... 49

3.1.2. Kasus Penanganan Porgram BIND-named dengan IPv6... ... 53

3.1.3. Program BIND-named Pada Linux... 58

3.1.4. Analisis Kebutuhan... ... 59

3.1.5. Analisa Proses... ... 60

3.2. DESAIN ... 80

3.2.1. Konfigurasi Jaringan ... 80

3.2.2. Konfigurasi Hardware dan Software... 81

3.2.3.Bentuk Umum Program named6... 82

3.2.3.1. named6 start ... 83

(14)

3.2.3.3. named6 stop... ... 84

3.2.3.4. named6 status... ... 84

3.2.3.5. named6 help... ... 84

3.2.3.6. named6 add... ... 85

3.2.3.7. named6 edit... ... 85

3.2.3.8. named6 delete... 86

3.2.3.9. named6 view... ... 87

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM.. ...88

4.1. Lingkungan Implementasi...88

4.1.1. Lingkungan Perangkat Lunak... ...88

4.1.2. Lingkungan Perangkat Keras... ...89

4.2. Karakteristik Pengguna... ...90

4.3.Implementasi Program named6... ...90

4.3.1. Inisialisasi Lokasi Direktori... ...90

4.3.2. Inisialisasi Passing Parameter... ...91

4.3.3. Proses Utama Program named6.... ...91

4.3.4. Proses Fungsi bantu dan Variabel help... ...92

4.4. Proses Tambah Nama Server dan Host...96

4.4.1. Proses Tambah Server...96

4.4.1.1. Proses Program cekIP.pl... ...100

4.4.1.2. Proses Program ffwdSRV.sh...104

(15)

4.4.1.4. Proses Program reSRV.sh.... ...111

4.4.1.5. Proses Program named-resolv.sh... ...112

4.4.2. Proses Tambah Host...114

4.4.2.1. Proses Program cekIP.pl... ...116

4.4.2.2. Proses Program ffwdHST.sh...116

4.4.2.3. Proses Program reHST.pl...117

4.4.2.4. Proses Program reHST.sh... ...117

4.4.3. Proses Ubah Server dan Host...118

4.4.3.1. Proses Ubah Nama Server dan Host... ...118

4.4.3.1.1. Program EditNama6.sh untuk Ubah Nama Server... ...121

4.4.3.1.2. Program EditNama6.sh untuk Ubah Nama Host.... ...124

4.4.3.2. Proses Ubah Alamat Server dan Host... ...125

4.4.3.2.1. Program cekIPB.pl untuk Ubah Alamat/Prefix Server dan Host...129

4.4.3.2.2. Program ReIPL.pl untuk Ubah Alamat/Prefix Server dan Host... ...129

4.4.3.2.3. Program ReIPB.pl untuk Ubah Alamat/Prefix Server dan Host... ...130

4.4.3.2.4. Program EditIP6.sh untuk Ubah Alamat/Prefix Server dan Host.. ...130

4.4.4. Proses Hapus Server dan Host... ...133

4.4.4.1. Program delete6.sh untuk Hapus Server dan Host...136

4.4.5. Proses Tampil...136

BAB V ANALISA HASIL.... ...140

5.1. Analisa Hasil Perangkat Lunak...140

(16)

5.3. Analisa File Utama dengan Format IPv6... ...144

5.4. Kelebihan dan Kekurangan... ...144

5.4.1. Kelebihan Program ... ...144

5.4.2. Kekurangan Program.... ...145

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...146

6.1. Kesimpulan... ...146

6.2. Saran...148

(17)

Gambar 2.1 Pemodelan Layer Menurut OSI dan TCP/IP... ...11

Gambar 2.2 Pembagian Protokol menurut OSI...11

Gambar 2.3 Pembagian Protokol menurut TCP/IP ...12

Gambar 2.4 Segment TCP...16

Gambar 2.5 Format Datagram IP ...17

Gambar 2.6 Format Header IPv4 ...22

Gambar 2.7 Format Header IPv6 ...23

Gambar 2.8 Format Daragram UDP ...25

Gambar 2.9 Format 3 layer dalam internet...26

Gambar 2.10 Struktur sistem file Linux...29

Gambar 2.11 Lingkup Kerja sever DNS... ...33

Gambar 2.12 Arsitektur Sistem Linux dan lokasi SHELL ...39

Gambar 3.1. Konfigurasi Jaringan dengan Server DNS... ...53

Gambar 3.2.Flowchart proses tambah server program named6...62

Gambar 3.3.Flowchart program cekIP.pl tambah server.. ...63

Gambar 3.4.Flowchart program ffwdSRV.sh tambah server...64

Gambar 3.5.Flowchart program reSRV.pl tambah server...65

Gambar 3.6.Flowchart program reSRV.sh tambah server... ...66

Gambar 3.7.Flowchart program named-resolv.sh tambah server... ...67

Gambar 3.8.Flowchart program named6 tambah klien host... ...68

Gambar 3.9.Flowchart program ffwdHST.sh tambah klien host.. ...69

(18)

Gambar 3.11.Flowchart program named6 ubah nama.. ...71

Gambar 3.12.Flowchart program EditNama6.sh ubah nama...72

Gambar 3.13.Flowchart program named6 ubah alamat/prefix.. ...73

Gambar 3.14.Flowchart program EditIP6.sh ubah alamat/prefix.. ...75

Gambar 3.15.Flowchart program named6 hapus server atau host.. ...76

Gambar 3.16.Flowchart program delete6.sh hapus server atau host...77

Gambar 3.17.Flowchart program named6 untuk tampil server dan host...78

Gambar 3.18. Flowchart Proses Umum Program named6...79

Gambar 3.19. Implementasi Server DNS dengan IPv6 dalam Jaringan... ...80

(19)

Tabel 2.1 Keterangan IPv6...23

Tabel 2.2 Well known port...27

Table 2.3 Ekstensi Perl untuk Database...45

(20)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang pesat terutama dalam bidang teknologi dan

informasi komputerisasi, memunculkan suatu gagasan komunikasi antar dua atau

lebih perangkat komputer. Protokol TCP/IP (Transfer Control Protocol / Internet

Protocol) adalah sebuah protokol yang dapat menjembatani komunikasi antar

komputer. Pengalamatan yang dipakai sekarang ini adalah pengalamatan Internet

Protocol dengan menggunakan Internet Protokol versi 4 (IPv4) yang sering

digunakan untuk keperluan komunikasi Internet.

Untuk pemakaian alamat dengan IPv4 memberikan sejumlah alokasi

alamat sebanyak 232 atau 4294967296 alamat. Namun perbandingan dari alamat

IPv4 yang ada dengan berkembangnya jumlah pengguna layanan Internet saat ini,

maka sudah dapat dipastikan bahwa alamat yang tersedia akan habis.

Oleh karena itu dikembangkan suatu model pengalamatan IP baru untuk

menggantikan pengalamatan IPv4. Model pengalamatan ini disebut sebagai

pengalamatan IP versi 6 atau IPv6 atau sering juga disebut IPNG (Internet

Protocol New Generation). Alokasi alamat yang disediakan oleh IPv6 sebesar 2128

atau 340282366920938463463374607431768211456 alamat. Dengan Sumber

daya alamat sebanyak ini, diharapkan dapat mengganti atau setidaknya menutupi

kekurangan sumber daya alamat yang ada sekarang ini.

(21)

Sehingga format penulisan untuk alamat IPv6 akan berubah dan

mempengaruhi layanan aplikasi lain untuk mendukung protokol tersebut. Salah

satu penanganan layanan aplikasi yang dilakukan untuk konversi nama ke alamat

IPv4 adalah dengan menggunakan sebuah layanan server DNS (Domain Name

System) yang berfungsi untuk mengkonversi alamat ke nama atau sebaliknya.

