• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2 SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2 SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sa"

Copied!
267
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK PENINGKATAN KUALITAS

PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2 SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh :

Bernadetha Novianti

031334004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

H AL AMAN PE RSE MBAH AN

Karya ini ku persembahkan kepada…

Yesus Kristus yang selalu setia memberi damai setiap kali aku merasa

gelisah. Dialah sahabat sejati yang selalu menyertaiku saat berkarya dalam

hidup ini. KasihNYA tampak nyata dan selalu memberikan kesejukkan

saat aku lelah dalam pengharapan.

Bapak dan Mamahku tercinta,

Irenaeus Soedibyo dan Eleonora Sri Redjeki...

Luasnya samudra, tingginya gunung dan banyaknya bintang di langit...takkan bisa

melukiskan betapa besar dan indahnya jasa mereka bagiku hingga karya ini dapat

kuselesaikan dengan penuh pengabdian...semoga karya sederhana ini menghasilkan

senyum yang tersimpul manis di bibir beliau...semua itu sungguh sangat berarti

(5)

Kakakku tersayang, Alexander Erwin Nugroho yang selalu

memberikan semangat dan doanya...terima kasih atas rasa marah,

kecewa, bahagia, cinta dan pengertian yang tertuang dalam kanvas

pengalaman hidupku.

Seseorang yang mencintaiku sepenuh hati,

Gregorios Barbarigo Yoga Wasana...

Terima kasih atas ukiran kesetiaan, semangat, kasih sayang dan kesabaran yang

terpatri dalam serangkaian cinta putihmu. Semua itu tlah kau pahat indah dalam

suatu ruang di hatiku yang takkan bisa tersentuh oleh siapapun...Di sepanjang

perjalanan ini, masih banyak krikil tajam yang harus dihadapi sebagai proses

(6)

MOTTO

Percaya dan yakinlah bahwa segala sesuat u yang membuat mu kecewa, jat uh sert a t erasa menyakit kan di hat i akan t erasa indah jika semua it u dijalani dengan ikhlas.(Penulis)

Hart a ini kami punyai dalam bejana t anah liat supaya nyat a bahwa kekuat an yang melimpah-limpah it u berasal dari Allah..(2 Kor 4:7)

Tuhan membuat segala sesuat u indah pada wakt unya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hat i kit a…

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Allah Bapa dan Bunda Maria yang tak pernah lelah mendengarkan doa-doaku sehingga berkat melimpah selalu menyertaiku.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(9)

6. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini. 7. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

8. Bapak Drs. Zamroni, M.Pdi selaku kepala sekolah SMA Negeri 5 Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan kegiatan penelitian.

9. Ibu Maria Sri Setiti, BA selaku guru Akuntansi SMA Negeri 5 Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis dalam ujicoba instrumen penelitian. 10.Seluruh guru dan staff (terutama Mas Yatno) SMA Negeri 5 Yogyakarta

yang telah berkenan membantu dan memperlancar proses penelitian penulis.

11.Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa. 12.Staff perpustakaan yang telah melayani dan membantu dalam peminjaman

buku.

13.Kedua orang tua Irenaeus Soedibyo- Eleonora Sri Redjeki yang dengan tulus menyayangiku, atas segala pengorbanan, cinta dan segala pengertiannya. Terima kasih.

(10)

15.Gregorios Barbarigo Yoga Wasana atas kekuatan cintamu yang telah membangkitkan semangatku. Marilah bersama-sama menjaga perasaan ini agar selalu tersimpan manis dalam hati kita.

16.Pakde Wardi, Bude Sri, Mbak Ririn dan Mas Antok yang selalu setia memberikan perhatian, dukungan, tempat bersandar dan pandangan-pandangan hidup yang memotivasiku untuk terus berjuang.

17.Romo Hironimus Masu atas semua ilmu baik pengetahuan maupun rohani yang sudah Romo berikan untuk kesempurnaan karya ini.

18.Mas Budi, Mbak Unun, Mbak Dyar, dan keluarga di Medari atas bantuan, kebersamaan dan kenangan-kenangan manis yang selalu kalian berikan untukku.

19.Teman sekamarku tersayang (Maria Widya Wardhani) yang dengan hati lapang menerima segala kekuranganku. Aku takkan melupakan senyum polosmu saat membantuku keluar dari berbagai kesulitan.

20.Raditya W. K, Ciplukz, Palma, Ivone, Mbak Hana dan Mas Agung atas semua dorongan semangat dalam bentuk apapun yang selalu kalian berikan untukku. Kalian semua adalah tim sukses yang memiliki peran penting dalam penyelesaian skripsi ini.

21.Amel dan keluarga atas perhatian, dukungan semangat serta dengan tangan terbuka telah menerimaku menjadi bagian dari keluarga ini.

(11)

23.Anak-anak kost sambu 2 (Enji, Vero, Ria, Zita, Era dan lain- lain) yang selalu memberikan semangat dan doa. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lewati selama bertahun-tahun.

24.Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2003, teman-teman PPL, Guru-guru SMA Santa Maria 2 Cirebon, teman-teman Gardep 28 dan teman-teman mudika Cirebon atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah disumbangkan dalam proses penyempurnaan skripsi ini.

25.Semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

(12)
(13)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI

POKOK BAHASAN STRUKTUR DASAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

Bernadetha Novianti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini diarahkan untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan pada saat yang sama meningkatkan hasil pembelajaran Akuntansi-pokok bahasan struktur dasar akuntansi siswa. Penelitian ini berlangsung dalam satu siklus dengan kegiatan Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI Ilmu Sosial 2, tahun akademik 2007/2008. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengacu pada apa yang dikemukakan oleh Creswell (1998:142) yakni observasi, wawancara, dokumen dan materi audio-visual. Instrumen penelitian mengacu pada Bergerman, (Tantra, 2006:15) yaitu instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student). Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif-kualitatif. Kualitas proses pembelajaran meliputi tingkat partisipasi siswa dalam diskusi kelas maupun kelompok, tingkat interaksi siswa dalam kelompok kooperatif dan kualitas hasil belajar Akuntansi-pokok bahasan struktur dasar akuntansi siswa meliputi kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja, tingkat kemampuan siswa dalam merangkum hasil investigasi untuk dipresentasikan di depan kelas, serta tingkat daya serap siswa.

