• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN. pengembangan ADDIE. Model ADDIE adalah desain model pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN. pengembangan ADDIE. Model ADDIE adalah desain model pembelajaran"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB III

METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian & pengembangan

Model penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Model ADDIE adalah desain model pembelajaran atau pelatihan yang menjadi pedoman dalam mengembangkan sebuah perangkat dan instruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri (Gumanti, dkk, 2016). Sehingga membantu instruktur dalam pengelolaan pelatihan dan pembelajaran (Pargito, 2010). Penelitian pengembangan disebut juga dengan metode R&D (Research & Develipment). (Sugiyono, 2017) berpendapat bahwa metode R&D digunakan untuk menghasilkan maupun mengembangkan produk yang menarik dan layak digunakan serta keefektifan dari produk tersebut. Penelitian R&D memiliki sifat longitudinal sehingga penelitian dilakukan secara bertahap.

Model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan menurut Tegeh, dkk 2014 yang meliputi (1) Tahap analisis (analysis), (2) Tahap perencenaan (design), (3) Tahap pengembangan (development), (4) Tahap penerapan (implementation), dan (5) Tahap Evaluasi (evaluation).

Alasan menggunakan model ADDIE karena sesuai dengan kebutuhan dari yang mana model ADDIE ini sederhana dan mudah dipelajari dan merupakan salah satu model desain pembelajaran yang sistematis. Pada setiap tahapan model ADDIE ini terdapat kegiatan evaluasi terhadap aktifitas pengembangan di setiap tahapan sehingga dapat

(2)

meminimalisir/mengurangi tingkat kesalahan ataupun kekurangan dalam pengembangan produk media pembelajaran sampai pada tahap akhir. Di setiap langkah terdapat penjelasan masing – masing.

Adapun langkah penelitian pengembangan ADDIE dalam penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut ;

Gambar 3.1 Langkah-lamngkah model pengembangan ADDIE Sumber: Tegeh, dkk (2014)

Model ADDIE merupakan model yang digunakan pengembangan bahan pembelajaran ranah verbal, keterampilan intelektual, psikomotor, dan sikap sehingga sangat sesuai untuk pengembangan media. (Reiser dan Mollenda, 2015)

B. Prosedur Penelitian & pengembangan

Sesuai dengan model pengembangan media Story Box Puzzle yang telah dirancang peneliti, berikut terdapat lima tahapan pada prosedur pengembangan yaitu : Analisi (Analysis) Penerapan (Implementation) Desain (Design) Evaluasi (Evaluation) Pengembangan (Development)

(3)

1. Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahap analisis peneliti melakukan wawancara dan observasi pada tanggal 19 Desember 2019 di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang. Hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah pada materi tematik tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan; membaca teks dongeng (Bahasa Indonesia), keberagaman karakteristik (PPKn), karya seni dua dimensi (SBdP). Selain itu menggunakan buku siswa dan buku guru sebagai sumber belajar, sehingga peserta didik cenderung kurang aktif dan bosan dalam pembelajaran. Metode yang digunakan kelas III di SD Muhammadiyah 08 Dau yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan. Seperti pada membaca teks dongeng, keberagaman karakteristik, karya seni dua dimensi, perlu adanya pengembangan media pembelajaran sehingga peneliti ingin mengembangkan media berupa “Story Box Puzzle” pada materi tematik tersebut.

2. Tahap Perencanaan (Design)

Pada tahap ini desain media yang dikembangkan dan digambarkan dalam tahap-tahap seperti berikut ini;

a. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari peneliti, dapat diperoleh bahwa di SD Muhammadiyah 08 Dau menggunakan media yang kurang atau belum sesuai dengan pembelajaran.

b. Menetapkan materi pada media pembelajaran yang dibuat berdasarkan pada hasil wawancara dan observasi yang sudah dicapai melalui media pembelajaran yang digunakan.

(4)

c. Menerapkan kompetensi dan indikator yang dicapai melalui media pembelajaran yang digunakan.