Sehingga pemakaian server DNS berbasis protokol IPv6 dalam suatu jaringan

akan sangat bermanfaat di masa mendatang sebagai salah satu layanan aplikasi

pendukung protokol tersebut.

Karena format penulisan alamat IPv6 berbeda dari alamat IPv4 maka

seorang administrtor harus mengetahui format penulisan isi file-file utama dan

file-file konfigurasi secara manual agar sebuah komputer dapat digunakan sebagai

server DNS pada sistem operasi Linux berbasis text-mode atau non- GUI

(Graphical User Interface) dengan layanan aplikasi named dari program BIND

(Berkeley Internet Name Domain). Pertimbangan pemilihan sistem operasi Linux

berbasis text-mode dengan alasan pemanfaatan dana dalam penggantian

infrastruktur yang mendukung IPv6.

Dengan mempertimbangkan kesulitan konfigurasi dan pembuatan file-file

dalam format alamat IPv6 yang rumit pada sistem operasi Linux berbasis text

-mode, maka penulis mencoba membuat program bantu (tools) yang dapat

mempermudah administrator dalam mempersiapkan file-file dan konfigurasi yang

dibutuhkan sebuah komputer server DNS berbasis alamat IPv6.

(22)

1.2. Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah dalam penyusunan skripsi ini adalah:

1. Sistem operasi yang dimanfaatkan untuk layanan aplikasi sebuah server

DNS dengan alamat IPv6 statis adalah sistem operasi Linux berbasis text

-mode dengan memanfaatkan kernel versi 2.4 ke atas.

2. Sistem operasi yang dimanfaatkan untuk klien-klien host server DNS

adalah Linux Fedora Core 2 dan Windows XP Professional SP1 untuk

membandingkan perkembangan fasilitas dukungan protokol IPv6 pada

kedua sistem operasi, pengecekan pada klien dilakukan dengan beberapa

perintah dan melalui browser.

3. Implementasi program bantu (tools) dengan alamat IPv6 dan penamaan

untuk server DNS memanfaatkan servis dari aplikasi BIND versi 9.2.3

dan servis httpd untuk layanan server Web untuk pembuktian penamaan

ke alamat atau sebaliknya, telah didukung untuk layanan lainnya.

4. Penggunaan prefix untuk alamat IPv6 pada program bantu, masih dibatasi

dengan format standard (sering digunakan).

5. Proses pengecekan server DNS telah mendukung protokol IPv6, akan

memanfaatkan perintah ping6, dig, host dan mengaktifkan layanan server

Web pada komputer server DNS untuk pengecekan dari komputer klien.

6. Konsep implementasi DNS server dengan IPv6, masih dilakukan dalam

lingkup jaringan lokal berbasis IPv6 atau tidak memanfaatkan akses

(23)

7. Bagian instalasi sistem operasi, trouble shooting, routing, tunneling,

Manajemen jaringan dan keamanan tidak dibahas dalam tulisan.

8. Program bantu named6 berbasis shell script dan perl sebagai tools

tambahan pada servis named dari program BIND digunakan untuk

mengkonfigurasi dan membuat file-file utama server DNS dengan format

alamat IPv6.

1.3. Rumusan Masalah

1. Membuat program bantu named6 berbasis shell script dan perl untuk

mempermudah membuat file-file utama dan file konfigurasi dengan

format alamat IPv6 secara otomatis yang dibutuhkan oleh program named

bawaan (default) dari BIND versi 9 pada sistem operasi Linux berbasis

text-mode untuk server DNS berbasis protokol IPv6.

2. Pada saat komputer server DNS telah berjalan dengan baik, layanan server

Web dengan alamat IPv6 akan diaktifkan untuk mengecek servis

penamaan DNS telah dapat dimanfaatkan juga oleh layanan Web.

3. Melakukan perbandingan melalui pengecekan pada sisi klien yang

menggunakan sistem operasi Linux Fedora Core 2 dan Windows XP

Professional SP1, dengan perintah-perintah pengecekan yang mendukung

protokol IPv6, serta penggunaan browser untuk membuktikan penamaan

(24)

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini difokuskan pada program bantu atau

program pendukung (tools) pada level layanan aplikasi DNS yang telah

mendukung protokol IPv6, yaitu aplikasi BIND versi 9.2.3 dengan daemon named

pada sistem operasi Linux Fedora Core 2.

Tools tersebut akan berfungsi untuk menjalankan servis DNS dari aplikasi

yang telah ada dalam sebuah komputer, sehingga komputer dapat berfungsi

sebagai sebuah komputer server DNS yang memanfaatkan alamat IPv6. Dengan

menjalankan tools bantu, server DNS memiliki kemampuan untuk melakukan

pembuatan, penyimpanan dan pencarian informasi dari alamat IPv6 ataupun

nama server dan klien pada komputer dalam jaringan sebuah jaringan lokal

berbasis IPv6.

Dengan adanya perancangan dan implementasi tools pendukung yang

difokuskan pada sebuah layanan aplikasi untuk server DNS dalam jaringan lokal

berbasis IPv6 ini, diharapkan dicapai beberapa manfaat berikut :

1. Memberikan kemudahan dan timing down untuk seorang

administrator dalam membuat file-file utama secara otomatis untuk

servis named dari BIND dengan format alamat IPv6 pada komputer

server DNS yang mengunakan sistem operasi Linux berbasis text

-mode dengan aplikasi BIND versi 9.

2. Server DNS dengan protokol IPv6 telah dapat berfungsi sebagai mesin

konversi dan pemberian nama untuk server maupun klien DNS dalam

(25)

berkomunikasi dengan perintah pemanggilan nama dari klien ke server

DNS atau dari klien ke klien lainnya.

3. Server DNS berbasis protokol IPv6 telah dapat membantu layanan

server Web dengan protokol IPv6 yang memanfaatkan layanan server

DNS dalam pemanggilan dengan nama melalui browser, baik dari sisi

klien dengan sistem operasi Linux dan Windows ataupun server DNS

sendiri.

1.5. Metodologi Penelitian

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses implementasi dan

pembuatan program / tools untuk IPv6 ini adalah :

1. Melakukan studi pustaka.

a. Mempelajari sistematika, arsitektur, dan struktur IPv6.

b. Mempelajari Sistem Operasi serta aplilkasi yang dipakai dalam

membangun jaringan IPv6.

c. Mencari referensi IPv6 di Internet.

2. Melakukan tanya jawab dalam forum Mailing List.

a. Mencari referensi tambahan dari internet.

b. Mencari seting dan konfigurasi untuk mengaktifkan aplikasi BIND

versi 9.2.3 yang telah mendukung IPv6.

3. Melakukan implementasi dan file-file konfigurasi server DNS dengan

IPv6 secara manual.

(26)

a. Rancangan sistem secara umum.

i. Sistem Operasi yang akan dipakai.

ii. Aplikasi BIND dengan program named untuk mendukung

program bantu.

iii. Perangkat keras dan lunak yang akan dipakai.

b. Rancangan program.

c. Algoritma program.

5. Membuat program.

a. Mewujudkan rancangan yang telah dibuat dalam bentuk program.

b. Melakukan uji coba program dalam suatu mesin yang akan

difungsikan sebagai server DNS Linux.

6. Mengevaluasi Program.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan skripsi, batasan

masalah yang diambil, rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi dan

metodologi penelitian skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang konsep dasar jaringan, protokol yang

dipakai, IPv6 dan arsitektur IPv6, sistem operasi yang digunakan,

jenis servis, DNS dengan BIND 9 dan pemrograman dengan shell

(27)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi penjelasan perancangan desain, seting aplikasi dan

langkah-langkah dari program yang akan dibuat. Perancangan meliputi

perancangan program, analisa proses dan bentuk tampilannya.

