• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Intelectual Capital dan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Intelectual Capital dan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Manajemen Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MASRIWILYANA 10600113099

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Masriwilyana

NIM : 10600113099

Tempat/Tgl. Lahir : Kading, 10 Juni 1996

Jur/Prodi/Konsentrasi : Manajemen Ekonomi

Fakultas/Program : Ekonomi & Bisnis Islam

Alamat : Villa Samata Sejahtera Blok A No 8

Judul : Pengaruh Intelectuan Capital dan Coorporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada

perusahaan manufaktur yang listing di BEI

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Agustus 2017 Penyusun,

(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya kepada

Allah (Subhanahu Wata’ala) yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, kekuatan,

rahmat dan inayahnya serta ilmu pengetahuan yang Kau limpahkan. Atas

perkenan-Mu jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat

serta salam “Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Waala Ali Sayyidina

Muhammad” juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Intelectual Capital, dan Corporate Sosial Responsibility terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (sektor makanan dan minuman tahu 2011-2015) ” penulis

hadirkan sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi S1 dan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Selama penyusunan skripsi ini, tidak dapat lepas dari bimbingan, dorongan

dan bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak, oleh karena itu

perkenankanlah penulis menghanturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

(5)

v

1. Kedua orang tua saya yang telah membimbing selama ini dan atas segala doa dan

pengorbanannya baik secara materi maupun moril sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi.

2. Bapak Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si. Selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar yang telah memberikan kebijakan-kebijakan demi membangun UIN

Alauddin Makassar agar lebih berkualitas.

3. Bapak Prof. Dr. H Ambo Asse, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

4. Ibu Rika Dwi Ayu Parmitasari,SE.,M.Comm selaku Ketua Jurusan Manajemen

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

5. Bapak Prof. Dr H Muslimin, M.Ag sebagai dosen pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna selama proses

penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Rusnawati, SE., MM Selaku dosen pembimbing II yang juga telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna selama proses

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Dr.Syaharuddin, M.Si selaku dosen penguji I yang juga telah

memberikan pengarahan dan saran tentang skripsi ini.

8. Bapak Dr. Mudassir, SE., MM, Ak selaku dosen penguji II yang juga telah

(6)

vi

9. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan

yang bermanfaat.

10. Sahabat saya Nurfisira B, Andi Suciah, Rahmi, Sitti Rahmayanti, Suryanti AD,

Zatil Isma dan semua teman-teman ku yang telah berkorban banyak baik materi

maupun berupa moril sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna

menyempurnakan skripsi ini.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb

Makassar, 11 Agustus 2017

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1-16 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Hipotesis ... 7

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ... 9

E. Kajian Pustaka ... 11

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 17-43 A. Stakeholder Theory ... 17

B. Intelectual Capital ... 20

C. Corporate Social Responsibility (CSR) ... 29

D. Kinerja Keuangan (ROA) ... 39

E. Kerangka Pikir ... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 44-46 A. Jenis dan Sumber Penelitian ... 44

B. Populasi dan Sampel ... 44

(8)

viii

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51-72

A. Profil perusahaan ... 51 B.Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 61 C.Pembahasan... 72 BAB V PENUTUP ... 74-75

A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN

(9)

ix

Tabel 1.1 : Peneltian Terdahulu ... 12

Tabel 3.1 : Sampel... 45

Tabel 4.1 : Hasil Uji Normalitas ... 62

Tabel 4.2 : Hasil Uji Multikolinieritas ... 63

Tabel 4.3 : Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 65

Tabel 4.4 : Hasil Uji F (Uji Simultan)... 67

Tabel 4.5 : Hasil uji T (Parsial) ... 68

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Rata- Rata Return On Asset Manufaktur tahun 2011-2015 ... 2

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir ... 43

(11)

xi

terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intelectual capital yang

terdiri dari 3 komponen yaitu human capital, structural capital dan customer capital

serta corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu intelectual capital dan coorporate social responsibility sebagai variabel independen serta kinerja keuangan (ROA) sebagai

variabel dependen.

Jenis peneltian ini adalah penelitian kuantitatif, sumber data dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari BEI. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 5 perusahaan manufaktur. Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu metode nonprobabilitas yaitu purposive sampling yang merupakan

teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linear berganda.

Hasil dari pengujian hipotesis didalam penelitian ini menunjukkan bahwa

human capital berpengaruh positif dan tidak signifikan pada kinerja keuangan

(ROA), structural capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA), dan customer capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(ROA) sedangkan corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja

keuangan (ROA) pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri

jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada

persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk

mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan pada

persaingan yang semakin ketat.

Meningkatkan Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil banyak keputusan

yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Laporan keuangan yang diterbitkan

perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Informasi

keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggung

jawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, penggambaran terhadap indikator

keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan (Mahendra dkk, 2012).

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia kinerja keuangan perusahaan

yang dilihat dari laporan keuagan perusahaan mangalami fluktuasi dari tahun ke

tahun terutama pada perusahaan manufaktur di bidang komsumsi sektor makanan dan

(13)

Gambar 1.1 Rata-rata Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Manufaktur di Bidang Komsumsi pada Sektor Makanan dan Minuman Tahun 2011-2015

Sumber: www.idx.co.iddata diolah

Dari gambar 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ROA mengalami

penurunan 9,13 dari tahun 2012 dengan ROA 10,84 hal ini di sebabkan karena

adanya proses industrialisasi, proses industrialisasi adalah kegiatan memproses atau

mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, melalui mesin. yang

menyebabkan ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor dan

banyaknya industri yang menurun kemampuannya karena mesin yang sudah tua dan

teknologi yang ketinggalan sehingga menyebabkan daya saing yang melemah.

Dengan melemahnya daya saing perusahaan menyebabkan penurunan penjualan

produk perusahaan yang kemudian berdampak pada menurunya kinerja keuangan

(14)

3

Pada tahun 2014 perusahaan ini masih mengalami penurunan ROA sebesar

7,41 dari tahun 2013 dengan ROA sebesar 9,13 karena penurunan kapasitas produksi

yang disebabkan ketergantungan terhadap impor bahan baku sehingga volume

produksi menurun. Serta kinerja karyawan yang menurun sehingga menyebabkan

kinerja keuangan perusahaan menurun.

