• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI BENIH GURAMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI BENIH GURAMI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI BENIH GURAMI Osphronemus gouramy Lac.

UKURAN 2 CM PADA PADAT PENEBARAN 20 EKOR/L

DENGAN PERGANTIAN AIR 75%, 100% DAN 125% PER HARI

DARI TOTAL VOLUME AIR

RONA ALBRETTICO NEMANITA GINTING

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PRODUKSI BENIH GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM PADA PADAT PENEBARAN 20 EKOR/L DENGAN PERGANTIAN AIR

75%, 100% DAN 125% PER HARI DARI TOTAL VOLUME AIR adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2011

RONA A. N. GINTING C14060504

(3)

ABSTRAK

RONA ALBRETTICO NEMANITA GINTING Produksi Benih Gurami Osphronemus gouramy Lac. Ukuran 2 cmpada Padat Penebaran 20 ekor/ℓ dengan Pergantian Air 75%, 100% dan 125% per Hari dari Total Volume Air. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan YANI HADIROSEYANI.

Ikan gurami Osphronemus gouramy Lac. merupakan salah satu komoditas penting ikan air tawar dengan produksi yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pengelolaan kualitas air dengan penggantian air yang tepat secara kualitas maupun kuantitas dapat menjadi salah satu jawaban dalam meningkatkan produktivitas ikan gurami. Penelitian ini dilaksanakan antara bulan juli 2010 sampai Agustus 2010 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Benih ikan yang digunakan dalam penelitian berukuran panjang rata-rata 0,84+0,011 cm dan bobot rata-rata 0,017+0,001. Wadah yang digunakan dalam pemeliharaan ikan gurami adalah akuarium berukuran 60 cm x 29 cm x 33 cm sebanyak 9 unit. Pakan yang diberikan berupa cacing sutra dan diberi secara ad satitation. Pergantian air dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yaitu sebesar 75% (50% pagi dan 25% sore), 100% (50% pagi dan 50% sore) dan 125 % (75% pagi dan 50% sore) dari total volume air pemeliharaan. Pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% per hari diperoleh derajat kelangsungan hidup berturut-turut sebesar 94,11+0,63%, 91,89+2,02%, dan 93,89+0,75%; laju pertumbuhan bobot harian sebesar 7,43+0,15 %, 8,58+0,24 %, 9,97+0,18 %; pertumbuhan panjang mutlak sebesar 1.06+0.06 cm, 1,33+0,04 cm, dan 1,55+0,01 cm; koefisien keragaman panjang sebesar 11,31+1,43%, 9,35+1,46%, 6,90+2,30%; efisiensi pakan sebesar 12,47+0,30%, 14,32+1,05%, 19,67+0,54%; keuntungan senilai Rp.351.903,00; Rp.402.302,00; dan Rp.464.715,00; R/C senilai 1,71; 1,80; dan 1,90; BEP(unit) sebesar 1.845 ekor, 1.645 ekor, dan 1.517 ekor; payback period (PP) selama 0,97 tahun, 0,85 tahun, dan 0,74 tahun; serta harga pokok produksi sebesar Rp.79,90 per ekor, Rp.82,70 per ekor, dan Rp.82,90 per ekor. Pergantian air berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, dan efisiensi pakan (p<0,05), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup, dan koefisien keragaman panjang (p>0,05). Untuk tujuan produksi pendederan ikan gurami ukuran 2 cm dengan kepadatan 20 ekor/ℓ sebaiknya dilakukan dengan pergantian air 125% per hari karena menghasilkan produksi yang terbaik diantara perlakuan lainnya.

(4)

ABSTRACT

RONA ALBRETTICO NEMANITA GINTING. The Production of Giant Gouramy Seed [Osphronemus gouramy Lac.] 2 cm in size at a density of 20 fish/L using 75%, 100%, and 125% water exchange per day. Supervised by TATAG BUDIARDI and YANI HADIROSEYANI.

Giant gouramy Osphronemus gouramy Lac. is one of the most important fresh water fish commodities with increasing production level every year. Water quality management through a proper water exchange both in quantity and quality can be one of the alternatives to support the elevating production. This research was conducted from July to August 2010 at the Aquaculture Production Technology and Management Laboratory, Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine Science, Bogor Agricultural University. The seed used was 0.84+0.011 cm in length and 0.017+0.001 cm in weight which reared in 9 units of aquaria with a size of 60x29x33cm3. Silk worm was used as the feed and provided daily at satiation . Water exchange was performed twice a day at a level depending on the treatment, namely 75% (50% at morning and 25% at evening), 100% (50% at morning and evening) and 125% (75% at morning and 50% at evening) of total water volume. Water exchange at 75%, 100% and 125% per day resulted in survival rates of 94.11+0.63%; 91.89+2.02%; and 93.89+0.75%; specific growth rates of 7.43+0.15 %, 8.58+0.24 %, and 9.97+0.18 %. Growth rate in length of 1.06+0.06 cm, 1.33+0.04 cm, and 1.55+0.01 cm; coefficient of variation in length of 11.31+1.43%, 9.35+1.46%, and 6.90+2.30%; feed efficiency of 12.47+0.30%, 14.32+1.05%, and 19.67+0.54%. the financial benefits resulted of the process were worth of IDR.351,903.00; IDR.402,302.00; and IDR.464,715.00; whereas R/C ratio of 1.71; 1.80; dan 1.90; BEP of 1,845 unit, 1,645 unit, and 1,517 unit; payback period (PP) of 0.97 years, 0.85 years, and 0.74 years; and the cost production as much as IDR.79.90; IDR.82.70; and IDR.82.90 per individual, respectively. The treatments were significantly different on several parameters, such as specific growth rate, length of growth rate, feed efficiency at P<0.05. The results of this experiment showed that 125% daily water exchange improved the production performance of giant gouramy seed cultured at a density of 20 fish/L. For production purpose, rearing giant gouramy fish 2 cm in size at a density of 20 fish/liter was found as the optimum condition through 125%/day water exchange.

(5)

PRODUKSI BENIH GURAMI Osphronemus gouramy Lac.

UKURAN 2 CM PADA PADAT PENEBARAN 20 EKOR/L

DENGAN PERGANTIAN AIR 75%, 100% DAN 125% PER

HARI DARI TOTAL VOLUME AIR

RONA ALBRETTICO NEMANITA GINTING

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya

Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

(6)

Judul Skripsi : Produksi benih gurami Osphronemus gouramy Lac. ukuran 2 cm pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air 75 %, 100 % dan 125 % per hari dari total volume air

Nama Mahasiswa : Rona Albrettico Nemanita Ginting Nomor Pokok : C14060504

Menyetujui

Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Tatag Budiardi M.Si NIP. 19631002 199702 1 001

Dosen Pembimbing II

Ir. Yani Hadiroseyani M.M. NIP. 19600131 198603 2 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Budidaya Perairan

Dr. Ir. Odang Carman M.Sc. NIP. 19591222 1986 011 001

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini bisa diselesaikan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, dengan judul “ Produksi benih gurami ukuran 2 cm dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air 75 %, 100 % dan 125 % per hari ”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Tatag Budiardi M.Si. dan Ir. Yani Hadiroseyani MM., selaku dosen pembimbing, Ir. Irzal Effendi M.Si. selaku dosen pembimbing akademik atas segala bimbingannya selama proses akademik. Disamping itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada ayahanda Ir. Yohannes Cahya Ginting M.Si. dan ibunda Ngoei Mei Foeng, serta Chika Seriulina Ginting, Natanael Alfredo Nemanita Ginting, dan Chinanta Seriulina Ginting atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya, Okto, Fanny, Khaefah, Ide, Isni, Rifky, Toim, Dama, Bang Darius, Teman-teman YONM, kakak kelas BDP 42, dan rekan-rekan BDP 43 atas segala bantuan, kerjasama dan persahabatan yang diberikan

.

Bogor, Maret 2011

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 18 Januari 1988 dari ayah Ir. Yohannes Cahya Ginting M.Si. dan ibu Ngoei Mei Foeng. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMA Xaverius Bandar Lampung dan lulus tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru dan memilih Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di PT Triwindu Graha Manunggal Anyer, dan praktek magang di PT Golden Lobster Parung, PKSPL IPB (Balai Sea Farming Kepulauan Seribu), BBPBL lampung, dan PT Pinang Gading Lampung. Selain itu penulis juga aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) periode 2006/2007 dan 2007/2008. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Dasar-dasar Akuakultur pada 2009/2010 dan 2010/2011. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul ”Produksi benih gurami Osphronemus gouramy Lac. ukuran 2 cm pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air 75%, 100% dan 125% per hari dari total volume air”

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v I. PENDAHULUAN ... 1 II. METODE ... 3 2.1 Rancangan Percobaan ... 3 2.2 Pelaksanaan Penelitian ... 3 2.2.1 Persiapan Wadah ... 3 2.2.2 Penebaran Benih ... 3 2.2.3 Pemberian Pakan ... 4

2.2.4 Pengelolaan Kualitas Air ... 4

2.3 Parameter Penelitian... 4

2.3.1 Derajat Kelangsungan Hidup ... 5

2.3.2 Pertumbuhan Bobot Harian ... 5

2.3.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 6

2.3.4 Koefisien Keragaman Panjang ... 6

2.3.5 Efisiensi Pakan ... 6

2.3.6 Perhitungan Ekonomi ... 7

2.3.7 Analisis Data ... 8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 9

3.1 Hasil ... 9

3.1.1 Fisika-Kimia Air ... 9

3.1.2 Kelangsungan Hidup ... 9

3.1.3 Laju Pertumbuhan Bobot Harian ... 10

3.1.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 11

3.1.5 Koefisien Keragaman Panjang ... 12

3.1.6 Efisiensi Pakan ... 13

3.1.7 Perhitungan Ekonomi ... 14

3.2 Pembahasan ... 15

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 20

4.1 Kesimpulan ... 20

4.2 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Kisaran kualitas air benih gurami pada padat penebaran 10, 15 dan 20

ekor/ℓ selama 28 hari dengan pergantian air 75% per hari (Lenawan, 2009) ... 2 2. Kisaran kualitas air pemeliharaan benih ikan gurami pada padat

penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari ... 9 3. Persentase kelompok ukuran benih ikan gurami pada padat

penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari.. ... 14 4. Perhitungan ekonomi (selama 1 tahun) produksi benih ikan gurami

ukuran 2 cm dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari. ... 15

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Histogram derajat kelangsungan hidup (%) benih ikan gurami pada

padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari ... 10 2. Histogram laju pertumbuhan bobot harian (%) benih ikan gurami

pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak

75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari ... 10 3. Grafik pertumbuhan bobot (g) benih ikan gurami pada padat

penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan

125% per hari selama 28 hari ... 11 4. Histogram pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gurami

pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak

75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari ... 12 5. Grafik panjang mutlak (cm) benih ikan gurami pada padat penebaran

20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per

hari selama 28 hari ... 12 6. Histogram koefisien keragaman panjang (%) benih ikan gurami pada

padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,

100% dan 125% per hari selama 28 hari ... 13 7. Histogram efisiensi pakan (%) benih ikan gurami pada padat

penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Tata letak dan komponen sistem pemeliharaan dalam penelitian ... 22 2. Analisis statistik derajat kelangsungan hidup ikan gurami pada

padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,

100% dan 125% per hari ... 23 3. Analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian ikan gurami pada

padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,

100% dan 125% per hari ... 24 4. Analisis statistik pertumbuhan panjang mutlak ikan gurami pada

padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,

100% dan 125% per hari ... 25 5. Analisis statistik koefisien keragaman ikan gurami pada padat

penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan

125% per hari. ... 26 6. Analisis statistik efisiensi pakan ikan gurami pada padat penebaran

20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per

hari ... 27 7. Analisis statistik persentase kelompok ukuran 1,5-2 cm benih ikan

gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,

100% dan 125% per hari ... 28 8. Analisis statistik persentase kelompok ukuran 2-2,5 cm benih ikan

gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,

100% dan 125% per hari ... 29 9. Analisis statistik persentase kelompok ukuran 2,5-3 cm benih ikan

gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,

100% dan 125% per hari ... 30 10. Analisis statistik R/C ratio benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ

dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari ... 31 11 Analisis statistik harga pokok produksi benih ikan gurami pada padat

20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per

(13)

12. Analisis statistik payback period (tahun) produksi benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan

125% per hari ... 33 13. Analisis statistik break event point (Rp) produksi benih ikan gurami

pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan

125% per hari ... 34 14. Analisis usaha produksi benih ikan gurami pada padat penebaran 20

(14)

2

I. PENDAHULUAN

Ikan gurami Osphronemus gouramy Lac. merupakan salah satu komoditas penting ikan air tawar dengan prospek budidaya yang sangat baik. Berdasarkan persentase produksi pada tahun 2003, tercatat lima propinsi penghasil gurami terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Barat (34,04%), Jawa Tengah (18,67%), Sumatera Barat (15,54%), Jawa Timur (14,98%), dan Nusa Tenggara Barat (2,7%) (Khairuman et al., 2008). Produksi ikan gurami secara nasional cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun 2005-2009 peningkatan produksi ikan gurami meningkat sebesar 51,32%, yaitu dari 25.442 ton pada tahun 2005 menjadi 38.500 ton pada tahun 2009 (KKP, 2009). Namun peningkatan produksi ini tetap tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Sebagai contoh permintaan gurami ukuran konsumsi di Jakarta berkisar 10-15 ton/hari, sementara produksi dari daerah Parung (Bogor), hanya bisa memasok sekitar 2-3 ton/hari (Agromedia, 2007). Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan produksi benih ikan gurami melalui pendederan untuk menunjang produksi ikan gurami yang siap dikonsumsi.

Pada umumnya, pendederan gurami di tingkat pembudidaya masih menggunakan sistem tradisional dan tidak terkontrol. Produktifitas yang dihasilkan masih sangat rendah dengan padat penebaran rendah yang masih jauh dari daya dukung wadah budidayanya. Pendederan gurami sampai dengan ukuran kuku (2-4 cm) di tingkat pembudidaya menggunakan penebaran 10.000 ekor pada kolam dengan luas 110 m2 dan kedalaman 15 cm. Padat penebaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah padat tebar optimal ikan gurami ukuran 2 cm, yaitu 20 ekor/ℓ (Lenawan, 2009). Padat penebaran yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas air seperti penurunan DO, peningkatan CO2,

nitrit dan amoniak yang dapat berpengaruh terhadap penurunan tingkat metabolisme ikan dan selanjutnya akan menurunkan pertumbuhan ikan.