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM

Bab ini membahas tentang implementasi perancangan program

kedalam bahasa program. Mengimplementasikan program ke dalam

komputer yang akan digunakan sebagai server DNS untuk menseting

dan mengaktifkan servis program named yang telah mendukung

protokol IPv6 pada progam BIND versi 9.

BAB V ANALISA HASIL

Bab ini membahas mengenai hasil program bantu dan jalannya service

setelah diterapkan pada lingkungan sistem.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan program yang

(28)

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian

Jika seorang bekerja pada komputer yang tidak dihubungkan dengan

komputer lain maka dapat dikatakan orang tersebut bekerja secara Stand Alone.

Jika komputer dimana orang tersebut bekerja berhubungan dengan komputer dan

peralatan lain sehingga membentuk suatu group, maka ini disebut sebagai network

(Jaringan). Sedangkan bagaimana komputer tersebut bisa saling berhubungan

serta terdapat pengaturan sumber daya yang ada disebut sistem jaringan

(Networking).

Jaringan komputer merupakan suatu koleksi komputer-komputer terpisah

yang berkomunikasi satu dengan yang lain, dengan memanfaatkan media

komunikasi yang dipakai bersama-sama.

Keuntungan dalam menggunakan jaringan komputer adalah sebagai

berikut:

1. Dapat saling berbagi (Sharing) penggunaan peralatan yang ada, baik itu

harddisk, printer, modem dll, tanpa harus memindahkan

peralatan-peralatan tersebut kepada yang membutuhkan. Dengan demikian terjadi

peningkatan efesiensi waktu dan biaya pembelian hardware.

2. Dapat saling berbagi (Sharing) penggunaan file atau data yang ada pada

server atau pada masing-masing workstation. Dengan demikian untuk

(29)

mendapatkan suatu informasi tertentu dapat dilakukan dengan cepat.

Dalam hal ini terjadi peningkatan efesiensi waktu.

3. Aplikasi dapat dipakai bersama-sama (multiuser). Akses ke jaringan

memakai nama, password dan pengaturan hak untuk data-data rahasia.

4. Komunikasi antar pemakai melalui e-mail atau Lan Conference.

5. Pengontrolan para pemakai ataupun pemakaian data-data secara terpusat

dan oleh orang-orang tertentu.

6. System backup yang mudah karena manajemen yang tersentralisasi.

7. Data yang selalu up to date karena server senantiasa menguptodatekan

data begitu ada input (Data Entry).

8. Seorang Supervisor/Aministrator dapat melakukan pengontrolan pemakai

berdasarkan : waktu akses, tempat akses, kapasitas pemakaian harddisk.

Mendeteksi pemakai yang tidak berhak dan/atau memonitor pekerjaan

setiap pemakai.

.

2.2. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah suatu media transmisi bersama serta rangkaian

hardware dan software untuk menginterfacekan perangkat menjadi media serta

mengatur akses menuju media tersebut dengan tepat1.

Arsitektur jaringan komputer dibagi menjadi beberapa lapisan (layer).

Terdapat dua pemodelan lapisan protokol yang penting dalam arsitektur jaringan.

(30)

Yaitu acuan layer dari OSI (Open System Interconnection) dan model protokol Gambar 2.1 Pemodelan Layer Menurut OSI dan TCP/IP

Dalam setiap lapisan tingkatan OSI pasti memiliki protokol yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan lapisan yang sederajat pada komputer

lain. Berikut ini adalah diagram lapisan OSI yang menunjukan protokol dalam

tiap-tiap tingkat lapisan OSI.

Session

HTTP, FTP, SMTP, DNS, Telnet, Ssh and Scp

IP, ICMP, IGMP, ARP, RARP, X.25

Electricity, Radio, Laser

Ethernet, Token ring, ATM, Frame Relay TCP, UDP, SCTP, ATP

TLS, SSH, RPC, NET BIOS, ASP

(31)

Dengan melihat diagram diatas, pada tiap level menunjukkan fungsi yang

dilakukan oleh protokol. Namun dalam kenyataannya, tiga lapisan teratas dalan

model OSI (Aplication, Presentation, dan Session) biasanya diperlakukan menjadi

satu lapisan tunggal dalam deretan TCP/IP yaitu sebagai lapisan Aplication yang

protokol-protokolnya dianggap menjadi satu kesatuan protokol aplikasi.

Transport 7

Data Link

Physical 3

1 2 4

Network

Aplication HTTP, FTP, SMTP, Telnet, Ssh and Scp

IP, ICMP, IGMP

Electricity, Radio, Laser

Ethernet, Token ring, ATM, Frame Relay TCP, UDP, SCTP

Gambar 2.3 Pembagian Protokol menurut TCP/IP

Diagram lapisan OSI maupun TCP/IP memiliki persamaan pada keempat

layer dasar (Physical, Data Link, Network dan Transport). Dari level Network dan

Transport dapat diketahui bahwa protokol IP yang terletak di layer Network dan

TCP yang terletak di layer Transport digunakan sebagai protokol yang berfungsi

untuk pengalamatan antar komputer dan pengendali transmisi. Layer "physical"

dan "data link" dari susunan TCP/IP sering disebut sebagai satu layer yaitu

(32)

2.3. TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protokol)

TCP/IP merupakan proyek yang dikembangkan oleh Departement of

Defence (DoD) Defense Advance Research Projects Agency (DARPA) untuk

menghubungkan antar jaringan (network) yang dikembangkan oleh vendor yang

berbeda menjadi suatu jaringan dalam jaringan luas (Network of Networks) atau

sekarang terkenal dengan nama Internet.

Rancangan ini sukses berkembang karena dapat memberikan layanan

dasar yang dibutuhkan oleh orang-orang (file sharing, electronic mail) karena

beberapa komputer dalam suatu departemen kecil dapat menggunakan TCP/IP

(berjalan bersama dengan protokol lainnya) dalam satu jaringan LAN. Komponen

IP menyediakan routing dari satu departemen ke jaringan perusahaan yang lebih

luas, dan pada akhirnya jaringan ini berkembang kepada jaringan global yang

disebut Internet2.

Fungsi yang ada pada protokol TCP/IP adalah :

File Transfer Protocol (FTP) yaitu fasilitas transfer file antar komputer

• Surat elektronik (E-mail) atau fasilitas surat menyurat antar komputer yang

terdiri atas Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) sebagai dasar

komunikasi e-mail, Multi Purpose Internet Mail Extensions (MIME) yaitu

standar format biner grafik, dan suara agar dapat ditransmisikan melalui

e-mail, Post Office Protocol (POP) yaitu sistem penerima e-e-mail, Network

News Transfer Protocol (NNTP) sarana pertukaran berita, artikel dan

diskusi melalui e-mail

(33)

• Emulasi terminal jarak jauh (Telnet, Remote Login) yang memungkinkan

suatu komputer (client) untuk masuk dan mengendalikan host yang

terletak jauh darinya, misalnya pada network yang lain atau di Internet.

