• Tidak ada hasil yang ditemukan

V GAMBARAN UMUM KOPERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V GAMBARAN UMUM KOPERASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

32

V GAMBARAN UMUM KOPERASI

5.1 KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera 5.1.1 Pendahuluan

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Bina Ummat Sejahtera berdiri, bermula dari keprihatinan realitas perekonomian masyarakat lapis bawah yang tidak siap dalam mengantisipasi perubahan masyarakat global.

Tahun 1996 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Rembang menggerakkan organisasi dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan alternatif yakni usaha simpan pinjam melalui gerakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Perkembangan lembaga ini mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat sehingga pada Tahun 1998 berubah menjadi Koperasi Serba Usaha (KSU), lalu kemudian pada Tahun 2002 berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah (KSPS) BMT Bina Ummat Sejahtera sampai pada akhirnya pada Tahun 2006 berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

Sebagaimana motto KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu sebagai “Wahana Kebangkitan Ekonomi Ummat” Dari Ummat Untuk Ummat Sejahtera

Untuk Semua., maka menurut KJKS sangat penting menumbuhkan dan

mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta mewujudkan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri–ciri demokratif, keterbukaan dan kekeluargaan.

5.1.2 Sasaran

KJKS memiliki jaringan dan pengalaman yang sudah cukup luas dan ingin terus mengembangkan usahanya sebagai lembaga keuangan syariah dengan sasaran memberdayakan pengusaha kecil menjadi mayarakat yang berpotensi handal, sebagai lembaga intermediary dengan menghimpun dan menyalurkan dana untuk mengembangkan ekonomi produktif bagi kemaslahatan masyarakat, proaktif dalam berbagai program pengembangan sarana sosial kemasyarakatan, mengangkat harkat dan martabat fakir miskin ke tingkat yang lebih baik serta mewujudkan kehidupan yang seimbang dalam keselamatan, kedamaian,

(2)

33 kesejahteraan dan pemerataan keadilan ekonomi antara kaum fakir miskin dengan aghniya (kaum berpunya).

5.1.3 Motto

”Wahana Kebangkitan Ekonomi Ummat Dari Ummat Untuk Ummat Sejahtera Untuk Semua”

5.1.4 Visi

Visi dari KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera adalah menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah terdepan dalam pendampingan usaha kecil yang mandiri.

5.1.5 Misi

KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera mempunyai misi yakni :

1. Membangun lembaga jasa keuangan mikro syari’ah yang mampu memberdayakan jaringan ekonomi mikro syari’ah, sehingga menjadikan ummat yang mandiri.

2. Menjadikan lembaga jasa keuangan mikro syari’ah yang tumbuh dan berkembang melalui kemitraan yang sinergi dengan lembaga syari’ah lain, sehingga mampu membangun tatanan ekonomi yang penuh kesetaraan dan keadilan.

3. Mengutamakan mobilisasi pendanaan atas dasar ta’awun dari golongan aghniya, untuk disalurkan ke pembiyaan ekonomi kecil dan menengah serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shodakoh, guna mempercepat proses menyejahterakan ummat, sehingga terbebas dari dominasi ekonomi ribawi.

4. Mengupayakan peningkatan permodalan sendiri, melalui penyertaan modal dari para pendiri, anggota, pengelola dan segenap potensi ummat, sehingga menjadi lembaga jasa keuangan mikro syariah yang sehat dan tangguh.

5. Mewujudkan lembaga yang mampu memberdayakan, membebaskan dan membangun keadilan ekonomi ummat, sehingga menghantarkan ummat Islam sebagai Khoera Ummat.

BMT Bina Ummat Sejahtera merupakan lembaga jasa keuangan mikro syariah menetapkan budaya kerja dengan prinsip syariah yang mengacu pada

(3)

34 sikap akhlaqul karimah dan kerahmatan. Sikap tersebut terinspirasi dengan empat sifat Rosulullah yang disingkat SAFT yakni Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tablig. Dengan demikian, KJKS BMT BUS menjadi lembaga yang mampu menjaga integritas pribadi yang bercirikan ketulusan niat, kebersihan hati, pikiran, berkata benar, bersikap terpuji dan mampu jadi teladan, terpercaya, peka, obyektif dan disiplin serta penuh tanggung jawab. Profesinalisme dengan penuh inovasi, cerdas, terampil dengan semangat belajar dan berlatih yang berkesinambungan. Dan yang terakhir mempunyai kemampuan berkomunikasi atas dasar transparansi, pendampingan dan pemberdayaan yang penuh keadilan.

