(Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung
Tahun 2009/2010)
S K R IP S I
D ia ju k a n u n tu k M e m p e ro le h G e la r S a r ja n a P e n d id ik a n Islam
A
D isu su n O le h : A R IS T IY O N O N IM : 1 I I 03 03S
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Website : www. stainsalatiga. ac. id E -m ail: administrasi(3).stainsala!iga. ac. id
D E K L A R A SI
B is m ila h irra h m a n irra h im
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan. *
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah
skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 26 Maret 2010atigi
Penulis
\ . 9
W ebsite: ww w.stainsalatiea.ac.idE -m ail: administrasi(a)stainsalatiea.ac.id
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalantu'aluikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Aris Tiyono
NIM : 111 03 038
Jurusan/Progdi : TARBIYAH / PAI
Judul : PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP
PENGAMALAN IBADAH SISWA (Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung Tahun
2009/2010)
"Kontributor populer adalah seseorang yang berpengetahuan
luas dalam kategori tertentu”
- Hiduplah selagi masih hidup
- Jalanilah selagi bisa jalan
- Sadar dan tobatlah selagi masih punya hati
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kepada kedua Orangtua-ku Bapak Tahrin dan Ibu Indarti yang selalu
menyayangiku dan memberikan segalanya buat ku dan keluarga.
2. Kepada adik-adik ku, Aris Isnaeni, i'ery, Torik Firmansyah, yang gagah
dan sayang pada ku.
3. Kepada keponakan ku Vino Aurura Rahman yang selalu aku sayangi
semoga kelak menjadi orang yang berbakti pada kedua orang tuamu.
4. Kepada Laela Ma’ruf yang selalu setia menemani di saat kesulitanku
menghampiri dan memberikan motivasi untuk tenis menyelesaikan skripsi
ini.
5. Kepada teman-teman-ku di Teater GETAR, FPPI, SMC yang selalu
mencintai dan mempercayaiku sampai saat ini.
6. Angkatan muda dan mahasiswa Indonesia.
7. Segenap tokoh tiga pilar bangsa: buruh, tani dan nelayan.
8. Para intelektual dan politisi yang punya hati nurani.
9. Para penegak hukum dan keadilan.
10. Segenap pendidik yang sedang mengukir generasi muda.
11. Para prajurit yang selalu mengingat Sumpah Sapta Marga dan para
bhayangkara yang senantiasa memegang Sumpah Tri Brata.
12. Semua anak bangsa yang masih peduli dengan martabat dan harga diri
bangsa.
Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara
semesta alam: Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada
nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya
yang setia hingga hari pembalasan. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana strata satu (SI) di semua perguruan tinggi, termasuk di Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga adalah membuat karya ilmiah dalam
bentuk skripsi.
Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul.
“PENGARUH PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH
SISWA”, (pada siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung).
Selama pembuatan skirpsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan
bahan-bahan (data) aupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah
dan inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diselesaikan pada
waktunya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini,
terutama kepada Bapak Djaka Siswata, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi
1. Ketua, Puket I, Puket II, Puket III dan seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah
STAIN Salatiga yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu
pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.
2. Dosen pembimbing bapak Jaka Siswanta, M.Pd yang tiada lelah telah
membimbing kami sampai skripsi ini selesai.
3. Kepala Sekolah SMP Islam Ngadirejo Temanggung beserta staf dari seluruh
dewan guru yang telah memberikan informasi kepada penulis untuk penulisan
skripsi ini.
4. Ayah Bunda tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan segala
kasih sayangnya kepada penulis selama hayat. Semoga Allah swt
mengampuni segala dosanya dan melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya
kepada beliau berdua.
5. Adik-adikku, kakek-nenek dan seluruh keluarga yang penulis cintai, atas
semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis.
6. Kawan-kawanku di teater GETAR, FPPI, SMC yang telah memberikan
inspirasi untuk terus berproses dan berkarya, terima kasih kepada kalian
semua.
7. Rekan-rekan seperjuangan di PAI angkatan 2003 khususnya kelas B, serta
rekan-rekan PPL, KKL, KKN dan segenap pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu namanya disini. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan
semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Mudah-mudahan amal
Tiyono, Aris. 2010. Pengaruh Pemahaman P A I Terhadap Pengam alan Ibadah S isw a ” (Studi Kasus di SM P Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 2009/2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd
Kata K u n c i: Pemahaman Pendidikan Agam a Islam dan pengam alan ibadah
Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah Bagaimana pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Bagaimana pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Adakah pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung? Metode penilitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yang termasuk dalam penelitian kualitatif.
Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif. Subyek penelitian sebanyak 50 responden mengunakan tehnik penelitian populasi dan sampel, pengumpulan data menggunakan metode angket, metode dokumentasi, dan interview.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskrptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung tahun 2009/2010. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori C mencapai nilai 46 % dari 50 siswa yang memandang bahwa pemahaman pendidikan agama Islam memiliki kategori rendah, yaitu berada pada interval 19-22. Sedangkan untuk pengamalan ibadah yang memperoleh kategori B mencapai nilai 46% berada pada interval 23-26.
Setelah data berhasil dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Dengan jum lah subyek 50 responden dengan taraf singnifikansi 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,279, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,279 < 0,304. Hal ini menunjukkan bahwa dengan demikian ada pengaruh positif antara pemahaman pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah, akan tetapi hubungan itu tidak maksimal.
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN DEKLARASI... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... ,... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK ... x
DAFTAR IS I... ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Hipotesis... 6
F. Metode Penelitian... 6
G. Sistematika Penulisan Skripsi... ,... 10
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 11
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam... 13
3. Pelaksanaan Agama Islam di SMP... 19
4. Makna Pemahanan Pendidikan agama Islam... 28
B. Pengamalan Ibadah... ... 29
1. Pengertian Pengamalan Ibadah... 29
2. Dasar Hukum Ibadah... 31
3. Ruang Lingkup dan Sistematika Ibadah... 31
4. Tujuan Ibadah... 34
5. Macam-macam Ibadah Ditinjau dari Berbagai Segi. 35 C. Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap Pengamalan Ibadah Siswa... 38
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 41
1. Sejarah Berdirinya... 41
2. Letak Geografis... 41
3. Profil SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 42
4. Visi dan Misi SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 43
5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 44
7. Struktur Organisasi SMP Islam Ngadirejo
Temanggung... 49
B. Penyajian Data... 50
1. Daftar responden... 50
2. Hasil Angket tentang pemahaman pendidikan agama
Islam... 51
3. Hasil angket pengamalan ibadah... 53
BAB IV ANALISA DATA
A. Analisis Pertama... 57
B. Analisa K edua... 63
C. Analisis Ketiga... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 75
B. Saran-saran... 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel I Latar Belakang Pendidikan Guru dan Karyawan SMP
Islam Ngadirejo Temanggung... 44
Tabel II -Keadaan Siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 46
Tabel III Daftar Sarana Prasarana... 47
Tabel IV Daftar Responden... 50
Tabel V Hasil Angket tentang Pemahaman Pendidikan Agama Islam SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 51
Tabel VI Hasil Angket Tentang Pengamalan Ibadah SMP Islam Ngadirejo Temanggung... 53
Tabel VII Daftar Nilai Tentang Distribusi Frekuensi Pemahaman Pendidikan Agama Islam... 58
Tabel VIII Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam... 62
Tabel IX Daftar Distribusi Frekuensi Tentang Pengamalan Ibadah .63 Tabel X Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Pengamalan Ibadah... 68
Tabel XI Persiapan untuk Mencari Korelasi antara Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap Pengamalan Ibadah Siswa SMP Islam Ngadirejo ' Temanggung... 69
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Dari definisi tersebut tergambar adanya proses pembelajaran terhadap
peserta didik agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pendidikan
agama untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut.
Pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam undang-
undang nomor 20 tahin 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 12 ayat
1 butir a. setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama. Berarti jika daalam satuan lembaga pendidikan
ada yang beragana Islam maka mereka berhak mendapatkan pengajaran agama
Islam dan diajarkan oleh guru yang beragama Islam (Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 20 fatwa 2003, 2006:2).
Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya melakukan
pendidikan, sebagaimana firman Allah, dalam surat al-alaq ayat 3-5:
. ^3kj JJ U> jlLuVI
&
j j
\'J\
Artinya : “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan per antar an kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Depag RI. 2005:598).
M. Arifm menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga
menunjukkan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat
mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.
Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses
belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan
membaca dalam arti luas. Yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan
melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah (M.
Arifin, 1996:92).
Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup
di dunia dan akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan
manusia berkembang, sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang
terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT (M.
Bosyiruddin Usman. 2002:4).
Sasaran pemahaman pendidikan agama Islam tertuju pada
pembentukan akhlak atau mental anak didik dalam hubungannya dengan
tuhan, masyarakat dan alam atau semua makhluk. Anak adalah cerminan masa
depan, pendidikan anak harus benar-benar diperhatikan agar bakat mereka
memasukkan anak ke dalam jenjang pendidikan yang formal ataupun yang non formal.
Penanaman nilai agama kepada mereka merupakan syarat mutlak
untuk mendapat nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan di dunia dan
akhirat nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pondasi agar mereka tidak keluar dari ajaran-ajaran agama.
Pada tingkatan sekolah lanjutan tingkat pertama mata pelajaran
pendidikan agama Islam di ajarkan sejak kelas satu sampai kelas tiga.
Pelajaran ini berisikan tentang keimanan, akhlak, alqur’an hadits, ibadah dan
sejarah kebudayaan Islam. Yang juga di dalamnya menyangkut teori hukum
Islam yaitu tentang kewajiban manusia. Khususnya kewajiban individual
kepada Allah SWT.
Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar
memiliki pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu
mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian
siswa dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran
Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah SAW.
Dalam standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Islam
yang berisi kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama
menempuh PAI di SLTP (Depdiknas, 2003:10-11). Kemampuan ini
berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan
pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan
komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan
dasar umum yang harus di capai di SLTP yaitu:
1. Mampu membaca Al-Qur’an dan surat-surat pilihan sesuai dengan
tajwidnya, mengartin, dan menyalinnya serta mampu membaca,
mengartikan dan menyakin hadits-hadits pilihan.
2. Beriman kepada Allah SWT, dan lima rukun Islam yang disertai dengan
mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap perilaku, dan akhlak
peserta didik dalam dimensi vertical maupun horizontal.
3. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntutan syariat
Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.
4. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap dan kepribadian
Rasulullah serta khulafaaur rasyidin.
5. Mampu mengambil manfaat dari sejarah peradaban Islam (Depdiknas,
2003:11).
Dari standar kompetensi diatas pada point ke-3 di sebutkan bahwa
siswa mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam
baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Dengan demikian mencermati hal
diatas maka penulis akan mencoba menyoroti tentang pemahaman PAI di
SMP Islam Ngadirejo Temanggung, yang di tekankan pada aspek pengamalan
ibadah siswa berhubungan dengan ibadah sholat, puasa, mengaji qur’an dan
berdo’a.
Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tertarik untuk melakukan
PEMAHAMAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA”
(Studi Kasus di SMP Islam Ngadirejo Temanggung).
B. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam
Ngadirejo Temanggung?
2. Bagaimana pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung?
3. Adakah pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap
pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung?
C. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran yang kongkrit serta arah yang jelas
dalam penelitian ini, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemahaman pendidikan agama Islam siswa SMP Islam
Ngadirejo Temanggung.
2. Untuk mengetahui pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo
Temanggung.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemahaman pendidikan
agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa SMP Islam Ngadirejo
D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat:
1. Untuk mengembangkan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam
mendalami masalah-masalah Pendidikan Agama Islam dan pengamalan
ibadah.
2. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam melaksanakan Pendidikan
Agama Islam di SMP Islam Ngadirejo Temanggung.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi koreksi bacaan yang
bermanfaat bagi perpustakaan dan taman-taman bacaan.
£ . Hipotesis
mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang dilakukan guru terhadap
pengamalan ibadah siswa”. ^
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 1999:115). Sedangkan menurut M. Nasir populasi adalah
kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditentukan
(M. Nasir, 1991:325). Apabila seseorang mengadakan penelitian pada
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian populasi.
Mengacu pada persoalan dari judul penelitian di atas, maka penulis
F. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi adalah seluruh
individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan
dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh
siswa kelas III SMP Islam Ngadirejo Temanggung yang berjumlah 275
siswa,
b. Sampel
Menurut Winarno Surachmad sampel adalah merupakan
sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Winarno Surachmad,
1979:104). Sutrisno Hadi mengemukakan pengertian sampel adalah
merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sasaran dalam
penelitian (Sutrisno Hadi, 1979:70).
Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian.
Mengenai besar kecilnya sampel yang diambil, maka kesimpulan yang
diambil semakin baik. Sehubungan dengan itu Suharsimi Arikunto
mengatakan : “Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil
antara 10 - 15 % atau 20 - 25 % atau lebih, sesuai kemampuan”
(Suharsimi Arikunto, 1999:120).
Maka untuk menjamin hasil penelitian, maka penulis
mengambil sampel sejumlah kurang lebih 18,2 % atau 50 siswa dari
menggunakan propertional random sampling, karena sesuai dengan
keadaan populasi, yaitu seluruh siswa kelas III sebanyak 275 siswa.
2. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam rangka mendapatkan data yang akurat dalam penyusunan
skripsi ini penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Angket
Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,
1999:124). Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data
tentang pengaruh pemahaman pendidikan agama Islam terhadap
pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo Temanggung.
b. Observasi
Observasi ialah pengalaman dan pencatatan secara sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, t.t., ). Metode
observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi
sekolah, keadaan fisik bangunan, sekolah, administrasi sekolah,
struktur organisasi sekolah dan pada saat pelaksanaan pengisian
angket.
c. Interview
Adalah bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk
memperoleh data tentang pengaruh pemahaman pendidikan agama
Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo
Temanggung.
3. Tehnik Analisis Data
a. Analisis pendahuluan
Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel
secara terpisah sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variabel
penelitian. Analisis ini menggunakan rumus prosentase.
N
Keterangan:
P : Proporsi F : Frekuensi
N : Jumlah responden b. Analisis lanjutan
Untuk mengetahui pengaruh pemahaman pendidikan agama
Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SMP Islam Ngadirejo
Temanggung. Analisis ini menggunakan korelasi product moment,
yaitu sebagai berikut:
P=—x!00%
7 N r x y
-Keterangan:
y : Variabel pengamalan ibadah N : Jumlah responden
G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I Pendahuluan
vBab ini membahas tentang latar belakang masalah, pokok perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Landasan Teori tentang: pendidikan agama Islam, pengertian, dasar
dan tujuan pemahaman pendidikan agama Islam, pendidikan agama Islam di SMP, kurikulum, metode, evaluasi, pengamalan ibadah, dasar hukum ibadah, ruang lingkup dan sistematika ibadah, macam-macam ibadah di tinjau dari berbagai segi.
BAB III Laporan hasil penelitian yang meliputi: gambaran umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung, sejarah singkat berdirinya, visi, misi, dan tujua, letak geografis, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana, struktur organisasi dan penyajian data. BAB IV Data analisis meliputi: analisis pertama, analisis kedua dan analisis
ketiga.
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas pendidikan agama Islam terlebih dahulu perlu
di ungkapkan definisi pendidikan. Para tokoh berbeda pendapat
mendefinisikan pendidikan disebabkan mereka berbeda pendapat dalam
penekanan dan tinjauan terhadap pendidikan. Pendidikan berasal dari kata
didik., lalu kata ini memdapat awalan ”pe” dan akhiran ”an” sehingga
menjadi pendidikan, yang artinya proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang. Atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia,
melalui pengajaran dan pelatihan. Atau proses perbuatan cara mendidik
(Departemen Diknas, 1994:232).
Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu
memelihara dan memberi latihan (Muhibin Syah, 2002:10). Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam bahasa inggris,
education (pendidikan) berasal daTi kata educate (mendidik) artinya
memberi peringatan (to elicit, to give riseto), dan mengembangkan (to
evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau
pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh
pengetahuan (Muhibin Syah, 2002:10).
Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada
term at-tarbiyah, At.ta.dib dan at-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term
yang paling popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term
at-tarbiyah. Sedangkan term at-tadib dan a t-ta ’lim jarang sekali
digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal
pertumbuhan pendidikan Islam (Samsul Mizar, 2002:25). Sedangkan
menurut istilah, pendidikan Islam adalah suatu system kependidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah
(M. Arifin, 1996:10). Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek
kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.
Ahmad D Marimba mengemukakan bahwa pendidikan agama
Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadiannya yang utama (insan kamil) (Ahmad D Marimba, 1989:19).
Sedangkan Ahmad Tafsir mendefinisikn pendidikan Islam sebagai
bimbingan yang diberikan oleh seseorang (peserta didik) agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Ahmad Tafsir,
1992:32).
Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam
adalah suatu system yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
a. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu, fungsi dasar
ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus
seba”gai landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan agama
Islam dapat ditinjau dari segi yuridis/hukum dan dasar religius (Samsul
Nizar, 2000:95).
1) Dasar yuridis/hukum, yang tercakup dalam segi ini adalah:
a) Landasan idiil pancasila, sila pertama ketuhanan yang maha
esa. Mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia
harus percaya kepada tuhan yang maha esa atau dengan kata
lain harus beragama. Untuk mewujudkan manusia yang mampu
mengamalkan ajaran agama karena pendidikan agama
mempunyai tujuan membentuk manusia bertaqwa kepada Allah
SWT.
b) Landasan struktural/konstitusional yakni UUD 1945 dalam bab
XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaannya itu (Undang-
(3) Landasan operasional, yakni dasar yang secara langsung
mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-
sekolah di Indonesia, yakni undang-undang republik
Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pendidikan
agama secara langsung di masukkan ke dalam kurikulum di
sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai
universitas-universitas negeri.
2) Dasar religius:
Dasar pendidikan Islam adalah segala ajarannya yang
bersumber dari Al-Qur’an, sunnah dan ijtihad (ra’yu). Dasar inilah
yang membuat pendidikan Islam menjadi ada, tanpa dasar ini tidak
akan ada pendidikan Islam,
a) Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang
disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di
dalamnya terkandung ajaran pokok sangat penting yang dapat
'f'
dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan
melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu
terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan
masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan
dengan amal yang disebut dengan syari’ah (Zakiyah Darajat,
2004:19-20). Istilah-istilah yang sering biasa digunakan dalam
(1) Ibadah untuk perbuatan yang langsung berhubungan
dengan Allah.
(2) Muamalah untuk perbuatan yang berhubungan selain
dengan Allah.
(3) Akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi
pekerti dalam pergaulan.
Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau
tindakan untuk membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang
lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ikut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia
baik pribadi maupun masyarakat. Di dalam Al-Qur’an terdapat
banyak ajaran yang berisi prinsip berkenaan dengan kegiatan
atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat di baca kisah
lukman mengajari anaknya dalam surat luqman ayat 12-19, di
sana terkandung prinsip materi pendidikan yang berguna untuk
dipelajari oleh setiap muslim,
b) As-sunnah
As-sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun
pengakuan Rosul Allah SWT. Yang dimaksud dengan
pengakuan ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang di
ketahui Rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau
perbuatan. Sunnah merupakan ajaran kedua sesudah Al-Qur’an.
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi
menusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa (Zakiyah
Darajat, 2004:21). Untuk itu Rosulullah menjadi guru dan
pendidik utama bagi umatnya. Oleh karena itu sunnah
merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi
manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan
penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu
ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang
berkaitan dengan pendidikan,
c) Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berpikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syariat
Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum
syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan
hukumnya oleh Al-Qur’an dan sunnah ((Zakiyah Darajat,
2004:22). Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh
aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada Al-Qur’an
dan sunnah. Yang diolah oleh akal dari para ahli pendidikan
Islam. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus di kaitkan
dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup,
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam, secara etimologi, tujuan atau
berarti, sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau
kegiatan selesai (W.J.S. Poerwadarminta, 1985:1094).
Abdurrahman saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya
educational theory a Q ur’anio out look, yang dikutip oleh Armai
Arief, bahwa tujuan pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk
kepribadian sebagai kholifah Allah SWT, atau sekurang-kurangnya
mempersiapkan kejalan yang mengacu kepada tujuan akhir.
Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya di bangun atas tiga
komponen sifat dasar manusia, yaitu: 1. tubuh, 2. ruh, dan 3. akal
(Armai Arief, 2002:19). Yang masing-masing harus dijaga.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan Islam dapat
dikualifikasikan kepada (Armai Arief, 2002:40):
1) Tujuan Pendidikan Jasmani (agdaf al-jismiyah)
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Orang mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih di sayangi Allah ketimbang orang
mukmin yang lemah”. (H. Imam muslim).
Oleh Imam Nawawi menafsirkan hadis di atas sebagai
kekuatan imam yang ditopang oleh kekuatan fisik. Kekuatan fisik
merupakan bagian pokok dari tujuan pendidikan. Maka pendidikan
harus mempunyai tujuan kearah ketrampilan-ketrampilan fisik
yang dianggap perlu bagi tumbuhnya keperkasaan tubuh yang
sehat. Pendidikan Islam dalam hal ini mengacu pada pembicaraan
2) Tujuan Pendidikan Rohani (ahdaf al-ruhaniyyah)
Orang yang betul-betul menerima ajaran Islam tentu akan
menerima seluruh cita-cita ideal yang terdapat dalam Al-Qur’an,
peningkatan jiwa dan kesetiaannya yang hanya kepada Allah
semata dan melaksanakan moralitas Islami yang di teladani dari
tingkah laku kehidupan Nabi Muhammad SAW, merupakan bagian
pokok dalam tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam
harus mampu membawa dan mengembalikan ruh kepada
kebenaran dan kesucian.
3) Tujuan Pendidikan Akal (ahdaf al- aqliyah)
Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi
yang mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat
menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya. Pendidikan yang
dapat membantu tercapainya tujuan akal, seharusnya dengan bukti-
bukti yang memadai dan relevan dengan apa yang mereka pelajari.
Di samping itu pendidikan Islam mengacu kepada tujuan memberi
daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia. Pendidikan
yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak dapat tidak
dapatmengubah daya kreatifitas anak didik. Karena pada dasarnya
pendidikan Islam bukan hanya memberi titik tekan pada hafalan,
4) Tujuan Sosial (ahdaf al-ajtima ’iyah)
Seorang khalifah mempunyai kepribadian utama dan
seimbang, sehingga khalifah tidak akan hidup dalam keterasingan
dan ketersendirian. Oleh karena itu, aspek sosial dari khalifah harus
di pelihara. Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial
adalah menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter
manusia yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan
standar-standar masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang
ada padanya keharmonisan menjadi karakteristik utama yang ingin
dicapai dalam tujuan pendidikan Islam. Sedangkan tujuan akhir
pendidikan Islam versi Abdurrahman adalah mewujudkan manusia
ideal sebagai abid Allah atau ibad Allah, yang tunduk secara total
kepada Allah SWT.
3. Pelaksanaan Agama Islam di SMP
a. Kurikulum
Secara umum kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang
di ajarkan di sekolah. Pengertian yang dianggap tradisional ini masih
banyak dianut sampai sekarang. Istilah kurikulum semula berasal dari
istilah dunia atletik yaitu curere yang berarti berlari, istilah tersebut
erat hubungannya dengan kata curier atau kurir yang berarti
penghubung seseorang untuk menyampaikan sesuatu kepada orang
atau tenpat lain (M. Ahmad, et. El, 1998:9). Seorang kurir harus
kurikulum kemudian diartikan sebagai suatu jarak yang harus di
tempuh (M. Ahmad, et. El, 1998:10). William B. Ragan, sebgaiman
dikutip Armai A rif berpendapat bahwa kurikulum meliputi seluruh
program dan kehidupan sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi
bahan pelajaran, tetapi seluruh kehidupan di kelas (Armai Arif,
2002:30).
John Dewey sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum
dan hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa
kurikulum merupakan suatu rekontruksi berkelanjutan yang
memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan
pengetahuan yang terorganisasikan dengan baik yang biasanya disebut
kurikulum (M. Ahmad, et. El, 1998:13).
Hilda Taba berpendapat kurikulum adalah pernyataan tentang
tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan
materinya dip;lih dan diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu
untuk kepentingan belajar dan mengajar. Biasanya dalam suatu
kurikulum sudah termasuk program penilai hasilnya (M. Ahmad, et.
El, 1998:14). Dalam undang-undang republik indonesia tentang sistem
pendidikan nasional dirumuskan kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang dinamakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
standar nasioral pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Dari beberapa devinisi yang telah di kemukakan, bahwa
kurikulum merupakan alat atau sarana untuk mancapai tujuan
pendidikan, sehingga dalam proses belajar mengajar pada jenjang
pendidikan berpegang pada kurikulum yang ada. Pada pasal 37
undang-undang republik indonesia tentang sistem pendidikan nasional
di sebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat:
1) Pendidikan agama
2) Pendidikan kewarganegaraan
3) Bahasa
4) Matematika
5) IPA
6) IPS
7) Seni dan Budaya
8) Pendidikan jasmani dan olah raga
9) Keterampilan atau kejuruan dan
10) Muatan lokal (Undang-Undang Republik Indonesia, 2006:20)
Tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kurikulum yang
dipakai yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
pengembangannya berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Pendidikan (BNSP) (Depdiknas, 2006:1). Secara umum mata pelajaran
PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber
pokok ajaran Islam. Yaitu Al-Qur’an dan al-sunnah/al-hadits Nabi
Muhammad saW, (dalil naqli). Dengan melaui mrtode ijtihad (dalil
aqK) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan
lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad
lainnya.
Karakteristik mata pelajaran PAI tertuang dalam tiga kerangka
dasar ajaran Islam, yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Aqidah
merupakan penjabaran dari konsep iman; syariah merupakan
penjabaran dari konsep Islam; syariah memiliki dua dimensi kajian
pokok, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran
dari konsep ihsan.
Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajian
keislaman (ilmu-ilmu agama) seperti ilmu kalam (Theologi Islam,
Ushuluddin, Ilmu tauhid) yang merupakan pengembangan dari aqidah,
ilmu fiqih yang merupakan pengembangan dari syariah dan ilmu
akhlak (Etika Islam, Moralitas Islam) yang merupakan pengembangan
dari akhlak, termasuk kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan
teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam barbagai
mata pelajaran di SMP (Depdiknas, 2006:2). Itulah gambaran tentang
b. Metode Pengajaran
Metode berasal dari dua kata yaitu: meta dan hodos, meta
berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi metode adalah
cara/jalan yang harus dilalui (M. Arifin, 1992:61). Dalam kamus
umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara yang
telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud
(WJS. Poerwadarminta, 1985:87). Sedangkan menurut Mahmud
Yunus sebagaimana yang di kutip Armai Arif, metode adalah jalan
yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan
tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun
dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya (M. Arifin, 1992:87).
Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa metode
mengandung arti adanya urutan kerja yang terencana, sistematis dan
merupakan hasil exsperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Semakin tepat metode yang digunakan maka semakin
efektif pula dalam pencapaian tujuan. Metode pengajaran yang penulis
maksud dalam uraian ini adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kepada siswa.
Adapun macam-macam metode yang dapat dipergunakan
dalam pengajaran agama adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,
sosiodrama, driil dan tanya jawab. Dalam hal ini akan diuraikan
1) Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara
menyampaika sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan
kepada siswa atau khalayak ramai (M. Arifin, 1992:135). Ciri yang
* menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di
kelas adalah peranan guru tampak sangat dominan. Adapun murid
mendengarkan dengan teliti dan mencatat isi ceramah yang di
sampaikan oleh guru di depan kelas (Tayar Yusuf, 1995:41).
Metode ceramah di berikan apabila suatu materi membutuhkan
penjelasan agar materi tersebut dimengerti oleh siswanya.
2) Metode Diskusi
Diskusi yaitu suatu proses yang melibatkan dua individu
atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling
tukar informasi (information sharing), saling mempertahankan
pendapat {self maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah
tertentu {problem solving) (Armai Arif, 2002:145). Sedangkan
metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara
yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan
materi dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat
menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa
(Armai Arif, 2002:145). Dengan demikian bahwa metode diskusi
oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu
masalah berdasarkan pendapat para siswa.
3) Metode Demonstrasi
Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode
•demontrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan alat
peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau
cara untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan
jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa. To show
atau memperkenalkan/mempertontonkan (Tayar Yusuf, 1995:49).
Metode demontrasi dapat merangsang siswa untuk lebih aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga dapat memusatkan
perhatian anak didik.
4) Metode Sosiodrama
Sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru
memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan
memainkan peran seperti yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat/sosial (Armai Arif, 2002:180). Dalam pendidikan
agama metode sosiodrama ini efektif dalam menyajikan pelajaran
akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam pelajaran
sejarah, misalnya guru menggambarkan kisah sahabat Khalifah
Abu Bakar ketika beliau mawik Islam. Kisah tersebut tentu amat
menarik jika disajikan melalui sosiodrama (Tayar Yusuf, 1995:54).
mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian, dan juga
metode ini akan lebih menarik perhatian anak. Sehingga suasana
kelas akan lebih hidup.
5) Metode Drill
Metode drill (latihan siap) pengertiannya sering dikacaukan
dengan istilah ulangan. Padahal maksud keduanya berbeda. Latihan
siap (drill) dimaksudkan yaitu agar pengetahuan siswa dan
kecapakan tertentu dapat menjadi miliknya dan betul-betul dikuasai
siswa. Dengan kata lain metode drill adalah suatu cara menyajikan
bahan pelajaran dengan jalan atau cara melatih siswa agar
menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas
latihan yang diberikan (Tayar Yusuf, 1995:64). Pada latihan siap
(drill) untuk melaksanakan ibadah shalat dalam Islam sangat
ditekankan pada anak didik sedini mungkin agar dengan latihan-
latihan yang dilakukan pada anak didik tidak merasa canggung
setelah mereka dewasa.
6) . Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan
cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu
metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedangkan
murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya (Armai
Arif, 2002:140). Dan juga pada metode ini bisa pula diatur
metode tanya jawab yaitu situasi kelas menjadi hidup atau dinamis,
karena siswa aktif berpikir dan memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan dan juga melatih agar siswa berani
menyampaikan buah pikirannya,
c. Evaluasi
Dalam arti luas, evaluasi adalah sutu proses merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens dan Lehman,
1978:5). Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan
evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja
direncanakan untuk memperoleh informasi atau data berdasarkan data
tersebut kemudian di coba membuat suatu keputusan. Berarti evaluasi
pendidikan agama Islam yang penulis maksud adalah suatu tindakan
atau proses untuk menentukan prestasi hasil belajar murid dalam mata
pelajaran agama Islam (Ngalim Purwanto, 2002:3).
Dalam buku dasar evaluasi pendidikan karangan Suharsimi
Arikunto menyebutkan alat-alat evaluasi yaitu tes dan non tes, yang
tergolong non tes adalah skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok,
wawancara, pengamatan, riwayat hidup (Suharsimi Arikunto,
2002:26). Sedangkan tes itu sendiri ada empat, yaitu tes diagnostik, tes
sumatif, tes formatif dan tes penempatan.
1) Tes diagnostik yaitu tes yang bertujuan untuk mancari sebab-sebab
lingkungan sosial serta ekonomi siswa (Ngalim Purwanto,
2002:25).
2) Tes sumatif yaitu tes yang di gunakan untuk mengukur atau
menilai sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran
'yang telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menetukan kenaikan
tingkat atau kelulusan siswa yang bersangkutan.
3) Tes formatif yaitu tes yang digunakan untuk mencari umpan balik
(feed back) guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru
maupun siswa.
4) Tes placement (penempatan) yaitu tes yang digunakan untuk
penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis
program tertentu (Ngalim Purwanto, 2002:3).
4. Makna pemahanan pendidikan agama Islam
Pemahaman pendidikan agama merupakan kemampuan seseorang
untuk mempertahankan sesuatu yang dianggap benar, membedakan mana
yang termasuk perbuatan baik dan buruk, memberikan contoh yang baik
kepada sesama, dapat menerangkan sesuatu hal yang dapat dipahami dan
lain sebagainya. Apabila seseorang telah memahami ajaran agama
tersebut, meyakini dan mengamalkan semua perintah dan larangan dari
ajaran agama tersebut, maka keyakinannya yang telah menjadi bagian
integral dari kepribadiannya itulah yang akan mengawasi segala
Sikap dan kepribadian seseorang yang telah memiliki pemahaman
tentang ajaran agama akan berbeda jika dibandingkan dengan seseorang
yang tidak, belum, atau kurang memiliki pemahaman tentang ajaran
agama. Perbedaan tersebut akan terlihat dalam sikap dan perbuatannya
sehari-hari. Seseorang yang telah memahami ajaran agamanya cenderung
akan melakukan perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dalam agamanya
dan selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya selaku hamba Allah.
Orang tersebut juga akan selalu berusaha agar ia tidak melakukan hal-hal
yang dilarang bahkan yang diharamkan dalam ajaran agamanya.
Makna dari pemahaman pendidikan agama Islam adalah untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
B. Pengamalan Ibadah
1. Pengertian pengamalan ibadah
Pengamalan adalah dari kata amal yang berarti perbuatan,
pekerjaan, segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat
kebaikan (W.J.S. Poerwadaminta, 1985:33). Dari pengertian di atas,
kebaikan. Dari hal di atas pengamalan masih butuh objek kegiatan.
Sedangkan pengertian ibadah menurut Hasby Ash Shiddieqy yaitu segala
taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengaharap
pahala-Nya di akhirat (Hasby Ash Shiddiqy, 2000:5). Menurut kamus
istilah-fiqih, ibadah yaitu memperhambakan diri kepada Allah dengan taat
melaksanakan segala perintahnya dan anjurannya. Serta menjauhi segala
larangannya karena Allah semata. Baik dalam bentuk kepercayaan,
perkataan maupun perbuatan.
Orang beribadah berusaha melengakapi dirinya dengan perasaan
cinta, tunduk dan patuh kepada Allah SWT (M, Abdul Majieb et,el,
1995:109). Sedangkan menurut ensiklopedi hukum Islam; ibadah berasal
dari bahasa Arab yaitu al-ibadah, yang artinya pengabdian, penyembahan,
ketaatan, menghinakan/ merendahkan diri dan do’a, secara istilah ibadah
yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai usaha menghubungkan dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang disembah
(Ensiklopedi Hukum Islam, 1999:592). Menurut Yusuf al-Qardhawi,
berdasarkan definisi diatas, ulama fiqih menyatakan bahwa ibadah hanya
boleh ditujukan kepada Allah SWT, tidak kepada yang lain (Ensiklopedi
Hukum Islam, 1999:592). Dari uraian diatas menggabungkan pengertian
pengamalan dan pengertian ibadah, maka pengertian pengamalan ibadah
yakni perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebagai usaha
melaksanakan segala perintah dan anjurannya serta menjauhi segala
larangannya.
2. Dasar Hukum Ibadah
Jika kita renungi hakikat ibadah, kita pun yakin bahwa perintah
beribadah itu pada hakikatnya berupa peringatan memperingatkan kita
menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia-
Nya. Firman Allah SWT
$ 3
c*
d J i
r&S. IjiJpT i-ifll c&'
Artinya: ”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”.
(Q.S. Al Baqarah / 2 : 21) (Depag RI, 2005:5). Ibadah itulah ghayah (tujuan) dijadikannya jin, manusia dan makhluk selainnya.
Firman Allah SWT
f! ? * * * < .
Slj
Cj
Artinya: ”dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU\ (Q.S. Adz Dzariyat / 51 : 56) (Depag RI, 2005:524).
3. Ruang lingkup dan Sistematika Ibadah
Ibadah itu, mensyukuri nikmat Allah. Atas dasar inilah tidak
diharuskan baik oleh syara’, maupun oleh akal beribadah kepada selain
Allah. Karena Allah sendiri yang berhak menerimanya. Lantaran Allah
sendiri yang memberikan nikmat yang paling besar kepada kita, yakni
Shiddiqy, 2000:10). Meyakini benar, bahwa Allah-lah yang memberikan
nikmat, maka bersyukur pada Allah itu wajib salah satunya dengan
beibadah kepada-Nya, karena ibadah adalah adalah hak Allah yang harus
dipatuhi, untuk mengetahui ruang lingkup ibadah ini tidak terlepas dari
pemahaman terhadap pengertian itu sendiri, oleh sebab itu menurut Ibnu
Taimiyah (661- 728 H/ 1262/1327 M) seperti yang telah dikutip oleh
Ahmad Ritonga, ibadah mencakup semua bentuk cinta dan kerelaan
terhadap Allah SWT, baik dalam perkataan maupun perbuatan, lahir
maupun bathin. Yang termasuk kedalam ibadah ini meliputi shalat, puasa,
zakat, hajibenar dalam pembicaraan, menjalankah amanah, berbuat baik
kepada orangtua, menghubungkan silaturrahim, memenuhi janji, amar
ma’ruf nahi munkar, jihad terhadap orang kafir dan munafik, berbuat baik
kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin dan ibnu sabil, berdo’a,
berdzikir, membaca Al-Qur’an, ikhlas, sabar, sukur, rela menerima
ketentuan Allah SWT, tawakal, raja (berharap atas rahmat), khauf (takut
kepada azab), dan lain sebagainya (A. Rahman Ritonga, 2002:6).
