• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA (Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 20092010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA (Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 20092010)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung

Tahun 2009/2010)

S K R IP S I

D ia ju k a n u n tu k M e m p e ro le h G e la r S a r ja n a P e n d id ik a n Islam

A

D isu su n O le h : A R IS T IY O N O N IM : 1 I I 03 03S

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

Website : www. stainsalatiga. ac. id E -m ail: administrasi(3).stainsala!iga. ac. id

D E K L A R A SI

B is m ila h irra h m a n irra h im

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan. *

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah

skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 26 Maret 2010atigi

Penulis

\ . 9

(3)

W ebsite: ww w.stainsalatiea.ac.idE -m ail: administrasi(a)stainsalatiea.ac.id

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalantu'aluikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Aris Tiyono

NIM : 111 03 038

Jurusan/Progdi : TARBIYAH / PAI

Judul : PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP

PENGAMALAN IBADAH SISWA (Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung Tahun

2009/2010)

"Kontributor populer adalah seseorang yang berpengetahuan

luas dalam kategori tertentu”

- Hiduplah selagi masih hidup

- Jalanilah selagi bisa jalan

- Sadar dan tobatlah selagi masih punya hati

(4)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kepada kedua Orangtua-ku Bapak Tahrin dan Ibu Indarti yang selalu

menyayangiku dan memberikan segalanya buat ku dan keluarga.

2. Kepada adik-adik ku, Aris Isnaeni, i'ery, Torik Firmansyah, yang gagah

dan sayang pada ku.

3. Kepada keponakan ku Vino Aurura Rahman yang selalu aku sayangi

semoga kelak menjadi orang yang berbakti pada kedua orang tuamu.

4. Kepada Laela Ma’ruf yang selalu setia menemani di saat kesulitanku

menghampiri dan memberikan motivasi untuk tenis menyelesaikan skripsi

ini.

5. Kepada teman-teman-ku di Teater GETAR, FPPI, SMC yang selalu

mencintai dan mempercayaiku sampai saat ini.

6. Angkatan muda dan mahasiswa Indonesia.

7. Segenap tokoh tiga pilar bangsa: buruh, tani dan nelayan.

8. Para intelektual dan politisi yang punya hati nurani.

9. Para penegak hukum dan keadilan.

10. Segenap pendidik yang sedang mengukir generasi muda.

11. Para prajurit yang selalu mengingat Sumpah Sapta Marga dan para

bhayangkara yang senantiasa memegang Sumpah Tri Brata.

12. Semua anak bangsa yang masih peduli dengan martabat dan harga diri

bangsa.

(5)

Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara

semesta alam: Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada

nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya

yang setia hingga hari pembalasan. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana strata satu (SI) di semua perguruan tinggi, termasuk di Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga adalah membuat karya ilmiah dalam

bentuk skripsi.

Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul.

“PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH

SISWA”, (pada siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung).

Selama pembuatan skirpsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan

bahan-bahan (data) aupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah

dan inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diselesaikan pada

waktunya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini,

terutama kepada Bapak Djaka Siswata, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi

(6)

1. Ketua, Puket I, Puket II, Puket III dan seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah

STAIN Salatiga yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu

pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.

2. Dosen pembimbing bapak Jaka Siswanta, M.Pd yang tiada lelah telah

membimbing kami sampai skripsi ini selesai.

3. Kepala Sekolah SMP Islam Ngadirejo Temanggung beserta staf dari seluruh

dewan guru yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk penulisan

skripsi ini.

4. Ayah Bunda tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan segala

kasih sayangnya kepada penulis selama hayat. Semoga Allah swt

mengampuni segala dosanya dan melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya

kepada beliau berdua.

5. Adik-adikku, kakek-nenek dan seluruh keluarga yang penulis cintai, atas

semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis.

6. Kawan-kawanku di teater GETAR, FPPI, SMC yang telah memberikan

inspirasi untuk terus berproses dan berkarya, terima kasih kepada kalian

semua.

7. Rekan-rekan seperjuangan di PAI angkatan 2003 khususnya kelas B, serta

rekan-rekan PPL, KKL, KKN dan segenap pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu namanya disini. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan

semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Mudah-mudahan amal

(7)

Tiyono, Aris. 2010. Pengaruh Pemahaman P A I Terhadap Pengam alan Ibadah S isw a ” (Studi Kasus di SM P Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 2009/2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd

Kata K u n c i: Pemahaman Pendidikan Agam a Islam dan pengam alan ibadah

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bagaimana pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Bagaimana pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Adakah pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Metode penilitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yang termasuk dalam penelitian kualitatif.

Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif. Subyek penelitian sebanyak 50 responden mengunakan tehnik penelitian populasi dan sampel, pengumpulan data menggunakan metode angket, metode dokumentasi, dan interview.

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskrptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung tahun 2009/2010. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori C mencapai nilai 46 % dari 50 siswa yang memandang bahwa pemahaman pendidikan agama Islam memiliki kategori rendah, yaitu berada pada interval 19-22. Sedangkan untuk pengamalan ibadah yang memperoleh kategori B mencapai nilai 46% berada pada interval 23-26.

Setelah data berhasil dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Dengan jum lah subyek 50 responden dengan taraf singnifikansi 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,279, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,279 < 0,304. Hal ini menunjukkan bahwa dengan demikian ada pengaruh positif antara pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah, akan tetapi hubungan itu tidak maksimal.

(8)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN DEKLARASI... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... ,... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR IS I... ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Hipotesis... 6

F. Metode Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi... ,... 10

(9)

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 11

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam... 13

3. Pelaksanaan Agama Islam di SMP... 19

4. Makna Pemahanan Pendidikan agama Islam... 28

B. Pengamalan Ibadah... ... 29

1. Pengertian Pengamalan Ibadah... 29

2. Dasar Hukum Ibadah... 31

3. Ruang Lingkup dan Sistematika Ibadah... 31

4. Tujuan Ibadah... 34

5. Macam-macam Ibadah Ditinjau dari Berbagai Segi. 35 C. Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap Pengamalan Ibadah Siswa... 38

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 41

1. Sejarah Berdirinya... 41

2. Letak Geografis... 41

3. Profil SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 42

4. Visi dan Misi SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 43

5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 44

(10)

7. Struktur Organisasi SMP Islam Ngadirejo

Temanggung... 49

B. Penyajian Data... 50

1. Daftar responden... 50

2. Hasil Angket tentang pemahaman pendidikan agama

Islam... 51

3. Hasil angket pengamalan ibadah... 53

BAB IV ANALISA DATA

A. Analisis Pertama... 57

B. Analisa K edua... 63

C. Analisis Ketiga... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 75

B. Saran-saran... 76

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

Tabel I Latar Belakang Pendidikan Guru dan Karyawan SMP

Islam Ngadirejo Temanggung... 44

Tabel II -Keadaan Siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 46

Tabel III Daftar Sarana Prasarana... 47

Tabel IV Daftar Responden... 50

Tabel V Hasil Angket tentang Pemahaman Pendidikan Agama Islam SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 51

