• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENTLE BIRTH VOLUME 4 NO.1 JAN-JUN 2021 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GENTLE BIRTH VOLUME 4 NO.1 JAN-JUN 2021 ISSN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI DI KLINIK WITA MEDAN

The Differences Of Exclusive And Non-Exclusive Breastfeeding Towards Body Weight In Wita Clinic Medan

Utary Dwi Listiarini 1, Indah Dewi Sari2

1,2 Staf Pengajar D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia Email : 1[email protected]

Abstrak

Latar Belakang : Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan bertujuan untuk mencapai status gizi balita yang baik sesuai dengan standar grafik yang tercantum dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dari Kementerian Kesehatan, angka Pemberian ASI eksklusif hanya 41% diseluruhdunia, di Indonesia sebesar 68,74%,. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Pemberian ASI Eksklusif dan tidak ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi di Klinik Wita Medan Ttahun 2020

Metode: Penelitian ini merupakan survey analtik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan diKlinik Wita Tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi berusia 6 bulanse banyak 38 responden. Data di analisis menggunakan univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi Squar

Hasil : Penelitian menunjukkan Pemberian ASI Eksklusif mayoritas kategori tidak ASI Eksklusif berjumlah 23 responden (60,5%), dan minoritas kategori ASI Eksklusif berjumlah 15 responden (39,5%), Berat badan bayi usia 6 bulan, mayoritas responden yang memiliki bayi normal berjumlah 21 responden (55,3%), responden yang memiliki bayi kurus berjumlah 7 responden (18.4%), dan responden yang memiliki bayi gemuk berjumlah 10 responden (26,3%)dan hasil uji chi square, diperoleh nilai p value = 0,007< α 0,05 maka hipotesis diterima.

Kesimpulan: Hasil penelitian ini ada hubungan perbedaan Pemberian ASI Eksklusif dan tidak ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi Di Klinik Wita Medan Tahun 2020. Disarankan kepada seluruh petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayinya mulai dari bayi baru lahir hingga 6 bulan.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, ASI Tidak Eksklusif, Berat Badan, Bayi

Abstract

Background: Exclusive breastfeeding for 6 months aims to achieve a good nutritional status for toddlers in accordance with the graphic standards listed in the Maternal and Child Health (KIA) book of the Ministry of Health, the number of exclusive breastfeeding is only 41% worldwide, in Indonesia it is 68.74%. This study aims to determine the differences between exclusive and non-exclusive breastfeeding on baby weight at Wita Clinic Medan T in 2020.

Method: This research is an analytical survey with a cross sectional approach. The study was conducted at the Wita Clinic in 2020. The population in this study were 38 respondents who had babies aged 6 months. Data were analyzed using univariate and bivariate. Bivariate analysis using the Chi Squar statistical test

Result: The study showed that the majority of exclusive breastfeeding categories were not exclusive breastfeeding, totaled 23 respondents (60.5%), and the minority category exclusive breastfeeding was 15 respondents (39.5%), the weight of infants aged 6 months, the majority of respondents who had normal babies were 21 respondents (55.3%), respondents who had thin babies were 7 respondents (18.4%), and respondents who had obese babies were 10 respondents (26.3%) and the results of the chi square test, obtained p value = 0.007 <α 0.05 then the hypothesis is accepted.

Conclusion: The results of this study have a different relationship between exclusive and non-exclusive breastfeeding and baby weight at the Wita Clinic in Medan in 2020. It is recommended that all health workers increase public awareness about exclusive breastfeeding for their babies starting from newborns to 6 months.

(2)

PENDAHULUAN

ASI Eksklusif adalah pemberian Ais susu ibu sedini mungkin setelah persalinan. Diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan yang lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai berumur 2 Tahun. (1)

WHO dan UNICEF

merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu (ASI) sampai berumur 6 bulan pertama kehidupan bayi karena ASI mengandung banyak gizi yang diperlukan bayi yaitu zat kekebalan antara lain melindungi bayi dari penyakit diare, infeksi saluran pernapasan bagian bawah, dan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk pilek dan penyakit alergi (2).

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif didunia masih rendah. UNICEF menyatakan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif diseluruh dunia hanya 41% belum mencapai target seperti yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 70%(3). Menurut data UNICEF tahun 2018, menyatakan bahwa persentase tingkat pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini sangat bervariasi antar wilayah yaitu dari Afrika Utara dan Selatan sebesar 65%, Timur Tengah sebesar 35%, terendah di Asia Timur dan Pasifik sebesar 32% (4)

Data yang dikumpulkan melalui wawancara dan dilakukan triangulasi sumber data mencakup bidan puskesmas dan suami sertatriangulassi analisis pakar. Pendidikan pengetahun dan pengalaman ibu adalah faktor

predisposisi yang berpengaruh positif terhadap keberhasilaan ASI eksklusif, sedangkan IMD adalah faktor pemungkin yang kuat terhadap keberhasilan Asi Eksklusif. Faktor lain dari segi pendorong, dukungan tenaga kesehatan, penolong persalinan yang nyata pengaruhnya dalam dalam keberhasilan pelaksanaan ASI Eksklusif. Sisi lain, iklan susu formula dimedia masa ternyata mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif. (5)

Strategi yang lain untuk meningkatkan Pelaksanaan pemberian air susu ibu(ASI) adalah dukungan dari keluarga seperti suami, orang tua, dan mertua, dukungan dari keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Dukungan keluarga terdiri dari dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasi dan penghargaan. (6)

Bayi yang diberikan ASI Eksklusif akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif, karena kandungan ASI yang mengandung kolstrum mengandung zat kekebalan yang bermanfaat untuk melindungi bayi dari penyakit diare, infeksi, batu, pilek, dan penyakit alergi. (7). Pada suatu penelitian di brasil selatan bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena penyakit diare 14,2 kali lebih besar dibanding bayi yang diberi ASI eksklusif.

Secara umum, ASI mengandung kompenen mikro dan makro nutrien. Komponen makronutrien dalam ASI antara lain karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan kandungan mikronutrien dalam ASI adalah vitamin dan mineral. (8).

(3)

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, Bayi yang diberi ASI Eksklusif yang mengalami kenaikan berat badan pada katagori normal sebanyak 34 (37%), sedangkan yang tidak normal sebanyak 12 bayi (13%). Bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif yang mengalami kenaikan berat badan normal sebanyak 28 bayi (30,4%) dan yang tidak normal sebanyak 18 bayi (19,6%). Nilai Odd Rasio (OR) = 1,8. Hasil uji Independen t Tes menunjukkan bahwa nilai t hitung =2,85 lebih besar dari t tabel= 2,023 dan P=0,043 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dengan yang tidak diberi ASI Eksklusif.(9)

Kenaikan berat badan pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif terbanyak adalah berkisar antara 4.100-5.000 gram yaitu sebanyak 60%. Sedangkan kenaikan berat badan pada bayi yang tidak diberikan ASI Ekslusif terbanyak adalah berkisar antara 5.100-6.000 gram yaitu 60%. Penambahan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-210 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center For Health Statistics(NCHS),berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat badan lahir pada akhir usia 4-7 bulan. (10)

Pelaksanaan pemberian ASI eksklusif slama 6 bulan dan pemberian MPASI pada usia 6 bulan sampai 24 bulan bertujuan untuk mencapai status gizi balita yang baik dengn