Penurunan kapasitas produksi serta penggunaan tenaga kerja pada perusahaan

manufaktur disebabkan karena perusahaan hanya berfokus kepada aset berwujud saja.

Pada saat ini perekonomian dikendalikan oleh ilmu pengetahuan dan informasi yang

mengubah dasar industri, dalam produksi dan jasa industri sekarang berfokus kepada

aset tidak berwujud. Dan Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktek

pengelolaan aset tidak berwujud telah meningkat secara dramatis (Harrison dan

Sullivan, 2000). Perusahaan yang berbasis pengetahuan memiliki karyawan-karyawan

yang mempunyai keterampilan, keahlian serta daya inovasi yang tinggi. Dengan

adanya basis pengetahuan, investasi perusahaan terhadap aset berwujud menjadi

semakin kecil dibandingkan aset tidak berwujud yang mendapat alokasi investasi

yang lebih besar. Semakin meningkatnya investasi perusahaan pada aset tidak

berwujud maka semakin besar kesadaran perusahaan terhadap pentingnya Intellectual Capital (Pramudita, 2012).

Dalam era manajemen yang berdasarkan pengatahuan sekarang, selain

perusahaan mengembangakan aset berwujud dan aset tidak berwujudnya perusahaan

juga harus peduli dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.

(15)

dunia bisnis. Masalahnya bukanlah mengenai apakah perusahaan akan terlibat dalam

aktivitas yang bertanggung jawab secara sosial, tetapi bagaimana perusahaan akan

terlibat. Bagi sebagian besar perusahaan, tantangannya adalah bagaimana cara terbaik

untuk memperoleh manfaat sosial maksimal dari sejumlah tertentu sumber daya yang

tersedia untuk proyek-proyek sosial ( Pearce dan Robinson, 2014:71).

Lima puluh tahun yang lalu, H.R Bowen berpendapat bahwa para pelaku

bisnis memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan, membuat keputusan

atau melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nila-nilai

masyarakat (Solihin, 2012: 128). Corporate Social Responsibility merupakan sebuah

gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab

yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan

dalam kondisi keuangannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak

pada triple bottom lines yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan

(Daniri, 2008). Dan dapat dinyatakan secara kategorikal bahwa perusahaan yang

bona fide adalah yang menunjukkan kepekaan yang tinggi dan kesediaan yang

tangguh untuk menunaikan kewajiban sosialnya (P.Siagian, 1995: 57).

Cara pandang inilah yang mendasari bahwa perusahaan harus fokus pada

implementasi corporate social responsibility khususnya di Indonesia. Apabila corporate social responsibility dirancang dengan suatu mekanisme yang

terorganisasi, sistematis dan berkelanjutan, maka pencurian, penjarahan, penodongan,

(16)

5

Informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan ini diperoleh dari

laporan tahunan yang dihasilkan oleh perusahaan pada tingkat pengungkapan

tertentu. Di Indonesia pengungkapan corporate social responsibility masih bersifat

sukarela, hal ini disebabkan karena belum adanya standar akuntansi keuangan yang

mewajibkannya. Kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan hanya diatur oleh

Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, dimana perusahaan

yang melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam

wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Hubungan antara modal intelektual (VAIC-TM) dengan kinerja keuangan

telah dibuktikan secara empiris oleh Firer dan Williams (2003), Belkaoui (2003)

danTan et al(2007) yang membuktikan modal intelektual berpengaruh positif pada

kinerja keuangan, dan mendorong perusahaan lebih bersaing dan lebih sukses

dibandingkan dengan perusahaan lainnya (Shanti dan yudhanti, 2011).

Chen et al menggunakan model Pulic (VAIC™) untuk menguji hubungan

antara intelectual capital dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan dengan

menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Hasilnya menunjukkan bahwa

intelectual capital (VAIC™) berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar dan

kinerja keuangan perusahaan. Bahkan, Chen et al (2005) juga membuktikan bahwa

intelectual capital (VAIC™) dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi

kinerja perusahaan di masa mendatang.

Hubungan antara penerapan corporate social responsibility dipercaya dapat

(17)

modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan corporate social responsibility.

Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dapat menggunakan informasi corporate social responsibility ebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan. Apabila

sebuah perusahaan terlihat peduli kepada masyarakat, masyarakat juga akan

membayangkan bahwa perusahaan juga memiliki kepedulian dalam mengelola

produknya. Sehingga timbul kepercayaan akan kualitas produk dan ujungnya pada

loyalitas untuk menggunakan produknya. Sehingga hal ini akan mempengaruhi

kinerja keuangan suatu perusahaan yang diukur dengan meningkatnya laba yang

diperoleh perusahaan (Santoso:2008).

Berdasarkan uraian fenomena dan pendapat dari beberapa ahli bahwa

intelectual capital sangat penting diera sekarang dan selain intelctual capital

perusahaan juga bertanggung jawab atas kesejahteraan sosial masyarakat . Atas dasar

tersebut penulis akan melakukan penelitian tentang kinerja keuangan perusahaan

yang dipengaruhi dengan intelectual capital dan corporate social responsibility.

Adanya faktor tersebut tentunya akan mempengaruhi semua kinerja keuangan

perusahaan salah satunya perusahaan manufaktur makanan dan minuman. Oleh

karena itu dengan adanya hal tersebut maka perlu kiranya peneliti melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Intelectual Capital Dan Corporate Social

Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan

(18)

7

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Human Capital berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

2. Apakah Structural capital berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?

3. Apakah Customer Capital berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftra di BEI ?

4. Apakah Corporate social responsibility berpengaruh signifikan dan positif

terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

C. Hipotesis

1. Pengaruh Human Capital terhadap kinerja keuangan

Human capital merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat

berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan

(Nugroho, 2012). Human capital mencerminkan kemampuan kolektif untuk

menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang

yang berada di perusahaan untuk menambah nilai pada perusahaan (Suhendah, 2012).

