BAB II DASAR TEORI
2.1.Kontruksi Gookart
Kendaran menurut jumlah roda penerus daya dibagi menjadi dua jenis, yaitu kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat, dimana gokart termasuk jenis kendaraan roda empat. Kendaraan roda empat mempunyai empat komponen utama, yaitu:
1. Rangka/Chasis 2. Body
3. Rangkaian Penghasil tenaga 4. Rangkaian penerus tenaga
Demikian juga dengan gokart, secara garis besar sama hanya tanpa body dan sebagian besar komponennya berupa chasis, karena gokart merupakan kendaraan kecil yang digunakan untuk sirkuit balap dengan lintasan yang rata dan tikungan–tikungan dengan jarak yang dekat maka paling dibutuhkan oleh sebuah gokart adalah akselerasi yang ditentukan oleh rangkaian penghasil tenaga dan rangkaian penerus tenaga, serta kekuatan atau keamanan dari frame (chasis) gokart tersebut. Desain gokart yang penyusun buat adalah seperti gambar berikut
Gambar 2.1. Desain Gokart 2.2.Komponen Utama
Gokart terdiri dari beberapa komponen utama antara lain 2.2.1. Rangka/Chasis
Chasis gokart biasa terbuat dari besi kotak 4x2 cm, dimana desain chasis gokart tidak menggunakan suspensi, jadi chasis berfungsi juga sebagai suspensi dari gokart, jadi bahan dari chasis harus memenuhi syarat yaitu cukup flexible atau lentur dan mempunayi kekakuan yang cukup,dan bahan tidak mudah mengalami kegagalan patah.
2.2.2. Mesin
Penghasil tenaga yang biasa di gunakan dalam gokart ada beberapa macam yaitu, mesin 4 langkah, dan mesin 2 langkah, dimana dijelaskan lebih lanjut:
1. Mesin 2 langkah : Pada mesin 2 tak langkah, mempunyai 2 langkah kerja, yaitu: a. langkah ekspansi
b. langkah kompresi
a) Langkah kompresi: Torak/piston bergerak dari TMB ke TMA,saluran masuk bahan bakar terbuka,campuran bahan bakar & udara masuk ke ruang karter& gas yang ada di ruang bakar dimampatkan oleh piston.
b) Langkah ekspansi: Beberapa derajat sebelum TMA busi meloncatkan bunga api listrik & gas yang ada di ruang bakar akan terbakar & timbul tekanan yang tinggi sehingga mendorong piston ke TMB. Saluran masuk tertutup & bahan bakar di dalam karter naik ke ruang bakar melalui saluran pembilasan sekaligus mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang bakar melalui saluran buang.
Gambar 2.2. Langkah kerja mesin 2 langkah 2. Mesin 4 langkah : mempunyai 4 langkah kerja,yaitu:
a. langkah hisap b. langkah usaha
c. langkah kompresi d. langkah buang Keterangan:
a) Langkah hisap: katup hisap membuka, torak bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah ,dan menghisap campuran bensin dan udara.
b) Langkah kompresi: torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas,pada saat torak akan mencapai titik mati atas, busi meloncatkan bunga api listrik yang membakar campuran bensin dan udara. Kemudian timbul ledakan yang mendorong torak ke TMB.
c) Langkah usaha: torak bergerak dari TMA ke TMB karena terdorong oleh ledakan yang timbul pada saat kompresi, pada saat ini timbul langkah kerja/langkah usaha.
d) Langkah buang: torak bergerak dari TMB ke TMAdan membuang sisa gas hasil pembakaran.pada saat ini katup buang membuka.
Proses tersebut terjadi berulang-ulang dimulai dari langkah hisap sampai langkah buang dan menggerakkan mesin.