melakukan penimbangan berat badan anak setiap bulan yang biasanya dilakukan di posyandu maupun fasilitas kesehatan lainnya. Jika setiap bulan anak mengalami peningkatan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan standar grafik yang tercantum dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dari Kementerian Kesehatan, maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut memiliki status gizi yang baik. (6)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di klinik Wita 15 orang ibu yang mempunyai bayi usia 7 bulan, 4 orang ibu memberikan ASI Eksklusif pada bayinya dan semua bayinya memiliki berat badan yang baik sesuai usia nya yaitu rata-rata 7-8 kg, sedangkan 4 orang ibu memberikan ASI dan susu formula/ makanan pendamping ASI lainnya pada bayinya yang berusia 6 bulan berat badan bayinya 8-10 kg, sedang 2 bayi yang lain berat badannya dibawah berat badan bayi usia 6 bulan yaitu dibawah 5kg. Sedangkan 2 orang ibu yang sama sekali tidak memberikan ASI dan hanya memberikan susu formula, berat badan bayinya melebihi berat badan usia bayi 6 bulan yaitu 8,5 kg.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana “Perbedaan pemberian ASI Eksklusif dan Tidak ASI Eksklisif terhadap Berat Badan Bayi di Klinik Wita Medan Tahun 2020”

(4)

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan crosssectional. Survei analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi kemudian melakukan analisis dinamika kolerasi antara fenomena, baik antara faktor risiko (independen) dan faktor efek (dependen) yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh perbedaan Pemberian ASI Ekslusif dan Tidak ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi diklinik Wita Jalan Tangkuk Bongkar 1 Medan Tahun 2020

Lokasi penelitian dilakukan di Klinik Wita Jalan Tangkuk Bongkar 1 Medan Tahun 2020.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berusi 0-8 bulan yang datang di Klinik Wita Medan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang ada pada saat peneliti melakukan penelitian berjumlah 38 bayi. Metode Pengumpulan data diperolah dari data primer, data sekunder dan data tertier.

Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat : Tujuanya untuk menjelaskan distribusi frekwensi dari masing-masing variabel independen dan variabel

dependen, kemudaian menggunakan analisis bivariat, data yang diperoleh dari instrumen penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik yaitu Uji Chi-Squer

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariat

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif dan Berat badan Bayi diklinik Wita Medan Tahun 2020

Variabel Jumlah

f %

Tidak ASI Eksklusif 23 60,5

ASI Eksklusif 15 39,5

Berat badan Bayi

Kurus 7 18.4

Normal 21 55.3

Gemuk 10 26,3

Berdasakan Tabel 1. Dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif mayoritas kategori tidak ASI

Eksklusif berjumlah 23 responden (60,5%), dan minoritas kategori ASI Eksklusif berjumlah 15 responden (39,5%). Dapat dilihat

(5)

bahwa distribusi frekuensi berat badan bayi usia 6 bulan, mayoritas responden yang memiliki bayi normal berjumlah 21 responden (55,3%), Responden yang memiliki bayi kurus

berjumlah 7 responden (18.4%), dan responden yang memiliki bayi gemuk berjumlah 10 responden (26,3 %).

2. Analisis Bivariat

Tabel 2.

Perbedaan Pemberian ASI Eksklusif Dan Tidak Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi DiKlinik Wita Medan Tahun 2020

Pemberian ASI Eksklusif

Berat Badan Bayi

Jumlah

p-value

Kurus Normal Gemuk

f % f % f % f %

Tidak ASI Eksklusisf 6 15,8 8 21 9 23,7 23 60.5

0,007

ASI Eksklusif 1 2,63 13 34,3 1 2.63 15 39,5

Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif mayoritas memiliki berat badan bayi gemuk sebanyak 9 responden

(25.0%), sedangkan responden yang memberikan ASI Eksklusif mayoritas berat badan bayinya normal sebanyak 13 responden (33.3%).

PEMBAHASAN

Perbedaan Pemberian ASI Eksklusif dan Tidak Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi DiKlinik Wita Medan Tahun 2020.

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif mayoritas memiliki berat badan bayi gemuk sebanyak 9 responden (23,7%), sedangkan responden yang memberikan ASI Eksklusif mayoritas berat badan bayinya normal sebanyak 13 responden (34.3%).

Hasil analisis data antara Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi menggunakan Uji Chi Square, diperoleh nilai signifikan p = 0,007 (p.value < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha (hipotesis alternatif) diterima sehingga terdapat hubungan perbedaan Pemberian ASI

Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi DiKlinik Wita Medan Tahun 2020.

