PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI RODA GEARHOIS
DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING ( CRP )
DI CV. RAMA TEKNIK
SURABAYA
SKRIPSI
D
D
i
i
s
s
u
u
s
s
u
u
n
n
O
O
l
l
e
e
h
h
:
:
FARID ZULKARNAEN
NPM.0832010020
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
penelitian dengan judul “PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU
PRODUKSI RODA GEARHOIS DENGAN METODE CAPACITY
REQUIREMENT PLANNING ( CRP ) DI CV. RAMA TEKNIK
SURABAYA” Penelitian ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu (S-1) di Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak lepas dari banyak pihak,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung telah turut membimbing dan
mendukung penyelesaian tugas penelitian ini yang semuanya sangat besar artinya
bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM . Selaku Kepala Jurusan Teknik Industri
4. Bapak Drs. Pailan, Mpd. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.
6. Ibu Ir. Endang PW, MMT selaku dosen pembimbing II
7. Bapak Fathoni selaku pimpinan perusahaan dan pembimbing lapangan
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Orang Tuaku, khususnya Ibu tercinta, kakak, Adek, Bude, Tante, yang
memberi doa dan dorongan baik secara material maupun spiritual sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh angkatan 2008 TI paralel A my best friend ku...
11. Seluruh angkatan 2008 TI dari paralel A sampai D kawan berjuang selama
kuliah.
12. Para Ass Lab Prokom dan simulasi (Ayu,Famey,Pita,Danang,Januar,Dio )
makasi tumpangan fasilitasnya untuk kelancaran pengerjaan skripsi saya.
13. Untuk Best Friend ku ( Riko,Burky ) dan teman-teman KKN 43 yang selalu
mendukungku.
14. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis.
Surabaya, 1 Juni 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ………... iii
DAFTAR GAMBAR ………... vi
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR LAMPIRAN ………. ix
ABSTRAKSI ………..………….. iix
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang . . . 1
1.2.Perumusan Masalah . . . 2
1.3.Batasan Masalah ………… . . . . . . ……. 3
1.4.Asumsi . . . 3
1.5.Tujuan Penelitian. . . .. 1.6.Manfaat Penelitian . . . .. 3 4 1.7.Sistematika Penulisan . . . .. . . 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi kapasitas . . . …… 7
2.2 Sistem produksi roda gearhois . . . …………. 8
2.3 Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning). . . .. . . …. . 2.3.1 Capacity Requirement planning………... . . 9
2.4 Beberapa definisi kapasitas terkait dengan perencanaan kebutuhan
kapasitas………..
2.5 Hubungan perencanaan kebutuhan kapasitas dengan beban . . . . . .
2.6 Analisa perencanaan kebutuhan kapasitas . . . 17
19
22
2.7 Teknik Peramalan... …. . . . . . …
2.7.1 Jenis plot data…….. . . . .. .. . . .. . .
2.7.2 Metode – metode dalam peramalan……… . 28
29
30
2.7.3 Pengukuran ketepatan metode peramalan……….... 32
2.7.4 Verifikasi dan pengendalian peramalan………... .. . ..
2.7.5 Moving range chart………...
2.7.6 Uji kondisi diluar kendali.. . .
2.8 Penelitian terdahulu. . . 35
36
37
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu penelitian . . . 43
3.2. Identifikasi variable dan defenisi operasional variabel . . . 43
3.3. Metode analisis data . . . ………
3.4 Metode Analisi Data………..
45
46
3.5. Langkah – Langkah Penelitian dan Pemecahan Masalah . . .
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpula data………
4.1.1. Data Permintaan Produk ………
4.1.2. Data Produksi ………..
4.1.3 Routing data mesin………...
4.1.5 Utilitas dan Efisiensi………..
4.2. Perhitungan Kebutuhan kapasitas waktu dengan metode perrusahaan
4.3. Perhitungan Kebutuhan kapasitas waktu dengan metode CRP……..
4.4. Perbandingan kekurangan kapasitas waktu metode perusahaan
dengan metode CRP………
4.5. Perhitungan kapasitas waktu produksi bulan januari 2011-Desember
2011………
4.5.1 Diagram Pencar (Plot Data) data permintaan bulan januari
2011-Desember 2011 ……….……..
4.5.2 Menghitung Mean Square Error (MSE) ………
4.5.3 Uji Verifikasi dengan Moving Range Chart (MRC) ……….
4.5.4 Data Hasil Peramalan permintaan bulan januari
2012-Desember 2012 ………..
4.5.5 Perhitungan kebutuhan kapasitas waktu bulan januari
2012-Desember 2012 ………..
4.6 Hasil dan Pembahasan ……….
4.7 Usulan perbaikan ………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………
5.2 Saran……….. 60
61
65
69
70
70
71
72
73
74
79
81
85
85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas………... 12
Gambar 2.2. Jenis-Jenis waktu plot data ………. 29
Gambar 2.3. MRC ……….. 38
Gambar 3.1. Langkah langkah pemecahan masalah ... 54
Gambar 4.1. Alur Produksi dari tiap mesin ... 58
Gambar 4.2. Diagram pencar ……… 71
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Planned Order realease... 23
Tabel 2.2. Standart setup dan standart run time... 22
Tabel 2.3. Operation time perunit... 24
Tabel 2.4. Laporan perencanaan kapasitas... 27
Tabel 4.1. Data permintaan periodeJanuari-Desember 2011…………. 57
Tabel 4.2. Data produksi periodeJanuari-Desember 2011………. 58
Tabel 4.3. Data Kapasitas dan waktu produksi ……….. 59
Tabel 4.4. Kebutuhan waktu perunit setiap work center ……… 59
Tabel 4.5. Kebutuhan kapasitas waktu yang diperlukan ( Wp ) ……… 62
Tabel 4.6. Kapasitas waktu tersedia ……….. 63
Tabel 4.7. Kekurangan kapasitas waktu metode peusahaan ………….. 64
Tabel 4.8. Kebutuhan kapasitas waktu yang diperlukan ( Wu ) ……… 66
Tabel 4.9. Jumlah jam kerja tiap bulan ………. 67
Tabel 4.10. Kapasitas waktu tersedia ……….. 68
Tabel 4.11. Kekurangan kapasitas waktu ………. 69
Tabel 4.12. Total Kekurangan kapasitas waktu usulan ……… 70
Tabel 4.13. Perbandingan tingkat kesalahan MSE ……….. 72
Tabel 4.14. Data peramalan permintaan bulan januari 2012-desember 2012 74 Tabel 4.15. Kebutuhan kapasitas waktu ………... 76
Tabel 4.16. Jam kerja perbulan ……… 77
Tabel 4.17. Kapasitas waktu tersedia ……….. 78
Tabel 4.18. Kekurangan kapasitas waktu ………. 79
Tabel 4.20. Jam kerja perbulan………..………….. 82
Tabel 4.21. Kapasitas waktu tersedia ………... 83
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambaran umum perusahaan
Lampiran 2 Kebutuhan kapasitas waktu yang diperlukan ( Wp )
Lampiran 3 kapasitas waktu tersedia
Lampiran 4 kekurangan kapsitas waktu perusahaan
Lampiran 5 kebutuhan kapasitas waktu yang diperlukan (Wu)
Lampiran 6 Jumlah jam kerja perbulan
Lampiran 7 Kapasitas waktu tersedia
Lampiran 8 kekurangan kapasitas waktu Usulan
Lampiran 9 Perbandingan tingkat kesalahan MSE setiap metode
Lampiran 10 MRC
Lampiran 11 perhitungan kebutuhan kapasitas waktu
Lampiran 12 Jam kerja perbulan
Lampiran 13 kapasitas waktu tersedia
Lampiran 14 Kekurangan kapasitas waktu
Lampiran 15 perhitunga jam kerja setiap bulan setelah penambahan jam lembur
Lempira 16 perhitungan kapasitas waktu tersedia setelah penambahan jam lembur
setiap harinya
Lampiran 17 kekurangan / kelebihan kapasitas waktu pada bulan jauari 2012 –
desember 2012 setelah penambahan jam kerja lembur
PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI RODA GEARHOIS DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING ( CRP )
DI CV. RAMA TEKNIK SURABAYA
ABSTRAKSI
Dalam proses produksi perusahaan dituntut untuk dapat mensupply produk dengan tepat waktu kapanpun dan jumlah berapapun. Dalam hal ini perencanaan kebutuhan kapasitas waktu produksi tidak optimal, maka akan mengganggu kelancaran jadwal produksi sehingga akan menimbulkan kerugian dari segi waktu dan produksi. Untuk itu diperlukan metode perencanaan kebutuhan kapasitas waktu produksi yang sesuai untuk memaksimumkan output produksi guna memenuhi permintaan pasar.