d. Menyusun rancangan pembuatan media “Story Box Puzzle”, membuat konsep dari media Puzzle, dan membuat stiker gambar yang memuat tentang cerita dongeng dari penggunaan media. e. Menentukan seberapa perubahan tingkat penugasan siswa dalam

pembelajran setelah menggunakan media pembelajran yang telah dirancang oleh peneliti.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan merupakan kegiatan menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam bentuk produk. Khususnya, produk yang dibuat oleh peneliti adalah media Story Box Puzzle. Desain produk yang telah disusun, dikembangkan peneliti mulai dari pembuatan.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Pada tahap implementasi ini dilakukan di SD Muhammadiyah 08 Dau yang ditujukan pada peserta didik kelas III. Pada tahap ini penerapan dari media yang telah dikembangkan untuk mendapatkan masukan dan saran terhadap produk yang telah dibuat. Maka. Sebelum produk diimplementasikan di sekolah, terlebih dahulu divalidasi oleh ahli media dan alih materi. Setelah produk dinyatakan layak oleh para ahli, selanjutnya bisa di uji cobakan ke peserta didik. Peneliti juga melakukan observasi pada saat implementasi berlangsung. Pada saat uji coba lapang produk media Story Box Puzzle dilakukan untuk mengetahui kemenarikan dari media tersebut. Untuk mengetahui media

(5)

tersebut menarik atau tidak maka dapat diketauhi melalui angket peserta didik dan angket respon guru. Angket respon peserta didik diberikan kepada peserta didik kelas III SD Muhammadiyah 08 Dau berupa cara penggunaan media dalam pembelajaran serta reaksi peserta didik pada saat menggunakan media, sedangkan untuk angket guru sendiri diberikan kepada guru kelas III SD Muhammadiyah 08 Dau yang digunakan untuk mengambil bagaimana peran media Story Box Puzzle dalam proses pembelajaran.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap evaluasi berdasarkan validasi para ahli dan respon guru juga peserta didik pada saat proses untuk menganalisis media pada tahap implementasi masih terdapat kekurangan dan kelemahan atau tidak. Apabila sudah tidak terdapat revisi lagi, maka media layak digunakan, jika masih ditemukan kekeurangan maka perlu penyempurnaan lagi. Agar media menarik pada saat digunakan ketika proses pembelajran dan materi dapat tersampaikan dengan baik.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan tepatnya di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang.

2. Waktu penelitian

(6)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pengembangan yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data guna menunjang penelitian yang dilakukan. Observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitats yang sedang dilakukan oleh orang yang sedang di observasi melainkan hanya sebagai pengamat dan pembuat kesimpulan dari apa yang telah diketahui. Observasi sendiri terdiri dari dua tahapan yaitu observasi awal dan tahap uji coba lapangan. Observasi awal yaitu untuk mengetahui permasalahan dan analisis kebutuhan di kelas III SD Muhammadiyah 08 Dau tersebut, pada tahap kedua yaitu uji coba keefektifan penggunaan media.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak tersetruktur. Yang mana hanya memuat garis besar yang ditanyakan oleh peneliti saja. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian yang memerlukan jawaban yang mendalam dari responden yaitu guru kelas III SD Muhammadiyah 08 Dau. Hal yang bermaksud dalam wawancara tersebut yaitu pada saat guru melakukan proses pembelajran media yang digunakan pada Tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan subtema 2 manfaat hewan bagi kehidupan manusia pembelajaran 2.

(7)

3. Angket

Angket yang digunakan bertujuan untuk memperoleh penilaian kevalidan dan kemenarikan media yang telah dikembangkan oleh peneliti. angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket validasi dan angket untuk mengetahui respon pengguna.

a. Angket validasi

Angket ini digunakan untuk memperoleh penilaian validasi dari tim ahli mengenai media yang dikembangkan. Angket ini ditunjukan pada ahli materi dan ahli media. Subjek uji coba ahli ini memiliki kriteria secara akademis yaitu dosen ahli media yaitu dosen media serta sumber belajar. Validasi media dilaksanakan pada saat uji coba produk. Hasil dari validasi produk digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan agar menghasilkan media yang lebih baik.

b. Angket Respon

Angket respon yaitu angket respon peserta didik dan angket respon guru yang diberikan kepada peserta didik dan guru digunakan untuk mengetahui kemenarikan serta reaksi data menggubakan media Story Box Puzzle. Angket respon diberikan setelah melaksanakan implementasi di SD Muhammadiyah 08 Dau.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan bertujuan untuk memnuhi data yang dibutuhkan dalam pengembangan media pembelajaran. Pengambilan dokumentasi dilakukan pada saat observasi implementasi uji coba media

(8)

Story Box Puzzle pada peserta didik di kelas III SD Muhammadiyah 08 Dau Malang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dan pengembangan yang telah disusun pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut;

1. Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data guna untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Jenis observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah nonpartisipan pasif. Pada penelitian ini peneliti datang ke tempat, peneliti tidak terlibat langsung dalam aktifitas yang sedang dilakukan oleh orang yang diobservasi melainkan peneliti hanya sebagai pengamat dan pembuat kesimpulan dari apa yang telah diketahui saat observasi.