Perbedaan Status Gizi yang diberikan ASI Eksklusif dan tidak ASI Eksklusif disebabkan oleh jenis makanan yang berbeda yang dikonsumsi oleh bayi tersebut. Salah satunya karena ibunya takut bayinya kelaparan, pengaruh kebiasaan keluarga memberikan buah pisang pada bayinya yang berusia di bawah usia 6 bulan. Pemberian Nasi, dan pisang memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan ASI sehingga dapat menyebabkan kegemukan.

Kenaikan berat badan pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif terbanyak adalah berkisar antara 4.100-5.000 gram yaitu sebanyak 60%. Sedangkan kenaikan berat badan pada bayi yang tidak diberikan ASI Ekslusif terbanyak adalah berkisar antara

(6)

5.100-6.000 gram yaitu 60%. Penambahan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-210 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center For Health Statistics(NCHS),berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat badan lahir pada akhir usia 4-7 bulan. (10)

Bayi yang diberikan ASI Eksklusif akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif, karena kandungan ASI yang mengandung kolstrum mengandung zat kekebalan yang bermanfaat untuk melindungi bayi dari penyakit diare, infeksi, batu, pilek, dan penyakit alergi. (7). Pada suatu penelitian di brasil selatan bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena penyakit diare 14,2 kali lebih besar dibanding bayi yang diberi ASI eksklusif.

ASI eksklusif berdampak baik bagi bayi yaitu sebagai makanan tunggal untuk

memenuhi semua kebutuhannya,

meningkatkan daya tahan tubuh, anti alergi, meningkatkan kecerdasan dan jalinan kasih. Terdapat perbedaan yang signifikan antara

pertumbuhan bayi yang diberikan ASI

eksklusif dan yang tidak diberi ASI eksklusif, dimana bayi yang mendapat non ASI eksklusif biasanya mengalami pertumbuhan berat badan yang lebih cepat dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Pada provinsi Jawa Tengah cakupan ASI eksklusif sebesar 61,59%,. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan 43 sampel

bayi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil pemberian ASI Eksklusif memiliki hubungan yang signifikan terhadap berat badan bayi Usia 6 bulan, hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas (p value= 0,015) yang berarti pada taraf ketelitian α = 0,05, didapatkan

Nilai X2 ≥ X2 tabel (6,467 ≥ 5,991). Ada

hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan berat badan bayi Usia 6 bulan di Posyandu Desa Mulur, Bendosari, Sukoharjo. (11)

Perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dan PASI dengan tumbuh kembang anak usia 0-12 bulan dapat dilihat berdasarkan penelitian ini menggunakan study komparatif dengan uji Mann Whitney Test. Tingkat perkembangan anak ditentukan dengan menggunakan lembar tes DDST. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan (p valu e=0,007) dan perkembangan (p value = 0,006) anak usia 0-12 bulan. Pemberian ASI Eksklusif pada anak usia 0-12 bulan memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak jika dibandingkan dengan anak yang mendapat tambahan susu formula (PASI), ini di sebabkan karena kandungan dari ASI lebih kompleks dibanding susu formula. (12)

Pemberian ASI eksklusif merupakan cara terbaik untuk mencapai pertumbuhan bayi yang optimal, walaupun cakupan ASI eksklusif masih belum mencapai target. Mayoritas ibu memberikan makanan pendamping ASI kepada bayinya di bawah 6 bulan dengan

(7)

alasan tertentu. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada status gizi bayi yang terlihat dari pertambahan berat badannya setiap bulannya, berdasarkan hasil penelitian kepada 68 bayi. Pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap berat badan bayi umur 4 sampai 6 bulan , Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif berpengaruh nyata terhadap berat badan bayi usia 4 sampai 6 bulan (p value 0,000). (13)