(14)

ABSTRACT

THE USE OF GROUP INVES TIGATION TYPE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE THE QUALITY OF TEACHING LEARNING PROCESS AND STUDENTS’ ACCOUNTING LEARNING

ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING BASIC STRUCTURE TOPIC AT XI GRADE STUDENTS OF SOCIAL SCIENCE 2

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

Bernadetha Novianti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research was directed to obtain the description about the use of Group Investigation type of cooperative learning model to improve the quality of teaching learning process and students’ accounting learning achievement in accounting basic structure topic. This research was conducted in one cycle consisted of planning, action, observation and reflection.

This research was done in SMA Negeri 5 Yogyakarta. The research subject was the XI grade student s of social science 2, academic year: 2007/2008. The data gathering technique used in this research referred to what Creswell said (1998:142), they were observation, interview, document actions and audio-visual material. While the research instrument used was referred from Bergerman (Tantra, 2006:15) they were instruments of observing teacher, observing classroom and observing student. The technique of data analysis used was descriptive-qualitatively. The quality of the teaching learning process consisted of students’ participation level in both a whole class discussion and in a small group discussion and students’ interaction level in cooperative group. Meanwhile, the quality of the accounting learning achievement of students’ in accounting basic structure topic consisted of groups capability in doing the worksheet, students’ capability level in summarizing the investigation to be presented in front of class and students’ capability in material comprehension.

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Definisi Operasional ... 9

E. Batasan Masalah ... 10

F. Tujuan Penelitian ... 11

(16)

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif... 13

B. Investigasi Kelompok ... 20

C. Kualitas Proses Pembelajaran ... 26

D. Kualitas Hasil Pembelajaran ... 27

E. Penelitian Tindakan Kelas... 28

F. Struktur Dasar Akuntansi... 33

G. Kerangka Berpikir ... 42

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 45

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 46

D. Prosedur Penelitian... 46

E. Instrumen Pene litian... 50

F. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data ... 52

G. Jadwal Penelitian... 57

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pra Pelaksanaan Tindakan ... 58

B. Pelaksanaan Tindakan... 59

C. Setelah Pelaksanaan Tindakan... 62

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Lapangan... 63

(17)

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan ... 130

B. Saran... 132

C. Keterbatasan... 133

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 : Indikator Keberhasilan Tindakan Dalam Siklus Pertama dan Siklus

Kedua ... 49

Tabel III.2 : Jenis Keterlibatan Siswa ... 53

Tabel III.3 : Keterangan Jenis Keterlibatan Siswa ... 54

Tabel III.4 : Kriteria Kualifikasi Jenis Keterlibatan Siswa ... 54

Tabel III.5 : Kriteria Kualifikasi Kegiatan yang Dilakukan Guru Sesuai Dengan Observasi ... 55

Tabel III.6 : Kualifikasi Interaksi Belajar Siswa Dalam Kelompok Kooperatif ... 55

Tabel III.7 : Proses Pengumpulan Data, Analisis Data dan Pembagian Tugas ... 56

Tabel III.8 : Jadwal Penelitian ... 57

Tabel VI.1 : Jumlah Siswa yang Terlibat Dalam Setiap Jenis Keterlibatan ... 119

Tabel VI.2 : Kualifikasi Interaksi Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif ... 123

Tabel VI.3 : Hasil Kuis Siswa ... 125

(19)

DAFTAR GAMBAR

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jenis Keterlibatan Siswa ... 137

Lampiran 2 : Daya Serap, Analisis Nilai, Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Kerja Kelompok ... 157

Lampiran 3 : Format Pengkodean Lingkungan Sosial Kelas ... 162

Lampiran 4 : Pedoman Observasi Interaksi Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif ... 171

Lampiran 5 : Pedoman Observasi Interaksi Belajar Guru dan Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif ... 181

Lampiran 6 : Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 196

Lampiran 7 : Refleksi Guru Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 197

Lampiran 8 : Penilaian Presentasi Kelompok ... 199

Lampiran 9 : Hasil Wawancara Siswa ... 210

Lampiran 10 : Hasil Wawancara Guru ... 213

Lampiran 11 : Perangkat Pembelajaran dan Soal-soal ... 215

Lampiran 12 : Dokumentasi Foto ... 235

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan jaman semakin pesat dan canggih. Hal ini ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Perubahan besar sudah seharusnya terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat bersaing dengan negara-negara maju. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, salah satunya dengan merubah kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang kemudian dirubah namanya menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Namun kenyataan menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah.

(22)

guru atau yang tertulis dalam buku, tanpa memahami maksud dan isinya. Seperti kita ketahui bahwa tidak ada dua individu yang sama, karena itu setiap manusia sudah pasti memiliki keunikannya masing- masing. Akan tetapi, pada prakteknya, khususnya di dunia pendidikan kita saat ini, keunikan setiap individu itu justru diabaikan. Bahkan, keragaman potensi yang dimiliki siswa pun dianggap tidak ada. Hal tersebut membuat siswa merasa tidak senang dalam mengerjakan tugas-tugas dan merasa bahwa akuntansi itu sulit, menakutkan, dan tidak semua orang dapat mengerjakannya. Rasa tidak percaya diri ini harus dihilangkan sedini mungkin, dengan melibatkan siswa dalam seluruh kegiatan belajar mengajar, agar tumbuh rasa percaya diri dan menghilangkan rasa tidak senang terhadap pelajaran akuntansi.

(23)

pada cara mengajarkan bidang studi. Para guru terkadang bingung untuk menentukan metode pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar situasi belajar di kelas menyenangkan dan siswa mudah menangkap materi yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Para guru umumnya cenderung memilih metode ceramah dan diskusi untuk menyampaikan suatu materi pelajaran dibandingkan metode pembelajaran lainnya.

Akhir-akhir ini yang menjadi pokok permasalahan dalam proses belajar siswa adalah rendahnya prestasi siswa. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih memilih pendekatan konvensional. Sistem penyampaian pelajaran oleh guru pun masih bersifat ceramah yang kemudian diakhiri dengan ujian atau kuis. Hal ini terjadi juga pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta, dimana guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara memberikan catatan dan tugas individu saja. Oleh karena itu, aktivitas siswa di kelas hanya seputar 3D1C (Duduk, Diam, Dengar dan Catat) saja. Siswa lebih banyak bertindak sebagai pendengar setia dan tidak dapat menyerap materi yang disajikan oleh guru hingga tuntas. Dampaknya adalah suasana pembelajaran di kelas cenderung berlangsung monoton dan siswa pun merasa bosan. Kondisi demikian akan berdampak pada kualitas belajar yang meliputi kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa yang tidak memuaskan.

(24)

terdapat sekitar 50% siswa yang aktif bertanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas dan sekitar 90% siswa langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Meskipun guru sudah berusaha untuk melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, akan tetapi proses pembelajarannya masih terpusat pada guru sehingga tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep akuntansi seperti persamaan dasar akuntansi, sumber pencatatan dan laporan keuangan. Maka dari itu dibutuhkan sebuah strategi pembelajaran yang tidak hanya melibatkan siswa secara individu dalam pelaksanaannya saja, namun strategi yang melibatkan siswa secara keseluruhan dari awal (perencanaan) pembelajaran sehingga siswa bisa mendapatkan suasana pembelajaran yang diinginkan. Sebenarnya guru akuntansi SMA Negeri 5 telah mengetahui sekilas beberapa variasi strategi pembelajaran yang dapat dilakukan, namun beliau tidak dapat secara penuh melaksanakannya karena beberapa hambatan. Faktor utama yang menghambat adalah proses pembelajarannya yang memakan waktu relatif lama, dimana guru harus mengejar materi kurikulum yang cukup banyak dalam waktu yang terbatas.

(25)

teknologi. Oleh karena itu, konsep pembelajaran saat ini pun berubah dari guru mengajar menjadi siswa belajar.

Asumsi pergeseran itu, bertitik tolak pada siswa yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dirinya dalam memperkaya ilmu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan kompetensi yang ada pada kurikulum. Pembelajaran sebagai hasil usaha siswa dan pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan siswa sebagai bahan mentah bagi proses perenungan dan pengabstrakan. Setiap siswa, sebenarnya telah mempunyai satu aset ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif. Untuk membina siswa dalam menemukan pengetahuan baru, guru sebaiknya memperhatikan struktur kognitif yang ada pada mereka. Oleh karena pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diterima dan diingat siswa. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru, memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.

(26)

mungkin belum atau tidak pernah dialami oleh orang lain. Selama ini siswa kelas XI IS 2 tidak pernah mengalami belajar kelompok dalam pembelajaran akuntansi sehingga suasana pembelajaran di kelas pun terlihat kurang efektif. Peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 2 karena dapat meningkatkan keefektivan pembelajaran akuntansi. Dalam cooperative learning tipe group

investigation siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dengan cara

membuka pikiran atas pengalaman orang lain tentang suatu hal yang akan diteliti bersama, sehingga siswa dapat menyatukan pengalaman pribadi dengan pengala man orang lain menjadi suatu pengetahuan yang obyektif.

Cooperative learning mengajarkan siswa untuk belajar bekerja sama dalam

(27)

kegiatan seperti ini dapat membuat semua siswa melakukan aktivitas yang lebih terarah (aktif konstruktif) karena setiap siswa dalam kelompok tersebut mendapat tugas dan pembagian peran yang berbeda. Efeknya tidak hanya kelihatan pada aspek kognitif dan psikomotorik saja. Dari sisi afektif, siswa ternyata dapat berlatih untuk menghargai pendapat & keberadaan teman, sifat egois dan dominasi siswa "pintar" dalam kelompok mulai berkurang.

Dalam metode pembelajaran kooperatif, kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih terstruktur dan guru memberikan arahan ya ng lebih jelas. Untuk mengembangkan ketrampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas diperlukan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Pada penelitian tindakan terdapat upaya untuk mengenalkan pendekatan baru pada pengajaran dan pembelajaran ke dalam sistem yang ada yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja di sekolah dan ruangan kelas (Madya, 1994 : 13).

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran

Akuntansi Siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA NEGERI 5 Yogyakarta.

B. Indentifikasi Masalah

(28)

siswa untuk belajar dengan siswa lain dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas sehingga siswa kurang mengenal dan memahami teman satu kelasnya. Pengetahuan yang diperoleh siswa pun hanya bersifat tekstual sehingga tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan dalam mengimplementasikan ilmunya pada kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif sebagai referensi yang dapat digunakan oleh guru sebagai variasi model pembelajaran dalam menyampaikan berbagai materi akuntansi. Terdapat berbagai macam pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah di atas seperti Student Team Learning, Jigsaw, Learning Together dan Group investigation.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok (group investigation) untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta?

(29)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional untuk istilah-istilah dalam rumusan masalah penelitian di atas adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antara siswa dalam kelompok yang bersifat sosial dan masing-masing siswa bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.

2. Tipe Group Investigation adalah salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. guru bersama siswa memilih topik yang akan dipelajari dan menentukan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang kosisten dengan topik yang telah dipilih;

b. siswa dalam kelompok heterogen (terdiri dari empat sampai lima siswa) melakukan investigasi sub topik yang telah dipilih dari berbagai sumber yang tersedia baik di dalam maupun di luar sekolah.

c. Siswa secara berkelompok menyajikan hasil investigasi yang diperoleh dalam bentuk presentasi yang menarik di depan kelas.

3. Kualitas proses pembelajaran adalah tingkat keaktifa n siswa dalam kegiatan belajar mengajar, seperti nampak dalam:

(30)

kepada siswa maupun kepada guru, memberikan tanggapan jawaban, menyatakan pendapat, menemukan konsep, menarik kesimpulan dan pada saat mempresentasikan hasil investigasi kelompok di depan kelas; b. keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok saat melakukan kegiatan investigasi seperti berbagi informasi (sharing information), berbagi tafsiran (sharing of interpretation), dan menegosiasi makna (negotiation of meaning).

4. Kualitas hasil belajar adalah tingkat kemampuan atau prestasi siswa mengolah materi pelajaran, seperti ditunjukkan oleh:

a. kemampuan kelompok merangkum hasil investigasi yang akan dipresentasikan;

b. kemampuan kelompok mengerjakan lembar kerja; c. kemampuan siswa mengerjakan kuis.

E. Batasan Masalah

Mengetahui berbagai fenomena yang timbul dan disesuaikan dengan definisi operasional di atas maka lingkup penelitian ini dibatasi pada segi-segi berikut.

(31)

2. Kualitas hasil pembelajaran dibatasi pada kemampuan siswa merangkum hasil investigasi kelompok untuk dipresentasikan, kemampuan kelompok mengerjakan lembar keja, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan kuis. 3. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 5

Yogyakarta.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok (group investigation) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta. Secara terperinci penelitian in bertujua untuk:

a. meningkatkan kualitas proses pembelajaran akuntansi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation;

b. meningkatkan hasil pembelajaran akuntansi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation;

c. mengetahui tanggapan guru akuntansi dan siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif;

(32)

G. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

1. Bagi Sekolah.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran siswa.

2. Bagi Guru dan Calon Guru Bidang Studi Akuntansi.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan variasi bagi guru akuntansi atau pun guru mata pelajaran lain dalam memilih metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran siswa.

3. Bagi Siswa.

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning adalah suatu metode belajar dengan cara

individu yang berusia sebaya dengan berbagai tingkat kemampuan bekerjasama secara berpasangan untuk mencapai tujuan tertentu, di mana setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pencapaian tujuan dan penguasaan materi tiap anggotanya (Ratri, 2005:49). Mardiana (http://mbeproject.net/mbe1314.html) menyatakan bahwa pada model cooperative learning siswa diarahkan untuk belajar bekerja sama dalam satu team (sebagai team work), belajar bertanggung jawab, belajar memimpin dan dipimpin, serta belajar menghargai pendapat orang lain (berdemokrasi). Hal yang sama juga diungkap oleh Kagan (1994:8) yang menyatakan cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang berisikan serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing- masing pelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.

(34)

yang telah diberikan dan masing- masing siswa mempunyai tanggung jawab untuk memperoleh hasil yang telah ditargetkan dalam kelompok serta kerja siswa menjadi lebih terarah karena tiap siswa sudah mempunyai peran masing- masing berkaitan dengan tugas yang telah diberikan.

2. Unsur-unsur Cooperative Learning

Kerja kelompok belum tentu identik dengan cooperative learning. Hal demikian tergantung bagaimana proses belajar yang terjadi dalam kelompok. Roger dan David Johson (Lie, 2002:30-34) mengatakan untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur cooperative learning yang diterapkan antara lain.

a. Saling ketergantungan positif.

(35)

b. Tanggung jawab perseorangan.

Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari saling ketergantungan positif. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

c. Tatap muka.

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Melalui proses ini siswa dapat membagikan pengalaman yang telah dialaminya. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak didapatkan begitu saja terjadi dalam sekejab, tetapi melalui proses yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.

d. Komunikasi antar anggota.

Keberhasilan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok.

(36)

3. Aturan-aturan yang Diterapkan Dalam Cooperative Learning

Menurut Johnson (1984:26) dalam cooperative learning aturan-aturan yang diberikan oleh guru mencakup lima bagian :

a. guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan diberikan; b. guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sebelum kegiatan

dimulai;

c. guru menjelaskan mengenai tugas, tujuan, dan kegiatan yang akan dilaksanakan;

d. guru mengawasi siswa dalam kegiatan yang dilakukan;

e. guru mengevaluasi kerja siswa dan membantu siswa bagaimana caranya bekerjasama yang baik dengan siswa lain;

4. Tipe Cooperative Learning

Slavin (1995: 71-144) memperkenalkan empat tipe pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

a. Student Team Learning (STL).

Student Team Learning (STL) adalah metode yang dikembangkan dan

(37)

1) Student Teams Achievement Division (STAD).

(38)

2) Teams Games Tournament (TGT).

Hampir sama dengan STAD, ada presentasi meteri pelajaran oleh guru yang membedakan dengan STAD adalah tidak dilaksanakaannya kuis untuk individu tetapi hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti cerdas cermat. Skor tim secara keseluruhan ditentukan oleh prestasi kelompok.

3) Team Assisted Individualization.

Dalam TAI ada kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Siswa bekerja dalam tim tetapi anggota tiap tim bekerja pada unit yang berbeda. Anggota tim bisa mengecek pekerjaan teman dan membantu teman yang mengalami kesulitan atau masalah. Saat ujian masing- masing anggota tim bekerja tanpa dibantu oleh anggota tim lainnya. Hasil kerja tim, hasil tes akhir, poin ekstra dan tugas-tugas rumah kemudian dikumpulkan dan tim yang memperoleh skor tertinggi diberikan hadiah. TAI didesain khusus untuk pengajaran metematika bagi siswa kelas tiga sampai kelas enam.

4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

(39)

kelompok mendapatkan wacana siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas, jika siswa sudah selesai membahas masing- masing kelompok diminta untuk mempresentasikan/membacakan hasil kelompok. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan berbersama-sama.

b. Tipe Jigsaw II.

Dalam kelompok 5 – 6 orang, tiap-tiap peserta didik mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua anggota kelompok, kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.

c. Learning Together.

Peserta didik melakukan presentasi materi pelajaran. Setelah itu mereka dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Peserta didik kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

d. Group Investigation.

(40)

bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

B. Investigasi Kelompok (Group Investigation)

1. Pengertian Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Slavin (1995:5) mengungkapkan bahwa terdapat empat tipe model pembelajar kooperatif, salah satunya Group Investigation. Model ini dikembangkan oleh Shlomo dan Sharan pada universitas di Tel Aviv (Slavin, 1995:11). Model Investigasi Kelompok dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dimulai dari matematika, seni, bahasa sampai dengan ilmu- ilmu sosial.

Berbeda dengan STAD dan jigsaw, pada model investigasi kelompok ini siswa dilibatkan dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model pembelajaran ini memerlukan cara yang mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik, serta norma dan struktur kelas yang lebih rumit.

(41)

siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

(42)

membuat siswa lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide- ide atau gagasan-gagasan positif dalam mencari jalan keluar dari permasalahan. Selanjutnya guru bukan hakim yang memutuskan kebenaran yang tertanam di benak siswa, tetapi guru lebih berperan sebagai dokter yang membantu proses kelahiran ide tersebut.

Diterapkannya model investigasi kelompok dalam cooperative learning diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih percaya diri dan agar siswa mampu menolong satu sama lain untuk mengerjakan yang telah diberikan oleh guru. Jika siswa menginginkan kelompoknya mendapatkan penghargaan atau hadiah dari guru, mereka harus dapat bekerjasama dalam kelompok untuk menginvestigasi suatu permasalahan yang telah mereka pilih untuk diselidiki.

2. Strategi dan Pendekatan dalam Model Investigasi

Flenor (1974) membagi kegiatan guru menjadi 5 (lima) tahap: 1) apersepsi;

2) investigasi; 3) diskusi;

4) penerapan; dan 5) pengayaan.

(43)

memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan demikian guru harus selalu menjaga suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan. Dalam hal investigasi yang dilaksanakan secara berkelompok, Lazarowitz, dkk (1988) dan juga Sharan dan para koleganya (Sharan, dkk, 1989; Sharan & Sharan, 1990) mendisain model kelompok investigasi yang memberikan kemungkinan siswa untuk melakukan berbagai pengalaman belajar. Para siswa terlibat dalam setiap tahap kegiatan, antara lain:

(1) mengidentifikasi topik dan mengorganisasi kelompoknya dalam “kelompok peneliti”;

(2) merencanakan tugas pembelajaran; (3) melaksanakan penyelidikan; (4) menyiapkan laporan;

(5) menya mpaikan laporan akhir; (6) mengevaluasi program.

(44)
(45)

3. Langkah- langkah dalam Investigasi Kelompok (Group Investigation). a. Seleksi topik.

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

b. Merencanakan kerjasama.

Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.

c. Implementasi.

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus- menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

d. Analisis dan sintesis.

(46)

e. Penyajian hasil akhir.

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

f. Evaluasi.

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

C. Kualitas Proses Pembelajaran

Menurut Sudjana (2006: 60-62) ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam menilai proses belajar mengajar antara lain adalah sebagai berikut. 1. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum.

2. Keterlaksanaannya oleh guru. Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti.

(47)

4. Motivasi belajar siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar ya ng ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

5. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar. Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

6. Interaksi guru dengan siswa. Interaksi guru-siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

7. Kemampuan atau ketrampilan guru mengajar. Ketrampilan atau kemampuan guru mengajar merupakan puncak keahlian guru yang professional sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar dan lain- lain.

8. Kualitas belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu keberhasilan proses belajar mengajar dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

D. Kualitas Hasil Pembelajaran

(48)

1. Ranah kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Ranah afektif. Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3. Ranah psikomotoris. Berkenaan dengan hasil belajar ketampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisasian atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan isi pengajaran.

E. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

(49)

kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Sedangkan pengertian penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (Aqib, 2006:12-13) mengatakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan.

a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

(50)

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, 2007:3).

2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas

Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas kita perlu mengetahui ciri-ciri atau karakteristiknya. Adapun karakteristik yang bersifat umum antara lain sebagai berikut :

a. berangkat dari permasalahan faktual yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari- hari;

b. adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas tersebut;

c. adanya proses pelaksanaan penelitian sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan; Ebbut, (Suyanto, dkk, 2006:8). Di dalam dan diantara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan balikan dari apa yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang dinamis dimana ada empat tahapan (Wiriaatmadja 2006:66) seperti tampak pada gambar II.1.

Tahapan-tahapan tersebut antara lain. a. Perencanaan tindakan

(51)

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) untuk diterapkan di dalam kelas.

b. Pelaksanaan tindakan

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual menggunakan metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.,

c. Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dilakukan. d. Refleksi

(52)

proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan pada Gambar II.2.

Perencanaan tindak lanjut

Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada Siklus pertama, maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus kedua. Pada siklus kedua ini perlu dilakukannya perencanaan kembali. Siklus ini merupakan kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan evaluasi, serta refleksi.

Gambar II.1

Spiral Kemmis dan Taggart 1988 (Wiriaatmadja 2006:66)

REFLECT

PLAN ACT

OBSERVE

REFLECT

PLAN ACT

(53)

F. Struktur Dasar Akuntansi

1. Sumber Pencatatan

Sumber pencatatan akuntansi merupakan data transaksi yang relevan dan sering terjadi dalam perusahaan atau suatu lembaga. Data ini merupakan bukti kejadian atau transaksi dalam suatu perusahaan di bidang keuangan yang diperlukan dalam rangka penyusunan laporan keuangan menurut prinsip yang telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau lembaga memerlukan adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk dipertanggungjawabkan dalam bentuk tertulis dengan menggunakan sumber pencatatan yang juga berfungsi sebagai dokumen sumber. Sumber

Penyimpulan Pemaknaan

Penjelasan Tindak Lanjut

Analisis

Siklus

Berikutnya Pemanfaatan

Pemantapan

Gambar II.2

(54)

pencatatan merupakan surat bukti pembukuan yang perlu disimpan atau diarsip selama 15 tahun untuk dapat dibuktikan kebenarannya pada saat diperlukan.

Menurut sumbernya atau pihak yang melakukan, sumber pencatatan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut.

a. Bukti Intern adalah bukti kejadian yang mempengaruhi perubahan keuangan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Bukti tersebut dibuat/dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Contohnya, bukti memo yaitu dokumen sumber sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal umum.

b. Bukti Ekstern adalah bukti kejadian yang mempengaruhi perubahan keuangan yang terjadi dengan perusahaan lain/pihak luar perusahaan. Bukti tersebut dibuat/dikeluarkan oleh pihak luar perusahaan. Contohnya, faktur yaitu perhitungan penjualan barang dagang yang dibuat oleh penjual dan disampaikan kepada pihak pembeli. Faktur asli diberikan kepada pembeli, sedangkan tembusannya oleh penjual sebagai bukti pembukuan.

Dalam melakukan pencatatan dapat digunakan dua metode yaitu sebagai berikut.

(55)

kontrolnya. Selanjutnya, dari jurnal diposting ke buku besar, kemudian ke neraca sisa dan sampai pada pembuatan laporan keuangan.

2) Pembukuan Tunggal (Single Entry Bookkeeping), dalam pembukuan ini tanpa menggunakan jurnal, tetapi sebuah buku harian (tidak dalam sisi debit dan kredit) selanjutnya dibuat ikhtisar dari neraca awal sampai neraca akhir untuk penyusunan laporan keuangan. Metode ini hanya digunakan perusahaan kecil yang transaksinya masih sederhana. 2. Persamaan Dasar Akuntansi

Pencatatan transaksi secara sistematis dan teratur dalam akuntansi selalu membentuk suatu persamaan atau keseimbangan, artinya di satu sisi mencatat kekayaan sedangkan di sisi lain mencatat sumber kekayaan dalam jumlah yang sama.

a. Prinsip keseimbangan antara aktiva dan ekuitas

Aktiva dalam suatu perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki perusahaan itu sendiri sedangkan ekuitas merupakan sumber dari kekayaan sehingga jumlah aktiva sama dengan ekuitas. Jika dinyatakan dalam persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.

Harta = Modal atau Aktiva = Ekuitas b. Rumus aktiva sama dengan utang ditambah ekuitas

(56)

dibayar di kemudian hari yang disebut utang. Dengan demikian, jika aktiva yang diperoleh itu berasal dari pemiliknya dan sebagian dari pihak luar, maka rumus persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.

c. Pengaruh transaksi keuangan terhadap persamaan akuntansi

Setiap kejadian dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi keuangan. Transaksi yang berbeda akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula, namun selalu terjadi keseimbangan antara aktiva dengan ekuitas dan kewajiban. Transaksi keuangan berpengaruh terhadap persamaan akuntansi sebagai berikut.

1) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan bertambahnya ekuitas. Contoh: pemilik menginvestasikan uangnya ke dalam perusahaan. 2) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan bertambahnya kewajiban.

Contoh: perusahaan membeli peralatan kantor secara kredit. 3) Berkurangnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya ekuitas.

Contoh: perusahaan membayar gaji karyawan.

4) Berkurangnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya kewajiban. Contoh: perusahaan melunasi pinjaman kepada Bank.

5) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya aktiva lain. Contoh: perusahaan membeli perlengkapan secara tunai.

6) Bertambahnya kewajiban diimbangi dengan berkurangnya kewajiban yang lain.

(57)

Contoh: perusahaan meminjam uang dari Bank dan langsung untuk membayar utang pada kreditor.

7) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya aktiva lain dan bertambahnya kewajiban.

Contoh: perusahaan membeli sebuah gedung dibayar tunai sebagian dan sisanya secara kredit.

d. Pencatatan transaksi keuangan ke dalam persamaan akuntansi.

Terjadi transaksi keuangan dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan adanya perubahan susunan dalam persamaan akuntansi, akan tetapi perubahan itu akan selalu membentuk suatu keseimbangan antara aktiva dengan pasivanya.

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat ikhtisar transaksi-transaksi keuangan selama satu periode. Laporan keuangan ini berfungsi untuk memberikan informasi keuangan perusahaan kepada pemakai informasi tersebut dalam rangka pengambilan keputusan ekonomis. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan.

a. Dapat dipahami.

(58)

b. Relevan.

Laporan keuangan harus memberikan informasi yang sesuai dengan maksud penggunanya.

c. Dapat diandalkan.

Maksudnya informasi memiliki kualitas andal, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya.

d. Dapat dibandingkan.

Maksudnya pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderunga n posisi dan kinerja keuangan.

Laporan keuangan terdiri dari laporan rugi/laba, laporan perubahan ekuitas/modal dan neraca.

1) Laporan Rugi/Laba

Laporan rugi/laba adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan beban perusahaan dalam periode tertent u. Unsur-unsur laporan rugi/laba antara lain pendapatan dan beban-beban. Bentuk-bentuk laporan rugi/laba :

a) Single step (metode satu tahap/tunggal), adalah bentuk laporan

(59)

“Perusahaan Y” Laporan Rugi/laba

Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2006 Pendapatan:

− Pendapatan jasa xxx

− Pendapatan bunga xxx

+

Jumlah pendapatan xxx

Beban-beban:

− Beban gaji xxx

− Beban telepon xxx

− Beban listrik xxx

− Beban perlengkapan xxx

− Beban penyusutan kendaraan xxx

− Beban bunga xxx +

Jumlah beban xxx -

Rugi/laba bersih xxx

b) Multiple step (bertahap/majemuk), adalah bentuk laporan rugi/laba

dimana diadakan pengelompokkan beban maupun pendapatan dan disusun dalam urutan tertentu. Contoh:

“Perusahaan Y” Laporan Rugi/laba

Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2006 Pendapatan operasional:

(60)

Pendapatan non operasional:

− Pendapatan bunga xxx Beban non operasional:

− Beban bunga xxx -

xxx +

Rugi/laba bersih xxx

2) Laporan Perubahan Ekuitas/Modal

Laporan perubahan modal/ekuitas adalah laporan ya ng menyajikan informasi perubahan modal pada periode tertentu. Unsur- unsurnya antara lain modal awal, tambahan investasi, rugi/laba dan prive. Contoh:

“Perusahaan Y” Laporan Perubahan Modal

Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2006

Modal Y per 1 Janua ri 2006 xxx

Rugi/laba xxx

Pengambilan prive xxx -

Penambahan modal xxx +

Rugi/laba bersih xxx

3) Laporan Neraca

Neraca adalah daftar yang memuat ringkasan aktiva, kewajiban dan ekuitas/modal perusahaan pada saat tertentu. Bentuk-bentuk neraca :

(61)

“Perusahaan Y” Jumlah aktiva lancar xxx AKTIVA TETAP

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang usaha xxx

Utang wesel xxx

Sewa diterima dimuka xxx + Jumlah Kewajiban Jangka Pendek xxx

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang obligasi xxx

Modal Y xxx +

xxx

b) bentuk staffel; bentuk neraca disusun ke bawah dengan urutan paling atas aktiva dan utang serta modal. Contoh:

“Perusahaan Y”

Jumlah aktiva lancar xxx

(62)

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang usaha xxx

Utang wesel xxx

Sewa diterima dimuka xxx +

Jumlah kewajiban jangka pendek xxx

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang obligasi xxx

Modal Y xxx +

xxx

G. Kerangka Berpikir

Konsep-konsep dalam akuntansi itu tersusun secara hirarki mulai dari yang mendasar atau mudah sampai pada yang paling sukar. Oleh karena itu, penguasaan materi dasar dengan baik merupakan pondasi awal untuk melanjutkan materi selanjutnya.

