• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN MINA PASSABU KARYA KABUPATEN SINJAI A. IRDAN BAKRI `

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN MINA PASSABU KARYA KABUPATEN SINJAI A. IRDAN BAKRI `"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

A. IRDAN BAKRI `105 7202 912 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(2)
(3)
(4)

1 A. Latar Belakang

Sepanjang perjalanan hidup manusi, tidak jarang manusia mengalami saat-saat kritis guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk memecahkan situasi demikian itu dituntut situasi sikap yang tegas dan cara penyelesaian yang cepat dan tepat. Masalah itu datang menyakut kehidupan keluarga, masyarakat,bangsa, dan Negara.

Keadaan kritis itu diharapkan seorang pemimpin. Mereka adalah orang-orang paham tentang apa yang harus dikerjakan pada saat seperti itu. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai kecakapan dan kemampuan untuk mempengaruhi, mengajak,mengumpulkan dan menggerakkan orang lain untuk menangani masalah yang ada pada saat itu, menurutBurhanuddin (1991:63). Mereka adalah orang-orang yang mampu membina orang lain untuk membentuk satu kesatuan kerja dan bersama-sama mereka bekerja, bahkan kadang-kadang rela berkorban demi suksesnya pekerjaan itu. Mereka ini adalah orang–orang yang disebut pemimpi.

Pemimpin merupakan agen primer untuk menentukan desain organisasi yang dibinanya, menentukan sasaran bersama yang akan dicapai sehingga efektivitas dan efesiensi dapat tercapai pula. Singkatnya pemimpin merupakan inisiator,motivator,dinamisator dan innovator dalam organisasi, ( Kartono,2006 : 10 ).

Kualitas pribadi pemimpin sangat tergantung pada faktor keturunan dan merupakan disposis psikopositif jasmani/rohani yang

hederiter sifatnya, yaitu berupa intelegensi, energy, kekuatan tubuh,kelenturan mental dan keteguhan moral. Sebagian lagi dipengaruhi oleh lingkungan sosial kultur dan kondisi zamannya. Sehingga pemimpin itu adalah produk interaksi antara sifat karakteristik individual dengan tempaan dan tuntunan situasi zaman.

Asumsi umum mengatakan bahwa tujuan organisasi tidak tercapai tampah kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan kunci utama dari

(5)

besar ditentukan oleh kepemimpinan.

Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional,semangat serta moral yang kreatif dan mampu mempengaruhi anggotanya untukmengubah sikap sehingga mereka konfron dengan keinginan pemimpin.Tingkah laku organisasi menjadi searah dengan kemampuan pemimpin oleh pengaruh interpersonal pemimpin terhadap bawahannya,khusus usaha untuk mencapai tujuan bersama, dan pada proses pemecahan masalah yang harus dihadapi secara kolektif. Jadi tidak perlakukan pemaksaan,pendesakan,penekanan,intimidasi dan ancaman tertentu.

Kepemimpinan merupakan fenomena kompleks sehingga

efektifitasnya memerlukan proses terencana,teratur,berkelanjutan dan berkesinambungan yang harus ditanamkan dan bina sepanjang masa. Oleh karena itu titik sentral bagi organisasi adalah unsure kepemimpinan yang ada didalamnya

Setiap struktur organisasi non profit berupa yayasan,organisasi

kemahasiswaan dan pemudaataupun organisasi profit

perusahaan,pemerintah (BUMN) atau perusahaan swasta yang terlibat dengan jelas keberadaan pemimpin puncak,menengah, dan bawahan. Untuk menjalankan tugas manajerialnya,pemimpin atau manajer perlu pengembangan staf-staf sehingga menghasilkan tingkat keproduktifitas yang tinggi pada saat itu juga perlu memikirkan gaya kepemimpinannya.Gaya kepemimpinan ( norma prilaku ) yang digunakan oleh seseorang menjadi salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan suatu organisasi.

Berbegai penelitian dilakukan guna mempelajari gaya kepemimpinan dengan pendekatan prilaku.Ohio University oleh Fleishman dan rekan-rekannya ( dalam Robbin,2006 ) misalnya,menentukan 2 kelompok prilaku yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan yaitu mereka sebut dengan perhatian ( consideration ) dan pengambilan inisiatif ( inisiating structur ).Sementara di Michigan University,hasilnya menentukan adanya pemimpin yang beriorentasi pada karyawan atau pegawai (employee oriented ) dan beriorentasi pada pekerjaan (Job

(6)

berbagai literature gaya kepemimpinan situasional.

Keberhasilan seorang pemimpin adalah keberhasilan pegawai dalam menyelesaikan tugas dan melaksanakan tanggung jawab yang diberikan sekalipun tidak dipungkiri bahwa untuk bekerjalebih produktif tentunya tidak lepas dari pegawai itu sendiri.

Yang menarik untuk kita simak adalah kondisi rill yang terjadi di kabupaten sinjai khususnya Koperasi persaingan.

yang mencoba untuk tetap bertahan ditengah kritis dimensi yang dihadapi oleh Indonesia.Di Kabupaten Sinjai yang dikenal dengan kultur masyarakat plural menjadi Kabupaten ini lebih berpeluang untuk teteap eksis dan tetap bertahan di tengah.

Berdasarkan kondisi rill yang menyebabkan koperasi unit Desa minapasabbu karya Di Kabupaten Sinjai masih tetap eksis,karna gaya kepemimpinan demokrasi yang diterapkan oleh seorang ketua,hal ini yang mempengaruhi kinerja karyawan untuk lebih agresif sehingga membuat Koperasi tersebut mengalami peningkatan sisa-sisa hasil usaha ( SHU ) dari tahun ketahun.

Uraian diatas menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat memberikan dampak atau pengaruh terhadap bawahannya,sehingga penulis tertarik untuk memilih judul berikut ini : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Unit Desa Minapassabu Karya Di Kabupaten Sinjai” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka yang jadi masalah pokok dalam penulisan ini adalah “Apakah Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Unit Desa Minapassabu Karya Di Kabupaten Sinjai”

(7)

Adapun tujuan dan kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pada koperasi unit desa minapassabu karya di kabupaten sinjai. D. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan informasi Koperasi Unit Desa Minapassabu Karya Di Kabupaten Sinjai tentang pentingnya memahami gaya kepemimpinan,hal ini penting guna penelitian gajian empiris dalam pengembangan manajemen sumber daya manusia khususnya gaya kepemimpinan dan pengaruh terhadap kinerja pegawai.

b. Melalui penelitian ini penulis memperoleh kesempatan untuk menambah wawasan berfikir dan mengetahui serta pengalaman dalam memecahkan permasalahan metode ilmia.

(8)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengertian manajemen menurut A. F. Stoner ( 2006 : organisasi orang ) “manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasi, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan”.

Fungsi manajemen menurut Griffit (2004:10) antara lain :

1. Perencanaan ( planning ), yaitu menetapkan tujuan organisasi dan menentukan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya.

2. Perorganisasian (organization), yaitu mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan berbagai aktivita dan sumber daya.

3. Penetapa (staffing), yaitu mencakup penetapan aktivitas dan sumber daya yang ada dengan tepat.

4. Pengarahan (directing), yaitu mengarakan aktivitas agar dilaksanakan dengan baik dengan yang telah ditetapkan.

5. Pengawasan (controlling), yaitu pementauan kerja kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan.

Setelah mengetahui batasan dari manajemen itu maka selanjutnya akan dibahas mengenai manajemen sumber daya manusia itu.

(9)

Manajemensumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari dan peranan manusia dalam organisasi dan perusahaan.

Hasibuan (2003:10) menyatakan bahwa “ manajemen sumber daya manusia adalah sumber ilmuh atau seni mengatur hubungan dengan peranan tenaga kerja agak efektif dan efisien membantu terwujunnya tujuan perusahhan, karyawan dan masyarakat.