Asi merupakan makanan yang utama dan terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan bayi usia 0-6 bulan. Bayi yang diberi ASI Eksklusif status gizinya jauh lebih baik dibandingkan dengan tidak ASI eksklusif. ASI memiliki komposisi gizi yang lengkap untuk memenjuhi kebutuhan bayi, sehingga kejadian kegemukan dapat dicegah, karena ASI dapat mengontrol berat badan Bayi

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, ada Hubungan hubungan perbedaan Pemberian ASI Eksklusif dan tidak ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi Di Klinik bidan Wita Medan. Hasil tersebut menunjukan pentingnya tenaga kesehatan berperan lebih besar sebagai motivator karena melaui informasi yang disampaikan kepada ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan meningkatkan keinginnya untuk memberikan ASI kepada bayinya

Disarankan kepada seluruh petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayinya mulai dari bayi baru lahir hingga 6 bulan

Daftar Pustaka

1. Purwanti HS. Konsep penerapan ASI eksklusif. In EGC; 2004.

2. RI KK. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan RI; 2014. 1-8 p.

3. WHO. Global Breastfeeding Scorecard, 2018. Enabling women to breastfeed through better policies and programmes. 2018;

4. WHO, UNICEF. Capture The Moment Early initiation of breasfeeding, The best start for every newborn. New York: UNICEF; 2018. 44 p.

5. Fikawati S, Syafiq A. Penyebab keberhasilan dan kegagalan praktik pemberian ASI eksklusif. Kesmas Natl Public Heal J. 2009;4(3):120–31. 6. Hargi JP. Hubungan dukungan suami

dengan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. 2013

7. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Niaga Swadaya; 2000.

8. Dwi sunar prasetyono. ASI EKsklusif. 2017.

9. Sugiarsi S. Studi Case Control Kenaikan Berat Badan Pada Kelompok Bayi Usia 0–6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dan Non Asi Eksklusif Di Kecamatan Sukoharjo. Maternal. 2013;2(02).

10. Siswanti D. Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi Di Klinik Hj. Dewi Sesmera Kota Medan Tahun 2019. Institut Kesehatan Helvetia; 2019.

11. Endarwati D. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan di Posyandu Desa Mulur, Bendosari, Sukoharjo Relation The Provision Of Exclusive Breastfeeding to Baby Weight Age 6 Months at

(8)

Posyandu Village Of Mulur, Bendosari, Sukoharjo. IJMS-Indonesian J Med Sci. 2018;5(1).

12. Lukman S, Wahyuningsih S, Rahmawati R, Sakriawati M. Perbedaan Pemberian ASI Eksklusif dengan PASI terhadap Tumbuh Kembang pada Anak Usia 0-12 Bulan. J Keperawatan Prof. 2020;1(1):19–27.

13. Hamzah DF. Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan Bayi Usia 4-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota. JUMANTIK (Jurnal Ilm Penelit Kesehatan). 2018;3(2):8–15.

Referensi

Dokumen terkait

Supriharti (2007) menjelaskan bahwa ada dua gambaran kromosom set dari suatu spesies yaitu: (a) Karyogram, merupakan fotomikrograf kromosom dari gambaran tunggal

Dari permasalahan tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match (Mencari Pasangan), sehingga dengan metode ini siswa dapat lebih

Penelitian Wiradnyani tentang faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengonsumsi tablet Fe selama kehamilan , menunjukkan ada hubungan pengetahuan dan dukungan

Keberadaan madrasah ini menjadi pelita tanah air di tengah gelapnya akses pendidikan bagi kaum pribumi pada masa pemerintahan kolonial. Misbahul Wathan merupakan wujud

 Perilaku Manajemen yang semakin profesional Pemilihan tools HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control) digunakan untuk mengidentifikasi risiko

SMA Negeri 01 Kudus sebagai upaya untuk mendukung proses manajemen pembelajaran yang telah dijalankan pada Program Sistem Kredit Semester (SKS) mata pelajaran Pendidikan

Pemeriksaan screening kesehatan yang dilakukan pada peserta diperoleh lima aspek kesehatan yang paling dominan pada perempuan masa menopause yaitu aspek peredaran

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan