• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat) MUHAMMAD SEPTIANDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat) MUHAMMAD SEPTIANDI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA

(Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat)

MUHAMMAD SEPTIANDI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014 Muhammad Septiandi NIM G14070086

(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD SEPTIANDI. Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA. Dibimbing oleh ASEP SAEFUDDIN dan DIAN KUSUMANINGRUM.

Guru merupakan tenaga pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, serta mengevaluasi peserta didik. Telah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan guru, salah satunya peningkatan kualifikasi melalui batasan akademik yaitu S1/D4. Selain masalah kualifikasi guru, terdapat persoalan ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diajarkan. Analisis ketaksesuaian dipergunakan pada penelitian ini untuk mengkaji masalah ketaksesuaian tersebut di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan wilayah ini disebabkan jumlah guru SMA di Jawa Barat secara nasional paling banyak dengan persentase 10.56%. permasalahan yang ada ialah data tak lengkap yaitu data yang tidak terisi oleh seorang guru. Terdapat tujuh wilayah mengalami data tak lengkap yang akan dikeluarkan dalam penelitian. Nilai indeks ketaksesuaian terbagi atas empat kategori, yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, dan Tinggi. Untuk seluruh mata pelajaran yang termasuk kategori tinggi yaitu terdapat pada Kabupaten Sukabumi, Ciamis, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, dan Kota Banjar. Sedangkan untuk setiap mata pelajaran yaitu Antropologi, Bahasa Daerah, Muatan Lokal, Sosiologi, Teknik Informasi Komunikasi. Guru yang mengajar pada kelima mata pelajaran tersebut perlu perhatian lebih karena terjadi ketaksesuaian mengajar lebih banyak. Kata kunci : Analisis Ketaksesuaian, Jawa Barat, Sekolah Menengah Atas

ABSTRACT

MUHAMMAD SEPTIANDI. Mismatch Analysis of the Teacher Educational Background with High School Subjects. Suvervised by ASEP SAEFUDDIN and DIAN KUSUMANINGRUM

Teachers are professional educators with the primary task of educating, teaching, guiding, directing, training, and evaluating students. There have been many efforts to increase the ability of teachers, one of which is to increase the academics qualification through minimum qualification of education that is S1/D4. Besides the issue of teachers qualification, there's the issue of mismatch between teachers education background with the subjects that they teachs. Mismatch analysis was used in this study to examine the mismatch issue in West Java Province. The selection of this region was based on the highest percentage of high school teachers in Indonesia, West Java has the highest percentage of 10.56 % teachers in Indonesia. Incomplete data is the data that is not filled by teachers. There are seven districts and cities having incomplete data which is excluded in this study. Mismatch index values are divided into four categories, which are Very Low, Low, Medium, and High. For all subjects that were taught in high school, regions which had high mismatch index include Sukabumi, Ciamis, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, and Banjar. Whereas for each subject that had a high mismatch index include Anthropology, Regional Languages, Local Content, Sociology, Communication and Information Engineering. Teachers who teach in these five subjects require more attention, because the mismatch index is more higher than the other subjects.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS KETAKSESUAIAN LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN GURU DENGAN MATA PELAJARAN SMA

(Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat)

MUHAMMAD SEPTIANDI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA Provinsi Jawa Barat) Nama : Muhammad Septiandi

NIM : G14070086

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Asep Saefuddin, M.Sc Pembimbing I

Dian Kusumaningrum, M.Si Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Anang Kurnia, M.Si Ketua Departemen

(8)

Judul Skripsi: Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA Provinsi Jawa Barat)

Nama : Muhammad Septiandi

NIM : G14070086

Disetujui oleh

~v

D·'K

T~

~

-~

- . MS'

Prof Dr Ir Asep Saefuddin, M.Sc Ian ustlinamngrum, . 1

Pembimbing I Pembimbing II

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah pendidikan, dengan judul yaitu Analisis Ketaksesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Mata Pelajaran SMA (Studi Kasus pada SMA di Provinsi Jawa Barat).

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Ir. Asep Saefuddin, M.Sc dan kepada Ibu Dian Kusumaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan, arahan dan membangkitkan semangat kepada penulis, serta Bapak Dr. Bagus Sartono, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran. Penulis juga tak lupa untuk ucapkan banyak terima kasih kepada Agung, Jelita, Merlin, Komti, Nunu, Sugianto, Hanif, Kindy, Komti, Rani atas bantuan moril dan dukungan semangatnya. Terkhusus penulis persembahkan dan mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, sahabat - sahabatku, Bapak Komarudin, Ibu Asih, Bapak Sadeli, Pak Edo, Gemol, De Ilyas, dan untuk yang belum tercantum disini atas doa serta dukungan moril. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Februari 2014 Muhammad Septiandi

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 TINJAUAN PUSTAKA 2

Guru dan Mata Pelajaran SMA 2

Profesionalisme Tenaga Kependidikan 3

Analisis Ketaksesuaian 3

Analisis Biplot 4

METODE 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Eksplorasi Data 5

Nilai Indeks Ketaksesuaian 6

Kategori Indeks Ketaksesuaian 7

Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian 9

SIMPULAN 12

SARAN 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 14

(11)

DAFTAR TABEL

1 Pengelompokkan Mata Pelajaran Wajib dan Peminatan 2 2 Kriteria pengelompokkan untuk seluruh mata pelajaran 7 3 Kriteria pengelompokkan untuk per mata pelajaran 8

DAFTAR GAMBAR

1 Keterkaitan Ilmu Pengetahuan 3

2 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian Seluruh Mata Pelajaran 8 3 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian per Mata Pelajaran 9 4 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran 10 5 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Jurusan IPA 11 6 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Jurusan IPS 11 7 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Jurusan BAHASA 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Guru dan Data Tak Lengkap 14

2 Jumlah Guru per Mata Pelajaran di Provinsi Jawa Barat 15

3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij) 17

4 Nilai Indeks Ketaksesuaian di Provinsi Jawa Barat 21 vi

(12)

1

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 Pasal 1 Ayat (1) menjelaskan bahwa guru adalah tenaga pendididk profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik. Guru mempunyai peran penting untuk meningkatkan suatu mutu pendidikan. Pemerintah telah berupaya melakukan peningkatan kemampuan guru salah satunya peningkatan kualifikasi melalui batasan jenjang pendidikan akademik yaitu program sarjana.