Tabel 3.1 kisi-kisi instrument lembar observasi awal

No. Aspek Indikator Nomor Butir

1. Kurikulum 1. Kurikulum yang digunakan 1 2. Kondisi sekolah 2. Saran dan prasarana 2 3. Pembelajaran 1. Keterlibatan peserta didik dalam proses

pembelajran

2. Kendala proses pembelajaran

3. Metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

3,4,5

4. Penggunaan media pembelajaran

1. Media pembelajaran yang akan digunakan

6

Setelah melakukan observasi awal langakah selanjutnya yaitu mendapatkan data mengenai masalah tentang media pembelajaran yang digunakan melalui observasi lanjutan, observasi lanjutan ini dengan cara uji coba produk untuk mengetahui sebenarnya berhasil pengembangan media ini pada saat pembelajaran di kelas.

(9)

Tabel 3.2 pedoman observasi saat implementasi

No. Aspek Indikator Nomor Butir

1. 4. Pembelajaran 5. Media Story Box Puzzle membantu pemahaman materi

6. Media Story Box Puzzle membantu penacapaian tujuan pembelajaran

7. 1,2

2. 8. Metode Pembelajaran

9. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

10. 3 3. 11. Penggunaan media

pembelajaran

12. Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran ketika menggunakan media Story Box Puzzle

13. Media Story Box Puzzle bersifat tahan lama

14. Media Story Box Puzzle praktis digunakan

15. Media Story Box Puzzle dapat digunakan oleh semua peserta didik 16. Guru mampu menjelaskan materi membaca teks dongeng, keberagaman karakteristik dan seni dua dimensi 17. 4,5,6, 7,8 4. 18. Respon peserta didik terhadap media

19. Perasaan peserta didik senang ketika menggunakan media Story Box Puzzle

20. Peserta didik antusias ketika menggunkan media Story Box Puzzle

21. 9,10

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengembangan dari media Story Box Puzzle di SD Muhammadiyah 08 Dau. Pedoman wawancara ini dilakukan oleh peneliti secara tidak terstruktur dimana pedoman wawancara yang digunakan peneliti berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan saja. Berikut ini pedoman wawancara yang dibuat untuk mengetahui permasalahan saat pembelajaran serta penggunaan media di kelas.

(10)

Tabel 3.3 kisi-kisi instrumen wawancara awal

Narasumber Pertanyaan

Guru kelas III SD Muhammadiyah 08 Dau

1. Kurikulum apa yang digunakan di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang

2. Media apa yang sudah digunakan dalam materi Tema 2 Subtema 2 Pembelajaran 2

3. Apakah media yang digunakan sudah efektif?

4. Apakah peserta didik antusias dalam proses pembelajaran saat menggunakan media tersebut?

5. Apakah dengan adanya media tersebut peserta didik sudah memahami materi Tema 2 Subtema 2 Pembelajaran 2

6. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada saat menggunakan media tersebut?

7. Apakah ada kendala pada saat menyampaikan materi Tema 2 Subtema 2 Pembelajaran 2?

8. Apakah ada kemungkinan peserta didik tertarik dengan media Story

Box Puzzle tema 2 subtema 2 pembelajran 1? F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Teknik analisis data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;

1. Analisis Data Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk mengolah data hasil wawancara, observasi serta tanggapan maupun kritik dan saran oleh validator. Analisis data ini digunakan untuk perbaikan dan revisi produk pengembangan teknik analisis data kualitatif.

a. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data yang diperoleh tentang penggunaan media Story Box Puzzle adalah belajar bersama teman – teman dan melihat beberapa data yang menunjukkan hasil dari penggunaan media tersebuut. Dari data yang telah diperoleh menggunakan hasil observasi, wawancara dan saran yang diberikan validator.

(11)

b. Reduksi data

Pada tahap reduksi data ini semua data yang terkumpul akan direduksi atau dirangkum. Memilih hal – hal yang penting seperlunya saja.

c. Penyajian data

Pada tahap penyajian data, data disajikan dalam bentuk uraian singkat atau penjelasan deskriptif. Penjelasan deskriptif mengenai penjelasan dalam penggunaan media Story Box Puzzle pada saat proses pembelajaran, serta factor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung serta kesulitan pada saat proses pembelajaran yang menggunakan media Story Box Puzzle tersebut.

d. Kesimpulan

Pada tahap kesimpulan peneliti dapat menyimpulkan dari semua data yang disajikan dan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang dikaji.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisi data kuantitatif ini dilakukan untuk menganalisis dari data yang telah diperoleh pada dua angket yaitu angket validasi dan angket respon peserta didik. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dari kelayakan media Story Box Puzzle sebagai media pada pross pembelajaran.

a. Analisis Data Angket Validasi Media Story Box Puzzle

Validasi pengembangan media Story Box Puzzle ini dilakukan untuk menguji kelayakan media yang akan digunakan dalam proses

(12)

pembelajaran dan sesuai dengan materi. Kemudian, hasil yang diperoleh dari angket validasi ahli berdasarkan pada penelitian skala Likert, dimana variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala likert yang digunakan terdiri dari empat kategori yaitu;

Tabel 3.4 Kategori Skala Likert

No Skor Keterangan

1. Skor 4 Sangat setuju/ Selalu/ Sangat positif/ Sangat Baik/ Sangat sesuai/ Sangat menarik/ Sangat bermanfaar.

2. Skor 3 Setuju/ Positif/ Layak/ Baik/ Sesuai/ Paham/ Menarik/ bermanfaat. 3. Skor 2 Rahu-ragu/ Kadang-kadang/ Netral/ Kuarang layak/ Kurang Baik/ Kurang

sesuai/ Kurang paham/ Kurang menarik/ Kurang bermanfaat/

4. Skor 1 Tidak setuju/ Tidak Pernah/ Negatif/ Tidak layak / Tidak baik/ Tidak sesuai/ Tidak paham/ Tidak menarik/ TIdak bermanfaat.

(Sugiyono, 2017;135 dengan modifikasi peneliti)

Menurut (Fristoni, 2013;5) presentase angket validasi para ahli rata-rata setiap komponen dapat dihitung dengan menggunakan rumus;

𝑃𝑓

𝑁𝑋 100 Keterangan;

P = Perolehan presentase respon siswa (Hasil dibulatkan) f = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih

(13)

Tabel 3.5 Kriteria validasi tingkat pencapaian

No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

1 75,01% - 100,00% Sangat baik Sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi

2 50,01% - 75,00% Baik Cukup valid atau dapat digunakan namun perlu revisi kecil

3 25,01% - 50,00% Tidak baik Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar

4 00,00% - 25,00% Sangat tidak baik Tidak valid atau tidak dapat dipergunakan

(Asmaroini, 2015; 44) dalam modifikasi peneliti

b. Analisis Data Angket Respon Siswa

Dari data angket respon dapat dianalisis dengan menggunakan data kuantitatif, dengan cara menguji respon siswa dan guru terhadap media Story Box Puzzle yang dikembangkan dengan menggunakan skala Guttman. Berikut skala Guttman yang hanya ada dua interval yaitu;

Tabel 3.6 Kategori Penelaian Skala Guttman

No. Skor Keterangan

1. 1 Setuju/ya/pernah

2. 0 Tidak setuju/tidak/tidak pernah (Sugiyono, 2017;139)

Menurut (Fristoni, 2105;5) presentase angket respon siswa dan guru rata-rata setiap komponen dapat dihitung menggunakan rumus;

𝑃 𝑓

𝑁𝑋100% Keterangan;

P = Perolehan presentase respon siswa (Hasil dibulatkan) f = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih

(14)

Tabel 3.7 Kriteria Validasi Tingkat Pencapaian No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

1 75,01% - 100,00% Sangat baik Sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi

2 50,01% - 75,00% Baik Cukup valid atau dapat digunakan namun perlu revisi kecil

3 25,01% - 50,00% Tidak baik Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar

4 00,00% - 25,00% Sangat tidak baik Tidak valid atau tidak dapat dipergunakan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peneliti dan respon peserta didik dalam menggunakan

Pada langkah ini pengembang melakukan klarifikasi data yang didapatkan dari angket berupa tanggapan dari peserta didik serta tanggapan terhadap kompetensi, pengetahuan,

Angket ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana respon siswa setelah diberikan model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap kemampuan berpikir kritis dan penguasaan

Data peserta didik yang digunakan untuk mengumpulkan pendapat dari peserta didik terhadap produk yang sudah dibuat oleh peneliti. Angket ini diisi siswa di akhir

i. Peserta pelatihan dipilih berdasarkan karakteristik subjek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian peserta diberikan angket berupa skala kesejahteraan

Pada uji validasi respon peserta didik bertujuan untuk menguji kelayakan respon peserta didik terhadap video pembelajaran pada materi sistem pernapasan yang

Tanggapan peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dari lembar isian respon peserta didik.Respon peserta didik dapat dianalisis dengan menghitung skor respon peserta didik

Penelitian awal yang dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Kota Pasuruan setelah melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Wali Kelas 1 berupa analisis kebutuhan siswa dan