• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Peneltian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, didirikan tahun 2008 di atas tanah seluas 24,50 m2 x 19 m2 dengan luas bangunan 91 m2. Status kepemilikannya adalah milik pemerintah (PNPM). TK ini juga beroperasi di tahun 2008 dengan Nomor Induk Sekolah (NSS) 002300410008.

Adapun visi dan misi yang diselenggarakan oleh Taman Kanak-kanak Patriotik, yakni Visi dari TK Patriotik adalah “Meningkatkan mutu pendidikan dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, guna terciptanya anak-anak yang beriman, bertaqwa, kreatif, inovatif, sehat jasmani dan rohani dalam menghadapi tantangan di masa depan”.

Misi dari TK Patriotik adalah: 1) Menciptakan anak-anak usia dini yang beriman, bertaqwa, dan sehat, cerdas, ceria; 2) Mengembangkan kecerdasan dan kreativitas anak sejak usia dini; 3) Menciptakan anak-anak cerdas, inovatif, dan penuh imajinasi demi memerangi kemiskinan; 4) Membangun kerjasama pendidik, pemerintah, orang tua, masyarakat dan untuk mewujudkan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini “Patriotik”; 5) Memotivasi pendidik menjadikan sekolah sebagai sumber belajar agar menjadi pendidik yang profesional; 6) Membentuk anak-anak usia dini menjadi insan yang patuh beribadah dan berakhlak mulia; 7) Membentuk anak-anak didik menjadi patuh menghormati orang tua dan teman sebaya.

(2)

Berdasarkan data tahun pelajaran 2013/2014, TK Patriotik dipimpin oleh Ibu Asniwaty Ali, S.Pd, M.Pd berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan kualifikasi pendidikan S2. TK Patriotik ini memiliki 7orang guru yaitu Tuti Daud, S.Pd kualifikasi pendidikan S1. Selanjutnya Yuliana Latif selaku peneliti dengan status kualifikasi pendidikan SMK namun sekarang menempuh studi SI Paud di Universitas Negeri Gorontalo, selanjutnya Laila Ismail, dengan kualifikasi pendidikan SMA dan Nivia Hudongi dengan kualifikasi pendidikan SMK. Keduanya sementara melanjutkan studi SI Paud di Universitas Terbuka. Selanjutnya Lanti Ismail dan Rian Abdul dengan kualifikasi pendidikan SMA dan sekarang menempuh studi di Universitas Negeri Gorontalo. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan guru di TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014, berdasarkan status kepegawaian , tingkat pendidikan, dan jabatan dapat dilihat dalam table berikut ini.

Tabel 1

Keadaan Guru TK Patriotik Tahun Pelajaran 2013/2014

No Nama Pendidik Status Pegawai Pendidikan Terakhir Jabatan 1. Asniwaty Ali, S.Pd, M.Pd PNS S2 Bhs Kepsek / PNS

2. Tuti Daud, S.Pd GTT S1 Paud Guru/GTT

3. Laila Ismail GTT SMA Guru/GTT

4. Yuliana Latif GTT SMK Guru/GTT

5. Nivia Hudongi GTT SMK Guru/GTT

6. Lanti Ismail GTT SMA Guru/GTT

7. Rian Abdul GTT SMA Guru/GTT

Sumber Data: TK Patriotik, 2013

Anak didik di TK Patriotik pada tahun pelajaran 2013/2014 secara keseluruhan berjumlah 61 anak. Anak-anak tersebut adalah anak Kelompok A

(3)

yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 17 anak perempuan, dan anak Kelompok B yang terdiri dari 15 anak laki-laki dan 16 anak perempuan. Jumlah anak didik ini merupakan kapasitas dari ruangan yang ada. Karakter dan kemampuan anak Kelompok B TK Patriotik sangat beraneka ragam. Hal ini juga disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan keluarga yang beraneka ragam pula.