Menurut Surya Darma (2012), selain ada permasalahan kualifikasi guru, terdapat ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan kata lain, guru mengajar mata pelajaran yang bukan sesuai bidangnya. Misalnya, guru yang berlatar belakang pendidikan agama mengajar matematika, guru yang berlatar belakang pendidikan sejarah mengajar IPA, dan lain sebagainya. Pendidikan yang khusus untuk guru sekolah menengah sangat diperlukan, sebab guru mempunyai peranan dalam membimbing generasi muda sebagai tulang punggung negara. Tentunya berbagai permasalahan tersebut tidak baik bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai masalah ketaksesuaian mengajar antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Penelitian ini menggunakan analisis ketaksesuaian dengan batasan wilayah yaitu Provinsi Jawa Barat. Pemilihan wilayah ini berdasarkan jumlah guru SMA di Provinsi Jawa Barat paling banyak dengan persentase sebesar 10.56 % (24.922 guru).

Setelah mendapatkan nilai indeks ketaksesuaian, juga diperlukan analisis untuk pemetaan indeks ketaksesuaian pada peubah mata pelajaran pada setiap wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat menggunakan analisis Biplot. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat hubungan antara nilai ketaksesuaian pada peubah mata pelajaran dengan masing-masing objek wilayah tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung nilai indeks ketaksesuaian antar latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diajarkan, mengelompokkan mata pelajaran berdasarkan kategori indeks ketaksesuaian, serta membuat gambar pemetaan ketaksesuaian mengajar berdasarkan nilai indeks ketaksesuaian pada peubah mata pelajaran dengan objek wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Direktorat Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional untuk mengetahui tentang guru yang mengalami masalah ketaksesuaian mengajar antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diajarkan.

(13)

2

TINJAUAN PUSTAKA

Guru dan Mata Pelajaran SMA

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi murid pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan jalur formal berupa lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan atau bentuk lain yang sederajat. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disingkat dengan SMA.

Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari kompetensi dasar. Untuk kurikulum SMA, kompetensi dasar diorganisasikan berdasarkan pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didik (peminatan). Tabel di bawah ini menunjukkan mata pelajaran yang termasuk wajib ataupun peminatan.

Tabel 1 Pengelompokan Mata Pelajaran Wajib dan Peminatan Mata Pelajaran

Kelompok Wajib Kelompok Peminatan

1. Pendidikan Agama (PAI) 2. PPKn (PKN)

3. Bahasa Indonesia (BIN) 4. Matematika (MTK) 5. Sejarah (SEJ)

6. Bahasa Inggris (BIG) 7. Seni Budaya (KES)

8. Pendidikan Jasmani dan Olahraga (PJOK)

9. Prakarya dan kewirausahaan

 Peminatan IPA 1. Matematika (MTK) 2. Biologi (BIO) 3. Fisika (FIS) 4. Kimia (KIM)  Peminatan IPS 1. Geografi (GEO) 2. Sejarah (SEJ) 3. Sosiologi (SOS) 4. Ekonomi (EKO) 5. Akuntansi (AKU)  Peminatan BAHASA

1. Bahasa dan Sastra Indonesia (BIN) 2. Bahasa dan Sastra Inggris (BIG) 3. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya (BIS)

(Arab, Jepang, Mandarin, Jerman, dan Perancis )

4. Antropologi (ANT) Keterangan :

Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat mata pelajaran Bahasa Daerah dan Muatan Lokal

(14)

3

Profesionalisme Tenaga Kependidikan

Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, untuk menyandang pekerjaan dan jabatan, seorang guru ternyata dituntut beberapa persyaratan (Rusyan 1990) diantaranya adalah :

1. Menuntut adanya keterampilan yang berlandaskan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

3. Menuntut adanya tingkat pendidikan tinggi.

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.

5. Memungkinkan pengembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Analisis Ketaksesuaian

Komarudin (2006:38) menjelaskan bahwa untuk melihat sejauh mana guru pada jenjang SMA yang mengalami ketaksesuaian, nilai indeks ketaksesuaian dirumuskan sebagai berikut :

Indeks ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran 𝐼 = ∑ ∑ (𝑊𝑖𝑗𝑋𝑖𝑗) 𝑛 𝑖=1 𝑚 𝑖=1 (∑𝑚𝑖=1∑𝑛𝑖=1𝑊𝑖𝑗)(∑𝑖=1𝑚 ∑𝑛𝑖=1𝑋𝑖𝑗) Indeks ketaksesuaian untuk per mata pelajaran ke-j

𝐼𝑗 =

∑𝑚𝑖=1(𝑊𝑖𝑗𝑋𝑖𝑗) (∑𝑚𝑖=1𝑊𝑖𝑗)(∑𝑚𝑖=1𝑋𝑖𝑗) Dimana

Xij : jumlah guru pada jurusan ke-i dan mata pelajaran ke-j Wij : nilai pembobot pada jurusan ke-i dan mata pelajaran ke-j I : nilai indeks ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran Ij : nilai indeks ketaksesuaian untuk per mata pelajaran ke-j

Indikator yang menjelaskan bagaimana cara untuk mendapatkan nilai indeks ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan (jurusan) dengan mata pelajaran yang diajarkan selama guru tersebut mengajar di sekolah yang bersangkutan. Variabel-variabel yang terkait adalah :

1. ID Sekolah : merupakan identitas nomor statistik sekolah, kode untuk jenis sekolah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Batasan dalam penelitian ini yaitu jenis sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA).

2. Latar Balakang Pendidikan (Jurusan) : adalah latar belakang pendidikan dari keilmuan yang diemban dan jenjang pendidikan yang diambil oleh guru.

(15)

4

3. Mata Pelajaran yang diasuh : merupakan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru pada sekolah tersebut.

Keterkaitan antara cabang-cabang ilmu pengetahuan dengan mata pelajaran bagian hal penting dalam penyusunan tabel pembobot ketaksesuaian. Pembagian ilmu pengetahuan secara umum yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science), Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science) dan Ilmu Pendukung (Intrumental) dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Komarudin 2006:20).

Gambar 1 Keterkaitan Ilmu Pengetahuan

Keterkaitan tersebut akan digunakan sebagai landasan penentuan nilai pembobot. Nilai pembobot ditentukan sebagai berikut, yaitu Wij = 0 jika sesuai dan Wij = 1 jika tidak sesuai. Pembobot bernilai 0 menyatakan bahwa mata pelajaran yang diajarkan sesuai dengan latar belakang pendidikan guru, sedangkan pembobot bernilai 1 berarti latar belakang pendidikan guru tidak sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Tabel penentuan nilai pembobot dapat dilihat pada Lampiran 3.