Menurut Dessler (1997:2), fungsi manajemen sumber daya manusia merujuk kepada praktik dan kebijakan diperlukan untuk menjalankan asfek orang (personal), yang meliputi :

a. Melakukan analisis jabatan menetapkan sifat dari pekerjaan masing-masing karyawan

b. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut para calon pekerja c. Menyeleksi para calon pekerja

d. Memberikan orientasi dan pelatihan pada karyawan baru e. Menata olah upah dan gaji ( cara mengkompesasi karyawan) f. Menyediakan insentif dan kesejahteraan

g. Menilai kinerja h. Mengkomunikasikan

i. Pelatihan dan pengembangan j. Membangun komitmen karyawan

(10)

B. Pemimpin dan Kepemimpinan

1. Pengertian pemimpinan dan kepemimpinan

Secara oetomologi kepemimpinan berasal dari kata pimpin ( to lead) kemudian dengan penambahan imbuhan (konjugasi) berubah menjadi pemimpin ( leader) dan kepemimpin (leadership). Dalam kepemimpinan terdapat hubungan yang mempengaruhi( dari pemimpin). Dan hubungan kepatuhan/ketaatan para bawahan karena dipengaruhi dengan kewibawaan pemimpin.

Pemimpin dan kepemimpinan tersebut bersifat universal, artinya selalu ada dan senantiasa diperlukan pada setiap usaha bersama manusia dalam segenap aktivitas organisasi mulai dari tingkat mulai dari yang paling kecil atau intim yaitu keluarga, sampai nasional dan internasional, dimanapun dan kapanpun juga. Secara terminology telah banyak konsep yang telah dikemumkakan oleh para ahli tentang pengertian pemimpin dan kepemimpinan. Diantaranya Filly dalam Moeftie ( 1987: 87) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses menggunakan seluruh kemasyarakatannya terhadap para anggota suatu kelompok lainnya. (

leader is aprosoes where by one person exert social infuane over the member of the group). Sedangakan pemimpin adalah seseorang dengan

daya kekuatan terhadap kekuatan orang lain melakukan wewenang untuk tujuan mempengaruhi tingkat laku mereka ( A leader is a person with

power over other will exercise this power for the purpose in purpose of influcing their behavior)

(11)

Dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu proses yang mengarah atau mempengaruhi serta melibatkan/ mengarah orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Proses kepemimpinan terjadi jika terpenuhi unsur – unsur sebagai berikut :

a. Ada orang atau pihak yang mempengaruhi/ mengarahkan(yang memimpin atau pemimpin)

b. Ada orang atau pihak yang dipengaruhi/digerahkan untuk mencapai tujuan (yang dipimpin atau bawahan)

Dalam proses kepemimpinan,manajemen dijalan oleh para Manajer pada seluruh tingkatan manajemen. Seorang Manajer bisa sebagai pemimpin yaitu pada saat Manejer tersebut mampu mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi seseorang pemimpin belum tentu seorang Manajer.

2. Funsi Pemimpin dan Kepemimpinan

Seorang pemimpin pada umumnya ingin merefleksi sifat – sifat kepemimpinannya dalam upaya mencapai tujuan dari kelomponnya. Selanjutnya dipaparkan beberapa pendapat dari beberapa penulis tentang tugas dan fungsi kepemimpinan ia;lah memandu, menuntu,membimbing, memberi, membangunkan motivasi- motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan – jaringan komonikasi yang baik, memberi supervise/pengawasan yang efesien,

(12)

dan membawa para pnegikutnya pada sasaran yang dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaanya.

Siagian (1989,47-48) menyatakan funsi –fungsi kepemimpinan yang hakiki, yaitu :

a. Pemimpin selaku penentu arah yang tempuh dalam usaha pencapaian tertentu

b. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak- pihak luar organisasi

c. Pemimpin selaku komunikator yang efesien

d. Mediator yang hebat, khusus yang hubungan kedalam,mengenai situasi konflik

e. Pemimpin selaku intergretor yang efektif, rasional, objektif dan netral

Dengan menelaah pendapat diatas tentang tugas dan fungsi pemimpin dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsi-nya. Salah satu tugas dan fungsi pemimpin yang sangat strategi adalah menjalangkan fungsi- fungsi sehingga menciptakan suasana kerja yang proaktif dalam upaya pencapaian tugas organisasi

3. Teori Kepemimpinan

Banyak budi ilmiah dilakukan mengenai kepemimpinan, dan hasilnya berupa teori- teori tentang kepemimpinan.Seperti yang

(13)

dikemukakan oleh tentang kepemimpinan, seperti yang dikemukakan oleh G. R Terry yang dikutip oleh Kartini (1994,hal.61) antara lain : a. Teori Oktokratis dan pemimpin oktokratis.

Kepemimpinan menurut teori ini berdasarkan atas perintah- perintah paksaan dan tindakan- tindakan arbiter (sebagai wasit). Ia melaksanakan pengawasan yang ketak, agar semua pekerjaan berlangsung lancer dan efisien. Kepemimpinan berorientasi pada sktuktur organisasi dan tugas- tugas.

b. Teori Psikologis

Teori menyatakan, bahwa fungsi seorang pemimpin adalah meluncurkan dan mengembangkan system motivasi terbaik, untuk merangsang kesediaan bekerja daripada pengikut dan anak buah. Pemimpin merangsang bawahan agar mereka mau bekerja guna memenuhi sasaran- sasaran organisasi maupun memenuhi tujuan- tujuan pribadi .

c. Teori Sosiologi

Kepemimpinan dianggap sebagai usaha- usaha untuk melancarkan antar relasi dalam organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisasi antara para pengikutnya, agar tercapai kerjasama yang baik. Pemimpin penetapkan tujuan- tujuan, dengan menyertakan para pengikut dalam mengambil kepetusan terakhir.

(14)

d. Teori Suportif

Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin dengan bekerja dengan penuh gairah, sedangkan pemimpin akan mmbimbing sebaik- baiknya melalui policy tertentu.

e. Teori Laissez Faire

Kepemimpinan Laissez Faire ditampilkan oleh seorang tokoh “ ketua Dewan “ yang sebenarnya becus pengerus dan dia menyatakan semua tanggung jawab serta pekerjaan limpahkan kepada bawahaan atau anggotanya. Dia adalah seorang ketua yang bertindak sebagai symbol dengan macam-macam hiasan ornament yang mentereng.

f. Teori Kelakuan Pribadi

Kepemimpinan jenis ini muncul kualitas pribadi atau pola- pola kepemimpinan. Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin itu selalu berlakuan kurang lebih samaya itu ia tidak melakukan tindakan- tindakan yang identik sama dalam setiap situasi yang hadapi.

g. Teori Sifat Orang- orang Besar (Trait Of Greant Men)

Sudah banyak usaha yang dilakukan orang yang mengidentifikasi sifat- sifat unggul dan kualitas superior serta unik, yang diharapkan ada pada seorang pemimpin untuk meramalkan kesuksesan kepemimpinannya.

(15)

h. Teori Situasi

Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang tinggi/fleksibelitas pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap tuntunan situasi, lingkungan sekitar dan zamannya.Faktor lingkungan itu harus dijadikan tantangan untuk diatas sehingga pemimpin harus mampu meyelesaikan masalah- masalah aktual. i. Teori Humanistik/ Populasi

Fungsi kepemimpinan menurut teori ini adalah merealisasi kebebasan manusia dan memenuhi seganap kebutuhan insani yang mencapai melalui interaksi pemimpin dengan rakyak. Pada teori ini ada tiga variabel pokok, yaitu : kepemimpinan, organisasi, interaksi.

