• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB V

GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR 5.1 Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Bogor

Penelitian ini dilakukan di UPTD Pasar Baru Bogor, merupakan salah satu dari 7 unit dari pasar yang ada di Kota Bogor. Pasar Baru Bogor ini beralamat di Jl. Surya Kencana Bogor, pasar ini mempunyai luas tanah total 20.843 m2 dan luas bangunan total 31.777 m2. Dari luas yang ada 23.919,51 m2 di peruntukan sebagai pertokoan, sementara sisanya untuk kios pasar dan parkir.

Adapun batas-batas wilayah Pasar Baru Bogor ini sendiri adalah: • Sebelah Barat : berbatasan dengan jalan Pasar Surya Kencana. • Sebelah Timur : berbatasan dengan Otto Iskandardinata. • Sebelah Utara : berbatasan dengan jalan Surya Kencana. • Sebelah Selatan : berbatasan dengan jalan Roda.

Pada awalnya Pasar Baru Bogor ini merupakan pasar kota yang diperuntukan fungsinya untuk grosir dan pasar utama di Kota Bogor. Hal ini pada kondisi berikutnya, pasar dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi, serta budaya masyarakat pemakai (konsumen), dimana dari kondisi yang ada dapat sebaran mayoritas jenis dagangan yang akhirnya di dominasi dari masyarakat agraris.

Berdasarkan pengelompokkan, Pasar Baru Bogor terbagi atas 2 kelompok blok, yaitu:

1. Blok Pasar, yang terdiri dari bagaian lantai basah dan lantai kering. Bagian lantai basah menjual komoditas, sayuran, buah-buahan, daging potong (ayam dan sapi) dan olahan ikan basah dan kering. Sedangkan bagaian lantai kering di peruntukan untuk komoditas beras, bumbu, teh, kopi, telur, obat-obatan, kue-kue, plastik dan perabot serta jasa, seperti penjahit dan usaha service alat elektronik, blok ini terdapat di lantai dasar.

2. Blok Pertokoan dan Rekreasi, yang terdiri dari pertokoan emas, alat elektronik, baju-baju, bahan pakaian, serta restoran. Blok ini dimulai dari lantai I sampai lantai VI.

Di areal Pasar Baru Bogor ini terdapat 3 pengelompokkan aktivitas kegiatan jual beli pasar yaitu:

(2)

27 2. Pasar kedua adalah Pasar Kios, yang pengelolaanya berada di bawah

Pemerintah Kota Bogor.

3. Pasar ketiga adalah Pasar Rakyat, pasar yang digunakan oleh pedagang kaki lima yang pada umumnya adalah pedagang sayuran.

Pasar Baru Bogor ini letaknya bersampingan dengan Kebun Raya Bogor yang merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Kota Bogor, Pasar Baru Bogor terletak di pusat Kota Bogor. Jalur transportasi menuju Pasar Baru Bogor ini cukup mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Pasar Baru Bogor ini.

Pada awalnya, pengelola pasar mempunyai nama Dinas Pasar dan Informasi. Pada tahun 1992, perubahan terjadi dengan Perda No. 5 Tahun 1992 seri D tanggal 13 Juni 1992. Dengan adanya perubahan tersebut namanya berubah menjadi Dinas Pengelola Pasar Kota Daerah Tingkat II Bogor.

Berdasarkan Perda No. 19 Tahun 2002 yang merupakan penyempurnaan Perda No. 14 Tahun 1991, telah disusun struktur organisasi kantor pengelolaan Pasar Kota Bogor. Berikut bagan struktur organisasi UPTD Pasar Baru Bogor.

Gambar 3. Struktur Organisasi UPTD Pasar Baru Bogor

Kepala UPTD Pasar

Koordinator Pelayanan Retribusi Koordinator Kebersihan Pasar Koordinator Hartib Pasar Koordinator Tata Usaha Petugas Pengelola Arsip Petugas Pelayanan Perizinan Petugas Pengelola Barang

(3)

28 Tugas dari Kepala UPTD Pasar Baru Bogor antara lain adalah :

1. Memimpin pelaksanaan tugas lingkup UPTD Pasar Baru Bogor. 2. Menyusun rencana dan program kerja UPTD Pasar Baru Bogor.