Sebagian besar anak didik Kelompok B TK Patriotik ini berusia 5 sampai 6 tahun. Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah. Berdasarkan hasil pengamatan selama di kelas kemampuan anak di kelompok B ini rata-rata cukup beragam, ada yang mudah untuk menyerap pengetahuan yang diberikan oleh pendidik dan ada yang lamban. Berikut ini keadaan anak didik Kelompok B TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014 dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2

Keadaan Anak Didik TK Patriotik TP. 2013/2014

Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah

Kelompok A 13 17 30

Kelompok B 15 16 31

Jumlah 28 33 61

Sumber Data: TK Patriotik, 2013

Sarana dan prasarana di TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014 terdiri dari 2 ruang kelas dengan ukuran + 63 m2, 1 ruang kepala sekolah dengan ukuran 2,90 x 2,50 M2, 1 ruang tamu dengan ukuran 2,40 x 2,90 m2 ruang ini dipergunakan untuk kunjungan-kunjungan wali murid dan tamu-tamu luar yang datang, 1 ruang kamar mandi/WC dengan ukuran 1,75 x 1 m2 dan 1 ruang bermain dengan ukuran 4 x 1,40 m2. Kesemua ruangan yang dimiliki TK Patriotik dalam

(4)

kondisi baik untuk digunakan. Tiap-tiap ruang ini didesain menarik dengan cat

dinding yang berwarna dan dihiasi bentuk-bentuk menarik dan ditempelkan di dinding-dinding kelas. Hal ini bertujuan agar anak tidak bosan berada dalam

kelas. Untuk lebih jelasnya keadaan ruang di TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3

Keadaan Ruangan TK Patriotik Tahun Pelajaran 2013/2014

No. Jenis Ruangan Jumlah (Unit) Ukuran (M2) Kondisi

1 Ruang kelas 2 + 63 m2 Baik

2 Ruang Kepsek 1 2,90 x 2,50 m2 Baik

3 Ruang Tamu 1 2,40 x 2,90 m2 Baik

4 Ruang KM/WC 1 1,75 x 1 m2 Baik

5 Ruang Bermain 1 4 x 1,40 m2 Baik

Sumber Data: TK Patriotik, 2013 4.1.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Telah dijelaskanbahwa sebelumnya bahwa proses pengumpulan data yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik wawancara. Observasi yang dimaksud adalah mengamati secara langsung aktivitas yang terjadi di TK Patriotik serta aspek-aspek lain yang mungkin berpengaruh dalam kemampuan visual anak. Wawancara digunakan untuk mengetahui secara langsung peran guru dalam mengembangkan metode multisensori dengan cara mewawancarai informan yaitu guru di TK Patriotik Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

(5)

4.1.3 Deskripsi Hasil Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, digunakan wawancara sebagai teknik utama. Dalam hal ini wawancara dilakukan peneliti terhadap guru yang berada di TK Patriotik Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam mengembangkan metode multisensori di Kelompok B TK Patriotik.

1. Guru sebagai pendidik dan pengajar

Peran guru sebagai pendidik dan pengajar, bukan hanya menyampaikan informasi tetapi masih banyak kegiatan lain yang harus dilakukan guru agar proses pengajaran mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Dalam mencapai tujuan tersebut guru haruslah bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang menarik. Metode multisensori merupakan salah satu metode pembelajaran yang digunakan guru di TK Patriotik Desa Bube Baru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran di TK media gambar sangat dominan atau media alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran karena media gambar ini sangat disukai oleh Anak usia dini yang sedang senangnya bermain apalagi dengan gambar. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar sangat baik diberikan kepada anak sedini mungkin. Tujuan pembelajaran ini tidak lain agar anak sejak dini dapat berpikir logis dan sistematis melalui pengamatan terhadap gambar-gambar menarik yang terdapat disekitar anak.

Terkait dengan peran guru sebagai pendidik dan pengajar, untuk mengetahui secara objektif cara guru mengajar dengan menggunakan metode

(6)

multisensori, peneliti menayakan kepada informan “ bagaimana cara guru mengajar dengan menggunakan metode multisensori ?” berikut jawaban mereka :

” Mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah dengan menggunakan media gambar. Media gambar yang digunakan guru yaitu gambar yang memiliki warna dan ukuran yang relatif serta sederhana sehingga menarik bagi anak. Guru terlebih dahulu memperlihatkan gambar yang akan dipelajari anak, anak disuruh untuk memperhatikan gambar tersebut kemudian meminta anak untuk menyebutkan benda yang ada dalam gambar tersebut. Setelah itu guru mulai bercerita tentang gambar tersebut dengan mimik dan intonasi yang sesuai sehingga anak mudah memahami apa yang diceritakan. (ww.NH/Selasa, 24 September 2013).