C. Gaya Kepemimpinan

Dari uraian sebelumnya diketahui bahwa kepemimpinan berperan sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu kita akan membicarakan beberapa gaya atau style kepemimpinan yang banyak mempengaruhi keberhasilan keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi prilaku bawahannya. Istilah gaya secara kasar adalah sama dengan cara yang dipergunakan pemimpin didalam mempengaruhi para bawahannya.

Keating (1993: 189) menemukakan bahwa kepemimpinan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

(16)

1. Otokratis

Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan otokratis atau otoritarium biasanya merasa bahwa mereka mengetahui apa yang mereka inginkan dan cenderung mempersepsikan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai perintah-perintah langsung kepada para bawahannya. Pemimpin otokrasi biasanya menyimmpan keputusan dan pengendalian bagi dirinya sendri, karena menganggap tanggung jawab penuh untuk pengambilan keputusan. Pemimpin otokrasi biasanya menyusun seluruh situasi kerja untuk pekerja-pekerja mereka. 2. Gaya para partisifasi atau demokrasi

Gaya kepemimpinan ini diasumsikan bahwa para anggota individual dari suatu kelompok yang mengambil bagian secara pribadi dalam proses pengambilan keputusan akan lebih mungkin sebagai suatu akibat. Mempunyai komitmen yang lebih besar dari pada sasaran dan tujuan organisasi. Pendekatan partisifasi tidak para pemimpinan seharusnya memahami lebih jauh apakah yang menjadi sasaran organisasi sehingga mereka dapat mempergunakan pengetahuan para anggotanya.

3. Gaya kendali bebas dan laissez faire

Pendekatan ini tidak adanya pimpinan langsung. Tentu saja pimpinan hanya berarti tidak adanya pimpinan langsung. Tentu saj pimpinan kendalikan bebas harus bekerja sesuai tujuan organisasi. Tetapi dengan pendekatan ini suatu tugas disajikan pada anggota

(17)

kelompok yang biasanya menetukan tehnik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersubut dalam krangka sasaran-sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Intinya sang pemimpinan bertindak sebagai penghubung antara sumber luar dan kelompok serta menegaskan bahwa tersedianya sumber daya yang diperlukan bagi mereka.

Dari berbagi penjelasan tentang gaya kepemimpinan yang telah diuraikan sebelumnya, maka sebagai landasan teori yang utama dalam penelitian ini akan lebih khusus mengenai teori kepemimpinan situasional yang dikemukakan oleh Paul Heresy dan Kenneth H. Blanchard. Kepemimpinan situasional menurut Blanchard seperti dalam kutipan Thoha (2002, hal.278) adalah didasarkan pada saling berhubungan diantaranya hal- hal berikut ;

1. Jumlah penduduk dan pengarah yang diberikan oleh pemimpin (prilaku tugas/pengarahan)

2. Jumlah dukungan sensasional yang diberikan oleh pemimpin (prilaku/ dukungang)

3. Tingkat kesiapan atau kemangangan para pengikut/ bawahan yang ditujukan didalam melaksanakan tugas khusu, fungsi atau tujuan tertentu.

Perpaduan dan kombinasi dari prikaku utama dari pemimpin ini menghasilkan empat dasar kepemimpinan. Keempat gaya kepemimpinan tersebut dijelakankan sebagai berikut :

(18)

1. Gaya 1(G1): Instruksi yaitu seorang pemimpin menunjukan prilaku yang banyak memberikan pengarahan (dalam prilaku tugas) dan sedikit dukugan (dalam prilaku hubungan). Pemimpin memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan para pengikutnya, secara ketat mengawas pelaskanaan tugas mereka serta dicirikan dengan komunikasi satu arah. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan kepututasan semata- mata dilakukan oleh pemimpin. Pemimpin memberikan batasan peranan pengikut dan memberitahukan mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan bagaimana melaksanakan tugas.

2. Gaya 2 (G2): konsultasi yaitu menunjukan prilaku yang banyak mengarahkan dan banyak memberikan dukungan.Pemimpin dengan gaya ini mau menjelaskan dengan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil dan mau menerima pendapat dari pengikutnya, tetapi pemimpin masih harus tetap terus memberikan pengawasan dalam menyelesaikan tugas- tugas pengikunya atau bawahannya serta pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.

3. Gaya 3 (G3): Partisipasi yaitu pemimpin menekankan pada banyak dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin menyusun keputusan bersama dengan para bawahannya dan saling bertukar ide/gagasan serta mendukung usaha- usaha mereka

(19)

dala menyelesaikan tugas. Posisi kontrol atas pecahan masalah dan mengambil keputusan dipegang secara berganti. Komunikasi dua arah ditingkatkandan peranan pemimpin secara arif mendengarkan. Hal ini wajar karena bawahan/ Pengikut telah memilih kemampuan untuk melaksankan tugas. 4. Gaya 4 ( G4 ): Delegasi yaitu prilaku pemimpin yang

memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin dengan gaya inimendelegasikan secara keseluruhan keputusan- keputusan dan tanggung jawab pelaksaan tugas bawahaannya.Sehingga bawahaannya hanya yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan petunjuk bagi mereka sendirin karena memiliki kemauan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan prilaku mereka sendiri.

Sutarto 1995, (hal.137-140) berpendapat bahwa tingkat kemangan terdiri dua dimensi, “job maturity”(kemantangan kerja) dalam phsycolgical maturity (kemantangan jiwa).

Kemampuan jiwa berhubungan dengan willygnes

(kemampaun). Lebih jauh mereka mengatakan tingkat kemantangan bawahan dapat diperinci menjadi empat serta hubungan dengan gaya kepemimpinan yang digunakan yaitu:

(20)

1. Tingkat kemamtangan rendah(M1) dengan cirri: tidak mampu dan tidak mau atau mantap. Gaya kepemimpinan yang digunakan untuk mengaruhi bawahan pada tingkat ini adalah gaya kepemimpinan intruksi(G1)

2. Tingkat kemantangan rendah ke tingkat kemantangan madya (M2), dengan ciri: tidak mampu tetapi mau dan yakin. Gaya kepemimpinan yang sesuai digunakan adalah konsultasi(G2)

3. Tingkat kemantangan madya ketingkat kemantangan tinggi (M3), dengan ciri: mampu tetapi mau dan tidak mantap. Gaya kepemimpinan yang digunakan adalah partisipasi(G3) 4. Tingkat kemantangan tinggi (G4), dengan ciri: mampu/cakap dan mau/yakin.Delegasi (G4) menjadi gaya kepemimpinan yang cocok untuk mempengaruhi prilaku yang tingkat kemantangannya tinggi.

Keempat kemantangan kepemimpinan diatas tidak yang lebih baik atau lebih buruk. Hal ini tergantung dari situasi kelompok yang dipimpin. Variabel- variabel dari situasi lainnya yang turut berpengaruh antara lain: waktu tuntunan tugas, organisasi, dan harapan- harapan dan kemampuan atasan/ pimpinan,teman sejawat/bawahan. Walaupun varibel- varibel tidak memberikan kemungkinan bagi pemimpin untuk menguji ketepatan bagi semua variabel

(21)

diatas sebelum memutuskan gaya mana yang diterapkan. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi tertentu.

D. Kinerja

Penilaian tentang kinerja individu karyawan semakin penting ketika perusahaan akan melakukan reposisi karyawan. Artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui faktor- faktor apa saja yang mengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM optimun. Pada giliran kinerja individu akan mencerminkan derajat kompentisi suatu perusahaan.