Pengelolaan kualitas air dengan pergantian air yang tepat secara kualitas dan kuantitas dapat menjadi salah satu jawaban dalam meningkatkan produktivitas ikan gurami. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goddard (1996) bahwa kepadatan ikan yang tinggi harus didukung dengan pergantian air yang tinggi. Pergantian air

(15)

3 ini dapat dilakukan seluruhnya maupun sebagian. Lenawan (2009) menerapkan pergantian air sebanyak 75% per hari yang dilakukan 50% pada pagi hari dan 25% pada sore hari. Kualitas air pada penelitian sebelumnya telah menunjukkan kisaran yang tidak optimal bagi pertumbuhan ikan seperti kandungan oksigen 3,20 mg/ℓ dan kandungan amoniak mencapai 0,096 mg/ℓ. Kandungan ini hampir mencapai batas toleransi maksimal kadar amoniak bagi ikan yaitu 0,1 mg/ℓ (Boyd, 1990). Kualitas air pada penelitian sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kisaran kualitas air produksi benih ikan gurami pada padat penebaran 10,

15 dan 20 ekor/ℓ selama 28 hari dengan pergantian air 75% per hari (Lenawan, 2009)

Parameter Asal Sampel

Tandon 10 ekor/L 15 ekor/L 20 ekor/L

pH 7,10-7,72 7,10-7,75 7,12-7,68 7,13-7,72

DO (mg/ℓ 6,08-6,98 3,88-7,33 3,24-7,30 3,20-7,37

NH3 (mg/ℓ) 0,0002-0,0059 0,0004-0,0428 0,0009-0,069 0,0015-0,096

Alkalinitas (mg/ℓ) 31,84-47,8 46,20-95,52 50,16-107,84 52,80-118,60

Suhu (oC) 28-30 28-29 28-29 28-29

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Lenawan (2009) yang meneliti padat tebar optimum produksi benih gurami ukuran 2 cm. Dalam penelitian ini pergantian air ditingkatkan menjadi 100% dan 125% per hari. Peningkatan kuantitas pergantian air akan mengembalikan kualitas air dengan masuknya air baru dengan kualitas yang masih baik. Kualitas air yang membaik seperti peningkatan DO, penurunan amoniak dan nitrit diharapkan dapat menunjang metabolisme ikan yang akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan ikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi (biologi dan efisiensi ekonomi) benih gurami Osphronemus gouramy Lac. ukuran 2 cm pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air 75%, 100% dan 125% per hari yang dipelihara di akuarium.

(16)

4

II. METODE

2.1 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan masing-masing perlakuan menggunakan tiga ulangan, yaitu perlakuan dengan pergantian air 75% per hari, 100% per hari, dan 125% per hari. Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti rumus Steel dan Torrie (1991) yaitu :

Yij = μ + σi + εij Keterangan :

Yij = Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Nilai tengah dari pengamatan

σi = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i

εij = Pengaruh galat hasil percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

2.2 Pelaksanaan Penelitian 2.2.1 Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan dalam pemeliharaan ikan gurami adalah akuarium berukuran 60 cm x 29 cm x 33 cm sebanyak 9 unit (Lampiran 1). Tahap persiapan wadah akuarium meliputi pencucian, pengeringan, dan pengisian air. Setelah akuarium dicuci bersih kemudian dikeringkan dan diisi air sebanyak 30 liter (17,3 cm). Suhu media diatur pada suhu 28-290C dan dilakukan pemasangan dua titik aerasi untuk menjaga kecukupan suplai oksigen di dalam media.

2.2.2 Penebaran Benih

Benih gurami yang digunakan dalam penelitian berukuran panjang rata-rata 0,84+0,011 cm dan bobot rata-rata 0,017+0,001 gram yang berasal dari daerah Cibeureum, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penebaran benih dilakukan setelah air di dalam akuarium didiamkan selama 2-3 hari untuk menstabilkan kondisi air, dan suhu dijaga pada kisaran suhu 28-290C. Sebelum ditebar dilakukan pengambilan contoh bobot dan panjang benih sebagai bobot awal penebaran sebanyak 30 ekor per akuarium. Jumlah benih yang ditebar pada wadah perlakuan sebanyak 600 ekor/akuarium atau dengan padat tebar 20 ekor/ℓ.

(17)

5 2.2.3 Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan berupa cacing sutra yang telah dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan air mengalir. Pakan diberikan dengan frekuensi dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari secara at satiation (sekenyangnya). Sebelum diberikan ke ikan, pakan direndam terlebih dahulu dengan menggunakan kalium permanganat (PK) untuk mencegah penyebaran jamur, bakteri maupun penyakit yang dibawa tubuh cacing. Setelah itu pakan ditimbang, dan pakan yang tersisa kemudian ditimbang kembali setelah 1 jam pemberian pakan.

2.2.4 Pengelolaan Kualitas Air

Pergantian air dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yaitu sebesar 75% (50% pagi dan 25% sore), 100% (50% pagi dan 50% sore) dan 125 % (75% pagi dan 50% sore) dari total volume air pemeliharaan. Perbedaan ketiga pergantian air tersebut menjadi perlakuan dalam penelitian ini. Pada ketiga perlakuan dilakukan pembersihan dinding dan dasar akuarium sebelum dilakukan pengurangan air, dan setiap hari dilakukan penyifonan kotoran pada dasar akuarium. Pengurangan air dilakukan dengan menyedot air pada bagian dasar wadah.

Air yang akan digunakan terlebih dahulu diendapkan, difilter, dan diaerasi pada tandon. Pada tandon, digunakan termostat sehingga suhu pada tandon sama dengan suhu air pada akuarium pemeliharaan. Penyifonan dilakukan dengan menggunakan selang berdiameter 1/4”. Untuk pembuangan air digunakan selang dengan diameter 1/2” dengan metode menggunakan sistem grafitasi sampai volume air yang diinginkan, kemudian pengisian menggunakan pompa secara perlahan. Untuk mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran kualitas air setiap seminggu sekali, yang meliputi parameter suhu, kandungan oksigen terlarut (DO), pH, amoniak (NH3), nitrit (NO2), dan alkalinitas.

2.3 Parameter Penelitian

Pengamatan dilakukan selama 28 hari. Untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan, dilakukan pengambilan contoh (sampling) setiap seminggu sekali dengan penimbangan bobot menggunakan timbangan digital dan pengukuran panjang ikan menggunakan jangka sorong. Jumlah ikan yang diambil sebagai contoh sebanyak 30 ekor/akuarium. Tingkat kelangsungan hidup dihitung dari jumlah

(18)

6 ikan yang mati setiap hari selama masa pemeliharaan berlangsung. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung parameter kerja yang meliputi derajat kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan bobot harian, koefisien keragaman panjang, efisiensi pakan, serta efisiensi usaha.

2.3.1 Derajat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup (survival rate, SR) yaitu perbandingan ikan yang hidup hingga akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan, dengan rumus dari Goddard (1996) yaitu:

Keterangan : SR = Derajat kelangsungan hidup (%)

Nt = Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)

No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

2.3.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian

Laju pertumbuhan harian (α) yaitu selisih antara bobot rata-rata akhir pemeliharaan dengan bobot rata-rata awal pemeliharaan dan dibandingkan dengan waktu pemeliharaan. Parameter ini dihitung menggunakan rumus dari Huisman (1987) :

Keterangan: α = Laju pertumbuhan harian (%)

wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram)

wo = Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram)

(19)

7 2.3.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak adalah perubahan panjang rata-rata individu pada tiap perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan, dihitung menggunakan rumus dari Effendie (1979) :

Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)

Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)

L0 = Panjang rata-rata awal (cm)

2.3.4 Koefisien Keragaman Panjang

Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang dinyatakan dalam koefisien keragaman, dihitung menggunakan rumus menurut Steel dan Torrie (1981) :

Keterangan : KK = Koefisien keragaman S = Simpangan baku Y = Rata-rata contoh 2.3.5 Efisiensi Pakan

Pada penelitian ini perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus dari Zonneveld et al. (1991) :

Keterangan : EP = Efisiensi pakan (%)

Wt = Biomassa ikan akhir (gram)

Wo = Biomassa ikan awal (gram)

Wd = Biomassa ikan mati (gram)

(20)

8 2.3.6 Perhitungan Ekonomi

Efisiensi ekonomi dibutuhkan untuk mengetahui aspek ekonomi pada perlakuan penelitian. Berikut merupakan parameter yang diamati dalam efisiensi ekonomi.

1) Keuntungan (profit)

Menurut Martin et al. (1991), keuntungan dihitung menggunakan rumus :

2) R/C menunjukkan besarnya perbandingan antara penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Rahardi et al., 1998) :

3) Break even Point (BEP) Menurut Martin et al. (1991)

a) BEP penerimaan menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika memperoleh penerimaan sebesar nominal tertentu. BEP penerimaan dihitung menggunakan rumus berikut :

BEP (Rp) =

b) BEP unit menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika telah melakukan penjualan sebesar jumlah (ekor) tertentu. BEP unit dihitung menggunakan rumus berikut :

(21)

9 4) Harga pokok produksi (HPP)

Harga produksi merupakan nilai atau biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit produk (Rahardi et al., 1998). HPP dihitung menggunakan rumus berikut :

5) Payback periode (PP)

PP adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui lamanya waktu pengembalian modal. Menurut Martin et al. (1991), PP dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

2.3.7 Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007, dan SPSS 16.0, yang meliputi : 1. Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95 %.

Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan panjang mutlak efisiensi pakan dan koefisien keragaman panjang. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji Tukey.

2. Analisis deskripsi kuantitatif digunakan untuk menjelaskan parameter kerja dan kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan gurami selama penelitian.

(22)

10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang diperoleh pada penelitian meliputi Fisika-kimia air, derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuahan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman panjang, efisiensi pakan, dan perhitungan ekonomi. 3.1.1 Fisika-Kimia Air

Kualitas air pada tiap perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang relatif besar. Kandungan oksigen masih dalam kondisi yang optimum bagi pertumbuhan ikan gurami, begitu juga dengan parameter kualitas air yang lain masih pada kisaran optimum pertumbuhan ikan gurami yang dapat menunjang pertumbuhan ikan. Nilai fisika-kimia air pada masing-masing perlakuan selama penelitian tercantum dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kisaran kualitas air pemeliharaan benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

Parameter Satuan Asal Sampel

Tandon 75% 100% 125% pH 6,9-7,4 6,8-7,5 6,8-7,4 6,9-7,4 DO mg/l 5,6-7,2 4,9-5,8 4,6-5,6 4,5-5,6 NH3 mg/l 0,001-0,002 0,002-0,040 0,002-0,037 0,002-0,030 NO2- mg/l 0,003-0,030 0,030-0,083 0,024-0,143 0,027-0,030 Alkalinitas mg/l 40-68 44-68 40-68 44-68 Suhu oC 28-29 28-29 28-29 28-29 3.1.2 Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% per hari berturut-turut adalah 94,11+0,63%, 91,89+2,02%, dan 93,89+0,75% (Gambar 1). Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pergantian air tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap laju kelangsungan hidup (SR) (Lampiran 2).

(23)

11 Gambar 1. Histogram derajat kelangsungan hidup (%) benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

3.1.3 Laju Pertumbuhan Bobot Harian

Laju pertumbuhan bobot harian pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% per hari berturut-turut adalah 7,43+0,15 %, 8,58+0,24 %, 9,97+0,18 % (Gambar 2). Dengan bobot rata-rata pada akhir perlakuan secara berturut-turut sebesar 0,26; 0,17; dan 0,12 gram (Gambar 3). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pergantian air memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian (P<0,05). Laju pertumbuhan bobot harian pada perlakuan pergantian air 125% lebih besar dari perlakuan pergantian air 100% dan 75%. Laju pertumbuhan bobot harian perlakuan pergantian air 100% lebih besar dari perlakuan pergantian air 75%. Analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 2. Histogram laju pertumbuhan bobot harian (%) benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

93,89 91,89 94,11 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 75% 100% 125% De ra ja t ke la n gs un g a n h idup (% ) Pergantian air (%) 7,43 8,59 9,97 0,00 5,00 10,00 15,00 75% 100% 125% L aj u pe rt um b uh an b o b o t h ar ia n ( % ) Pergantian air (%)

a

b

c

a

a

a

(24)

12 Gambar 3. Grafik pertumbuhan bobot (g) benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

3.1.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% per hari berturut-turut adalah 1,06+0,06 cm, 1,33+0,04 cm, dan 1,55+0,01 cm (Gambar 4). Panjang mutlak pada akhir perlakuan sebesar 1,9 cm; 2,17cm; 2,39 cm (Gambar 5). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pergantian air memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan bobot harian (P<0.05). Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan gurami pada perlakuan pergantian air 125% per hari lebih besar dari pergantian air 100% dan 75%. Pertumbuhan panjang mutlak pergantian air 100% lebih besar dari perlakuan pergantian air 75%. Analisis statistik pertumbuhan panjang mutlak dapat dilihat pada Lampiran 4. 0,00 0,04 0,08 0,12 0,16 0,20 0,24 0,28 0 7 14 21 28 B o b o t (gr ) Hari ke-125% 100% 75%

(25)

13 Gambar 4. Histogram pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

Gambar 5. Grafik panjang mutlak (cm) benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

3.1.5 Koefisien Keragaman Panjang

Koefisien keragaman panjang pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% per hari berturut-turut adalah 11,31+1,43%, 9,35+1,46%, 6,90+2,30% (Gambar 6). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pergantian air tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap koefisien keragaman panjang (P>0.05). Analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian dapat dilihat pada Lampiran 5. 1,06 1,33 1,55 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 75% 100% 125% pe rt um b uh an pa n ja n g m ut la k (c m ) Pergantian air (%) 0 0,5 1 1,5 2 2,5 0 7 14 21 28 Pan ja n g m ut la k (c m ) Hari ke-125% 100% 75%

c

a

b

(26)

14 Gambar 6. Histogram koefisien keragaman panjang (%) benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

3.1.6 Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% per hari berturut-turut adalah 12,47+0,30%, 14,32+1,05%, 19,67+0,54% (Gambar 7). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pergantian air tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap koefisien keragaman panjang (P<0,05) (Lampiran 6). Efisiensi pakan pada perlakuan pergantian air 125% per hari lebih besar dari perlakuan pergantian air 100% dan 75%. Efisiensi pakan pada perlakuan pergantian air 100% per hari lebih besar dari perlakuan pergantian air 75%.

Gambar 7. Histogram efisiensi pakan (%) benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 28 hari

11,31 9,35 6,90 0 2 4 6 8 10 12 75% 100% 125% K o ef is ie n ke ra ga m an pa n ja n g (% ) Pergantian air (%) 12,47 14,32 19,17 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 75% 100% 125% E fi si e n si pa ka n ( % ) Pergantian air (%)

a

a

a

c

b

a

(27)

15 3.1.7 Perhitungan ekonomi

Harga jual benih ikan gurami bergantung pada ukuran panjang total ikan. Dari penelitian ini, ikan dikelompokkan menjadi 3 ukuran dengan masing-masing harga dan ukuran yang berlaku di pasar. Harga benih ukuran 1,5-2cm di pasaran sebesar Rp 130,00/ekor; ukuran 2-2,5cm sebesar Rp.150,00/ekor; dan 2,5-3cm sebesar Rp 180,00/ekor. Persentase kelompok ukuran benih ikan gurami dapat dilihat pada Tabel 3. Analisis statistik persentase kelompok ukuran benih dapat dilihat pada Lampiran 7,8, dan 9.

Tabel 3. Persentase kelompok ukuran benih ikan gurami pada padat penebaran 20.ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

Perlakuan Persentase pada kelompok ukuran (%) 1,5-2 cm 2-2,5 cm 2.5-3 cm

75% per hari 68,0a 31,0a 1,0a

100% per hari 16,7b 76,7ab 6,0a

125% per hari 0c 74,3b 25,7a

Keterangan: huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pergantian air berpengaruh nyata terhadap R/C ratio, harga pokok produksi, payback period, dan break event point (P<0,05). Analisis statistik R/C ratio, harga pokok produksi, payback period, dan break event point dapat dilihat pada Lampiran 10, 11, 12, dan 13. Perhitungan ekonomi yang dilakukan merupakan perhitungan ekonomi selama 1 tahun yang meliputi biaya total, penerimaan, keuntungan, R/C ratio, break even point, pay back period, dan harga pokok produksi. Perhitungan analisis usaha dapat dilihat pada Lampiran 14. Perhitungan ekonomi dalam pemeliharaan ikan gurami selama penelitian pada masing-masing perlakuan tercantum dalam Tabel 4.

(28)

16 Tabel 4. Perhitungan ekonomi (selama 1 tahun) produksi benih ikan gurami ukuran 2 cm pada padat penebaran 20 ekor/ ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

Parameter Perlakuan 75% 100% 125% Penerimaan (Rp) 1. Ukuran 2,5-3cm 11.068 94.499 286.532 2. Ukuran 2-2,5 cm 288.222 651.263 692.912 3. Ukuran 1,5-2 cm 547.781 161.644 0 Total Penerimaan 847.071 907.406 979.444 Pengeluaran (Rp) 1. Biaya tetap 149.236 149.236 149.236 2. Biaya variabel 345.932 355.867 365.493 Total Pengeluaran 495.168 505.104 514.729 Keuntungan (Rp) 351.903 402.302 464.715 R/C ratio 1,71a 1,80ab 1,90b HPP (Rp) 79,90a 82,70ab 82,90b PP (Tahun) 0,97a 0,85ab 0,74b BEP (Ekor) 1.845a 1.654b 1.517b

Keterangan: - Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

- Perhitungan didasarkan pada asumsi produksi yang dilakuan 11 siklus/tahun dengan volume media produksi 30 liter.

3.2 Pembahasan

Kualitas air semakin menurun seiring dengan bertambahnya biomassa ikan dalam wadah budidaya. Peningkatan biomassa juga berarti peningkatan metabolisme sehingga buangan sisa metabolisme semakin besar yang dapat berpengaruh langsung terhadap penurunan kualitas air. Peningkatan tingkat konsumsi oksigen terjadi seiring meningkatnya biomassa populasi ikan. Kandungan oksigen dalam air (DO) pada penelitian ini secara umum mengalami penurunan seiring bertambahnya masa pemeliharaan dan bertambahnya biomassa populasi ikan. Pada akhir pemeliharaan, kandungan oksigen masih berada diatas 4 mg/ℓ. Ketersediaan oksigen diperlukan dalam proses respirasi, yaitu sebagai oksidator bahan pakan yang masuk dalam proses respirasi.

Kepadatan yang tinggi dalam budidaya ikan dan pemberian pakan eksternal menyebabkan akumulasi sisa hasil metabolisme ikan yang berupa feses dan urine

(29)

17 dan sisa pakan yang mengandung banyak protein. Amonia yang terakumulasi sangat beracun untuk ikan karena dapat merusak jaringan insang ikan. Konsentrasinya yang sangat tinggi di perairan juga dapat menyebabkan penurunan ekskresi amoniak oleh ikan, sehingga amoniak terakumulasi di dalam darah dan insang. Akumulasi amoniak dalam darah dapat menyebabkan kemampuan darah dalam mentransportasikan oksigen berkurang (Boyd, 1982). Kandungan amoniak yang diperoleh dari penelitian ini berkisar antara 0,001-0,040 mg/ℓ. Konsentrasi ini masih berada pada kisaran optimum dalam pemeliharaan ikan. Konsentrasi maksimum amoniak dalam pemeliharaan ikan sebesar 0,1 mg/ℓ (Boyd, 1982). Konsentrasi amoniak di dalam perairan juga dipengaruhi oleh nilai pH dan suhu di media tersebut. Semakin tinggi nilai pH dan suhu maka nilai amoniak juga semakin tinggi. Amonia yang terakumulasi pada media akan teroksidasi menjadi nitrit. Dibandingkan amoniak, nitrit bersifat lebih tidak beracun dan tidak mematikan bagi ikan, dengan kadar toleransi sampai maksimum 0,5 mg/ℓ.

Salah satu faktor fisika perairan yang sangat penting dan berpengaruh bagi pertumbuhan ikan ialah suhu. Suhu berpengaruh langsung pada laju metabolisme ikan, dikarenakan ikan merupakan hewan berdarah dingin. Perubahan suhu dapat menyebabkan perubahan laju metabolisme ikan, semakin tinggi suhu media maka laju metabolisme ikan juga akan meningkat sehingga nafsu makan ikan meningkat. Peningkatan metabolisme juga berarti meningkatnya konsumsi oksigen untuk proses respirasi, serta meningkatnya toksisitas zat-zat sisa metabolisme yang diekskresikan. Ikan gurami pada tahap benih dapat tumbuh baik pada suhu 25-30oC (BSN, 2000). Selama penelitian berlangsung, suhu air cenderung stabil dan dalam kondisi optimum bagi pertumbuhan ikan, yaitu sebesar 28-29oC.

Nilai pH selama penelitian berlangsung berkisar antara 6,77-7,48. Nilai ini masih dalam kisaran pH optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan benih ikan gurami. Nilai pH yang tidak sesuai dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ikan. Nilai pH perairan yang masih bisa ditolerir agar ikan bisa tumbuh berkisar antara 6,5-9,0 (Boyd, 1982). Nilai alkalinitas selama pemeliharaan berkisar antara 40-68 mg/L. Nilai alkalinitas selama pemeliharaan menunjukkan kondisi media pemeliharaan yang masih stabil. Perairan yang

(30)

18 mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam dan basa sehingga kapasitas bufer lebih stabil (Boyd, 1990). Secara umum kondisi kualitas air pada media pemeliharaan selama penelitian berlangsung masih dalam batas optimum yang dapat ditolerir benih ikan gurami sehingga ikan masih dapat bertumbuh dan berkembang secara optimum.

Derajat kelangsungan hidup merupakan parameter utama dalam produksi biota akuakultur yang dapat menunjukkan keberhasilan produksi tersebut. Pada penelitian ini pergantian air tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap laju kelangsungan hidup (SR). Kelangsungan hidup dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada, salah satu diantaranya ialah kondisi lingkungan media pemeliharaan ikan. Kandungan oksigen dan kadar amoniak pada penelitian ini masih dalam batas toleransi hidup benih ikan gurami. Kematian juga dapat terjadi karena ruang gerak yang sempit sehingga kompetisi dalam mendapatkan pakan dan oksigen meningkat. Pada umumnya ikan yang mati selama penelitian memiliki ciri-ciri fisik berupa tubuh berlendir dan berwarna hitam.

Pemberian pakan yang merata dan dilakukan dalam kondisi air optimal bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna pakan secara efektif. Hasil menunjukkan bahwa pergantian air memberikan pengaruh nyata terhadap efisiensi pakan (P<0,05). Kadar amoniak dan nitrit tertinggi terdapat pada perlakuan pergantian air 75% per hari. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab efisiensi pakan pada perlakuan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Berbeda dengan perlakuan lainnya, kadar amoniak pada pergantian air 125% per hari lebih rendah dari perlakuan lain serta kadar nitrit yang mendekati kadar nitrit pada tandon. Pada perlakuan tersebut, efisiensi pakan memiliki nilai tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 19,67+0,54%. Relatif rendahnya konsentrasi oksigen terlarut disebabkan oleh pemakaiannya untuk respirasi ikan dan proses kimiawi dalam media pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Kondisi kualitas air berpengaruh secara tidak langung terhadap pertumbuhan panjang ikan dan laju pertumbuhan bobot harian. Memburuknya kualitas air dapat menurunkan nilai efisiensi pakan, sehingga sumber nutrisi untuk pertumbuhan

(31)

19 ikan yang terdapat di dalam pakan tidak terpakai optimal untuk pertumbuhan. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pertumbuhan panjang mutlak dan laju pertumbuhan bobot harian yang terbaik terdapat pada perlakuan pergantian air 125% per hari, dan yang terendah pada perlakuan pergantian air 75% per hari. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat pergantian air, maka efisiensi pakan semakin tinggi yang selanjutnya menghasilkan pertumbuhan panjang ikan dan laju pertumbuhan bobot harian yang semakin tinggi.

Hasil koefisien keragaman yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan pergantian air tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai koefisien keragaman. Koefisien keragaman menunjukkan besar variasi ukuran panjang ikan yang diproduksi. Koefisien keragaman panjang dalam budidaya ikan secara komersil terutama penjualan benih sangat berpengaruh terhadap harga jual ikan. Semakin seragam benih, maka harganya lebih tinggi dibandingkan ikan yang tidak seragam. Pada penelitian ini, nilai koefisien keragaman panjang masih di bawah 20%, sehingga dapat dikatakan seragam.

Pada akhir pemeliharaan diperoleh ukuran ikan yang beragam dengan kisaran ukuran panjang total 1,5-3 cm. Harga benih ikan yang berlaku di pasaran untuk ukuran tersebut berkisar antara Rp.130,00-Rp.180,00. Hasil perhitungan efisiensi ekonomi (Tabel 3) menunjukkan perhitungan ekonomi yang dilakukan selama 1 tahun proses produksi, atau sebanyak 11 kali siklus produksi. Pergantian air 125% per hari menghasilkan ukuran ikan rata-rata yang lebih besar. Hal ini mempengaruhi harga jual ikan sehingga menghasilkan penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan pergantian air 75% dan 100% per hari. Keuntungan tertinggi terdapat pada perlakuan pergantian air 125% per hari dengan keuntungan sebesar Rp 464.715,00; perlakuan pergantian air 100% per hari sebesar Rp 402.302,00; dan terendah pada perlakuan pergantian air 75% per hari dengan keuntungan sebesar Rp 351.901,00. Hepher dan Pruginin (1981) mengemukakan, bahwa padat penebaran adalah jumlah atau biomassa ikan yang ditebarkan per satuan luas atau volume. Pada keadaan lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi, peningkatan kepadatan akan disertai dengan peningkatan hasil. Keuntungan tertinggi diperoleh perlakuan pergantian air 125% per hari

(32)

20 dikarenakan panjang total rata-rata pada akhir pemeliharaan pada perlakuan ini memiliki nilai rata-rata tertinggi pada setiap perlakuan sehingga mempengaruhi harga jual. Keuntungan juga dipengaruhi biaya pakan yang dikeluarkan, pada perlakuan pergantian air 125% per hari didapat nilai efisiensi pakan tertinggi sehingga penggunaan biaya pakan lebih efisien.

Analisis R/C bertujuan untuk melihat seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan. Nilai R/C dari yang tertinggi pada perlakuan pergantian air 125%, 100%, dan 75% per hari sebesar 1,90; 1,80; 1,71. Namun demikian nilai R/C masing-masing perlakuan lebih dari 1, yang menunjukkan bahwa usaha pendederan ikan gurame masih layak dan menguntungkan secara finansial.

Break Event Point (BEP) merupakan suatu nilai pada saat hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pengeluaran atau impas. Nilai BEP terendah diperoleh pada perlakuan pergantian air 125% per hari yaitu BEP (unit) sebanyak 1.517 ekor, pada perlakuan pergantian air 100% per hari BEP (unit) sebanyak 1.654 ekor, dan perlakuan pergantian air 75% per hari yaitu BEP (unit) sebanyak 1.845 ekor.

PP (Payback Period) adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui lamanya waktu pengembalian modal. Nilai PP tertinggi terdapat pada perlakuan pergantian air 75% per hari yaitu senilai 0,97, artinya dibutuhkan waktu selama 0,97 tahun untuk mengembalikan biaya investasi usaha pendederan gurami tersebut. Nilai PP pada perlakuan pergantian air 100% per hari dan 125% per hari secara berturut-turut senilai 0,85 tahun; dan 0,74 tahun.

Berdasarkan nilai harga pokok produksi (HPP) diketahui, bahwa biaya produksi terendah terdapat pada perlakuan pergantian air 75%, yaitu sebesar Rp.79,90 per ekor. Perlakuan pergantian air 100% sebesar Rp 82,70, dan perlakuan pergantian air 125% sebesar Rp 82,90. Dilihat dari aspek bioekonomi, perlakuan pergantian air 125% per hari merupakan perlakuan yang paling ideal. Hal ini dapat dilihat dari tingginya nilai keuntungan sebesar Rp 464.715,00; dan R/C 1,90; serta waktu pengembalian investasi yang relatif cepat yaitu 0,74 tahun

(33)

21

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Peningkatan pergantian air hingga 125% per hari dalam pendederan ikan gurami untuk menghasilkan benih ukuran 2 cm yang dipelihara selama 28 hari pada kepadatan 20 ekor/L memberikan hasil yang terbaik pada perlakuan pergantian air 125% per hari. Kinerja produksi tertinggi secara biologi dan ekonomi tercapai pada perlakuan pergantian air 125% per hari yang menghasilkan derajat kelangsungan hidup 94,11±0,63%; laju pertumbuhan bobot harian 9,97±0,18 %; pertumbuhan panjang mutlak 1,55±0,01 cm; koefisien keragaman panjang 6,90±2,30%; efisiensi pakan 19,67±0,54%; keuntungan Rp 464.715; R/C 1,90; BEP (unit) 1.517 ekor; PP 0,74 tahun; dan harga pokok produksi Rp 82,90.

Pada penelitian ini, kualitas air yang diperoleh masih dalam kisaran yang optimun bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan gurami.

4.2 Saran

Dari hasil penelitian disarankan untuk menerapkan pergantian air 125% per hari untuk meningkatkan produksi pendederan ikan gurami ukuran 2 cm. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan meningkatkan densitas benih yang ditebar dan penerapan pergantian air, serta sistem pergantian air yang diterapkan, misalnya dengan sistem flowtrough untuk mengurangi tingkat stres pada ikan.

(34)

22

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, 2007. Panduan Lengkap Budidaya Gurami. Agromedia Pustaka, Jakarta.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional, 2000. Produksi Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Kelas Benih Sebar.

Boyd, C.E., 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Sci. Publ. Comp, Amsterdam, Oxford, New York. hlm 22, 25.

Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University, Alabama.

Effendie, M.I., 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.

Goddard, S., 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall, New York.

Hepher, B., Pruginin, Y., 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to Fish Culture in Israel. John Willey and Sons, New York.

Huisman, E.A., 1987. The Principles of Fish Culture Production. Department of Aquaculture. Wageningen University, Netherland.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2009. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2009.

Khairuman., A. K., 2008. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Lenawan, E., 2009. Pengaruh Penebaran 10, 15, dan 20 ekor/L terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami Osphronemus gouramy LAC. Ukuran 0,5 cm. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Martin, J.D., Petty, J.W., Keown, A.J., Scott, D.F., 1991. Basic Financial Management 5th edition. Prentice Hall Inc, New Jersey.

Rahardi, F., Kristiawati, R., Nazarudin., 1998. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Steel, G.D., Torrie, J.H., 1981. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Zonneveld, N.E.A., Huisman, E.A., Boon, J.H., 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Gramedia, Jakarta

(35)

23 Lampiran 1. Tata letak dan komponen sistem pemeliharaan dalam penelitian

Keterangan :

A1 : Perlakuan pergantian air 125% ulangan 1 A2 : Perlakuan pergantian air 125% ulangan 2 A3 : Perlakuan pergantian air 125% ulangan 3 B1 : Perlakuan pergantian air 100% ulangan 1 B2 : Perlakuan pergantian air 100% ulangan 2 B3 : Perlakuan pergantian air 100% ulangan 3 C1 : Perlakuan pergantian air 75% ulangan 1 C2 : Perlakuan pergantian air 75% ulangan 2 C3 : Perlakuan pergantian air 75% ulangan 3 X : Hi-Blow

Y : Pipa saluran aerasi Z : Selang aerasi

(36)

24 Lampiran 2. Analisis statistik tingkat kelangsungan hidup ikan gurami pada

padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 93,17 90,33 93,83 2 94,17 94,17 93,67 3 91,17 91,17 94,83 Rata-rata 93,89a+0,75 91,89a+2,02 94,11a+0,63 Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 9,877 2 4,938 3,048 0,122 Galat 9,722 6 1,620 Total 19,599 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan : P>0,05, berarti perlakuan pergantian air tidak berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup.

(37)

25 Lampiran 3. Analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 7,34 8,59 10,14 2 7,31 8,34 9,90 3 7,63 8,83 9,87 Rata-rata 7,43 a+0,18 48,59 b+0,24 9,97c+0,15 Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 9,722 2 4,861 128,220 0,000 Galat 0,227 6 0,038 Total 9,949 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian.

c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [2] -1,158* 0,159 0,001 -1,646

75% 125% [2,54]* 0,159 0,000 -3,030 -2,055

100% 125% [1,384]* 0,159 0,000 -1,872 -0,897

(38)

26 Lampiran 4. Analisis statistik pertumbuhan panjang mutlak ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 1,08 1,28 1,50 2 1,05 1,34 1,61 3 1,05 1,37 1,53 Rata-rata 1,06a+0,01 1,33 b+0.04 1,55c+0.06 Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 0,357 2 0,178 103,161 0,000 Galat 0,010 6 0,002 Total 0,367 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang mutlak.

c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [0,268]* 0,034 0,001 -0,372 -0,164

75% 125% [0,487]* 0,034 0,000 -0,591 -0,383

100% 125% [0,219]* 0,034 0,002 -0,323 -0,115

(39)

27 Lampiran 5. Analisis statistik koefisien keragaman ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 13,70 7,70 5,26 2 11,09 9,90 7,85 3 9,11 10,45 7,60 Rata-rata 11,31 a+2,30 9,35 a+1,46 6,90 a+1,43 Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 29,179 2 14,590 4,628 0,061 Galat 18,914 6 3,152 Total 48,093 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P>0,05, berarti perlakuan pergantian air tidak berpengaruh nyata terhadap koefisien keragaman panjang.

(40)

28 Lampiran 6. Analisis statistik efisiensi pakan ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 11,89 14,83 19,51 2 12,53 13,11 19,04 3 12,98 15,02 18,96 Rata-rata 12,47a+0,54 14,32b+1,05 19,17c+0,30 Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 71,922 2 35,961 72,585 0,000 Galat 2,973 6 0,495 Total 74,895 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap efisiensi pakan. c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [1,855]* 0,575 0,041 -3,619 -0,092

75% 125% [6,705]* 0,575 0,000 -8,469 -4,942

100% 125% [4,850]*

0,575 0,000 -6,613 -3,087

(41)

29 Lampiran 7. Analisis statistik persentase kelompok ukuran 1,5-2 cm benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 67 17 0 2 67 20 0 3 70 24 0 Rata-rata 68,0+1,73a 16,7+3,66b 0,0+0,00c Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 7309,556 2 3654,778 715,065 0,000 Galat 30,667 6 5,111 Total 7340,222 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap persentase kelompok ukuran 1,5-2 cm benih gurami yang dihasilkan c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [47,667]* 1,846 0,000 42,003 53,330

75% 125% [68,000]*

1,846 0,000 62,336 73,664

100% 125% [20,333]* 1,846 0,000 14,670 25,997

(42)

30 Lampiran 8. Analisis statistik persentase kelompok ukuran 2-2,5cm benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 30 77 100 2 33 73 43 3 70 24 0 Rata-rata 31,0+1,73a 76,7+7,09ab 74,3+28,92a Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 3488,889 2 1744,444 5,871 0,039 Galat 1782,667 6 297,111 Total 5271,556 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap persentase kelompok ukuran 2-2,5 cm benih gurami yang dihasilkan c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [40,000 14,074 0,066 -83,183 3,183

75% 125% [43,333]*

14,074 0,049 -86,516 -0,151

100% 125% [3,333] 14,074 0,970 -46,516 39,849

(43)

31 Lampiran 9. Analisis statistik persentase kelompok ukuran 2,5-3cm benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 3 6 0 2 0 7 57 3 0 13 20 Rata-rata 1,0+1,73a 6,0+3,79a 25,7+28,92a Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 956,222 2 478,111 1,680 0,263 Galat 1707,333 6 284,556 Total 2663,556 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P>0,05, berarti perlakuan pergantian air tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kelompok ukuran 2,5-3 cm benih gurami yang dihasilkan.

(44)

32 Lampiran 10. Analisis statistik R/C ratio benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ

dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 1,71 1,75 1,80 2 1,72 1,81 2,01 3 1,70 1,80 1,90 Rata-rata 1,71+0,01a 1,80+0,04ab 1,90+0,10b Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 0,056 2 0,028 6,735 0,029 Galat 0,025 6 0,004 Total 0,082 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap R/C ratio c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [0,083] 0,053 0,325 -0,246 0,079

75% 125% [0,193]* 0,053 0,025 -0,356 -0,031

100% 125% [0,110] 0,053 0,174 -0,272 0,052

(45)

33 Lampiran 11. Analisis statistik harga pokok produksi benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 80,6 84,8 83,1 2 79,3 81,6 83,3 3 79,8 81,7 82,2 Rata-rata 79,9+0,7a 82,7+0,7ab 82,9+0,6b Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 16,669 2 8,334 6,123 0,036 Galat 8.,67 6 1,361 Total 24,836 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

Kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap harga pokok produksi

c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [2,800] 0,953 0,059 -5,723 0,123

75% 125% [2,967]* 0,953 0,047 -5,889 -0,044

100% 125% [0,167] 0,953 0,983 -3,089 2,756

(46)

34 Lampiran 12. Analisis statistik payback period (tahun) produksi benih ikan gurami pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 0,97 0,90 0,82 2 0,95 0,82 0,66 3 0,98 0,82 0,74 Rata-rata 0,97+0,01a 0,85+0,05ab 0,74+0,08b Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 0,077 2 0,039 13,202 0,006 Galat 0,018 6 0,003 Total 0,095 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap payback period c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95%

Batas atas Batas bawah

75% 100% [0,120] 0,044 0,077 -0,015 0,255

75% 125% [0,227]* 0,044 0,005 0,091 0,361

100% 125% [0,107] 0,044 0,114 -0,029 0,242

(47)

35 Lampiran 13. Analisis statistik break event point (unit) produksi benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) pada padat 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari

a. Deskripsi Ulangan 75% 100% 125% 1 1839 1679 1641 2 1838 1649 1383 3 1859 1633 1528 Rata-rata 1845+12a 1645+23b 1517+129b Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) b. Anova Sumber Keragaman JK DB KT F P Perlakuan 162906,889 2 81453,444 14,034 0,005 Galat 34824,000 6 5804,000 Total 197730,889 8 Keterangan: JK : Jumlah kuadrat DB : Derajat bebas KT : Kuadrat tengah F : F hitung P : Peluang (probability)

kesimpulan: P<0,05, berarti perlakuan pergantian air berpengaruh nyata terhadap break event point

c. Uji Tukey (I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda nilai tengah (I-J) Kesalahan baku P Selang kepercayaan 95% Batas atas Batas bawah 75% 100% [191,667]* 62,204 0,049 0,808 382,526 75% 125% [328,000]* 62,204 0,005 137,141 518,859 100% 125% [136,333] 62,204 0,151 -54,526 327,192 *. Nilai beda nyata (p<0,05)

(48)

36 Lampiran 14. Analisis usaha produksi benih ikan gurami pada padat penebaran 20 ekor/ℓ dengan pergantian air 75%, 100%, dan 125%

per hari.

Asumsi yang digunakan untuk perhitungan ekonomi adalah nilai rata-rata dari setiap perlakuan akuarium, volume efektif 30 liter, padat tebar penelitian, harga benih ukuran 2,5-3 cm Rp.180,00; ukuran 2-2,5 cm Rp.150,00; ukuran 1,5-2 cm Rp.130,00; SR dan FCR yang digunakan adalah SR dan FCR rata-rata penelitian.

a. Komponen biaya nilai penyusutan fasilitas atau peralatan produksi benih gurame Osprhronemus gouramy lac. yang digunakan Komponen Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Investasi Umur teknis Nilai Sisa Penyusutan/thn

Tandon unit 1 1000.000 1.000.000 10 330.000 67.000

Akuarium unit 9 50.000 450.000 10 225.000 22.500

Rak unit 1 800.000 800.000 5 400.000 80.000

Blower unit 1 500.000 500.000 5 50.000 90.000

Set Aerasi unit 1 100.000 100.000 3 10.000 30.000

Selang m 20 6.000 120.000 2 6.000 57.000

Serokan unit 2 10.000 20.000 1 0 20.000

Ember unit 4 10.000 40.000 1 0 40.000

Termometer unit 2 7.500 15.000 1 0 15.000

Senter unit 1 20.000 20.000 1 0 20.000

Total (untuk 9 akuarium) 3.065.000 441.500

(49)

37 Lampiran 14 (lanjutan)

b. perhitungan efisiensi ekonomi usaha pendederan benih gurami pada padat tebar 20 ekor/l dalam 11 siklus produksi (1 tahun)

no komponen 75% perhari 100% per hari 125% perhari

u1 u2 u3 u1 u2 u3 u1 u2 u3 I Inflow 1 grade A 2.5-3 cm (Rp180/e) 33.205 0 0 64.390 78.309 140.798 0 634.273 225.324 2 grade B 2-2.5 cm (Rp150/e 276.705 309.276 278.685 685.928 680.543 587.318 928.917 398.739 751.080 3 grade C 1.5-2 cm (Rp130/e) 535.578 544.201 563.563 129.435 161.590 193.908 0 0 0 total inflow 845.488 853.477 842.248 879.753 920.442 922.023 928.917 1.033.012 976.404 Rata-rata inflow 847.071 907.406 979.444 II Outflow 1 biaya tetap Abudemen listrik 24.444 24.444 24.444 24.444 24.444 24.444 24.444 24.444 24.444 Tenaga Kerja 88.000 88.000 88.000 88.000 88.000 88.000 88.000 88.000 88.000 Penyusutan 36.792 36.792 36.792 36.792 36.792 36.792 36.792 36.792 36.792

total biaya tetap 149.236 149.236 149.236 149.236 149.236 149.236 149.236 149.236 149.236

2 biaya variabel

Benih 264.000 264.000 264.000 264.000 264.000 264.000 264.000 264.000 264.000

Pakan 37.849 37.425 36.336 44.242 49.104 47.690 56.130 56.237 55.753

Listrik 44.728 44.728 44.728 44.855 44.855 44.855 45.453 45.453 45.453

total biaya variabel 346.578 346.154 345.065 353.097 357.960 356.545 365.583 365.690 365.206

total outflow 495.814 495.390 494.301 502.333 507.196 505.782 514.819 514.926 514.442 Rata-rata outflow 495.168 505.104 514.729 III Keuntungan (Rp) 3496.74 358.087 347.947 377.420 413.245 416.242 414.098 518.086 461.962 Rata-rata keuntungan (Rp) 351.903 402.302 464.715 IV R/C rasio 1,71 1,72 1,70 1,75 1,81 1,82 1,80 2,01 1,90 Rata-rata R/C rasio 1,71 1,80 190 V HPP (Rp) 8,6 79,3 79,8 84,8 81,6 81,7 83,1 83,3 82,2 Rata-rata HPP 79,9 82,7 82,9 VII PP 0,97 0,95 0,98 0,90 0,82 0,82 0,82 0,66 0,74 Rata-rata PP 0,97 0,85 0,74

VIII BEP (Jumlah) 1.839 1.838 1.859 1.679 1.649 1.633 1.641 1.383 1.528

Gambar

Tabel 1. Kisaran kualitas air produksi benih ikan gurami pada padat penebaran 10,  15  dan  20  ekor/ℓ    selama  28  hari  dengan  pergantian  air  75%  per  hari  (Lenawan, 2009)
Tabel 2.  Kisaran    kualitas  air  pemeliharaan  benih  ikan    gurami  pada  padat  penebaran  20  ekor/ℓ  dengan  pergantian  air  sebanyak  75%,  100%  dan  125% per hari selama  28 hari
Gambar 2.  Histogram  laju    pertumbuhan  bobot  harian  (%)  benih  ikan  gurami  pada  padat  penebaran  20  ekor/ℓ  dengan  pergantian  air  sebanyak  75%, 100% dan 125% per hari selama  28 hari
Gambar 5.  Grafik panjang  mutlak (cm) benih  ikan gurami pada padat  penebaran  20 ekor/ℓ  dengan  pergantian air  sebanyak 75%, 100% dan 125% per  hari selama 28 hari
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) adalah perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliakal. NPB ini sering disertai penjalaran ke tungkai sampai kaki.

Untuk mengatasi hambatan tentang perbedaan karakter atau watak dan kurangnya tanggungjawab yang dimiliki para pegawai, Camat Kecamatan Jebres hendaknya lebih

Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan

Data primer meliputi karakteristik contoh (identitas siswa, umur, jenis kelamin); karakteristik keluarga (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga serta

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah karbon tersimpan dalam biomassa di atas permukaan tanah hutan rakyat jamblang di

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Buton Utara surat izin belajar/pernyataan mengikuti studi lanjut 365 15201002710242 DARWIS SDN 5 Wakorumba Utara Kab... Peserta Nama Peserta

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka di dapat rumusan masalah yaitu, “Bagaimana menerapkan aplikasi data mining penjualan motor