• Simple Network Management Protocol (SMNP) yaitu protokol

pengendalian peralatan network jarak jauh. Drew Heywood (1996)

menyebutkan : fungsi utama itu masih diikuti dengan fasilitas Domain

Name System (DNS) yaitu metode penamaan dan pengalamatan suatu

network berdasarkan kelompoknya

Seperti halnya protokol komunikasi lainnya, TCP/IP juga dibagi menjadi

beberapa lapisan :

a. IP

IP bertanggung jawab untuk memindahkan paket data dari satu titik ke

titik lainnya. IP meneruskan paket data berdasarkan empat byte alamat tujuan

(IP number / IP address). Otoritas Internet membagi alamat IP menjadi

beberapa organisasi yang berbeda. Setiap organisasi akan mengkelompokkan

alamat itu menjadi beberapa departemen. IP bekerja sebagai pintu gerbang

mesin dalam memindahkan paket data dari satu departemen ke satu organisasi

dan diteruskan ke suatu wilayah regional dan kemudian seluruh dunia ini.

b. TCP

TCP bertanggung jawab untuk pengecekan pengiriman paket data dari

client ke server. Dalam pengirimannya, data dapat hilang ditengah jalan dalam

(34)

mengecek kesalahan data atau kehilangan data dan memerintahkan untuk

mengirim ulang data sampai data diterima dalam keadaan benar dan lengkap.

c. Sockets

Sockets adalah suatu nama yang diberikan kepada subrutin paket yang

menyediakan akses TCP/IP pada kebanyakan sistem.

2.3.1. TCP (Transmision Control Protocol)

TCP adalah pengarahan koneksi, protokol handal yang berada pada layer

transport TCP/IP Protokol Stack. TCP bertugas memecah paket data menjadi

beberapa bagian (segment), menyatukan kembali (reassemble) pada stasiun

tujuan. Apabila stasiun tujuan tidak menerima paket, atau menerima paket tetapi

dalam keadaan rusak, TCP bertugas untuk mengirimkan kembali paket tersebut

hingga paket diterima oleh stasiun tujuan secara lengkap dan tanpa kerusakan, dan

menyatukan kembali pesan-pesan tersebut dari beberapa segment menjadi satu

paket utuh. TCP juga bekerja untuk mengatur bagaimana cara membuka

hubungan komunikasi, jenis aplikasi apa yang digunakan dalam komunikasi

tersebut. Dengan kata lain, TCP mengatur seluruh proses koneksi antar satu

(35)

3

0 4 1 1

Source Port (16)

Window (16)

Code bits (5)

Reserved (6)

Header Length

Checksum (16)

Data (varies) Options (0 or 32 if any)

Urgent (16) Acknowlegement Number (32)

Sequence Number (32)

Destination Port (16)

Gambar 2.4 Segment TCP

Mekanisme kerja TCP adalah connection oriented yaitu TCP membangun

suatu hubungan secara logik antar satu komputer dengan komputer lainnya. Dalam

waktu yang ditentukan komputer yang sedang berhubungan harus mengirimkan data

atau acknowledge agar hubungan tetap berlangsung. Jika hal ini tidak sanggup

dilakukan maka dapat diasumsikan bahwa komputer yang sedang berhubungan

mengalami gangguan dan hubungan secara logik dapat diputus.

2.3.2. IP (Internet Protocol)

Protokol Internet adalah jalur komunikasi yang dimanfaatkan sebuah

komputer untuk saling berkomunikasi yang teradapat pada network layer.

IP (Internet Protocol) address adalah alamat yang diberikan pada jaringan

komputer dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP (fahrial,

2004). IP address terdiri atas 32 bit angka binner yang dapat dituliskan sebagai

empat kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti

(36)

IP (Internet Protocol) merupakan inti dan protokol TCP/IP. Seluruh data

yang berasal dari protokol pada layer di atas IP harus dilewatkan, diolah oleh

protokol IP, dan dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan.

Dalam melakukan pengiriman data , IP memiliki sifat yang dikenal sebagai

unreliable, connectionless, datagram delivery service.

Unreliable, berarti bahwa protokol IP bahwa datagam yang dikirim pasti

sampai pada tempat tujuan.

Connectionless, berarti dalam pengiriman paket dari tempat asal ketujuan,

pihak pengirim dan penerima tidak mengadakan perjanjian (handshake)

terlebih dahulu.

Datagram delivery service, berarti setiap data yang terkirim adalah

independen terhadap paket data yang lain.

Version Header Length Type of

Service Total Length of Datagram

Identification Flags Fragment Offset

Time to Live Protocol Header Checksum

Source IP Address Destination IP Address

Options Strict Source Routing, Loose Source Routing DATA

Gambar 2.5 Format datagram IP

Format datagram IP terdiri atas:

1. Version, versi dan protokol IP yang dipakai. Pada saat ini versi IP yang

dipakai adalah IP versi 4.

(37)

32 bit word.

3. Type Length of Service, berisi kualitas service yang dapat

mempengaruhi cara penanganan paket IP ini.

4. Total Length of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran

byte.

5. Identification, Flags, dan Fragment Offset, berisi beberapa data yang

berhubungan dengan fragmentasi (dipecah menjadi beberapa paket yang

lebih kecil).

6. Time to Live, berisi jumlah router atau hup maksimal yang boleh

dilewati paket IP.

7. Protokol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol layer

atas pengguna isi data dan paket IP ini.

8. Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dan seluruh field

dan header paket IP.

9. IP address pengirim dan penerima data, berisi alamat pengirim paket

dan penerima paket.

10. Byte Option, berisi Strict Source Route (SSR) dan Loose Source Route

(LSR). SSR berisi daftar lengkap IP address dan router yang harus

dilalui oleh paket ini dalam perjalanan ke host tujuan. SSR paket yang

dikirim diharuskan singgah di beberapa router.

Format IP Address bisa dinyatakan dalam dua bentuk yaitu :

a. Bentuk Biner

(38)

tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bit. Bentuk alamat IP

adalah sebagai berikut:

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxxx

Simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan 1, misalnya:

10000100.1011 l00.1111001.00000001

b. Bentuk dotted decimal

Format penulisan “dotted-decimal notation” (notasi desimal bertitik).

Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (8

bit) alamat IP. Tiap oktet mewakili bilangan desimal dan 0 sampai

255.

bit#0 31

10000100 01011100 01111001 00000001

132 92 121 1

w x y z

penulisan IPv4 menjadi : 132.92.121.1

2.3.3. IPv6 (Internet Protocol versi 6)

Pengalamatan IPv6 memiliki 2128 kombinasi alamat. Sama seperti

halnya IPv4, IPv6 menggunakan bilangan biner yang memiliki panjang 128 bit

dan terbagi menjadi 8 segmen, dengan setiap segmen terdiri dari 16 bit yang

dipresentasikan dalam bilangan hexadesimal 0 sampai FFFF. Dengan kapasitas

tersebut, maka pengalamatan IPv6 adalah dari:

0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000

sampai

(39)

Terdapat tiga jenis pengalamatan dalam IPv6, yaitu:

a. Unicast : Alamat pengenal satu interface. Paket yang dikirim ke

alamat Unicast akan disampaikan ke interface yang didefinisikan

oleh lamat tersebut.

b. Anycast : Alamat pengenal kumpulan interface. Paket yang dikirim

alamat ini akan disampaikan ke salah satu interface terdekat menuru

routing.

c. Multicast : Alamat pengenal kumpulan interface. Paket yang dikirim

ke alamat ini akan disampaikan ke semua interface dan

menggantikan fungsi alamat broadcast dalam IPv4.

Berikut bentuk representasi alamat IPv6 adalah sebagai berikut :

a. Bentuk x:x:x:x:x:x:x:x, x adalah nilai hexadesimal 8 bagian 16 bit

alamat. Penulisan alamat IPv6 adalah sebagai berikut:

3ffe:419:2ac6:44ff:10ab:f54:a9:34fa

b. Penulisan alamat IPv6 juga dapat menggunakan tanda “::” utnuk

menyederhanakan penulisan. Tanda menunjukkan kumpulan 16 bit

yang terdiri dari bit nol. Tanda ini hanya boleh digunakan sekali

dalam satu buah alamat.

c. Penulisan alamat IPv6 juga dapat digunakan dalam lingkungan

gabungan IPv4 dan IPv6. Alamat dalam lingkungan gabungan dapat

ditulis dengan x:x:x:x:x:x:d.d.d.d, dengan x adalah 6 segmen 16 bit

(40)

(desimal). 0:0:0:0:0:0:167.205.22.116 atau dapat ditulis

::167.205.22.116

d. Prefix alamat IPv6 dapat ditulis dalam notasi : Alamat

-IPv6/Panjang-Prefix. Panjang prefix menunjukkan banyaknya bit di

bagian kiri yang dibatasi nilai prefixnya.

