• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

F. Struktur Dasar Akuntansi

Sumber pencatatan akuntansi merupakan data transaksi yang relevan dan sering terjadi dalam perusahaan atau suatu lembaga. Data ini merupakan bukti kejadian atau transaksi dalam suatu perusahaan di bidang keuangan yang diperlukan dalam rangka penyusunan laporan keuangan menurut prinsip yang telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau lembaga memerlukan adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk dipertanggungjawabkan dalam bentuk tertulis dengan menggunakan sumber pencatatan yang juga berfungsi sebagai dokumen sumber. Sumber

Penyimpulan Pemaknaan Penjelasan Tindak Lanjut Analisis Siklus Berikutnya Pemanfaatan Pemantapan Gambar II.2

Komponen Refleksi Dalam Penelitian Tindakan Kelas

pencatatan merupakan surat bukti pembukuan yang perlu disimpan atau diarsip selama 15 tahun untuk dapat dibuktikan kebenarannya pada saat diperlukan.

Menurut sumbernya atau pihak yang melakukan, sumber pencatatan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut.

a. Bukti Intern adalah bukti kejadian yang mempengaruhi perubahan keuangan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Bukti tersebut dibuat/dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Contohnya, bukti memo yaitu dokumen sumber sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal umum.

b. Bukti Ekstern adalah bukti kejadian yang mempengaruhi perubahan keuangan yang terjadi dengan perusahaan lain/pihak luar perusahaan. Bukti tersebut dibuat/dikeluarkan oleh pihak luar perusahaan. Contohnya, faktur yaitu perhitungan penjualan barang dagang yang dibuat oleh penjual dan disampaikan kepada pihak pembeli. Faktur asli diberikan kepada pembeli, sedangkan tembusannya oleh penjual sebagai bukti pembukuan.

Dalam melakukan pencatatan dapat digunakan dua metode yaitu sebagai berikut.

1) Pembukuan Berpasangan (Double Entry Bookkeeping), adalah pembukuan pada sisi debit dan kredit yang menggunakan jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus serta buku pembantu sebagai

kontrolnya. Selanjutnya, dari jurnal diposting ke buku besar, kemudian ke neraca sisa dan sampai pada pembuatan laporan keuangan.

2) Pembukuan Tunggal (Single Entry Bookkeeping), dalam pembukuan ini tanpa menggunakan jurnal, tetapi sebuah buku harian (tidak dalam sisi debit dan kredit) selanjutnya dibuat ikhtisar dari neraca awal sampai neraca akhir untuk penyusunan laporan keuangan. Metode ini hanya digunakan perusahaan kecil yang transaksinya masih sederhana. 2. Persamaan Dasar Akuntansi

Pencatatan transaksi secara sistematis dan teratur dalam akuntansi selalu membentuk suatu persamaan atau keseimbangan, artinya di satu sisi mencatat kekayaan sedangkan di sisi lain mencatat sumber kekayaan dalam jumlah yang sama.

a. Prinsip keseimbangan antara aktiva dan ekuitas

Aktiva dalam suatu perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki perusahaan itu sendiri sedangkan ekuitas merupakan sumber dari kekayaan sehingga jumlah aktiva sama dengan ekuitas. Jika dinyatakan dalam persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.

Harta = Modal atau Aktiva = Ekuitas b. Rumus aktiva sama dengan utang ditambah ekuitas

Aktiva perusahaan merupakan sumber ekonomi yang diharapkan akan mendatangkan manfaat dalam kegiatan usaha melalui sumber kekayaan yang diperolehnya. Apabila sumber itu diperoleh dari pihak ketiga maka akan menimbulkan kewajiban perusahaan yang harus

dibayar di kemudian hari yang disebut utang. Dengan demikian, jika aktiva yang diperoleh itu berasal dari pemiliknya dan sebagian dari pihak luar, maka rumus persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.

c. Pengaruh transaksi keuangan terhadap persamaan akuntansi

Setiap kejadian dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi keuangan. Transaksi yang berbeda akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula, namun selalu terjadi keseimbangan antara aktiva dengan ekuitas dan kewajiban. Transaksi keuangan berpengaruh terhadap persamaan akuntansi sebagai berikut.

1) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan bertambahnya ekuitas. Contoh: pemilik menginvestasikan uangnya ke dalam perusahaan. 2) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan bertambahnya kewajiban.

Contoh: perusahaan membeli peralatan kantor secara kredit. 3) Berkurangnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya ekuitas.

Contoh: perusahaan membayar gaji karyawan.

4) Berkurangnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya kewajiban. Contoh: perusahaan melunasi pinjaman kepada Bank.

5) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya aktiva lain. Contoh: perusahaan membeli perlengkapan secara tunai.

6) Bertambahnya kewajiban diimbangi dengan berkurangnya kewajiban yang lain.

Contoh: perusahaan meminjam uang dari Bank dan langsung untuk membayar utang pada kreditor.

7) Bertambahnya aktiva diimbangi dengan berkurangnya aktiva lain dan bertambahnya kewajiban.