BMT Bina Ummat Sejahtera adalah Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang menjalankan ilmu kewirausahaan lewat pendampingan manajemen, pengembangan sumberdaya insani dan teknologi tepat guna, kerjasama bidang finansial dan pemasaran, sehingga mampu memberdayakan wirausaha-wirausaha baru yang siap menghadapi persaingan dan perubahan pasar.

BMT Bina Ummat Sejahtera, menerapkan azas kesepakatan, keadilan, kesetaraan dan kemitraan, baik antara lembaga dan anggota maupun antar sesama anggota dalam menerapkan bagi hasil usaha. Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, BMT Bina Ummat Sejahtera yang berazaskan akhlaqul karimah dan kerahmatan, melalui produk-produknya, insya Allah akan mampu membebaskan ummat dari penjajahan ekonomi, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan siap menjadi tuan di negeri sendiri.

Secara garis besar produk–produk KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera terbagi menjadi dua bagian yaitu Produk Simpanan dan Produk Pembiayaan (Kredit). Produk Simpanan adalah simpanan-simpanan yang dapat dilakukan oleh anggota KJKS. Produk Simpanan pada KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera terdiri atas 5 Simpanan yaitu Simpanan Sukrela Lancar (Si Rela) yakni simpanan dengan sistem penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan setiap saat, Simpanan Sukarela berjangka (Si Suka) yakni simpanan berjangka dengan sistem setoran dapat dilakukan setiap saat dan pengambilannya disesuaikan dengan tanggal valuta bisa dalam 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun, Simpanan Siswa Pendidikan (Si Sidik) yakni simpanan yang dipersiapkan sebagai penunjang khusus untuk biaya pendidikan dengan cara penyetorannya setiap bulan dan

(4)

35 pengambilannya pada saat siswa akan masuk Perguruan Tinggi, Simpanan Haji (SI HAJI) yakni simpanan anggota yang berencana menunaikan ibadah haji yang dikelola dengan menggunakan prinsip wadhiah yadh dhamanah dimana atas ijin penitip dana, BMT dapat memanfaatkan dana tersebut sebelum dipergunakan oleh penitip serta yang terakhir adalah Simpanan Ta’awun Sejahtera (Si TARA) yakni simpanan dengan akad Mudhorobah anggota sebagai shohibul maal (pemilik dana) sedangkan BMT sebagai mudhorib (pelaksana/pengelola usaha), atas kerjasama ini berlaku sistem bagi hasil dengan nisbah yang telah disepakati di muka.

Usaha yang dilakukan oleh KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera melalui produk pembiayaan atau kredit ditujukan pada sasaran-sasaran tertentu yakni bagi usaha yang berkaitan dengan perdagangan, pertanian, nelayan, serta Industri dan Jasa. Kredit yang di berikan kepada pedagang memiliki sistem angsuran harian, mingguan dan bulanan dengan jangka waktu pembayaran sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Sementara itu kredit yang di berikan pada pembiayaan pertanian dititikberatkan pada modal tanam dan pemupukan, jumlah modal yang dibutuhkan disesuaikan dengan luas lahan garapan, pembiayaan ini dengan sistem musiman, atau jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak. Jenis pembiayaan yang diberikan kepada anggota nelayan berupa pemupukan modal nelayan dan pengadaan sarana penangkapan ikan, dengan sistem angsuran yang telah ditentukan oleh KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera dan Mudhorib. Produk pembiayaan industri dan jasa dikhususkan bagi para pengusaha yang bergerak dalam bidang pengembangan jasa, dan Industri, PNS melalui sistem angsuran ataupun jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak.

KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera bagian pendampingan mempunyai keterkaitan yang kuat dalam pengamanan dan keberhasilan produk–produk pembiayaan, sehingga antara kedua bagian ini saling mendukung dan mengevaluasi perencanaan dan pencapaian kinerjanya. Agar mata rantai tersebut dapat berjalan dengan baik, maka tugas yang harus dilakukan oleh bagian pendampingan adalah melalui pendampingan manajemen usaha, pendampingan permodalan, pendampingan pemasaran dan pendampingan jaringan usaha.