Tabel VI Hasil Angket Tentang Pengamalan Ibadah SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 53

Tabel VII Daftar Nilai Tentang Distribusi Frekuensi Pemahaman Pendidikan Agama Islam... 58

Tabel VIII Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam... 62

Tabel IX Daftar Distribusi Frekuensi Tentang Pengamalan Ibadah .63 Tabel X Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Pengamalan Ibadah... 68

Tabel XI Persiapan untuk Mencari Korelasi antara Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap Pengamalan Ibadah Siswa SMP Islam Ngadirejo ' Temanggung... 69

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Dari definisi tersebut tergambar adanya proses pembelajaran terhadap

peserta didik agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pendidikan

agama untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut.

Pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam undang-

undang nomor 20 tahin 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 12 ayat

1 butir a. setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajarkan

oleh pendidik yang seagama. Berarti jika daalam satuan lembaga pendidikan

ada yang beragana Islam maka mereka berhak mendapatkan pengajaran agama

Islam dan diajarkan oleh guru yang beragama Islam (Undang-Undang

Republik Indonesia nomor 20 fatwa 2003, 2006:2).

Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya melakukan

pendidikan, sebagaimana firman Allah, dalam surat al-alaq ayat 3-5:

(13)

. ^3kj JJ U> jlLuVI

&

j j

\'J\

Artinya : “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan per antar an kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Depag RI. 2005:598).

M. Arifm menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga

menunjukkan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat

mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.

Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses

belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan

membaca dalam arti luas. Yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan

melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah (M.

Arifin, 1996:92).

Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup

di dunia dan akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan

manusia berkembang, sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu

kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang

terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT (M.

Bosyiruddin Usman. 2002:4).

Sasaran pemahaman pendidikan agama Islam tertuju pada

pembentukan akhlak atau mental anak didik dalam hubungannya dengan

tuhan, masyarakat dan alam atau semua makhluk. Anak adalah cerminan masa

depan, pendidikan anak harus benar-benar diperhatikan agar bakat mereka

(14)

memasukkan anak ke dalam jenjang pendidikan yang formal ataupun yang non formal.

Penanaman nilai agama kepada mereka merupakan syarat mutlak

untuk mendapat nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan di dunia dan

akhirat nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pondasi agar mereka tidak keluar dari ajaran-ajaran agama.

Pada tingkatan sekolah lanjutan tingkat pertama mata pelajaran

pendidikan agama Islam di ajarkan sejak kelas satu sampai kelas tiga.

Pelajaran ini berisikan tentang keimanan, akhlak, alqur’an hadits, ibadah dan

sejarah kebudayaan Islam. Yang juga di dalamnya menyangkut teori hukum

Islam yaitu tentang kewajiban manusia. Khususnya kewajiban individual

kepada Allah SWT.

Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar

memiliki pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu

mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian

siswa dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran

Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah SAW.

Dalam standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Islam

yang berisi kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama

menempuh PAI di SLTP (Depdiknas, 2003:10-11). Kemampuan ini

berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan

pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan

(15)

komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan

dasar umum yang harus di capai di SLTP yaitu:

1. Mampu membaca Al-Qur’an dan surat-surat pilihan sesuai dengan

tajwidnya, mengartin, dan menyalinnya serta mampu membaca,

mengartikan dan menyakin hadits-hadits pilihan.

2. Beriman kepada Allah SWT, dan lima rukun Islam yang disertai dengan

mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap perilaku, dan akhlak

peserta didik dalam dimensi vertical maupun horizontal.

3. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntutan syariat

Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.

4. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap dan kepribadian

Rasulullah serta khulafaaur rasyidin.

5. Mampu mengambil manfaat dari sejarah peradaban Islam (Depdiknas,

2003:11).

Dari standar kompetensi diatas pada point ke-3 di sebutkan bahwa

siswa mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam

baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Dengan demikian mencermati hal

diatas maka penulis akan mencoba menyoroti tentang pemahaman PAI di

SMP Islam Ngadirejo Temanggung, yang di tekankan pada aspek pengamalan

ibadah siswa berhubungan dengan ibadah sholat, puasa, mengaji qur’an dan

berdo’a.

Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tertarik untuk melakukan

(16)

PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA”

(Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung).

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam

Ngadirejo Temanggung?

2. Bagaimana pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung?

3. Adakah pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap

pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran yang kongkrit serta arah yang jelas

dalam penelitian ini, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam

Ngadirejo Temanggung.

2. Untuk mengetahui pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo

Temanggung.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemahaman pendidikan

agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo

(17)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1. Untuk mengembangkan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam

mendalami masalah-masalah Pendidikan Agama Islam dan pengamalan

ibadah.

2. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam melaksanakan Pendidikan

Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi koreksi bacaan yang

bermanfaat bagi perpustakaan dan taman-taman bacaan.

£ . Hipotesis

mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara

pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang dilakukan guru terhadap

pengamalan ibadah siswa”. ^

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 1999:115). Sedangkan menurut M. Nasir populasi adalah

kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditentukan

(M. Nasir, 1991:325). Apabila seseorang mengadakan penelitian pada

semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian populasi.

Mengacu pada persoalan dari judul penelitian di atas, maka penulis

F. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel

(18)

Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi adalah seluruh

individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan

dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh

siswa kelas III SMP Islam Ngadirejo Temanggung yang berjumlah 275

siswa,

b. Sampel

Menurut Winarno Surachmad sampel adalah merupakan

sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Winarno Surachmad,

1979:104). Sutrisno Hadi mengemukakan pengertian sampel adalah

merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sasaran dalam

penelitian (Sutrisno Hadi, 1979:70).

Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari

populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian.

Mengenai besar kecilnya sampel yang diambil, maka kesimpulan yang

diambil semakin baik. Sehubungan dengan itu Suharsimi Arikunto

mengatakan : “Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil

antara 10 - 15 % atau 20 - 25 % atau lebih, sesuai kemampuan”

(Suharsimi Arikunto, 1999:120).