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menduga bahwa

H1 : Diduga human capital (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan (Y).

2. Pengaruh Structural Capital terhadap kinerja keuangan

Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam

(19)

karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis

secara keseluruhan (Kadir dan Sawarjuwono, 2003). Sejalan dengan penelitian Tan et

al (2007) yang menyatakan structur capital secara statistik dan dignifikan

berpengaruh terhadap kinerja keuagan pada perusahaan masa depan. Berdasarkan

uraian tersebut maka peneliti menduga bahwa

H2 : Diduga structur capital (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan (Y)

3. Pengaruh Customer Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan Costumer capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan

nilai secara nyata Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar

lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan (Indah dan Riza,

2012). Hal ini sejalan dengan penelitian Ayu Wahdikorin (2010) membuktikan

secara empiris bahwa capital employed memiliki pengaruh yang signifikan positif

terhadap ROA. Berdasarkan teori dan penelitian diatas maka peneliti menduga bahwa

H3 : Diduga costumer capital (X3) berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Y)

perusahaan

4. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan

Menurut kiroyan (2009) dengan menerapkan corporate sosial responsibility

diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan

kekuatan keuangannya dalam jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa

(20)

9

direspon positif oleh para pelaku pasar,sejalan dengan penelitian Afiyah nururl

maf’ulah dan Sigit hermawan (2014) adalah secara parsial variabel kinerja keuangan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, selanjutnya secara

parsial variabel corporate sosial responsibility mampu memoderasi hubungan kinerja

keuangan dengan nilai perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian diatas maka

peneliti menduga bahwa

H4 : Diduga corporate sosial responsibility (X4) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan (Y).

D. Definisi Operasional Dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Definisi Operasional

a. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel lain atau

menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam

urutan tata waktu yangterjadi lebih dulu (Martono, 2014:61). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah intelectual capital dan corporate social responsibility, intelectual capital terdiri dari human capital (X1), structural capital (X2), dan customer capital (X3). Dan corporate social responsibility (X4)

1) Intelectual Capital

Intelectual capital adalah aset tidak berwujud yang dimiliki dan digunakan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk menghasilkan manfaat dan

meningkatkan kesejahteraan. Intelectual Capital terdiri dari tiga komponen

(21)

a) Human capital (X1)

Human Capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang

sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau

perusahaan.

b) Structural Capital (X2)

Structural Capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan

dalam organisasi dan manajemen perusahaan.

c) Customer Capital (X3)

Customer Capital adalah pengetahuan dari rangkaian pasar, pelanggan,

pemasok, pemerintah dan asosiasi industri.

2). Corporate Sosial Responsibility (X4)

Corporate Social Responsibility adalah sebuah perusahaan yang

mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan

para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.

b. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh

variabel bebas (Martono, 2014: 61). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kinerja keuangan perusahaan.

1) Kinerja keuangan (Y)

Kinerja keuangan adalah Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi

keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek

(22)

11

kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Dalam penelitian ini yang diukur

dengan indikator profitabilitas dengan menggunakan Return On Asset (ROA). 2. Ruang Lingkup

penelitian ini hanya tertuju pada pengaruh intelectual capital dan Corporate soscial responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur bidang

komsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Oleh karena itu penelitian ini

hanya akan menguraikan masalah pokok yang menjadi bahan penelitian yaitu

pengaruh intelectual kapital terhadap kinerja keuangan dan pengaruh Corporate social Responsibility terhadap kinerja keuangan. Penulis melakukan pembatasan agar

uraian penelitian dapat lebih fokus.

E. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian terdahulu yang bisa dijadikan acuan kerangka pikir dalam

penelitian ini diantaranya :

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

1 B.A.Ranjith capital berpengaruh signifikan

(23)

banking, finance &

positif pada kinerja keuangan

perusahaan.

(24)

13

corporate social responsibility.

Sedangkan variabel yang tidak

mempengaruhi nilai

jangka panjang Market to Book Ratio.

(25)

Indrawan (2011) social responsibility

terhadap kinerja

perusahaan

bahwa variabel corporate social responsibility dan

variabel kontrol leverage,

berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja keuangan

perusahaan (ROE),

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaruh human capital terhadap kinerja keuangan

perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015.

b. Untuk mengetahui pengaruh structural capital terhadap kinerja keuangan

perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015.

c. Untuk mengetahui pengaruh customer capital terhadap kinerja keuangan

perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015.

d. Untuk mengetahui pengaruh corporate sosial responsibility terhadap kinerja

(26)

15

2. Kegunaan penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijabarkan sebagai

berikut :

a. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para

pembuat keputusan dalam membuat keputusan terhadap intelectual capital yang

dimiliki perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015

b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti

dalam pengembangan ilmu manajemen, khususnya pada bidang ilmu manajemen

keuangan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat

memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, Hipotesis, definisi operasional dan ruang lingkup penelitian, kajian pustaka

(27)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang tinjauan islam, pengertian intelectual capital dan corporate social responsibility serta kerangka pemikiran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis dan sumber penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil dan pembahasan penelitian yang

dilakukan selama dua bulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran dalam penelitian ini.

(28)

17 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stakeholder Theory

Penelitian ini didasarkan pada stakeholder theory, dimana teori ini lebih

menitik beratkan pada posisi para stakeholder yang dipandang lebih memiliki

pengaruh. Kelompok inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi suatu perusahaan

untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi dalam laporan

keuangan. Kelompok-kelompok stakeholder disini bukan hanya mencakup pelaku

usaha dan pemegang saham perusahaan, tetapi juga para pekerja, buruh dan

karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, masyarakat, dan lingkungan

dalam segala aspek operasional perusahaan (Daud dan Amri, 2008)

Istilah stakeholder dalam definisi klasik yang paling sering dikutip adalah

definisi Freeman dan Reed (1983) yang menyatakan bahwa stakeholder adalah: “any identifiable group or individual who can affect the achievement of an organisation’s objectives, or is affected by the achievement of an organisation’s objectives”.