(5)

36 Pendampingan Manajemen Usaha dilakukan karena masih banyak anggota di sektor informal masih kurang memiliki kemampuan dalam manajemen usaha. Oleh karena itu perlu diberikan asistensi tentang manajemen usaha yang baik, diantaranya :

1. Pembukuan sederhana

2. Manajemen keuangan sederhana 3. Manajemen pemasaran

Pendampingan Permodalan dilakukan karena salah satu faktor yang menjadi kendala dalam penumbuhan usaha anggota adalah disisi permodalan. Lembaga membuka lebar bagi anggota untuk mendapatkan permodalan lewat pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang sudah barang tentu sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang ada.

Pendampingan Pemasaran dilakukan karena dalam hal pemasaran produk, lembaga mengupayakan untuk membantu mempromosikan produk-produk mereka ke pihak-pihak tertentu terutama lewat media pameran, baik yang diselenggarakan oleh pemeritah maupun swasta. Kualitas produk dari usaha anggota sering dikomunikasikan agar di pasaran tidak ketinggalan dengan produk-produk lain.

Pendampingan Jaringan Usaha dilakukan karena melalui jaringan usaha (networking) khususnya jaringan usaha antar anggota diharapkan mereka mampu mengelola usahanya dengan baik, agar tidak kalah dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Komunikasi yang dilakukan diantaranya melalui kegiatan formal yang berupa temu bisnis anggota maupun melalui kegiatan non formal seperti pengajian ataupun kegiatan lain yang bermanfaat untuk kemajuan usaha.

Selain itu, KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera juga memiliki Baitul Mal. Bagian ini sangat potensial untuk menjadi kekuatan di lembaga ini, karena dengan di intensifkannya baitul maal akan menjadi kekuatan yang luar biasa untuk pemberdayaan umat, termasuk pembinaan usaha lewat pembiayaan Qordul

Hasan. Penyaluran Zakat, Infaq dan Sodaqoh antara lain diberikan pada santunan

kepada fakir miskin dan yatim piatu, pembudayaan pelaku ekonomi mikro khususnya anggota KJKS BMT BUS, bantuan fasilitas ibadah untuk masjid dan mushola, beasiswa bagi penduduk yang tidak mampu dan sumbangan sosial

(6)

37 kepada anggota maupun masyarakat yang terkena musibah. Sumberdana yang diperoleh Baitul Maal antara lain :

a. Zakat, infaq dan shodaqoh baik dari anggota zakat tijaroh dari modal kerja maupun dari masyarakat.

b. Pemberdayaan zakat dari pengelola pada setiap bulannya (2,5 % dari gaji). c. Bekerjasama dengan Laznas BMT Pusat, berkaitan dengan program

penghimpunanan maupun penyaluran zakat.

d. Bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Republika melalui program Tebar Hewan Qurban.

KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera diresmikan Tanggal 10 November 1996 oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Orsat Kabupaten Rembang) dengan alamat Kantor Pusat di Jl. Raya No. 16 Lasem Telp./Fax.(0295) 532376. KJKS BMT BUS mulai beroperasional tanggal 10 November 1996 dengan 25 orang pendiri, 5 orang pengurus dan 457 oarng pengelola. Jumlah anggota KJKS BMT BUS adalah sebanyak 63.500 orang dengan jangkauan Pelayanan wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, DKI Jakarta dan Kabupaten Pontianak.

5.2 Koperasi Pegawai Departemen Koperasi

Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK) dibentuk di Jakarta pada tanggal 22 Desember 1952, yang bertempat di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM Jl. Rasuna Said Kav 3-5 Jakarta Selatan. Disahkan oleh Kepala Djawatan Koperasi pada tanggal 11 Februari 1953 dengan Badan Hukum Nomor 813.e/BH/I dengan akte perubahan terakhir No. 09/PAD/MENEG.I/XI/2000 tanggal 23 November 2000.Koperasi Pegawai Departemen Koperasi dibentuk dengan tujuan mempererat hubungan dan kerjasama dalam memperbaiki dan mempertinggi derajat penghidupan para anggotanya.

