• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUBSTITUSI FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GOURAMY)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUBSTITUSI FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GOURAMY)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SUBSTITUSI FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT DALAM PAKAN

BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

BENIH IKAN GURAMI (

OSPHRONEMUS GOURAMY

)

SUBSTITUTION FERMENTATION PALM KERNEL OIL IN ARTIFICIAL FEEDS ON GROWTH

AND SURVIVAL SEED CARP

(

OSPHRONEMUS GOURAMY

)

Farida

1

, Eka Indah Raharjo

2

, Arnis Maylinda Sari

3

1. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak

2. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak

3. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Farida11zf@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui penggunaan fermentasi bungkil kelapa sawit dalam pakan buatan.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 ulangan.Susunan perlakuan adalah Perlakuan A : bungkil kelapa sawit 12%, Perlakuan B : fermentasi bungkil kelapa sawit 15%, Perlakuan C : fermentasi bungkil kelapa sawit 18%, Perlakuan D : fermentasi bungkil kelapa sawit 21%. Penelitian ini dilakukan selama 60 hari untuk mengetahui laju pertumbuhan spesifikberat, laju pertumbuhan harianpanjang, konversi pakan, kelangsungan hidup dan kualitas air sebagai penunjang.Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan buatan dengan fermentasi bungkil kelapa sawit menghasilkan respon yang baik terhadap pertumbuhan ikan gurami. Pemberian pakan buatan dengan fermentasi bungkil kelapa sawit 18% (perlakuan C), memberikan hasil terbaik dengan laju pertumbuhan dengan rata rata laju pertumbuhan spesifik berat 1.502%, laju pertumbuhan harian panjang

4.06%, nilai konversi pakan ratarata 3.48 dan kelangsungan hidup ratarata 90%.

Kata Kunci : Fermentasi Bungkil Kelapa Sawit, Ikan Gurami, Laju Pertumbuhan

ABSTRACT

The study aims to determine the use of fermentation residue oil palm in artificial feed .Research using a completely randomized design ( CRD ), which consists of 4 treatment three replications.The composition of the treatment is the treatment A : 12 % of palm oil cake , Treatment B : fermented palm oil cake 15 % , Treatment C : fermented palm oil cake 18 % , Treatment D : fermentation residue palm oil 21 %.This research was conducted for 60 days to determine the specific growth rate of heavy , long daily growth rate , feed conversion , survival and quality of water as a supporter.The results showed the artificial feeding with fermented palm cake to produce a good response to the growth of carp.Feeding artificially by fermentation cake palm oil 18 % ( treatment C ) , gives the best results with a growth rate with the average - average growth rate of the specific weight of 1.502 % daily growth rate long- 4:06 % , the value of feed conversion average - average 3:48 and median survival - average of 90 % .

Keywords : Fermentation Palm Kernel Oil, Fish carp, Growth Rate

PENDAHULUAN

Ikan gurami merupakan ikan air tawar asli Indonesia yang memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis penting.Budidaya ikan gurami merupakan salah satu

(2)

tentunya dibutuhkan pakan yang jumlahnya tidak sedikit.Namun tingginya harga pakan membuat para pembudidaya kesulitan untuk memenuhinya karena hasil yang diperoleh tidak cukup untuk menutupi semua biaya operasional yang harus dikeluarkan.Hal ini dikarenakan tepung ikan, tepung kedelai, serta jagung yang dicampurkan dalam pakan buatan masih mendatangkan dari luar negeri, sehingga harga pakan ini menjadi mahal.Oleh sebab itu, untuk menekan biaya pakan, perlu dicari bahan alternatif agar bahan – bahan yang diimpor tidak digunakan secara keseluruhan sebagai sumber protein.

Bahan alternatif yang perlu diteliti adalah bungkil kelapa sawit.Namun, bahan pakan ini mempunyai faktor pembatas, yaitu kandungan serat yang cukup tinggi dan kualitas protein yang kurang baik, sehingga perlu diolah agar lebih bermanfaat bagi pembudidaya ikan.Namun demikian, masih banyak dijadikan sebagai sumber protein, kandungan asam amino esensialnya cukup lengkap.Keseimbangan kalsium dan fosfornya cukup baik (Lubis, 1993).Salah satu bentuk pengelolaan bungkil kelapa sawit ini adalah dengan carafermentasi dengan kapangRhizopus oligosporus.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan persentase substitusi fermentasi bungkil kelapa sawit yang tepat dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan gurami.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Komplek Alea Indah Blok C no.16 Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 60 hari.

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium sebagai wadah yang digunakan sebanyak 12 buah dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm, aerator untuk aerasi 1 buah, selang untuk penyiponan, timbangan analitik digital untuk menimbang pakan dan berat ikan gurami, penggaris, kukusan, kantong plastik, mesin pencetak pelet dan peralatan pengukur kualitas air berupa pH test untuk mengukur pH air, termometer untuk mengukur suhu air, DO test untuk mengukur kandungan oksigen terlarut di dalam air, serta ammonia test untuk mengukur kandungan ammonia di dalam air.

Pakan yang diberikan terdiri atas bungkil kelapa sawit dan fermentasi bungkil kelapa sawit dengan beberapa bahan campuran lainnya, seperti : tepung kepala teri, tepung udang rebon, dedak halus dan tepung tapioka.Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan gurami ukuran 5– 8 cm sejumlah 120 ekor, bibit diperoleh dari Balai Benih Ikan.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Laju Pertumbuhan

Laju Pertumbuhan Spesifik

Adapun rumus dalam menghitung laju pertumbuhan spesifik berat ikan gurami menurut Effendi (1997) dalam Fitriadi (2014) adalah sebagai berikut:

SGR = ( ) X 100% (1)

Keterangan: SGR= Laju pertumbuhan Spesifik (%); Wt = Berat rata-rata akhir penelitian (g); Wo= Berat rata-rata awal penelitian (g); T= Lama penelitian (hari)

Laju Pertumbuhan Harian

Untuk laju pertambahan panjang harian benih ikan gurami, digunakan rumus De Silva dan Anderson (1995) dalam Munaya (2015) yaitu :

L = x 100 % (2)

Keterangan: L= Laju pertambahan panjang harian; Lt= panjang akhir; Lo= panjang awal; T= Lama Penelitian

Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan perbandingan pakan yang diberikan terhadap bobot yang dihasilkan selama penelitian. Tingkat konversi pakan dihitung dengan menggunakan rumus Djarijah, 1995 dalam Hadi, 2009 yaitu:

FCR = (3)

Keterangan: FCR = Konversi Pakan; F= Jumlah makanan yang diberikan selama pemeliharaan (gr); Wt= Berat akhir ikan rata-rata (gr); Wo= Berat awal ikan rata-rata (gr); D= Berat ikan yang mati (gr)

Kelangsungan Hidup

Menurut Goddard (1996) dalam Effendi, et.al., (2006), total Survival Rate (SR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

= 100% (4)

(3)

(NH3). Pengukuran kualitas air menggunakan termometer, pH test, DO test, dan ammonia test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan adalah perubahan ukuran tubuh yang dapat berupa panjang atau berat suatu organisme dalam waktu tertentu (Effendie, 1979).Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih gurami selama 60 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa perbedaan tingkat penggunaan fermentasi bungkil kelapa sawit dalam pakan buatan menghasilkan pertambahan rata-rata bobot individu benih gurami yang berbeda. Rata-rata laju pertumbuhan spesifikberat tertinggi 1.502 diperoleh dari benih gurami yang diberi pakan buatan dengan tingkat penggunaan fermentasi bungkil kelapa sawit 18%, sedangkan rata-rata laju pertumbuhanspesifik berat terendah diperoleh dari benih gurami yang diberi pakan buatan dengan tingkat penggunaan bungkil kelapa sawit 12%, yaitu sebesar 1.092.

Pada perlakuan C (fermentasi bungkil kelapa sawit 18%) menghasilkan bobot ikan tertinggi sebesar 1.502%, diikuti perlakuan B (fermentasi bungkil kelapa sawit 15%) sebesar 1.51% serta perlakuan terendah adalah

perlakuan A (bungkil kelapa sawit 12%) sebesar 1.35%, dan perlakuan D (fermentasi bungkil kelapa sawit 21) sebesar 1.35%. Peningkatan laju pertumbuhan pada perlakuan C (18%) diduga karena fermentasi bungkil kelapa sawit menyumbang asam amino yang cukup lengkap ke dalam pakan sehingga dapat dicerna dengan baik oleh ikan Tabel 1. Menurut Lubis (1993), kandungan asam amino dalam pakan tersebut dapat menunjang dalam pertumbuhan ikan gurami seperti keseimbangan kalsium dan fosfor yang terdapat dalam bungkil kelapa sawit. Selain itu, bungkil kelapa sawit yang difermentasi juga menurunkan kandungan serat kasar, sehingga ikan lebih mudah untuk mencernanya.Kemudian ditambahkan oleh Djajasewaka (1995) pemberian ransum yang sesuai dengan kebutuhan ikan, selain dapat menjamin kehidupan juga akan mempercepat pertumbuhannya.

Laju pertumbuhan panjang benih ikan gurami berkisar 2.98 – 4.06%. Rata-rata laju pertumbuhan panjang harian benih ikan gurami pada perlakuan A sebesar 3.13%, perlakuan B sebesar 2.98%, perlakuan C sebesar 4.06% dan perlakuan D sebesar 3.26%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sustri (2012), bahwa makanan yang telah mengalami fermentasi biasanya memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari asalnya.

Tabel 1. Laju pertumbuhan berat dan panjang ikan selama masa pemeliharaan

Perlakuan Pertumbuhan Berat Pertumbuhan Panjang

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pertumbuhan berat dan panjang berbanding lurus dalam setiap perlakuan.Selain itu dapat dilihat bahwa bobot rata-rata ikan mengalami peningkatan.Hal ini disebabkan karena pakan yang diberikan dimanfaatkan dengan baik oleh ikan uji.

Pengaruh laju pertumbuhan yang berbeda pada setiap perlakuan menyebabkan bobot tubuh ikan gurami juga berbeda setelah penelitan. Effendi (1997) menyatakan bahwa pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan input energi dan asam amino (protein) yang berasal dari pakan.

Konversi Pakan (FCR)

Konversi pakan adalah perbandingan pakan yang habis dengan pertambahan bobot yang dihasilkan selama penelitian.Tinggi rendahnya konversi pakan, merupakan gambaran efesiensi pemberian pakan yang digunakan dalam penelitian.Hasil perhitungan konversi pakan benih ikan gurame selama penelitian pada tiap perlakuan, tercantum pada Tabel 2.

(4)

Tabel 2. Konversi Pakan Benih Ikan Gurami selama Penelitian

Ulangan

Perlakuan

A B C D

12% 15% 18% 21%

1 3.36 2.55 3.41 3.31

2 5.32 3.24 2.90 2.92

3 2.91 3.21 2.45 3.43

Rata-rata 3.86 3.00 2.92 3.22

Simpangan Baku 1.286 0.389 0.483 0.269

Berdasarkan hasil analisa varian menunjukkan pemberian pakan yang mengandung fermentasi bungkil kelapa sawit memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konversi pakan pada perlakuan lainnya. Rata-rata konversi pakan dapat dilihat pada Tabel 2, nilai rata-rata konversi yang terbaik terdapat pada perlakuan C (2,92) kemudian diikuti dengan perlakuan B (3.00) dan diikuti dengan perlakuan D (3,22) serta yang terendah yaitu perlakuan A (3,86) . Penambahan fermentasi bungkil kelapa sawit 18% kedalam pakan lebih baik tehadap konversi pakan yang menggunakan bungkil kelapa sawit 12%.

Jumlah konsumsi pakan sangat erat hubungannya dengan kandungan protein dan energi dalam pakan, semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin baik kualitas pakan tersebut, pendapat Djajasewaka (1985) :Budi, (2006) dalam Sonata et.al (2014) menyatakan

bahwa konversi pakan erat hubunganya dengan pertumbuhan nilai konversi pakan. Dihitung untuk menentukan baik atau tidaknya kualitas pakan yang dihasilkan bagi pertumbuhan.Semakin rendah nilai konversi pakan semakin maka semakin baik kualitas pakan tersebut dan pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhan.menurut Mudjiman (1984) faktor konversi pakan pada ikan berkisar 2-8. Hasil riset Sulhiet. al,. (2010), menunjukan bahwa pakan dengan kandungan protein 28-30 % dengan jumlah pemberian pakan 3% adalah pakan yang paling efektif dan efisien dengan nilai konversi 2,22 pada pemeliharaan benih ikan gurame.

Dalam menyusun formulasi pakan harus sesuai dengan tipe ikan yang dipelihara (Brett and Graver, 1979):Budi, (2006) dalam Sonata et.al (2014) hal ini erat kaitanya dengan konversi pakan.

Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup pada ikan gurame yang tertinggi terdapat pada perlakuan C (90,00%), di ikuti dengan perlakuan B (90,00%) dan A (86,67%) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan D (83,33%) Tabel 3.

Hal ini didukung dengan pendapat Dwidalam Adrian(1998)bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi

mortalitas benih adalah ketersediaan makanan baik kualitas maupun kuantitasnya. Sesuai dengan pendapat Effendi dalam Veni (2007)bahwa tingginya mortalitas disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak sesuai seperti pH perairan, suhu, tidak tersedianya pakan serta kerusakan fisik akibat penanganan yang kurang hati- hati selama pemeliharaan

Tabel 3. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurami selama Penelitian

Ulangan

Perlakuan

A B C D

1 90.00 80.00 100.00 90.00

2 100.00 90.00 90.00 80.00

3 70.00 100.00 80.00 80.00

Rata-rata 86.67 90.00 90.00 83.33

Simpang Baku 15.28 10.00 10.00 5.77

(5)

(2003),suhu yang optimal untuk ikan gurame adalah berkisar antara 24,9˚C –28˚C.

Nilai pH pada pemeliharan berkisar antara 7 – 8 .Nilai pH tersebut masih berada pada kisaran yang normal.Boyddalam Nirmala (2010),menyatakan bahwa pH yang mematikan bagi ikan adalah kurang dari 4 dan lebih dari 11. Kadar oksigen terlarut (DO) pada media pemeliharan yaitu 4,00 – 6,00 mg/L. Hal ini sependapat

dengan pernyataan Sarwono dan sintanggang (2007) bahwa kandungan oksigen terlarut (DO) yang terbaik untuk pertumbuhan gurame adalah 4–6 mg/L.Dari hasil pengukuran konsentrasi ammonia (NH3) didapatkan nilai 0 – 1,0 mg/L. Kadar ammonia pada media penelitian masih bisaditoleransi oleh ikanHal ini sejalan dengan Pescod (1973) dalam Sonata (2014) bahwa kandungan amoniak perairan tidak lebih dari 1 mg/l.

Tabel 4. Kualitas Air media pemeliharaan benih gurami selama penelitian

Parameter Pengamatan

Dari hasil yang didapat dalam penelitian substitusi fermentasi bungkil kelapa sawit dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gurami didapatkan bahwa kandungan fermentasi bungkil kelapa sawit sebesar 18% adanya pengaruh yang berbeda terhadap laju pertumbuhan spesifik berat, laju pertumbuhan harian panjang, kelangsungan hidup dan konversi pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, E. dan Yuniati, H. 2011.Pemanfaatan Limbah Ampas Kelapa Sawit Sebagai Substrat Untuk Sintesis Zat Gizi Melalui Fementasi Kapang Rhizopus oligosporus. PGM 34(2): 123 – 130. Lampun.

Amri, M. 2007. Pengaruh Bungkil Inti Sawit Fermentasi dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L..). ISSN 1411-0067 Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian Indonesia Vol 9, N0.1, 2007, hal 71–76.Universitas Bung Hatta. Padang. Effendi, I. et.al,.2006. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurami Osphronemus gourami Lac. Ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5 (2): 127–135. IPB. Bogor.

Effendi, M. I. 1997. Pengantar Aquakultur.Penebar Swadaya. Jakarta.

Hanafiah, K. A.2008. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi ke-III.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hasibuan, A.M. S. 2010. Penggunaan Bungkil Inti Sawit Fermentasi (Phanerochaete chrysosporium) dan Suplementasi Mineral Zn dalam Ransum terhadap Karkas Boiler Umur 45 Hari.Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Jaelani, ahmad. 2007. Optimalisasi Fermentasi Bungkil Inti Sawit (Elaeis guineesis Jacq.) oleh Kapang Trichoderma Reesei. Jurnal Ilmu ternak, vol 7 No.2, 87 -94.Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyal Al Banjary.

Jangkaru, Z. 2007. Memacu Pertumbuhan Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mudjiman, A. 2002. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Puastuti, et.al,. 2014. Evaluasi Nilai Nutrisi Bungkil Inti Sawit yang Difermentasi dengan Kapang sebagai Sumber Protein Ruminansia. Indonesia Journal of Animal and Veterinary Sciences, 19(2): 143–151. Bogor.

Puspowardoyo, H. dan Djarijah A.S. 1992. Membudidayakan Gurame Secara Intensif. Kanisius.Yogyakarta.

Putri, N.T. et.al,. 2013. Aplikasi Bungkil Inti Sawit melalui Pemberian Enzim Rumen dan Fermentasi sebagai Bahan Pakan Ikan Nila Best (Oreochromis niloticus). AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan), vol. 2 no. 1, 53 – 56. ISSN: 2301–816X. Lampung.

Sari, Laela dan Tresnawati Purwadaria. 2004. Pengkajian Nilai Gizi Hasil Fermentasi Mutan Aspergillus nigerpada Subsrat Bungkil Kelapa dan Bungkil Inti Sawit. Biodiversitas Vol 5 no.2 Hal : 48–51. Bogor.

Saono, S., 1974.Pemanfaatan Jasad Renik dalam Pengolahan Hasil Sampingan/Sisa –sisa Produksi Pertanian. Berita LIPI.

Sinurat. A.P, et.al., 1996. Nilai Gizi Bungkil Inti Sawit Terhadap Penampilan Ayam Pedaging Strain Bromo. Tesis Program Pasvca Sarjana Unibraw, Malang.

(6)

Fermentasi dalam Formulasi Pakan Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac). Skripsi Universitas Bung Hatta. Padang.

Sudjana, 1992. Metode Statistika. Tarsiti. Bandung Sukaryana, Y. et.al,. 2013. Optimalisasi Pemanfaatan

Bungkil Inti Sawit, Gaplek dan Onggok melalui Teknologi Fermentasi dengan Kapang Berbeda sebagai Bahan Pakan Ayam Pedaging. Jurnal Penelitian Terapan, Vol. 13(2) : 70 – 77. ISSN : 1410–5020. Bandar Lampung.

Yandes.Z, ridwan.A dan ing. M. 2003. Pengaruh Pemberian Selulosa Dalam Pakan Terhadap Kondisi Biologis Benih Ikan Gurami (Osphronemus gourami Lac). Jurnal lktiologi Indonesia, 3 ( l ). 27-33.

Gambar

Tabel 1. Laju pertumbuhan berat dan panjang ikan selama masa pemeliharaan
Tabel 2. Konversi Pakan Benih Ikan Gurami selama Penelitian
Tabel 4. Kualitas Air media pemeliharaan benih gurami selama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

bidang Keuangan dan Perbankan. Hal ini perlu kami tegaskan dan tekan- kan kembali oletl karena dana yang dikelola oleh Lembaga-lembaga Keuan- gan itu sesungguhnya

Setiap kelompok KKNT UNISKA 2018 wajib membuat rencana program kegiatan dalam bentuk Proposal Kegiatan KKNT UNISKA 2018 sebelum turun lapang dan menjalankan

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Duranti (1997:24) yang menyatakan bahwa menyatakan bahwa bahasa adalah bagian dari budaya. Oleh karena itu, selain telaah struktur

Assalamu'alaikum Wr. Saya berterima kasih atas jerih payah Bapak-bapak sekalian termasuk timcil. Karena memang masalah yang dibahas itu kecil maka cepat selesai andai

dengan adanya mempunyai akun Instagram @bankkalsel_cabparingin, sesuai keputusan dari cabang utama untuk mewajibkan percabang yang ada di Bank Kalsel harus mempunyai media

Nasution, abang penulis Rizky Ihsan Nasution, SE yang telah memberikan doa dan dukungan moril dan materil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.. Dekan dan Wakil Dekan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa informan, dijelaskan bahwa den- gan diberlakukannya kebijakan sistem pembayaran 1 VA keluarga adalah untuk