Analisis Biplot

Biplot adalah salah satu upaya menggambarkan data-data yang ada pada tabel ringkasan dalam grafik berdimensi dua. Informasi yang diberikan oleh Biplot mencakup objek dan peubah dalam satu gambar. Analisis Biplot bersifat deskriptif dengan dimensi dua yang dapat menyajikan secara visual segugus objek dan peubah dalam satu grafik. Grafik yang dihasilkan dari Biplot ini merupakan grafik yang berbentuk bidang datar. Dengan penyajian seperti ini, ciri-ciri peubah dan objek pengamatan serta posisi relatif antara objek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis.

(16)

5

Hal penting yang bisa didapatkan dari tampilan Biplot adalah (Sartono dkk (2003) dalam Mattjik 2011) :

1. Kedekatan antar objek yang diamati 2. Keragaman peubah

3. Korelasi antar peubah

4. Nilai peubah pada suatu objek

Pada karya ilmiah ini, pemetaan Biplot digunakan untuk memperoleh gambaran posisi nilai indeks ketaksesuaian antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan pada setiap wilayah, dengan peubah mata pelajaran dan objek wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat.

METODE

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPKPMP) di Kementerian Pendidikan Nasional pada bulan November 2012. Adapun tahapan-tahapan metode analisis data yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Membuat tabel ketaksesuaian mengajar yang diperoleh dari latar belakang pendidikan guru, slenajutnya akan disebut jurusan, dan mata pelajaran. 2. Melakukan eksplorasi data (melihat dan menghapus data tak lengkap) pada

setiap data individu guru.

3. Membuat tabel silang dan memperbaiki data pada peubah jurusan maupun mata pelajaran.

4. Menghitung jumlah guru yang mengajar untuk seluruh mata pelajaran dan per mata pelajaran.

5. Membuat tabel nilai bobot ketaksesuaian.

6. Menghitung dan mengurutkan nilai indeks ketaksesuaian mengajar seluruh mata pelajaran dan per mata pelajaran di setiap kabupaten dan kota.

7. Melakukan pemetaan nilai indeks ketaksesuaian dengan menggunakan analisis Biplot pada peubah mata pelajaran dan objek wilayah Kabupaten dan Kota.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksplorasi Data

Provinsi Jawa Barat terdiri dari 26 Kabupaten dan Kota yang memiliki guru pada tingkat SMA sebanyak 24.922 orang. Pada keseluruhan data, masih terdapat guru yang tidak melengkapi data yang selanjutnya akan disebut dengan data tak lengkap. Data tak lengkap pada eksplorasi data ini terdapat pada peubah jurusan maupun mata pelajaran. Eksplorasi data pada jumlah guru dilakukan salah satunya untuk melihat banyaknya data tak lengkap guru di beberapa kabupaten dan kota.

(17)

6

Data guru yang tak lengkap terdapat sebanyak 7.934 guru. Data tak lengkap yang melebihi 20% terjadi di 7 kabupaten dan kota. Data tersebut kemudian tidak akan diikutsertakan pada analisis selanjutnya. Wilayah yang terdapat data tak lengkap tersebut yaitu Kabupaten Cianjur, Cirebon, Majalengka, Kota Bogor, Cirebon, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Oleh sebab itu, analisis selanjutnya hanya mencakup Kabupaten dan Kota yang memiliki data tak lengkap kurang dari 20%. Dari hasil eksplorasi data, didapatkan 19 kabupaten dan kota yang memiliki data tak lengkap dengan persentase kurang dari 20% yang dapat dilihat di Lampiran 1.

Kabupaten Karawang dan Sumedang memiliki data tak lengkap paling sedikit dibandingkan dengan wilayah lain. Guru SMA di Kabupaten Karawang berjumlah 534 orang dengan guru yang tidak melengkapi data sebanyak 14 guru. Sedangkan guru SMA di Kabupaten Sumedang berjumlah 607 orang dengan guru yang tidak melengkapi data sebanyak 24 guru.

Menurut Supriyanto, S.Pd, M.A, Kepala Sub Bagian Data dan Informasi, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa tidak tercantumnya beberapa data guru yang menyebabkan terjadinya data tak lengkap dikarenakan pengisian instrument data oleh operator sekolah tidak lengkap. Secara teknis, kepala sekolah mengumpulkan instrumen pendataan terkait siswa, guru, dan sekolah. Data tersebut kemudian diserahkan kepada operator yang bertugas mengunggah data ke sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Supriyanto menambahkan bahwa sistemnya bukan individu guru yang mengisi, tapi operator sekolah dikarenakan yang mempunyai akses yaitu operator.

Lampiran 2 menjelaskan data mengenai banyaknya guru yang mengajar pada setiap mata pelajaran di setiap wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Terlihat bahwa masih ada jumlah guru yang bertanda (-) pada sebagian mata pelajaran. Dengan kata lain, masih ada guru yang belum tersedia di sebagian mata pelajaran, ataupun disebabkan oleh data yang belum lengkap, seperti pada mata pelajaran Akuntansi yang masih belum tersedianya guru di wilayah Kabupaten Sumedang dan Kota Depok. Selain itu, pada lampiran tersebut terlihat juga bahwa guru mengajar mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia jumlahnya paling banyak (1633 dan 1552 guru). Sedangkan guru Antropologi dan Akuntansi jumlahnya paling sedikit (15 dan 80 guru).

Nilai Indeks Ketaksesuaian

Pembuatan tabel ketaksesuaian mengajar diperlukan untuk mengetahui seberapa banyaknya guru yang mengalami ketaksesuaian mengajar. Seorang guru disebut sesuai mengajar apabila memenuhi salah satu syarat berikut ini :

1. Mengasuh mata pelajaran yang sama dengan latar belakang pendidikannya dan minimal bergelar Sarjana (S1).

2. Masih disebut sesuai mengajar mata pelajaran walaupun mempunyai lebih dari satu gelar kesarjanaan yang berbeda, asalkan salah satunya bergelar sama dengan mata pelajaran yang diasuhnya.

3. Untuk guru yang mempunyai tingkatan gelar lebih dari S1 masih disebut sesuai mengajar mata pelajaran, asalkan salah satunya bergelar sama dengan mata pelajaran yang diasuhnya.

(18)

7

Lampiran 3 menunjukkan nilai indeks ketaksesuaian seluruh mata pelajaran dan per mata pelajaran pada setiap wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Terlihat bahwa masih terdapat guru yang belum tersedia untuk mengajar pada beberapa mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut yaitu Akuntansi di Kabupaten Sumedang, dan Kota Depok; Antropologi di Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Garut, Ciamis, Kuningan, Subang, Purwakarta, Karawang, Kota Depok, Cimahi, dan Banjar; Bahasa Daerah di Kabupaten Indramayu; Mulok di Kabupaten Sumedang; dan TIK di Kabupaten Karawang dan Kota Banjar.

Nilai indeks ketaksesuain untuk seluruh mata pelajaran berbeda dengan nilai indeks ketaksesuaian untuk per mata pelajaran, hal ini dikarenakan perhitungan nilai indeks pada rumusan yang berbeda pula. Pada tabel nilai indeks ketaksesuain di Lampiran 2 terlihat bahwa untuk seluruh mata pelajaran, nilai tengah dari indeks ketaksesuaian sebesar 0.00793 dengan nilai indeks minimum yaitu sebesar 0.00019 dan nilai indeks maksimum sebesar 0.00043. Sedangkan untuk per mata pelajaran, nilai tengah dari indeks ketaksesuaian sebesar 0.00032 dengan nilai indeks minimum yaitu sebesar 0.00000 dan nilai indeks maksimum yaitu sebesar 0.03704.

Kategori Indeks Ketaksesuaian

Tahapan selanjutnya yaitu indeks ketaksesuaian akan dikelompokkan ke dalam empat kategori. Pembagian kategori tersebut dapat diperbandingkan antara tinggi atau tidaknya ketaksesuaian guru mengajar. Tabel 1 merupakan tabel indeks dan selang ketegori indeksnya. Nilai indeks ketaksesuaian yang terbagi menjadi empat kategori yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, dan Tinggi. Kategori Sangat Rendah menunjukan bahwa kesesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diasuh sudah baik. Sedangkan kategori Tinggi mengandung arti bahwa masih banyak kejadian guru mengasuh mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

Pembagian kategori tersebut berdasarkan metode kuartil. Menurut Walpole (2005), kuartil adalah nilai-nilai yang membagi gugus amatan menjadi 4 bagian sama besar. Nilai-nilai tersebut dilambangkan dengan Q1, Q2, dan Q3. Mempunyai sifat bahwa 25% data kurang dari nilai Q1, 50% data berada kurang dari nilai Q2, dan 75% data kurang dari Q3.

Tabel 2 Kriteria pengelompokkan untuk seluruh mata pelajaran

Batasan Nilai Kategori

I < 0.000271 (Q1) Sangat Rendah 0.000271 (Q1) ≤ I < 0.000308 (Q2) Rendah 0.000308 (Q2) ≤ I < 0.000355 (Q3) Sedang

I ≥ 0.000355 (Q3) Tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa jika nilai indeks kurang dari Q1 yang bernilai 0.000271 maka dimasukan ke dalam kategori Sangat Rendah, nilai indeks di antara nilai Q1 (0.000271) dan Q2 (0.000308) dimasukan pada kategori Rendah, nilai indeks di antara nilai Q2 (0.000308) dan Q3 (0.000355) dimasukan pada

(19)

8

kategori Sedang, dan nilai indeks lebih dari Q3 (0.000355) dimasukan ke dalam kategori Tinggi.

Gambar 2 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian Seluruh Mata Pelajaran Dari gambar di atas dilihat bahwa jumlah persentase kategori indeks ketaksesuaian untuk seluruh mata pelajaran. Nilai persentase untuk kategori sangat rendah yaitu sebesar 26 %, terdapat di Kabupaten Bandung, Bogor, Kota Bandung, Bekasi, dan Cimahi. Nilai persentase untuk kategori rendah sebesar 16 %, terdapat di Kabupaten Sumedang, Tasikmalaya, dan Bekasi. Nilai persentase untuk kategori sedang yaitu sebesar 32 %, terdapat di Kabupaten Garut, Subang, Karawang, Ciamis, Bandung Barat, dan Kota Depok. Sedangkan nilai persentase untuk kategori tinggi yaitu sebesar 26 %, terdapat di Kabupaten Sukabumi, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, dan Kota Banjar. Pada gambar di atas tidak mengalami pembagian keempat kategori sama besar yakni 25%, disebabkan pada data tersebut ada nilai indeks yang sama, yaitu nilai indeks bernilai 0.00025 sebanyak 2 dan 0.00031 sebanyak 3 nilai. Hal ini mempengaruhi jumlah pada kategori Rendah dan Sedang.

Tabel 3 Kriteria pengelompokkan untuk per mata pelajaran

Batasan Nilai Kategori

I < 0.00321 (Q1) Sangat Rendah 0.00321 (Q1) ≤ I < 0.00610 (Q2) Rendah 0.00610 (Q2) ≤ I < 0.01102 (Q3) Sedang

I ≥ 0.01102 (Q3) Tinggi

Tabel 3 merupakan tabel kriteria indeks dan selang ketegori indeksnya untuk masing-masing pelajaran. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jika nilai indeks kurang dari Q1 yang bernilai 0.00321 maka dimasukan ke dalam kategori Sangat Rendah, nilai indeks di antara nilai Q1 (0.00321) dan Q2 (0.00610) dimasukan pada kategori Rendah, nilai indeks di antara nilai Q2 (0.00610) dan Q3 (0.01102) dimasukan pada kategori Sedang, dan nilai indeks lebih dari Q3 dimasukan ke dalam kategori Tinggi.

Gambar di bawah ini menunjukkan nilai persentase kategori indeks ketaksesuaian per mata pelajaran pada setiap wilayah di Provinsi Jawa Barat. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa mata pelajaran yang mengalami ketaksesuaian mengajar pada kategori tinggi terdapat pada mata pelajaran Antropologi, Bahasa Daerah, Muatan Lokal, Sosiologi, dan TIK.

Sangat Rendah 26% Rendah 16% Sedang 32% Tinggi 26%

(20)

9

Gambar 3 Persentase Kategori Indeks Ketaksesuaian per Mata Pelajaran Guru Antropologi yang mengalami ketaksesuaian terdapat di kabupaten Tasikmalaya, Indramayu, Bekasi, Bandung Barat, dan Kota Bekasi. Guru Bahasa Daerah yang mengalami ketaksesuaian terdapat di kabupaten Bogor, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Kuningan, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, kota Bekasi, Depok, dan Banjar. Guru Muatan Lokal yang mengalami ketaksesuaian terdapat di semua wilayah kecuali di kabupaten Sumedang. Guru Sosiologi yang mengalami ketaksesuaian terdapat di semua wilayah kecuali kabupaten Bekasi dan Kota Banjar. Dan guru Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengalami ketaksesuaian terdapat di kabupaten Sukabumi, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Subang, Purwakarta, Bandung Barat, kota Depok dan Cimahi.

Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian

Pada karya ilmiah ini, tahapan selanjutnya yaitu menggambar dan menjelaskan pemetaan Biplot dari nilai indeks ketaksesuaian tersebut. Biplot dapat digunakan untuk melihat hubungan korelasi antar peubah, peubah dengan objek, dan keragaman peubah. Peubah yang digunakan yaitu mata pelajaran dengan objek amatan wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Gambar di bawah menjelaskan untuk seluruh peubah mata pelajaran. Terlihat nilai keragaman sumbu utama 1 yaitu sebesar 33.0 % dengan rasio skala sebesar 0.02 dan sumbu utama 2 sebesar 25.5 % dengan rasio skala sebesar 0.02, sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu tersebut yaitu sebesar 58.5 %. Hal ini berarti bahwa gambar Biplot dibawah hanya mampu memberikan informasi sebesar 58.5 % dari seluruh informasi data nilai indeks ketaksesuaian. 0% 20% 40% 60% 80% 100% Ak u n tan si An tr o p o lo g i B .A sin g B .D ae rah B .I n d o n esia B .I n g g ris BK B io lo g i E k o n o m i Fi sik a Geo g raf i Kes en ian Kim ia Ma tem atik a Mu lo k Ag am a Pen jas k es PP Kn Sej ar ah So si o lo g i TIK Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

(21)

10

Gambar 4 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Seluruh Mata Pelajaran Mata pelajaran Sosiologi memiliki keragaman paling tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk mata pelajaran tersebut, nilai indeks ketaksesuaian pada masing-masing objek wilayah berbeda jauh dari nilai rataannya. Hal ini berarti terdapat banyak guru Sosiologi yang mengalami permasalahan ketaksesuaian mengajar. Sedangkan mata pelajaran yang memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Bimbingan Konseling dengan PPKn, Bahasa Inggris dengan Fisika, serta Biologi dengan Kimia. Hal ini berarti nilai indeks ketaksesusaian antar mata pelajaran tersebut tidaklah jauh berbeda yang satu dengan lainnya.

Pada gambar 4 terlihat ada lima pengelompokan wilayah yang cukup jelas. Kelompok pertama yaitu Kabupaten Indramayu (9), Sukabumi (2), dan Kuningan (8). Kelompok kedua yaitu Kabupaten Tasikmalaya (6), Ciamis (7), Purwakarta (11), dan Karawang (12). Kelompok ketiga yaitu Kabupaten Sumedang (4), Garut (5), Subang (10), Bandung Barat (14). Kelompok keempat yaitu Kabupaten Bogor (1), Bandung (3), Kota Bandung (15), Bekasi (16), Depok (17), dan Cimahi (18). Kelompok kelima yaitu Kabupaten Bekasi (13), dan Kota Banjar (19).

Berdasarkan sifat karakteristik peubah, kelompok pertama memiliki nilai indeks ketaksesuaian yang tinggi pada mata pelajaran Agama dan nilai indeks ketaksesuaian yang rendah pada mata pelajaran Bimbingan Konseling, Kesenian, dan PPKn. Kelompok kedua memiliki nilai indeks ketaksesuaian tinggi pada mata pelajaran Agama dan nilai indeks ketaksesuaian rendah pada mata pelajaran Bahasa Asing, Geografi, dan Penjaskes. Kelompok ketiga memiliki nilai indeks ketaksesuaian tinggi pada mata pelajaran Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, Kimia dan nilai indeks ketaksesuaian rendah pada mata pelajaran Sosiologi. Kelompok keempat memiliki nilai indeks ketakseuaian tinggi pada mata pelajaran Bahasa Asing, Bahasa Indonesia, Bimbingan Konseling, Geografi, Kesenian, Penjaskes, PPKn, dan nilai indeks ketaksesuaian rendah pada mata pelajaran Agama. Dan terakhir yaitu kelompok lima memiliki nilai indeks ketaksesuaian tinggi pada mata pelajaran Sosiologi dan nilai indeks ketaksesuaian rendah pada Bahasa Inggris, Biologi, Ekonomi, Fisika, Kimia, dan Sejarah.

(22)

11

Gambar 5 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk jurusan IPA

Gambar di atas merupakan gambar Biplot kedua yang menjelaskan peubah mata pelajaran yang terdapat pada jurusa IPA di SMA. Keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 yaitu sebesar 49.8 % dengan rasio skala sebesar 0.01 dan sumbu utama 2 sebesar 18.3 % dengan rasio skala sebesar 0.02, sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu tersebut yaitu sebesar 68.1 %. Mata pelajaran Fisika memiliki keragaman paling tinggi dibandingankan dengan mata pelajaran lainnya . Sedangkan mata pelajaran yang memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris dengan Kimia.

Gambar 6 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk jurusan IPS

Gambar di atas merupakan gambar Biplot ketiga yang menjelaskan peubah mata pelajaran yang terdapat pada jurusan IPS di SMA. Keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 yaitu sebesar 43.0 % dengan rasio skala sebesar 0.02 dan sumbu utama 2 sebesar 24.3 % dengan rasio skala sebesar 0.02, sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu tersebut yaitu sebesar 67.3 %. Mata pelajaran Sosiologi memiliki keragaman paling tinggi dibandingankan dengan mata pelajaran lainnya. Sedangkan mata pelajaran yang

(23)

12

memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama dengan Bahasa Inggris, dan mata pelajaran PPKn dengan Sosiologi.

Gambar 7 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk jurusan BAHASA Gambar di atas merupakan gambar Biplot keempat yang menjelaskan peubah mata pelajaran yang terdapat pada jurusan BAHASA di SMA dengan objek wilayah. Keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 yaitu sebesar 50.9 % dengan rasio skala sebesar 0.02 dan sumbu utama 2 sebesar 25.3% dengan rasio skala sebesar 0.02, sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu tersebut yaitu sebesar 76.2 %. Mata pelajaran Bahasa Asing memiliki keragaman paling tinggi dibandingankan dengan mata pelajaran lainnya. Sedangkan mata pelajaran yang memiliki korelasi positif tinggi yaitu mata pelajaran Sejarah dengan Bahasa Inggris.