Satu kesepakatan umum dalam teori stakeholder dimana laba akuntansi

hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham (shareholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan stakeholder dan

kemudian disalurkan kepada stakeholder yang sama (Ulum dkk, 2008). Value added

yang dipandang mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dihubungkan dengan return

(29)

Teori ini dapat diuji dengan berbagai cara dengan menggunakan content analysis atas laporan keuangan perusahaan (Guthrie et al,2006). Laporan keuangan

merupakan cara yang paling efisien bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan

kelompok stakeholder yang dianggap memiliki ketertarikan dalam pengendalian

aspek-aspek strategis tertentu dari organisasi. Content analysis atas pengungkapan intelectual capital dapat digunakan untuk menentukan apakah benar-benar terjadi

komunikasi tersebut. Apakah perusahaan merespon ekspektasi stakeholder, baik

ekspektasi yang sesungguhnya maupun yang diakui oleh stakeholder, dengan

mengungkapkan intelectual capital yang tidak wajib diungkapkan hal ini

mendapatkan perhatian dari stakeholder, namun perlu diadakan kajian lebih dalam

untuk menghasilkan opini yang konklusif (Guthrie et al, 2006).

suatu konteks untuk menjelaskan hubungan intelectual capital dengan

kinerja keuangan perusahaan, teori stakeholder harus dipandang dari kedua

bidangnya, baik bidang etika maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen

bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh

organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh

Stakeholder (Deegan, 2004). Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara

maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya

manajer telah memenuhi aspek etika dari teori ini. Penciptaan nilai dalam konteks ini

adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik human capital, structural capital, maupun customer capital.. Pengelolaan yang baik atas

(30)

19

disebut dengan VAIC™) yang kemudian dapat mendorong kinerja keuangan

perusahaan untuk kepentingan stakeholder.

perusahaan menggunakan sustainibility reporting framework (dalam hal ini

untuk mengungkapkan corporate social responsibility) adalah untuk

mengkomunikasikan kinerja manajemen untuk mencapai keuntungan jangka panjang

perusahaan kepada para stakeholder, seperti perbaikan kinerja keuangan, kenaikan

dalam competitive advantage, peningkatan laba, serta perkembangan perusahaan

dalam jangka panjang. Sehingga dengan demikian baik value added yang digunakan

untuk menilai intellectual capital dan pengungkapan corporate social responsibility

dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalam kaitannya dengan pengukuran

kinerja organisasi (Finch ,2005).

Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer

korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan

dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan

perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder

adalah untuk menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak

aktifitas-aktifitas mereka, dan meminimalkan kerugian kerugian bagi stakeholder.

Pada kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa yang akan

(31)

B. Intelectual Capital

1. Definisi Intelectual Capital

Intelectual capital adalah suatu pengetahuan, informasi dan kekayaan

intelektual yang mampu untuk menemukan peluang dan mengelola ancaman dalam

kehidupan suatu perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan dan

keunggulan bersaing dalam berbagai macam hal (Nugroho, 2012). Intelectual capital

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial,seperti

sebuah organisasi komunitas intelektual, atau praktik profesional serta intelectual capital mewakili sumber daya yang bernilai tinggi dan berkemampuan untuk

bertindak yang didasarkan pada pengetahuan (Moeheriono, 2014: 305)

Intelectual capital telah menjadi keuntungan langsung yang kompetitif bagi

setiap perusahaan dalam menjual gagasan- gagasannya dan hubungan pemikiran,

merupakan keuntungan tidak langsung bagi semua perusahaan yang mencoba

memadukan perbedaan pada diri mereka dalam melayani para pelanggannya

(Moeheriono, 2014: 306)

Sedangkan Menurut Klien dan Prusak intelectual capital adalah materi

intelektual yang telah diformalisasikan, ditangkap, dan dimanfaatkan untuk

memproduksi aset yang nilainya lebih tinggi. Setiap organisasi menempatkan materi

intelektual dalam bentuk aset dan sumber daya, perspektif, dan kemampuan eksplisit

dan tersembunyi, data, informasi, pengetahuan dan kebijakan (Santosa, 2012).

modal intelektual adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak semua

(32)

21

intelektual adalah lebih sempit dari pengetahuan. Modal intelektual adalah bagian

dari pengetahuan yang dapat memberi manfaat bagi perusahaan. Manfaat di sini

berarti bahwa pengetahuan tersebut mampu menyumbangkan sesuatu atau

memberikan kontribusi yang dapat memberi nilai tambah dan kegunaaan yang

berbeda bagi perusahaan. Berbeda berarti pengetahuan tersebut merupakan salah satu

faktor identifikasi yang membedakan suatu perusahaaan dengan perusahaaan yang

lain.

2. Komponen-komponen Intelectual capital

Bontis et al.(2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti

mengidentifikasi tiga elemen utama yang membangun intellectual capital , yaitu: a. Human Capital (HC)

Human capital merupakan sumber kehidupan dalam modal intelektual.

Disinilah sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang

sulit untuk diukur. Human capital merupakan faktor penting untuk mamacu

pertumbuhan ekonomi (Sagir, 2009). Human capital juga merupakan tempat

bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi

dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan

kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan

meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh

(33)

Bontis menyatakan secara sederhana bahwa human capital mencerminkan

kemampuan intelektual yang dimiliki oleh setiap individu dalam suatu organisasi

yang direpresentasikan oleh karyawannya. Human capital merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis

(Ulum dkk, 2008).

Lebih lanjut lagi beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal

ini, yaitu program pelatihan, pengalaman, kompetensi, kepercayaan, program

pembelajaran, potensi individual dan personal serta proses recruitment dan

mentoring (Brinker, 2000).

b. Structural Capital (SC).