Kata peformence dalam bahasa inggris kedalam bahasa Indonesia sering berbedah, sampai sekarang belum dibekukan. Ada yang menerjemahkan sebagai: untuk rasa, kinerja, hasil kerja, karya, pelaksanaan kerja, hasil pelaksanaan kerja. Ilyas(1991:65) menerjemahkan

performance menjadi untuk kerja, sedangkan Wahyudi( 1996:34)

menerjemahkan menjadi prestasi kerja. Menurut the scribner-Bantam

Englis Dictionary, diterbitkan Amerika dan Canada tahun 1979, dalam

Prawirosentono(1991:1) kinerja berasal dari akar kata “to from” yang mempunyai beberapa “entries” berikut ini :

a. To do carry out: execute (melakukan,menjalangkan, melaksanakan) b. To dischange or fulfil: as a (memenuhi atau menjalangkan kewajiban

(22)

c. To portray: as character in a play ( mengambarkan suatu karakter dalam suatu permainan

d. To render by voice ar a musical instrument (mengambarkan dengan suatu atau alat musik)

e. To execute ar complete an undertaking ( melaksanakan atau menyuburkan tanggung jawab)

f. To act part in aplay (melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan)

g. To perform music (memainkan/pertunjukan music )

h. To do what is expected of person ar or machine (melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin)

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka artinya perfomence atau kinerja adalah sebagai berikut: Kinerja(Perfomence) adalah hasil kerja yang didapat oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dengan tanggung jawab masing- masing dalam rangka upaya dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggal hokum dan sesuai normal maupun etika.

Disamping itu, kinerja (perfomence) diartikan sebagai hasil kerja seorang karyawan, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara kongkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan). Mangkunegara(2001:67) mendefinisikan kerja( prestasi kerja) sebagai berikut: “ kinerja adalah ahsil kerjas secara kualitas dan kuantitas

(23)

yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya” Sedangkan Bernandin dan Russel (1993:397), mengatakan pengartian bahwa: “kinerja karyawan tergantung kemampuan, usaha kerja dan kesempatan kerja yang dinilai dari out put” . Timpe (1993:9), mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah: “tingkat kinerja individu, yaitu hasil yang diinginkan dari pelaku individu.

Kinerja merupakan merupakan hasil karya seseorang dalam bentuk kualitas ataupun kuantitas dalam suatu organisasi. Penetuan tujuan setiap unit organisasi merupakan strategi untuk menigkat kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya prilaku kerja yang diharapkan organisasi setiap personil.Tetapi ternyata tujuan saja tidak cukup, sebab itu perlukan ukuran apakah seseorang personil telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu penilaian kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuks setiap tugas dan jabatan pesonil memegang peranan penting.Akhir dari proses kerja adalah penilaian kinerja itu sendiri yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan.

Dimensi- dimensi yang ukuran kinerja, menurut nawawi(2000:97) adalah: a. Tingkat kemampuan kerja (kompentensi) dalam melaksanakan kerja

baik yang diperoleh oleh hasil dan pelatihan maupun yang bersumber dari pengalaman kerja.

b. Tingkat kemampuan eksekutif dalam memberikan motivasi kerja, agar pekerja sebagai individu bekerja dengan usaha maksimal, yang

(24)

memungkingkan tercapainya hasil yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama priode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau criteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal kata< kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam

English Distionary, diterbitkan Amerika serikat dan Canada(1979), berasal

dari akar kata “ to perform, dengan beberapa “entries” yaitu (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan, (to do carry out, execute): (2) memenuhi atau melaksankan kewajiban suatu niat/nazar (to discgarge of

fulfill:as vow): (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab

(to discharge execute or complete an understaking): dan (4) melakukan suatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin( to do what expected of a

person machine),.

Beberapa ini akan memperkaya wawasan kita tentang kinerja, yaitu; a. Kinerja merupakan seperangkat hasil dicapai dan merujuk pada

tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta (stolovich and Keep: 1992)

b. Kinirja merupakan salah satu total dari kerja yang diri pekerja( Griffin: 1987)

(25)

d. Kinerje merupakan salah satu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan tingkat keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tampah pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya(Hersey and Blanchard: 1993)

e. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan atas tugas yang diberikan( Casio:1992)

f. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan melaksanakan serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diingikan dapat tercapai dengan baik(Donnely,Gibson and Ivancevich: 1994)

Pencapaian tujuan yang ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur kinerja individu. Ada tiga criteria dalam melaksanakan penelitian kinerja individu, yakni : (a) tugas individu; (b) prilaku individu; dan (c) cirri individu (Robbin 1996)

a. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas- tugas,

baik yang dilakukan individu, kelompok maupun

perusahaan(Schermerhorn, Hunt and Osborn 1991)

b. Kinerja sebagai fungsi intraksi antara kemampuan atau ability (A) motivasi atau motivation(M) dan kesempatan atau opportunity(O), yaitu kinerja = f (A x M x O). Artinya Kinerja merupakan fungsi dari

(26)

kemampuan, motivasi, dan kesempatan(Robbin:1991). Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tidak adanyan rintangan- ringan yang mengadalkan karyawan itu. Meskipun seorang idividu bersedia dan mampu, biasa ada rintangan yang menjadi penghambat.

Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atu kelompok untuk melakukan suatu kegiatan dan menyepurnakan semua sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda(noun) dimana salah satu entrinya ada dimana salah satu entrinya adalah hasil sesuatu pekerjaan ( thing done), pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan weweng dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggal hukum dan bertentangan dengan moral atau etika.

Kinerja dalam menjalakan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kinerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat- sifat individu. Oleh karena itu, menurutb model partner- lawyer(Donnelly,Gibson and invancevich: 1994), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor- faktor:(a) harapan mengenai imbalan, (b) dorongan, (c) kemampuan, kebutuhan

(27)

sifat, (d) persepsi terhadap tugas, (e) imbalan internal dan eksternal, (f)persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal : (1) kemampuan, (2) kemampuan, (3) lingkungan.

Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tampa mengetahui tiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadapat pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa hasil pekerjaan secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya.

Kepuasan tersebut berhubungan dengan faktor- faktor individu, yaitu: (a) Kepribadian seperti aktuallisasi, kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan; (b) status dan sonioritas, makin tinggi hierarkis didalam perusahaan lebih mudah individu tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin minat individu semakin tinggi kepuasan kerja; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang mempunyai kepuasan yang terhadap elemen- elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi.

(28)

a. Indikator Kerja Karyawan

Menurut Umar (2005:266), kinerja karyawan dapat diliat melalui beberapa komponen yang dapat dijadikan indikator penilaian yaitu : a. Kehadiran

b. Pengetahuan akan pekerjaan c. Kemamfaatan waktu kerja d. Kerjasama dengan rekan kerja e. Kreatifitas dalam bekerja

f. Tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan g. Sikap kerja

h. Kejujuran i. Keadalan

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja Karyaawan

Kinerja meerupakan penampilan hasil kerja karyawan baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok(Ilyas,1993). Kinerja organisasi merupakan hasil indicator yang kompleks dan agregasi kerja sejumlah individu dalam organisasi.

Untuk mengetahui faktor yang mempegaruhi (determinan) kinerja individu, perluh dilakukan pengkajian terhadap teori kerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi. Berbagai kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi karyawan dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan fisik juga mempengaruhi berfungsinya

(29)

faktor lingkungan non fisik. Pada kesempatan ini pembahasan kita fokuskan pada lingkungan non-fisik, yaitu kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial perusahaan.

Menurut Mangkunegara(2006,6) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu prestasi atau kinerja karyawan adalah faktor individu dan faktor lingkungan organisasi.

1. Faktor individu

Konsentrasi yang baik merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengolah dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan petensi, yaitu kecerdasan fikiran dan kecerdasan emosi.

2. Faktor lingkungan organisasi

Faktor lingkungan organisasi yang mempengaruhi kinerja kerja karyawan adalah uraian jabatan yang jelas, outoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi yang efektif, hbungan kerja yang harmonis, iklim kerja, respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang memadai.