SIMPULAN

Nilai indeks ketaksesuaian terbagi dua bagian yaitu keseluruhan mata pelajaran dan masing-masing mata pelajaran yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Nilai indeks ketaksesuaian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, dan Tinggi. Untuk keseluruhan mata pelajaran, wilayah yang termasuk kategori tinggi yaitu Kabupaten Sukabumi, Ciamis, Kuningan, Indramayu, Purwakarta, dan Kota Banjar. Sedangkan untuk setiap mata pelajaran yang termasuk kategori indeks ketaksesuaian tinggi yaitu Antropologi di lima wilayah, Bahasa Daerah di dua belas wilayah, Muatan Lokal terdapat pada semua wilayah kecuali Kabupaten Sumedang, Sosiologi terdapat pada semua wilayah kecuali Kabupaten Bekasi dan Kota Banjar, dan TIK terdapat pada sebelas wilayah. Hal ini berarti bahwa pada wilayah tersebut masih terdapat guru yang mengalami kateksesuaian mengajar.

(24)

13

SARAN

Pada penelitian ini, masih terdapat banyak kelemahan data yang dialami, terutama data guru yang masih belum lengkap. Serta penyajian data yang tidak cepat pada operator setiap sekolah SMA, khususnya pada tujuh wilayah yang mengalami data guru tak lengkap di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, penentuan nilai bobot masih belum baik, dikarenakan belum ada sumber maupun penelitian yang membahas menganai nilai bobot untuk nilai indeks ketaksesuaian. Semoga hal ini menjadi bahan evaluasi untuk melakukan analisis ketaksesuaian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Darma S. 2012.“Jangan Pernah Merampok Masa Depan Anak”. Media Informasi dan Komunikasi PTK Pendidikan Menengah Ed ke-3. Jakarta (ID). PTK-DIKMEN. Hal 9-10.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA).

Komarudin. 2006. Pengembangan Prototipe Sistem Penunjang Keputusan Pada Direktorat Tenaga Kependidikan [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan

SAS. Bogor (ID) : IPB Press.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 Tentang Guru. Walpole RE. 2005. Pengantar Statistika. Ed ke-3. Jakarta (ID). Gramedia.

(25)

14

Lampiran 1 Guru dan Data Tak Lengkap No Kabupaten dan Kota Total guru Jumlah Guru

yang Terdata Data Tak Lengkap Persentase Data Lengkap (%) 1 Kab. Bandung 1655 1481 174 89

2 Kab. Bandung Barat 800 697 103 87

3 Kab. Bekasi 1204 971 233 81 4 Kab. Bogor 1538 1332 206 87 5 Kab. Ciamis 973 861 112 88 6 Kab. Cianjur 807 6 801 1 7 Kab. Cirebon 1099 10 1089 1 8 Kab. Garut 1381 1283 98 93 9 Kab. Indramayu 796 745 51 94 10 Kab. Karawang 534 520 14 97 11 Kab. Kuningan 870 780 90 90 12 Kab. Majalengka 761 6 755 1 13 Kab. Purwakarta 557 495 62 89 14 Kab. Subang 772 681 91 88 15 Kab. Sukabumi 984 793 191 81 16 Kab. Sumedang 607 583 24 96 17 Kab. Tasikmalaya 781 658 123 84 18 Kota Bandung 3072 2699 373 88 19 Kota Banjar 177 165 12 93 20 Kota Bekasi 1358 1166 192 86 21 Kota Bogor 1196 5 1191 1 22 Kota Cimahi 600 537 63 90 23 Kota Cirebon 689 2 687 1 24 Kota Depok 528 490 38 93 25 Kota Sukabumi 427 11 416 3 26 Kota Tasikmalaya 756 11 745 1

(26)

15

Lampiran 2 Jumlah Guru per Mata Pelajaran di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah Mata Pelajaran

Akuntansi Antropologi B.Asing B.Daerah B.Indonesia B.Inggris BK Biologi Ekonomi Fisika Geografi

1 Kab. Bogor 6 2 42 12 122 127 62 106 112 69 54 2 Kab. Sukabumi 1 - 29 12 70 68 31 51 63 31 29 3 Kab. Bandung 5 2 64 20 143 110 84 98 128 80 65 4 Kab. Sumedang - - 14 4 56 44 35 48 45 38 27 5 Kab. Garut 4 - 39 17 131 113 82 94 84 79 46 6 Kab. Tasikmalaya 8 1 28 11 62 61 29 61 53 31 26 7 Kab. Ciamis 5 - 15 9 82 88 56 76 70 47 34 8 Kab. Kuningan 2 - 12 11 80 64 41 64 86 34 32 9 Kab. Indramayu 2 4 18 - 64 77 33 62 70 46 27 10 Kab. Subang 2 - 14 6 69 47 34 46 58 39 30 11 Kab. Purwakarta 2 - 17 11 46 42 22 32 46 22 22 12 Kab. Karawang 1 - 2 2 43 40 31 47 47 34 28 13 Kab. Bekasi 3 1 35 7 73 82 55 64 95 56 43

14 Kab. Bandung Barat 1 1 26 11 67 63 41 46 65 34 25

15 Kota Bandung 26 3 74 34 242 217 174 233 221 210 90 16 Kota Bekasi 6 1 35 7 107 106 66 77 101 70 38 17 Kota Depok - - 10 5 38 50 26 34 47 28 20 18 Kota Cimahi 5 - 18 9 42 44 29 43 43 33 17 19 Kota Banjar 1 - 3 1 15 16 9 15 14 10 6 Total 80 15 495 189 1552 1459 940 1297 1448 991 659 15

(27)

16

Lampiran 2 Jumlah Guru per Mata Pelajaran di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah

Mata Pelajaran

Jumlah Kesenian Kimia Matematika Muatan Lokal Pendidikan

Agama Penjaskes PPKn Sejarah Sosiologi TIK

1 Kab. Bogor 46 78 123 17 102 50 76 49 51 26 1332 2 Kab. Sukabumi 22 49 66 20 48 40 55 44 38 26 793 3 Kab. Bandung 44 86 135 37 90 61 88 64 55 22 1481 4 Kab. Sumedang 16 44 73 - 27 34 33 24 19 2 583 5 Kab. Garut 42 75 136 28 58 58 73 50 47 27 1283 6 Kab. Tasikmalaya 19 29 61 8 38 32 24 45 18 13 658 7 Kab. Ciamis 28 43 76 9 39 45 37 50 36 16 861 8 Kab. Kuningan 29 41 74 10 45 40 39 34 27 15 780 9 Kab. Indramayu 19 44 76 7 57 34 39 31 26 9 745 10 Kab. Subang 23 40 66 9 40 42 50 29 22 15 681 11 Kab. Purwakarta 18 29 48 12 27 24 28 16 17 14 495 12 Kab. Karawang 16 41 63 1 32 29 24 26 13 - 520 13 Kab. Bekasi 23 69 88 16 65 48 52 47 30 19 971