Internet Protokol versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang

didesain sebagai pengganti dari internet protokol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan

dalam RFC 791. Perubahan dari IPv4 keIPv6 pada dasarnya terjadi karena

beberapa hal yang dikelompokkan dalam beberapa kategori berikut:

• Kapasitas perluasan alamat

• Penyederhanaan format header

• Peningkatan dukungan untuk header pilihan dan header tambahan

• Kemampuan pelabelan aliran paket

• Autentifikasi dan kemampuan privasi

2.3.3.1. Istilah-Istilah dalam IPv6

Node: peralatan yang dapat mengimplementasikan IPv6

Router: node yang melewatkan paket Ipv6 dimana paket-paket yang

diteruskan tidak hanya terdiri dari paket-paket dengan alamatnya

sendiri.

(41)

Upper layer: layer protokol yang secara langsung berada diatas IPv6, yaitu

protokol transport TCP dan UDP, protokol kontrol ICMP, protokol

routing seperti OSPF dan internet.

Link: Fasilitas komunikasi atau medium, yaitu ethernet, link PPP, X.25,

atau jaringan ATM dan layer internet tunnel.

Neighbors: node lain yang dihubungkan dalam link yang sama.

Interface: media penghubung dari node ke jaringan.

Alamat identifikasi paad layer IPv6 untuk interface atau sekumpulan

interface.

Packet: header IPv6 dan payload-nya (isi)

Link MTU: Maximum transmission unit, ukuran maksimum paket dalam ukuran

byte yang dapat disampaikan melalui link.

Path MTU: link MTU yang paling kecil dari semua link dalam path node asal

sampai ke node tujuan.

2.3.3.2. Format Header IPv6

Format header alamat IPv6 merupakan penyederhanaan dari format

header alamat IPv4. Perbandingan header IPv4 dan IPv6 dapat dilihat

pada gambar berikut:

Version Header Length Type of

Service Total Length of Datagram

Identification Flags Fragment Offset

Time to Live Protocol Header Checksum

32 bit Source IP Address 32 bit Destination IP Address

(42)

Version Traffic Class Total Length of Datagram

Payload length Next Header Hop Limit

128 bit Source IP Address 128 bit Destination IP Address

Gambar 2.7 format header IPv6

Nama Panjang Kolom

Keterangan

Versi 4 bit Nomor versi protokol internet, yaitu

versi 6

Traffic class 8 bit Kolom kelas atau kasifikasi traffic

(lalu lintas)

Flow Label 20 bit Label aliran dari traffic

Payload Length 16 bit Panjang payload/muatan IPv6,

payload adalah sisa paket setelah header IPv6 dalam bentuk oktet (diluar header IPv6.)

Next Header 8 bit Identifikasi tipe header yang akan ada

setelah header IPv6. Nilai header ini menggunakan tipe header yang sama dengan yang ada pada IPv4

Hop Limit 8 bit Nilai pada kolom ini akan dikurangi

satu jika paket ini melewati node yang

berfungsi melewatkan/mem-forward

paket (router). Paket akan dibuan saat

nilai batas hop telah mencapai nol. Nama Panjang

Kolom

Keterangan

Source Address 128 bit Alamat asal paket IPv6

Destination Address 128 bit Alamat tujuan paket IPv6

Tabel 2.1 keterangan IPv6

2.3.3.3. Arsitektur Pengalamatan IPv6

Alamat IPv6 pengidentifikasi alamat sepanjang 128 bit untuk interface dan

(43)

• Unicast : pengidentifikasi untuk interface tunggal. Paket yang dikirimkan

ke alamat unicast adalah paket yang dikirim ke sebuah interface yang

diidentifikasi oleh alamat tersebut.

• Anycast : pengidentifikasi untuk sekumpulan interface (umumnya milik

node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke alamat anycast adalah

paket yang dikirmkan ke salah satu dari sekumpulan interface yang

diidentifikasi oleh alamat tersebut (alamat yang terdekat, mengacu pada

pengukuran jarak dan protokol routing).

• Multicast : pengidentifikasi untuk sekumpulan interface (umumnya milik

node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke alamat multicast adalah

paket yang dikirimkan kesemua interface yang diidentifikasi oleh alamat

tersebut.

IPv6 tidak memiliki alamat broadcast, hal ini disebabkan fungsi dari

alamat broadcast digantikan oleh alamat multicast.

2.4. UDP (User Datagram Protocol)

UDP (User Datagram Protocol) merupakan protokol transport yang

sederhana. Berbeda dengan TCP yang connection oriented, UDP bersifat

connectionless. Dalam UDP tidak memiliki sequencing (pengurutan kembali)

paket yang datang, acknowledgement terhadap paket yang datang atau retransmisi

jika paket mengalami masalah di tengah jalan.

Kemiripan UDP dengan TCP ada pada penggunaan port number.

(44)

membedakan pengirimana datagram ke beberapa aplikasi berbeda yang terletak

pada komputer yang sama.

Karena sifatnya yang connectionless dan unreliable, UDP digunakan oleh

aplikasi-aplikasi yang secara periodik melakukan aktivitas tertentu (misalnya

query routing table pada jaringan lokal), serta hilangnya satu data akan dapat

diatasi pada query periode berikutnya dan melakukan pengiriman data ke jaringan

lokal. Pendeknya jarak tempuh datagram akan mengurangi resiko kerusakan data.

Bersifat broadcasting atau multicasting. Pengiriman datagram kebanyak

client sekaligus akan efisien jika prosesnya menggunakan metode connectionless.

Source Port Destination Port

Datagram Length Checksum

Aplication Data

Gambar 2.8 Format datagram UDP

Gambar diatas ditunjukkan format dari datagram UDP. Ssource dan

Destination port memiliki fungsi yang sama seperti pada TCP. DatagramLength

berisi panjang datagram, sedangkan cheksum berisi angka hasil perhitungan

matematis yang digunakan untuk memeriksa kesalahan data. UDP banyak

digunakan pada model Client-Server yang menggunakan model layer internet,

dimana proses dilakukan pada level aplikasi. Contoh aplikasi yang menggunakan

UDP, yaitu : SMTP, NFS, FTP, DNS dan sebagainya. Dapat dilihat pada gambar

(45)

TFTP SMTP

Session Presentation

Application Application

NFS DNS

UDP TCP

Transport

RARP ARP

IGMP ICMP

IP Network

Data Link Protocol defined by

the underlying network Physical

Gambar 2.9 format 3 layer dalam internet.

2.5. PORT

Hal penting yang perlu dipahami pada TCP atau UDP adalah port number.

Port number menentukan service yang dilakukan oleh aplikasi diatas TCP atau

UDP. Penomeran port ini telah ditentukan oleh Network Information Center dalam

Request For Comment (RFC) 1010. Prisip kerja TCP didasarkan pada prinsip

Client-Server. Server adalah program yang secara pasif akan mendengarkan (listen) port

number yang telah ditentukan oleh TCP. Sedangkan client adalah program yang

secara aktif akan membuka hubungan TCP ke komputer server untuk meminta

(46)

bagian dasar dari koneksi logical (logical connections) atau sebuah servis yang

berjalan dengan terus menerus3.

Tujuannya adalah untuk memberikan sebuah nama pada sebuah servis dan

mendefinisikannya dalam sebuah alamat kontak. Port digunakan untuk melakukan

koneksi antara server dan client-nya. Port yang biasa digunakan oleh server untuk

melakukan koneksi sering disebut dengan ‘well known port’.

Dari total jumlah port yaitu 65535, Port dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Well known Port : antara 0 sampai 1023 digunakan oleh sevis-servis yang

digunakan server dan client dalam proses komunikasi.

Registered Port : 1024 sampai 4951 digunakan untuk kepentingan suatu

instansi yang sudah terdaftar untuk menggunakan port tertentu.

Dynamic/Private Port 4951 sampai 65535 bebas digunakan untuk koneksi

pribadi.

Berikut ini adalah sebagian dari tabel tabel wellknown port :

Port Protocol Keterangan

20

Simple Mail Transfer Protocol Domain Name Server

Hyper Text Transfer Protocol Remote Procedure Call

Tabel 2.2 well known port

(47)

2.6. Sistem Operasi Linux

Linux adalah sistem operasi UNIX-like. Linux awalnya dikembangkan

oleh Linus Torvald. Awalnya Linux ini merupakan pengembangan dari sistem

operasi MINIX yang ditulis oleh Tannenbaum. Linux versi awal diluncurkan oleh

Linus pada akhir 1991.

Dengan sifatnya yang open source dan gratis, Linux mudah didapat dan

dikembangkan oleh banyak orang di dunia ini, sehingga perkembangannya pun

sangat pesat. Saat ini Linux dikemas dalam berbagai distribusi yang dikeluarkan

seperti : Redhat, Caldera, Mandrake, Debian, Slackware, Turbolinux dan lainnya.

Linux adalah Sistem-Operasi yang:

• multi-tasking : memungkinkan menangani banyak proses pada saat yang

bersamaan tanpa saling mengganggu.

• multi-program : memungkinkan menangani banyak program pada saat

yang bersamaan.

• multi-user : memungkinkan penggunaan satu aplikasi yang sama atau

berbeda pada dalam satu mesin yang sama pada saat yang bersamaan

• TCP/IP built-in, virtual memory, copy-on-write pages, demand paging dan

lainnnya.

• menganut multiple file system seperti : EXT2fs, EXT3fs, FAT16, FAT32

(DOS), Vfat (win), HPFS (OS2), Minix dan lainnya.

(48)

Dari keterangan diatas, dapat dikatakan bahwa sistem operasi Linux

adalah sebuah sistem yang dapat menjadikan sebuah komputer menjadi sebuah

komputer server.

Struktur sistem file Linux adalah berbentuk tree, dengan "pusat"-nya

adalah root (akar) yang dilambangkan dengan tanda "/" (slash). Gambar struktur

tree Linux dapat dilihat seperti berikut :

/(Root)

bin dev etc home lib proc sbin tmp var usr

sbin bin include doc lib man src

Gambar 2.10 Struktur sistem file Linux

Beberapa penjelasan struktur sistem file Linux :

/(Root) : merupakan direktori parent bagi semua direktori.

/bin : berisi program-program dasar Linux

/dev : berisi file-file device, seperti cdrom, floppy, harrdisk, dan lainnya.

/etc : berisi file-file seting dan inisialisasi sistem (konfigurasi).

/home : direktori kerja user

/lib : berisi file-file library untuk program-program sistem

/proc : berisi catatan (log) kondisi sistem pada saat-saat tertentu.

/tmp : direktori sementara

(49)

/usr : berisi sejumlah direktori yang berisi program-program yang digunakan pemakai.

2.6.1. Jenis-Jenis Service pada Linux

Jenis-jenis service yang diberikan pada sistem operasi Linux terdapat

banyak macam dan jenisnya. Service-service tersebut sengaja diberikan sesuai

kebutuhan atau kegunaan dari komputer yang akan diisikan sistem operasi Linux,

misalnya sebagai: MAIL server, WEB server, DNS server, FTP server, Proxy

server, FileControl server, Router, Telnet dan lainnya.

Salah satu service yang saat ini sedang dikembangkan adalah service

untuk mendukung protokol internet IPv6, demikian juga untuk aplikasi-aplikasi

yang telah mendukung protokol tersebut.

2.6.2. Domain Name System (DNS)

DNS (Domain Name System) adalah suatu bentuk database yang

terdistribusi, dimana pengelolaan secara lokal terhadap suatu data akan segera

diteruskan ke seluruh jaringan (internet) dengan menggunakan skema

client-server. Suatu program yang dinamakan name server, mengandung semua segmen

informasi dari database dan juga merupakan resolver bagi klien-klien yang

berhubungan ataupun menggunakannya4.

Salah satu aplikasi yang masih dikembangkan agar dapat mendukung

protokol IPv6 tersebut adalah BIND (Berkeley Internet Name Domain) dengan

program named yang berfungsi agar sebuah komputer dapat menjadi sebuah

(50)

komputer server DNS yang dapat memberikan nama atas klien-klien yang

dimilikinya.

Kerja dari server DNS sendiri adalah untuk mengkonversi dari alamat

IPv4 dan IPv6 ke nama atau sebaliknya. Sehingga sebuah sever DNS dapat

me-resolve (memberi jawaban) atas query (pertanyaan) dari sebuah namaatau alamat

IPv4 maupun IPv6.

Struktur dari database DNS bisa diibaratkan dengan dengan struktur file

dari sebuah sistem operasi UNIX. Seluruh database digambarkan sebagai sebuah

struktur terbalik dari sebuah pohon (tree) dimana pada puncaknya disebut dengan

root node. Pada setiap node dalam tree tersebut mempunyai keterangan (label)

misalnya, .org, .com, .edu, .net, .id dan lain-lainnya, yang relatif rerhadap

puncaknya (parent).Ini bisa diibaratkan dengan relative pathname pada sistem file

UNIX,seperti direktori bin, usr, var, etc dan lain sebagainya. Pada puncak root

node dalam sebuah sistem DNS dinotasikan dengan "." atau "/" pada sistem file

UNIX.

Pada setiap node juga merupakan root dari subtree, atau pada sistem file

UNIX merupakan root direktori dari sebuah direktori. Hal ini pada sistem DNS

disebut dengan nama domain. Pada tiap domain juga memungkinkan nama

subtree dan bisa berbeda pula, hal ini disebut subdomain atau subdirektori pada

sistem file UNIX. Pada bagian subdomainjuga memungkinkan adanya subtree lagi

(51)

Dengan adanya DNS server akan mempermudah seseorang untuk

mengingat sebuah nama dibandangkan alamat IP yang dimiliki. DNS

menggunakan arsitektur hierarki dalam pemberian nama, seperti yang kita kenal

adalah struktur pohon (tree).

Tingkat pertama adalah nama domain yang oleh INTERNIC dikategorikan

sebagai berikut:

• .com dipakai oleh perusahaan-perusahaan

• .edu dipakai oleh perguruan tinggi

• .gov dipakai oleh badan-badan pemerintah

• .org dipakai oleh badan-bada yang lain

• untuk pemakaian untuk suatu negera, misalnya: .id untuk indonesia, .uk

untuk inggris, .au untuk australia dan lainnya

Tingkat berikutnya adalah subdomain dimana suatu domain dapat

diterapkan ke berbagai subdomain yang berupa bagian dari domain tersebut.

DNS bekerja dalam modus client-server. Dengan kata lain ada klien yang

mencari nama atau alamat IP dan sebuah server yang memberikan informasi letak

dimana nama atau alamat IP tersebut dapat diakses. Server DNS yang paling

banyak digunakan untuk lingkungan UNIX menggunakan aplikasi BIND

(Berkeley Internet Name Domain).

Contoh proses kerja DNS: seorang klien ingin mengakses sebuah

komputer yang bernama mobius.mobs.edu dalam sebuah domain mobs.edu dapat

menggunakan beberapa perintah seperti nslookup, dig, atau host. Maka sistem

(52)

nslookup

Name server lokal

Name server root (.)

Name server edu (edu.)

Name server mobs (mobs.edu.)

Host support (support.mobs.edu.)

Berikut bentuk umum penempatan sebuah DNS Server dalam suatu

jaringan lokal berbasis IPv4:

Web Server

DNS Server

Mail Server

router1

router2

client

client

INTERNET

Gambar 2.11 LingkupKerja server DNS

2.6.3. BIND pada Sistem Operasi Linux

BIND (Berkeley Internet Name Domain)adalah sebuah aplikasi dari DNS

yang dibuat oleh Paul Mockapetris5. BIND adalah Software DNS terbanyak yang

digunakan pada sistem operasi yang berbasis UNIX. BIND bekerja secara

background dengan mendengarkan permintaan klien pada port 53 dengan setingan

(53)

default. BIND mengimplementasikan name server internet untuk sejumlah sistem

operasi.

Salah satu versi yang terbaru dan yang digunakan adalah BIND versi 9.

BIND versi 9 telah mendukung secara penuh pengkonversian nama ke alamat

IPv6 sebaliknya. Dimana BIND veri 9 ini telah dapat melakukan pencarian ke

database DNS berdasarkan alamat IPv6 saat berjalan pada sebuah sistem yang

telah memanfaatkan IPv6. Dua fungsi DNS server pada jaringan lokal , yaitu:

1. meningkatkan performa operasi jaringan, seperti web browsing yang

memerlukan hostname lookup.

2. dapat mengembangkan/memperluas jaringan dengan tempat penyimpanan

(repository) secara terpusat mengenai informasi mesin-mesin lokal tanpa

harus meng-kopi seluruh file dari tiap-tiap jaringan.

2.6.3.1. Konfigurasi BIND dengan IPv4

Bentuk umum untuk konfigurasi file BIND untuk program namedyang

berwewenang (authority) dengan IPv4, terletak pada direktori /etc/named.conf

yang bertugas untuk memberikan BIND name server mengenali file zona yang

akan dilayani dan pada direktori /etc/resolv.conf yang berfungsi sebagai resolver

untuk pencarian domain name serta alamat server DNS. File-file konfigurasi

utama yang dibutuhkan untuk menjalakan program: resolv.conf, named.conf,

named.root, forward dan reverse.

a. Berikut contoh file pada /etc/resolv.conf dengan IPv4:

nameserver mobs.edu

(54)

b. Berikut contoh konfigurasi /etc/named.conf dengan IPv4:

options {

directory "/var/named"; // letak direktori file

listen-on {any;}; //untuk set port yang akan

file "localhost.zone"; };

zone "rev.localhost" IN { type master;

file "named.local"; //file reverse localhost };

zone "mobs6.edu" IN { type master;

file "mobs6.edu"; //file forward

};

zone "0.168.192.in-addr.arpa" IN { type master;

file "rev.mobs6"; //file reverse

};

c. Berikut adalah bentuk umum file forward mobs6.edu dengan IPv4

(55)

d. Berikut adalah bentuk umum file rev.mobs6 dengan IPv4:

$ORIGIN 0.168.192.in-addr.arpa. $TTL 86400

@ IN SOA lnx1.mobs6.edu. root.localhost. ( 1997022700 ; Serial

28800 ; Refresh 14400 ; Retry 3600000 ; Expire 86400 ) ; Minimum IN NS lnx1.mobs6.edu.

254 IN PTR lnx1.mobs6.edu.

2 IN PTR client.mobs6.edu.

2.6.3.2. Forward DNS dengan IPv6

Pencarian forward DNS menggunakan sebuah nama internet domain untuk

mencari sebuah alamat IP. Sedangkan untuk pencarian reverse DNS

menggunakan alamat IP internet untuk mencari sebuah nama domain. Saat

melakukan pencarian dengan menggunakan alamat dari sebuah lingkungan web

melalui browser, pencarian alamat tersebut biasanya disebut dengan URL

(Uniform Resource Locator). Pencarian forward DNS adalah model pencarian

yang paling umum digunakan, mengingat manusia lebih mudah mengingat nama

dibandingkan dengan alamat IP (angka).

Untuk lookup forward IPv6 (konvesi dari nama ke alamat IPv6), BIND

versi 9 mendukung record A6 dan AAAA walaupun menggunakan IPv6. Dimana

penggunaan record AAAA yang sebenarnya berjalan pada IPv4, hal ini dilakukan

karena pada saat ini masih banyak sistem yang memanfaatkan pencarian jenis

record AAAA.

Untuk penggunaan record jenis A6 lebih sulit dibandingkan dengan

(56)

oleh sistem operasi pada saat ini hanya mendukung pencarian jenis AAAA.

Meskipun record jenis A6 ini memberikan informasi yang sama dengan record

AAAA.

2.6.3.3. Reverse DNS dengan IPv6

Reverse DNS adalah sebuah cara untuk mengasosiasikan sebuah alamat IP

dengan domain name yang telah di bentuk. Untuk mengenali reverse DNS akan

terdapat di dalam porsi PTR (pointer) dari file zona IP yang diisikan. File zona IP

berisikan seluruh IP dan domain name yang dapat diasosiasikan, tiap asosiasi

berguna untuk melayani sebuah kebutuhan yang berbeda. Reverse DNS harus

berda dalam sebuah daftar domain name yang berkualifikasi penuh (

fully-qualified).

Untuk reverse lookup IPv6 (pencarian dari alamat IPv6 ke nama), BIND

versi 9 mendukung pencarian dengan format baru, yaitu bitstring yang digunakan

dalam domain IP6.arpa dan juga mendukung format lama, yaitu format nibble

yang digunakan dalam domain IP6.int.

2.6.4. Cara Kerja DNS dengan IPv6

Ada dua model record pencarian alamat baru dalam DNS untuk IPv6, yang

mendukung untuk mengurangi perawatan dan mobilitas yang telah diresmikan

utnuk IPv6. Dua model record ini telah tersedia didalam BIND versi 9, yang telah

sebelumnya telah dilakukan uji coba terlebih dahulu. A6 dan AAAA records, dan

(57)

masukan ke DNS dengan IPv6, tanpa memberikan kesulitan pengkodean (

hard-coding) pada lahan alamat provider.

Jaringan IPv6 juga dapat menggunakan AAAA record untuk masa transisi

antara jaringan IPv4 dan IPv6. AAAA record telah didiukung oleh BIND versi

lama, seperti BIND versi 8. Untuk BIND versi 9 mendukung seluruh daftar IPv6

dan pencarian alamat ke nama (address-to name-lookups). BIND juga dapat

menerima koneksi melalui IPv6 (AF_INET6) dan menggunakan alamat IPv6

untuk melakukan pertanyaan saat menjalankan sistem IPv6.

Sebagai catatan, BIND resolver (pemecah masalah) belum dapat

menempatkan (ported) untuk berkomunikasi melalui koneksi IPv6. Dengan

menggunakan pemanggilan fungsi getaddrinfo() dan getnameinfo(), aplikasi IPv6

dapat mengembalikan informasi alamat IPv6 yang terkandung didalam AAAA

record dan PTR record melalui sebuah jaringan IPv4.

2.6.4.1. Konversi alamat IPv6 dengan Format Nibble

Format nibble yang digunakan dari alamat ke namadalam DNS adalah

format lama. Tetapi format ini masih digunakan dalam mendukung

kompatibilitas kebelakang untuk aplikasi IPv6 yang ada. Hasil pengkonversian

dari alamat ke nama dengan format ini sama dengan hasil pengkonversian pada

IPv4. Dimana format nibble menggunakan pembatasan pada kelipatan 4 bit

dengan label ip6.int.. Contoh penulisan alamat dengan format nibble untuk host

dengan alamat 3ffe:8050:201:1860:42::1. Contoh penulisan alamat dalam format

(58)

$ORIGIN 0.6.8.1 .1.0.2.0.5.0.8.e.f.f.3.ip6.int.

1.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.2.4.0.0 IN PTR host.mobs.edu.

2.6.4.2. Konversi alamat IPv6 ke nama dengan Format Bitstring

Label bistring dapat dimulai dan diakhiri pada semua batasan bit, hal ini

lebih baik dibandingkan dengan format nibble yang dibatasi tiap kelipatan 4.

Label bistring menggunakan IP6.arpa.. Contoh penulisan alamat dengan format

bitstring untuk host dengan alamat 3ffe:8050:201:1860:42::1. Contoh penulisan

alamat dalam format bitstring dapat dilihat seperti berikut:

$ORIGIN \[x3ffe805002011860/64].ip6.arpa.

\[]x0042000000000001/64] IN PTR host.mobs.edu.

2.7. Pemrograman Shell

Shell merupakan nama yang diberikan untuk suatu program yang

berfungsi untuk menjembatani user dengan sistem operasi UNIX (Susanto, 2001).

Shell adalah bahasa penterjemah perintah (command interpreter language) atau

sebuah prosesor makro yang menjalankan perintah (Rofiq Yuliardi 2002). Shell

menerima setiap perintah dari user dan menjalankan sesuai dengan fungsinya.

Dengan kata lain Shell adalah penterjemah perintah (command interpreter).

Sebagai sebuah interpreter shell juga mempunyai kemampuan untuk

menjalankan sekumpulan perintah. Perintah-perintah itu disimpan dalam satu file

(59)

Syscall

Dev Driver

Aplication Utility

SHELL

Kernel

Hardware User

Gambar 2.12 Arsitektur Sistem Linux dan lokasi SHELL

2.7.1. Jenis-jenis Shell

Ada beberapa jenis pemrograman shell pada UNIX antara lain (Budi

Susanto, 2001) :

a. csh (c shell) : suatu shell yang sintaknya mirip dengan bahasa C.

b. tcsh : c shell dengan penambahan karakteristik.

c. ksh (korn shell) : Korn shell merupakan shell yang dikembangkan melalui

laboratorium Bell, AT&T oleh David Korn.

d. zsh, pdksh : keduanya adalah turunan dari korn shell dengan beberapa penambahan seperti TC shell.

e. sh, bash (shell, bourne again shell) : shell yang paling banyak digunakan.

2.7.2. Bash Shell

Bash adalah singkatan dari Bourne AgainShell. Bash adalah suatu bahasa

(60)

sistem operasi GNU. Bash kompatibel dengan shell sh dan ditambah dengan

kemampuan atau karakteristik yang dimiliki oleh Korn Shell (ksh) dan C Shell

(csh) (Wahana, 2003).

Sebagai sebuah programming language, bash memungkinkan user dapat

memprogram secara terstruktur. Namun sebagai command language, bash

memungkinkan user untuk mengontrol eksekusi.

Sebagai command language, Bourne Shell memiliki karakteristik sebagai

berikut :

Eksekusi Program : Memungkinkan menjalankan program secara

berurutan maupun paralel.

Pembuatan File : Dapat membuat file yang baru dan menambah isi

dari file yang sudah ada.

Argument Passing : Memungkinkan untuk melewatkan argumen ke

program melalui baris perintah maupun environment variabel.

Eksekusi Program Berkondisi : Memungkinkan untuk menjalankan

program berdasarkan pada keberhasilan atau kegagalan program lain.

Predefined Procedures : User dapat menyusun suatu script yang

mendefinisikan suatu urutan program yang akan di eksekusi.

Sedangkan sebagai programming language, bash memiliki karakteristik

sebagai berikut :

Variables : Dapat mendefinisikan variabel dan melakukan operasi

(61)

Structured Language Constructs : Menyediakan struktur sequence,

selection dan iterasi.

Scope : User dapat membatasi ruang lingkup dimana antara variabel

dan program dapat saling mengenal.

Macro Substitution : Bash menyediakan macro dan header file.

Subroutines : User dapat menulis dan memanggil suatu subroutin dan

memungkinkan untuk membuat suatu rekursi didalamnya.

Berikut adalah contoh penulisan bash script dalam suatu konsole :

[root@linux /]# echo “hello world”

Script diatas ditulis langsung dalam konsol dan jika program dijalankan maka

akan langsung menampilkan pesan dalam bentuk sebagai berikut :

[root@linux /]# echo “hello world” hello word

[root@linux /]#

Dan dapat pula program ditulis dalam sebuah script. Penulisan script adalah

sebagai berikut :

#! /bin/sh

echo “hello world” echo “selamat pagi”

Ketika program dijalankan maka program tersebut akan menampilkan tulisan

berupa :

hello world selamat pagi [root@linux /]#

Bash adalah suatu bahasa pemrograman yang dapat dijalankan dengan

(62)

digunakan untuk pembatasan akses oleh user (file permission). Untuk dapat

menjalankan script bash, user harus mengganti mode file dengan perintah chmod.

File permission di Linux memiliki tiga mode yang berbeda untuk tiga

pengguna. Yaitu mode baca (read), tulis (write) dan eksekusi (execution). Ketiga

mode ini dimiliki oleh masing-masing pengguna.

User Group Other

chmod rwx rwx rwx

File permission biasanya hanya mengijinkan user untuk mengeksekusi

script, namun tidak menutup kemungkinan penguna lain yang masih berada dalam

satu group atau pengguna lain dapat mengeksekusi program tersebut.

Dari script diatas dimisalkan disimpan dalam file hello di directori home.

Maka untuk mengaktifkan mode eksekusi script hello diatas adalah dengan cara :

[root@linux /]# chmod 755 /home/hello

Dan untuk menjalankan script diatas dapat dituliskan :

[root@linux /]# /home/hello

Namum apabila user berada dalam direktori dimana file itu berada, maka user

dapat menamggil dengan perintah :

[root@linux /]# ./hello

2.8. Pemrograman Perl

Perl singkatan dari “Practical Extraction and Report Language

ditemukan tahun 1986 oleh Larry Wall, untuk mengatasi kerumitan

Gambar

Gambar 2.4 Segment TCP
Gambar 2.5  Format datagram IP
Gambar 2.6 format header IPv4
Gambar 2.7 format header IPv6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali

Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data parameter- parameter standarisasi spesifik atau nonspesifik dari herba segar kemangi dan simplisianya, yang

Pada uji kuantitatif diperoleh hasil rata-rata protein sampel sebelum direbus yaitu 1.664% b/b, sedangkan hasil rata-rata protein sampel sesudah direbus yaitu 0.632%

TABEL DATA PENGAMATAN BURUNG DI PESISIR PANTAI.. METODE TITIK HITUNG ( POINT

She hadn’t come down in the last shower, she said; if there was one thing she knew it was that governments and men in fancy suits couldn’t be trusted, that once the

Dengan pembahasan karya ilmiah ini diharapkan para pembaca dapat memahami lebih jauh mengenai industri tekstil sebagai salah satu komoditas unggulan yang dapat

(Hasan Ibrahim Hasan, 1975: 43) Akhirnya sebagai pengganti dari khalifah al-Mustaqfi Billah ia mengangkat Abu al-Qasim Adlal ibn Muqtadir dengan gelar al-Mufti. Demikian jelas hal

Dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara haik secara individu maupun kolektif, atas dasar