CV. RAMA TEKNIK merupakan perusahaan spareparts mesin produksi yang memproduksi Roda Gearhois. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah sering terjadinya keterlambatan waktu proses produksi pada produk Roda Gearhois yang jumlah pemesanan permintaan meninggkat. Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi upaya CV. RAMA TEKNIK untuk meningkatkan hasil produksinya, sehingga pemenuhan permintaan konsumen menjadi terhambat. Dengan adanya permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan metode Capacity Requirement Planning (CRP), dengan harapan CV. RAMA TEKNIK dapat melakukan perencanaan dan pelaksanan untuk menyesuaikan tingkat kedatangan pesanan sesuai dengan kapasitas waktu yang tersedia dengan mengidentifikasi area pusat kerja yang melebihi kapasitas dan yang berada dibawah kapasitas yang tersedia sehingga waktu proses pembuatan produk lebih cepat.
Pada perhitungan kekurangan kapasitas waktu pada bulan januari 2011-Desember 2011 dapat diketahui bahwa dengan metode perusahaan mengalami total kekurangan kapasitas waktu sebesar 476,1 jam, sedangkan menggunakan metode CRP mengalami kekurangan kapasitas waktu sebesar 230,2 jam, sehingga metode CRP lebih baik, karena kekurangan kapasitas waktu yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan metode yang selama ini digunakan oleh perusahaan. Dalam memenuhi permintaan pada bulan Januari 2012 – desember 2012 dengan menggunakan jam kerja 8 jam/shift, ternyata perusahaan masih mengalami kekurangan kapasitas waktu sebesar 110,5 jam untuk mengatasi hal tersebut maka diberikan usulan penambahan jam lembur kerja tergantung kebutuhan kapasitas perhari sehingga kekurangan kapasias waktu dapat diatasi.
Kata k unci : Perencanaan Kebutuhan kapasitas, Capacity Requirement Planning
PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI RODA GEARHOIS DENGAN METODE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING ( CRP )
DI CV. RAMA TEKNIK SURABAYA
Abstr act
In the production process a company is demanded to supply the product on time, anywhere, and amount order. If the Planning-needs of process time capacity is not optimum, then it will disturb the production-scheduled and caused loss profit for the time and process session. So, it will be needed a planning method to the time capacity for a good production that suitable for the maximum output to fulfill market-demand.
CV. Rama Teknik is one of the companies that go to the spareparts which produces Roda Gearhois. A problem that faced to the company is the lateness of the production process to the Roda Gearhois product, until it disturbs the scheduled of making the product and it caused loss-profit, by affecting the time and process side. This thing really affects the way of CV. Rama Teknik to improve its production, and the filling of the consumer needs is disturbed.
The way this problem exists makes this research uses Capacity Requirement Planning (CRP), with a hope CV. Rama Teknik can handle the planning and the process to suit the level of the request is suitable with the time capacity that available by identifying the center of the working area which is over and below capacity that available, so it makes the processing of the product can be faster.
For the counting of the lacking to the time capacity on January 2011-December 2011, it an be known that by using company method valuing to the sum of lacking to the time capacity up to 476,1 hours, and by using CRP method valuing to the sum of lacking to the time capacity up to 230,2 hour, so the CRP method is better than company’s method, Because of lacking to the time capacity that produces a little than company’s method. In filling the request in January 2012 – December 2012 by using work-hours 8 hour/shift, proved the company still in the loss-profit stages in the time capacity up to 110,5 hour, to fix this up, so it will be given the idea to an addition of work-hour it makes the lacking of time capacity solved.
Key words : Planning of the capacity need, Capacity Requirement Planning
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Setiap perusahaan memerlukan sumber daya dalam melaksanakan proses
produksinya. Seringkali sumber daya ini menjadi kurang efektif dan efisien karena
berbagai sebab, Sehingga dalam perencanaan produksi akan menimbulkan
permasalahan dan keuntungan yang didapat oleh perusahaan akan menjadi kurang
optimal. Oleh sebab itu, perusahaan hendaknya mampu mengelola sumber daya
yang akan digunakan agar optimal dalam pencapaian tujuan serta dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dengan tepat dan cepat.
Dalam proses produksi perusahaan dituntut untuk dapat mensupply produk
dengan tepat waktu kapanpun dan jumlah berapapun. Dalam hal ini perencanaan
waktu kebutuhan kapasitas produksi tidak optimal, maka akan mengganggu
kelancaran jadwal produksi sehingga akan menimbulkan kerugian baik dari segi
waktu maupun biaya. Untuk itu diperlukan metode pengendalian perencanaan
kebutuhan kapasitas produksi yang sesuai untuk memaksimalkan output produksi
guna memenuhi permintaan pasar..
CV. RAMA TEKNIK merupakan perusahaan spareparts mesin produksi
yang memproduksi Roda Gearhois. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan
ini adalah sering terjadinya keterlambatan waktu proses produksi pada produk
akan sangat mempengaruhi upaya CV. RAMA TEKNIK untuk meningkatkan
hasil produksinya, sehingga pemenuhan permintaan konsumen menjadi terpenuhi.
Untuk mengatasi terjadinya Distorsi (penyimpangan) terhadap
permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan metode Capacity
Requirement Planning (CRP), dengan harapan CV. RAMA TEKNIK dapat
melakukan perencanaan dan pelaksanan untuk menyesuaikan tingkat kedatangan
permintaan sesuai dengan kapasitas waktu yang tersedia dengan mengidentifikasi
area pusat kerja yang melebihi kapasitas dan yang berada dibawah kapasitas yang
tersedia sehingga waktu proses pembuatan produk lebih cepat.
Maka dari itu sangat diperlukan sekali sebuah wawasan untuk apa melihat
lebih maju lagi dan dapat mendekati waktu produksi secara optimal. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan suatu metode yang merencanakan kapasitas
produksi, yaitu dengan metode Capacity Requirement planning (CRP).
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan kondisi tersebut maka dirumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut :
“ Bagaimana merencanakan kebutuhan kapasitas waktu produksi yang optimal
pada proses pembuatan produk Roda Gearhois dengan menggunakan metode
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang akan di pecahkan tidak terlalu meluas maka
diperlukan batasan sebagai berikut:
1. Tidak membahas masalah biaya
2. Data permintaan yang di ambil adalah bulan Januari 2011 sampai Desember
2011
3. Data produksi yang di ambil adalah bulan Januari - Desember 2011
1.4. Asumsi-Asumsi
Dalam menyelesaikan penelitian dan untuk mencapai hasil yang
diinginkan, maka digunakan asumsi-asumsi berikut :
1. Kualitas bahan baku sesuai dengan yang diharapkan.
2. Kondisi mesin yang digunakan dalam keadaan baik.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas jam produksi roda
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian skripsi didalam perusahaan, maka manfaat
yang didapat adalah antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Memberikan usulan pada perusahaan untuk memperbaiki perencanaan
kebutuhan kapasitas produksi, sehingga mampu memaksimalkan output
produksi.