Structural capital merupakan pengetahuan yang tetap berada dalam

perusahaan (Starovic dan Marr, 2004). yang memberi kemampuan perusahaan dalam

memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha

karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis

secara keseluruhan. Structural capital timbul dari proses dan nilai organisasi yang

mencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan disertai pengembangan dan

pembaharuan nilai untuk masa depan. Sedangkan structural capital atau organizational capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam

organisasi dan manajemen perusahaan (Nashih, 2005)

c. Customer Capital (CC)

Customer capital adalah pengetahuan dari rangkaian pasar, pelanggan,

(34)

23

tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan modal struktural yang

memberikan hasil hubungan baik dengan pihak luar. Interaksi ketiga komponen

intellectual capital akan menciptakan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Sawarjuwono dan kadir (2003) elemen customer capital merupakan

komponen intelektual capital yang memberikan nilai secara nyata. Customer capital

membahas mengenai hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan seperti

pemerintah, pasar, pemasok dan pelanggan, bagaimana loyalitas pelanggan terhadap

perusahaan. Customer capital juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan

baik dengan pihak luar.

3. Pengukuran Intelectual Capital.

Dengan adanya pengukuran dan pelaporan tentang intellectual capital

perusahaan dapat mengetahui kemampuan intelektualnya dan dapat mengambil

keputusan yang dapat meningkatkan kualitas intellectual capital perusahaan serta

peningkatan kinerja perusahaan.metode pengukuran intellectual capital di

kelompokan menjadi dua kelompok yaitu pengukuran non monetary dan pengukuran monetary (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Dari model-model pengukuran yang

dikembangkan, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga untuk

memilih model yang paling tepat untuk digunakan merupakan tindakan yang tidak

tepat karena pengukuran tersebut hanyalah sebuah alat yang dapat diterapkan pada

situasi dan kondisi perusahaan dengan spesifikasi tertentu (Kuryanto dan Syafruddin,

(35)

berkembangnya teknik pengukuran intellectual capital maka peneliti mencoba

untuk memakai konsep keunggulan kompetitif melalui pemakaian model Pulic

sebagai alat untuk mengukur intellectual capital dalam penelitian ini. Pulic (1998)

mengembangkan metode value added intelectual coefficient VAIC™ yang didisain

untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari harta berwujud

(tangible assets) dan harta tidak berwujud (intangible assets ) yang dimiliki

perusahaan. Model Pulic ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan

value added (VA). Value added dipengaruhi oleh efisiensi dari human capital (HC)

dan structural capital (SC). Value added yang lain berhubungan dengan capital employed (CE) yang dilabeli dengan VACE.

Keunggulan metode Pulic adalah kemudahan dalam perolehan data yang

digunakan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio

tersebut adalah angka-angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan keuangan

perusahaan. Pengukuran alternatif intellectual capital selain model Pulic terbatas

pada pengukuran indikator keuangan dan non keuangan yang bersifat unik yang ada

pada perusahaan secara individu. Kemampuan penerapan pengukuran alternatif

intellectual capital tersebut memiliki keterbatasan untuk jumlah sampel yang besar

dan terdiversifikasi secara luas (Firer and Williams,2003). VAICTM adalah sebuah

prosedur analitis yang dirancang untuk memungkinkan manajemen, pemegang saham

dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk secara efektif memonitor dan

(36)

25

perusahaan dan masing-masing komponen sumber daya utama. Nilai tambah adalah

perbedaan antara pendapatan dan beban. Formulasi yang diguanakan adalah

a. VACA - Value Added Capital Employed

VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan ekuitas

perusahaan (CE), rasio ini menunjukkan dari setiap unit CE terhadap value added

perusahaan.

VA = OUT – IN

VACA = VA/CE

VACA menunjukan tingkat Intelectual capital terhadap pendayagunaan CE/

modal yang tersedia dalam perusahaan untuk meningkatkan value added perusahaan. b. VAHU - Value Added Human Capital

VAHU menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang

diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi. Hubungan antara VA dan HC

mengindikasikan kemampuan HC dalam menciptakan nilai bagi perusahaan.

VAHU = VA / HC Human Capital

(HC) = Beban karyawan.

VAHU merupakan indikator kualitas sumber daya manusia yang dimiliki

perusahaan.

c. STVA - Structural Capital Value Added

STVA mengukur jumlah modal struktural (SC) yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 rupiah dari value added (VA) dan merupakan indikasi bagaimana

(37)

STVA = SC/VA Structural Capital

(SC) = VA – HC

Sehingga formulasi perhitangan VAIC™ adalah :

VAIC™ = VACA + VAHU + STVA

Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) mengindikasikan kemampuan

intelektual organisasi. VAIC adalah hasil gabungan ketiga komponen pengukuran

Intelectual Capital.

4. Intelectual Capital (IC) dalam Perspektif Islam

Intelectual capital mewakili sumber daya yang bernilai dan kemampuan untuk

bertindak yang didasarkan pada pengetahuan. Pengelolaan intelectual capital menjadi

landasan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Pengelolaan intelectual capital merupakan pengelolaan pengetahuan dengan baik

sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat QS. Al-Mujadilah/58:11







11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

(38)

27

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI, 2010)

Dalam Tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa Hai orang-orang yang

membenarkan Allah dan Rasul-nya serta mengamalkan syariat-nya, apabila

diperintahkan kepada kalian agar kalian melapangkan satu sama lain di majelis, maka

lapangkanlah. Niscaya Allah memberi kelapangan kepada kalian di dunia dan akhirat.

Apabila diperintahkan kepada kalian, wahai orang-orang yang beriman,agar kalian

berdiri dari majelis kalian karena suatu urusan yang berisikan kebaikan bagi kalian,

maka berdirilah, niscaya Allah meninggikan kedudukan orang-orang yang mukmin

yang mukhlish (yang ikhlas) diantara kalian, dan meninggikan kedudukan

orang-orang yang berilmu dengan derajat yang banyak dalam hal pahala dan tingkatan

keridhaan. Dan Allah maha mengetahui perbuatan kalian, tidak ada satupun yang

luput dari pengetahuan-nya,dan dia membalas kalian atas perbuatan itu. Ayat ini

berisikan isyarat tentang kedudukan, keuatamaan, dan ketinggian derajat ulama

(Basyir et al, 2015).

Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa orang yang akan diangkat

derajatnya oleh Allah, yaitu orang yang beriman dan orang berilmu pengetahuan

dengan beberapa derajat. Orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan

akan nampak arif bijaksana, jadi antara iman dan ilmu harus selaras dan seimbang

sehingga Jika ia menjadi pengusaha maka akan mejadi pengusaha yang beriman. Dan

jika ia menjadi seorang karyawan maka akan menjadi karyawan yang beriman Maka

(39)

C. Corporate Social Responsibility

1. Definisi corporate social responsibility

Definisi formal dari corporate social responsibility adalah kewajiban

manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam

mewujudkan kesejahteraan dan msyarakat. (Fahmi, 2011:211). Pengungkapan

corporate social responsibility ini merupakan sebuah sinyal positif yang diberikan

oleh perusahaan kepada pihak luar perusahaan yang nantinya akan direspon oleh

stakeholder dan shareholder melalui perubahan harga saham perusahaan dan

perubahan laba perusahaan. Konsep tanggungjawab sosial perusahaan telah mulai

dikenal sejak tahun 1979 yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan

dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai pemenuhan hukum,

penghargaan masyarakat terhadap lingkungan serta komitmen dunia usaha

(Sustainable, 2009).

Berbagai pemangku kepentingan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi

pemangku kepentigan pihak dalam dan pihak luar. Pihak dalam adalah individu atau

kelompok pemegang saham atau karyawan perusahaan. Pihak luar merupakan

individu atu kelompok lain yang dipengaruhi oleh tindakan perusahaan. Pihak luar

yang jumlahnya sangat bannyak membuat klaim umum bahwa perusahaan harus

bertanggung jawab secara sosial (Robinson dan A.Pearce, 2014: 54).

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana

perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan

(40)

29

berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005) Pertanggung

jawaban sosial merupakan suatu cara bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela

mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan

interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab perusahaan di

bidang hukum (Darwin: 2006).

2. Jenis-jenis corporate social responsibility

Untuk lebih memahami sifat dan cakupan tanggung jawab sosial yang harus

direncanakan, para manajer strategis dapat mempertimbangkan empat jenis komitmen

sosial di antarannya ( Robinson dan A.Pearce, 2014: 55).

a. Tanggung jawab ekonomi (economic responsibilities)

Tanggung jawab ekonomi merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang

paling mendasar. Sebagaimana telah dibahas, beberapa pakar ekonomi melihat hal ini

sebagai satu-satunya tanggung jawab sosial perusahaan yang sah.untuk memenuhi

tanggung jawab ekonomi perusahaan,manajer harus memaksimalkan laba, jika

memungkinkan. Tanggung jawab inti perusahaan adalah menyediakan barang dan

jasa kepada msyarakat dengan biaya layak. Dalam menjalankan tanggung jawab

ekonomi, perusahaan juga dapat bertanggung jawab secara sosial dengan

menyediakan pekerjaan yang produktif bagi angkatan kerja, membayar pajak untuk

pemerintah lokal, negara bagian,dan federal.

Dalam kaitan para pengelola korporasi memiliki economic responsibilities,

diantaranya kepada para pemegang saham dalam bentuk pengelolaan perusahaan

(41)

kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen dan sebagian laba lainya

merupakan laba ditahan yang akan diinvestasikan kembali dalam perusahaan

(Solihin, 2012: 218).

b. Tanggung jawab hukum (legal responsibilities)

mencerminkan kewajiban perusahaan untuk mematuhi undang-undang yang

mengatur aktivitas bisnis. Gerakan konsumen serta lingkungan hidup mengarahkan

perhatian publik yang semakin besar pada tanggung jawab sosial perusahaan dengan

melakukan lobi untuk diberlakukannya undang-undang yang mengatur bisnis dalam

hal pengendalian polusi dan keselamatan konsumen. Tujuan dari undang-undang

konsumen adalah memperbaiki “keseimbangan kekuasaan” antara pembeli dan

penjual di pasar.

Hukum dan peraturan dibuat agar perusahaan berjalan sesuai dengan harapan

yang dimiliki masyarakat. Selain itu hukum dan peraturan juga membantu

menciptakan “arena permainan bisnis” yang relatif adil bagi semua pemain bisnis

dalam suatu industri yang saling bersaing satu dengan lainya. Tujuan yang ingin

dicapai melalui penegakan hukum dan peraturan adalah agar perusahaan yang satu

tidak dirugikan oleh tindakan perusahan pesaing lainya (Solihin, 2012: 219).

c. Tanggung jawab etis (ethical responsibilities)

Tanggung jawab etis mencerminkan gagasan perusahaan mengenai perilaku

bisnis yang benar dan layak. Tanggung jawab etis merupakan kewajiban yang

melampaui kewajiban hukum. Perusahaan diharapkan, namun tidak diwajibkan,

(42)

31

dapat dianggap tidak etis. Misalnnya, memproduksi dan mengedarkan rokok memang

tidak melanggar hukum. namun, jika melihat konsekuensi merokokyang sering kali

menyebabkan kematian, beberapa pihak menganggap penjualan rokok sebagai hal

yang tidak etis.

d. Tanggung jawab diskresi (discretionary responsibilities)

Tanggung jawab diskresi merupakan tanggung jawab yang secara sukarela

dilakuakan oleh suatau organisasi bisnis.tanggung jawab ini mencakup aktivitas

hunbungan mayarakat, kewargaan yang baik, dan tanggung sosial perusahaan secara

penuh. Melalui aktivitas hubungan masyarakat, manajer berusaha memperkuat citra

perusahaan, produk serta jasa mereka dengan mendukung gerakan yang bermanfaat.

Bentuk tanggung jawab diskresi ini memiliki dimensi layanan mandiri.

3. Pengukuran Corporate Social Responsibility

GRI Guidelines menyebutkan bahwa, perusahaan harus menjelaskan dampak

aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard

disclosures (Cheng dan Cristiawan, 2011). Daftar pengungkapan corporate social responsibility yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan daftar

pengungkapan yang terdapat dalam penelitian oleh Sembiring (2006) yang berjumlah

78 item yang terdiri dari ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi

manusia, masyarakat, dan tanggungjawab produk keterlibatan (Rawi dan Muchlis,

(43)

Tabel 2.1 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

NO Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Lingkungan

1 Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi.

2 Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi. 3 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan

dikurangi.

4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya, reklamasi daratan atau reboisasi.

5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas.

6 Penggunaan material daur ulang

7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan

8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan

9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan 10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah.

11 Pengolahan limbah.

12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan.

13 Perlindungan lingkungan hidup.

Energi

14 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi. 15 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi.

(44)

33

17 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi. 18 Peningkatan efisiensi energi dari produk.

19 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk. 20 Kebijakan energi perusahaan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja 21 Mengurangi polusi, iritasi, atau risk dalam lingkungan kerja

22 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik/mental. 23 Statistik kecelakaan kerja

24 Menaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja. 25 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja. 26 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja.

27 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja. 28 Pelayanan kesehatan tenaga kerja.

Lain-lain Tenaga Kerja

29 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita atau orang cacat.

30 Presentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat manajerial. 31 Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan. 32 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat.

33 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja.

34 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan. 35 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.

36 Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.

37 Perencanaan kepemilikan rumah karyawan. 38 Fasilitas untuk aktivitas rekreasi.

39 Presentase gaji untuk pensiun.

(45)

41 Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan. 42 Tingkatan menejerial yang ada.

43 Disposisi staff-dimana staf ditempatkan.

44 Jumlah staf, masa kerja dan kelompok usia mereka. 45 Statistik tenaga kerja, misal: Penjualan per tenaga kerja. 46 Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut.

47 Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja. 48 Rencana pembagian keuntungan lain.

49 Informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja.

50 Informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan. 51 Laporan tenaga kerja yang terpisah.

52 Hubungan perusahaan dengan serikat buruh. 53 Gangguan dan aksi tenaga kerja

54 Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegoisasikan. 55 Kondisi kerja secara umum

56 Reorganisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja. 57 Statistik perputaran tenaga kerja.

Keterlibatan Masyarakat

58 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan, dan seni.

59 Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa/pelajar. 60 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat. 61 Membantu riset medis.

62 Sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar, atau pemeran seni 63 Membiayai program beasiswa

(46)

35

66 Mendukung pengembangan industri lokal. Produk

67 Pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya. 68 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk. 69 Informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk. 70 Produk memenuhi standar keselamatan.

71 Membuat produk lebih aman untuk konsumen.

72 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan.

73 Peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk. 74 Informasi atas keselamatan produk perusahaan.

75 Informasi mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan. 76 Informasi yang dapat diversifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (ISO

9000).

Umum

77 Tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

78 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas.

Tabel 2.1 pengungkapan corporate social responsibility(Dewi dan Pariadi, 2013)

Pendekatan untuk menghitung corporate social responsibility pada dasarnya

menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item corporate social responsibility

dalam instrument corporate social responsibility dalam penelitian diberi nilai satu

jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa dan Cooke, 2005).

Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor

untuk setiap perusahaan, rumus penghitungan corporate social responsibility adalah

(47)

CSRIj = ∑

Keterangan :

CSRIj = Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j nj =Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78

Xij = Jumlah item yang diungkapkan, jika diungkapkan diberi nilai 1. Jika tidak

diungkapkan diberi nilai nol.

Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1.

4. Corporate Social Responsibility dalam Perspektif islam

Corporate social Responsibility merupakan perusahaan peduli terhadap

lingkungan sosial, selain perusahaan meperoleh keuntungan perusahan juga harus

peduli dengan lingkungan sekitar sebagaiman di jelaskan dalam QS.Al-Hasyr /59:7

(48)

37

orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya (Departemen Agama RI, 2010).

Harta rampasan (fai’) yang diberikan Allah kepada Rasulnya dari harta

penduduk kota–kota yang musyrik dengan tanpa mengendarai kuda atau unta, maka

itu untuk Allah, Rasulnya, yang beliau belanjakan untuk kemaslahatan kaum

muslimin secara umum, kerabat Rasulullah, yaitu Bani Hasyim dan Bani Muthalib,

anak-anak fakir yang ditinggal mati oleh ayah mereka sebelum mencapai usia balig,

orang-orang miskin,yaitu orang-orang membutuhkan yang tidak memiliki apa yang

dapat mencukupi dan menutupi kebutuhan mereka. Dan yang ada dalam perjalanan,

yaitu orang asing lagi musafir yang kehabisan nafkahnya dan hartanya terputus

darinya.

Hal itu dimaksudkan agar harta itu jangan menjadi kepemilikan yang hanya

beredar di antara orang-orang kaya saja, dan kaum fakir miskin terhalang darinya.

Apa yang diberikan Rasul kepada kalian berupa harta atau syariatnya yang

ditetapkanya untuk kalian dari mengambilnya atau mengerjakannya, maka

tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintahnya

dan meninggalkan larangan-larangannya. Sesungguhnya Allah sangat keras siksanya

bagi siapa yang bermaksiat kepada Allah dan menyelisihi perintah dan larangannya.

Ayat ini adalah dasar dalam kewajiban beramal sesuai sunnah, baik secra perkataan,

(49)

Berdasarkan ayat dijelaskan bahwa agar harta tidak beredar diantara

orang-orang kaya saja, diperlukan adanya pemerataan harta dalam kegiatan distribusi, jadi

harta itu bukan milik pribadi melainkan ada hak orang muslim lainya. Islam

menekankan bahwa perlunya membagi kekayaan kepada masyarakat agar bisa

menolong masyarakat yang tidak mampu melalui kewajiban membayar zakat,

mengeluarkan infaq, serta adanya hukum waris dan wasiat serta hibah, didalam islam

ditekankan untuk saling tolong menolong dan tidak merugikan satu sama lain dengan

berbisnis sesuai dengan etika islami.

Praktik corporate social responsibility menekankan pada etika bisnis islami.

Operasional harus terbebas dari beabagai modus korupsi dan memberi jaminan

layanan maksimal sepanjang rana operasionalnya, termasuk layanan terpercaya bagi

setiap produknya.

