• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBANTUAN MOODLECLOUD UNTUK MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBANTUAN MOODLECLOUD UNTUK MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MATEMATIKA BERBANTUAN MOODLECLOUD

UNTUK MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh: Agus Yulianto

1684202004

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt Tuhan pencipta alam semesta, berkat ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas proposal penelitian.

Dalam menyusun proposal penelitian ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Untuk itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang.

2. Bapak Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

3. Bapak Dr. Haerul Saleh, M.Si selaku Kepala Program Studi Matematika Universitas Muhammadiyah Tangerang.

4. Ibu Yenni, M.Pd selaku Sekertaris Program Studi Matematika Universitas Muhammadiyah Tangerang.

5. Bapak Nisvu Nanda Saputru, M.Pd selaku Dosen Pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan banyak masukan serta dorongan kepada penulis.

6. Bapak Barra Purnama Pradja, M.T.I selaku Dosen Pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan dan banyak masukan serta saran untuk perbaikan.

(3)

ii 7. Sahabat-sahabat penulis, terutama Duwi Hastuti, Nur Faiqmah Febriani, Nurhasanah, Qoiriyah Puspita Ningrum, Riki Dwi Saputro yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi dalam penyusunan proposal penelitian.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar skripsi ini dapat selesai dengan maksimal. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.

Tangerang, April 2020 Penulis

(4)

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian Pengembangan ... 6

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan... 6

E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7

F. Definisi Istilah ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II ... 10

KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

B. Penelitian Yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 34

BAB III ... 36

(5)

iv

A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 36

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 37

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

D. Uji Coba Produk ... 43

E. Desain Uji Coba ... 45

F. Subjek Uji Coba ... 47

G. Jenis Data ... 47

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 53

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ... 24

Tabel 2 Penelitian Yang Relevan ... 32

Tabel 3 Jadwal Penelitian... 43

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif... 50

Tabel 5 Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif ... 51

Tabel 6 Kriteria Penilaian Validasi ... 54

Tabel 7 Pedoman Penskoran Angket Tanggapan Siswa ... 55

Tabel 8 Kriteria Penilaian Penskoran ... 55

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 35 Gambar 2 Langkah Pengembangan Moodlecloud ... 38 Gambar 3 Desain Uji Coba ... 46

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003). Suasana belajar yang menarik perlu diwujudkan dalam proses pembelajaran agar memicu siswa untuk dapat aktif mengembangkan kemampuannya dalam berpikir, salah satu diantaranya yaitu dengan pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang saat ini.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong lembaga pendidikan untuk memanfaatkan pembelajaran yang sistemnya mengarah ke e-learning, hal ini bertujuan untuk meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran dan juga pengaksesan yang fleksibel. Dengan begitu peserta didik tidak lagi terkendala dengan waktu yang mengharuskan mereka datang ke tempat tertentu, karena mereka dapat memilih tempat dan menentukan sendiri waktu yang tepat untuk memulai pembelajaran.

Kemajuan teknologi mempermudah semua orang memperoleh informasi dengan waktu yang singkat, dengan pemanfaatan teknologi yang

(9)

2 terhubung langsung ke internet, mereka dapat mengakses kapanpun dan dimanapun mereka perlukan, disamping itu pengajar juga dapat memperbarui materi pembelajaran yang dapat diperolehnya dari berbagai sumber, itulah salah satu keunggulan dari perkembangan teknologi ini.

Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan matematika sudah tidak asing lagi, mengingat sudah banyak sekolah yang menerapkannya. Dalam pembelajaran matematika, pemanfaatan teknologi sangat dibutuhkan untuk mengembangkan bahan ajar matematika. Peran teknologi sangat penting dalam memajukan kualitas pembelajaran matematika di era revolusi pendidikan saat ini.

Berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dalam ilmu matematika teknologi merupakan alat penunjang keberhasilan untuk membantu proses pendidikan di sekolah. Pendidikan merupakan hal yang sering diperbincangkan, terutama berkaitan dengan mutu pembelajaran. Dalam sebuah pembelajaran, siswa masih menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dimengerti dan dipahami. Permasalahan tersebut timbul karena biasanya siswa hanya diajarkan rumus yang sudah jadi tanpa diajarkan darimana rumus itu diperoleh. Akibatnya ketertarikan siswa pada pelajaran matematika semakin rendah dan efeknya dapat menghambat potensi dirinya untuk berkembang dan menyalurkan kemampuannya. Untuk itu dibutuhkan langkah untuk mengambil tindakan agar pendidikan tidak mengalami kemunduran.

(10)

3 Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran yang didalamnya melibatkan teknologi yang sedang berkembang.

Model pembelajaran yang sangat populer saat ini adalah pembelajaran yang menggabungkan internet ke dalam aktivitas belajar siswa. Dimana pembelajaran dapat berjalan dengan suasana yang menyenangkan, bukan menegangkan. Dalam hal ini pembelajaran dimaksudkan untuk mendukung tuntutan kecakapan abad 21 yaitu dengan dilakukannya pembelajaran e-learning dengan berbantuan Moodlecloud.

Moodlecloud adalah sebuah situs yang diperuntukkan untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang memanfaatkan teknologi informasi. Moodlecloud dapat dijalankan di PC maupun handphone yang memiliki koneksi internet di dalamnya. Moodlecloud sangat membantu dalam penggunaannya, diantaranya untuk membatasi frekuensi tatap muka antara pengajar dengan siswa.

Dalam Moodlecloud materi pembelajaran yang dimasukkan dapat diperoleh dari berbagai sumber manapun, materi juga dapat di modifikasi semenarik mungkin sehingga dapat mudah dipahami dan menarik untuk di pelajari. Materi yang sudah ada pun dapat diperbarui sehingga tidak menyulitkan untuk mengembangkan sebuah materi yang sebelumnya jika dirasa masih sulit dipahami ataupun agar lebih diminati.

(11)

4 Materi yang ditambahkan di Moodlecloud dapat berupa teks ataupun bisa juga berupa file dengan format docx, pdf, ppt, excel, jpg, audio, maupun video. Selain itu juga dapat dibuatkan animasi yang menarik untuk diikuti, sehingga pembelajaran akan lebih menarik untuk diikuti. Dengan begitu pembelajaran bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun, sehingga lebih efisien. Penggunaan bahan ajar berupa Moodlecloud ini sebagai pendukung agar siswa berpikir kreatif dalam mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran matematika.

Sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan kreativitas diri adalah dengan menggunakan akal untuk menghasilkan suatu ide dan memunculkan sesuatu yang baru. Agar pembelajaran di dalam kelas tidak membosankan dan terkesan monoton, maka perlu diadakan pembaruan atau pengkinian sesuai dengan perkembangan jaman saat ini. Mengingat generasi saat ini merupakan generasi milenial yang dimana para pelajar tidak terlepas dari teknologi, maka dalam pembelajaranpun layaknya sudah harus disisipi teknologi sebagai penunjang keberhasilan dalam proses belajar. Dengan begitu para siswa yang belajar akan semakin nampak kreativitasnya.

Berpikir kreatif (creativity) merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) yang tentunya merupakan salah satu tuntutan kecakapan abad 21 (4C). Salah satu tujuan pendidikan adalah upaya untuk memaksimalkan siswa untuk berpikir kreatif dan menyampaikan pemikiran mereka.