Contoh: perusahaan membeli sebuah gedung dibayar tunai sebagian dan sisanya secara kredit.

d. Pencatatan transaksi keuangan ke dalam persamaan akuntansi.

Terjadi transaksi keuangan dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan adanya perubahan susunan dalam persamaan akuntansi, akan tetapi perubahan itu akan selalu membentuk suatu keseimbangan antara aktiva dengan pasivanya.

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat ikhtisar transaksi-transaksi keuangan selama satu periode. Laporan keuangan ini berfungsi untuk memberikan informasi keuangan perusahaan kepada pemakai informasi tersebut dalam rangka pengambilan keputusan ekonomis. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan.

a. Dapat dipahami.

Kualitas penting informasi ya ng ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan segera dipahami oleh para pemakai.

b. Relevan.

Laporan keuangan harus memberikan informasi yang sesuai dengan maksud penggunanya.

c. Dapat diandalkan.

Maksudnya informasi memiliki kualitas andal, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya.

d. Dapat dibandingkan.

Maksudnya pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderunga n posisi dan kinerja keuangan.

Laporan keuangan terdiri dari laporan rugi/laba, laporan perubahan ekuitas/modal dan neraca.

1) Laporan Rugi/Laba

Laporan rugi/laba adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan beban perusahaan dalam periode tertent u. Unsur-unsur laporan rugi/laba antara lain pendapatan dan beban-beban. Bentuk-bentuk laporan rugi/laba :

a) Single step (metode satu tahap/tunggal), adalah bentuk laporan

rugi/laba yang tidak diadakan pengelompokkan beban maupun pendapatan. Contoh:

“Perusahaan Y” Laporan Rugi/laba

Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2006 Pendapatan: − Pendapatan jasa xxx − Pendapatan bunga xxx + Jumlah pendapatan xxx Beban-beban: − Beban gaji xxx − Beban telepon xxx − Beban listrik xxx − Beban perlengkapan xxx

− Beban penyusutan kendaraan xxx

− Beban bunga xxx +

Jumlah beban xxx -

Rugi/laba bersih xxx

b) Multiple step (bertahap/majemuk), adalah bentuk laporan rugi/laba

dimana diadakan pengelompokkan beban maupun pendapatan dan disusun dalam urutan tertentu. Contoh:

“Perusahaan Y” Laporan Rugi/laba

Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2006 Pendapatan operasional: − Pendapatan jasa xxx Beban-beban: − Beban gaji xxx − Beban telepon xxx − Beban listrik xxx − Beban perlengkapan xxx

− Beban penyusutan kendaraan xxx +

Jumlah beban xxx -

Pendapatan non operasional:

− Pendapatan bunga xxx

Beban non operasional:

− Beban bunga xxx -

xxx +

Rugi/laba bersih xxx

2) Laporan Perubahan Ekuitas/Modal

Laporan perubahan modal/ekuitas adalah laporan ya ng menyajikan informasi perubahan modal pada periode tertentu. Unsur- unsurnya antara lain modal awal, tambahan investasi, rugi/laba dan prive. Contoh:

“Perusahaan Y” Laporan Perubahan Modal

Untuk periode yang berakhir 31 Januari 2006

Modal Y per 1 Janua ri 2006 xxx

Rugi/laba xxx

Pengambilan prive xxx -

Penambahan modal xxx +

Rugi/laba bersih xxx

3) Laporan Neraca

Neraca adalah daftar yang memuat ringkasan aktiva, kewajiban dan ekuitas/modal perusahaan pada saat tertentu. Bentuk-bentuk neraca :

a) Bentuk skontro; bentuk neraca disusun kiri dan kanan, sebelah kiri memuat aktiva dan kanan memuat kewajiban dan modal. Contoh:

“Perusahaan Y” Neraca Per 31 Januari 2006 AKTIVA LANCAR Kas xxx Piutang xxx Wesel Tagih xxx Perlengkapan xxx + Jumlah aktiva lancar xxx

AKTIVA TETAP

Peralatan xxx Akum. Peny. Peralt. xxx -

xxx

Tanah xxx +

Jumlah aktiva tetap xxx + xxx

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang usaha xxx

Utang wesel xxx

Sewa diterima dimuka xxx + Jumlah Kewajiban Jangka Pendek xxx

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang obligasi xxx

Modal Y xxx +

xxx

b) bentuk staffel; bentuk neraca disusun ke bawah dengan urutan paling atas aktiva dan utang serta modal. Contoh:

“Perusahaan Y” Neraca Per 31 Januari 2006 AKTIVA LANCAR Kas xxx Piutang xxx Wesel Tagih xxx Perlengkapan xxx +

Jumlah aktiva lancar xxx

AKTIVA TETAP

Peralatan xxx

Akum. Peny. Peralt. xxx -

xxx

Tanah xxx +

Jumlah aktiva tetap xxx +

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang usaha xxx

Utang wesel xxx

Sewa diterima dimuka xxx +

Jumlah kewajiban jangka pendek xxx

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang obligasi xxx

Modal Y xxx +

xxx

Dokumen terkait