Jawaban yang serupa di sampaikan oleh Kepala TK (ww.AA/Selasa, 24 Septermber 2013) bahwa:

“ Dalam mengajar dengan menggunakan metode multisensori lebih memberi kesempatan kepada anak untuk bisa bereksplorasi terhadap apa yang dia lihat. Seperti dengan mengguankan media gambar, guru memperlihatkan gambar yang akan dipelajari kemudian memberi kesempatan kepada anak untuk dapat menjelaskan gambar tersebut. Guru memperhatikan keterlibatan indera anak terutama indera penglihatan dalam merespon gambar yang diperlihatkan.

Dari kedua jawaban responden tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar menggunakan metode multisensori dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan sensori anak terlebih sensori visual. Penggunaan metode multisensori dengan menggunakan media gambar ini dapat mempermudah anak untuk berpikir serta anak akan lebih paham, karena pembelajaran akan lebih konkrit dan realistis. Pemafaatan media gambar sangat efektif karena media gambar dapat memperjelas konsep abstrak dan mentransformasikan pengetahuan verbal yang disampaikan guru.

(7)

Pertanyaan selanjutnya yaitu “ Apakah dalam menggunakan metode multisensori dapat mengembangkan perkembangan pada anak TK?” Berikut jawaban yang diperoleh dari guru TK (ww.NH/Selasa, 24 September 2013) mengemukakan bahwa :

“Metode multisensori adalah metode yang melibatkan lebih dari satu indera sehingga dapat mengembangkan perkembangan anak. Dengan melihat gambar yang disajikan oleh guru anak dapat berpikir dan menyebutkan gambar tersebut untuk mengembangkan perkembangan kognitif dan bahasa anak serta anak dapat meniru gambar tersebut sehingga mengembangkan motorik anak.

Senada dengan jawaban di atas, Kepala TK (Ww.AA/Selasa, 24 September 2013) menambahkan bahwa:

“Belajar yang baik adalah bersifat multi inderawi. Siswa belajar dengan gayanya msing-masing seperti halnya melalui penglihatan, pendengaran atau gerakan. Dengan menggunakan metode multisensori ini, semua gaya belajar itu akan terlayani sehingga semua siswa terlayani dan proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Dengan demikian aspek perkembangan anak dapat berkembang.

Pendapat informan di atas menggambarkan bahwa mengajar dengan menggunakan metode multisensori dapat meningkatkan aspek perkembangan anak. Dengan melibatkan alat inderanya anak akan menemukan sesuatu melalui apa yang di lihat dan di dengar. Anak akan menemukan konsep, menambah perbendaharaan ketika anak berinteraksi.

Mengajar dengan menggunakan metode multisensori di Kelompok B TK Patriotik guru mengalami kendala. Untuk mengetahu kendala yang dihadapi, peneliti memberikan pertanyaan “ Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam

(8)

mengajar menggunakan metode multisensori ?” Diungkapkan oleh guru TK (ww.NH/Selasa, 24 September 2013), bahwa:

“ Mengajarkan anak dengan menggunakan metode multisensori melalui media gambar sesuai Rencana Kegiatan Harian yang telah disusun, biasanya guru mengalami kendala yaitu anak sering berebutan untuk bisa melihat gambar lebih dekat karena ukuran gambar yang terbatas untuk kelompok yang besar.

Senada dengan pendapat diatas, Kepala TK (ww.AA/Selasa, 24 September 2013), menambahkan bahwa :

Penggunaan metode multisensori memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun anak, dan tidak semua guru serta anak memilikinya. Adapun kendala yang dihadapi pada saat mengajar dengan menggunakan metode multisensori anak adalah terkadang ada anak yang tidak memperhatikan dengan baik, karena media yang tidak sesuai dengan kondisi anak sehingga anak kurang mampu memahami makna yang dipesankan oleh guru.