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.

5. Menyusun konsep kebijakan pimpinan pada UPTD Pasar Baru Bogor.

6. Menyiapkan bahan dan pedoman serta petunuk teknis pelaksanaan kegiatan pada UPTD Pasar Baru Bogor.

7. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan UPTD Pasar Baru Bogor.

8. Menyelenggarakan pengelolaan pasar.

9. Melaksanakan pemeliharaan kebersihan lingkungan pasar. 10. Melaksanakan penertiban dan pengawasan di lingkungan pasar

11. Menyusun RASK (Rencana Anggaran Satuan Kinerja) dan melaksanakan DASK (Daftar Anggaran Satuan Kinerja).

12. Melaksanakan kodinasi dengan dinas terkait.

13. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan.

14. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan UPTD Pasar Baru Bogor.

15. Melaksanakan tugas kedinasannya.

Tugas koordinator tata usaha antara lain:

1. Mengelola urusan umum meliputi pengadaan inventaris.

2. Mengelola urusan kepegawaian meliputi kegiatan data dan disiplin pegawai. 3. Membina ketertiban administrasi dan tata laksana di lingkungan UPTD Pasar

Baru Bogor.

4. Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah Kepala UPTD Pasar Baru Bogor.

(4)

29 Sedangkan tugas koordinator-koodinator yang lain, seperti koordinator retribusi pelayanan pasar adalah melaksanakan pemungutan retribusi dan membuat pembukuannya, koordinator kebersihan tugasnya adalaqh menyelenggarakan kegiatan kebersihan pasar. Dan yang terakhir koordinator ketertiban dan keamanan pasar tugasnya adalah menyelenggarakan kegiatan pengamanan, menertibkan pemasangan iklan, famplet, brosur dan sejenisnya yang tidak sesuai dengan peruntukannya de lingkungan UPTD Pasar Baru Bogor. 5.2 Karakteristik Responden

Responden diambil berdasarkan lama usaha yang lebih dari 5 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diperoleh data dan informasi untuk menggambarkan karakteristik pedagang. Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pedagang responden, antara lain: jenis kelamin, umur, satatus pernikahan, jumlah keluarga atau tanggungan petani, tingkat pendidikan, penguasaan atas kios atau lapak, dan pengalaman berdagang ayam ras pedaging.

Berdasarkan karakteristik usia, responden dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: responden berusia antara 26 – 35 tahun, lalu responden dengan usia antara 36 – 45 tahun, dan responden dengan usia 46 – 55 tahun. Dapat dilihat bahwa tingginya persentase usia responden adalah pada kategori usia sedang dengan jumlah empat orang pedagang besar dan 12 orang pedagang kecil berusia antara 36 – 45, dan persentase terendah pada responden usia 46 – 55 sebanyak empat orang pedagang besar dan dua orang pedagang kecil. Pengelompokkan umur pedagang ayam ras pedaging di pasar Bogor yang diperoleh dari wawancara dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Tingkatan Usia

No Usia Responden

(Tahun)

Pedagang Besar Pedagang Kecil

Σ (orang) % Σ (orang) %

1 26 – 35 0 0 8 36,36

2 36 – 45 4 50 12 54,55

3 46 – 55 4 50 2 9,09

Jumlah 8 100,00 22 100,00

Faktor umur sangat mempengaruhi produktivitas kerja seorang pedagang dalam menjual ayam ras pedaging. Petani yang berumur relatif muda biasanya

(5)

30 lebih cekatan dan cepat dalam melayani konsumen. Tetapi petani yang lebih tua biasanya mempunyai pengalaman, pedagang yang lebih tua pun biasanya menjadi pedagang besar karena semakin tua seseorang akan semakin matang dalam mengambil keputusan usahanya dan akan mempunyai banyak jaringan untuk memperoleh ayam dari peternakan langsung, hal tersebut dapat dilihat dari seluruh responden pedagang besar yang berusia antara 46 – 55 sebanyak 50 persen.

Tabel 6. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan

(Orang)

Pedagang Besar Pedagang Kecil

Σ (orang) % Σ (orang) %

1 ≤ 2 3 37,50 12 54,54

2 3 – 5 4 50 9 40,91

3 6 – 8 1 12,50 1 4,55

Jumlah 8 100,00 22 100,00

Pedagang ayam ras pedaging di pasar Bogor yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang atau sebesar 76,67 persen dari seluruh responden dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak tujuh orang atau sebesar 23,33 persen. Responden rata-rata berstatus sudah menikah yaitu sebesar 29 responden sudah menikah dan ada 1 orang responden yang belum menikah, tetapi juga mempunyai tanggungan yaitu adik dan orang tua. Jumlah tanggungan keluarga ≤ dua orang sebanyak tiga responden untuk pedagang besar dan 12 responden untuk pedagang kecil, jumlah tanggungan 3 – 5 orang sebanyak empat responden untuk pedagang besar dan sembilan responden untuk pedagang kecil, sedangkan jumlah tanggungan 6 – 8 orang sebanyak satu responden untuk pedagang besar dan pedagang kecil (Tabel 6). Jumlah tanggungan tidak mempengaruhi seorang responden dalam pembelian input karena para pedagang kebanyakan mengambil barang dan kemudian dibayar setelah laku terjual.

Responden ayam ras pedaging di pasar Bogor mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda (Tabel 7). Sebaran tingkat pendidikan pada responden ayam ras pedaging cukup beragam, dimana responden secara umum adalah dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan tingkat atas. Tingkat pendidikan responden terbesar hanya sampai pendidikan sekolah dasar yaitu pedagang besar sebanyak lima responden atau sebesar 62,50 persen dan pedagang kecil sebanyak

(6)

31 12 responden atau sebesar 54,54 persen. Tidak ada responden yang berpendidikan sampai perguruan tinggi dan ada beberapa responden yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali yaitu sebanyak dua orang pedagang kecil atau sebesar 9,09 persen. Tingginya jumlah responden yang hanya mengenyam pendidikan sampai bangku sekolah dasar membuktikan bahwa untuk menjadi pedagang ayam ras tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan formal, dalam meraih keinginan yang dibutuhkan hanya kerja keras dan ketekunan. Tingkat pendidikan juga tidak memberikan batasan seorang pedagang untuk meraih keuntungan yang lebih banyak. Berdasarkan tingkat pendidikan, dari seluruh responden pedagang besar di pasar Bogor sebanyak lima orang atau 62,50 persen hanya mengenyam pendidikan sampai bangku sekolah dasar.

Tabel 7. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Pedagang Besar Pedagang Kecil

Σ (orang) % Σ (orang) % 1 Tidak Sekolah 0 0 2 9,09 2 SD 5 62,50 12 54,54 3 SLTP 0 0 3 13,64 4 SLTA 3 37,50 5 22,73 Jumlah 8 100,00 22 100,00

Berdasarkan status usahanya, seluruh responden ayam ras pedaging menjalankan usahanya sebagai usaha pribadi dan ada beberapa yang menjual komoditi lain, seperti menjual: Tahu dan plastik. Pada umumnya responden tidak memiliki usaha lain, sehingga menggantungkan kehidupan ekonominya pada usaha berdagang ayam ras pedaging tersebut. Usaha berdagang ayam ras pedaging sangat menunjang memenuhi kebutuhan sehari-hari pedagang dan keluarganya.

Tempat pedagang ayam ras pedaging menjajakan dagangannya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu dalam bentuk kios dan lapak. Pedagang yang berdagang dalam bentuk kios berdagang di dalam Pasar Bogor tetapi untuk yang berdagang dalam bentuk lapak dapat dipisah menjadi dua yaitu mendirikan lapak di sekitar pasar Bogor yaitu di pinggir jalan atau di dalam pasar yang menempati los jalan bagi pembeli yang berbelanja di pasar Bogor. Pedagang ayam pasar Bogor dalam status kepemilikan kios dan lapak dapat dibagi dua kategori yaitu pedagang yang memiliki kios sendiri (telah membeli kios) dan yang menyewa

