• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Demokrasi adalah sebuah wacana yang dikembangkan dengan tujuan untuk menampung aspirasi yang terdapat dalam masyarakat.1 Secara sederhana demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, pemerintahan demokrasi adalah milik rakyat, dijalankan oleh rakyat dan diperuntukkan bagi rakyat.

Dalam demokrasi, pemilihan umum adalah bagian dari perwujudan hak-hak asasi yaitu kebebasan berbicara dan berpendapat, juga kebebasan berserikat. Melalui pemilihan ini pula rakyat membatasi kekuasaan pemerintah, sebab setiap pemilih dapat menikmati kebebasan yang dimilikinya tanpa intimidasi dan kecurangan yang membuat kebebasan pemilih terganggu.2

Prinsip dasar demokrasi adalah setiap orang dapat ikut serta dalam proses pembuatan keputusan politik. Dalam suatu sistem politik yang demokratis para pemimpin dipilih langsung oleh rakyat, para politisi atau pejabat publik sebagai wakil rakyat akan berbuat maksimal sesuai dengan aspirasi masyarakat. Sebab, pertama, dalam kacamata “mandat”, pemilu yang dilakukan secara reguler dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyeleksi kebijakan-kebijakan politik yang baik sesuai dengan keinginan masyarakat luas. Selama kampanye misalnya, para calon menawarkan berbagai isu dan program untuk mensejahterakan hidup masyarakat

____________________________

1

Bondan Gunawan S. 2000. Apa Itu Demokrasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal. 9

2

(2)

sehingga hal ini menjadi daya tarik bagi pemilih untuk memilihnya. Kedua, dalam kacamata akuntabilitas, pemilu merupakan salah satu sarana bagi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan berbagai keputusan dan tindakannya di masa lalu. Konsekuensinya, pemerintahan dan politisi akan selalu memperhitungkan penilaian masyarakat, sehingga akan memilih kebijakan atau program yang berdampak pada penilaian positif pemilih terhadap dirinya, agar terpilih kembali pada pemilu berikutnya.3 Para pemimpin harus menunjukkan kinerja yang baik dan berpihak kepada rakyat sehingga dalam periode berikutnya masyarakat kembali memberikan suaranya kepada mereka.

Kinerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.4 Kinerja merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau pemimpin sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering pemimpin tidak mengetahui betapa buruknya kinerja sehingga instansi menghadapi krisis yang serius. Kinerja harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan yang telah diambil.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja, antara lain:

a. Faktor kemampuan. Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlihannya.

_______________________________ 3

Ahmad Nadir. 2005. Pilkada Langsung, dan Masa Depan Demokrasi. Malang: Averroes Press. hal. 8.

4.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi kerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama. hal 82.

(3)

b. Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.

c. Faktor organisasi. Faktor organisasi menyangkut struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system) yang diberikan organisasi kepada para karyawan.

Menurut David C Cleland, Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kerja (kinerja). Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.5 Ada enam karakteristik dari seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam mencapai prestasi kerja yaitu :

1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi. 2. Berani mengambil risiko.

3. Memiliki tujuan yang realistis

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan.

5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan.

Untuk mengukur kinerja apakah itu baik maupun buruk, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja. Beberapa ukuran kinerja itu meliputi; kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan mengemukakan pendapat, pengambilan keputusan, perencanaan kerja dan daerah organisasi kerja. ______________________________

5

(4)

Ukuran prestasi yang lebih sederhana, terdapat tiga kriteria untuk mengukur kinerja; pertama, kuantitas kerja, yaitu jumlah yang harus dikerjakan, kedua, kualitas kerja, yaitu mutu yang dihasilkan, dan ketiga, ketepatan waktu, yaitu kesesuaiannya dengan waktu yang telah ditetapkan.

Era globalisasi dan era reformasi, perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan cepat mengikuti perkembangan dunia internasional. Pemimpin dan kepemimpinan organisasi pemerintah pada umumnya dan pemerintah kabupaten pada khususnya menjadi perhatian utama publik baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman tersebut, diperlukan pemimpin yang berkualitas sehingga pelayanan publik dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat, efektif dan akuntabel. Namun demikian sampai saat ini sebagian opini masyarakat menyatakan bahwa kinerja pemerintah dinilai belum dapat melayani kebutuhan masyarakat secara optimal.

Opini merupakan pernyataan yang ditunjukkan seseorang (individu) terhadap suatu permasalahan yang kontroversial (bertentangan).6 Sehingga suatu pendapat itu bisa dikatakan sebagai opini apabila memiliki dua unsur, yaitu adanya pernyataan dan adanya masalah yang bertentangan (kontroversial). Adapun pendapat itu dapat dinyatakan dengan kata-kata ataupun ditunjukkan dengan sebuah tingkah laku dari sang subjek opini tersebut.

Opini bisa ditemukan dari berbagai kalangan. Selanjutnya suatu pendapat harus dinyatakan terlebih dahulu agar dapat dinilai sebagai pendapat atau opini, sebab sesuatu yang belum dinyatakan belum bisa disebut opini karena belum mengalami proses dalam masyarakat, sehingga masih merupakan sikap. Jadi yang dimaksud dengan opini adalah pendapat atau sikap masyarakat terhadap suatu

______________________________ 6

(5)

masalah atau organisasi, dimana pembentukan opini publik melalui berbagai hal, antara lain; pelayanan terhadap publik, opinion leader dan kegiatan komunikasi.

Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu adalah pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir terpilih untuk periode 2010 – 2015 yang dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara H. Syamsul Arifin, S.E pada tanggal 12 Agustus 2010.

Sebelum terpilih, pada saat berkampanye, pasangan Kasmin Simanjuntak-Liberty Pasaribu (KALIBER) memberikan visi dan misi yang akan mereka jalankan jika nanti terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Toba Samosir periode 2010-2015.7 Dimana visi pasangan ini adalah “Mewujudkan Masyarakat Yang

Memiliki Kasih, Peduli, dan Bermartabat (KALIBER)” Membangun Kabupaten Toba Samosir 2010-2015. Sedangkan beberapa misi yang di usung

oleh pasangan ini adalah :

A. Bidang pendidikan.

Untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di kabupaten Toba Samosir diperlukan beberapa upaya :

 Meningkatkan kuallitas SDM guru melalui diklat tenaga fungsional dan peningkatan taraf pendidikan guru.

 Pemerataan penyebaran tingkat pendidikan di setiap kecamatan.  Pembangunan fasilitas pendidikan yang lebih baik.

 Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi

B. Bidang kesehatan

Dalam rangka percepatan pembangunan bidang kesehatan, maka dilakukan rencana program pembangunan kesehatan, yaitu :

________________________ 7

(6)

 Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan.

 Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan.

 Pengawasan terhadap ketersediaan farmasi, alat kesehatan dan produk makanan untuk menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan mutu.

C. Pembangunan Infrastruktur.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat pada bidang infrastruktur, maka disusun program sebagai berikut :

 Pembangunan prasarana jalan.  Pembangunan drainase.  Pembangunan jaringan irigasi.

 Pembangunan prasarana listrik ke daerah terpencil.

D. Pengembangan Ekonomi Rakyat.

Guna peningkatan ekonomi rakyat, maka disusun program sebagai berikut :  Pengembangan industri kecil dan menengah melalui koperasi.

 Peningkatan pasar tradisional dan sarana transportasi.  Penataan dan pengelolaan objek wisata.

 Peningkatan produktifitas pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.

E. Pengembangan Sumber Daya Alam.

Untuk mengoptimalkan sumber daya alam maka perlu disusun program sebagai berikut :

 Melakukan penelitian terhadap Sumber Daya Alam yang ada agar semakin tergali dan bermanfaat.

(7)

 Meningkatkan pendapatan asli daerah.

 Penataan objek wisata sekitar danau toba dan objek wisata lainnya.  Melestarikan budaya batak.

F. Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa.

Guna mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa, pemerintah harus :

 Meningaktkan kualitas pelayanan aparatur.  Meningkatkan tata kelola pemerintahan.

Kabupaten Toba Samosir melaksanakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Toba Samosir tanggal 12 Mei 2010 untuk masa jabatan 2010-2015 secara demokratis. Setelah dilakukan perhitungan suara, jumlah suara yang ikut memilih sebanyak 94.666 suara, dengan suara sah sebanyak 83.852 suara dan jumlah suara tidak sah sebanyak 10.814 suara, maka berdasarkan keputusan KPUD Toba Samosir tanggal 15 mei 2010 menetapkan pasangan calon nomor urut 5. Pandapotan Kasmin Simanjuntak- Liberty Pasaribu S.H, M.si (KALIBER) keluar sebagai pemenang pemilukada Toba Samosir dalam sekali putaran saja dan berhak menjadi bupati dan wakil bupati periode 2010-2015.

Dibawah ini merupakan rincian hasil perolehan suara pada pemilu 2010 yang lalu dan juga menunjukkan wilayah – wilayah kemenangan Kasmin-Liberty hampir di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Toba Samosir.

(8)

NO NAMA PASANGAN KECAMATAN BALIGE TAMPA- HAN LAGU- BOTI SILAEN SIGUM- PAR HABIN- SARAN 1 dr.FL. Parluhutan Sitorus,

M.Kes – Asmadi Lubis SH. M.Kn

1.379 213 1.064 871 304 2.367

2 Ir. Mindo Tua Siagaian, MSc. – Drs. Ervan Gani Parlindungan Siahaan

695 28 250 318 361 185

3 Drs. Monang Sitorus, SH.,

MBA – Mangatas Silaen 5.597 414 2.595 2.200 1.230 2.072

4 Drs. Tonggo Maruhum

Napitupulu, Msi – Ir Reinward Simanjuntak, MM 1.233 88 446 101 208 240 5 Pandapotan Kasmin Simanjuntak – Liberty Pasaribu, SH., Msi 9.337 1.084 4.701 2.778 1.288 2.611

JUMLAH SUARA SAH 18.241 1.827 9.056 6.268 3.391 7.475

(9)

NO NAMA PASANGAN

KECAMATAN

BORBOR NASSAU PORSEA NARU- MONDA

ULUAN P.P MERANTI

1 dr.FL. Parluhutan Sitorus, M.Kes - Asmadi Lubis, SH. M.Kn

687 930 1.115 331 623 377

2 Ir. Mindo Tua Siagaian, MSc. - Drs. Ervan Gani Parlindungan Siahaan 22 95 100 59 22 353 3 Drs. Monang Sitorus, SH.,

MBA - Mangatas Silaen 1.091 835 2.362 1.154 1.533 928

4 Drs. Tonggo Maruhum Napitupulu, Msi., - Ir. Reinward Simanjuntak, MM 139 50 261 170 69 73 5 Pandapotan Kasmin Simanjuntak - Liberty Pasaribu, SH., Msi 1.483 1.566 2.411 1.129 1302 1337

JUMLAH SUARA SAH 3.422 3.476 6.249 2.843 3.549 3.068

(10)

Sumber : KPUD Kabupaten Toba Samosir NO NAMA PASANGAN KECAMATAN JUMLAH AKHIR LUMBAN JULU AJIBATA PARMAK- SIAN BONATUA LUNASI 1 dr.FL. Parluhutan Sitorus,

M.Kes - Asmadi Lubis, SH. M.Kn

489 491 523 840 12.604

2 Ir. Mindo Tua Siagaian, MSc. - Drs. Ervan Gani Parlindungan Siahaan

35 31 76 16 2.646

3 Drs. Monang Sitorus, SH.,

MBA - Mangatas Silaen 1.778 1.305 2.183 1.603 28.880

4 Drs. Tonggo Maruhum

Napitupulu, Msi., - Ir. Reinward Simanjuntak, MM

104 161 104 36 3.483

5 Pandapotan Kasmin

Simanjuntak - Liberty Pasaribu, SH., Msi

1.337 1.356 1.684 835 36.239

JUMLAH SUARA SAH 3.743 3.344 4.570 3.330 83.852

(11)

Pada masa awal kepemimpinannya di Kabupaten Toba Samosir, Bupati Kasmin Simanjuntak diterpa oleh isu tidak menyenangkan mengenai ijazah sekolah menengah atasnya yang di anggap palsu yang diadukan oleh rivalnya dalam pencalonan bupati Toba Samosir. Namun hal itu tidak terbukti dan sudah diputuskan oleh Mahkamah konstitusi Republik Indonesia dalam Putusan Nomor 13/PHPU.D-VIII/2010 yang menyatakan bahwa Kasmin Simanjuntak memiliki ijazah tersebut dan sah menjadi Bupati Toba Samosir periode 2010-2015. Setelah itu, bila diperhatikan sekilas, jalannya pemerintahan Toba Samosir tergolong biasa-biasa saja dalam dua tahun ini, tidak terlihat adanya sebuah perubahan yang mencolok dari kepemimpinan yang baru ini. Baik itu dilihat dari segi pembangunan infrastruktur dan fisik daerah ini maupun adanya kebijakan-kebijakan daerah baru yang dibuat. Terkesan hanya melanjutkan apa yang sudah dikerjakan dan yang belum selesai oleh pejabat sebelumnya.

Setelah melakukan survei awal tentang bagaimanakah opini masyarakat Toba Samosir terhadap kinerja bupati terpilih selama dua tahun kepemimpinannya di Toba Samosir, ternyata terdapat perbedaan opini yang muncul dalam masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten Toba Samosir. Terjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat mengenai apakah kinerja bupati terpilih sudah benar dan sesuai dengan janjinya ketika berkampanye dulu atau hanya janji-janji belaka saja. Ada yang berpendapat bahwa kinerja bupati sudah baik dan sesuai dengan janji-janjinya waktu berkampanye karena setelah terpilih, bupati terpilih telah membangun prasarana jalan aspal beton di daerahnya, sehingga mereka menjadi mudah dalam hal akses transportasinya, sedangkan bupati terdahulu tidak pernah membangun jalan di daerah mereka. Ini biasanya terjadi di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan atau pusat kota yang tingkat pendidikan masyarakatnya rata-rata masih rendah. Ada juga masyarakat yang memuji bupati karena telah membangun fasilitas vital di daerahnya, misalnya telah dibangunnya gedung puskesmas dan juga renovasi gedung sekolah.

(12)

Ketika mengadakan survei ke daerah kota yang rata-rata tingkat pendidikan dan pengetahuan politiknya sudah tinggi, maka mereka rata-rata pesimis dan beranggapan bahwa kinerja bupati itu tidak terlalu terlihat atau bahkan tidak ada perbedaan dengan bupati-bupati sebelumnya yaitu berjalan seiring waktu tanpa ada sesuatu yang baru yang dapat merubah wajah Toba Samosir menjadi lebih baik. Bahkan ada yang menganggap bahwa bupati tersebut hanya akan menggunakan kekuasaannya sebagai jalan untuk mengambil uang daerah melalui korupsi atau mark-up proyek yang sepertinya sudah menjadi budaya untuk menutupi biaya kampanye yang sangat besar yang telah menguras kantongnya.

Dengan adanya pro dan kontra terhadap kinerja bupati terpilih tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana sebenarnya opini masyarakat Toba Samosir secara umum terhadap kinerja Bupati dan wakilnya selama dua tahun memimpin Toba Samosir dengan mengadakan survey mendalam di beberapa kecamatan di Kabupaten Toba Samosir sehingga berdasarkan hasil survey tersebut akan diketahui opini masyarakat Toba Samosir secara umum terhadap kinerja penguasa yang baru ini, apakah sudah baik dan sesuai dengan janji-janjinya waktu kampanye dulu, atau justru buruk tanpa ada perubahan (jalan ditempat). Untuk itulah peneliti mengambil judul penelitian ini

“Opini Masyarakat Toba Samosir Terhadap Kinerja Kasmin Simanjuntak - Liberty Pasaribu Selama Dua Tahun Memimpin Di Kabupaten Toba Samosir”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mencoba membuat suatu perumusan masalah, dan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Opini Masyarakat Toba Samosir Terhadap kinerja

Kasmin Simanjuntak - Liberty Pasaribu Selama Dua Tahun Memimpin Di Kabupaten Toba Samosir”

(13)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui opini masyarakat Toba Samosir Terhadap kinerja Kasmin Simanjuntak – Liberty Pasaribu.