Menurut Prawirosentoso(1999) kinerja seorang karyawan akan baik, jika karyawan keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi prilaku kerja dan

(30)

kerja individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi, variabel psikologis.

Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Menurut Gibson, variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi prilaku kerja dan kinerja kerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai mengaruh yang tidak langsung.

Kelompok varibel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson(1997) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel domografis.

Kelompok variabel organisasi menurut Gibson (1997) terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, skruktur, dan desain pekerjaan. Menurut Kopelmen(1996), varibel imbalan akan berpengaruh terhadap varibel motivasi, yang pada akhirnya langsung mempengaruhi kinerja individu. Penelitian Robinson dan Lansen (1990) terhadap para karyawan penyuluh kesehatan pedasaan di Colombia menunjukkan bahwa pemberian imbalan mempunyai pengaruh besar terhadap kinerja karyawan dibanding pada kelompok pegawai yang diberi. Mitchell dalam Timpe (1999), motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifat ini, untuk peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi

(31)

melalu suasana organisasi yang mendorong para karyawan untuk lebih produktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolah faktor- faktor organisasi dalam membentuk pengaturan sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui praktek kepemimpinan yang mendorong saling percaya.

E. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Kerja

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan seorang pemimpin untuk menggerakkan dan mempengaruhi bawahan agar bekerja lebih produktif dipengaruhi oleh faktor gaya kepemimpinan. Secara individu, manusia mempunyai karakteristik khusus dan tiap-tiap manusia mempunyai pendekatan tersendiri untuk mau dipengaruhi dan mempengaruhi orang lain. Dengan kata lain perilaku atau gaya kepemimpinan yang tepat menyebabkan pemimpin dapat menggerakkan bawahan untuk dapat berbuat kearah tercapainya tujuan organisasi.

Sekaipun kepemimpinan adalah faktor penentu dalam pencapaian tujuan organisasi tidak bisa dipungkiri bahwa peran aktif para bawahan sebagai pelaksana dari kegiatan organisasi juga menjadi salah satu faktor yang sangat penting. Bawahan yang bekerja dengan tanggungjawab mampu meningkatkan kinerja organisasi. Begitu pula sebaliknya seorang pemimpin yang mau sukses harus mampu melihat mengatasi karakter bawahan sehingga mendorong bawahan bekerja dengan baik. Pemimpin

(32)

mempunyai tugas utama untuk mengetahui apa-apa yang dapat mendorong orang yang dipimpin agar bersedia bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Begitupun para bawahan cenderung bekerja dengan semangat tinggi apabila apa yang didapatkan sesuai dengan keinginan. Hal ini sesuai dengan pendapat umum yang menyatakan bahwa pada dasarnya alasan seseorang bekerja dengan semangat tinggi adalah karena pekerjaan tersebut memberikan apa yang dicarinya.

Akhirnya jelaslah bahwa salah satu unsure atau faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai/bawahan adalah gaya kepemimpinan yaitu perilaku pemimpin yang ditampilkan dalam usahanya mempengaruhi bawahan untuk lebih produktif. Jika gaya kepemimpinan yang diterapkan sesuai dengan kondisi rill yang terjadi pada suatu organisasi maka akan tercipta produktifitas organisasi terkhusus kinerja karyawan/pegawai yang berimplikasi pada pencapain tujuan bersama.

F. Kerangka fikir

Adapun yang menjadi krangka fikir bisa dilihat pada bagian dibawah ini:

(33)

Gaya Kepemimpinan(X) 1.Gaya otogratis

2.Gaya Demokrasi

3.Gaya Laissez faire/kendali

Gambar 1

Gaya kepemimpinan (X) : cara yang dipengaruhi pemimpin didalam

mempengaruhi para bawahanya.

Kinerja (Y) : hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama priode tertentu didalam

melaksanakan tugas

Kinerja Karyawan (Y)

1. Kehadiran

2. Pengetahuan akan

pekerjaan

3. Pemanfaatan waktu kerja 4. Kerja sama dengan rekan

kerja

5. Kreatifitas dalam bekerja 6. Tanggung jawab dalam

menyelesaikan pekerjaan 7. Sikap kerja

(34)

G. Hipotesis

Adapun hipotesis sebagai jawaban sementara atas masalah pokok yang telah dikemukakan sebelumnya adalah “diduga bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Koperasi Unit Desa Passabu Karya Di Kabupaten Sinjai”.

(35)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi yang dijadikan tempat sebagai objek penelitian ini adalah pada Koperasi Unit Desa Mina Passabu karya di Kabupaten Sinjai. Sedangkan waktu penelitian direncanakan kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu mulai dari bulan februari sampai maret 2014.

B. Metode Pengempulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Interview (wawacara), yaitu pengumpulan data dengan jalan bertanya langsung kepada sampel responden yang telah dipilih dan dilakukan secara terencana dan sitematis.

2. Angket(kuisioner), yaitu pengumpulan data melalui penyebaran angket kepada seluruh karyawan yang menjadi sampel yang berisi pertanyaan- pertanyaan tentang identitas responden dan variabel- varibel penelitian untuk mencapai informasi yang lengkap dari permasalahan yang dibahas

3. Tujuan kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan menelah literature-literatur maupun dokumen yang erat hubungannya dengan penulis ini

(36)

1. Untuk pengolahan data dan menjamin kemurnian data yang digunakan maka jenis dan sumber data adalh sebagai berikut: jenis data

a. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan-keterangan atau informasi tentang kondisi Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabupaten Sinjai

b. Data Kualitatif, yaitu seperangkat data yang diperoleh pada Koperasi Unit Desa Passabu Karyadi Kabupaten Sinjai

2. Sumber data

a. Data primer, yaitu data yang sifatnya bakudan belum diolah, bersumber dari observasi, wawacara, kuisioner

b. Data Sekunder, yaitu data yang bersumber dari pihak lain yang relevan dengan penulisan ini

D. Populasi dan Sampel

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Koperasi Unit Desa Passabu Karya di Kabupaten Sinjai sebanyak 18 orang, antara lain pengurus, manejer dan staf.

Memperhatikan jumlah populasi pada Koperasi Unit Desa Passabu Karya di Kabupaten Sinjai sebanyak 18 orang, maka peneliti mengunakang teknik sampling jenuh Sugiyono(2010:85) yaitu populasi relative sekecil kurang dari 30 orang. Maka peneliti menetapkan sampel sebanyak 18 orang, dengan mengambil sampel melalui seluruh Karyawan pada Karyawan Unit Desa Mina Passabu karya di Kabupaten Sinjai.

(37)

Pengolahan dan analisis data adalah proses penyusunan, mengatur dan mengolah data agar dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis. Semua permasalah, tujuan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan maka dalam pengelolahan analisis data dilakukan secara kualitatif dengan teknik analisis statistik yang dianggap memadai.

Untuk menjawab permasalahan utama untuk kepentingan yang diajukan dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana menurut Sugiyono (2006:245) dengan formulasi sebagai berikut:

Dimana:

Y = Kinerja

X = Gaya Kepemimpinan a = Kostanta

b = koefisien regresi

Untuk mencapai nilai a dan b menurut Sugiyono (2006: 245), digunakan metode least square parameter sebagai berikut:

Nilai a dihitung dengan rumus:

(∑ )-(∑ )-(∑ ) ((∑ ) a =

n(∑ ) – (∑ )2 Y = a + bX

(38)

Nilai B dihitung dengan rumus: ∑ (∑ )(∑ ) b=

(∑ ) (∑ )

Untuk mengetahui besar nilai “n” secara kualitatif, maka digunakan patokan interprestasi “r” yang tertera pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Interprestasi Nilai “r” Besar Nilai r 0,800 s/d 1,000 0,600 s/d 0,799 0,400 s/d 0,599 0,200 s/d 0,399 0,001 s/d 0,199 Sumber: Sugiyono (2006:216)

Langkah terakhir adalah mencari beberapa besar pengaruh variablel X terhadap varibel Y, yaitu dengan mencari koefiesien determinasi dengan rumus:

(39)

Dimana:

KD = Koefisien Determinasi

(40)

37

Tokoh masyarakat Desa Panaikang bersama KKN UNHAS mengadakan rapat untuk merencanakan mendirikan kembali sebuah Koperasi di Desa Panaikang Kec. Sinjai Timur, namun mengalami hambatan karena tidak ada warga yang mau masuk menjadi anggota Koperasi. Hal ini, karena pernah ada Koperasi di Desa Panaikang pada tahun 1965, tetapi macet dan merugikan masyarakat. Akan tetapi minimal 40 anggota syarat untuk mendirikan Koperasi, maka dari itu panitia pembentukan Koperasi mengajak kembali untuk masuk menjadi anggota Koperasi.

Koperasi tersebut diberi nama “ KUD MINA PASSABU KARYA” oleh H.Aminuddin Tanrere. Arti dari mana KUD MINA PASSABU KARYA adalah sebagai berikut :

 Mina : Masyarakat pesisir yang bergerak di Perikanan

 Passabu : Gabungan dari beberapa nama Desa yang merupakan wilayah kerja

 Karya : Masa berjayanya Partai Golongan Karya

KUD Mina Passabu Karya didirikan pada tanggal 12 juni 1983 oleh tokoh masyarakat Desa Panaikang yang didirikan dari : H. Aminuddin Tanrere,Sabaruddin, dan Bajuddin sekaligus sebagai penelitian

(41)

Usaha pertama kali waktu didirikan hanya minyak tanah dan berkantor di Rumah salah seorang pengurus pertama yaitu Ibu Dra. Hj. Murhaniah yang berpedudukan di jalan Pelabuhan Desa Panaikang Kec. Sinjai Timur, tetapi pada tahun 1990 kantor KUD Mina Passabu Karya berpindah tempat dan memiliki Kantor berkedudukan di jalan Panaikang Raya Desa Panaikang Kec.Sinjai Timur.

Koperasi telah terdaftar pada Kantor Wilayah Departemen Koperasi Sulawesi Selatan pada tanggal 30November 1983 dengan nomor Badan Hukum 4331/BH/

Koperasi Mina Passabu Karya mengadakan perubahan anggaran dasar yang disesuiakan UU nomor 25 tahun 1992. Jumlah anggota sampai sekarang mencapai 1336 orang dan adapun yang pernah menjabat sebagai Ketua KUD Mina Passabu Karya sampai sekarang antara lain :

 Mappatoba sebagai Ketua I

 H. Andi Abu Bakar sebagai Ketua II  Dra. Hj. Murhaniah sebagai Ketua III  Nurfatimah sebagai Ketua IV

 Sunarti sebagai Ketua V

(42)

organisasi setiap funsi dan satuan tanggung jawab serta hubungan yang terdaftar dalam Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya dapat diarahkan guna mencapai tujuan bersama. Dengan sktruktur makan koordinasi dapat dilakukan dengan mudah sehingga setiap kelompok dari fungsi –fungsi yang ada dalam organisasi dapat

bekerja sesuai dengan kelompoknya masing – masing.

Adapun organisasi Koperasi Unit Desa Passabu Karya dapat di liat pada gambar di bawah ini :

GAMBAR 1 : STRUKTUR ORGANISASI RAPAT ANGGOTA PENGURUS BPP KUD MANAGER BADAN PENGAWASAN S T A F UMUM ADM. PEMBUKUAN KASIR WASERDA

ANGKUTAN USP P IKAN BBM LISTRIK KURSI SEWA

(43)

Uraian tugas dan wewenang berdasarkan sktruktur organisasi adalah sebagai berikut :

a. Rapat Anggota

Kekuasaan tertinggi dalam organisasi Koperasi pada rapat anggota. Penyelenggaraan rapat anggota sekurang – kurangnya sekali setahun, rapat anggota mempunyai wewenag untuk :

1. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran Rumah tangga koperasi 2. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus, pengawas, dan

penasehat

3. Mengesahkan laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas 4. Menetapkan dan merencanakan Kerja maupun rencana anggaran dan

belanja Koperasi

5. Menetapkan dan mengesahkan kebijakan umum dalam bidang organanisasi maupun bidang usaha

6. Menetapkan pembagian sisa hasil (SHU) b. Pengurus

Pengurus merupakan salah satu perangkat organisasi yang beri kuasa oleh rapat anggota, dengan jabatan maksimal 5 (lima) tahun. Tugas dan wewenag pengurus adalah :

1. Mengelolah Koperasi dan usahanya

2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi

(44)

tugas

5. Memeliharan daftar buku dan pengurus

6. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan

7. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai ketentuan dalam anggaran dasar

8. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan koperasi sesuai dengan tanggung jawab dan keputusan rapat

c. Badan pengawasan

Pengawas dipilih dari rapat anggota tahun dan tanggung jawab kepada RAT. Tugas-tugas pengawas antara lain :

1. Pengawas dan peneliti buku- buku catatan yang berhubungan dengan kegiatan organisasi dan usaha kopersai

2. Pengawas menetapkan pelaksanaan keputusan rapat anggota dan kebijakan pengurus

3. Pengadakan pemeriksaan sewaktu waktu mengenai bidang keuangan, persediaan barang serta kekayaan koperasi

4. Memeriksa dan meneliti laporan keuangan akhir tahunan dan membuat laporan pemeriksaan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas secara tertulis untuk disampaikan kepada rapat anggota dan tembusannya kepada pejabat melalui pengurus

(45)

tahunan 2010. Adapun bidang usaha yang dikelola sebagsi berikut : 1. Unit usaha penangkapan ikan

2. Unit usaha simpan pinjam 3. Unit Usaha waserda 4. Unit usaha angkutan 5. Unit usaha BBM 6. Kelistrikan

7. Unit usaha kursi sewa

Dengan demikian pencapaian usaha KUD Mina Passabu Karya pada tahun 2008 sampai 2010 atau 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tahun Pencapaian usaha

Penjualan/ pendapatan

SHU (Rp.)

2008 2.396.123.736 88.964.818

2009 2.903.996.334 141.286.701

2010 2.935.756.600 145.009.866

Sumber : KUD Mina Passabu Karya

D. Bidang Permodalan

Sumber permodalan yang digunakan sebagai modal kerja kegiatan usaha sebagai berikut :

(46)

 Simpanan Wajib

 Simpanan Khusus Simpanan Pinjam  Tabungan Anggota

 Cadangan 2. Modal Ekstern  Dana KUT  Subsidi BBM

 Dana dari Kantor Koperasi Kab. Sinjai  Puskud Hasanuddin

(47)

44

Setelah melakukan pembayaran angket/ kuesioner kepada responden yang ditunjuk menjadi sampel, selajutnya tahap penarikkan angket dari responden yang berjumlah 18 responden, maka diperoleh data mengenai identitas responden sebagai berikut :

Tabel 4

Distribusi Responden Tiap Strata

No Strata Kepemimpinan Jumlah Responden

1 Sekretaris 1

2 Bendahara 1

3 Manager 1

4 Staf 15

TOTAL 18

Sumber: data angket/kuesioner yang telah diolah Tahun 2011

B. Deskripsi Variabel Penelitian

Data tersebut diolah kemudian disajikan dalam bentuk table distribusi tentang gaya kepemimpinan (X) sebagaimana disajikan tabel 5 dibawah ini:

(48)

responde n Delegas i (G4) Partisipas i (G3) Konsultas i (G2) Instruks i (G1) Gaya Kepemimpina n 1 9 18 7 31 65 2 7 18 12 8 45 3 7 22 6 2 37 4 6 20 6 9 41 5 2 14 16 17 49 6 1 18 27 5 51 7 8 20 8 10 46 8 3 25 7 7 42 9 3 20 28 8 59 10 9 18 6 20 53 11 4 21 14 2 41 12 7 24 14 2 47 13 4 18 7 28 57 14 13 12 4 32 61 15 5 16 30 1 52 16 9 13 13 1 36 17 1 19 21 7 48 18 11 14 9 24 58 jumlah 109 330 235 214 888

Sumber: Data angket/kuesioner yang telah diolah 2011

Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran secara umumatasan/pimpinan pada Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabupaten Sinjai cenderung menetapkan partisipasi (G3). Hal ini

(49)

C. Analisis Data Penelitian

Berdasarkan yang dikumpulkan dari responden diperlikan gambaran mengenai tingkat kinerja pegawai pada koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kab. Sinjai. Dibawah ini dikemukakan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui teknik penyebaran angket/kuesioner tentang tingkat kinerja karyawan, sebagai berikut

Tabel 6

Distribusi Tingkat Kinerja Karyawan

Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabupaten Sinjai

Responden

Nilai jawaban Responden Tingkat Kinerja Variabel (Y) Selalu 4 Sering 3 Kadang-kadang 2 Tidak pernah 1 1 64 0 2 1 67 2 40 18 2 1 61 3 8 21 14 2 45 4 44 12 2 2 60 5 28 18 4 3 53 6 28 15 12 0 55 7 12 15 16 2 45 8 12 24 4 5 45

(50)

11 36 9 8 2 55 12 20 15 14 1 50 13 44 12 6 0 62 14 60 3 0 2 65 15 28 12 12 1 53 16 8 3 24 3 38 17 24 18 12 0 54 18 48 9 6 0 63 Jumlah 580 231 148 28 987

Sumber : Data angket/kuesioner yang telah diolah Tahun 2014 D. Pembahasan

Untuk melihat hubungan antara kedua variabel yang diteliti, maka diproleh data dari hasil penyebaran angket/kuesioner seperti pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7

Korelasi antara Variabel Gaya Kepemimpinan (X) Dengan Variabel Kinerja Karyawan (Y) Responden Gaya Kepemimpinan (X) Kinerja (Y) X2 Y2 XY 1 65 67 4226 4489 4.355 2 45 61 2025 3721 2.745

(51)

5 49 53 2401 2809 2.597 6 51 55 2601 3025 2.805 7 46 45 2116 2025 2.070 8 42 45 1764 2025 1.890 9 59 64 3481 4096 3.776 10 53 52 2809 2704 2.756 11 41 55 1681 3025 2.255 12 47 50 2209 2500 2.350 13 57 62 3249 3844 3.534 14 61 65 3721 4225 3.965 15 52 53 2704 2809 2.756 16 36 38 1296 1444 1.368 17 48 54 2304 2916 2.592 18 58 63 3364 3969 3.654 jumlah 888 987 45000 55251 49.593

Sumber : Data diproleh dari tabel 5 dan 6

Untuk menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan sebagai variabel X dengan kinerja karyawan sebagai variabel Y, maka digunakan teknik analisis korelasi produk moment namun sebelumnya perlu diketahui persamaan regresi ke dua variabel penelitian tersebut yaitu melalui teknik analisis regresi. Analisi regresi ini berguna untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang linear dengan kinerja karyawan. Adapun rumus untuk persamaan regresi menurut sugiono (2006:244)

adalah sebagai berikut :

(52)

Nilai a dihitung dengan rumus :

(∑ ) – (∑ ) – (∑ (∑ ) a =

n ((∑ ) - (∑ Nilai b dihitung dengan rumus :

n ∑ - (∑ ) ∑ b =

n (∑ - ∑

berdasarkan tabel 7 diatas maka dapat diperoleh nilai :

∑X = 888 ∑Y = 987 ∑X2 = 45.000 ∑Y2 = 55.251 ∑XY = 49.593 (∑X)2 = 788.544 (∑Y)2 = 974.169 n = 18

Sehingga nilai koefisien a dan b dapat dihitung sebagai berikut : Nilai a adalah : (987) (45.000) – (888) (49.593) a = 18 ( 45.000 ) – ( 788.544 ) 44.415.000 – 44.038.584 = 810.000 – 788.544

(53)

= 17.543

Sedangkan nilai b adalah :

18(49.593) – (888) (987) b =

18(45.000) – ( 788.544) = 0,755

Sedangkan di ketahui niai a dan b seperti pada persamaan diatas maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 17.543 + 0, 755X

Dari persamaan regresi diatas, dapat diartikan bahwa gaya kepemimipinan akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya untuk mengetahui derajat hubungab/ pengaruh antara kedua variabel tersebut, maka digunakan teknik analisis korelasi

produck moment menurut Sugiyono (2006:213) dengan formulasi sebagian

berikut :

Dari hasil perhitungan diatas r sebesar 0,782, nilai berada pada interval 0,600 > 0,799.dengan demikian dapatlah diinterprestasikan bahwa derajat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan pada Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabupaten Sinjai, yaitu dengan mencari nilai koefisien determinasi sebagai berikut :

KD = r2 = (0,782)2 = ( 0,61 )

(54)
(55)

52

Berdasarkan hasil dan pembahasan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabuparen Sinjai, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pengujian hipotesis membuktikan bahwa ada pengaruh gaya kepemimpinan partisipasi terhadap kenerja karyawan pada Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabupaten Sinjai, yaitu dengan hasil analisis korelasi product moment dioperasi nilai r = 0,782 yang menunjukkan hubungan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan adalah hubungan positif yaitu berada pada interval 0,600 sampai 0,799, sedangkan koefisien determinasi atau besarnya sambungan pengaruh gaya kepemimpinan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabupaten Sinjai sebesar 61%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan saran, kepada pihak pimpinan Koperasi Unit Desa Mina Passabu Karya di Kabupaten Sinjai untuk senantiasa mempertahankan gaya kepemimpinan yang dijalin selama ini yaitu gaya kepemimpinan partisipasi. Kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang dihadapi akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan/bawahan.

(56)

53

Danim, Sudirman.2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, Cetakan pertama, Rineka Cipta, Jakarta.

Hasan,Ikbal. 2003. Pokok- Pokok Materi Statistik. Edisi kedua, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Hasibuan, S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Bumi Aksara. Jakarta.

Kartini, Kartono.1994. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Raja Grafindo Persada,. Jakarta.

Iryanto, Tata.1996. Kamus Bahasa Indonesia Terbaru. INDAH. Surabaya.

Sutarto, 1995. Dasar- Dasar Kepemimpinan Administrasi. Gajah Mada Universitas Press. Yokyakarta.

Susilo. Martoyo,1990. Manajemen Sumber Daya manusia.BPFE, Yokyakarta.

Sinunga, Murdarsyah. 2003.Produktivitas Apa dan Bagaimana. Cetakan Kelima, PT. Bumi Aksara

(57)

Pendidikan :………

Jabatan :………

Petunjuk Pengisian :

Pilihan jawan yang sesuaidengan pilihan bapal/ ibu pada pertanyaan di bawah ini dan berilah nilai jika di berikan skala 1-10 untuk setiap jawaban yang anda pilih. Kinerja Karyawan

1. Apakah hasil kinerja bapak / ibu memiliki ketetapan dalam menjalankan tugas sesuai dengan pekerjaan

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2. Apakah hasil pekerjaan ibu/bapak memiliki ketelitian dalam menjalankan tugas sesuai dengan pekerjaan

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3. Apakah bapak / ibu teliti dalam memeriksa kembali pekerjaan yang telah diselesaikan sebelum pekerjaan tersebut di periksa pemimpin

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

(58)

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5. Apakah hasil pekerjaan bapak/ibu selalu menghasilkan pekerjaan yang rapi

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

6. Apakah setiap karyawan pernah di tuntut untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan cepat dan baik

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

7. Apakah bapak/ibu selalu melaksanakan tugas pakerjaan yang di berikan oleh pemimpin yang tepat

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

8. Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan teguran dari pimpinan karna tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

(59)

Distribusi Nilai Gaya Kepemimpinan dari Tiap Responden responden Delegasi (G4) Partisipasi (G3) Konsultasi (G2) Instruksi (G1) Gaya Kepemimpinan 1 9 18 7 31 65 2 7 18 12 8 45 3 7 22 6 2 37 4 6 20 6 9 41 5 2 14 16 17 49 6 1 18 27 5 51 7 8 20 8 10 46 8 3 25 7 7 42 9 3 20 28 8 59 10 9 18 6 20 53 11 4 21 14 2 41 12 7 24 14 2 47 13 4 18 7 28 57 14 13 12 4 32 61 15 5 16 30 1 52 16 9 13 13 1 36 17 1 19 21 7 48 18 11 14 9 24 58 Jumlah 109 330 235 214 888

(60)

Variabel (Y) Selalu Sering Kadang-Kadang Pernah

1 64 0 2 1 67 2 40 18 2 1 61 3 8 21 14 2 45 4 44 12 2 2 60 5 28 18 4 3 53 6 28 15 12 0 55 7 12 15 16 2 45 8 12 24 4 5 45 9 52 9 2 1 64 10 24 18 8 2 52 11 36 9 8 2 55 12 20 15 14 1 50 13 44 12 6 0 62 14 60 3 0 2 65 15 28 12 12 1 53 16 8 3 24 3 38 17 24 18 12 0 54 18 48 9 6 0 63 Jumlah 580 231 148 28 987

(61)

i

A. IRDAN BAKRI `105 7202 912 10

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

(62)

ii Nama Mahasiswa : A. IRDAN BAKRI Stambuk : 105720291210

Fakultas/ Jurusan :Ekonomi dan Bisnis/Manajemen

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, September 2014

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Mahmud Nuhung, Ma Ismail Rosulong, Se. MM.

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE. MA. Moh. Aris Pasigai, Se. MM

(63)

iii

dipertahankan di depan penguji pada Rabu 25 februari 2015/ 6 jumadil Awal 1436 H sebagai pensyaratan guna memperoleh gelar serjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Jumadil Awal 1436H Makassar

Februari 2015

Panitia Ujian

1. Pengawasan Umum : DR. Irwan Akib, M. (………….) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : DR. H. Mahmud Nuhung,SE.,MA (…...…… ) (Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda,SE,.MM (…...…… .) (PD.1, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

4. Penguji : 1. DR. H. Mahmud Nuhung, SE,.MA (…………. ) 2. Moh Aris Pasigai SE.,MM (…………..)

3. Naidah, SE.,M.Si (…………..)

(64)

iv

KABUPATEN SINJAI, di bombing oleh Dr. H Mahmud Nuhung, MA dan Ismail Rasulong, SE., MM

Penelitian dilakukan dengan metode analisis regresi sederhana. Metode ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya kinerja pada gay kepemimpinan yang ada pada Kantor KUD MINA PASSABU KARYA KABUPATEN SINJAI.

Data berupa interview, kuesioner, dan dokumen yang diperoleh dalam bentuk tulisan yang berupa data karyawan dan gambar umum. Kantor KUD MINA PASSABU KARYA KABUPATEN SINJAI.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa hasil perhitungan r sebesar 0,782, nilai berada pada interval 0,600 – 0,799. Dengan demikian dapatkanlah diinterprestasikan bahwa derajat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan pada Koperasi Unit Desa Passabu Karya di KAbupaten Sinja secara kualitatif dapat dikatakan Tinggi.

(65)

v

KEPEMIMPINAN TERDAPAT KINERJA KARYAWAN PADA KUD MINNA PASSABU KARYAKABUPATEN SINJAI”

Penulis menyadari bahwa selesai penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, petunjuk dan saran semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak- pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini khusus kepada :

1. Dr.H. Irwan Akib, M. Pd. Selaku rector Unismuh Makassar

2. Dr. H. Mahmud Nuhung, Ma. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Moh.Aris Pasigai, SE.MM. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Dr. H. Mahmud Nuhung,Ma. Selaku pembimbing I dan Ismail Rasulong, Se.MM,. Selaku pembimbing II terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk arahan, bimbingan, petunjuk, dan nasehat dalam proses penyusunan skripsi sampai selesai.

5. Seluruh staf dan Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu yang bermaafat

6. Mina Passabu Karya kabupaten Sinjai yang telah mengizinkan Penulis menjadikan sebagai objek penelitian semua bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku dan Bapak Mama yang mengasuh dan saya cinta do’a, kasih sayang, pengorbanan, motivasi,bimbingan, nasehat, bekal ilmu hidup, dan segalanya sehingga penulis dapat melewati segala sesuatu dalam menjalankan hidup

(66)

vi

Dadang, Yusran, Fahmi, Baldah, dan seluruh temen- temen yang tidak sempat penulis mencangtukamkan namanya

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnan. Namun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin menyusu skripsi ini dengan sebaik- baiknya

Akhir penulis berharap semoga skrispsi ini ada maafaatnya bagi penulis dan juga bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan.

Wassalamu’ Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, mei 2014

Penulis

(67)

vii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Pokok ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Manajemen ... 5

B. Pemimpin dan Kepemimpinan ... 7

C. Gaya Kempemimpinan ... 12

D. Kinerja ... 18

E. Hubungan Antara Gata Kepemimpinan dan Kinerja ... 28

F. Kerangka Fikir ... 29

G. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Metode Pengumpulan Data ... 32

C. Jenis dan Sumber Data ... 33

D. Populasi dan Data ... 33

(68)

viii

D. Bidang Permodalan ... 42

BAB V PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Identitas Responden ... 44

B. Deskripsi Variabel Penelitian ... 44

C. Analisis Data Penelitian ... 46

D. Pembahasan ... 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

Gambar

Tabel 2  Interprestasi Nilai “r”  Besar Nilai r  0,800 s/d 1,000  0,600 s/d 0,799  0,400 s/d 0,599  0,200 s/d 0,399  0,001 s/d 0,199  Sumber: Sugiyono (2006:216)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan

Hubungan antara limit satu sisi dan dua sisi juga berlaku untuk turunan, yakni sebuah fungsi memiliki turunan pada suatu titik jika dan hanya jika fungsi

Kawasan hutan mangrove di stasiun riset Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dipilih sebagai tempat penelitian karena

Sementara, untuk analisa data secara kuantitaif akan membahas mengenai pengaruh variasi penelitian yaitu tekanan inlet, putaran poros, panjang pitch dan tinggi rongga terhadap

Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manajer dan pakar sistem informasi. Mereka menyadari bahwa data membentuk sumber daya organisasi yang berharga. Data dapat

- Ambil sebuah mangkuk lalu campurkan terigu dan telur dan aduk-aduk perlahan saja sambil tuangkan santan tadi sedikit demi sedikit, sampai adonan licin, lalu tambahkan gula pasir,

Diantara hasil penelitian sebelumya yaitu bahwa inflasi dan nilai tukar rupiah berpengaruh secara negative signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia, yang artinya

Hasil analisis menunjukkan bahwa galur terung yang memiliki potensi hasil yang paling tinggi adalah galur ‘Bandung’, kandungan vitamin C buah tertinggi pada galur