Dari jawaban informan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode multisensori memiliki kendala seperti dalam hal daya tarik gambar sebagai media pembelajaran bergantung pada keadaan siswa. Oleh karena itu,diperlukan beberapa pertimbangan guru dalam menggunakan media gambar diantaranya adalah kesesuaian gambar dengan rencana pembelajaran, sasaran belajar yaitu anak TK, situasi dan kondisi tempat ruang belajar.

Peneliti disamping melakukan wawancara juga mengadakan observasi pada hari Rabu tanggal 25 September 2013 terkait kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru Kelompok B TK Patriotik dengan menggunakan metode multisensori melalui media gambar. Hasil observasi terhadap kegiatan

(9)

pembelajaran yang di lakukan TK Patriotik dalam mengembangkan metode multisensori sudah dengan baik dari tahap persiapan menyiapkan Rencana Kegiatan Harian, media pembelajaran yang akan di gunakan, tahap pelaksanaan dari membuka pembelajaran, memberikan motivasi, apersespsi, mengadakan interaksi dengan anak didik, cara mengajar dan menggunakan media, mengorganisasi anak secara kelompok maupun individu, mengadakan pendekatan dan bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, mengadakan penilaian dan menutup kegiatan pembelajaran serta memberikan penguatan terhadap anak didik. Namun guru belum dapat menggunakan waktu secara maksimal sesuai dengan RKH yang telah disusun, namun itu semua merupakan masukan yang harus dipertimbangkan guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode multisensori agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Dari uraian wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa guru dapat menggunakan media gambar sebagai alat untuk menunjang pembelajaran dalam mengembangkan metode multisensori. Sebagaimana media lainnya, media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dari guru ke anak. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan mengembangkan aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan metode multisensori dengan menggunakan media gambar pada pembelajan kendala yang dihadapi guru adalah seperti ada anak yang ingin melihat gambar dari dekat

(10)

sehingga dapat mengganggu konsentrasi anak lain dan kegiatan pembelajaran kurang efektif. Akan tetapi hal tersebut dapat di atasi oleh guru.

2. Guru sebagai Pengelola Kegiatan Belajar

Guru selain mendidik dan mengajar juga sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru dapat membuat rencana terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, agar pada saat pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan mudah diterima oleh anak, serta anak tidak merasa bosan dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Guru merupakan seseorang yang berperan penting terhadap anak-anak didik, sehingga menjadi anak yang berkualitas dan inovasi. Guru tidak hanya mengelola kegiatan belajar mengajar, tetapi bagaimana guru bisa menciptakan suasana di dalam dan di luar kelas menjadi tenang, aman dan nyaman bagi anak.

Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, tidak berfokus disatu tempat saja, namun buatlah diberbagai tempat, sehingga anak merasa senang pada saat kita memberikan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, guru menggunakan media gambar sebagai sebagai alat sumber belajar, untuk mengembangkan metode multisensori.

Sesuai pertanyaan yang diajukan oleh informan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 01Oktober 2013 mengenai, “bagaimana cara guru mendesain pengelolaan kegiatan mengajar di luar kelas melalui metode multisensori?”, dapat diuraikan sebagai berikut.

Cara guru dalam mendesain pengelolan kegiatan mengajar di luar kelas melalui metode multisensori adalah dengan mendayagunakan lingkungan sekitar

(11)

sekolah sebagai sumber belajar. Sebagaimana dikemukakan guru TK (Ww.NH/Selasa, 01 Oktober 2013) bahwa:

Cara guru mendesain pengelolaan kegiatan belajar mengajar di luar kelas yaitu dengan mengajak anak jalan-jalan disekitar sekolah. Anak diajak melihat keadaan disekitar sekolah dengan tujuan untuk mengetahu apa saja yang di temui anak diluar kelas. Setelah kembali kedalam kelas, guru memberi kesempatan kepada anak yang ingin bercerita tentang apa yang dilihat di luar kelas. Kemudia guru menugaskan kepada anak untuk menggambar bebas tentang benda apa saja yang ditemui di luar kelas tadi.

Sesuai dengan pendapat diatas, Kepala TK (Ww.AA/Selasa, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa:

Peran guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan mengajar diluar kelas yaitu dengan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar diluar kelas. Misalnya dalam kegiatan menggambar bebas, guru telah menyiapkan tempat, alat dan bahan yang akan di gunakan untuk melakukan kegiatan di luar kelas.

Berdasarkan pendapat kedua informan tersebut, menunjukkan bahwa secara garis besar guru memiliki peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Guru sangat berperan terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu sebaiknya guru harus lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran yang menarik dalam menggunakan metode multisensori, agar tidak membosankan anak untuk belajar tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. Media alat peraga yang disediakan tidak harus mahal tetapi bisa dibuat sendiri oleh guru karena gurulah yang sangat berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar.

Terkait dengan pembelajaran menggunakan metode multisensori, peneliti memberikan pertanyaan kepada informan “ Sebutkan langkah – langkah mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode

(12)

multisensori !” Berdasarkan wawancara dengan Kepala TK (Ww.AA/Selasa, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa:

Langkah – langkah yang dilakukan guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah dengan menyusun rencana kegiatan harian, guru menentukan kegiatan apa yang akan di belajarkan. Guru perlu menata lingkungan belajar di dalam maupun di luar kelas yang dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif dan melakukan eksplorasi aktif terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Disamping itu guru juga perlu memilih dan menyediakan bahan – bahan dan media pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan anak.

Penjelasan diatas dipertegas kembali oleh guru TK (ww.NH/Selasa, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa:

Langkah – langkah yang dilakukan guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode multisensori adalah guru memilih atau menentukan materi pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan memberikan kebebasan dan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan apa yang di lihat. Guru mengarahkan kepada anak untuk dapat memfungsikan semua alat inderanya selama mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru memberikan tugas kepada anak, selanjutnya melakukan evaluasi untuk mengukur tercapainya tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode multisensori.

Berdasarkan wawancara terhadap kedua informan bahwa langkah-langkah yang dilakukan untuk mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori yaitu terlebih dahulu menyusun rencana kegiatan harian, menyiapkan media seperti gambar untuk mendukung proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.

Terkait dengan membuat desain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori, peneliti memberikan pertanyaan selanjutnya yaitu “ Apa manfaat bagi guru membuat desain pengelolaan kegiatan belajar

(13)

mengajar dengan menggunakan metode multisensori? “berdasarkan wawancara guru TK (Ww.NH/Senin, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa:

Manfaat yang saya peroleh dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah anak akan mudah memahami pembelajaran yang diberikan dan merasa nyaman terhadap suasana yang diciptakan. Anak tidak merasa bosan ketika guru memberikan pembelajaran, karena suasana yang diciptakan oleh guru sangat sesuai dengan keadaan anak. Anak menyukai gambar, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan secara menarik sehingga menambah semangat anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sangat brmanfaat bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.

Pendapat di atas, dipertegas kembali oleh Kepala TK terhadap manfaat yang diperoleh guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori (Ww.AA/Senin, 01 Oktober 2013) bahwa:

Manfaat bagi guru dalam membuat desain pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah terciptanya suasana pembelajaran yang menarik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisisen demi tercapainya tujuan pembelajaran. Karena suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur, mengelola kelas dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Disini jelas sekali bahwa mendesain pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang efektif sangat bermafaat dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif pula.

Berdasarkan wawancara di atas, dapat dikatakan bahwa mafaat yang di peroleh guru mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dalam mengembangkan metode multisensori yaitu terciptanya suasana pembelajaran yag menarik sehingga membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di Kelompok B TK Patriotik bahwa dalam proses belajar mengajar, guru memiliki

(14)

peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Dengan kata lain tugas dan peran guru yang utama terletak dibidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat mengelola kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode mengajar dan media dengan baik.

Peran guru sebagai pendidik dan pengajar merupakan salah satu tugas dari guru untuk mendidik dan membimbing anak menjadi anak yang cerdas, berkualitas dan inovasi. Guru tidak hanya mendidik tetapi memberikan pembelajaran-pembelajaran yang menarik untuk anak, agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan memiliki tujuan yang diharapkan oleh guru itu sendiri. Melalui pengembangan metode multisensori dengan menggunakan media gambar, guru dapat menilai sejauh mana perkembangan dalam proses kegiatan belajar berlangsung.

Pada dasarnya kesadaran guru memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan proses modifikasi dalam mengembangkan metode multisensori dengan cara menggunakan media gambar pada anak Kelompok B di TK Patriotik. Adapun cara yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan metode multisensori anak Kelompok B adalah menggunakan media gambar. Media gambar adalah suatu gambar yang dibuat sendiri oleh guru menjadi lebih menarik. Guru menggunakan media gambar ini untuk menarik perhatian anak dalam belajar dan mengembangkan multisensori mereka. Melalui penggunaan metode multisensori dapat mengembangkan perkembangan pada anak TK.

(15)

Dalam proses pembelajaran, ada beberapa kendala yang dihadapi guru pada saat mengembangkan metode multisensori menggunakan media gambar di Kelompok B TK Patriotik yakni ada anak yang tidak memperhatikan dengan baik karena medianya yang ukuranya terbatas untuk kelompok yang besarakan tetapi hal tersebut dapat di atasai oleh guru dengan mengkondisikan tempat duduk anak, yang kecil di depan. Guru juga memberikan selingan lagu-lagu yang sesuai dengan materi pada saat itu ketika pembelajaran berlangsung, supaya anak terhibur dan tidak merasa bosan.

Guru bukan hanya sebagai pendidik tetapi mengelola kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas. Langkah-langkah yang dilakukan dengan menggunakan metode multisensori agar memberikan suasana yang menyenangkan bagi anak adalah menyiapkan tempat yang nyaman bagi anak, membuat media yang menarik, agar termotivasi anak untuk belajar, sehingga kemampuan anak untuk melihat bisa berkembang. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeluarkan pendapatnya terhadap gambar yang dilihatnya. Guru dapat memberikan penguatan dan bimbingan kepada anak yang belum bisa mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran.

Manfaat bagi guru dalam membuat desain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai degan apa yang di harapkan sehingga tujuan pembelajaranpun dapat tercapai secara optimal karena sebelumnya guru telah menyiapkan segala sesuatu yang akan di gunakan dan di butuhkan anak dalam proses kegiatan belajar. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung interaksi guru dengan

(16)

anak dapat di tingkatkan dengan tanya jawab. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat tercipta suasana yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan anak dalam proses kegiatan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat sebuah bintang masif meledak menjadi sebuah supernova, maka bintang tersebut akan bertambah terang dalam waktu yang singkat dengan luminositasnya 40 milyar kali lebih

Diduga ada pengaruh secara parsial antara tingkat penerapan teknologi (bibit, kandang,pakan,kesehatan ternak dan pasca panen) dengan pendapatan anggota

Mempertimbangkan string yang diawali di index offset, dan mengembalikan nilai true jika diawali dengan substring yang dispesifikasikan dalam argumen. boolean

Pada saat presentasi sedang berjalan, Anda dapat mengaktifkan slide lain menggunakan fasilitas navigasi yang disediakan oleh OpenOffice.org Impress dengan cara klik tombol kanan

perubahan yang signifikan sehingga memberi peluang pengembangan berbasis ekonomi lokal masyarakat kampung Bustaman seperti: kuliner, membuatkan event keseniaan dan

Diharapkan bagi kepala Puskesmas Jembatan Mas untuk mengkoordinasi petugas kesehatan dapat meningkatkan intensitas penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pencegahan kekambuhan ulang ISPA

penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KADAR LIPID SERUM DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DAN NON STROKE” dan setelah mendapat kesempatan mengajukan

Terapi kombinasi fibrat (fenofibrat) dengan statin pada pasien DM tidak lebih baik dari terapi statin saja dalam menurunkan laju kejadian kardiovaskular kecuali