Maka untuk menjamin hasil penelitian, maka penulis

mengambil sampel sejumlah kurang lebih 18,2 % atau 50 siswa dari

(19)

menggunakan propertional random sampling, karena sesuai dengan

keadaan populasi, yaitu seluruh siswa kelas III sebanyak 275 siswa.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam rangka mendapatkan data yang akurat dalam penyusunan

skripsi ini penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Angket

Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,

1999:124). Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data

tentang pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap

pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo Temanggung.

b. Observasi

Observasi ialah pengalaman dan pencatatan secara sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, t.t., ). Metode

observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi

sekolah, keadaan fisik bangunan, sekolah, administrasi sekolah,

struktur organisasi sekolah dan pada saat pelaksanaan pengisian

angket.

c. Interview

Adalah bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk

(20)

memperoleh data tentang pengaruh pemahaman pendidikan agama

Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo

Temanggung.

3. Tehnik Analisis Data

a. Analisis pendahuluan

Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel

secara terpisah sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variabel

penelitian. Analisis ini menggunakan rumus prosentase.

N

Keterangan:

P : Proporsi F : Frekuensi

N : Jumlah responden b. Analisis lanjutan

Untuk mengetahui pengaruh pemahaman pendidikan agama

Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo

Temanggung. Analisis ini menggunakan korelasi product moment,

yaitu sebagai berikut:

P=—x!00%

7 N r x y

-Keterangan:

(21)

y : Variabel pengamalan ibadah N : Jumlah responden

G. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I Pendahuluan

vBab ini membahas tentang latar belakang masalah, pokok perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Landasan Teori tentang: pendidikan agama Islam, pengertian, dasar

dan tujuan pemahaman pendidikan agama Islam, pendidikan agama Islam di SMP, kurikulum, metode, evaluasi, pengamalan ibadah, dasar hukum ibadah, ruang lingkup dan sistematika ibadah, macam-macam ibadah di tinjau dari berbagai segi.

BAB III Laporan hasil penelitian yang meliputi: gambaran umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung, sejarah singkat berdirinya, visi, misi, dan tujua, letak geografis, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana, struktur organisasi dan penyajian data. BAB IV Data analisis meliputi: analisis pertama, analisis kedua dan analisis

ketiga.

(22)

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas pendidikan agama Islam terlebih dahulu perlu

di ungkapkan definisi pendidikan. Para tokoh berbeda pendapat

mendefinisikan pendidikan disebabkan mereka berbeda pendapat dalam

penekanan dan tinjauan terhadap pendidikan. Pendidikan berasal dari kata

didik., lalu kata ini memdapat awalan ”pe” dan akhiran ”an” sehingga

menjadi pendidikan, yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang. Atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia,

melalui pengajaran dan pelatihan. Atau proses perbuatan cara mendidik

(Departemen Diknas, 1994:232).

Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu

memelihara dan memberi latihan (Muhibin Syah, 2002:10). Dalam

memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan

pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam bahasa inggris,

education (pendidikan) berasal daTi kata educate (mendidik) artinya

memberi peringatan (to elicit, to give riseto), dan mengembangkan (to

evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau

pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh

pengetahuan (Muhibin Syah, 2002:10).

(23)

Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada

term at-tarbiyah, At.ta.dib dan at-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term

yang paling popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term

at-tarbiyah. Sedangkan term at-tadib dan a t-ta ’lim jarang sekali

digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal

pertumbuhan pendidikan Islam (Samsul Mizar, 2002:25). Sedangkan

menurut istilah, pendidikan Islam adalah suatu system kependidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah

(M. Arifin, 1996:10). Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek

kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.

Ahmad D Marimba mengemukakan bahwa pendidikan agama

Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya

kepribadiannya yang utama (insan kamil) (Ahmad D Marimba, 1989:19).

Sedangkan Ahmad Tafsir mendefinisikn pendidikan Islam sebagai

bimbingan yang diberikan oleh seseorang (peserta didik) agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Ahmad Tafsir,

1992:32).

Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam

adalah suatu system yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat

(24)

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu, fungsi dasar

ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus

seba”gai landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan agama

Islam dapat ditinjau dari segi yuridis/hukum dan dasar religius (Samsul

Nizar, 2000:95).

1) Dasar yuridis/hukum, yang tercakup dalam segi ini adalah:

a) Landasan idiil pancasila, sila pertama ketuhanan yang maha

esa. Mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia

harus percaya kepada tuhan yang maha esa atau dengan kata

lain harus beragama. Untuk mewujudkan manusia yang mampu

mengamalkan ajaran agama karena pendidikan agama

mempunyai tujuan membentuk manusia bertaqwa kepada Allah

SWT.

b) Landasan struktural/konstitusional yakni UUD 1945 dalam bab

XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah

menurut agamanya dan kepercayaannya itu (Undang-

(25)

(3) Landasan operasional, yakni dasar yang secara langsung

mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-

sekolah di Indonesia, yakni undang-undang republik

Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pendidikan

agama secara langsung di masukkan ke dalam kurikulum di

sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai

universitas-universitas negeri.

2) Dasar religius:

Dasar pendidikan Islam adalah segala ajarannya yang

bersumber dari Al-Qur’an, sunnah dan ijtihad (ra’yu). Dasar inilah

yang membuat pendidikan Islam menjadi ada, tanpa dasar ini tidak

akan ada pendidikan Islam,

a) Al-Qur’an

Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang

disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di

dalamnya terkandung ajaran pokok sangat penting yang dapat

'f'

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan

melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu

terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan

masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan

dengan amal yang disebut dengan syari’ah (Zakiyah Darajat,

2004:19-20). Istilah-istilah yang sering biasa digunakan dalam

(26)

(1) Ibadah untuk perbuatan yang langsung berhubungan

dengan Allah.

(2) Muamalah untuk perbuatan yang berhubungan selain

dengan Allah.

(3) Akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi

pekerti dalam pergaulan.

Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau

tindakan untuk membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang

lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ikut

menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia

baik pribadi maupun masyarakat. Di dalam Al-Qur’an terdapat

banyak ajaran yang berisi prinsip berkenaan dengan kegiatan

atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat di baca kisah

lukman mengajari anaknya dalam surat luqman ayat 12-19, di

sana terkandung prinsip materi pendidikan yang berguna untuk

dipelajari oleh setiap muslim,

b) As-sunnah

As-sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun

pengakuan Rosul Allah SWT. Yang dimaksud dengan

pengakuan ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang di

ketahui Rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau

perbuatan. Sunnah merupakan ajaran kedua sesudah Al-Qur’an.

(27)

manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi

menusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa (Zakiyah

Darajat, 2004:21). Untuk itu Rosulullah menjadi guru dan

pendidik utama bagi umatnya. Oleh karena itu sunnah

merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi

manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan

penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu

ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang

berkaitan dengan pendidikan,

c) Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berpikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syariat

Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum

syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan

hukumnya oleh Al-Qur’an dan sunnah ((Zakiyah Darajat,

2004:22). Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh

aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada Al-Qur’an

dan sunnah. Yang diolah oleh akal dari para ahli pendidikan

Islam. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus di kaitkan

dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup,

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan agama Islam, secara etimologi, tujuan atau

(28)

berarti, sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau

kegiatan selesai (W.J.S. Poerwadarminta, 1985:1094).

Abdurrahman saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya

educational theory a Q ur’anio out look, yang dikutip oleh Armai

Arief, bahwa tujuan pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk

kepribadian sebagai kholifah Allah SWT, atau sekurang-kurangnya

mempersiapkan kejalan yang mengacu kepada tujuan akhir.

Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya di bangun atas tiga

komponen sifat dasar manusia, yaitu: 1. tubuh, 2. ruh, dan 3. akal

(Armai Arief, 2002:19). Yang masing-masing harus dijaga.

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan Islam dapat

dikualifikasikan kepada (Armai Arief, 2002:40):

1) Tujuan Pendidikan Jasmani (agdaf al-jismiyah)

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Orang mukmin

yang kuat lebih baik dan lebih di sayangi Allah ketimbang orang

mukmin yang lemah”. (H. Imam muslim).

Oleh Imam Nawawi menafsirkan hadis di atas sebagai

kekuatan imam yang ditopang oleh kekuatan fisik. Kekuatan fisik

merupakan bagian pokok dari tujuan pendidikan. Maka pendidikan

harus mempunyai tujuan kearah ketrampilan-ketrampilan fisik

yang dianggap perlu bagi tumbuhnya keperkasaan tubuh yang

sehat. Pendidikan Islam dalam hal ini mengacu pada pembicaraan

(29)

2) Tujuan Pendidikan Rohani (ahdaf al-ruhaniyyah)

Orang yang betul-betul menerima ajaran Islam tentu akan

menerima seluruh cita-cita ideal yang terdapat dalam Al-Qur’an,

peningkatan jiwa dan kesetiaannya yang hanya kepada Allah

semata dan melaksanakan moralitas Islami yang di teladani dari

tingkah laku kehidupan Nabi Muhammad SAW, merupakan bagian

pokok dalam tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam

harus mampu membawa dan mengembalikan ruh kepada

kebenaran dan kesucian.

3) Tujuan Pendidikan Akal (ahdaf al- aqliyah)

Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi

yang mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat

menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya. Pendidikan yang

dapat membantu tercapainya tujuan akal, seharusnya dengan bukti-

bukti yang memadai dan relevan dengan apa yang mereka pelajari.

Di samping itu pendidikan Islam mengacu kepada tujuan memberi

daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia. Pendidikan

yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak dapat tidak

dapatmengubah daya kreatifitas anak didik. Karena pada dasarnya

pendidikan Islam bukan hanya memberi titik tekan pada hafalan,

(30)

4) Tujuan Sosial (ahdaf al-ajtima ’iyah)

Seorang khalifah mempunyai kepribadian utama dan

seimbang, sehingga khalifah tidak akan hidup dalam keterasingan

dan ketersendirian. Oleh karena itu, aspek sosial dari khalifah harus

di pelihara. Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial

adalah menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter

manusia yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan

standar-standar masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang

ada padanya keharmonisan menjadi karakteristik utama yang ingin

dicapai dalam tujuan pendidikan Islam. Sedangkan tujuan akhir

pendidikan Islam versi Abdurrahman adalah mewujudkan manusia

ideal sebagai abid Allah atau ibad Allah, yang tunduk secara total

kepada Allah SWT.

3. Pelaksanaan Agama Islam di SMP

a. Kurikulum

Secara umum kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang

di ajarkan di sekolah. Pengertian yang dianggap tradisional ini masih

banyak dianut sampai sekarang. Istilah kurikulum semula berasal dari

istilah dunia atletik yaitu curere yang berarti berlari, istilah tersebut

erat hubungannya dengan kata curier atau kurir yang berarti

penghubung seseorang untuk menyampaikan sesuatu kepada orang

atau tenpat lain (M. Ahmad, et. El, 1998:9). Seorang kurir harus

(31)

kurikulum kemudian diartikan sebagai suatu jarak yang harus di

tempuh (M. Ahmad, et. El, 1998:10). William B. Ragan, sebgaiman

dikutip Armai A rif berpendapat bahwa kurikulum meliputi seluruh

program dan kehidupan sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi

bahan pelajaran, tetapi seluruh kehidupan di kelas (Armai Arif,

2002:30).

John Dewey sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum

dan hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa

kurikulum merupakan suatu rekontruksi berkelanjutan yang

memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan

pengetahuan yang terorganisasikan dengan baik yang biasanya disebut

kurikulum (M. Ahmad, et. El, 1998:13).

Hilda Taba berpendapat kurikulum adalah pernyataan tentang

tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan

materinya dip;lih dan diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu

untuk kepentingan belajar dan mengajar. Biasanya dalam suatu

kurikulum sudah termasuk program penilai hasilnya (M. Ahmad, et.

El, 1998:14). Dalam undang-undang republik indonesia tentang sistem

pendidikan nasional dirumuskan kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang dinamakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-

(32)

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada

standar nasioral pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Dari beberapa devinisi yang telah di kemukakan, bahwa

kurikulum merupakan alat atau sarana untuk mancapai tujuan

pendidikan, sehingga dalam proses belajar mengajar pada jenjang

pendidikan berpegang pada kurikulum yang ada. Pada pasal 37

undang-undang republik indonesia tentang sistem pendidikan nasional

di sebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib

memuat:

1) Pendidikan agama

2) Pendidikan kewarganegaraan

3) Bahasa

4) Matematika

5) IPA

6) IPS

7) Seni dan Budaya

8) Pendidikan jasmani dan olah raga

9) Keterampilan atau kejuruan dan

10) Muatan lokal (Undang-Undang Republik Indonesia, 2006:20)

Tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kurikulum yang

dipakai yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

pengembangannya berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

(33)

Pendidikan (BNSP) (Depdiknas, 2006:1). Secara umum mata pelajaran

PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber

pokok ajaran Islam. Yaitu Al-Qur’an dan al-sunnah/al-hadits Nabi

Muhammad saW, (dalil naqli). Dengan melaui mrtode ijtihad (dalil

aqK) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan

lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad

lainnya.

Karakteristik mata pelajaran PAI tertuang dalam tiga kerangka

dasar ajaran Islam, yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Aqidah

merupakan penjabaran dari konsep iman; syariah merupakan

penjabaran dari konsep Islam; syariah memiliki dua dimensi kajian

pokok, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran

dari konsep ihsan.

Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajian

keislaman (ilmu-ilmu agama) seperti ilmu kalam (Theologi Islam,

Ushuluddin, Ilmu tauhid) yang merupakan pengembangan dari aqidah,

ilmu fiqih yang merupakan pengembangan dari syariah dan ilmu

akhlak (Etika Islam, Moralitas Islam) yang merupakan pengembangan

dari akhlak, termasuk kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan

teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam barbagai

mata pelajaran di SMP (Depdiknas, 2006:2). Itulah gambaran tentang

(34)

b. Metode Pengajaran

Metode berasal dari dua kata yaitu: meta dan hodos, meta

berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi metode adalah

cara/jalan yang harus dilalui (M. Arifin, 1992:61). Dalam kamus

umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara yang

telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud

(WJS. Poerwadarminta, 1985:87). Sedangkan menurut Mahmud

Yunus sebagaimana yang di kutip Armai Arif, metode adalah jalan

yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan

tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun

dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya (M. Arifin, 1992:87).

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa metode

mengandung arti adanya urutan kerja yang terencana, sistematis dan

merupakan hasil exsperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah

direncanakan. Semakin tepat metode yang digunakan maka semakin

efektif pula dalam pencapaian tujuan. Metode pengajaran yang penulis

maksud dalam uraian ini adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kepada siswa.

Adapun macam-macam metode yang dapat dipergunakan

dalam pengajaran agama adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,

sosiodrama, driil dan tanya jawab. Dalam hal ini akan diuraikan

(35)

1) Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara

menyampaika sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan

kepada siswa atau khalayak ramai (M. Arifin, 1992:135). Ciri yang

* menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di

kelas adalah peranan guru tampak sangat dominan. Adapun murid

mendengarkan dengan teliti dan mencatat isi ceramah yang di

sampaikan oleh guru di depan kelas (Tayar Yusuf, 1995:41).

Metode ceramah di berikan apabila suatu materi membutuhkan

penjelasan agar materi tersebut dimengerti oleh siswanya.

2) Metode Diskusi

Diskusi yaitu suatu proses yang melibatkan dua individu

atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling

tukar informasi (information sharing), saling mempertahankan

pendapat {self maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah

tertentu {problem solving) (Armai Arif, 2002:145). Sedangkan

metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara

yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan

materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat

menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa

(Armai Arif, 2002:145). Dengan demikian bahwa metode diskusi

(36)

oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu

masalah berdasarkan pendapat para siswa.

3) Metode Demonstrasi

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode

•demontrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan alat

peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau

cara untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan

jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa. To show

atau memperkenalkan/mempertontonkan (Tayar Yusuf, 1995:49).

Metode demontrasi dapat merangsang siswa untuk lebih aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga dapat memusatkan

perhatian anak didik.

4) Metode Sosiodrama

Sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru

memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan

memainkan peran seperti yang terdapat dalam kehidupan

masyarakat/sosial (Armai Arif, 2002:180). Dalam pendidikan

agama metode sosiodrama ini efektif dalam menyajikan pelajaran

akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam pelajaran

sejarah, misalnya guru menggambarkan kisah sahabat Khalifah

Abu Bakar ketika beliau mawik Islam. Kisah tersebut tentu amat

menarik jika disajikan melalui sosiodrama (Tayar Yusuf, 1995:54).

(37)

mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian, dan juga

metode ini akan lebih menarik perhatian anak. Sehingga suasana

kelas akan lebih hidup.

5) Metode Drill

Metode drill (latihan siap) pengertiannya sering dikacaukan

dengan istilah ulangan. Padahal maksud keduanya berbeda. Latihan

siap (drill) dimaksudkan yaitu agar pengetahuan siswa dan

kecapakan tertentu dapat menjadi miliknya dan betul-betul dikuasai

siswa. Dengan kata lain metode drill adalah suatu cara menyajikan

bahan pelajaran dengan jalan atau cara melatih siswa agar

menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas

latihan yang diberikan (Tayar Yusuf, 1995:64). Pada latihan siap

(drill) untuk melaksanakan ibadah shalat dalam Islam sangat

ditekankan pada anak didik sedini mungkin agar dengan latihan-

latihan yang dilakukan pada anak didik tidak merasa canggung

setelah mereka dewasa.

6) . Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan

cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu

metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedangkan

murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya (Armai

Arif, 2002:140). Dan juga pada metode ini bisa pula diatur

(38)

metode tanya jawab yaitu situasi kelas menjadi hidup atau dinamis,

karena siswa aktif berpikir dan memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan dan juga melatih agar siswa berani

menyampaikan buah pikirannya,

c. Evaluasi

Dalam arti luas, evaluasi adalah sutu proses merencanakan,

memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk

membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens dan Lehman,

1978:5). Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan

evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja

direncanakan untuk memperoleh informasi atau data berdasarkan data

tersebut kemudian di coba membuat suatu keputusan. Berarti evaluasi

pendidikan agama Islam yang penulis maksud adalah suatu tindakan

atau proses untuk menentukan prestasi hasil belajar murid dalam mata

pelajaran agama Islam (Ngalim Purwanto, 2002:3).

Dalam buku dasar evaluasi pendidikan karangan Suharsimi

Arikunto menyebutkan alat-alat evaluasi yaitu tes dan non tes, yang

tergolong non tes adalah skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok,

wawancara, pengamatan, riwayat hidup (Suharsimi Arikunto,

2002:26). Sedangkan tes itu sendiri ada empat, yaitu tes diagnostik, tes

sumatif, tes formatif dan tes penempatan.

1) Tes diagnostik yaitu tes yang bertujuan untuk mancari sebab-sebab

(39)

lingkungan sosial serta ekonomi siswa (Ngalim Purwanto,

2002:25).

2) Tes sumatif yaitu tes yang di gunakan untuk mengukur atau

menilai sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran

'yang telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menetukan kenaikan

tingkat atau kelulusan siswa yang bersangkutan.

3) Tes formatif yaitu tes yang digunakan untuk mencari umpan balik

(feed back) guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru

maupun siswa.

4) Tes placement (penempatan) yaitu tes yang digunakan untuk

penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis

program tertentu (Ngalim Purwanto, 2002:3).

4. Makna pemahanan pendidikan agama Islam

Pemahaman pendidikan agama merupakan kemampuan seseorang

untuk mempertahankan sesuatu yang dianggap benar, membedakan mana

yang termasuk perbuatan baik dan buruk, memberikan contoh yang baik

kepada sesama, dapat menerangkan sesuatu hal yang dapat dipahami dan

lain sebagainya. Apabila seseorang telah memahami ajaran agama

tersebut, meyakini dan mengamalkan semua perintah dan larangan dari

ajaran agama tersebut, maka keyakinannya yang telah menjadi bagian

integral dari kepribadiannya itulah yang akan mengawasi segala

(40)

Sikap dan kepribadian seseorang yang telah memiliki pemahaman

tentang ajaran agama akan berbeda jika dibandingkan dengan seseorang

yang tidak, belum, atau kurang memiliki pemahaman tentang ajaran

agama. Perbedaan tersebut akan terlihat dalam sikap dan perbuatannya

sehari-hari. Seseorang yang telah memahami ajaran agamanya cenderung

akan melakukan perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dalam agamanya

dan selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya selaku hamba Allah.

Orang tersebut juga akan selalu berusaha agar ia tidak melakukan hal-hal

yang dilarang bahkan yang diharamkan dalam ajaran agamanya.

Makna dari pemahaman pendidikan agama Islam adalah untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik

tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

B. Pengamalan Ibadah

1. Pengertian pengamalan ibadah

Pengamalan adalah dari kata amal yang berarti perbuatan,

pekerjaan, segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat

kebaikan (W.J.S. Poerwadaminta, 1985:33). Dari pengertian di atas,

(41)

kebaikan. Dari hal di atas pengamalan masih butuh objek kegiatan.

Sedangkan pengertian ibadah menurut Hasby Ash Shiddieqy yaitu segala

taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengaharap

pahala-Nya di akhirat (Hasby Ash Shiddiqy, 2000:5). Menurut kamus

istilah-fiqih, ibadah yaitu memperhambakan diri kepada Allah dengan taat

melaksanakan segala perintahnya dan anjurannya. Serta menjauhi segala

larangannya karena Allah semata. Baik dalam bentuk kepercayaan,

perkataan maupun perbuatan.

Orang beribadah berusaha melengakapi dirinya dengan perasaan

cinta, tunduk dan patuh kepada Allah SWT (M, Abdul Majieb et,el,

1995:109). Sedangkan menurut ensiklopedi hukum Islam; ibadah berasal

dari bahasa Arab yaitu al-ibadah, yang artinya pengabdian, penyembahan,

ketaatan, menghinakan/ merendahkan diri dan do’a, secara istilah ibadah

yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai usaha menghubungkan dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang disembah

(Ensiklopedi Hukum Islam, 1999:592). Menurut Yusuf al-Qardhawi,

berdasarkan definisi diatas, ulama fiqih menyatakan bahwa ibadah hanya

boleh ditujukan kepada Allah SWT, tidak kepada yang lain (Ensiklopedi

Hukum Islam, 1999:592). Dari uraian diatas menggabungkan pengertian

pengamalan dan pengertian ibadah, maka pengertian pengamalan ibadah

yakni perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebagai usaha

(42)

melaksanakan segala perintah dan anjurannya serta menjauhi segala

larangannya.

2. Dasar Hukum Ibadah

Jika kita renungi hakikat ibadah, kita pun yakin bahwa perintah

beribadah itu pada hakikatnya berupa peringatan memperingatkan kita

menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia-

Nya. Firman Allah SWT

$ 3

c*

d J i

r&S. IjiJpT i-ifll c&'

Artinya: ”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”.

(Q.S. Al Baqarah / 2 : 21) (Depag RI, 2005:5). Ibadah itulah ghayah (tujuan) dijadikannya jin, manusia dan makhluk selainnya.

Firman Allah SWT

f! ? * * * < .

Slj

Cj

Artinya: ”dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU\ (Q.S. Adz Dzariyat / 51 : 56) (Depag RI, 2005:524).

3. Ruang lingkup dan Sistematika Ibadah

Ibadah itu, mensyukuri nikmat Allah. Atas dasar inilah tidak

diharuskan baik oleh syara’, maupun oleh akal beribadah kepada selain

Allah. Karena Allah sendiri yang berhak menerimanya. Lantaran Allah

sendiri yang memberikan nikmat yang paling besar kepada kita, yakni

(43)

Shiddiqy, 2000:10). Meyakini benar, bahwa Allah-lah yang memberikan

nikmat, maka bersyukur pada Allah itu wajib salah satunya dengan

beibadah kepada-Nya, karena ibadah adalah adalah hak Allah yang harus

dipatuhi, untuk mengetahui ruang lingkup ibadah ini tidak terlepas dari

pemahaman terhadap pengertian itu sendiri, oleh sebab itu menurut Ibnu

Taimiyah (661- 728 H/ 1262/1327 M) seperti yang telah dikutip oleh

Ahmad Ritonga, ibadah mencakup semua bentuk cinta dan kerelaan

terhadap Allah SWT, baik dalam perkataan maupun perbuatan, lahir

maupun bathin. Yang termasuk kedalam ibadah ini meliputi shalat, puasa,

zakat, hajibenar dalam pembicaraan, menjalankah amanah, berbuat baik

kepada orangtua, menghubungkan silaturrahim, memenuhi janji, amar

ma’ruf nahi munkar, jihad terhadap orang kafir dan munafik, berbuat baik

kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin dan ibnu sabil, berdo’a,

berdzikir, membaca Al-Qur’an, ikhlas, sabar, sukur, rela menerima

ketentuan Allah SWT, tawakal, raja (berharap atas rahmat), khauf (takut

kepada azab), dan lain sebagainya (A. Rahman Ritonga, 2002:6).

Ruang lingkup ibadah yang di kemukakan Ibnu Taimiyyah diatas

cakupannya sangat luas. Bahkan menurut beliau semua ajaran agama itu

termasuk ibadah bilamana diklasifikasikan kesemuanya dapat menjadi

beberapa kelompok saja, yaitu:

a. Kewajiban-kewajiban atau rukun-rukun syari’at seperti shalat, puasa,

(44)

b. Yang berhubungan dengan (tambahan dari) kewajiban-kewajiban di

atas dalam bentuk ibadah-ibadah sunnah, seperti zikir, membaca Al-

Qur’an, do’a dan istigfar.

c. Semua bentuk hubungan sosial yang baik serta pemenuhan hak-hak

manusia, seperti berbuat baik kepada orang tua, menghubungkan

silaturahmi, berbuat baik kepada anak yatim, fakir miskin dan ibnu

sabil.

d. Akhlak insaniyah, (bersifat kemanusiaan), seperti benar dalam

berbicara, menjalankan amanah dan menepati janji.

e. Akhlak robbaniyyah, (bersifat ketuhanan), seperti mencintai Allah

SWT, dan rasul-rasulnya, takut kepada Allah SWT, ikhlas dan sabar

terhadap hukum-Nya (A. Rahman Ritonga, 2002:7).