2. Bagi Mahasiswa
Membawa wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu
Teknik Industri khususnya metode Capacity Requirement Planning.
3. Bagi Universitas
Memberikan referensi tambahan dan perbendaharaan agar berguna didalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan berguna sebagai pembandingan bagi
1.7. Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan dan penyusunan laporan tugas akhir ini, maka
penyusun akan menguraikan sistematika pembahasannya, sehingga dengan
demikian pembahasan tersebut diharapkan akan dapat dipahami secara
menyeluruh dan jelas. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, asumsi yang digunakan, dan manfaat yang dapat
diperoleh dari penelitian, serta sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori yang relevan dan sesuai dengan topik
penelitian yang dilakukan serta teori tentang metode yang digunakan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas metode penelitian yang dirancang untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang kegiatan penelitian tugas
ahkir ini. Dari langkah-langkah dan formulasi yang digunakan
diharapkan dapat memberikan usulan-usulan sehingga tujuan ahkir dari
penelitian dapat tercapai.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi data-data yang diperlukan dalam analisa masalah yang
menujang tercapainya tujuan penelitian. Kemudian dilakukan
pengolahan data sesuai dengan prosedur yang terdapat pada metode
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini dikemukakan kesimpulan yang merupakan hasil dari analisa dan
pembahasan penelitian yang dilakukan. Serta berisikan saran dan sebagai
pertimbangan perbaikan selanjutnya untuk meningkatkan kapasitas
produksi di CV. RAMA TEKNIK
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kapasitas
Kapasitas di definisikan sebagai jumlah output (produk) maksimum yang
dapat dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu.
Pengertian ini harus dilihat dari tiga prespektif agar lebih jelas yaitu :
a. Kapasitas Desain : Menunjukan output maksimum pada kondisi ideal dimana
tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau cacat,
perawatan hanya yang rutin, dsb.
b. Kapasitas Efektif : Menunjukan output maksimum pada tingkat operasi
tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas
desain.
c. Kapasitas aktual : Menunjukan output nyata yang dapat dihasilkan oleh
fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama
dengan kapasitas efektif. (Hendra kusuma, 2004)
Suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan
merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu
tersebut.
Beberapa definisi kapasitas secara umum adalah sebagai berikut:
Desaign capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang
Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan
bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya
Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan
sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan para operator
mesin
Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu
selama periode-periode waktu yang telah lewat
Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat
dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja
lembur, menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan,
mengurangi jam istirahat, dll.
perusahaan biasanya menggunakan tingkat kapasitas nyata atau kapasitas
pengoperasian yang ditentukan dari laporan-laporan atau catatan-catatan pusat
kerja. (http://peni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5774/TransKapasitas.doc)
Kapasitas merupakan tingkat dimana system manufacturing (tenaga kerja,
pusat kerja, departemen, pabrik) berproduksi. Dengan kata lain, kapasitas
merupakan tingkat output yang dicapai dengan spesifikasi produk, produk mix,
tenaga kerja, dan peralatan yang ada sekarang (Gasperz.2005).
2.2. Sistem Pr oduksi Roda Gearhois
Proses Produksi :
Bahan : Besi ASAP 618 / Besi SCM
1. Model (Pattern) : Menbikin Model Produk
2. Pembubutan : Mencetak diameter roda gearhois
3. Hobbing : membuat Gigi gear
4. Friesing : pelubangan roda gigi gear dengan mata pisau modul 3.
5. Spei : melubangi
6. Penyepuhan : roda gigi gearhois dengan supaya keras
7. finishing
2.3. Per enca naan Kapasitas (Capacity Planning)
Dalam sistem Job-Order (tidak kontinyu), masalah lain muncul. Dalam
proses semacam ini tidak ada proses manufaktur yang direncanakan sebelumnya.
Biasanya diperlukan proses yang berbeda untuk setiap pesanan. Perhentian pada
satu atau beberapa titik dalam lintas produksi tidak akan menghentikan
keseluruhan lintas.Karena setiap produk dibuat dengan prosesnya sendiri maka
produk jadi biasanya dikirimkan langsung ke konsumen.Dalam jenis Job-Order,
tanggung jawab penyeimbang lintas terletak pada kelompok perancangan proses
manufaktur.Sekali lintas produksi ditetapkan maka sistem ini akan tetap berjalan
sampai terjadi perubahan produk atau mesin. (Kusuma, 2004).
Dalam perencanaan produksi terdapat tiga jenis perencanaan berdasarkan
periode waktu yang dicakup perencanaan produksi tersebut, yaitu :
1. Perencanaan produksi jangka panjang
Perencanaan biasanya melihat 5 tahun atau lebih kedepan. Dalam artian
dimasa mendatang terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang diperlukan
dalam menyesuaikan terhadap perubahan tersebut.
2. Perencanaan produksi jangka menengah
Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon antara 1
sampai 12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan
pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan ini didasarkan pada
peramalan permintaan tahunan dari bulan dan sumber daya produktif yang ada (
subkontraktor ), dengan asumsi kapasitas produksi relatif tetap.
3. Perencanaan produksi jangka pendek
Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan
kurang dari 1 bulan, dan bentuk perencanaanya adalah berupa jadwal produksi.
Tujuan dari dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan actual (
yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima ) dengan sumber daya
yang tersedia ( jumlah departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator,
tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada ),sesuai batasan–batasan
yang ditetapkan pada perencanaan agregat.( Nasution, 2006 ).
2.3.1 Capacity Requirement Planning.
Pada dasarnya, Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP) membandingkan
kapasitas yang dibutuhkan terhadap Projected Available Capacity untuk Open
Manufacturing Orders dan Planned Manufacturing Orders yang dihasilkan oleh
sistem MRP. CRP menggunakan Routing Files dan informasi pusat kerja untuk
mengasumsikan kapasitas tak terbatas. Apabila CRP mengindikasikan bahwa
beban dari pesanan yang dikeluarkan ditambah jadwal MRP dari pesanan yang
direncanakan adalah layak dari sudut pandang kapasitas, pesanan – pesanan yang
direncanakan itu dikeluarkan ke PAC untuk dilaksanakan (Gasperz.2002).
Perbandingan CRP Dari Metode RCCP yaitu antara lain :
Adapun perbedaan antara CRP dengan RCCP, metode Capacity
Requirement Planning (CRP), adalah suatu metode yang bisa digunakan untuk
merencanakan kebutuhan kapasitas waktu produksi, sehingga proses produksi
pada suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana
produksi yang telah direncanakan oleh suatu perusahaan, (Gaspersz, 2004).
sedangkan metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP), adalah suatu metode
yang dilakukan untuk menguji ketersediaan kapasitas waktu produksi yang
tersedia di dalam memenuhi jadwal induk produksi ( MPS ) yang telah ditetapkan.
(Sutalaksana , 2005). Pada dasarnya Metode CRP dan RCCP sama-sama
menghitung kapasitas waktu produksi. (Gaspersz, 2004).
CRP berbeda dari prosedur perencanaan kapasitas kasar dalam empat hal,
Pertama utilitas CRP dalam fase waktu informasi perencanaan material dihasilkan
dari suatu sistem MRP. Ini termasuk pertimbangan dari semua ukuran lot yang
aktual, sebaik seperti lead time antara untuk pesanan shop order order (jadwal
penerimaan) dan pesanan yang direncanakan untuk pesanan periode ke depan.