(7)

32 kios kepada pemiliknya biasanya bos para pedagang ayam itu sendiri atau menyewa kepada pengelola pasar yang dibayar setiap bulannya. Para pedagang yang memiliki kios berjualan dari pukul 05.00 hingga pukul 16.00 WIB. Sedangkan pedagang yang berjualan berbentuk lapak mulai pukul 01.00 hingga pukul 07.00. Bahkan ada yang mulai berjualan pada pukul 23.00 hingga pukul 07.00 WIB. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Kepemilikan Kios dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Kepemilikan Kios

No Status Kepemilikan

Kios

Pedagang Besar Pedagang Kecil

Σ (orang) % Σ (orang) %

1 Milik Sendiri (Kios) 5 62,50 0 0

2 Sewa (Kios&Lapak) 3 37,50 22 100

Jumlah 8 100,00 22 100,00

Tabel 8, menunjukkan jumlah pedagang yang menyewa lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki kios di pasar Bogor. Para pedagang besar memiliki kios secara pribadi karena dilihat lamanya usaha, modal yang cukup dan yang telah lama berdagang serta memiliki keterikatan dengan peternak untuk mensuplai ayam ras pedaging, pedagang besar yang memiliki kios sendiri sebanyak lima orang pedagang dan selebihnya sebanyak tiga orang menyewa kios untuk tempat berdagang. Sedangkan seluruh pedagang kecil sebanyak 22 orang memilih untuk menyewa kios dikarenakan keterbatasan modal dan tidak mempunyai jaringan yang kuat, sehingga mereka tidak mempunyai keberanian untuk berspekulasi membeli kios. Karakteristik kios dan lapak adalah:

a) Kios

Kios merupakan sarana untuk menjual ayam ras pedaging, bentuk bangunan bersifat permanen, lokasi kios berada di dalam pasar dan tertata dengan rapi. b) Lapak

Lapak merupakan sarana untuk menjual ayam ras pedaging, bentuk bangunan tidak permanen, lokasi lapak berada di gang yang terlihat kurang tertata dengan baik. Selain itu, pedagang yang mendirikan lapak di luar Pasar Bogor menggunakan tempat yang berada di pinggir jalan raya yang kelihatan menjadi tidak teratur dan membuat pengguna jalan raya menjadi tergganggu.

(8)

33 Dilihat dari waktu yang digunakan, setiap pedagang di berikan waktu untuk

berjualan dibagi menjadi beberapa: (a) pukul 23:00-06:00 WIB, (b) pukul 06:00-16:00 WIB. Tarif retribusi yang diberlakukan untuk setiap

Gambar

Gambar 3. Struktur Organisasi UPTD Pasar Baru Bogor
Tabel  5.  Sebaran  Responden  Pedagang  Ayam  Ras  Pedaging  di  Pasar  Bogor  Tahun 2009 Berdasarkan Tingkatan Usia

Referensi

Dokumen terkait

treadmill lebih lama dan patofisiologi natrium bikarbonat menjadikan sukarelawan merasakan intensitas nyeri lebih rendah serta diperlukan penelitian lebih lanjut

Indikasi keterlibatan peroksidase dalam metabolisme parasetamol dapat diprediksi pertama dari terhambatnya kemampuan protein ekstraselular dalam menurunkan kadar parasetamol oleh

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemeriksa pajak menghadapi tekanan waktu, namun dengan kompetensi yang dimiliki, hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas pemeriksaan

Peserta Didik  Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi  Menganalisis konsep

Terdapat pengaruh yang sangat lemah, positif, namun signifikan antara variabel experiential marketing terhadap customer loyalty melalui experiential value dan

Berdasarkan pengamatan pertumbuhan miselia, pada media MEA yang ditambahkan serbuk gergaji sengon menunjukkan penampakan yang paling baik dengan miselia terlihat

Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan Ω.. (Grimmett and

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh kepolaran ekstrak Daun Cocor Bebek terhadap pertumbuhan Staphylococus aureus, Salmonella thypi dan Escherichia coli