Ruang lingkup ibadah yang di kemukakan Ibnu Taimiyyah diatas
cakupannya sangat luas. Bahkan menurut beliau semua ajaran agama itu
termasuk ibadah bilamana diklasifikasikan kesemuanya dapat menjadi
beberapa kelompok saja, yaitu:
a. Kewajiban-kewajiban atau rukun-rukun syari’at seperti shalat, puasa,
b. Yang berhubungan dengan (tambahan dari) kewajiban-kewajiban di
atas dalam bentuk ibadah-ibadah sunnah, seperti zikir, membaca Al-
Qur’an, do’a dan istigfar.
c. Semua bentuk hubungan sosial yang baik serta pemenuhan hak-hak
manusia, seperti berbuat baik kepada orang tua, menghubungkan
silaturahmi, berbuat baik kepada anak yatim, fakir miskin dan ibnu
sabil.
d. Akhlak insaniyah, (bersifat kemanusiaan), seperti benar dalam
berbicara, menjalankan amanah dan menepati janji.
e. Akhlak robbaniyyah, (bersifat ketuhanan), seperti mencintai Allah
SWT, dan rasul-rasulnya, takut kepada Allah SWT, ikhlas dan sabar
terhadap hukum-Nya (A. Rahman Ritonga, 2002:7).
Lebih khusus lagi ibadah dapat diklasifikasikan menjadi ibadah
umum dan ibadah khusus. Ibadah umum mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Yaitu mencakup segala amal kebajikan yang dilakukan
dengan niat ikhlas dan sulit untuk mengemukakan sistematikanya. Tetapi
ibadah khusus ditentukan oleh syara’ (nash), bentuk dan caranya. Oleh
karena itu dapat dikemukakan sistematikanya secara garis besar sebagai
berikut:
a. Thaharah
b. Shalat
c. Penyelenggaraan jenazah
e. Puasa
f. Haji dan Umrah
g. Iktikaf
h. Sumpah dan kafarat
i. Nazar
j. Qurban dan Aqiqah (A. Rahman Ritonga, 2002:7)
4. Tujuan Ibadah
Ibadah mempunyai tujuan pokok dan tujuan tambahan tujuan
pokoknya adalah menghadapkan diri kepada Allah Yang Maha Esa dan
mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan. Dengan
adanya tujuan itu seseorang akan m encapai derajat yang tinggi di akhirat.
Sedangkan tujuan tambahan adalah agar terciptanya kemaslahatan diri
manusia dan terwujudnya usaha yang baik. Shalat umpamanya,
disyariatkan pada dasarnya bertujuan untuk menundukkan diri kepada
Allah SWT dengan ikhlas, mengingatkan diri dengan berdzikir, sedangkan
tujuan tambahannya antara lain adalah untuk menghindarkan diri dari
perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana dipahami dari firman Allah
SWT:
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S.A1-Ankabut. 29 : 45) (Depag RI, 2005:402.
5. Macam-macam ibadah ditinjau dari berbagai segi
Dalam kaitan dengan maksud dan tujuan pensyariatannya ulama
fiqh membaginya ke dalam tiga macam, yakni: 1) ibadah mahdah, 2)
ibadah gair mahdah, dan 3) ibadah zi al-wajhain (Ensiklopedi Hukum
Islam, 1999:593).
a. Ibadah mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan
Allah SWT semata-mata, yakni hubungan vertikal. Ibadah ini hanya
sebatas pada ibadah-ibadah khusus. Ciri-ciri ibadah mahdah adalah
semua ketentuan dan aturan pelaksanaannya telah ditetapkan secara
rinci melalui penjelasan-penjelasan al-qur’an dan hadist. Ibadah
mahdah dilakukan semata-mata bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
b. Ibadah gair mahdah adalah ibadah yang tidak hanya sekedar
menyangkut hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan
dengan sesama makhluk ('hablminallah wa hablminan-nas). Di
samping debungan vertikal juga ada hubungan horizontal. Hubungan
sesama makhluk ini tidak hanya terbatas pada hubungan antar
manusia, tetapi juga manusia dengan lingkungannya, seperti ayat yang
artinya ’’Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah
c. Ibadah zi al-wajhain adalah ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus,
yaitu mahdah dan ghair mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari
maksud dan tujuan persayriatannya dapat diketahui dan sebagian
lainnya tidak dapat diketahui, seperti nikah dan idah (Ensiklopedi
Hukum Islam, 1999:594).
Dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat dibagi kepada dua
macam yaitu :
1) Ibadah khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara
pelaksanaanya secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat,
zakat, puasa, haji dan lain-lain sebagainya.
2) Ibadah ammah, yakni semua perbuatan baik yang dilakukan
dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah SWT
(ikhlas), seperti makan dan minum, bekerja, amar ma’ruf nahi
mungkar, berlaku adil berbuat baik kepada orang lain dan
sebagainya (A. Rahman Ritongan, 2002:10).
Pembagian ibadah menurut Hasby Ash Shiediqy berdasarkan
bentuk dan sifat ibadah terbagi kepada enam macam (Hasby Ash-
Shiediegy, 2000:19):
a. Ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti tasbih,
tahmid, tahlil, takbir, taslim, do’a, membaca hamdalah oleh orang yang
bersin, memberi salam, menjawab salam, membaca basmalah ketika
makan, minum, menyembelih binatang, membaca Al-qur’an dan
b. Ibadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan
sesuatu sifat, seperti berjihad dijalan Allah, membela diri dari
gangguan, menyelenggarakan urusan jenazah.
c. Ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu
pekerjaan, seperti puasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan
dari segala yang merusak puasa.
d. Ibadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari
sesuatu pekerjaan, seperti i’tikaf (duduk di dalam sesuatu rumah dari
rumah-rumah Allah), serta menahan diri dari jim a’ dan mubasyarah,
haji, thawaf, wukuf di arafah, ihram, menggunting rambut, mngerat
kuku, berburu, menutup muka oleh para wanita dan menutup kepala
oleh orang laki-laki.
e. Ibadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan
orang-orang yang berhutang, memaafkan kesalahan orang,
memerdekakan budak untuk kuffarat.
f. Ibadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan, khusyuk
menahan diri dari berbicara dan dari berpaling lahir dan batin untuk
menghadapinya. Dilihat dari segi fasilitas yang dibutuhkan untuk
mewujudkannya, ibadah dapat dibagi menjadi tiga macam :
1) Ibadah badaniyah ruhiyyah mahdah, yaitu suatu ibadah yangutnuk
mewujudkannya hanya dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani saja,
2) Ibadah maliyyah, yakni ibadah yang mewujudkannya dibutuhkan
pengeluaran harta benda. Seperti zakat.
3) Ibadah badaniyyah ruhiyyah maliyyah, yakni suatu ibadah yang
utnuk mewujudkannya dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani, dan
_ pengeluaran harta kekayaan, seperti haji (Ensiklopedi Hukum
Islam, 1999:594).
Dari segi sasaran manfaat ibadah dapat dibagi menjadi dua macam :
a. Ibadah keshalehan perorangan (fardiyyah), yaitu ibadah yang hanya
menyangkut diri pelakunya sendiri, tidak ada hubungannya dengan
orang lain, seperti shalat.
b. Ibadah keshalehan kemasyarakatan (ijtim a’iyyah), yaitu ibadah yang
memiliki keterikatan dengan orang lain, terutama dari segi sasarannya.
Contoh, sedekah, zakat, disamping merupakan ibadah kepada Allah,
juga merupakan ibadah kemasyarakatan, sebab sasaran dan manfaat
ibadah tersebut akan menjangkau orang lain (Ensiklopedi Hukum
Islam, 1999:594).
C. Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap Pengamalan
Ibadah Siswa
Sikap dan kepribadian seseorang yang telah memiliki pemahaman
tentang ajaran agama akan berbeda jika dibandingkan dengan seseorang yang
tidak, belum, atau kurang memiliki pemahaman tentang ajaran agama.
Perbedaan tersebut akan terlihat dalam sikap dan perbuatannya sehari-hari.
perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dalam agamanya dan selalu
melaksanakan kewajiban-kewajibannya selaku hamba Allah. Orang tersebut
juga akan selalu berusaha agar ia tidak melakukan hal-hal yang dilarang
bahkan yang diharamkan dalam ajaran agamanya.
Kaitannya dengan ibadah, seperti shalat, puasa, dan mengaji,
merupakan hal yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam yang tidak boleh
ditinggalkan oleh setiap Muslim. Kewajiban tersebut harus selalu dilakukan
pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Shalat dilakukan 5 kali dalam sehari
semalam, puasa wajib dilakukan ketika memasuki bulan Ramadhan, dan
mengaji harus selalu dilakukan setiap harinya.
Bagi orang yang memiliki pemahaman tentang ajaran agama Islam, ia
cenderung akan selalu melakukan kewajiban-kewajibannya kepada Allah
dengan melaksanakan ibadah secara rutin dan selalu berusaha agar tidak
pernah meninggalkan ibadahnya dimanapun ia berada, karena ia menyadari
bahwa ibadah yang diwajibkan benar-benar wajib untuk dilaksanakan dan
tidak boleh ditinggalkan. Ia melaksanakan ibadah tersebut semata-mata untuk
memperoleh ridha dan pahala dari Allah. Jika ia meninggalkan ibadah tersebut
dengan sengaja, maka ia akan berdosa dan kelak akan mendapatkan ganjaran
dari Allah.
Sebaliknya, bagi orang yang tidak atau kurang memiliki pemahaman
tentang ajaran agama Islam, ia akan bersikap acuh untuk melaksanakan ibadah
yang sebenarnya diwajibkan dalam ajaran Islam. Ia hanya akan melakukan
saja ia meninggalkan ibadah dengan sengaja untuk melakukan pekerjaan lain.
Ia belum betul-betul memahami bahwa ibadah wajib yang ia tinggalkan
sebenarnya akan membawa kerugian bagi dirinya sendiri kelak.
Tinggi rendahnya tingkat pelaksanaan ibadah seseorang dapat
ditentukan dari tinggi rendahnya pemahaman ajaran agama yang dimilikinya.
Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan ada orang yang memiliki
pengetahuan agama yang sangat luas bisa meninggalkan ibadah dan bahkan
A. Gambaran Umum SMP Islam Ngadirejo Temanggung
1. Sejarah Berdirinya
SMP Islam Ngadirejo Temanggung merupakan lembaga di bawah
Yayasan Al-Ma’arif NU. Usaha tersebut dimaksudkan untuk membantu
Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan tujuan
memberikan pendidikan masyarakat sekitar.
SMP Islam Ngadirejo Temanggung pertama kali berdiri
padatanggal 15 Juli 1983 di Ngadirejo Temanggung. Kemudian mengingat
kebutuhan pendidikan di Desa Ngadirejo sangat kurang, maka diadakan
lembaga pendidikan yang berlokasi di Dusun Ngadirejo Desa Ngadirejo
dengan tanah wakaf. Pada tanggal 15 Juli 1983 didirikan SMP Islam
Ngadirejo Temanggung di Dusun Ngadirejo seluas 2019 meter persegi
sampai sekarang. Terakreditasi pada tahun 2006.
2. Letak Geografis
Secara geografis, lokasi SMP Islam Ngadirejo Temanggung adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah Barat : Rumah pendudukn
b. Sebelah Utara : Pasar Ngadirejo
c. Sebela Timur : Persawahan
d. Sebelah Selatan : Rumah penduduk
3. Profil SMP Islam Ngadirejo Temanggung
SK BASKAB No. 920/09/tg.2006/20 Sep 2006
Depdikbud Propinsi Jawa Tengah
Tahun 1983
Pagi
milik sendiri
w. Lokasi Sekolah :
-x. Jarak ke Pusat Kecamatan : 0 km
y. Jarak ke Otonomi Daerah : 20 km
z. Terletak pada Intansi : Kecamatan
aa. Jumlah Keanggotaan Rayon :
-bb. Organisasi Penyelenggara :
cc. Perjalanan/Perubahan Seklolah :
4. Visi dan Misi SMP Islam Ngadirejo Temanggung
a. Visi
•A
1) Maju dalam prestasi mantap dalam IMTAQ
2) Maju dalam prestasi akademik
3) Maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, informasi dan
kecakapan hidup
4) Maju dalam kegiatan keagamaan
5) Baik dalam sikap dan prilaku
6) Memiliki sekolah yang nyaman dan kondusif
7) Mendapat kepercayaan di masyarakat
b. Misi
1) Mengadakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa
2) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam ala
Ahlusunnah wal Jamaah
5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Islam Ngadirejo Temanggung
a. Keadaan Guru
Tenaga edukatif yang mengajar pada SMP Islam Ngadirejo
Temanggung ada 44 orang termasuk kepala sekolah. Adapun rincian
latar belakang pendidikan tenaga guru di SMP Islam Ngadirejo
Temanggung dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
TABELI