Kedua, sistem MRP fitur untuk menentukan kebutuhan kasar sampai kebutuhan
bersih kedalam jumlah kapasitas yang siap diberikan pada form persediaan dari
menjumlahkan status langsung dari semua pekerjaan kedalam proses dilantai
produksi. Ke empat, diambil dalam perhitungan kebutuhan untuk servis bagian –
bagian yang sudah ,mulai rusak, dan kebutuhan lain yang mungkin tidak dihitung
dalam MPS dan beberapa tambahan kapasitas yang mungkin dibutuhkan oleh
perencana MRP untuk mengurangi scrap, data item yang salah, dan lain – lain.
(Vollmann, et all, 1998)
Sebagai suatu sistem perencanaan kapasitas dalam MRP II yang lebih
besar, CRP memiliki input, proses, output dan umpan balik. Sistem CRP
ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.
a. Input Per encanaan Kebutuhan Kapasitas
Dalam perencanaan kebutuhan kapasitas atau Capacity Requirement Planning
(CRP) diperlukan beberapa inputan atau masukan data – data yang dibutuhkan,
antara lain sebagai berikut :
Jadwal Perencanaan Pesanan Kerja (Schedule Of Planned Factory Order
Release); jadwal ini merupakan salah satu output dari MRP. CRP
memiliki dua sumber utama dari load data, yaitu : (1) Schedule Receipt
(synonim: Open Orders) yang berisi data Order Due Date, Order
Quantity, Operation Completed, Operation Remaining dan (2) Planned Order Quantity yang berisi data Planned Order Release Date, Planned Order Receipt Date, Planned Order Quantity. Sumber – sumber lain
seperti : Production Network, Quality Recalls, Engineering Prototype,
Excess Scrap dan lain – lain, harus diterjemahkan ke dalam satu dari dua
jenis pesanan yang digunakan oleh CRP.
Status Pesanan Kerja(Work Order Status); informasi ini diberikan untuk
semua Open Orders yang ada dengan operasi yang masih harus
diselesaikan, Work center yang terlibat, dan perkiraan waktu.
Data Routing(Routing Data); memberikan jalur yang direncanakan untuk
factory Orders melalui proses produksi dengan perkiraan waktu operasi.
Setiap Parts, Assembly, dan Produk yang dibuat memiliki Routing yang
Unik, terdiri dari satu atau lebih operasi. Informasi yang diperlukan yang
diperlukan untuk CRP adalah : Operation Number, Operation Planned
Standart Run Time Per Unit, Tooling Needed at Each Work Center, dan
lain – lain. Routing memberikan petunjuk pada proses CRP sebagaimana
layaknya BOM memberikan petunjuk pada proses MRP.
Data Pusat Kerja(Work Center Data); data ini berkaitan dengan setiap
Production Work Center, termasuk sumber – sumber daya, standart
utilisasi dan efisiensi, serta kapasitas. Elemen – elemen data pusat kerja
adalah : identifikasi dan deskripsi, banyaknya mesin atau stasiun kerja,
banyaknya hari per periode, banyaknya shift yang dijadwalkan perhari,
banyaknya jam kerja per shift, faktor utilisasi, faktor efisiensi, rata – rata
waktu antrian, rata – rata waktu menunggu dan bergerak. (Gasperz.2002)
b. Pr oses Per encanaan Kebutuhan Kapasitas
Dalam proses perencanaan kebutuhan kapasitas atau Capacity Requirement
Planning (CRP) dilakukan beberapa proses perhitungan. Berikut ini
merupakan proses dalam sistem CRP, antara lain :
Menghitung kapasitas Pusat Kerja (Work Center). Kapasitas pusat kerja
ditentukan berdasarkan sumber – sumber daya mesin dan manusia, faktor
faktor jam operasi, efisiensi, dan utilisasi. Kapasitas pusat kerja biasanya
ditentukan secara manual. Termasuk dalam penentuan kapasitas pusat
kerja adalah : identifikasi dan definisi pusat kerja, serta perhitungan
kapasitas pusat kerja.
Menentukan Beban (Load). Perhitungan Load pada setiap pusat kerja
Schedulling, menggunakan Infinite Loading, menggandakan Load untuk
setiap item melalui kuantitas dari item yang dijadwalkan untuk suatu
periode waktu. Dengan demikian Load ditetapkan pada setiap pusat kerja
untuk periode waktu mendatang yang diakumulasikan berdasarkan pada
Open Orders (Scheduled Receipt) dan Planned Factory Orders Releases.
Proses ini menggunakan komputer.
Menyeimbangkan Kapasitas dan Beban. Apabila nampak
ketidakseimbangan antara kapasitas dan beban, salah satu dari kapasitas
atau beban harus disesuaikan kembali untuk memperoleh jadwal yang
seimbang. Apabila penyesuaian – penyesuaian rutin tidak cukup
memadai, penjadwalan ulang dari MRP atau MPS perlu dilakukan. Hal ini
biasanya merupakan Human Judgement dan dilakukan secara intensif
(berulang atau berkali – kali.) bersama dengan laporan beban pusat kerja
(Work Center Load Report) dari CRP. Dengan kata lain proses akan
diulang sampai memperoleh beban yang dapat diterima (Acceptable
Load). (Gasperz.2002)
c. Output Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Berdasarkan data masukan dan proses dalam perencanaan kebutuhan kapasitas
atau Capacity Requirement Planning (CRP) maka dihasilkan beberapa data
yang akan dianalisa. Berikut ini merupakan Output dalam sistem CRP, antara
Laporan Beban Pusat Kerja (work center load report); laporan ini
menunjukkan hubungan antara kapasitas dan beban. Apabila dalam
laporan ini tampak ketidakseimbangan antara kapasitas dan beban, maka
proses CRP proses secara keseluruhan perlu diulang. Work Center Load
Profile seiring ditampilkan dalam bentuk grafik batang (Bar Chart) yang
sangat bermanfaat untuk melihat antara beban yang diproyeksikan
(Projected Load) dan kapasitas yang tersedia, sekaligus mengidentifikasikan apakah terjadi overloads ataukah underloads. CRP
biasanya menghasilkan Work Center Load Profile untuk setiap pusat kerja
yang diidentifikasikan dalam pabrik. Pertimbangan antara beban dan
kapasitas dapat juga ditampilkan dalam format kolom.
Perbaikan schedule of planned order release; Perbaikan jadwal ini
menggambarkan bahwa output dari MRP disesuaikan terhadap Spesific
Release Dates, untuk Factory Orders berdasarkan perhitungan
keterbatasan kapasitas.perbaikan Schedule Of Planned Factory Order
Release merupakan output tidak langsung (InDirect Output) dari proses
CRP sebab mereka adalah hasil dari Human Jugdments yang berdasarkan
analisis dari output laporan beban pusat kerja (Work Center Load
Reports). Salah satu pilihan penyesuaian yang mungkin, disamping
perubahan kapasitas, mengubah Planned Start Dates yang dibuat melalui
rencana MRP. Hal ini mempunyai pengaruh terhadap pergeseran beban
diantara periode waktu untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.
2.4. Beberapa Definisi Kapasitas Ter kait Dengan Per encanaan
Kebutuhan Kapasitas
Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi
naik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan fore-cast penjualan dan
merencanakan perubahan-perubahan kapasitas yang dibutuhkan. Bila hal ini tidak
dilakukan, perubahan-perubahan cenderung terjadi secara tiba-tiba dan derastik,
sehingga akan lebih memakan biaya.