D.Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh

mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan

keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam standar akuntansi

keuangan atau GAPP dan lainya (fahmi, 2010:142). Laporan keuangan merupakan

suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya

itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu

perusahaan (fahmi, 2010:152). Secara umum laporan keuangan adalah laporan yang

(50)

39

2010:66). Kinerja perusahaan merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

menciptakan nilai tambah bagi kelangsungan perusahaan di masa depan. Kinerja

perusahaan merupakan suatu tampilan keadaan perusahaan selama periode tertentu

(Hermina, 2001).

Pemantauan dan evaluasi kinerja keuangan suatu hal penting yang perlu

diperhatikan karena adanya jaminan bahwa rencana yang sedang diimplementasikan

itu mampu mengantisipasi permasalahan yang timbul pada tahap awal sebelum

permasalahan menjadi besar. Oleh karena itu menejer keuangan harus mementukan

sarana untuk memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan (Mamduh,

2007: 245).

Kinerja keuangan secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang

dicapai perusahaan dalam operasionalnya, baik yang menyangkut aspek keuangan,

penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Jadi

pencapaian kinerja keuangan adalah merupakan hasil dari proses pengelolaan

perusahaan. Sebagaimana dijelaskana dalam QS.Al-Ahqaaf/46: 19



(51)

Dari firman Allah dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang

mereka kerjakan maksudnya masing-masing memperoleh sesuai dengan amal

perbuatannya. Dan agar Allah mencukupkan bagi mereka balasan

pekerjaan-pekerjaan mereka, sedang mereka tiada dirugikan artinya Allah tidak akan menzalimi

mereka meski hanya sekecil dzarrah sekalipun bahkan lebih kecil lagi (Abdullah,

2004).

Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap amal

perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya jika

perusahaan melakukan pengelolaan dengan baik maka perusahaan mendapatkan hasil

yang baik dan akan memberikan keuntungan bagi perusahan.

Kinerja keuangan mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan

nilai pasar. Ukuran kinerja perusahan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas,

pertumbuhan dan nilai pemegang saham. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini

diukur menggunakan ROA (Return on Assets). ROA (Return on Assets) juga sering

disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam

hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT

(Sutrisno, 2007: 222). Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan

operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total aset adalah rata-rata volume

usaha atau aktiva (Maharani dan Afandy, 2013).

ROA (Return on asset) merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi

(52)

41

rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA

(Return on asset), semakin efisien perusahaan dalam menggunakan assetnya, baik

aset fisik maupun aset non-fisik (intellectual capital) akan menghasilkan keuntungan

bagi perusahaan. ROA (Return on asset) digunakan untuk mengukur seberapa baik

kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya dan mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan.

ROA(Return on assets) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang

digunakan. ROA (Return on assets) merupakan perbandingan antara laba sebelum

bunga dan pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

ROA (Return on assets) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva

yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi

perusahaan. Sebaliknya apabila ROA (Return on assets) yang negatif menunjukkan

bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi

jika suatu perusahaan mempunyai ROA (Return on assets) yang tinggi maka

perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika

total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan

akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan (Ginting, 2012)

Ada beberapa keunggulan penggunaan rasio Return on Assets (ROA) ini:

1. Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran yang komprehensif dimana

(53)

2. Return on Assets (ROA) mudah untuk dihitung dan dipahami.

3. Return on Assets (ROA) merupakan denominator yang dapat diterapkan pada

setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit

usaha.

Sedangkan formulasi yang digunakan untuk mengukur ROA (Return on assets) dalam penelitian ini sebagai berikut:

ROA =

x 100

E. Kerangka Fikir

Berdasarkan penjelasan dan teori yang menjelaskan adanya hubungan

intelectual capital yang terdiri dari human capital, structural capital dan customer capital dengan kinerja keuangan, dibuktikan oleh Ulum dkk (2007) dengan

pendekatan partial least square dan diketahui bahwa secara statistik terbukti terdapat

pengaruh intelectual capital (VAICTM ) terhadap kinerja keuangan perusahaan

dengan indikator ROA (Return on assets). Suhendah (2008) juga melakukan

penelitian tentang pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas, produktivitas,

dan penilaian pasar pada perusahaan yang go public di Indonesia tahun 2005-2007.

Menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas dan produktivitas.

Selain intelectual capital yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan,

Januarti dan Apriyanti (2005) melakukan penelitian corpoorate social responsibility

(54)

43

Penelitian ini menggunakan variabel utama yakni human capital sebagai

variabel X1, structural capital sebagai variabel X2, customer capital sebagai variabel

X3, corporate social responsibilityi sebagai variabel X4 dan kinerja keuangan sebagai

variabel Y. Maka penulis merumuskan model penelitian sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Keterangan gambar :

Berdasarkan gambar, variabel Human capital berpengaruh terhadap kinerja

keuangan, Structural capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan Customer capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan serta corporate social responsibility

berpengaruh terhadap kinerja keungan.

Kinerja keuangan

(ROA) Y

Human Capital X1

Structural Capital X2

Customer Capital X3

Gambar

Tabel 3.1 : Sampel....................................................................................................
Gambar 4.1  : Scatterplot .........................................................................................
Gambar 1.1 Rata-rata Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Manufaktur di
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru untuk memperkaya pengetahuan siswa. Handout dapat diambil dari beberapa literatur yang relevan dengan materi

Durasi yang dianjurkan adalah 30-60 menit setiap kali berolahraga.Sebaiknya penderita DM melakukan latihan fisik tidak lebih dari 60 menit, karena dapat menimbulkan

perhitungan dengan menggunakan teori strip atau dengan beberapa penelitian lain mengenai gerakan heaving yang telah dipublikasikan!. Sedangkan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkna bahwa melalui penerapan TGT dalam proses pembelajaran di SD mampu untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan berbasis komputer dengan mengimplementasi model hybrid MCDM (kombinasi metode AHP dan TOPSIS ) untuk

Guru membentuk kelompok belajar siswa dengan tertib. Guru menggunakan gulungan kertas dalam menentukan siapa yang menjadi kelompok 1-5 dan menjelaskan aturan

Blog adalah situs web yang berisi tulisan, artikel atau informasi bermanfaat yang diupdate (diperbaharui) secara teratur dan dapat diakses secara online baik untuk

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “ HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN,