• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jumirah | 48 FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

(STUDI KASUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE)

Jumirah

Pendidikan Sosiologi FIS–UNM ABSTRAK

Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene. Hasil penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene menunjukkan bahwa implementasi kurikulum 2013 yaitu pelatihan guru mengenai kurikulum 2013, penyediaan buku siswa dan buku pegangan guru, penguatan manajemen dan budaya sekolah serta peran pemerintah dalam pengawasan dan evaluasi. Sedangkan faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene, yaitu minimnya sarana dan prasarana yang disediakan pihak sekolah, kurangnya pelatihan bagi guru mengenai kurikulum 2013, kurangnya perhatian orang tua siswa, kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta guru belum siap dan masih bingung dengan standar proses yang harus dipenuhi.

Kata kunci: Faktor, Implementasi, Kurikulum 2013, Sosiologi ABSTRACT

Implementation of this study aims to determine the implementation of the 2013 curriculum in the subjects of sociology at SMAN 2 Pangkajene and to determine the factors inhibiting the implementation of the curriculum in 2013 on the subjects of sociology at SMAN 2 Pangkajene. The results of the study on the implementation of the curriculum in 2013 at SMAN 2 Pangkajene shows that curriculum implementation in 2013 is training teachers on curriculum in 2013, provision of student books and teacher handbooks, strengthening school management and culture and the role of government in monitoring and evaluation. While the factors inhibiting the implementation of the curriculum in 2013 on the subjects of sociology at SMAN 2 Pangkajene, namely lack of infrastructure and facilities provided by the school, lack of training for teachers on curriculum in 2013, lack of attention of parents, lack of involvement of the student in the learning process and the teacher is not ready and still confused with the standard that must be met.

Keywords: Factors, Implementation, Curriculum 2013, Sociology PENDAHULUAN

Kurikulum sebagai media pembelajaran, memberikan makna terhadap proses belajar mengajar, sehingga timbul interaksi. Dari interaksi inilah yang akan mengantarkan pencapaian kompetensi. Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti sampai saat ini. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi perkembangan tuntutan dunia industri dan perkembangan Iptek yang akselerasinya sangat cepat. Tanpa adanya peningkatan kualitas dan penyeimbang, dalam dunia pendidikan akan

(2)

Jumirah | 49 terjebak pada situasi blunder yaitu munculnya keadaan dimana pendidikan justru menjadi beban masyarakat dan negara, akibat munculnya pengangguran dan pendidikan yang tidak produktif dan drilling (situasi yang cenderung sebatas menghafal dan mengajarkan hal yang tidak mendorong siswa produktif dan kreatif).

Implementasi Kurikulum 2013 menuntut guru untuk lebih sabar, penuh perhatian dan pengertian, serta mempunyai kreativitas dan penuh dedikasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Kondisi demikian akan menimbulkan rasa persahabatan antara guru dan siswa, sehingga mereka tidak canggung untuk bertanya jika mereka ada kesulitan. Tidak sedikit siswa di sekolah canggung untuk bertanya jika tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh gurunya, kebanyakan siswa memilih diam walaupun tidak memahami penjelasan guru. Pengertian kurikulum memang sangat beragam, baik dalam arti luas maupun arti sempit. Menurut Sukmadinata dalam Rahman (2012:3) yang mengatakan kurikulum merupakan “rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan dan perbuatan pendidikan”. Sedangkan menurut Hamalik (2013:16) “kurikulum adalah sejumlah mata ajar yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan”.

B. Alberty dalam TIM pengembang MKDP (2012:2) memandang “kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah sehingga kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan didalam kelas, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa diluar kelas”. Lebih lanjut Saylor dan Alexander dalam Hamid (2012:15) menganggap “kurikulum bukan sekedar mata pelajaran, melainkan termasuk proses pembelajaran dan usaha lain yang berkaitan dengan sekolah atau lembaga pendidikan”. Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Sedangkan Tanner dan Tanner dalam Hidayat (2011:9) menyatakan bahwa Kurikulum adalah pengalaman belajar yang direncanakan, dibimbing dan dimaksudkan sebagai hasil belajar, dirumuskan melalui rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis yang dibimbing sekolah bagi kesinambungan perkembangan kompetensi sosial pembelajar (siswa). Menurut Furchan dkk (2005:2) upaya untuk meningkatkan apa yang dibelajarkan menuntut “adanya kemampuan untuk menyusun suatu kurikulum yang relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, untuk itu kurikulum harus mampu mengakomodasikan semua informasi”.

Dari beberapa pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sistem pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran dengan tujuan mencapai pendidikan tertentu. Setelah mengetahui pengertian kurikulum, maka dapat diberikan pengertian kurikulum 2013. Dalam dokumen kurikulum 2013 (Kemendikbud. 2012:3) memberikan pengertian bahwa ”kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bertema kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi”. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran disuatu satuan atau jenjang pendidikan. Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan KTSP dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 didasari pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka. Pemerintah merancang untuk menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014. Kini kurikulum ini dilaksanakan dibeberapa lembaga pendidikan yang terpilih, namun realisasi dari pelaksanaan tersebut belum sepenuhnya karena ada beberapa faktor penghambat yang dihadapi guru sehingga menghambat dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Demikian juga yang dihadapi oleh para guru bidang studi sosiologi, yang menghadapi berbagai faktor

(3)

Jumirah | 50 penghambat dalam penerapan atau implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Sosiologi. Sehubungan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 (Studi Kasus Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang akan menganalisa dan menggambarkan faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sosiologi berdasarkan fakta-fakta data dan informasi yang ditemukan oleh peneliti dalam bentuk studi kasus. Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 2 Pangkajene yang merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Pangkep. Untuk memperoleh data-data yang akurat, maka dalam pemilihan informan dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling. Adapun yang menjadi informan yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru bidang studi sosiologi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan semua data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk disederhanakan demi mengabstraksi data. Kemudian merangkai data hasil penelitian untuk disajikan dan terakhir memberikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kurikulum 2013 yang diajarkan disekolah bertujuan menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam keseharian sehingga siswa tidak hanya memiliki pengetahuan saja tetapi dibarengi oleh keterampilan dan sikap yang menjadi karakter mereka. Hasil penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene disajikan sebagai berikut: Pemerintah yang mencanangkan kurikulum 2013 melakukan serangkaian pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam suksesnya implementasi kurikulum perlu diberikan pembekalan yang cukup dalam bentuk pelatihan. Demikian pula dengan hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai guru bidang studi sosiologi SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Marlina, S.Pd (37 Tahun), beliau menyatakan bahwa pernah mengikuti pelatihan mengenai kurikulum 2013 yang diadakan oleh pihak pemerintah. Pelatihan ini diadakan sebagai pembekalan dalam implementasi kurikulum 2013 yang diberlakukan disekolah tempat saya mengajar.

Dalam penerapan atau implementasinya seorang guru harus berpatokan pada buku paket untuk siswa dan buku pegangan guru yang telah disediakan oleh pemerintah. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai Wakasek bidang Kurikulum SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Arsyad, S.Pd (52 Tahun), beliau menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013, seorang guru bidang studi atau mata pelajaran haruslah berpedoman dengan buku paket agar tujuan yang dicanangkan dalam kurikulum 2013 tercapai dengan maksimal. Penyediaan buku paket untuk siswa dan buku pegangan guru oleh pemerintah sebagai patokan bagi guru dalam proses pembelajaran. Kualitas buku yang disediakan sudah dijamin sesuai dengan isi atau bahan ajar yang yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 memang disambut positif oleh pihak sekolah.

Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran. Kurikulum juga menentukan proses dan hasil

(4)

Jumirah | 51 pendidikan, maka dalam implementasi kurikulum 2013 dibutuhkan penguatan manajemen dalam dan budaya sekolah. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai guru bidang studi sosiologi SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Masriani, S.Pd (44 Tahun), beliau menyatakan bahwa pengelolaan atau manajemen sekolah haruslah diperkuat atau dikembangkan dalam penerapan atau implementasi kurikulum 2013. Penerapan atau implementasi kurikulum 2013 tidak lepas dari peran pemerintah, baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Peran pemerintah untuk memperlancar implementasi kurikulum 2013 yaitu melakukan pengawasan dan evaluasi. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 2 Pangkajene bernama Firdaus A. Noor, S.Pd, M.Si (53 Tahun), beliau menyatakan bahwa dalam implementasinya, pemerintah akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap sekolah yang menerapkan kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada subbab sebelumnya dapat diketahui implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene, meliputi pelatihan guru mengenai kurikulum 2013, penyediaan buku siswa dan buku pegangan guru, penguatan manajemen dan budaya sekolah dan peran pemerintah dalam pengawasan dan evaluasi.Agar kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu (1) menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik, (2) menyukai apa yang diajarkan dan menyukai mengajar sebagai sebuah profesi, (3) memahami peserta didik, (4) menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar, (5) mengikuti perkembangan mutakhir, (6) menyiapkan proses pembelajaran, dan (7) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dilaksanakan.

Faktor-faktor penghambat dalam penerapan atau implementasi kurikulum 2013 yang dihadapi oleh SMA Negeri 2 Pangkajene, salah satunya minimnya sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene masih banyak menghadapi faktor-faktor penghambat seperti para guru bidang studi, terkhusus guru bidang studi Sosiologi hanya sekali saja memperoleh pelatihan mengenai penerapan atau implementasi kurikulum 2013. Kurangnya dukungan dari orang tua yang merupakan salah satu faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 ini, terlihat dari sikap malas siswa dalam mencari tahu materi pelajaran yang dapat dijadikan tambahan dalam memamahi materi pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah. Kurangnya perhatian dari orang tua siswa membuat siswa menjadi mals-malasan sehingga menjadi faktor penghambat kurikulum 2013. Padahal dalam kurikulum 2013, dituntut siswa yang produktif, kreatif dan inovatif terutama dalam memahami pelajaran yang diberikan disekolah dan menerapkannya pada lingkungan sekitarnya.

Dalam kurikulum ini lebih menekankan pada perilaku atau nilai karakter siswa, siswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan secara verbal tetapi siswa memperoleh yang arahnya kepada sikap, dan keterampilan sehingga siswa itu harus mencari tahu dan tidak hanya dicekoki seperti pembelajaran pada kurikulum sebelumnya. Salah satu hambatan yang dihadapi yaitu, masih adanya siswa yang kurang aktif walaupun guru telah mempergunakan metode yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif bertanya. Dalam penerapan Implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene nampak belum optimal karena penerapan atau implementasi kurikulum 2013 ini membuat pihak sekolah, terkhusus para guru bidang studi menjadi bingung akan metode pembelajaran yang akan digunakannya agar pada akhirnya, hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan kurikulum 2013. Kebingungan para guru ini disebabkan karena dalam standar proses kurikulum 2013 meliputi, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi serta dari ketiga tersebut ditambah mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

(5)

Jumirah | 52 Pemberlakuan kurikulum 2013 diwarnai oleh minimnya langkah-langkah sosialisasi sehingga pada kenyataannya dilapangan ketika diterapkan atau dalam implementasinya masih banyak guru yang belum paham, bahkan dibuatnya bingung dalam proses pembelajaran. Begitupula dengan hasil penelitian mengenai faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene yang diketahui bahwa kurangnya pelatihan untuk mensosialisasikan kurikulum 2013 sehingga para guru menjadi kurang memahami tata pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Hal ini sesui dengan pendapat Sukmadinata (1997:157), “Hambatan utama dalam kurikulum di sekolah terletak pada guru, diantaranya karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan diri sendiri”.

PENUTUP

a) Penelitian mengenai implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Pangkajene menunjukkan bahwa implmentasi kurikulum 2013 yaitu pelatihan guru mengenai kurikulum 2013, penyediaan buku siswa dan buku pegangan guru, penguatan manajemen dan budaya sekolah serta peran pemerintah dalam pengawasan dan evaluasi. b) Faktor-faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 2 Pangkajene, yaitu minimnya sarana dan prasarana yang disediakan pihak sekolah, kurangnya pelatihan bagi guru mengenai kurikulum 2013, kurangnya perhatian orang tua siswa, kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta guru belum siap dan masih bingung dengan standar proses yang harus dipenuhi.c) Penerapan kurikulum 2013 tidak harus dipatok oleh target waktu tahun, jika seluruh perangkat dan komponen-komponen pelaksanaan kurikulum 2013 belum siap, tidak menjadi masalah jika pelaksanaannya harus mundur hingga unsur pendukungnya sudah siap.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Drajat, Zakiyah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Furchan, Arif, Muhaimin, Agus Maimun. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hamid, Hamdani. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hidayat, Rakhmat. 2011. Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Kementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Muhajir, Noeng. 2000. Metode Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sasaran Rahman, Mohammad. 2012. Kurikulum Berkarakter (refleksi dan proposal terhadap KBK

dan KTSP). Jakarta: Prestasi Pustaka

Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) persepsi guru-guru SMP Negeri 9 Madiun mengenai Kurikulum 2013; (2) perencanaan pembelajaran yang telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai dilihat dari standar kompetensi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kendala yang dihadapi guru sosiologi dalam implementasi Kurikulum 2013, (2) peran yang telah dilakukan MGMP Sosiologi

4. Guru kelas XII mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Klaten mengatasi kendala implementasi Kurikulum 2013 dengan upaya sebagai berikut: a) untuk mengatasi keterbatasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kendala yang dihadapi guru sosiologi dalam implementasi Kurikulum 2013, (2) peran yang telah dilakukan MGMP Sosiologi

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di Bab I, maka dapat disimpulkan bahwa: implementasi kurikulum 2013 pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran PJOK di

SMA Negeri 2 Sukoharjo merupakan sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai percontohan kurikulum 2013. Guru diharpkan dapat menyiapkan diri dalam mendukung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Nilai pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 di SMA N 1 Palibelo dapat dilihat dari tiga aspek yaitu 1 Perencanaan pendidikan karakter