Dasar pembentukan KPDK adalah untuk memenuhi dan mencapai peran dan fungsi KPDK, pengurus KPDK melaksanakan rencana kegiatan organisasi dan usaha berlandaskan:

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK) tahun 2008

(7)

38 3. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja KPDK TB 2010

KPDK memiliki visi yaitu “KPDK berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya”. Sedangkan misi dari KPDK adalah untuk mewujudkan KPDK menjadi Koperasi Karyawan yang handal, tangguh dan berdaya saing tinggi. Melalui pengelolaaan yang efektif, efisien, professional dan mandiri.

KPDK memiliki tujuan yang sejalan dengan dan dalam rangka mewujudkan misi KPDK, maka tujuan yang hendak dicapai oleh pengurus KPDK baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari KPDK adalah memberikan solusi atas kebutuhan anggota atas modal dan usaha, memberikan pelayanan pada anggota dalam jumlah dan kualitas yang lebih baik dan memperbaiki struktur kelembagaan dan operasional usaha agar dimungkinkan pengelolaan yang lebih efektif, efisien, produktif dan professional. Sedangkan tujuan jangka panjang dari KPDK adalah untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining power) KPDK terhadap mitra usahanya, sehingga lebih mampu mempertahankan eksistensinya dan memberikan pelayanan yang lebih baik dan mewujudkan KPDK sebagai badan usaha yang handal dan berdaya saing, terutama dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan non anggotanya (dinas).

Kebijakan KPDK dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah melalui pembenahan internal yang meliputi: revitalisasi dan restrukturisasi sumberdaya manusia (SDM) KPDK, penyesuaian sistem pengelolaan dan struktur organisasi, pembenahan sistem administrasi dan pengelolaan keuangan serta pembenahan eksternal, meliputi antara lain: reorientasi usaha (sementara hanya berkonsentrasi pada usaha yang berkaitan dengan kepentingan anggota yang paling profitable dengan risiko usaha rendah), serta meningkatkan peran dalam memanfaatkan jaringan/kerjasama dengan lembaga lain bagi kepentingan pengembangan KPDK.

Tujuan dan kegiatan KPDK tidak akan berjalan jika tidak dibarengi dengan strategi yang baik, oleh karena ini strategi KPDK adalah melalui peningkatan kualitas SDM sesuai dengan kebutuhan, penyesuaian struktur organisasi KPDK dan penempatan SDM sesuai dengan bidang keahlian dan

(8)

39 pengalaman kerjanya, penerapan manajemen “terbuka” dan pendelegasian dan pendelegasian wewenang pada semua lini, penerapan sistem dan mekanisme “reward and punishment” secara konsisten, nondiskriminatif dan tegas dan perubahan sistem dan mekanisme pengelolaan keuangan dari “banyak pintu” menjadi “satu pintu”. Selain itu dalam bidang usaha strategi dari KPDK adalah nventarisasi jenis usaha (Usaha Simpan Pinjam, ATK dan computer, photo copy, toko kredit motor dan lain-lain) dan melakukan penilaian usaha-usaha mana yang layak untuk dikembangkan dan usaha-usaha mana yang harus dihentikan dengan memperhatikan kepentingan anggotanya serta menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan anggota, sesama koperasi/lembaga lain secara lebih efisien dan berdaya guna bagi KPDK dalam melayani anggotanya.

Sasaran dari kebijakan dan kegiatan yang dilakukan oleh KPDK adalah untuk : 1. Memberikan pelatihan keterampilan, baik secara insidentil (sesuai kebutuhan)

maupun periodik.

2. Memberikan kesempatan magang pada perusahaan atau koperasi sejenis yang telah sukses menjalankan kegiatan usahanya seperti KOPEL bulog, KOPKAR Perum Peruri, Kopkar PT Telkom, Kopkas PT Astra dll.

3. Sasaran yang hendak dicapaai melalui penyesuaian struktur organisasi KPDK dan penempatan SDM sesuai dengan bidang keahlian dan pengalaman kerjanya adalah berjalannya mekanisme dan prosedur organisasi, peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan organisasi

4. Sasaran utama penerapan manajemen terbuka adalah menjamin masuknya secara utuh seluruh komponen pendapatan (fee, diskon dan sejenisnya) ke kas/rekening KPDK, diperolehnya umpan balik dengan cepat, berjalannya sistem dan mekanisme control dan pengembangan KPDK, serta memudahkan terbangunnya sinergi (karena konflik internal dapat diminimalkan)