Lebih khusus lagi ibadah dapat diklasifikasikan menjadi ibadah

umum dan ibadah khusus. Ibadah umum mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Yaitu mencakup segala amal kebajikan yang dilakukan

dengan niat ikhlas dan sulit untuk mengemukakan sistematikanya. Tetapi

ibadah khusus ditentukan oleh syara’ (nash), bentuk dan caranya. Oleh

karena itu dapat dikemukakan sistematikanya secara garis besar sebagai

berikut:

a. Thaharah

b. Shalat

c. Penyelenggaraan jenazah

(45)

e. Puasa

f. Haji dan Umrah

g. Iktikaf

h. Sumpah dan kafarat

i. Nazar

j. Qurban dan Aqiqah (A. Rahman Ritonga, 2002:7)

4. Tujuan Ibadah

Ibadah mempunyai tujuan pokok dan tujuan tambahan tujuan

pokoknya adalah menghadapkan diri kepada Allah Yang Maha Esa dan

mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan

adanya tujuan itu seseorang akan m encapai derajat yang tinggi di akhirat.

Sedangkan tujuan tambahan adalah agar terciptanya kemaslahatan diri

manusia dan terwujudnya usaha yang baik. Shalat umpamanya,

disyariatkan pada dasarnya bertujuan untuk menundukkan diri kepada

Allah SWT dengan ikhlas, mengingatkan diri dengan berdzikir, sedangkan

tujuan tambahannya antara lain adalah untuk menghindarkan diri dari

perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana dipahami dari firman Allah

SWT:

(46)

Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S.A1-Ankabut. 29 : 45) (Depag RI, 2005:402.

5. Macam-macam ibadah ditinjau dari berbagai segi

Dalam kaitan dengan maksud dan tujuan pensyariatannya ulama

fiqh membaginya ke dalam tiga macam, yakni: 1) ibadah mahdah, 2)

ibadah gair mahdah, dan 3) ibadah zi al-wajhain (Ensiklopedi Hukum

Islam, 1999:593).

a. Ibadah mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan

Allah SWT semata-mata, yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya

sebatas pada ibadah-ibadah khusus. Ciri-ciri ibadah mahdah adalah

semua ketentuan dan aturan pelaksanaannya telah ditetapkan secara

rinci melalui penjelasan-penjelasan al-qur’an dan hadist. Ibadah

mahdah dilakukan semata-mata bertujuan untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT.

b. Ibadah gair mahdah adalah ibadah yang tidak hanya sekedar

menyangkut hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan

dengan sesama makhluk ('hablminallah wa hablminan-nas). Di

samping debungan vertikal juga ada hubungan horizontal. Hubungan

sesama makhluk ini tidak hanya terbatas pada hubungan antar

manusia, tetapi juga manusia dengan lingkungannya, seperti ayat yang

artinya ’’Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah

(47)

c. Ibadah zi al-wajhain adalah ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus,

yaitu mahdah dan ghair mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari

maksud dan tujuan persayriatannya dapat diketahui dan sebagian

lainnya tidak dapat diketahui, seperti nikah dan idah (Ensiklopedi

Hukum Islam, 1999:594).

Dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat dibagi kepada dua

macam yaitu :

1) Ibadah khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara

pelaksanaanya secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat,

zakat, puasa, haji dan lain-lain sebagainya.

2) Ibadah ammah, yakni semua perbuatan baik yang dilakukan

dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah SWT

(ikhlas), seperti makan dan minum, bekerja, amar ma’ruf nahi

mungkar, berlaku adil berbuat baik kepada orang lain dan

sebagainya (A. Rahman Ritongan, 2002:10).

Pembagian ibadah menurut Hasby Ash Shiediqy berdasarkan

bentuk dan sifat ibadah terbagi kepada enam macam (Hasby Ash-

Shiediegy, 2000:19):

a. Ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti tasbih,

tahmid, tahlil, takbir, taslim, do’a, membaca hamdalah oleh orang yang

bersin, memberi salam, menjawab salam, membaca basmalah ketika

makan, minum, menyembelih binatang, membaca Al-qur’an dan

(48)

b. Ibadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan

sesuatu sifat, seperti berjihad dijalan Allah, membela diri dari

gangguan, menyelenggarakan urusan jenazah.

c. Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu

pekerjaan, seperti puasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan

dari segala yang merusak puasa.

d. Ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari

sesuatu pekerjaan, seperti i’tikaf (duduk di dalam sesuatu rumah dari

rumah-rumah Allah), serta menahan diri dari jim a’ dan mubasyarah,

haji, thawaf, wukuf di arafah, ihram, menggunting rambut, mngerat

kuku, berburu, menutup muka oleh para wanita dan menutup kepala

oleh orang laki-laki.

e. Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan

orang-orang yang berhutang, memaafkan kesalahan orang,

memerdekakan budak untuk kuffarat.

f. Ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan, khusyuk

menahan diri dari berbicara dan dari berpaling lahir dan batin untuk

menghadapinya. Dilihat dari segi fasilitas yang dibutuhkan untuk

mewujudkannya, ibadah dapat dibagi menjadi tiga macam :

1) Ibadah badaniyah ruhiyyah mahdah, yaitu suatu ibadah yangutnuk

mewujudkannya hanya dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani saja,

(49)

2) Ibadah maliyyah, yakni ibadah yang mewujudkannya dibutuhkan

pengeluaran harta benda. Seperti zakat.

3) Ibadah badaniyyah ruhiyyah maliyyah, yakni suatu ibadah yang

utnuk mewujudkannya dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani, dan

_ pengeluaran harta kekayaan, seperti haji (Ensiklopedi Hukum

Islam, 1999:594).

Dari segi sasaran manfaat ibadah dapat dibagi menjadi dua macam :

a. Ibadah keshalehan perorangan (fardiyyah), yaitu ibadah yang hanya

menyangkut diri pelakunya sendiri, tidak ada hubungannya dengan

orang lain, seperti shalat.

b. Ibadah keshalehan kemasyarakatan (ijtim a’iyyah), yaitu ibadah yang

memiliki keterikatan dengan orang lain, terutama dari segi sasarannya.

Contoh, sedekah, zakat, disamping merupakan ibadah kepada Allah,

juga merupakan ibadah kemasyarakatan, sebab sasaran dan manfaat

ibadah tersebut akan menjangkau orang lain (Ensiklopedi Hukum

Islam, 1999:594).

C. Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap Pengamalan

Ibadah Siswa

Sikap dan kepribadian seseorang yang telah memiliki pemahaman

tentang ajaran agama akan berbeda jika dibandingkan dengan seseorang yang

tidak, belum, atau kurang memiliki pemahaman tentang ajaran agama.