14 Kab. Bandung Barat 16 45 62 20 40 28 42 31 24 9 697

15 Kota Bandung 85 187 256 24 123 130 157 91 82 40 2699 16 Kota Bekasi 33 80 120 13 87 43 63 49 37 27 1166 17 Kota Depok 12 27 49 10 27 22 32 22 21 10 490 18 Kota Cimahi 22 37 49 3 25 31 32 29 16 10 537 19 Kota Banjar 6 11 12 5 10 8 9 10 4 - 165 Total 519 1055 1633 249 980 799 953 741 583 300 16937 16

(28)

17

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

1 Akuntansi 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Antropologi 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 Bahasa Asing 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 Bahasa Daerah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 5 Bahasa Indonesia 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 Bahasa Inggris 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 Bimbingan Konseling 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Biologi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Ekonomi 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Fisika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Geografi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Kesenian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 Kimia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Matematika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 Muatan Lokal 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 Pendidikan Agama 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Penjaskes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 PPKn 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 Sejarah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 Sosiologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 TIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17

(29)

18

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

22 Administrasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Agribisnis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Agronomi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Ahwal Syakhsiah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26 Arkeologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 Astronomi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 Dakwah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Desain 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 30 Dikbasasinda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 Evaluasi Pendidikan 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 Farmasi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 33 Filsafat 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 34 GMSK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 Hubungan Internasional 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 Ilmu Hukum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 37 Ilmu Kelautan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 Ilmu Komunikasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 39 Ilmu Lingkungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40 Ilmu Material 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41 Ilmu Pemerintahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 42 IPA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 18

(30)

19

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

43 IPS 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 44 Ilmu Tanah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45 Jurnalistik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 46 Kedokteran Hewan 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 47 Kehutanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 48 Keperdataan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 49 Kesejahteraan Sosial 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 50 Koperasi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 51 Lainnya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 52 Manajemen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 53 Marketing 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

54 Pariwisata dan Perhotelan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 Pendidikan Dunia Usaha 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

56 PEP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 57 Perbankan 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 58 Peikanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59 Perpustakaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 60 Pertanian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 61 Peternakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 62 PGSD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 63 PGTK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

(31)

20

Lampiran 3 Penentuan Nilai Pembobot (Wij)

No Latar Belakang

Pendidikan

Mata Pelajaran

AKU ANT BAS BDR BIN BIG BK BIO EKO FIS GEO KES KIM MTK MLK PAI PJOK PPKn SEJ SOS TIK

64 Planologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

65 Pendidikan Luar Biasa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

66 Pendidikan Luar Sekolah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

67 Politik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 68 Psikologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 69 Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 70 Tafsir Hadits 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 71 Tata Boga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 72 Tata Busana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 73 Tata Negara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 74 Tata Niaga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 75 Teknik Gas/Kimia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 76 Teknik Industri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 77 Teknik Informatika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 78 Teknik Komputer 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 79 Teknik Lingkungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

80 Teknik Listrik / Elektro 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

81 Teknik Mesin / Otomotif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

82 Teknik Pangan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

83 Teknik Sipil / Arsitektur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

84 Theologi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

(32)

21

Lampiran 4 Nilai Indeks Ketaksesuaian di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah Mata Pelajaran

Akuntansi Antropologi B.Asing B.Daerah B.Indonesia B.Inggris BK Biologi Ekonomi Fisika Geografi 1 Kab. Bogor 0.00781 0.00781 0.00366 0.01410 0.00315 0.00363 0.00630 0.00552 0.00544 0.00453 0.00810 2 Kab. Sukabumi 0.00000 - 0.01049 0.01630 0.00683 0.00543 0.01219 0.00469 0.00529 0.00631 0.01049 3 Kab. Bandung 0.00000 0.00781 0.00415 0.00625 0.00219 0.00256 0.00624 0.00207 0.00622 0.00471 0.00546 4 Kab. Sumedang - - 0.00174 0.00610 0.00610 0.00055 0.01071 0.00254 0.01000 0.00642 0.00542 5 Kab. Garut 0.00000 - 0.00942 0.01321 0.00343 0.00217 0.01092 0.00282 0.00868 0.00554 0.00799 6 Kab. Tasikmalaya 0.00321 0.02500 0.00893 0.02045 0.00202 0.00328 0.01638 0.00451 0.00645 0.00645 0.00769 7 Kab. Ciamis 0.00000 - 0.01138 0.01084 0.00268 0.00249 0.01307 0.00289 0.01429 0.00727 0.00287 8 Kab. Kuningan 0.00000 - 0.00833 0.01364 0.00500 0.00391 0.01524 0.00273 0.00894 0.00882 0.01016 9 Kab. Indramayu 0.02564 0.02500 0.01111 - 0.00352 0.00325 0.01554 0.00806 0.01536 0.00761 0.00741 10 Kab. Subang 0.00000 - 0.00595 0.01736 0.00483 0.00532 0.00939 0.00453 0.00898 0.00534 0.00833 11 Kab. Purwakarta 0.00000 - 0.00452 0.01166 0.00167 0.00305 0.01316 0.00801 0.00744 0.00614 0.01555 12 Kab. Karawang 0.00000 - 0.01429 0.01429 0.00532 0.00429 0.00949 0.00304 0.01641 0.00504 0.00408 13 Kab. Bekasi 0.00000 0.01923 0.00769 0.01648 0.00395 0.00422 0.00891 0.00631 0.01154 0.00618 0.00671 14 Kab. Bandung Barat 0.00000 0.02564 0.00385 0.00682 0.00410 0.00238 0.01126 0.00272 0.00671 0.00515 0.00900 15 Kota Bandung 0.00218 0.00629 0.00175 0.00545 0.00230 0.00205 0.00672 0.00230 0.00640 0.00266 0.00398 16 Kota Bekasi 0.00347 0.02083 0.00466 0.01749 0.00153 0.00424 0.00253 0.00530 0.00887 0.00536 0.00913 17 Kota Depok - - 0.00208 0.01250 0.00329 0.00208 0.00245 0.00735 0.00887 0.00744 0.00729 18 Kota Cimahi 0.00000 - 0.00000 0.00309 0.00132 0.00379 0.00788 0.00258 0.01421 0.00433 0.00000 19 Kota Banjar 0.00000 - 0.00000 0.03571 0.00494 0.00926 0.01282 0.00988 0.01323 0.01852 0.00617 21