5. Sasaran yang hendak dicapai melalui pendelegasian wewenang pada setiap lini organisasi adalah untuk meningkatkan kreativitas dan sekaligus tanggung jawab karyawan dalam upaya memaksimalkan pencapaian target usaha masing-masing

6. Sasaran dari penerapan “reward and punishment” adalah meningkatnya motivasi dan tanggungjawab karyawan KPDK, sebagai salah satu syarat

(9)

40 majunya usaha KPDK. Sejalan dengan hal tersebut, akan dilakukan evaluasi dan perbaikan terhadap gaji dan sistem penilaian kinerja karyawan

7. Sasaran lain yang hendak dicapai melalui perubahan struktur organisasi KPDK adalah bentuknya mekanisme aliran kas melalui “satu pintu”. Hal ini sangat penting terutama untuk keperluan control dan evaluasi atas penerimaan dan penggunaan dana KPDK

8. Sasaran yang hendak dicapai melalui inventarisasi jenis usaha penilaian usaha adalah diperolehnya kepastian jenis usaha mana yang layak untuk dikembangkan dan usaha-usaha mana yang harus dihentikan. Pemilihan jenis usahanya menggunakan criteria keterkaitan usaha dengan kepentingan anggota, memiliki profitabilitas yang tinggi dan risiko usaha yang rendah. Kriteria ini berlaku pula bagi usaha-usaha yang berbentuk kerjasama antara KPDK dan lembaga lain. Terhadap usaha-usaha yang dinilai layak untuk dikembangkan akan dilakukan penilaian secara periodik, terutama terhadap kemampuannya untuk meningkatkan SHU.

9. Sasaran yang hendak dicapai melalui peningkatan kerja sama dengan anggota, sesama koperasi/lembaga lain adalah meningkatnya usaha anggota, meningkatnya peran dan citra KPDK, meningkatnya efektivitas dan pemanfaaatan kerja sama, meningkatnya bargaining position KPDK terhadap mitranya serta meningkatnya akses terhadap sumber dan pasar yang dibutuhkan bagi pengembangan KPDK

Bidang usaha yang dilakukan oleh KPDK terdiri atas bidang usaha simpan pinjam dan bidang usaha sektor Riil. Bidang usaha simpan pinjam melayani pinjaman dan simpanan anggota. Unit simpanan melayani anggota untuk kepentingan penyimpanan dana anggota pada KPDK. Simpanan anggota terdiri dari Simpanan Pokok yakni adalah simpanan yang disetorkan oleh anggota pada saat menjadi anggota KPDK sebesar Rp 100.000,- dan hanya dapat ditarik pada saat anggota keluar/berhenti, Simpanan Wajib yakni simpanan yang wajib disetor oleh anggota setiap bulan sebesar Rp 20.000,-. Simpanan sukarela yakni simpanan yang disetor oleh anggota yang jumlahnya tidak ditentukan dan tidak diwajibkan untuk setiap bulannya dan dapat ditarik oleh anggota sewaktu-waktu, Simpanan Khusus yakni simpanan yang tidak berasal dari setoran anggota tetapi merupakan

(10)

41 hasil pembagian dari KPDK kepada anggota dan hanya bisa diambil pada saat anggota tersebut keluar/berhenti dan Simpanan Wajib Pinjam yakni simpanan yang harus disetor oleh anggota pada saat mencairkan pinjaman, besarnya adalah 3% dari jumlah pinjaman yang dicairkan. Simpanan Wajib Pinjam ini dapat diambil pada saat pinjaman tersebut lunas.

Unit pinjaman pada KPDK melayani anggota untuk kepentingan pinjaman konsumtif, leasing dan pinjaman dinas. Pinjaman konsumtif adalah pinjaman untuk memenuhi kebutuhan anggota yang dikategorikan dalam pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Pinjaman jangka pendek adalah pinjaman untuk memenuhi kebutuhan anggota sehari-hari atau kebutuhan yang sifatnya mendesak seperti berobat, dengan plafon pinjaman sebesar Rp 2.500.000,- untuk masa angsuran 0 s/d 12 bulan. Jasa yang dikenakan sebesar 1% dan profisi 0,5% apabila pinjaman diatas Rp. 1.000.000,- maka dikenakan Simpanan Wajib Pinjam (SWP) sebesar 3% sedangkan Pinjaman Jangka Panjang adalah pinjaman untuk memenuhi kebutuhan anggota yang sifatnya investasi antara lain perbaikan rumah, pendidikan dengan plafon sebesar Rp. 10.000.000,- masa angsuran 20 bulan, jasa 1%, provisi 0,5%, SWP 3%.