Perbedaan tersebut akan terlihat dalam sikap dan perbuatannya sehari-hari.

(50)

perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dalam agamanya dan selalu

melaksanakan kewajiban-kewajibannya selaku hamba Allah. Orang tersebut

juga akan selalu berusaha agar ia tidak melakukan hal-hal yang dilarang

bahkan yang diharamkan dalam ajaran agamanya.

Kaitannya dengan ibadah, seperti shalat, puasa, dan mengaji,

merupakan hal yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam yang tidak boleh

ditinggalkan oleh setiap Muslim. Kewajiban tersebut harus selalu dilakukan

pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Shalat dilakukan 5 kali dalam sehari

semalam, puasa wajib dilakukan ketika memasuki bulan Ramadhan, dan

mengaji harus selalu dilakukan setiap harinya.

Bagi orang yang memiliki pemahaman tentang ajaran agama Islam, ia

cenderung akan selalu melakukan kewajiban-kewajibannya kepada Allah

dengan melaksanakan ibadah secara rutin dan selalu berusaha agar tidak

pernah meninggalkan ibadahnya dimanapun ia berada, karena ia menyadari

bahwa ibadah yang diwajibkan benar-benar wajib untuk dilaksanakan dan

tidak boleh ditinggalkan. Ia melaksanakan ibadah tersebut semata-mata untuk

memperoleh ridha dan pahala dari Allah. Jika ia meninggalkan ibadah tersebut

dengan sengaja, maka ia akan berdosa dan kelak akan mendapatkan ganjaran

dari Allah.

Sebaliknya, bagi orang yang tidak atau kurang memiliki pemahaman

tentang ajaran agama Islam, ia akan bersikap acuh untuk melaksanakan ibadah

yang sebenarnya diwajibkan dalam ajaran Islam. Ia hanya akan melakukan

(51)

saja ia meninggalkan ibadah dengan sengaja untuk melakukan pekerjaan lain.

Ia belum betul-betul memahami bahwa ibadah wajib yang ia tinggalkan

sebenarnya akan membawa kerugian bagi dirinya sendiri kelak.

Tinggi rendahnya tingkat pelaksanaan ibadah seseorang dapat

ditentukan dari tinggi rendahnya pemahaman ajaran agama yang dimilikinya.

Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan ada orang yang memiliki

pengetahuan agama yang sangat luas bisa meninggalkan ibadah dan bahkan

(52)

A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung

1. Sejarah Berdirinya

SMP Islam Ngadirejo Temanggung merupakan lembaga di bawah

Yayasan Al-Ma’arif NU. Usaha tersebut dimaksudkan untuk membantu

Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan tujuan

memberikan pendidikan masyarakat sekitar.

SMP Islam Ngadirejo Temanggung pertama kali berdiri

padatanggal 15 Juli 1983 di Ngadirejo Temanggung. Kemudian mengingat

kebutuhan pendidikan di Desa Ngadirejo sangat kurang, maka diadakan

lembaga pendidikan yang berlokasi di Dusun Ngadirejo Desa Ngadirejo

dengan tanah wakaf. Pada tanggal 15 Juli 1983 didirikan SMP Islam

Ngadirejo Temanggung di Dusun Ngadirejo seluas 2019 meter persegi

sampai sekarang. Terakreditasi pada tahun 2006.

2. Letak Geografis

Secara geografis, lokasi SMP Islam Ngadirejo Temanggung adalah

sebagai berikut:

a. Sebelah Barat : Rumah pendudukn

b. Sebelah Utara : Pasar Ngadirejo

c. Sebela Timur : Persawahan

d. Sebelah Selatan : Rumah penduduk

(53)

3. Profil SMP Islam Ngadirejo Temanggung

SK BASKAB No. 920/09/tg.2006/20 Sep 2006

Depdikbud Propinsi Jawa Tengah

Tahun 1983

Pagi

milik sendiri

(54)

w. Lokasi Sekolah :

-x. Jarak ke Pusat Kecamatan : 0 km

y. Jarak ke Otonomi Daerah : 20 km

z. Terletak pada Intansi : Kecamatan

aa. Jumlah Keanggotaan Rayon :

-bb. Organisasi Penyelenggara :

cc. Perjalanan/Perubahan Seklolah :

4. Visi dan Misi SMP Islam Ngadirejo Temanggung

a. Visi

•A

1) Maju dalam prestasi mantap dalam IMTAQ

2) Maju dalam prestasi akademik

3) Maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, informasi dan

kecakapan hidup

4) Maju dalam kegiatan keagamaan

5) Baik dalam sikap dan prilaku

6) Memiliki sekolah yang nyaman dan kondusif

7) Mendapat kepercayaan di masyarakat

b. Misi

1) Mengadakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk

mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa

2) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam ala

Ahlusunnah wal Jamaah

(55)

5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung

a. Keadaan Guru

Tenaga edukatif yang mengajar pada SMP Islam Ngadirejo

Temanggung ada 44 orang termasuk kepala sekolah. Adapun rincian

latar belakang pendidikan tenaga guru di SMP Islam Ngadirejo

Temanggung dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

TABELI

(56)

Gambar

TABEL IIKEADAAN SISWA SMP ISLAM NGADIREJO TEMANGGUNG
TABEL IIIDAFTAR SARANA PRASARANA
TABEL IVDAFTAR RESPONDEN
TABEL V HASIL ANGKET
+6

Referensi

Dokumen terkait

Larutan yang terkumpul di masing-masing konikel disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Medium dibuang, ditambahkan

Rumusan masalah pada penelitian tersebut adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio Loan To Deposit Ratio, Investing Policy Ratio, Non

Tes lisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH, Alat pelindung Diri, Alat-alat Tangan, Alat bertenaga, Alat ukur mekanik, Prosedur

Sebelum kita melihat lebih jauh tentang Sebelum kita melihat lebih jauh tentang profesi di bidang teknologi informasi, profesi di bidang teknologi informasi,

Baik kelompok minoritas dan mayoritas haruslah sama-sama memiliki bangunan kesadaran bahwa model kerukunan yang telah dipraktikkan di NTT adalah model terbaik yang

Oleh itu, Ho 3, iaitu tidak terdapat perbezaan yang signifikan terhadap pencapaian bagi penguasaan aspek bahasa penulisan karangan argumentatif menggunakan peta minda dalam

Pengaruh Likuiditas, leverage, dan aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Industri Sektor Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia..

Jika melihat dari segi naratif speed, yang menurut Piliang (2012) adalah bagaimana sebuah narasi disajikan secara dipercepat atau diperlambat jika dibandingkan dengan waktu