(33)

22

Lampiran 4 Nilai Indeks Ketaksesuaian di Provinsi Jawa Barat

No Wilayah Mata Pelajaran Seluruh

Mapel Kesenian Kimia Matematika Mulok Agama Penjaskes PPKn Sejarah Sosiologi TIK

1 Kab. Bogor 0.00769 0.00260 0.00525 0.01471 0.00597 0.00338 0.00564 0.00659 0.01225 0.00355 0.00026 2 Kab. Sukabumi 0.01186 0.00311 0.00626 0.02222 0.00453 0.00870 0.01067 0.01285 0.01831 0.01505 0.00043 3 Kab. Bandung 0.00505 0.00185 0.00185 0.01436 0.00469 0.00205 0.00584 0.00537 0.01299 0.00994 0.00020 4 Kab. Sumedang 0.00457 0.00000 0.00167 - 0.00452 0.00287 0.00739 0.00610 0.01926 0.02381 0.00028 5 Kab. Garut 0.00680 0.00408 0.00375 0.02009 0.00281 0.00141 0.00531 0.00776 0.01817 0.01587 0.00031 6 Kab. Tasikmalaya 0.00789 0.00086 0.00164 0.02564 0.00066 0.00469 0.01250 0.00333 0.02222 0.01538 0.00029 7 Kab. Ciamis 0.01220 0.00397 0.00353 0.02500 0.00313 0.00217 0.01252 0.00244 0.02014 0.02134 0.00035 8 Kab. Kuningan 0.01552 0.00305 0.00304 0.02308 0.00389 0.00563 0.01154 0.00809 0.02130 0.01167 0.00038 9 Kab. Indramayu 0.01316 0.00227 0.00230 0.02500 0.00263 0.00588 0.00962 0.00565 0.01538 0.00278 0.00037 10 Kab. Subang 0.00362 0.00313 0.00379 0.01891 0.00260 0.00645 0.00739 0.00503 0.01741 0.01389 0.00032 11 Kab. Purwakarta 0.00855 0.00091 0.00321 0.02193 0.00380 0.00427 0.00824 0.01122 0.02262 0.01648 0.00036 12 Kab. Karawang 0.00714 0.00279 0.00272 0.02941 0.00268 0.00788 0.00952 0.00769 0.01978 - 0.00034 13 Kab. Bekasi 0.01003 0.00390 0.00240 0.01838 0.00414 0.00361 0.00777 0.00491 0.00962 0.00516 0.00030 14 Kab. Bandung Barat 0.01250 0.00278 0.00403 0.02436 0.00375 0.00268 0.00476 0.00806 0.02188 0.02222 0.00031 15 Kota Bandung 0.00741 0.00202 0.00282 0.01651 0.00414 0.00242 0.00543 0.00448 0.01243 0.00509 0.00019 16 Kota Bekasi 0.00928 0.00208 0.00374 0.02083 0.00281 0.00142 0.00810 0.00500 0.01600 0.00756 0.00025 17 Kota Depok 0.00347 0.00158 0.00340 0.02128 0.00694 0.00379 0.00911 0.00189 0.01190 0.01250 0.00031 18 Kota Cimahi 0.00884 0.00077 0.00283 0.02857 0.00444 0.00000 0.00434 0.00670 0.02083 0.01111 0.00025 19 Kota Banjar 0.01235 0.01347 0.00309 0.03704 0.00370 0.00000 0.00823 0.01111 0.00000 - 0.00051 22

(34)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Sukabumi pada tanggal 04 September 1989 dari pasangan Bapak H.Ganda Jayadi Saputra, SPd dan Ibu Hj.Nasah Nafsiah, SPd. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara

Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri Situgede Sukabumi, kemudian melanjutkan studi di MTs Pesantren Assalaam Parungkuda hingga tahun 2004. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA Pesantren Hayatan Thayyibah Sukabumi dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) sebagai mahasiswa Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama di IPB penulis aktif pada kepanitiaan Acara kampus, diantaranya yaitu Statistika Ria, Welcome Ceremony Statistics, dan Pesta Sains Nasional. Penulis menjalankan tugas Praktek Lapang di Kemendiknas selama dua bulan sebagai staf perencanaan.

Gambar

Tabel 1 Pengelompokan Mata Pelajaran Wajib dan Peminatan  Mata Pelajaran
Gambar 1 Keterkaitan Ilmu Pengetahuan
Gambar 4 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk Seluruh Mata Pelajaran  Mata  pelajaran  Sosiologi  memiliki  keragaman  paling  tinggi
Gambar 5 Pemetaan Biplot Indeks Ketaksesuaian untuk jurusan IPA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jika semua tahap di atas telah Anda lakukan, silahkan klik cari tiket untuk melanjutkan pencarian travel yang diinginkan..4. Akan muncul hasil pencarian travel beserta rute

(2) Bagi Peneliti Selanjutnya Penerapan model pembelajaran sentra seni memberikan hasil terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B TK Tarbiyatul Wathon

Selain itu cerita dalam komik disusun berdasarkan langkah-langkah Problem Based Learning, yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,

Yangmanaar t i nyamedi avi deopembel aj ar an i nidi nyat akan l ayak dan ef ekt i fdi gunakan dal am pr oses pembel aj ar an sesuaidengan t uj uan pembel aj ar an dan sesuai dengan

Dalam pengelompokkan responden berdasarkan suku adalah jenis suku para responden yang menilai persepsi masyarakat terhadap kesenian kuda lumping di Desa Batang

Uji t-test yang dilakukan menunjukkan bahwa ada tidak ada perbedaan yang signifikan (p&gt;0.05) antara asupan protein hewani pada kelompok contoh yang

Namun dalam teologi Calvin, hukum Taurat masih terus berperan bagi orang yang berada di

 Di dalam substansi flsafat (baca: fsafat pendidikan) terdiri atas apa yang diyakini guru mengenai pendidikan,..  merupakan kumpulan prinsip yang