(12)

5 Berpikir kreatif tidak pernah bisa lepas dari istilah kreativitas. Kreativitas terdengar penuh inspirasi, seolah-olah orang yang kreatif memiliki pemikiran yang tidak terpikirkan oleh orang lain. (Mednick & Mednick, 1967) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melihat hubungan antara ide-ide yang berjauhan, dan mengkombinasikannya menjadi asosiasi yang baru dan memiliki kriteria tertentu. (Andrew, 1975) menekankan bahwa kreativitas akan muncul jika lingkungannya kondusif atau ideal.

Berpikir kreatif dalam matematika dapat dipandang sebagai aktivitas yang membuat siswa mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan yang dipikirkannya.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran Moodlecloud dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbantuan Moodlecloud Untuk Memaksimalkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar matematika berbantuan Moodlecloud?

2. Bagaimana bahan ajar matematika berbantuan Moodlecloud dapat memaksimalkan kemampuan berpikir keatif siswa SMA?

(13)

6

C. Tujuan Penelitian Pengembangan

Tujuan dari penelitian pengembangan yang dilakukan ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan bahan ajar matematika

berbantuan Moodlecloud.

2. Untuk mengetahui apakah bahan ajar berupa Moodlecloud dapat memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa SMA.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan bahan ajar ini adalah sebagai berikut:

1. Moodlecloud cocok untuk diterapkan dalam kelas online karena dapat diakses oleh siapa saja, bahkan platform ini dapat diakses lebih dari 1000 materi pelajaran, sehingga kelas online lebih efisien dan fleksibel.

2. Keamanan Moodlecloud telah terjamin, hal ini karena Moodlecloud dilengkapi fitur keamanan yang dapat melindungi data pribadi pengguna. Bahkan saat siswa mengisi formulir pendaftaran, data diperiksa hingga valid.

3. Moodlecloud menyediakan beberapa bahasa bagi penggunanya. Ada 45 bahasa yang tersedia di Moodlecloud, setiap pengguna dapat memakai bahasa yang diinginkan sesuai kebutuhan pembelajaran.

(14)

7 4. Moodlecloud adalah portal gratis yang mudah diakses dan memiliki beberapa fitur unggulan seperti tugas, pesan, forum diskusi, kuis online, dan survey.

5. Moodlecloud memiliki manajemen pengguna, biasa disebut manajemen kursus, pengubahan kursus, pengurangan dan penambahan jenis kursus. 6. Moodlecloud juga menyediakan kemudahan bagi penggunanya dalam

mengganti tampilan dan beberapa variasi tema menarik yang bisa memperindah modul pengguna.

E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi Pengembangan

Asumsi pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini adalah:

a. Pengembangan bahan ajar matematika berbantuan Moodlecloud ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan kreativitasnya karena memberikan pembelajaran yang bervariasi dan menarik sehingga pola pikir siswa akan berkembang.

b. Dengan menggunakan produk pengembangan Moodlecloud ini, siswa akan menggali potensinya untuk memunculkan pembelajaran yang mudah diselesaikan.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar Moodlecloud terbatas hanya untuk pembelajaran matematika.

(15)

8 b. Uji coba dalam pengembangan bahan ajar ini dilakukan terbatas untuk

siswa kelas X SMA.

F. Definisi Istilah

Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

2. Bahan ajar adalah alat pendukung yang digunakan sebagai perantara dalam pembelajaran agar materi yang disampaikan menjadi lebih mudah diterima dan dipahami.

3. Moodlecloud adalah sebuah portal yang dipergunakan untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web dengan bentuk pengemasan materi yang bisa dikreasikan dengan tugas, pesan, forum, kuis, dan survei.

4. Berpikir kreatif adalah suatu bentuk usaha berpikir tingkat tinggi yang menghasilkan ide-ide yang tidak biasa dan penuh inspirasi.

G. Manfaat Penelitian

(16)

9 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis Moodlecloud dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan bahan ajar, juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan matematika dalam menumbuhkan kreativitas dalam belajar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti:

Memberikan tambahan pengetahuan wawasan dalam menghasilkan pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kriteria bahan ajar serta sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.

b. Bagi Siswa:

Dapat menumbuhkan potensi kreativitas dan memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif. Selain itu juga mempermudah waktu belajar karena bersifat fleksibel dan lebih efisien.

c. Bagi Guru:

Mempermudah guru dalam memperbarui materi kapanpun diperlukan dan mengembangkannya supaya menarik dan mudah dipahami, juga mempermudah akses pembelajaran karena terhubung langsung dengan internet.

d. Bagi Sekolah:

Meningkatkan mutu pembelajaran matematika dan memperbanyak bahan masukan dalam mengembangkan bahan ajar.

(17)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Banyak orang yang menganggap bahwa bahan ajar hanya sekedar kumpulan materi dalam berbagai bentuk yang diharuskan dikuasai oleh siswa tanpa mengutamakan penyusunan materi serta desain pembelajaran. Telah diketahui bahwa bahan ajar memiliki peranan penting di dalam proses kegiatan pembelajaran.

Banyak arti dalam memaknai bahan ajar, Menurut National Center

for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training (Depdiknas, 2008), ada 3 pengertian bahan ajar (teching-material), yaitu:

1) Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

2) Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

(18)

11

3) Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Menurut National Centre for Competency Based Training (Prastowo, 2011:16), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Menurut National Center for Vocational Education ResearchLtd/National Center For Competency Training (Majid, 2007:173-174), ada 2 pengertian bahan ajar yaitu :

1) Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaan implementasi pembelajaran.

2) Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan ajar yang berisikan materi berdasarkan sumber belajar yang telah diolah serta disusun secara sistematis dan berdasarkan kompetensi yang menjadi acuan bagi guru serta siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(19)

12 b. Jenis-jenis Bahan Ajar

Beragam bahan ajar dapat digunakan untuk memfasilitasi proses belajar siswa agar mampu mencapai kemampuan atau kompetensi yang diperlukan. Menurut (Benny, A & Dewi, A, 2019) bahan ajar pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak.

1) Bahan ajar cetak

Contoh bahan ajar cetak yaitu buku teks, modul atau buku ajar mandiri. Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang paling banyak digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Hal ini terkait dengan potensi yang dimiliki oleh bahan ajar cetak, yaitu:

➢ Mampu digunakan untuk menyampaikan hampir semua isi atau materi pelajaran.

➢ Dapat digunakan dalam aktivitas pembelajaran secara langsung.

➢ Mampu membuat penggunanya memilih dan menentukan isi atau materi yang akan dipelajari.