Gambar 2.3. langkah kerja mesin 4 langkah 2.2.3. Transmisi (Rangkaian penerus tenaga)
Dalam gokart tidak menggunakan gardan ini berarti kedua roda mempunyai torsi dan kecepatan putar yang sama sehingga dalam posisi belok maka salah satu roda mengalami pergeseran dan roda lain sedikit terangkat, ini menyebabkan saat membelok roda gokart kehilangan cekaman terhadap lintasan. Pada gokart yang penyusun buat daya ditransmisikan oleh belt dan pully, dan Kopling sentrifugal. Dimana perhitungan kopling sentrifugal merupakan tugas khusus bagi penyusun
2.2.4. Roda (Tires)
Roda dan velg yang digunakan dalam gokart lebih kecil daripada yang biasa digunakan pada mobil. Roda dan Velg digunakan dalam pembuatan gokart adalah roda dan velg dari sepeda motor Scooter, dikarenakan roda dan velg vespa mempunyai diameter yang sesuai dengan yang digunakan pada gokart umumnya. Ban jenis ini termasuk kalsifikasi ban jenis Rain/WetBan, jenis ini digunakan, dimana ban ini mempunyai alur dan terbuat dari compon yang lunak dan mempunyai permukaan cekam yang lebih sempit dari ban jenis slick. Ban jenis ini dibuat untuk mempunyai daya cekam yang lebih besar.
2.3.Performa Gokart
Dalam dinamika kendaraan khususnya gokart, adalah kendaraan yang merupakan benda kaku tanpa suspensi. Untuk dapat bergerak kendaraan harus memiliki gaya dorong yang cukup untuk melawan semua hambatan pada kendaraan. Gaya dorong ini terjadi pada roda penggerak kendaraan, yang ditransformasikan dari torsi mesin ke roda penggerak. Gambar 2.4 berikut menunjukan diagram benda bebas kendaraan yang menggambarkan gaya dorong dan hambatan meliputi angin dan rolling.
Ra
Fr Rr Ff Ff
F
m
Gambar 2.4 Diagram Benda bebas Kendaraan Keterangan :
F = gaya dorong dari mesin penggerak Ff = gaya dorong roda depan
Fr = gaya dorong roda belakang
Rr = gaya hambat rolling roda belakang Rf = gaya hambat rolling roda depan Ra = gaya hambat angin
m = massa total gokart
2.3.1. Kinerja Traksi Kendaraan
Kinerja traksi kendaraan merupakan kemampuan kendaraan untuk melaju dengan membawa suatu beban dan melawan hambatan. kemampuan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan mesin, pemilihan tingkat dan rasio transmisi, serta jenis transmisi yang dipakai.
2.3.2. Penentuan Posisi Titik Berat
Sebelum menganalisis dinamika kendaraan lebih lanjut, maka perlu ditentukan terlebih dahulu dimana titik berat dari kendaraan. Untuk menentukan titik berat kendaraan dapat menggunakan sistem eksperimen, yaitu ditimbang dengan asumsi bahwa beban terdistribusi merata. Secara bergantian roda depan dan roda belakang ditimbang seperti gambar 2.5 a dan 2.5 b
Penumpu Timbangan L Timbangan L Penumpu
(a)penimbangan pada roda depan (b)penimbangan pada roda belakang
Gambar 2.5 (c)Titik Berat Kendaraan Dari penimbangan tersebut didapat :
Wf = berat kendaraan roda depan / gaya reaksi roda depan Wr = berat kendaraan roda belakang / gaya reaksi belakang
Dimana L = Lr + Lf ; adalah jarak antara kedua sumbu roda depan dan belakang, dan Wt = Wf + Wr ; merupakan berat total.
Dengan menggunakan rumus Σ M = 0, didapat : ( i ) Wr . L = Lr . W Lr = Wr. L / W ( ii ) Wf L = Lf . W Lf = Wf .L / W
Untuk menentukan tinggi titik berat kendaraan maka dapat dilakukan dengan cara percobaan seperti gambar 2.6
Gambar 2.6 Tinggi Titik Berat Dalam keadaan statis, dengan rumus
∑
MA = 0∑
MA = 0 W . tanθ. Hf = Wr.L – W.Lr h = f θ tan . . . W a W L Wr −Tinggi titik berat dari permukaan jalan : H = hf + r
Dimana r = jari – jari roda
2.4.Karakteristik Kinerja Laju kendaraan
Kinerja laju dari suatu kendaraan sangat erat terkait dengan karakteristik gaya dorong yang dihasilkan oleh kendaraan dan karakteristik gaya hambatan yang dialami.