Dalam CRP perlu juga dikemukakan beberapa definisi yang akan banyak
dipergunakan dalam pembahasan yang terkait dengan perencanaan kapasitas,
antara lain :
Pusat Kerja (Work Center)
Merupakan suatu fasilitas produksi spesifik yang terdiri satu atau lebih orang
dan atau mesin dengan kemampuan yang atau identitas yang dapat
dipertimbangkan sebagai satu unit untuk tujuan perencanaan kebutuhan
kapasitas (CRP) dan penjadwalan terperinci (Detailed Scheduleing). Dalam
lingkungan Job Shop Manufacturing, pusat – pusat kerja (Work Centers)
sering memisahkan departemen – departemen dan mungkin dipertimbangkan
sebagai departemen tersendiri.
Pesanan Manufaktur (Manufacturing Order)
Merupakan suatu dokumen atau identitas jadwal yang memberikan
Pesanan manufakturing dapat berupa salah satu : Open Orders, Already In
Proses, atau Planned Orders, sebagaimana dijadwalkan melalui proses MRP. Routing
Merupakan sekumpulan informasi yang merinci metode pembuatan item
tertentu, termasuk operasi yang dilakukan, sekuens operasi, berbagai pusat
kerja yang terlibat, serta standart untuk waktu Setup (Setup Time) dan waktu
pelaksanaan kerja (Run Time).
Beban (Load)
Adalah banyaknya kerja yang dijadwalkan untuk dilakukan oleh fasilitas
manufakturing dalam periode waktu yang ditetapkan. Beban (Load) biasa
dinyatakan dalam ukuran jam kerja atau unit produksi. Load merupakan
volume kerja yang dikerjakan. Sebagaimana yang biasa digunakan dalam
CRP, beban (Load) menggambarkan waktu setup (Setup Time) dan waktu
pelaksanaan (Run Time) yang dibutuhkan dari suatu pusat kerja, tidak
termasuk waktu menunggu (Waiting Time), waktu antri (Queue Time), dan
waktu bergerak (Move Time)
Kapasitas ( Capacity or Available Capacity)
Merupakan tingkat dimana sistem manufakturing (Tenaga kerja, mesin, pusat
kerja, departeman, pabrik) berproduksi. Dengan kata lain, kapasitas
merupakan tingkat output yang dapat dicapai dengan spesifikasi produk,
Product Mix, tenaga kerja, dan peralatan yang ada sekarang. Dalam CRP,
Kapasitas Maksimal (Maximum Capacity)
Adalah kapasitas secara teoritis atau kapasitas potensial dari suatu sistem
produksi. Hal ini berdasarkan asumsi dari kondisi ideal seperti : tiga shift per
hari kerja, tujuh hari kerja per minggu, opreasi tanpa mengalami downtime.
Kapasitas yang dibutuhkan (Required Capacity)
Adalah kapasitas yang diperlukan untuk membangun suatu penjadwalan
produksi.. (McLeavy dan Marasimhan, 1995).
2.5. Hubungan Per encanaan Kebutuhan Kapasitas dengan Beban
Menurut gasperz, tujuan utama CRP adalah menunjukkan perbandingan
antara beban yang ditetapkan pada pusat – pusat kerja melalui pesanan kerja yang
ada dan kapasitas dari setiap pusat kerja selama periode waktu tertentu.
Melalui identifikasi overloads atau underloads, jika ada, tindakan
perencanaan kembali (Replanning) dapat dilakukan untuk menghilangkan situasi
itu guna mendapatkan keseimbangan antara beban dan kapasitas (Balanced Load).
Jika arus kedatangan melebihi kapasitas, beban akan meningkat, yang ditandai
yang berada didalam antrian kerja yang tidak diproses didepan pusat kerja.
Sebaliknya jika arus kedatangan pesanan lebih sedikit daripada kapasitas yang
ada, beban (pesanan yang menunggu untuk diproses) akan berkurang.
Tujuan dari perencanaan kapasitas pada level ke tiga dari hierarki
perencanaan kapasitas adalah berusaha mengatur bersama pesanan kerja yang
datang dan atau kapasitas dari pusat kerja untuk mencapai suatu aliran yang
antrian, maka waktu tunggu pusat kerja (work Centre Lead Time) akan lebih
panjang. Sebaliknya, apabila beban dikurangi, waktu tunggu akan lebih pendek
karena aliran kerja bergerak melalui pusat kerja tanpa membutuhkan antrian kerja
yang panjang. Penanganan hubungan antara kapasitas dan beban didasarkan pada
kemampuan sistem perencanaan dan pelaksanaan untuk menyesuaikan tingkat
kedatangan dan kapasitas. Unit pengukuran dari beban dan kapasitas terbanyak
menggunakan jam kerja selama interval waktu tertentu. (Gasperz.2002)
Ada tiga teknik pengukuran kapasitas yaitu :
Theoretical Capacity (Synonym : Maximum Capacity, Design Capacity)
Merupakan kapasitas maksimum yang mungkin dari sitem manufakturing
yang didasarkan pada asumsi mengenai adanya kondisi ideal seperti : tiga Shift
per hari, tujuh hari per minggu, tidak ada Downtime mesin, dll. Dengan
demikian theoretical capacity diukur berdasarkan pada jam kerja yang tersedia
untuk melakukan pekerjaan, tanpa suatu kesempatan untuk berhenti atau
istirihat, Downtime mesin atau alasan lainnya. Sebagai contoh : jika suatu
pusat kerja memiliki 4 mesin dan dijadwalkan untuk beroperasi dalam satu
shift selama 8 jam kerja, dalam periode 5 hari per minggu, maka kapasitas
teoritisnya : 4 x 8 x 5 = 160 jam / perminggu. Jam kerja ini selanjutnya
diterjemahkan kedalam unit produksi dengan menggunakan jam kerja standart.
Sebagai misal : untuk memproduksi 1 produk membutuhkan waktu standart
0,2 jam (12 menit), maka secara teoritis 160 jam kerja / minggu akan
menghasilkan 160 jam / minggu x 1 unit / 0,2 jam = (160 jam / 0,2 jam) x 1
dapat dicapai, dan karena itu tidak umum dipergunakan dalam penentuan
kapasitas.
Demonstrated Capacity (Synonym : Actual Capacity, Effective Capacity)
Merupakan tingkat output yang dapat diharapkan berdasarkan pada
pengalaman, yang mengukur produksi secara aktual dari pusat kerja di waktu
lalu, yang biasanya diukur menggunakan angka rata – rata beban kerja normal.
Sebagai contoh : jika suatu pusat kerja menghasilkan rata – rata 650 unit per
periode kerja, sedangkan jam kerja standart adalah 0,2 jam per unit produk,
maka Demonstrated Capacity dihitung sebagai : 650 unit / periode x 0,2 jam
standart / unit = 130 jam standart / periode waktu.
Rated Capacity (synonym : Calculated Capacity, Nominal Capacity)
Diukur berdasarkan penyesuaian kapsitas teoritis dengan faktor produktivitas
yang telah ditentukan oleh Demonstrated Capacity. Dihitung melalui
penggandaan waktu kerja yang telah tersedia dengan faktor utilisasi dan
efisiensi. (Gasperz.2002)
Waktu kerja yang tersedia (Available Work Time, synonym : Productivity
Capacity or Scheduled Capacity) adalah banyaknya jam kerja aktual yang
dijadwalkan atau tersedia, pada pusat kerja selama periode waktu dihitung sebagai
banyaknya orang atau mesin x jam per shift x shift x hari kerja per periode.