2) Bahan ajar non-cetak

Bahan ajar non-cetak meliputi realia atau benda-benda sesungguhnya, seperti audio, video, multimedia, dan jaringan internet.

a) Bahan ajar audio

Bahan ajar yang digunakan untuk membantu pembelajaran jika terdapat kesulitan menggunakan penjelasan-penjelasan yang disampaikan secara tertulis. Contoh tentang cara-cara pengucapan

(20)

13 kata atau kalimat tentunya akan lebih efektif jika menggunakan bahan ajar audio. Dengan kata lain, bahan ajar audio akan sangat membantu dalam memfasilitasi berlangsungnya proses belajar dalam diri peserta didik sehingga mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.

b) Bahan ajar video

Merupakan bahan ajar yang sangat bermanfaat digunakan dalam menjelaskan konsep yang berkaitan dengan gerakan atau proses. Bahan ajar video dapat memperlihatkan bagaimana sebuah proses atau prosedur tengah berlangsung. Bahan ajar video pada hakikatnya dapat digunakan untuk melengkapi penjelasan tentang konsep yang dikemukakan melalui penggunaan teks. Penjelasan yang efektif tentang sebuah prosedur atau peristiwa tidak cukup jika disampaikan hanya dengan menggunakan unsur teks semata, penjelasan prosedur atau peristiwa tersebut akan lebih jelas jika menggunakan tayangan program video.

Bahan ajar video memiliki kemampuan dalam menayangkan peristiwa-peristiwa langka yang sulit dialami karena adanya faktor hambatan waktu dan jarak dalam menempuh proses belajar.

c) Bahan ajar multimedia

Merupakan bahan ajar yang mampu menampilkan semua unsur tayangan secara komprehensif. Program ini memiliki kemampuan

(21)

14 untuk memperlihatkan kombinasi informasi dan pengetahuan dalam bentuk teks, audio, gambar, foto, video, dan animasi secara simultan, kemampuan ini dapat digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang harus dipelajari oleh peserta didik secara komprehensif. Bahan ajar multimedia dapat dipelajari melalui penggunaanperangkat keras atau hardware komputer. Selain itu, bentuk tayangan digital ini dapat diunggah (upload) ke dalam situs web atau website.

d) Bahan ajar berbasis jaringan internet

Merupakan bahan ajar yang saat ini banyak digunakan dalam aktivitas belajar dan pembelajaran. Ragam bahan ajar berbasis jaringan internet dapat diperoleh dari web. Bahan ajar berbasis jaringan internet pada dasarnya bersifat virtual yang dapat digunakan pada saat diperlukan. Bahan ajar ini pada dasarnya berbentuk digital yang berisi informasi dan pengetahuan yang dapat dipelajari oleh pengguna yang memerlukan. Bahan ajar dapat dipelajari, diunggah, dan diunduh dengan menggunakan teknologi jaringan internet. Salah satu bahan ajar berbasis jaringan internet diantaranya adalah Moodlecloud, yang dapat membantu siswa mempermudah proses pembelajaran.

(22)

15

2. Moodlecloud

a. Pengertian Moodlecloud

Moodlecloud adalah suatu course content management (CMS) yang merupakan aplikasi berbasis web, yang memerlukan web server sebagai media untuk dapat berjalan dengan baik (Darmawan, 2016:71).

Moodlecloud tersedia secara gratis di web pada alamat (http://www.moodle.org) sehingga siapa saja dapat men-download dan menginstalnya. Telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 100 bahasa di dunia termasuk bahasa indonesia, sehingga semakin mempermudah kita dalam mengembangkan aplikasi e-learning (Darmawan, 2016:70).

Guru dan siswa dapat berinteraksi pada sebuah wadah ruang kelas digital dalam basis e-learning. Di dalam pembelajaran berbasis web seperti Moodlecloud, kita yang login sebagai pengelola dapat menambahkan kursus sebagai pembelajaran e-learning untuk dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mereka para peserta kursus yang dapat memanfaatkan sistem e-learning ini.

Melalui e-learning ini, pengajar dapat mengelola materi pembelajaran, yakni: meng-upload materi, memberikan tugas kepada siswa, menerima pekerjaan mereka, membuat tes/kuis, memberikan nilai, memonitor keaktifan, mengolah nilai, berinteraksi dengan siswa dan sesama pengajar melalui forum diskusi dan chat, dll. Disisi lain, peserta didik dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran,

(23)

16 berinteraksi dengan sesama mereka dan pengajar, melakukan transaksi tugas-tugas, mengerjakan tes/kuis, melihat hasil pencapaian belajar, dll. b. Fitur dalam Moodlecloud

Dalam Moodlecloud terdapat beberapa fitur yang diantaranya dapat membuat materi pembelajaran, kuis, dan tugas. Fitur dari Moodlecloud dirasa sangat lengkap dan cocok untuk diterapkan di kelas. Menurut (Darmawan, 2016:114-115) fasilitas yang terdapat dalam Moodlecloud diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Assignment

Dengan aktivitas ini, seorang guru dapat memberikan tugas yang mengharuskan siswa mengirim (upload) konten digital, misalnya esai, tugas, laporan, dan lain-lain. Jenis file yang dapat dikirim misalnya word-processed documents, images, audio, dan video. Selanjutnya guru dapat melihatdan menilai tugas yang telah dikirim oleh siswa.

2. Chat

Dengan aktivitas ini, antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa dapat mempermudah komunikasi serta diskusi secara real-time via web.

3. Pilihan (Choice/Poll)

Fasilitas ini berguna untuk mengetahui pendapat siswa dengan diberikannya beberapa pertanyaan dan disediakan beberapa jawaban.

(24)

17 4. Database

Dengan aktivitas ini, guru dan siswa dapat membuat, melihat dan mencari bank data mengenai topik apapun. Format dan struktur data yang dimasukkan hampir tidak terbatas, termasuk gambar, file, URL, nomor, dan teks.

5. Forum

Merupakan fasilitas yang digunakan untuk berdiskusi antar guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa melalui forum yang tersedia. Forum ini memungkinkan siswa dan guru dapat berinteraksi satu sama lain. Juga setiap member yang tergabung dalam forum akan menerima salinan dari postingan di email mereka.

6. Daftar kata (Glossary)

Pada aktivitas ini, guru dan siswa dapat membuat daftar kata seperti kamus. Data yang dimasukkan dapat berasal dari berbagai format yang ada.

7. Pelajaran (Lesson)

Pelajaran dibagi dalam halaman-halaman dan dapat diakhiri dengan pertanyaan untuk mengetes pemahaman siswa. Fasilitas ini ditujukan agar guru dapat membuat aktivitas yang berisi konten yang menarik dan fleksibel. Pelajaran terbagi menjadi beberapa halaman dan di akhir setiap halaman terdapat pertanyaan yang memiliki beberapa jawaban. Jawaban yang dipilih siswa akan menentukan halaman mana yang akan diaksesnya.

(25)

18 8. Kuis (Quiz)

Disini guru dapat membuat sendiri pertanyaan dalam kumpulan soal yang berisi true-false dan pertanyaan essai, dan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan tersimpan di bank soal.

9. Scorm/AICC Packages

Dengan modul ini, guru dapat membuat paket yang berisi halaman web, grafis, program Javascript, slide presentasi Flash, video, suara dan konten apapun yang dapat dibuka di web browser. Paket ini juga diintegrasikan kumpulan soal yang bila diperlukan dapat dinilai dan kemudian dimasukkan ke rapor siswa.

10. Survei

Merupakan umpan balik yang digunakan sebagai bahan masukan ataupun kritikan bagi guru, sehingga kinerja guru dapat diperbaiki lagi di kursus berikutnya.

11. Wiki

Pada aktivitas ini guru dan siswa dapat secara kolaboratif menulis dokumen web tanpa mengetahuii bahasa html, langsung dari web browser. Hasilnya dapat berupa kreativitas kelas, kelompok, ataupun individu.

(26)

19 c. Kelebihan Moodlecloud

Menurut (Darmawan, 2016:70-71) ada beberapa alasan yang kuat kenapa harus memilih Moodle sebagai pembelajaran berbasis e-learning, sehingga menjadikan Moodle sebagai salah satu LMS/CMS yang banyak digunakan oleh banyak institusi pendidikan, antara lain: 1. Free and Open Source

Moodle bernaung di bawah bendera open source, sehingga dengan demikian semua orang dapat memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan institusi yang menggunakannya.

Moodle didistribusikan secara gratis, sehingga tidak membutuhkan sedikitpun dana untuk membeli aplikasinya, kecuali dana yang dibutuhkan untuk membayar bandwidth yang terpakai untuk mengunduh 17 MB master Moodle.

2. Ukuran Kecil, Kemampuan Maksimal

Dengan ukuran yang kecil (sekitar 17 MB untuk versi Moodle 1.9), namun mampu mengelola aktivitas kegiatan akademik dan pembelajaran hingga seukuran sebuah universitas dengan jumlah mahasiswa sekitar 50.000 orang.

3. Dilandasi oleh Educational Philosophi

Moodle tidak dibangun oleh seorang computer scientist murni, tetapi berdasarkan pada pengalaman dan latar belakang pendidikan dalam bidang ilmu pendidikan. Sehingga Moodle mampu

(27)

20 mengakomodir hampir semua kebutuhan pendidikan konvensional yang ditransfer dalam wujud online learning.

4. Komunitas Besar dan Saling Berbagi

Komunitas pengguna Moodle tergabung dalam satu organisasi yang bernaung di bawah bendera www.moodle.org.

3. Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Berpikir juga dapat diartikan sebagai suatu aktifitas mental untuk membantu dalam memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan. Berpikir merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan otak kita bekerja, dimana dalam proses berpikir akan dapat memunculkan suatu pemikiran-pemikiran baru yang akan muncul. Seseorang dikatakan berpikir jika dalam melakukan aktifitas untuk membantu dalam memecahkan masalah maka dia membuat suatu keputusan dan memenuhi hasrat keingintahuan yang akan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Berpikir kreatif memiliki arti sebagai kegiatan untuk menghasilkan sebuah ide, menghubungkan satu sama hal dengan hal lainnya untuk menemukan makna. Berpikir kreatif menurut (Johnson, 2013:289) adalah mencari kesempatan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa dengan berpikir kreatif,

(28)

21 seseorang dapat menghasilkan suatu ide atau gagasan yang dapat merubah produk lama menjadi produk baru. Artinya dalam hal ini seseorang yang berpikir kreatif akan mempunyai peluang untuk memperbaiki suatu hal menjadi lebih baik lagi.

Senada dengan Johnson, menurut (Haerudin, 2011:289) berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir untuk menemukan sesuatu yang bisa mengubah atau memperbaiki kondisi apapun sehingga menjadi lebih baik. Pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa manfaat dari berpikir kreatif adalah mengubah kondisi seseorang dari yang kurang baik ke arah yang lebih baik. Maka berpikir kreatif adalah sebagai kemampuan untuk menghasilkan atau mengembangkan sesuatu yang baru, yaiutu sesuatu yang berbeda dari ide-ide yang dihasilkan kebanyakan orang dan berpikir kreatif memiliki kemampuan dan hasil berpikir yang berbeda satu sama lain.

(Coon & Mitterer, 2014) berpendapat bahwa berpikir kreatif atau kreativitas merupakan aktivitas memecahkan masalah yang dilakukan melalui proses eksperiensial secara tidak sadar di dalamnya tercakup kelancaran dalam menghasilkan sejumlah ide, keluwesan, menggunakan waktu dalam menghasilkan beragam jenis solusi, dan kebaruan ide atau solusi yang dihasilkan.

Menurut (Utami Munandar, 2012:167), “berpikir kreatif adalah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan

(29)

22 kesesuaian”. Dengan kata lain, kemampuan berpikir kreatif adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengembangkan suatu persoalan menjadi alternatif jawaban.

Hal serupa mengenai pengertian berpikir kreatif diungkapkan oleh (Evans, 1991) yang menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (conections) yang terus menerus, sehinggaditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah.

Dari pendapat para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang dalam menggali potensi dirinya untuk dapat pengembangan suatu ide dalam menyelesaikan masalah lebih baik dari yang lain.

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), orisinalitas dalam berpikir (originality) dan berpikir secara terperinci (elaboration).

Fluency mengacu pada pada kemampuan siswa untuk menghasilkan jawaban beragam dan bernilai benar. Jawaban dikatakan beragam jika jawaban tampak berlainan dan mengikuti pola tertentu. Produktivitas siswa untuk menghasilkan jawaban yang beragam dan benar serta kesulitan untuk menyelesaikan masalah juga akan dinilai dan dieksplor untuk menambah hasil deskripsi tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan berbagai macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan

(30)

23 masalah. Siswa diharapkan mampu menjelaskan setiap cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Produktivitas siswa dalam mengubah sudut pandang penyelesaian dan tingkat kesulitasn siswa dalam menyelesaiakan soal juga akan dinilai dan dieksplor untuk menambah deskripsi hasil tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Originality mengacu pada kemampuan siswa memberikan jawaban yang tidak lazim, berbeda dengan yang lain dan bernilai benar. Siswa diharapkan menyelesaikan soal dengan pemikiranya sendiri. Orisinalitas jawaban siswa akan dinilai dan dieksplor lebih jauh untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Elaboration mengarah pada kemampuan siswa mengembangkan, menambah dan memperkaya suatu gagasan. Diharapkan siswa dapat dapat menambahan informasi atau keterangan lebih lanjut untuk memperjelas jawaban siswa. Produktivitas dalam memberikan informasi tambahan akan dinilai dan dieksplor lebih lanjut untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Dalam penelitian ini, aspek-aspek berpikir kreatif yang diukur berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut:

(31)

24 Tabel 1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif

Aspek Indikator

Kelancaran

(fluency)

a. Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak pertanyaan yang lancar; b. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan

berbagai hal;

c. Memikirkan lebih dari satu jawaban. Kelenturan

(flexibility)

a. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi;

b. Melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda;

c. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda;

d. Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

Keaslian

(originality)

a. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik; b. Memikirkan cara yang tidak lazim;

c. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagiannya.

Elaborasi (elaboration)

a. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk;

b. Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. (Munandar, 1987)

(32)

25 Berdasarkan indikator tersebut, siswa akan tampak kemampuan kreativitasnya dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran online berbantuan moodlecloud.

Berikut adalah tahap-tahap pembelajaran menggunakan moodlecloud: 1. Mulai dengan pergi ke alamat web https://moodlecloud.com/ untuk

masuk ke halaman awal.

2. Langkah selanjutnya dengan mengklik tombol “Get Start for Free!” pada langkah pertama, maka akan muncul tampilan sebagai berikut:

3. Setelah itu untuk memulai pembelajaran berbasis web, terlebih dahulu harus mendaftar untuk mendapatkan alam web yang akan digunakan dengan mengklik tombol “create a new account”.

(33)

26 4. Setelah itu akan muncul jendela seperti gambar dibawah ini dengan

(34)

27 5. Akan muncul jendela yang berisi 5 step dengan mengisi semua yang diminta oleh moodlecloud, maka aplikasi berbasis web telah selesai dibuat dengan mengklik tombol next dan finish.

(35)

28 6. Tahap selanjutnya yaitu login terlebih dahulu pada web moodlecloud

yang telah dibuat sebelumnya.

7. Setelag login, maka kita akan dibawa ke halaman depan dengan tampilan di bawah ini.

(36)

29 8. Untuk bisa menambahkan kursus, maka buka pengaturan dan “hidupkan mode ubah” kemudian akan muncul pilihan “tambahkan kursus baru”.

9. Selanjutnya seorang guru ataupun siswa dapat memanfaatkan beberapa fitur lainnya dalam moodlecloud seperti assignment, chat, choice, database, forum, glossary, lesson, quiz, scorm, survey, dan wiki.

(37)

30

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relavan dengan penelitian yang dilakukan penulis, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Indri Lestari tahun 2018, dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Memanfaatkan Geogebra untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep menyimpulkan bahwa siswa yang menggunakan bahan ajar dengan memanfaatkan program Geogebra mengalami peningkatan pemahaman konsep dibandingkan dengan siswa sebelum menggunakan bahan ajar, dikarenakan dalam proses pembelajarannya siswa dilibatkan secara aktif karena bahan ajar ini memuat konflik-konflik kognitif yang dapat membuat siswa lebih paham akan ilustrasi yang diberikan.

Pada Uji Skala Terbatas terlihat bahwa pencapaian rataan skor pemahaman siswa pada skala terbatas sebesar 5,8 untuk tes awal dan 7,8 untuk tes akhir. Sehingga terdapatnya peningkatan sebesar 2 dimana dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep setelah pemberian produk bahan ajar lebih baik dibandingkan dengan sebelum pemberian produk bahan ajar.

Setelah uji skala terbatas dan dilakukan revisi produk dengan menambahkan jumlah latihan soal, selanjutnya dilakukan uji lapangan terhadap 15 siswa. Hasil tes pemahaman konsep pada saat uji lapangan tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata indeks gain pada uji skala terbatas adalah 0,47 berada pada kategori sedang.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yeni Widiastuti dan Ratu Ilma Indra Putri tahun 2018 dengan judul Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

(38)

31 Pada Pembelajaran Operasi Pecahan Menggunakan Pendekatan Open-Ended menyimpulkan bahwa diperoleh gambaran kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran operasi pecahan menggunakan pendekatan open-ended yaitu: dari 31 orang siswa yang mengikuti tes kemampuan berpikir kreatif, terdapat satu orang siswa dengan tingkat kemampuan sangat kreatif, hal ini ditunjukkan dengan siswa tersebut dapat memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif pada semua soal tes.

Terdapat 15 siswa dengan tingkat kemampuan kreatif, umumnya siswa tersebut dapat memnuhi dua indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu flexibility dan fluency pada dua soal tes. Siswa dengan kemampuan cukup kreatif terdiri dari 9 siswa umumnya dapat memenuhi satu indikator yaitu fluency pada tiga soal tes. Siswa pada tingkat kemampuan tidak kreatif terdiri dari tiga siswa, umumnya mereka hanya dapat memenuhi satu indikator yaitu fluency pada satu soal tes. Terdapat tiga siswa dengan kemampuan sangat tidak kreatif, hal ini ditunjukkan dengan siswa tersebut tidak dapat memenuhi satupun indikator kemampuan berpikir kreatif.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII D tergolong cukup. Kemampuan berpikir siswa tergolong cukup karena dalam menyelesaikan soal tes beberapa siswa masih ragu-ragu dalam memberikan penyelesaiannya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Barra P.Pradja, Nurhasanah, dan Dewi Noersetyani tahun 2019 dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Information Search Berbasis Moodlecloud terhadap Hasil Belajar Siswa SMA

(39)

32 menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada siswa yang menggunakan proses pembelajaran dengan Moodlecloud dengan hasil belajar siswa yang menggunakan proses pembelajaran dengan metode ceramah.

Dengan nilai rata-rata kelas X MIPA 1 yaitu 94% dan kelas X MIPA 2 84%. Meskipun perbedaannya hanya 10% akan tetapi hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X MIPA. Dimana kelas X MIPA 1 adalah sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol.

Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Information Search berbasis Moodlecloud berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X MIPA di SMA Hidayaturrohman Kecamatan Teluknaga.

Tabel 2 Penelitian Yang Relevan

No Nama Judul Tahun Bahasan Media Hasil 1 Indri Lestari Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Memanfaatkan Geogebra untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

2018 Fungsi Geogebra Pemahaman konsep sebelum dan setelah menggunaka n bahan ajar terdapat peningkatan, meskipun tidak terlalu

(40)

33 besar. 2 Yeni Widiast uti & Ratu Ilma Indra Putri Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Operasi Pecahan Menggunakan Pendekatan Open-Ended 2018 Pecahan Pendekatan Open Ended Kemampuan berpikir kreatif siswa tergolong cukup karena dalam menyelesaika n soal tes beberapa siswa masih ragu-ragu dalam memberikan penyelesaian. 3 Barra P. Pradja, Nurhasa nah, & Dewi Noerset yani Pengaruh Model Pembelajaran Information Search Berbasis Moodlecloud terhadap Hasil Belajar Siswa SMA 2019 Sinus dan Cosinus Moodlecloud Terdapat peningkatan hasil belajar pada siswa yang menggunaka n proses pembelajaran dengan Moodlecloud

(41)

34 sebanyak 10%.

C. Kerangka Berpikir

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi dan dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran nampaknya belum banyak guru yang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses berpikir kreatif, hal ini terlihat dari kegiatan guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar. Guru menjelaskan apa yang telah disiapkan dan memberikan soal latihan yang bersifta rutin, siswa hanya mencatat dan menyalin, bahkan cenderung menghafal rumus-rumus atau aturan-aturan matematika tanpa mengerti atau memahami makna tersebut.

Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarinya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan oleh guru itu sendiri.

(42)

35 Salah satu tujuan pendidikan jangka panjang adalah pembelajaran dengan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Guna memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif siswa, usaha tersebut dapat diawali dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik yaitu dengan mengembangkan bahan ajar berbantuan Moodlecloud.

Berdasarkan keranga berpikir secara teoritis dapat dikatakan bahwa Moodlecloud merupakan bahan ajar yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses belajar mandiri, dan siswa mampu menyajikan dan menyimpulkan materi dalam Moodlecloud dengan harapan tujuan pembelajaran tersebut tercapai dan kemampuan siswa dalam belajar mandiri dan berpikir kreatif dapat dimaksimalkan.

Bahan Ajar

Moodlecloud

Kemampuan Berpikir Kreatif

(43)

36

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2015:407). Research and Development (R&D) merupakan metode penelitan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis untuk menyempurnakan produk yang telah ada maupun mengembangkan suatu produk baru melalui pengujian, sehingga produk tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Model yang digunakan dalam pengembangan Moodlecloud ini adalah model D. Model pengembangan 4-D terdiri atas empat tahap, yaitu define (pendefinisian), design (perancangan), develope (pengembangan) dan disseminate (penyebaran).

Model 4-D memiliki kelebihan sebagai langkah dalam proses pengembangan, diantaranya penjelasan setiap langkah ditunjukan secara lengkap dan sistematis serta melibatkan para ahli dalam proses pengembangan sehingga proses revisi berdasarkan penilaian, saran, dan masukan para ahli.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang valid. Bahan ajar yang dikembangkan adalah sebuah bahan ajar e-learning yang

(44)

37 berupa Moodlecloud berbasis internet. Bahan ajar tersebut digunakan untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMA.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan memaparkan prosedur yang ditempuh peneliti dalam membuat produk. Prosedur penelitian dan pengembangan Moodlecloud dilakukan dengan beberapa langkah. Metode penelitian pengembangan ini menggunakan model 4-D. Menurut (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974:5-9) model 4-D terdiri dari empat tahapan pengembangan yaitu: Define (pendefinisian), Design (perancangan), Development (pengembangan), Disseminate (penyebaran) Namun pada penelitian ini hanya sampai dilaksanakan pada tahap pengembangan (develop) dan tidak melakukan tahapan selanjutnya, yaitu tahap penyebaran (disseminate) dikarenakan beberapa keterbatasan.

(45)

38 Gambar 2 Langkah Pengembangan Moodlecloud

Pendefinisian (Define)

Analisis Awal Akhir Analisis Siswa Analisis Konsep Spesifikasi Tujuan Analisis Tugas Perancangan (Desine) Draft I Desain Moodlecloud Pemilihan Format Bahan Ajar

Pemilihan Media Penyusunan Tes Acuan

Pengembangan (Develope)

Validasi Para Ahli

Produk Akhir Draft II

1 Draft III

Uji Coba Pengembangan

Penyebaran (Dissiminate)

(46)

39 1. Pendefinisian (Define)

Tujuan dari tahap pendefinisian adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengajaran (instructional) melalui analisis tujuan serta kendala dari pengajaran (instruction materials). Tahapan tersebut antara lain:

a. Analisis Awal-akhir (Front-end analysis)

Bertujuan untuk menentukan permasalahan yang hendak ditanggulangi, sehingga dibutuhkan pengembangan bahan pembelajaran. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam analisis awal adalah teori belajar, tantangan, dan tuntutan masa depan. Pada tahap ini peneliti menyadari bahwa idealnya pembelajaran dilakukan secara student centered. Siswa hendaknya secara aktif melakukan kegiatan untuk membentuk pengetahuan, sehingga mendukung untuk dilakukan pembelajaran dengan Moodlecloud. Berkenaan dengan belum adanya bahan ajar berupa Moodlecloud, maka pengembangannya sangat diperlukan. b. Analisis Siswa (Learner analysis)

Tahap tersebut mempelajari siswa dalam artian mengetahui relevansi antara karakteristik siswa dengan kompetensi yang akan dipelajari serta melalui penggunaan bahan ajar.

c. Analisis Tugas (task analysis)

Tahapan ini adalah menentukan isi dalam satuan pembelajaran dalam menentukan isi materi ajar secara garis besar.

(47)

40 d. Analisis konsep (concept analysis)

Pada tahap ini mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan.

e. Spesifikasi Tujuan

Spesifikasi tujuan dilakukan untuk menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari.

2. Perancangan (Design)

Tujuan dari tahap tersebut menyiapkan prototipe bahan ajar dengan menentukan sekumpulan tujuan behavior untuk perangkat pembelajaran yang telah ditentukan serta pemilihan format dan media mendasari aspek utama pada tahap desain. Tahapannya terdiri dari tiga langkah, diantaranya:

a. Penyusunan tes Acuan patokan

Langkah awal merupakan langkah menghubungkan antara tahap define dan taha design. Dalam hal ini peneliti menyusun instrumen yang digunakan untuk menilai kelayakan dan keefektifan Moodlecloud yang dikembangkan serta untuk menilai keterampilan siswa.

b. Pemilihan Bahan Ajar

Menentukan bahan ajar yang sesuai untuk menunjukan pemahaman dari isi pembelajaran. Proses ini meliputi penyesuaian antara analis tugas dan konsep, sumber bahan ajar serta karakteristik siswa.

(48)

41 c. Pemilihan Format Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar mengutamakan pemilihan format bahan ajar agar apa yang akan dikembangkan sesuai dengan siswa dan sesuai dengan pembelajaran matematika. Selain itu, dalam penyusunan bahan ajar diperlukan berbagai referensi agar tidak terjadi kesalahan konsep dalam Moodlecloud untuk menjadi pembanding dengan Moodlecloud yang akan dikembangkan.

d. Desain Moodlecloud

Pembentukan desain pembelajaran dilakukan setelah mendesain awal bentuk Moodlecloud yang akan dikembangkan sehingga menjadi draft 1. Penulis mendesain bahan ajar semenarik mungkin agar siswa tertarik untuk mempelajarinya.

3. Tahap Pengembangan (Develope)

Tahap tersebut memiliki tujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli. Tahap tersebut meliputi:

a. Validasi perngkat oleh para ahli disertai dengan revisi

Pada pengembangan Moodlecloud diperlukan adanya penilaian dari para ahli untuk menguji kelayakannya, kemudian memperbaiki kembali Moodlecloud yang telah divalidasi sebelum diuji cobakan.

b. Uji coba pengembangan

Pada tahap tersebut penulis melakukan uji coba lapangan menggunakan Moodlecloud yang sudah diuji kevalidannya. Tujuan dari tahap tersebut

(49)

42 adalah untuk mengetahui kelayakan Moodlecloud sebagai hasil dari pengembangan.

c. Revisi

Berdasarkan data uji coba maka penulis melakukan evaluasi dan revisi untuk memperbaiki Moodlecloud sehingga dihasilkan produk akhir. d. Produk akhir

Produk akan disebarluaskan setelah produk melalui tahap perevisian dan menjadi produk akhir.

4. Tahap Penyebaran (Dissiminate)

Pada tahapan ini penulis tidak melakukan tahapan akhir yakni penyebaran, karena penulis hanya sampai pada batas tahap pengembangan (develope) dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 3 Kabupaten Tangerang yang beralamat di Jl. Raya Bitung Curug, Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten tahun ajaran 2020/2021 dengan jadwal penelitian sebagai berikut:

(50)

43 Tabel 3 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Keterangan

1 Observasi Awal 2 Bimbingan Proposal 3 Seminar Proposal skripsi 4 Bimbingan dan Revisi Hasil

Seminar

5 Pembuatan Instrumen Penelitian

6 Pengumpulan Data

7 Pengolahan Data dan Analisis Data

8 Ujian Skripsi

D. Uji Coba Produk

Uji coba produk memberikan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak atau tidak untuk digunakan. Dengan adanya uji coba, maka kualitas produk yang dikembangkan akan teruji secara empiris.

1. Uji Ahli

Uji ahli dilakukan dengan beberapa ahli yaitu dari ahli pendidikan dan ahli media. Kegiatan yang dilakukan ini bertujuan untuk meninjau produk awal

(51)

44 meliputi kesalahan ataupun kekurangan serta memberikan saran untuk memperbaiki produk sesuai dengan saran dari para penguji.

a. Ahli Materi Matematika

Ahli materi matematika adalah orang yang berpengalaman dan kompeten dalam bidang matematika. Ahli materi ini diharapkan dapat memberi penilaian awal atau saran mengenai kesesuaian materi-materi matematika yang terdapat pada produk Moodecloud dengan kaidah yang berlaku.

b. Ahli Bahan Ajar

Ahli bahan ajar adalah orang yang berpengalaman atau kompeten dalam bidang bahan ajar matematika. Ahli bahan ajar ini diharapkan dapat menilai karakteristik dari bahan ajar yang dikembangkan.

c. Ahli Pendidikan

Ahli pendidikan adalah orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang pendidikan khususnya matematika. Ahli pendidikan ini diharapkan dapat menilai serta memberikan saran mengenai tahapan-tahapan pembelajaran yang terdapat dalam Moodlecloud yang dikembangkan.

2. Uji Kelompok Kecil

Uji kelomok kecil dilakukan dengan menerapkan produk penelitian berupa Moodlecloud yang telah disempurnakan sesuai dengan saran dari para ahli. Moodlecloud tersebut diuji cobakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan penilaian dari Moodlecloud tersebut dengan cara mengisi

(52)

45 angket yang melibatkan beberapa siswa kelas X SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang.

3. Uji Lapangan

Kegiatan uji lapangan berupa penilaian kualitas terhadap Moodlecloud dengan angket berdasarkan fakta-fakta yang kemudian hasil penilaian menjadi saran untuk kajian revisi serta pengembangan produk bahan ajar tersebut untuk pengembangan produk serta lebih lanjut dengan melibatkan siswa kelas X SMAN 3 Kabupaten Tangerang.

E. Desain Uji Coba

Dalam pengembangan satu produk diperlukan adanya tahap desain uji coba. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan maupun kesalahan dari produk yang telah dikembangkan sebelum produk tersebut dipergunakan. Berikut langkah dalam desain uji coba produk:

(53)

46 Moodlecloud

Penyempurnaan Produk (Siap untuk uji coba pemakaian)

Uji Coba Pemakaian pada: Uji Kelompok Kecil

Uji Lapangan

Penyempurnaan Produk (Produk Akhir)

Gambar 3 Desain Uji Coba

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pendahuluan, pengembangan bahan ajar berupa Moodlecloud menguji kualitas produk dengan cara validasi oleh beberapa ahli serta tanggapan siswa berdasarkan observasi tanggapan. Pelaksanaan penilaian beberapa ahli dilakukan dengan menyerahkan produk pengembangan desertai dengan

Validator:

Ahli Materi Matematika Ahli Pendidikan Matematika

(54)

47 angket penilaian kepada validator, sedangkan penilaian terhadap siswa dengan menyerahkan angket setelah uji pemakaian produk pada proses pembelajaran guna memperoleh saran dan kritik penyempurnaan produk.

F. Subjek Uji Coba

Berdasarkan uji coba produk, maka subyek uji coba dalam penelitian pengembangan bahan ajar matematika berbantuan Moodlecloud adalah siswa kelas X semester ganjil SMAN 3 Kabupaten Tangerang tahun ajaran 2020/2021.

G. Jenis Data

Jenis data yang terdapat pada penelitian tersebut yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data berupa angka hasil dari suatu pengukuran, observasi, dan membilang yang dapat dianalisis menggunakan metode statistik, untuk memperoleh kecenderungan, prediksi hubungan antar variabel, komparasi hasil dengan perbandingan kelompok, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk data-data statistik (Edi Riadi, 2014:30). Data kuantitatif diperoleh berdasarkan hasil uji coba, evaluasi para ahli yang diubah dalam bentuk angka yang digunakan untuk mengukur kriteria kelayakan. Data kuantitatif diperoleh dari:

1. Angket penilaian Moodlecloud oleh ahli materi dan ahli pendidikan untuk mengukur aspek kevalidan.

(55)

48 2. Angket respon siswa yang digunakan untuk mengukur aspek kepraktisan

Moodlecloud.

Hasil tes kemampuan berpikir kreatif untuk mengukur kemaksimalan kemampuan berpikir kreatif melalui bahan ajar matematika berbantuan Moodlecloud.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu lembar observasi, angket respon siswa, dan tes kemampuan berpikir kreatif. Berikut penjelasan instrumen tersebut. Data yang diperlukan dalam penelitian tersebut diperoleh melalui beberapa instrumen sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Lembar ini digunakan untuk melihat keterampilan selama pembelajaran menggunakan Moodlecloud. Lembar observasi ini diisi oleh observer dengan cara memberikan skor pada setiap aspek sesuai dengan jumlah indikator yang muncul. Lembar observasi keterampilan disusun berdasarkan kisi-kisi.

2. Angket Respon

Lembar angket yang berisi pernyataan positif maupun negatif ini diisi oleh peserta didik dengan memberikan tanda check list pada kolom yang sesuai dengan jawaban mereka. Adapun jawaban yang ada disusun dengan menggunakan skala likert (SS untuk jawaban Sangat Setuju, S untuk jawaban Setuju, R untuk jawaban Ragu-Ragu, TS untuk jawaban Tidak Setuju, dan STS untuk jawaban Sangat Tidak Setuju).

(56)

49

3. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Soal kemampuan berpikir kreatif digunakan sebagai tes untuk menentukan kemampuan berpikir kreatif setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Aspek kemampuan berpikir kreatif yang diukur yaitu mampu menyajikan tampilan yang disuguhkan dalam Moodlecloud berkaitan dengan materi matematika. Instrumen yang telah disusun selanjutnya divalidasi untuk memperoleh instrumen penilaian yang valid. Tes kemampuan berpikir kreatif meliputi kisi-kisi instrumen dan rubrik penskoran. Berikut penjelasan dari kisi-kisi instrumen dan rubrik penskoran:

a. Kisi-kisi Instrumen

Dalam menyusun instrumen penelitian diperlukan adanya kisi-kisi instrumen guna menjadi tolak ukur dalam membuat butir instrumen yang akan diuji cobakan berdasarkan indikator kemampuan yang telah ditentukan. Berikut kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir kreatif:

(57)

50 Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Aspek Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif

Nomor Soal Materi

Berpikir lancar (fluency)

Siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan persamaan linier tiga variabel. 1, 2, 3 Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel Berpikir Luwes (flexibility)

Siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan spltv dengan menggunakan beberapa metode. 4, 5 Berpikir orisinal (originality)

Siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan konsep matematis, yaitu konsep pemisalan.

6, 7, 8

Berpikir terperinci (elaboration)

Siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan persamaan linier tiga variabel dengan

menggunakan matriks.

(58)

51 b. Pedoman Penskoran

Dalam penelitian diperlukan adanya panduan skoring agar setiap penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda dapat memberikan skor yang ajeg karena skor tes bentuk uraian bersifat relatif dan terpercaya. Berikut rubrik penskoran kemampuan berpikir kreatif siswa:

Tabel 5 Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif

Aspek yang Diukur

Respon Siswa terhadap soal atau masalah Skor

Orisinalitas Tidak menjawab atau memberi jawaban yang salah.

0

Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami.

1

Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai.

2

Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya salah.

3

Memberi jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan dan hasil benar.

4

Kelancaran Tidak menjawab atau member ide yang tidak relevan dengan masalah

0

Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dengan pemecahan masalah.

1

Memberikan sebuah ide yang relevan tetapi jawabannya salah.

(59)

52 Memberikan lebih dari satu ide yang relevan

tetapi jawabannya masih salah.

3

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan penyelesaiannya benar dan jelas.

4

Keluwesan Tidak menjawab atau memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih tetapi semua salah.

0

Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi memberikan jawaban salah

1

Memberikan jawaban dengan satu cara, proses perhitungan dan hasilnya benar

2

Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan

3

Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam), proses perhitungan dan hasilnya benar.

4

Elaborasi Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah.

0

Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak disertai dengan perincian.

1

Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai dengan perincian yang kurung detil.

2

Terdapat kesalahan dalam jawaban tapi disertai dengan perincian yang rinci.

3

(60)

53

I. Teknik Analisis Data

1. Pengembangan Moodlecloud

Teknik analisis data penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek kevalidan serta kepraktisan produk Moodlecloud dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis kevalidan

Hasil penilaian digunakan untuk mengukur aspek kevalidan produk Moodlecloud dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung rata-rata total dengan rumus: 2) Nilai rata-rata (x) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

3) Menentukan jarak interval antara kriteria penilaian validasi mulai dari Sangat Kurang (SK) sampai Sangat Baik (SB), dengan menggunakan rumus:

Jarak interval = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Dengan skor tertinggi adalah 5, skor terendah adalah 1, dan jumlah interval adalah 5, maka diperoleh:

Jarak interval = 5−1

5 = 0,8

4) Menyusun tabel kriteria penilaian validasi dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1, jumlah interval 5 dan jarak interval 0,8.

(61)

54 Tabel 6 Kriteria Penilaian Validasi

Nilai rata-rata Total Kriteria 4,2 < x ≤ 5 Sangat Baik

3,4 < x ≤ 4,2 Baik

2,6 < x ≤ 3,4 Cukup

1,8 < x ≤ 2,6 Kurang 1,0 < x ≤ 1,8 Sangat Kurang

5) Menganalisis kevalidan produk dengan mencocokkan nilai rata-rata total yang diperoleh dengan kriteria penilaian validasi. Produk dapat dinyatakan valid apabila minimal kriteria penilaian yang dicapai adalah cukup.

b. Analisis kepraktisan

Analisis kepraktisan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh dari lembar penilaian oleh ahli pendidikan dan hasil angket tanggapan siswa terhadap produk Moodlecloud.

Analisi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata total hasil para ahli pendidikan dan angket tanggapan siswa yang memiliki skala 1 sampai 4 dengan pedoman penilaian untuk angket tanggapan siswa pada tabel berikut:

(62)

55 Tabel 7 Pedoman Penskoran Angket Tanggapan Siswa

Skor

Kategori Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS)

1 4

2. Menyusun tabel kriteria kepraktisan dengan skor tinggi 4 dan skor terendah 1, jumlah kelas interval dan jarak interval yang diperoleh dengan perhitungan :

Jarak interval = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 4−1

4 = 0,75.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat disusun tabel kriteria penilaian kepraktisan sebagai berikut:

Tabel 8 Kriteria Penilaian Penskoran Nilai rata-rata Kriteria Kepraktisan 3,25 < x ≤ 4,0 Sangat Baik 2,5 < x ≤ 3,25 Baik 1,75 < x ≤ 2,5 Kurang 1,0 < x ≤ 1,75 Sangat Kurang

(63)

56 3. Menganalisis kepraktisan produk dengan mencocokkan nilai total rata-rata yang diperoleh dengan kriteria penilaian kepraktisan. Produk yang dikembangkan dapat dinyatakan praktis apabila minimal kriteria yang dicapai adalah baik.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

Dalam penelitian untuk mengetahui maksimalnya suatu kemampuan berpikir kreatif maka perlu dilakukan analisis gain, dimana analisis tersebut akan membentuk data baru yang merupakan data peningkatan skor setiap siswa yaitu skor pretest dan posttest. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi (normalized gain) yang dikembangkan oleh Richard Hake dalam (Meltzer, 2002) sebagai berikut: Gain Ternormalized (g) = 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡−𝑆𝑝𝑟𝑒

𝑑

Keterangan:

g = Skor gain yang dinormalisasi Spost = Skor posttest

Spre = Skor pretest

d = Skor maksimal - Skor pretest Berikut klasifikasi nilai Gain:

(64)

57 Tabel 9 Interpretasi Gain Ternormalisasi

Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi

g < 0,3 Rendah

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

(65)

58

DAFTAR PUSTAKA

Benny, A & Dewi, A. (2019). Pengembangan Bahan Ajar. Tangerang:Universitas Terbuka.

Darmawan, D. (2016). Pengembangan E-Learning Teori dan Design. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Fadilah, A. (2016). Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Terhadap Kemampuan Beroikir Kreatif Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika, 1-8.

Haryanti, Y.D & Saputra, D.S. (2019). Instrumen Penelitian Berpikir Kreatif Pada Pendidikan Abad 21. Jurnal Cakrawala Pendas, 58-64.

Haya, S., Irianto, S., & Yuliansyah, T. (2019). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Matematika Berbasis Higher Order Thinking Skill untuk Pengayaan di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 163-168.

Irawan, D. (2015). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan kemandirian Melalui Pembelajaran Model 4K Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Matematika. Semarang:Universitas Negeri Semarang.

Khotimah, K. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Bagi Siswa Kelas VIII Sekolah menengah Pertama Negeri 1 Rambang Kuang. Jurnal Pendidikan Matematika, 20-34.

Lestari, I. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Memanfaatkan Geogebra untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep. Jurnal Pendidikan Matematika, 26-36.

Gambar

Tabel 2 Penelitian Yang Relevan
Gambar 1 Kerangka Berpikir
Gambar 3 Desain Uji Coba
Tabel 5 Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif  Aspek yang
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perilaku burung julang irian ( Rhyticeros plicatus ) yang ditemukan di lokasi Hua Hui Jalang dan lokasi Ilie adalah Perilaku Makan, Perilaku Bersuara, Perilaku

Seksi Kemasyarakatan yang merangkap menjadi petugas pelayanan. Terbatasnya pengetahuan petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan juga menyebabkan proses pelayanan

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengukur kinerja perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia setelah terjadinya krisis global

Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) Nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada sejarah Muhammad Al-Fatih penaklukan Konstantinopel adalah pengamalan sunnah, tawadhu, rela

Vibrator adalah alat perojok atau alat penggetar pada saat pengecoran, yang Vibrator adalah alat perojok atau alat penggetar pada saat pengecoran, yang berfungsi

Penelitian ini menghasilkan data bahwa proses Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Dzikir Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Bagi Seorang Tahanan Kasus Pencurian Di

RM bagi pasien merupakan alat bukti yang dapat digunakan sebagai dasar apakah tindakan medis tertentu yang dilakukan dokter terhadap pasien telah sesuai dengan standar

Walaupun LAZISNU Kabupaten Kudus tidak mengambil bagian amil dari zakat, seharusnya dana amil dari bagian infak/sedekah tetap diungkapkan dan disajikan supaya