Ada empat parameter pokok yang sering dipakai untuk menunjukkan kemampuan laju suatu kendaraan, yaitu :
a) Percepatan kendaraan ( a ) yang dapat dihasilkan pada setiap kecepatan kendaraan.
b) Waktu yang diperlukan ( t ) untuk menaikkan kecepatan dari kecepatan awal (V0) ke kecepatan yang lebih tinggi (Vt).
c) Jarak tempuh ( s ) yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari V0 ke Vt
2.5.Sistem Kemudi Pada Kendaraan
Sistem kemudi pada kendaraan bertujuan untuk mengendalikan arah gerakan (handling ) kendaraan. Suatu sistem kemudi dikatakan ideal jika mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai pengendali arah kendaraan untuk segala kondisi,segala jenis belokan, dan dalam segala kecepatan.
2. Dapat menjamin serta menjaga kestabilan kendaraan pada segala jenis gerakan belok dan dalam segala kecepatan
3. Tidak membutuhkan tenaga yang besar dari pengemudi untuk menggerakkan dan mengendalikan arah roda kemudi.
4. Tidak membahayakan pengemudi jika terjadi kecelakaan pada kendaraan.
Pada pembahasan handling ditujukan sebagai pengantar kaji handling kendaraan, sehingga kendaraan dimodelkan sebagai benda kaku dimana pengaruh supensi diabaikan. Model yang dibahas bertujuan untuk menunjukkan pengaruh dari sifat – sifat ban, letak pusat massa, kecepatan maju kendaraan, dan mengarah pada kesimpulan praktis yang penting pada stabilitas arah dan kontrol.
2.5.1. Klasifikasi Sistem Pengemudi
Sistem kemudi sangat penting di dalam mengendalikan sebuah kendaraan, dimana kendaraan akan bergerak berdasarkan sistem kemudi yang digerakkan oleh sang pengemudi.
Ada beberapa macam sistem kemudi : A. Berdasarkan tenaga yang digunakan
berdasarkan tenaga yang digunakan sistem kemudi ada dua yaitu: 1. Manual steering
Sistem kemudi ini sering juga disebut konvensional dimana semua tenaga yang diperlukan untuk membelokkan roda dating dari pengemudi yang ditransmisikan melalui sistem kemudi
2. Power steering
Kendaraan yang menggunakan sistem kemudi ini memiliki sistem tenaga untuk membantu pengemudi membelokkan roda kendaraan. Tenaga yang diperlukan dari pengemudi hanya kecil yaitu umumnya hanya untuk memberi signal atau menggerakkan katup pengatur sistem tenaga. Sebagian besar sistem tenaga dari power steering pada kendaraan adalah sistem hidraulik. Sebuah pompa hidraulik mensuply hidraulik bertekanan tinggi jika pengemudi memutar lingkar kemudi
B. Berdasarkan jumlah roda yang bergerak
Berdasarkan jumlah roda yang bergerak ada dua sistem kemudi yaitu : 1. Kemudi penggerak dua roda
Sistem kemudi 2 roda yaitu sistem kemudi yang hanya menggunakan belokan 2 roda (roda depan) untuk mengendalikan arah gerakan kendaraan. Hampir semua kendaraan roda empat untuk saat ini menggunakan sistem kemudi 2 roda yaitu sistem kemudi yang hanya menggunakan 2 roda depan sebagai roda pengendali arah.
Kendaraan dengan sistem kemudi 2 roda pada saat belok bisa terjadi kondisi
understeer atau oversteer. Umumnya pada kecepatan tinggi atau kondisi
operasional kendaraan kurang bagus sering terjadi kondisi yang membingungkan pengemudi karena kendaraan tak terkendali sehingga mengakibatkan kecelakaan. Permasalahan yang sering terjadi jika berbelok pada kecepatan tinggi adalah roda belakang skid ke sampaing sehingga terjadi gerakan yang terlalu besar sehingga pengemudi tidak mampu mengendalikan kendaraannya. Pada kondisi tersebut pengendalian kendaraan oleh pengemudi dengan menggunakan belokan roda depan saja sudah tidak mampu lagi menstabilkan kendaraan.
Dimana :
α : sudut slip roda belakang
α : sudut slip roda depan
δ : sudut belok roda depan dari arah normal
R : radius putar kendaraan
2. Kemudi penggerak empat roda
Sistem kemudi 4 roda yaitu sistem kemudi yang menggunakan belokan keempat roda untuk mengendalikan arah gerakan. Belokan roda depan berfungsi sebagai pemberi arah sedangkan belokan roda belakang berfungsi sebagai pengendali atau penyetabil arah dari gerakan kendaraan. Sistem kemudi 4 roda ini menggunakan belokan roda belakang untuk menstabilkan arah gerak kendaraan serta memperkecil kemungkinan terjadi kehilangan kendali pada kendaraan.
Gambar 2.8. Diagram Kemudi Penggerak 4 Roda Dimana :
αr : sudut slip roda belakang αf : sudut slip roda depan
δr : sudut belok roda belakang dari arah normal δf : sudut belok roda depan dari arah normal
R2 : radius putar kendaraan 2.5.2. Sistem kemudi pada gokart
Sistem kemudi yang digunakan pada gokart termasuk sistem kemudi 2 roda dengan manual stering ini dikarenakan Sistem kemudi yang penyusun gunakan dalam pembuatan gokart hanya menggunakan belokan 2 roda (roda depan) untuk mengendalikan arah gerakan kendaraan dan hanya memakai tenaga manual stering, Sistem kemudi ini sering juga disebut konvensional dimana semua tenaga yang diperlukan untuk membelokkan roda dari pengemudi yang ditransmisikan melalui sistem kemudi
2.6.Mesin Penggerak
Mesin penggerak yang digunakan untuk sumber tenaga gokart mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Jenis : Air Cooled, 4 langkah Daya Maksimum : 6,5 Hp
Putaran : 3000 rpm
CC : 160 cc
Sumber tenaga yang digunakan untuk menggerakan gokart adalah motor besin 4 langkah dengan daya maksimum 6,5 HP, dimana ditransmisikan oleh rangkaian puly dan belt
2.6.1. Motor Bensin
Adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar dari bensin, sebelum bahan bakar masuk kedalam silinder terlebih dahulu mengalami pencampuran bahan bakar dan udara pada kaburator. Kemdian setelah tercampur masuk ruang silinder pembakaran dan dikopresikan oleh torak, bunga api terpercik dari busi , sehingga terjadi pembakaran yang membuat ledakan sehingga mampu medorong torak kearah TMB (titik mati bawah), tenaga ini mendorong torak turun naik sesuai alur dari silinder, gerak turun naik torak oleh poros engkol diubah menjadi gerak putar.
2.6.2. Siklus Motor 4 langkah
Pada motor 4 langkah siklus yang terjadi pada proses pembakaran dalam silinder adalah:
Proses ini terjadi didalam silinder pada saat gas dimasukan kedalam silinder kemudian gas berubah karena tekanan torak, suhu akan dijaga agar tetap konstandengan jalan memanaskan dan mendinginkan silinder
2. Proses tekanan konstan (isobaris)
Proses yang terjadi dimana keadaan gas berubah dengan cara memanaskan silinder, sedang torak bergerak bebas sehingga tekanan gas dalam silinder konstan.
3. Proses Volume konstan
Proses yang terjadi dalam silinder dimana pada saat langkah kompresi gas disrubah dengan cara memanaskan silinder dan torak tidak bergerak sehingga volume gas tetap konstan.
4. Proses Isentropik
Proses kompresi gas didalam siinder dimana suhu gas sama. 5. Proses Polintropis
Proses yang terjadi didalam silinder dimana tekanan dan volume dianggap sama
Gambar 2.9. Diagram P-V dari siklus motor bensin Dimana:
qm =jumlah kalor yang dimasukkan qk =jumlah kalor yang dikeluarkan
Sifat ideal yang dipergunakan serta keterangan mengenai proses siklusnya dari gambar 2.3 adalah sebagai berikut:
• kurva 0 - 1 : Langkah hisap, pada tekanan konstan • kurva 1-2 : Lankah kompresi, pada proses isentropis
• kurva 2 - 3 : Proses pembakaran pada volume konstan, proses pemasukan kalor pada volume konstan.
• kurva 3 - 4 : Langkah kerja pada proses ekspansi isentropis • kurva 4 - 1- 0 : Langkah buang
2.6.3. Perhitungan kapasitas silinder • Isi silinder
Isi silinder adalah isi yang dipindahkan oleh torak bila torak menempuh dari TMB ke TMA dapat dijelaskan sebagai sebuah silinder dimana:
Garis tengah : garis tengah silinder (D) Tinggi : langkah (s)
D
s
Gambar 2.10. panjang langkah dan diameter silinder Isi langkah dinyatakan dalam cm2 dan dm2 atau liter dengan rumus: V = n/4 D2. s. Z atau 0.785. D2. s
Jadi isi silinder dapat dicari dengan Vt = VL + Vs
Keterangan:
Vt : Volume silinder (cm3) VL : Volume langkah (cm3)
Vs : Volume ruang baker (cm3) D : diameter silinder (cm3) s : panjang langkah (cm) Z : Jumlah silinder Vs • Perbandingan kompresi
Perbandingan kompresi dinyatakan dengan symbol ε yaitu perbandingan antara isi silinder pada waktu torak pada TMB (VL + Vs) dengan isis silinder diatas torak pada waktu torak pada TMA (Vs)
ε = Vs Vs VL+ Keterangan ε = Perbandingan kompresi VL = Volume langkah Vs = Volume ruang bakar
Gambar 2.11. perbandingan kompresi TMA
TMB
VL
• Temperatur awal kompresi (Ta)
Adalah campuran bahan bakar yang berada dalam silinder saat torak mulai melakukan langkah kompresi
Ta = r r rxT tw T γ γ + + Δ + 1 0 Dimana : T0 = temperatur udara
Δtw = kenaikan temperatur didalam silinder akibat panas (0K) γr = koefisien gas bekas
Tr = temperatur gas buang (0K) • Tekanan Akhir kompresi
Adalah tekanan campuran bahan bakar didalam silinder pada akhir langkah kompresi
Pc = Pa . εnl
P1 . V1nl = P2 . V2nl P2 = (V1/V2)nl
Dimana nl adalah eksponen politropik yaitu eksponen yang menunjukan sifat dan bentuk dari proses adiabatik eksponen ini menunjukan perubahan tekanan pada dan volume yang terjadi asaat bahan bakar dikompresi
• Temperatur kompresi (Tc)
Temperatur kompresi adalah temperatur campuran bahan bakar sebelum pembakaran pada akhir langlah kompresi
Tc = Ta . εnl-1
• Perbandingan tekanan dalam silinder selama pembakaran (λ)
Adalah rasio yang menunjukan perbndingan tekanan maksimum pada pembakaran campuran bahan bakar dengan tekanan awal pembakaran.
λ = Pz/Pc
Pc = tekanan awal pembakaran Pz = Tekanan Akhir kompresi • Nilai Pembakaran (Qb)
Qb = 81 x C + 200 x (H -
8 O
) • Kebutuhan udara teoritis (Lo)
Yaitu jumlah udara yang dibutuhkan untuk pembakaran 1 kg bahan bakar secara teoritis adalah
Lo = 1/0,21 (C/12 + H/4 + O2/32)
Adalah koefisien yang menunjukan perubahan molekul yang terjadi selama proses pembakaran
µ0 = Mg/α. L0 Dimana:
α = koefisien udara lebih untuk motor bensin adalah ± 0,85 – 1,05 Mg = Jumlah hasil pembakaran 1 kg bahan baker
L0 = Kebutuhan udara teoritis
• Koefisien perubahan molekul setelah pembakaran
Adalah menunjukan perubahan molekul yang terjadi setelah pembakaran
r r γ γ μ μ + + = 1 0 0 • Tempertaur Pembakaran T2 = μ(Mcp).Tc • Perbandingan ekspansi
Adalah hasil yang menunjukan perubahan yang terjadi pada gas hasil pembakaran campuran bahan bakar pada langkah ekspansi
Tc T . . 2 λ μ ρ =
• Perbandingan ekspansi selanjutnya
Adalah hasil perubahan pada gaspembakaran selama langkah ekspansi ρ
ε δ =
• Tekanan akhir ekspansi c z b P P μ. δ =
• Tekanan indikator rata-rata teoritis
Adalah besar rata-rata tekanan yang dihasikan olehpembakaran campuran bahan bakar
(
)
⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − + − − = −1 1 1−1 1 1 1 1 1 . 1 1 nt n c it n P n P P P P ε λ λ εAdalah besar rata-rata tekanan yang dihasikan oleh pembakaran campuran bahan bakar
Pi = Q. Pit
• Efisiensi pengisian
Adalah rasio yang menunjukan kemampuan silinder dalam menghisap campuran bahan bakar
(
) (
P To tw rTr)
To Pa ch 1. . . . 1 γ ε ε η + Δ + − = Dimana :Pa = tekanan campuran bahan baker dalam menghisap bahan baker saat langkah hisap
P1 = tekanan udara luar ε = perbandingan kompresi • Pemakaian bahan bakar indikator
Adalah jumlah bahan nakar yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan indikator 0 0 0 . . . . 4 , 318 T L P P ch Fi tα η =
• Pemakaian bahan bakar efektif
Adalah jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk melakukan kerja
m Fi Fl η = Dimana ηm = berkisar antara 0,8 – 0,85 • Daya indikator 100 . 75 . 60 . . . . 4 / 1 . . 2 Z n S D Pi a Ni= π > Ni = daya indikator (Hp)
D = diameter silinder (cm) S = langkah (cm)
n = putaran (rpm) Z = jumlah silinder
a = jumlah siklus perputaran untuk motor 4 langkah 0,5 • Daya efektif Ne = Ni x η m • Tekanan efektif P2 = Pi . ηm • Torsi n Ne Tb=716,2
• Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan Fh = Fe.Ne
2.7.Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin yang berfungsi meneruskan daya dari mesin penggerak, menurut pembebanan dibagi menjadi 3 yaitu poros transmisi, poros spindle dan poros gandar. Dalam perencanaan poros sangatlah perlu memperhatikan kekuatan dan pembebanan yang diterima poros untuk itu perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Kekuatan poros
Pada poros transmisi akan mengalami pembebanan yaitu pembebanan puntir dan lentur.
2. Kekakuan poros
Puntiran terlalu besar akan mengakibatkan ketidakstabilan getaran atau suara. 3. Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin di naikan pada putaran tertentu terjadi getaran cukup besar.
4. Korosi
Dalam perencanaan perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan, hal ini untuk mencegah terjadinya korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umumnya dibuat dari batangan yang ditarik dingin dan definisi baja karbon kontruksi mesin (bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di deoksidasi dengan ferrosilicon dan di cor, kadar karbonya terjamin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
• Perhitungan Torsi yang terjadi
( )
Nm n x p T π 2 4500 . =Momen lentur akibat tegangan sabuk
(
T T) (
Nm M = 1+ 2 Χ1)
Momen puntir 2 2 M T Te = + Dengan menghubungkan 3 16Fd Te e π =• Menghitung Diameter Poros Tegangan geser maksimum :
(
Sf1xSf2)
B σ τ = ( Sularso, 1997 : 8 ) Diameter poros : 3 1 ˆ 1 , 5 ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ = t b t maks p K C T d ο 4 . . . 484 s t d G I T = θL d I I M y r . . . . 10 . 23 , 3 4 4 2 2 2 1 4 − = ( Sularso, 1997 : 8 )
• Koreksi Kekuatan Poros Koreksi kekuatan poros
(
) (
2)
2 3 1 , 5 ˆ K xM K xT d m t maks ⎟ + ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = ο ( Sularso, 1997 : 8 )Jika tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros lebih kecil dari egangan ijin bahan poros jadi poros aman.
2.8.Pasak
Pasak adalah suatu komponen elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puley, kopling, dan sebagainya pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros. Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh splain (spilne) dan gerigi yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. Gigi pada splain adalah besar-besar, sedangkan pada gerigi adalah kecil-kecildengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser secara aksial pada waktu meneruskan daya. pasak yang kita gunakan adalah Pasak-benam rata Pasak benam rata merupakan pasak memanjang yang paling banyak diterapkan pada konstruksi dimana roda harus dapat digeserkan pada poros maupun pada konstruksi dimana roda harus disanbung tak bergerak dengan poros.
Gambar 2.13 Gaya Geser pada Pasak 1 ˆ bI F ka ≥ ο = ka
οˆ tegangan geser yang di ijinkan
(
/ mm2)
kg = 1 I panjang pasak ( mm ) 2 1 ˆ k k B ka xSf Sf σ ο = ( Sularso, 1997 : 8 ) Dimana : 1 k Sf 6 2 k
Sf 1 – 1,5 ( beban berlan – lahan )
1,5 – 2 ( tumbukan ringan )
2 – 5 ( secara tiba-tiba dan tumbukan berat )
(
1 2)
. atautt I F p=(
1 2)
. atautt I F pa = Dimana : P = tekanan permukaan (kg/mm) pa = tekanan permukaan yang dijinkan 8 kg/mm2 poros diameter kecil 10 kg/mm2 poros diameter besar ½ dari di atas poros putaran tinggiLebar pasak 25 – 35 (%) dari diameter poros Panjang pasak 0,75 – 1,5 ds
2.9.Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja secara semestinya. Dalam rancang bangun gokart ini, bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding.
2.9.1. Klasifikasi bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
a. Atas dasar arah beban terhadap poros 1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros. 2. Bantalan aksial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar sumbu poros. 3. Bantalan kombinasi
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
b. Atas dasar elemen gelinding 1. Roll
2. Ball
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti bola atau rol, dipasang di antara cincin luar dan cincin dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola atau rol dengan cincinnya sangat kecil maka besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi. Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang tinggi.
Gambar 2.14 Macam-macam Bantalan Gelinding
Dalam pembuatan gokart bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding rol dengan beban radial, karena beban yang bekerja adalah beban radial
2.9.2. Rumus perhitungan
Mencari beban ekuivalen dinamis bantalan a r r V F Y F P =Χ. . + . ( Sularso, 1997 ) Keterangan : r
P = beban ekuivalensi dinamis ( kg)
X = faktor beban radial Y = faktor beban aksial
= r F beban radial ( kg ) = a F beban aksial ( kg ) V = faktor putaran
Menentukan faktor- faktor :
• faktor putaran V = 1, untuk cicilan dalam berputar • faktor beban radial dan aksial
0
C
Fa = kapasitas nominal dinamis statik ( kg ) 0
C
Faktor beban radial X Faktor beban aksial Y Maka beban ekuivalen bantalan :
a r
r XV F Y F
P = . . + .
Menghitung faktor kecepatan ( Fn) Untuk bantalan bola
3 1 3 , 33 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = n fn
Menghitung umur bantalan bola ( ball bearing )
r n h p C f f = . h f = faktor umur
C = kapasitas nominal dinamis spesifik ( kg ) h