Leasing merupakan pinjaman pembiayaan kepada anggota dalam bentuk barang maupun usaha anggota. Leasing yang pertama adalah leasing kredit motor/elektronik yang merupakan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan anggota untuk memiliki kendaraan roda dua dan alat-alat elektronika dengan suku bunga 1 tahun 21%, 2 tahun 22%3 tahun 23%. Pinjaman Usaha adalah pinjaman untuk mengembangkan usaha anggota yang sudah berjalan namun membutuhkan penambahan modal kerja. Pinjaman usaha ini harus memberikan jaminan berupa surat-surat berharga seperti BPKB mobil, sertifikat rumah/tanah dan lain-lain dengan suku bunga 1 tahun 20%, 2 tahun 20%, 3 tahun 22%. Sedangkan pinjaman dinas adalah pinjaman yang diberikan kepada dinas di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya perjalanan dinas maupun operasional proyek dengan plafon pinjaman sebesar Rp. 150.000.000,- dengan masa 1 bulan pengembalian dan jasa 5%.

KPDK juga memiliki bidang usaha sektor riil terdiri dari unit pengadaan barang yang meliputi toko, motor, ATK, komputer, dan unit pengadaan jasa yang

(11)

42 meliputi jasa photo copy. Bidang sektor riil ini memiliki 2 unit yakni Unit Pengadaan Barang dan Unit Pengadaan jasa. Unit pengadaan barang melayani kebutuhan anggota dan non anggota atau pegawai di sekitar kantor Kementerian Koperasi dan UKM antara lain motor, elektronik, ATK dan kebutuhan sehari-hari. Bagi anggota KPDK dapat melakukan transaksi secara tunai maupun kredit sedangkan Unit usaha pengadaan jasa memberikan pelayanan jasa photo copy kepada anggota dan non anggota didalam menjalani kegiatan rutinitas di kantor Kementerian Koperasi dan UKM

Bidang administrasi dan keuangan di KPDK mempunyai ruang lingkup kerja mengadministrasi seluruh kegiatan organisasi dan membuat seluruh transaksi keuangan kedalam laporan. Bidang administrasi dan keuangan meliputi lingkup bidang keanggotaan yang membuat laporan antara lain mengadministrasikan dan menginventarisasi nama-nama anggota yang keluar, masuk, meninggal dunia dan melaporkan perkembangan jumlah anggota serta melaksanakan administrasi kepegawaian (karyawan) KPDK. Bidang umum yang bertugas mengadministrasikan semua dokumen-dokumen KPDK maupun karyawan serta menyampaikan surat menyurat keluar dan masuk Kasir dan Pembukuan. Kasir KPDK mencatat/pembukuan, merekapitulasi semua transaksi keuangan baik pembayaran maupun penerimaan sedangkan pembukuan KPDK adalah menginput transaksi dan membukukan hingga menjadi laporan keuangan. Adapun laporan keuangan disusun terdiri dari neraca, laporan sisa hasil usaha, laporan perubahan equitas dan laporan arus kas.

Referensi

Dokumen terkait

Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan Strategi Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), hal.. Sebagai tujuan,

ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH. SPESIFIK LOKASI

Penelitian yang dilakukan oleh Susan Tania (2013) yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan fasilitas sekolah dan mutu layanan pendidikan di Mts

 Bank telah menetapkan prosedur dan kebijakan kredit, pengaturan limit, risk appetite dan risk tolerance dan melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan

Sejauh mana analisa differential cost dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat frame sendiri pada perusahaan

Hasil dari uji t pada regresi data panel dengan metode REM menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang berlawanan antara inklusi keuangan yang diproxykan dengan rasio

- Kemenkes mendukung rekomendasi Bank Dunia dan meminta Kemenkeu untuk meningkatkan anggaran sektor minimal 5% dari APBN diluar gaji, serta mengarahkan peningkatan pada

8 Ainur rohmah/ 2013/ universitas dian nuswantoro semarang Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok pesanan untuk efisiensi biaya produk studi kasus pada