(63)

masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksananya mengacu pada berbagai teori investigasi. Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan teori yang telah ada maka salah satu alternatif peningkatan kualitas pembelajaran pada siswa SMA adalah pene rapan teori kognitif. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok adalah salah satu penerapan teori kognitif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa atau peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling me ndiskusikan masalah- masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi dalam pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi di mana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Beberapa penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Salirawati dan Aisyah menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar, yakni dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, meningkatkan ketercapaian TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus), dan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya.

(64)

pelajaran. Penggunaan masalah- masalah realistik dengan tingkat kesulitan yang semakin meningkat dapat memberikan informasi sejauh mana siswa maju dalam berproses. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok merupakan lingkungan belajar di mana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Siswa melakukan interaksi sosial untuk mempelajari materi yang diberikan kepadanya, dan bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya. Jadi, siswa dilatih untuk berani berinteraksi dengan teman-temannya.

(65)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan merupakan sebuah inkuiri yang bersifat refleksi mandiri yang dilakukan oleh partisipasi dalam situasi sosial termasuk kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari : (a) praktik-praktik sosial maupun kependidikan; (b) pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut; dan (c) situasi pelaksanaan praktik-praktik pembelajaran (Kemmis dalam Tatra, 2006:6).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam hal ini penulis memilih lokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Yogyakarta karena selama ini kegiatan belajar mengajar di sekolah

tersebut belum pernah menggunakan proses pembelajaran akuntansi secara berkelompok.

2. Waktu Penelitian

(66)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IS 2 SMA Negeri 5 Yogyakarta.

2. Obyek penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran akuntansi dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation).

D. Prosedur Penelitian

Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

a. Perencanaan.

Pada tahap perencanaan, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran tipe investigasi kelompok (group investigation), yaitu meliputi langkah- langkah sebagai berikut.

(67)

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) kriteria keberhasilan proses dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan;

b) instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas;

c) instrumen observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif;

d) lembar penilaian kemampuan siswa merangkum presentasi guru dalam catatan;

e) lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan lembar kerja; f) lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis.

b. Tindakan.

Pada tahap ini, mengimplementasi pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok (group investigation) sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas;

(68)

3) guru dan siswa merencanakan berbagai prosedur pembelajaran yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih;

4) siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang telah diperoleh. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut;

5) setiap kelompok menyajikan semua hasil investigasi kelompoknya dalam suatu presentasi yang menarik dan dikumpulkan dalam bentuk rangkuman, kemudian guru beserta siswa melakukan evaluasi pembelajaran;

6) guru memberi soal kuis (secara lisan atau tertulis) dan siswa mengerjakannya secara individual;

c. Observasi.

Tahap ini dilasanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan interaksi siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi perekaman dengan video camcorder.

d. Refleksi.

(69)

1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis peneliti melakukan self-reflection dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan pada masing- masing fase, hasil kegiatan kelompok, hasil kuis dan kaitannya dengan kegiatan kelompok dan kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua.

Indikator keberhasilan proses dan hasil belajar pada siklus pertama ditampilkan pada tabel III.1

Tabel III.1

Indikator Keberhasilan Tindakan Dalam Siklus Pertama Indikator

Keberhasilan Tindakan Komponen Kondisi

Awal

Target Siklus 1

Diskriptor Instrumen Keterangan

(70)

Indikator Keberhasilan

Tindakan Komponen Kondisi

Awal

Target Siklus 1

Diskriptor Instrumen Keterangan

Interaksi belajar

E. Instrumen Penelitian

(71)

1. Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

Observasi merupakan alat yang efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di dalam kelas. Salah satu bentuk observasi kelas adalah observasi anekdotal (anecdotal record). Observasi anekdotal memfokuskan pada hal- hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Observasi anekdotal mencatat kejadian di dalam kelas secara informal dalam bentuk naratif (instrumen terlampir). Suatu observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Pengamatan harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang terjadi di dalam kelas.

b. Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas. c. Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati- hati. d. Pengamatan harus dilakukan secara obyektif.

2. Pengamatan terhadap kelas (Observing Classroom)

Pengamatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Observasi anekdotal kelas meliputi diskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas (instrumen terlampir).

3. Pengamatan observasi siswa (Observing Student)

(72)

pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat diimplementasikan, dan seusai tindakan (instrumen terlampir).

F. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian

1. Pengumpulan data

Prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang lain. Dengan kata lain, prinsip pengumpulan data pada penelitian formal dapat diterapkan pada penelitian tindakan kelas. Pada umumnya dalam penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif maupun kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi yakni perubaha n pada kinerja guru, hasil prestasi siswa, perubahan kinerja siswa, dan perubahan suasana kelas.

(73)

mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125). Teknik dokumentasi digunakan untuk menilai kemampuan siswa merangkum hasil investigasi yang akan dipresentasikan di depan kelas. Sedangkan audio-visual digunakan untuk mendukung tiga teknik terdahulu dan penguat hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik tes untuk mengukur daya serap siswa, yaitu melalui kuis tertulis.

2. Analisis data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian, disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi dan data prestasi belajar siswa.

a. Analisis hasil pengamatan.

Data hasil observasi keterlibatan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis doma in untuk melihat kencederungan terjadinya aktivitas pada setiap indikator yang diamati, dan persentase frekuensi dari aktivitas untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks dari pendekatan investigasi kelompok (group investigation).

Tabel III.2

Jenis Keterlibatan Siswa

Jenis Keterlibatan Siswa No. Presensi Siswa

(74)

Tabel III.3

Keterangan Jenis Keterlibatan Siswa

No Kode Jenis Keterlibatan Jumlah Siswa yang Terlibat 1. Memberikan tanggapan jawaban dan kesimpulan

Menemukan konsep

Tabel III.4

Kriteria Kualifikasi Jenis Keterlibatan Siswa

Jumlah keterlibatan siswa (%)

(75)

Tabel III.5

Kriteria Kualifikasi Kegiatan yang Dilakukan Siswa Sesuai Dengan Observasi

Jumlah jawaban “YA” ( % )

Menggunakan kriteria pada tabel III.5 ditentukan kualifikasi interaksi belajar siswa dalam kelompok kooperatif pada setiap pertanyaan yang ada dalam pedoman observasi menggunakan tabel III.6

Tabel III.6

Kualifikasi Interaksi Belajar Siswa Dalam Kelompok Kooperatif Nomor Kegiatan Persentase Kualifikasi

Dengan menggunakan data pada tabel III.4 dan III.5 didapat kesimpulan secara umum mengenai interaksi belajar siswa dalam kelompok kooperatif berdasarkan data observasi. Dengan perhitungan kriteria sebagai berikut.

% 2

%

% = ×

itemobservasi tabel

kriteria

Hasil persentase kriteria secara umum sama dengan kriteria tabel III.4. b. Analisis hasil belajar.

(76)

kelompok dengan menggunakan data dari nilai kerja kelompok yang dilakukan siswa selama pembelajaran, tabel ketuntasan belajar dan daya serap siswa (lihat lampiran 2). Proses pengumpulan data, analisis data dan pembagian tugas disajikan dalam tabel III.7.

Tabel III.7

Proses Pengumpulan Data, Analisis Data dan Pembagian Tugas

No. Kegiatan Output Petugas

1. Penyusunan perangkat pembelajaran

Program Semester, Silabus, Satuan Pelajaran, Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) dengan model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

Peneliti dan Guru

2. Pemetaan kemampuan siswa

Kelompok-kelompok

heterogen beranggotakan 4-5 orang siswa

Peneliti dan Guru

3. Penyusunan instrumen pengumpulan data

Instrument observasi dan lembar kerja

Peneliti 4. Pembelajaran Akuntansi

dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

Kegiatan investigasi, mencatat rangkuman hasil penyelidikan, presentasi, diskusi kelas, kerja kelompok, dan kuis

Peneliti dan Guru

5. Observasi kegiatan belajar mengajar

Data jenis keterlibatan siswa dalam diskusi kelas dan interaksi siswa dalam kelompok

Peneliti

6. Pengumpulan dokumen rangkuman presentasi

Data kemampuan siswa merangkum hasil investigasi

Peneliti 7. Analisis data Kualitas proses dan hasil

belajar siswa

Peneliti 8. Refleksi Dampak tindakan pada

kualitas proses dan hasil belajar siswa

(77)

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai bulan Agustus hingga Oktober 2007 dengan alokasi waktu sebagaimana tercantum dalam Tabel III.8

Tabel III.8 Jadwal Penelitian

Agustus September Oktober Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1. Persiapan:

a.Penyusunan desain operasional

b.Penyusunan, validasi dan revisi perangkat

pembelajaran dan instrumen (jika perlu)*)

x x x

2. Pelaksanaan siklus pertama (Pengumpulan dan analisis data siklus pertama)

x x x

3. Analis data keseluruhan*) x x x x x x

*)

(78)

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 20 September 2007 di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Peneliti mengambil pokok bahasan Struktur Dasar Akuntansi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IS 2 dengan jumlah siswa 29 orang. Penelitian ini menggunakan metode kooperatif tipe investigasi kelompok. Kegiatan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu.

A. Pra Pelaksanaan Tindakan.

Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti melakukan observasi sikap siswa terhadap pembelajaran akuntansi yang diukur melalui kuesioner yang nantinya hanya digunakan sebagai acuan saja. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi mengenai lingkungan sosial kelas.

(79)

B. Pelaksanaan Tindakan.

Dalam pelaksanaan tindakan peneliti hanya sebagai pengamat/observer saja, sedangkan yang melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 5 Yogyakarta.

1. Kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelas investigasi kelompok adalah sebagai berikut:

a) mengemukakan tujuan kegiatan belajar mengajar yang ingin dicapai;

b) menginformasikan langkah- langkah pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam mempelajari materi;

c) memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi kelas maupun kelompok;

d) menjelaskan keterkaitan antara materi yang terdahulu yaitu pedoman akuntansi dengan materi yang akan diberikan yaitu struktur dasar akuntansi;

e) menjelaskan materi transaksi keuangan, sumber pencatatan, persamaan dasar akuntansi dan laporan keuangan;

f) bersama siswa melakukan kegiatan pemilihan topik dari materi transaksi keuangan, sumber pencatatan, struktur dasar persamaan akuntansi dan laporan keuangan.

Gambar

Gambar II.1 : Spiral Kemmis dan Taggart 1988 ......................................................
Gambar II.1
Gambar II.2
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan adanya aplikasi ini bagi pemula yang menggemari bulu tangkis dapat mempelajari dengan baik dan benar, selain itu aplikasi ini juga memberikan informasi yang lengkap

Khusus Jagung Putih menjadi alternatif makanan pokok pengganti beras di Kabupaten Grobogan dan dari luas total pertanaman jagung sekitar 95.000 ha dan 15-20% adalah

Uji toksisitas akut dermal menggunakan hewan percobaan yang diperlukan untuk mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemaparan suatu sediaan uji.

Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari penelitian- penelitian terdahulu, diantaranya penelitian Nasution dan Fitriyani (2012) yang menunjukkan bahwa adanya

Perancangan robot lengan pemindah barang ini ini dilakukan dengan beberapa kali pengujian untuk menganalisa putaran motor servo dan sensor photodiode sebagai

Yang dimaksud oleh peneliti keluarga bahagia dalam penelitian ini adalah berfungsinya seluruh keluarga merasa ketentraman, penuh dengan kasih sayang,

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa karakteristik komite audit berupa jumlah anggota komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag laporan