Utilisasi adalah pecahan yang menggambarkan persentase clock time yang
tersedia dalam pusat kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi
berdasarkan pengalaman yang lalu. Utilisasi dapat ditentukan untuk mesin atau
dan kondisi aktual di perusahaan. Perlu dicatat, bahwa angka Utilisasi tidak dapat
melebihi 1,0 (100%). Formula untuk menghitung utilisasi adalah :
Utilisasi = Jam aktual yang digunakan untuk produksi
Jam yang tersedia menurut jadwal
Efisiensi adalah faktor yang mengukur performansi aktual dari pusat kerja
relatif terhadap standart yang diterapkan. Faktor efisiensi dapat lebih besar dari
1,0. formula untuk menghitung efisiensi adalah :
Efisiensi = Jam standart yang diperoleh atau diproduksi
Jam aktual yang diperoleh atau diproduksi
Dengan demikian Rated (or Calculated Capacity) Capacity dihitung :
Calculated Capacity per periode = banyaknya orang atau mesin x jam per shift x
shift per hari x hari kerja per periode x utilisasi x efisiensi = waktu yang tersedia
per periode waktu x utilisasi x efisiensi. (Gasperz.2002)
2.6 Analisa Per encanaan Kebutuhan Kapasitas
Analisis CRP membutuhkan perhitungan yang terpisah berkaitan dengan
kebutuhan Setup Time dan Run Time. Analisis CRP lebih terperinci dibanding
RCCP, dimana dalam analisis CRP dibutuhkan informasi tentang Standard Setup
Times dan Standard Run Times per unit item yang akan dibuat. Perhitungan Operation Time per unit dalam analisis CRP menggunakan formula berikut :
Operation time perunit = Run time unit + Setup time unit
Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang diperlukan untuk
melaksanakan analisis CRP :
a. Langkah 1 : Memper oleh infor masi tentang Planned Order Release dar i
MRP
Informasi yang berkaitan dengan Planned Order Release untuk tiap komponen
per periode waktu berdasarkan informasi dari MRP yang telah dijadwalkan,
dicantumkan dalam sebuah tabel. Sebagai contoh informasi yang berkaitan
dengan Planned Order Release untuk part 1, 2, ...., n selama periode waktu 4
minggu berdasarkan informasi dari MRP telah dijadwalkan seperti tampak
pada tabel dibawah ini :
Tabel.2.1 Planned Order release dari Part 1, 2, .., n (Sumber : Gasperz, 2002)
Parts Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
A B . . n
400 800
400 800
400 800
400 800
b. Langkah 2 : Memperoleh infor masi tentang Standard Run Time per Unit
dan Standard Setup time per Lot Size.
Tiap pusat kerja (Work Center) dengan informasi tentang Standard Setup
Time per Lot Size dan Standard Run Time per Unit dicantumkan pada dalam
tabel. Sebagai contoh terdapat pusat kerja (Work Center) 1, 2,.., m dengan
informasi tentang Standard Setup Time per Lot Size dan Standard Run Time
Setup time / lot (menit) dan Run time/ unit (menit) di dapat secara manual
pengambilan data waktunya dengan mengunakan alat stopwatch seperti yang
dicantumkan pada tabel berikutnya :
Tabel 2.2. Standart Setup Time dan Standart Run Time (Sumber : Gasperz, 2002)
Work Center Part Lot Size Setup Tim / Lot
(Menit)
Run Time / Unit
(Menit)
WC-1 WC-2
. WC.1 WC-2 WC-3
A
. B
400
800
60 80
80 96 120
1,20 1,50
1,50 1,20 2,00
c. Langkah 3 : Menghitung kapasitas yang dibutuhkan dar i masing –
masing pusat ker ja
Perhitungan kapasitas yang dibutuhkan dari masing – masing pusat kerja
(Work Center) dilakukan dengan menggunakan formula :
Operation Time per unit = Run time + setup time unit Setup /unit = setup time/lot : lot size
Total Operation time = lot size x Operation time/unit
Sebagai contoh perhitungan operation time per unit dari part 1, 2,.., n untuk
setiap work center berdasarkan pada tabel contoh sebelumnya yang
Tabel 2.3. Operation Time per Unit dari Part 1, 2,.., n pada work center 1,2,..m
Dari tabel diatas dapat dihitung kapasitas yang dibutuhkan dari
masing-masing Work Center untuk memproduksi part 1, 2,.., n , melalui penjumlahan
nilai-nilai Total Operation Time dari masing-masing Work Center itu.
d. Langkah 4 : Membuat Lapor an Per encanaan Kebutuhan Kapasitas
Perhitungan kebutuhan sumber daya spesifik diatas adalah penggunaan jam
mesin perlu mempertimbangkan kondisi aktual dari perusahaan seperti tingkat
efisiensi dan utilisasi penggunaan sumber daya itu. Selanjutnya hasil-hasil dari
CRP ditampilkan dalam suatu diagram yang dikenal sebagai Load Profile.
Load Profile merupakan metode yang umum dipergunakan untuk
menggambarkan kapasitas yuang dibutuhkan versus kapasitas yang tersedia.
Dengan demikian Load Profile didefinisikan sebagai tampilan dari kebutuhan
kapasitas di waktu mendatang berdasarkan pesanan-pesanan yang
direncanakan dan dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu tertentu.
Part (1) Lot Size (2) Work Center (3) Setup Time / Lot (Menit) (4) Setup Time / Unit (Menit) (5) = (4) / (2)
Run Time / Unit (Menit) (6) Operation Time / Unit (Time) (7) = (5) + (6)
Total Operation
Time
(Menit) (8) = (2) x (7)
A 400 1
2 60 80 0.15 0,20 1.20 1,50 1.35 1,70 540 680
B 800 1
Rumus – rumus yang digunakan sebagai berikut :
• waktu yang tersedia (menit) : jumlah hari kerja x jam kerja x60 menit/jam
• jadwal menurut tersedia yang Jam produksi untuk digunakan yang aktual Jam Utilisasi _ _ _ _ _ _ _ _ _
= × 100%
• produksi untuk digunakan yang aktual Jam diproduksi atau diperoleh yang dart s Jam Efisiensi _ _ _ _ _ _ _ _ _ tan _
= × 100%
• Kapasitas tersedia : waktu yang tersedia x tingkat utilitas x tingkat
kapasitas
• Kebutuhan aktual : WC-1 = total Operation time part A + total
Operation time part B
• Kekurangan dan kelebihan kapasitas : Kapasitas tersedia – kebutuhan
manual
Keterangan :
• Waktu yang tersedia rminggu dihitung berdasarkan 5 hari/minggu x 8 jam/hari x 60 menit/jam = 2400 menit perminggu.
• Jam kerja aktual = Jam kerja efektif – Jam istirahat
• = 480 menit – 60 menit
• = 420 menit = 7 jam
• Tingkat utilisasi = 8 7
x 100 % = 0,87
• Jam Standart yang di peroleh mesin
=Jam aktual - xWaktu setUp
setUp Waktu dart s ja Jam aktual Jam _ _ tan _ ker _ _ +
• produksi untuk digunakan yang aktual Jam diproduksi atau diperoleh yang dart s Jam Efisiensi _ _ _ _ _ _ _ _ _ tan _ = ×100% = 7 719 , 6
x 100% = 0,96
• kapasitas tersedia =2400 x 0,87x 0,96 = 2004,4
• kebutuhan aktual =WC-1 = 540 +1280 =1820
• kelebihan/kekurangan kapasitas = 2004,4 – 1820 = 184,4
Deskripsi Minggu
1 Minggu 2 Minggu N Total WS-1
1.waktu yang tersedia (menit)...(1)
2.tingkat utilitas...(2)
3.tingkat efisiensi...(3)
4.kapasitas tersedia =(1)x(2)x(3)..(4)
5.kebutuhan actual...(5)
6.kelebihan/kekurangan kapasitas
= (4) – (5)...(6)
2.7 Teknik Per amalan
Menurut Arman Hakim Nasution, 2003. Peramalan adalah proses untuk
memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa yang akan datang yang meliputi
kebutuhan kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang, atau jasa. Peramalan permintaan merupakan input
utama bagi fungsi-fungsi lainnya dalam system perencanaan operasional fungsi
lain akan merubah peramalan tersebut menjadi kebutuhan material daftar
komponen-komponen, kebutuhan tenaga kerja, jadwal, dan keputusan-keputusan
lainnya, semua rencana harus dimulai dari estimasi yang dimuat tersebut dapat
saja merupakan keputusan yang bersifat objectif atau tidak berdasarkan ilmu
pengetahuan, tetapi pada kenyataan semua perencanaan aktifitas perusahaan
lainnya. Tergantung pada estimasi dari volume bisnis yang akan dilakukan
Menurut Vincent Gasperz, 2004 pada dasar nya metode peramalan
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif
dimana pada dasarnya kualitatif ditunjukan untuk peramalan untuk produk baru,
proses baru, pasar baru, perubahan social dari masyarakat, perubahan teknologi,
atau penyesuaian terhadap ramalan-ramalan berdasarkan metode kuantitatif.
Sedangkan metode kuantitatif sering digunakan pada model-model deret waktu
(time series) dimana model ini menetapkan rata-rat bergerak (moving averge),
perumusan exponensial (exponential smoothing) dan proyeksi kecenderungan
2.7.1 J enis Pola Data
Menurut Teguh Baroto, 2002 pola data dapat di bedakan menjadi empat
jenis :
1. Variasi Acak/Random (R)
Permintaan suatu produk dapat mengikuti pola bervariasi secara acak karena
adanya bencana alam, bangkrutnya perusahaan pesaing, promosi khusus, dan
kejadian-kejadian lainnya yang tidak memiliki pola tertentu.
2. Kecenderungan/Trend (T)
Trend merupakan sifat dari permintaan masa lalu terhadap wktu terjadinya,
apakah permintaan itu cenderung naik, turun, atau konstan.
3. Pola Musiman/Season (S)
Fluktuasi permintaan suatu produk dapat naik turun disekitar garis trend dan
biasanya berulang setiap tahun.
4. Siklus/cycle (C)
Permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodic,
biasanya lebih dari satu tahun sehingga pola inji tidak perlu dimasukan dalam
peramalan jangka pendek.
2.7.2 Metode-Metode Dalam Per amalan
Metode yang digunakan dalam peramalan yaitu :
1. Metode Simple Moving Average
Adalah metode time series yang paling sederhana. Pada metode ini
diasumsikan bahwa pola time series hanya terdiri dari komponen Average
level dan komponen Random Error.
Menurut Lalu Simayang, 2004 rumusnya sebagai berikut :
Rumusnya : At=
N D D
Dt + t−1+... t−(N+1)
Kalau diasumsikan komponen Time Series adalah Average Level maka
peramalan pada periode t + 1 adalah sama dengan rata-rata Demand
sebelumnya.
t
t A
F+1 =
Keterangan : D t = Data Demand pada periode t
Ft+1 = Ramalan demand pada periode t + 1
Et =Dt −Ft = Error Peramalan pada periode t
At = Rata-rata demand selama periode t
Menurut Teguh Baroto, 2002 rumusnya sebagai berikut :
Rumusnya =
m
f f
f f
f t t t t M
t
− −
− −
∧ + + +
Keterangan : m = adalah jumlah periode yang digunakan sebagai
dasar peramalan ( nilai m ini bila minimal 2 dan maksimal tidak ada
ditentukan secara subjectif)
t f ∧
= ramalan permintaan (real) untuk periode t
t
f = permintaan actual pada periode t
2. Metode Weighted Moving Average
Model peramalan Time series dalam bentuk lain untuk mendapatkan
tanggapan yang lebih cepat, dilakukan dengan cara memberikan bobot lebih
pada data-data periode yang terbaru dari pada periode yang terdahulu.
Menurut Lalu Sumayang, 2004 rumusnya sebagai berikut :
Rumusnya : Ft−1= At =W1Dt+W2Dt−1+...WNDt−N+1
Dengan kondisi
∑
= = N i i W 1 1Menurut Teguh Baroto,2002 rumusnya sebagai berikut :
Rumusnya : f t C ft− C ft− Cmft−m ∧
+ +
= 1 1 2 2
) (
Keterangan : ft ∧
= Ramalan permintaan (real) untuk periode t
t
f = Permintaan actual pada periode t
C1 = Bobot masing-masing data yang digunakan (
∑
c=1), ditentukansecara subjektif
m = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan (subjektif)
Adalah salah satu jenis metode peramalan Time series yang didasarkan
pada asumsi bahwa angka rata baru dapat diperoleh dari angka
rata-rata lama dan data demand yang terbaru.
Menurut Lalu Sumayang, 2004 rumusnya sebagai berikut :
Rumusnya : At =α..Dt +(1−α)At−1
Menurut Teguh Baroto, 2002 rumusnya sebagai berikut :
Rumusnya : 1 (1 ) −1 ∧ ∧
− +
= t
t f f
f α α
Keterangan : ft ∧
= perkiraan pada periode t
α
= suatu nilai (0<α <1)yang ditentukan secarasubjektif
t
f = permintaan actual pada periode t
1 − ∧
t
f = perkiraan permintaan pada periode t-1
2.7.3 Pengukur an Ketepatan Metode Per amalan
Didalam pengukuran peramalan pada data histories yang tersedia, perlu
dilakukan pengukuran kesesuaian metode tertentu untuk suatu kumpulan data
yang diberikan. Dalam banyak situasi peramalan, ketepatan (accuracy) dipandang
sebagai criteria penolakan untuk metode peramalan.
Ukuran statistic yang sering digunakan untuk pengukuran ketepatan
metode peramalan dimana terdapat nilai pengamatan dan peramalan untuk n
Jika Xi merupakan data actual untuk periode da Fi merupakan ramalan
(nilai kecocokan/fitted value) untuk periode yang sama, maka didefinisikan
sebagai berikut :
Fi Xi ei= −
Jika terjadi nilai pengamatan dan ramalan untuk n periode waktu, maka
akan terdapat n buah kesalahan dan ukuran statistic standar berikutnya dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Kesalahan Rata-rata (Mean Error)
ME =
∑
= ni n ei 1
2. NIlai tengah kesalahan absolute (Mean Absolute Error)
MAE =
∑
= ni n ei 1
3. Jumlah kuadrat kesalahan (SUM Of Square Error)
SSE =
∑
= n i ei 1 24. Nilai tengah kesalahan kuadrat (mean Square Error)
MSE =
∑
= n i n ei 1 2MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan
pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.
5. Deviasi standard kesalahan (standard deviation error) dan deviasi absolute
rata-rata (MAD)
SDE =
∑
= −
n
i n ei 1
2
1
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan kenyataan. Secara sistematis, dirumuskan sebagai berikut :
MAD =
∑
−n F At t
6. Rata- rata kesalahan Peramalan ( Mean Forecast Error = MFE)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama
periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak
bisa, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan
menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan
membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara sistematis, MFE
dinyatakan sebagai berikut :
MFE =
∑
−n F At t) (
7. Rata-rata Persentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute Percentage Error =
MAPE)
MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti
dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil
peramalan terhadap permintaan actual selama periode tertentu yang akan
memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atatu terlalu rendah.
MAPE =
∑
t t t
A F A n
100
Dalam banyak situasi peramalan, perbandingan dari masing-masing
metode peramalan yang dicoba adalah dijadikan sebagai acuan pemilihan dan
pilihan diambil berdasarkan nilai MSE paling minimum. Bila dihubungkan
dengan penetuan konstanta pemulusan pada metode smoothing, maka besar
kecil nya nilai αβ dan γ ini dapat dilakukan dengan cara trial and error atatu
dapat dibantu dengan program/software computer untuk nilai yang baik.
2.7.4 Ver ifikasi Dan Pengendalian Per amalan
Langkah penting setelah peramalan dibuat adalah melakukan verifikasi
peramalan sedemikian rupa sehingga hasil peramalan tersebut benar-benar
mencerminkan data masa lalu dan system sebab akibat yang mendasari
permintaan tersebut. Sepanjang aktualitas peramalan tersebut dapat dipercaya,
hasil peramalan akan terus digunakan. Jika selama prose verifikasi tersebut
ditemukan keraguan validitas metode peramalan yang digunakan, harus dicari
metode lainnya yang lebih cocok. Validitas tersebut harus ditentukan dengan uji
statistika yang sesuai. Setelah peramalan dibuat, selalu timbul keraguan mengenai
kapan kita harus membuat suatu metode peramalan baru. Peramalan harus selalu
dibandingkan denagn permintaan actual secara teratur.
Banyak alat yang digunakan untuk memverifikasi peramalan dan
mendrteksi perubahan system sebab akibat yang melatar belakangi perubahan pola
mirip dengan peta control kualitas. Peta control peramalan ini dapat dibuat dalam
kondisi data yang tersedia minim.
2.7.5 Moving Range Chart
Moving Range Chart dirancang untuk membandingkan nilai permintaan
actual dengan nilai peramalan. MRC tersebut akan dikembangkan sampai periode
yang akan datang, sehingga kita dapat membandingkan data peramalan dengan
data permintan actual. Selama periode dasar MRC digunakan untuk melakukan
verifikasi teknik dan parameter peramalan. Setelah metode peramalan ditentukan,
MRC digunakan untuk menguji kestabilan system sebab akibat yang
mempengaruhi permintaan. MR dapat didefinisikan sebagai berikut :
− − −
= ∧yt yt ∧yt−1 yt−1 MR
Dimana :
t y ∧
= data permintaan atau penjualan riil periode t
t
y = data ramalan permintaan periode t
1 − ∧
t
y = data permintaan atau penjualan riil periode t-1
1 − t
y = data ramalan permintaan periode t-1
Adapun rata-rata Moving Range didefinisikan sebagai berikut :
Garis tengah peta Moving Range adalah pada titik nol. Batas control atas dan
bawah pada peta Moving Range adalah :
Batas Kontrol Atas = +2,66MR
Batas Kontrol Bawah = -2,66MR
Dalam penetuan batas control tersebut paling sedikit digunakan 10 dan atau
lebih 20 nilai MR. Sementara itu, variable yang akan diplotkan kedalam peta
Moving Range (MRC) adalah yt−yt ∧
2.7.6 Uji Kondisi Diluar Kendali
Uji yang paling tepat bagi kondisi diluar kendali adalah adanya titik diluar
batas kendali. Teknik yang digunakan berikut ini dirancang agar dapat digunakan
dengan jumlah data yang seminimal mungkin. Uji ini dilakukan dengan cara
membagi peta kandali ke dalam enam bagian dengan selang yang sama.
Daerah A = Bagian sebelah luar ±2/3 (2,66MR)
±1,77MR (diatas +1,77MR atau dibawah -1,77MR)
Daerah B = Bagian sebelah luar ±1/3 (2,66MR)
±0,89MR (diatas +0,89MR atau dibawah -0,89MR)
Daerah C = Bagian diatas atau dibawah garis tengah
Uji kondisi diluar kendali adalah :
a. Dari tiga titik berturut-turut, ada dua atau lebih titik yang berada didaerah A
c. Ada delapan titik berturut-turut, titk yang berada disalah satu sisi (diatas atau
dibawah garis tengah)
Moving Range Chart (MRC) untuk kondisi diluar kendali ini dapat dilihat
dibawah ini :
Gambar 2.6. MRC (Moving Range Chart) Untuk Kondisi Diluar Kendali
Sumber : Nasution, Arman Hakim, 2003, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Guna Widya, Jakarta, Hal 57
2.8. Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan penelitian – penelitian sebelumnya yang digunakan
sebagai acuan dalam penelitian ini :
1. Dedy Setyanto, 2007, perencanaan kebutruhan kapasitas pada produksi
hand body lotion di PT. Filma Utama Soap dengan pendekatan metode
capacity requirement planning, UPN “ Veteran” Jawa Timur.
- PT. Filma Utama Soap adalah salah satu perusahaan dibawah TEMPO
Group yang bergerak dalam bidang industri kosmetika yang
memproduksi berbagai jenis dan ukuran dari produk Hand and Body
Lotion sejak awal tahun 2006. Produk yang dihasilkan berupa Marina
Hand and Body Lotion dari berbagai variant. Sedangkan bahan baku
yang digunakan untuk memproduksi produk – produk tersebut terdiri
atas bahan – bahan kecantikan yang diformulasikan khusus untuk
produk kecantikan dan ditambah dengan bahan – bahan pembantu
lainnya.
- Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.Berdasarkan perhitungan kapasitas pada bab sebelumnya, bahwa
pada analisis kebutuhan kapasitas awal dengan menggunakan 6 hari
kerja dengan 3 shift per hari, maka terdapat banyak kekurangan
kapasitas mesin, dibulan ke 2 hingga 12 pada plan area 1 yang
memproduksi HBL dengan ukuran kemasan 100ml. Dengan selisih
kekurangan 161.578 menit. Sedangkan pada plan area 2, kekurangan
kapasitas mesin pada bulan ke 4 hingga ke 8, dan bulan ke 11 Dengan
selisih kekurangan 4.237 menit.
2.Setelah diadakan revisi dengan melakukan penambahan jam kerja,
pada plan area 1, kekurangan kapasitas mesin hanya pada bulan ke 4
hingga bulan ke 12 dengan selisih kekurangan 99.198 menit, tetapi
hingga bulan ke 11. Pada plan area kerja 2 juga mengalami kelebihan
kapasitas, dengan selisih kelebihan 16.557 menit
2. Ani Rahmawati Setiyah, 2010, perencanaan kapasitas untuk memenuhi
produk dengan menggunakan metode capacity requirement planning (CRP)
di PT. Varia Usaha Beton, Waru – Sidoarjo, UPN “ Veteran” Jawa Timur.
Resume :
- PT. Varia Usaha Beton adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi beton mensory atau beton ringan diantaranya adalah genteng
beton yang terdiri dari genteng nusantara, genteng elabama, genteng
wuwung royal dan genteng wuwung nusantara.
- Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.Berdasarkan perhitungan kapasitas tesedia pada bab sebelumnya,
bahwa kebutuhan kapasitas dengan menggunakan 6 hari kerja dengan
2 shift per hari yaitu : Plant area 1 (Genteng Nusantara) yaitu work
center 1 sampai work center 6 sebesar 4231.68 Jam , Plant Area 2
(Genteng Elabama) yaitu work center 1 sampai work center 6 sebesar
4231.68 Jam , Plant Area 3 (Genteng Ww Royal) yaitu work center 1
sampai work center 6 sebesar 4231.68 Jam , Plant 4 (Genteng Ww
Nusantara) yaitu work center 1 sampai work center 6 sebesar 4231.68
Jam.
2.Kebutuhan kapasitas yang diperlukan pada setiap Plant area adalah :
a) Plant Area 1 (Genteng Nusantara) yaitu Work center 1 ; 595 Jam ,
center 4 ; 694.12 Jam, work center 5 ; 8726.64 Jam , work center 6
; 20428.32 Jam.
b) Plant Area 2 (Genteng Elabama) yaitu Work center 1; 599.2 Jam,
work center 2; 599.2 Jam, work center 3; 1997.82 Jam, work center