2. Untuk mengetahui opini masyarakat Toba Samosir terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Kasmin Simanjuntak – Liberty Pasaribu.

1.4. Signifikansi Penelitian

Signifikansi penelitian ini adalah :

a. Secara Akademis, Penelitian ini adalah salah satu kajian ilmu politik dan juga untuk memperkaya khasanah Ilmu politik khususnya dalam pembahasan opini publik.

b. Bagi penulis, manfaat penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah khususnya di bidang politik. c. Untuk pengembangan penelitian pada lembaga- lembaga ilmu politik.

1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Kepemimpinan

1.5.1.1. Pengertian Kepemimpinan

Tugas seorang pemimpin pada dasarnya adalah menggerakan, membimbing dan mengawasi jalannya pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai pada masing-masing bagian atau unit kerja, agar hasil pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawainya mencapai hasil yang optimal dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Sedangkan fungsi kepemimpinan yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin antara lain memandu, menuntun, membimbing, membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang

(14)

baik, melaksanakannya secara efisien serta membawa pegawainya pada tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa kepemimpinan pada dasarnya merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menggerakan orang lain agar mau bekerja dengan senang hati untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.8

Ada beberapa teori kepemimpinan dari ahli yang relevan :

1. Soewarno Handayaningrat mengemukakan pengertian kepemimpinan adalah sebagai suatu proses dimana pimpinan digambarkan memberikan perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditentukan atau ditetapkan.

2. Menurut M. Karyadi, kepemimpinan adalah sebagai suatu seni kemampuan untuk mempengaruhi perilaku manusia.9 Artinya kemampuan untuk mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar supaya mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pimpinan organisasi.

3. Menurut Miftah Thoha kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengarhui perilaku manusia baik perorangan atau kelompok.10 Kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.

4. George R. Terry dalam bukunya Principle of Management yang dikutip oleh Kartini Kartono mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau berusaha mencapai tujuan-tujuan.11

_______________________________ 8

Soewarno Handayaningrat. 1984. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Mas Agung. hal. 64.

9

M. Karyadi. 1984. Kepemimpinan (Leadership). jakarta: P.T Bina Aksara. hal. 64.

10

Miftah Thoha. 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: P.T Grafindo Persada. hal. 9.

11

(15)

Berdasarkan uraian definisi kepemimpinan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di dalam menggerakan para bawahannya, sehingga kecakapan, kemampuan serta disiplin pegawai dapat ditingkatkan, sehingga tujua-tujuan organisasi dapat dicapai sesuai dengan target.

1.5.1.2. Latar Belakang Sejarah Timbulnya Kepemimpinan

Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan memulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

1.5.1.3. Sebab-sebab Timbulnya Pemimpin

Ada beberapa pendapat mengenai sebab-sebab timbulnya pemimpin, antara lain:

1. Teori Genetis

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan lahir sebagai pemimpin, dan sudah ada sejak dia lahir, dan bahwa pemimpin itu memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin.

2. Teori Sosial

Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu saja, dan setiap orang dapat jadi pemimipin.

(16)

3. Teori Ekologi

Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologinya/ lingkungan.

1.5.2. Syarat-syarat Kepemimpinan

Ada tiga syarat penting dalam konsepsi kepemimpinan, antara lain:

1. Kekuasaan

Kekuasaaan adalagh otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.

2. Kewibawaan

Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.

3. Kemampuan

Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun sosial, yang melebihi dari anggota biasa.

1.5.3. Teori Kepemimpinan

Teori-teori kepemimpinan pada umumnya berusaha menerangkan faktor-faktor yang memungkinkan munculnya kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Studi tentang kepemimpinan bisa dikelompokan menjadi beberapa pendekatan.

Berikut ini akan diuraikan beberapa teori yang tidak asing bagi literatur-literatur kepemimpinan pada umumnya, antara lain :12

___________________________ 12

Miftah Toha. 1993. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.Grafindo Persada. hal. 287-288.

(17)

1. Teori Sifat atau Karakteristik Kepribadian

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat-sifat atau karakteristik kepribadian yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin, meskipun orang tuanya khususnya ayah bukan seorang pemimpin. Teori ini bertolak dari pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimipin ditentukan oleh sifat-sifat/ karakteristik kepribadian yang dimiliki, dan bahwa sifat-sifat kepemimpinan itu tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi juga dapat dicapai lewat suatu pendidikan dan pengalaman. Dengan demikian maka perhatian terhadap kepemimpinan dialihkan kepada sifat-sifat umum yang dipunyai oleh pemimpin, tidak lagi menekankan apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibuat.

Empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

a. Kecerdasan

Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang dipimpin. Namun demikian pemimpin tidak bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial

Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas sosial.

c. Motivasi diri dan dorongan prestasi

Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi.

d. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan

Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.

(18)

2. Teori “Great Man” dan Teori “Big Bang”

Teori Great Man ini mengemukakan kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir dari kedua orang tuanya. Pemimpin dilahirkan bukan diciptakan. Teori ini melihat kekuasaan hanya berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui peroses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Teori Big-Bang mengintegrasikan antara situasi dan pengikut anggota organisasi sebagai jalan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi pemimpin. Situasi yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian besar seperti revolusi, kekacauan/ kerusuhan, pemberontakan, reformasi dan lain-lain.

3. Teori Kontingensi atau Teori Situasional

Teori ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan itu diterangkan dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris sebagai berikut:

 Hubungan pemimpin-anggota

Hal ini merupakan variabel yang paling penting dalam menentukan situasi yang menyenangkan tersebut.

 Derajat dan struktur tugas

Dimensi ini merupakan masukan yang sangat penting dalam menentukan situasi yang menyenangkan.

 Politisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal

Dimensi ini merupakan dimensi yang sangat penting ketika di dalam situasi yang menyenangkan.

4. Teori Perilaku

Teori ini bertolak dari pemikiran bahwa kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, tergantung pada perilaku atau gaya bersikap atau gaya bertindak seorang pemimpin. Dengan demikian berarti teori ini juga memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi kepemimpinan. Dengan kata lain, keberhasilan seorang pemimpin dalam mengefektifkan organisasi, sangat tergantung dari

(19)

perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan di dalam strategi kepemimpinannya.

1.5.4. Tipologi Kepemimpinan

Seseorang yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk membaca situasi yang sedang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapinya meskipun penyesuaian itu mungkin hanya bersifat sementara.

Karena penyesuaian-penyesuaian tersebut memang merupakan kehidupan seseorang yang menduduki posisi jabatan pimpinan. Adanya penyesuaian yang dilakukan seseorang terhadap tempat ia melakukan pekerjaan, perlu kiranya seorang pemimpin memiliki tipe-tipe kepemimpinan yang perlu melakukan perubahan terhadap penyesuaian situasi yang berada di lingkup kerjanya.

Tipologi kepemimpinan yang secara luas banyak diterapkan oleh ilmuan dewasa ini, sebelum meletakkan tipe-tipe kepemimpinan perlu melihat kategori-kategori dari berbagai karakter yaitu:

1. Persepsi seorang pimpinan tentang peranannya selaku pimpinan 2. Nilai – nilai yang di anut

3. Sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi 4. Perilaku dalam memimpin

5. Gaya kepemimpinan yang dominan.

Dari kelima karakteristik tersebut haruslah dimiliki seorang pemimpin dari berbagai tipe kepemimpinan yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada lima tipe/ gaya kepemimpinan yang diakui keberadaannya diantaranya 13:

________________________ 13

Sondang P. Siagian MPA. 1998. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. hal 27-45.

(20)

1. Tipe Otokratik

Segi kepemimpinan yang otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang dapat dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dilihat dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois besar yang akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya. Sehingga peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan, serta memiliki nilai kepemimpinan organisasional yang membenarkan segala cara yang ditempuh untuk mencapai tujuannya. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan sikapnya yang menonjol ”keakuan” dalam berbagai bentuk seperti:

 Cenderung memperlakukan para bawahan sama dengan alat–alat lain dalam organisasi dan kurang menghargai harkat dan martabat mereka.

 Pengutamaan oerientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas ini dengan kebutuhan dan kepentingan para bawahan.

 Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara hanya menginformasikan kepada bawahannya dan menuntut mereka untuk melakukan pekerjaan.

Sikap pemimpin demikian akan mewujudkan diri pada perilaku pemimpin kepada bawahannya. Karena baginya tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya, maka perilakunya akan sedemikian rupa sehingga orang lain akan memperoleh kesan bahwa pemimpin tersebut memandang organisasi sebagai milik pribadinya yang dapat diperlakukan sekehendak hati. Dengan demikian ia tidak mau menerima saran dan kritik dai para bawahannya. Pemimpin yang otokratik dalam prakteknya akan menggunakan gaya kepemimpinan yang:

 Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.  Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuan.  Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.

(21)

 Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadi penyimpangan oleh bawahan.

2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat agraris. Popularitas pemimpin yang paternalistik disebabkan oleh beberapa faktor seperti:  Kuatnya ikatan primordial

 Extended family system

 Kehidupan masyarakat yang komunalistik

 Peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat

 Masih dimungkinkannya hubungann pribadi yang intim antara seseorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lain.

Persepsi seorang pemimpin paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh harapan pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu beperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan memperoleh petunjuk. Legitimasi kepemimpinannya dipandang sebagai hal yang wajar dan normal, dengan implikasi organisasionalnya seperti kewenangan memerintah dan mengambil keputusan tanpa harus berkonsultasi dengan para bawahannya.

Ditinjau dari segi nilai-nilai organisasional yang dianut, biasanya seorang pemimpin yang paternalistik mengutamakan kebersamaan. Artinya pemimpin yang bersangkutan berusaha memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja yang terdapat didalam organisasi seadil dan serata mungkin. Dimata seorang pemimpin yang paternalistik para bawahannya belum dewasa dalam cara bertindak dan berfikir sehingga memerlukan bimbingan dan tuntutan terus menerus. Konsekuensi dari perilaku seorang pimpinan yang paternalistik

(22)

demikian ialah para bawahannya tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide dan saran.

3. Tipe Kharismatik

Kepemimpinan yang kharismatik memiliki karekteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikutnya tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu dikagumi.

Mungkin pula seorang pemimpin yang kharismatik menggunakan gaya yang paternalistik, tetap ia tidak kehilangan daya demokratik atau partisipatif. Pemimpin yang tergolong kharismatik ini jumlahnya tidak besar dan mungkin jumlah yang sedikit ini pulalah yang menyebabkan sehingga tidak cukup data empiris yang dapat digunakan untuk menganalisis secara ilmiah karakter pemimpin yang kharismatik.

4. Tipe Laissez Faire

Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire tentang peranannya sebagai seorang pemimpin berkisar pandangannya bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus dijalankan oleh masing-masing anggota dan seorang pimpinan tidak perlu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional. Seorang pemimpin yang Laissez faire melihat peranannya sebagai ”polisi lalu lintas”. Dengan anggapan bahwa para anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untk taat kepada peraturan permainan yang berlaku, seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan sesuai

(23)

dengan temponya sendiri tanpa harus banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pemimpin yang laisses faire dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya sangat bertolak dari filsafat hidup manusia pada dasarnya memiliki rasa solidaritas dalam kehidupan bersama, mempunyai kesetiaan kepada sesama dan kepada organisasi, taat kepada norma-norma dan peraturan yang telah disepakati bersama, mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap tugas yang harus diembannya. Karena demikian, pemimpin yang memiliki tipe laissez faire memiliki nilai yang tepat dalam hubungan atasan– bawahan adalah nilai yang saling mempercayai yang besar. Melihat dari karakteristik dari pimpinan bertipe laissez faire ini memiliki gaya kepemimpinan yang digunakan yakni:

a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.

b. Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyatanya menuntut keterlibatan secara langsung.

c. Status quo organisasional tidak terganggu

d. Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif didasarkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.

e. Sepanjang dan selama paran anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkatan yang minimum.

5. Tipe Demokratik

Bagi kebanyakan orang dalam menjalankan organisasinya cenderung menerima perlakuan demokratik dari pimpinannya. Tipe kepemimpinan yang demokratik adalah tipe ideal yang sangat diinginkan oleh para bawahannya. Ditinjau dari persepsinya, seorang pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku kordinator dan integrator dari berbagai unsur dan

(24)

komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. Seorang pimpinan yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional.

Seorang pemimpin yang demokratis tidak akan takut membiarkan para bawahannya berkarya meskipun ada kemungkinan akan berakibat terjadinya kesalahan. Jika terjadi kesalahan, pemimpin yang demokratis berada disamping bawahan yang berbuat kesalahan itu bukan untuk menindak atau menghukumnya, melainkan meluruskannya sedemikian rupa, sehingga bawahan tersebut belajar dari kesalahannya itu dan dengan demikian menjadi anggota organisasi yang lebih bertanggungjawab. Karakteristik positif penting bagi seorang pemimpin yang demokratis, salah satu caranya adalah dengan menunjukkan penghargaan kepada para bawahan yang berprestasi tinggi.

Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, pemimpin dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpinan kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya.

1.5.5. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik

Supaya dikatakan sebagai pemimpin yang baik, seorang pemimpin paling tidak harus memiliki tiga ciri dalam menjalankan tampuk kepemimpinannya, yaitu:

1. Penglihatan Sosial

Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.

(25)

Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas, intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.

3. Keseimbangan Emosi

Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.

1.5.6. Kinerja

Sebelum membahas pengertian kinerja, terlebih dahulu dilihat aktifitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini penting sekali dikemukakan sebelum membahas dan mendefinisikan lebih dalam tentang pengertian kinerja itu sendiri. Sebab segala aktifitas yang dilakukan manusia itu sendiri belum tentu bisa di katakana atau dikatagorikan sebagai pekerjaan. Adapun yang dapat dikatakan sebagai pekerjaan adalah sebagai berikut:14

• Bahwa aktifitas dilakukan karena adanya suatu dorongan tanggungjawab

• Bahwa apa yang dilakukan tersebut di lakukan karena adanya unsur kesengajaan, sesuatu yang direncanakan, karena adanya unsur kesengajaan, sesuatu yang direncanakan, karena terkandung didalamnya suatu gabungan antara rasio dan rasa.

___________________________ 14

(26)

• Bahwa yang dilakukan itu, karena adanya seuatu arah dan tujuan yang luhur yang secara dinamis memberikan makna dari dirinya. Bukan hanya sekedar kepuasan biologis statis.

Jelas bahwa tidak semua kegiatan atau aktifitas bisa di katakan pekerjaan. Dan setiap pekerjaan yang di lakukan manusia pasti ada yang dicapainya, hal ini yang bisa di katakan dengan kinerja.

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performace, artinya prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang di capai oleh seseorang. Kata performance itu sendiri merupakan kata benda yang dimana salah satunya adalah sesuatu hasil yang dikerjakan. Ada juga pendapat lain menyatakan bahwa kata kunci dari definisi kinerja adalah sebagai berikut:

 Hasil kerja pekerja.  Proses atau organisasi.  Terbukti secara konkrit.  Dapat diukur.

 Dapat di bandingkan dengan standar yang telah di tentukan.

Berdasarkan hal tersebut maka arti performance atau kinerja adalah hasil kerja yang di capai oleh seseorang atau sekelompok orang, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan sesuai dengan moral dan etika.

Beberapa pengertian kinerja menurut ahli:

a. Bernardin dan Russel menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.15 Artinya, penilaian kinerja merupakan cara mengukur kontribusi individu kepada organisasi tempat mereka bekerja.

______________________________________

15

Ambar Sulistiyani dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal 223.

(27)

b. Lawler dan Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan perbuatannya.16 kinerja atau prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam periode tertentu.

c. Menurut Tika, Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/ kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.17 Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor-faktor individu: kemampuan, keterampilan, pengalaman kerja. 2. faktor psikologis: sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. 3. faktor organisasi: struktur, kepemimpinan, sistem penghargaan.

d. Menurut Rivai dan Basri, pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.18 Artinya, dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan harus dilakukan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. e. Bambang Guritno dan Waridin mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja

yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.19 Yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan.

______________________________________

16

Mohammad As’ad. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Libery. hal 36.

17

Tika P. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Bumi Aksara. hal 43.

18

Veithzal Rivai dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. hal 78.

19

Bambang Guritno dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja, Jakarta: Bumi Persada. hal 63.

(28)

1.5.6.1. Penilaian Kinerja

Pada umumnya, unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.

1. Kesetiaan

kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku tenaga kerja yang bersangkutan dalam kegiatan sehari-hari serta dalam melaksanaan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kesetiaan tenaga kerja terhadap perusahaan sangat berhubungan dengan pengabdiannya. Pengabdian yang dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang ikhlas dengan mengutamakan kepentingan publik.

2. Hasil kerja

Yang dimaksud dengan hasil kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang pekerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada umumnya kinerja seorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan.

3. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

4. Ketaatan

Yang dimaksud ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang

(29)

berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

5. Kejujuran

Yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.

6. Kerjasama

Kerjasama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

7. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lainnya.

8. Kepemimpinan

Yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian unsur kepemimpinan bagi tenaga kerja sebenarnya khusus diperuntukkan bagi tenaga kerja yang memiliki jabatan di seluruh hirarki dalam perusahaan.

(30)

1.5.7. Opini

Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Dimana opini tersebut berasal dari opini-opini individual yang diungkapkan oleh para anggota sebuah kelompok yang pandangannya bergantung pada pengaruh-pengaruh yang dilancarkan kelompok itu.20

Opini merupakan pendapat yang bisa diucapkan dengan kata-kata, isyarat atau cara lain yang mengandung arti dan dapat dipahami maksudnya. Ini berarti opini harus dinyatakan agar dapat diketahui orang lain.

Opini bisa ditemukan dari berbagai kalangan. Selanjutnya suatu pendapat harus dinyatakan terlebih dahulu agar dapat dinilai sebagai pendapat atau opini sebab sesuatu yang belum dinyatakan belum bisa disebut opini karena belum mengalami proses dalam masyarakat, sehingga masih merupakan sikap. Jadi yang dimaksud dengan opini adalah pendapat atau sikap masyarakat terhadap suatu masalah atau organisasi, dimana pembentukan opini publik melalui berbagai hal, antara lain; pelayanan terhadap publik, opinion leader dan kegiatan komunikasi. Opini merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya unsur – unsur sebagai berikut21 :

1. Adanya masalah atau situasi yang bersifat kontroversial yang menimbulkan pro dan kontra.

2. Adanya kesempatan bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial tersebut.

3. Adanya masyarakat yang terikat kepada masalah-masalah tersebut dan berusaha memberikan pendapatnya.

____________________________

20

Santoso Sastropoetro. 1990. Partisipasi,Komunikasi,Persuasi,dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Penerbit Alumni. hal. 70.

21

(31)

Opini merupakan unsur-unsur dari pandangan, perspektif dan tanggapan masyarakat mengenai suatu kejadian, keadaan, dan desas-desus tentang peristiwa peristiwa tertentu.

Menurut Clyde, opini masyarakat adalah penilaian sosial mengenai suatu masalah yang penting dan berarti, berdasarkan proses pertukaran-pertukaran yang sadar dan rasional oleh khalayaknya.22 Suatu pendapat harus dinyatakan terlebih dahulu agar dapat dinilai sebagai opini. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang belum dinyatakan belum bisa disebut opini karena belum mengalami proses komunikasi. Suatu pendapat akan menjadi isu apabila mengandung unsur kemungkinan pro dan kontra suatu pendapat yang telah dinyatakan. Dengan demikian, ia akan menimbulkan adanya pendapat baru yang menyenangkan atau tidak baginya. suatu isu akan menjadi isu sosial apabila ia menyebabkan orang lain akan membentuk pendapatnya dan menyatakannya atau memberikan tanggapannya atas persoalan yang dibahas oleh pendapat semula.

1.5.7.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini

Opini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya 23:  Pendidikan

Pendidikan, baik formal maupun non formal, banyak mempengaruhi dan membentuk persepsi seseorang. Orang berpendidikan cukup, memiliki sikap yang lebih mandiri ketimbang kelompok yang kurang berpendidikan. Yang kurang berpendidikan cenderung mengikut.

 Kondisi Sosial

Masyarakat yang terdiri dari kelompok tertutup akan memiliki pendapat yang lebih sempit daripada kelompok masyarakat terbuka. Dalam masyarakat tertutup, komunikasi dengan luar sulit dilakukan.

_________________________________

22

http://ronawajah.wordpress.com. Diakses tanggal 05 Februari 2012.

23

(32)

 Kondisi Ekonomi

Masyarakat yang kebutuhan minimumnya terpenuhi dan masalah survive bukan lagi merupakan bahaya yang mengancam, adalah masyarakat yang tenang dan demokratis.

 Ideologi

Ideologi adalah hasil kristalisasi nilai yang ada dalam masyarakat. Ia juga merupakan pemikiran khas suatu kelompok. Karena titik tolaknya adalah kepentingan ego, maka ideologi cenderung mengarah pada egoisme atau kelompokisme.

 Organisasi

Dalam organisasi orang berinteraksi dengan orang lain dengan berbagai ragam kepentingan. Dalam organisasi orang dapat menyalurkan pendapat dan keinginannya. Karena dalam kelompok ini orang cenderung bersedia menyamakan pendapatnya, maka pendapat umum mudah terbentuk.

 Media Massa

Persepsi masyarakat dapat dibentuk oleh media massa. Media massa dapat membentuk pendapat umum dengan cara pemberitaan yang sensasional dan berkesinambungan.

1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi,24 metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

______________________________

24

(33)

adanya di lokasi penelitian, dengan melakukan analisis dan menyajikan data-data dan fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan disimpulkan.

1.6.2. Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan informasi yang mencakup masalah penelitian, maka penulis melakukan penelitian ini di kabupaten Toba Samosir yang berjarak 238km dari kota Medan, Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara.

1.6.3. Populasi dan Sampel 1.6.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga kabupaten Toba Samosir, yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir tahun 2009 berjumlah 175.325 jiwa.

1.6.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang menggunakan cara tertentu untuk menentukan jumlah sampel. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan “Taro Yamane” dengan rumus 25 :

𝑛 =

𝑁 (𝑑)²+1𝑁 Dimana : n : Jumlah sampel N : Jumlah Populasi

d : presisi 10% dengan derajat kepercayaan 90%.

______________________________

(34)

Dengan demikian maka jumlah sampel yang akan diteliti di lapangan adalah :

𝑛 =

𝑁

𝑁 (𝑑)² + 1

𝑛 =

175.325 (0.1)² + 1

175.325

𝑛 =

175.325

1754,25

= 99,942

→ 100 orang responden.

Cara pengambilan sampel dibagi per kecamatan. Di Toba Samosir terdapat enam belas kecamatan yaitu; Kecamatan Ajibata, Kecamatan Balige, Kecamatan Bor-Bor, Kecamatan Habinsaran, Kecamatan Laguboti, Kecamatan Lumban Julu, Kecamatan Nassau, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kecamatan Porsea, Kecamatan Siantar Narumonda, Kecamatan Sigumpar, Kecamatan Silaen, Kecamatan Tampahan, Kecamatan Uluan, Kecamatan Parmaksian, dan Kecamatan Bonatua Lunasi. Tetapi dari keseluruhan kecamatan tersebut peneliti mengambil sampel dari ketujuh kecamatan saja karena fokus penelitian hanya pada masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan saja karena dianggap lebih mengerti dan memahami kondisi sebenarnya dari Kabupaten Toba Samosir, dan ketujuh kecamatan yang dipilih dianggap sudah mewakili kecamatan yang tidak terpilih dengan pertimbangan bahwa kecamatan yang tidak dipilih merupakan kecamatan pemekaran dari kecamatan yang dipilih, ataupun sudah mewakili kecamatan yang tidak terpilih karena letak geografisnya yang berdekatan.

Untuk menentukan jumlah sampel masing-masing kecamatan yang terpilih, maka tehnik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Stratified Proportional Sampling. Total populasi yang terpilih dari ketujuh kecamatan sebanyak 111.824 jiwa, dengan perincian sebagai berikut; Kecamatan Balige 44.389 jiwa, Kecamatan Tampahan 5.558 jiwa, Kecamatan Laguboti

(35)

17.608 jiwa, Kecamatan Habinsaran 13.939 jiwa, Kecamatan Silaen 12.281 jiwa, Kecamatan Porsea 11.059, dan Kecamatan Ajibata 6.990 jiwa. Untuk mendapatkan sampel dengan tehnik Stratified Proportional Sampling digunakan dengan cara sebagai berikut 26:

Sampel 1 = Total PopulasiPopulasi 1 X Total Sampel

1. Kecamatan Balige = 44.389 111.824 X 100 = 39,69 = 40 orang 2. Kecamatan Tampahan = 5.558 111.824 X 100 = 4,97 = 5 orang 3. Kecamatan Laguboti = 17.608 111.824 X 100 = 15,57 = 16 orang 4. Kecamatan Habinsaran = 13.939 111.824 X 100 = 12,46 = 12 orang _______________________________ 26

(36)

5. Kecamatan Silaen = 12.281 111.824 X 100 = 10,98 = 11 orang 6. Kecamatan Porsea = 11.059 111.824 X 100 = 9,88 = 10 orang 7. Kecamatan Ajibata = 6.990 111.824 X 100 = 6,25 = 6 orang

1.6.4. Tehnik Penarikan sampel

Dalam penelitian ini, penarikan sampel dilakukan berdasarkan tehnik purposive sampling yaitu tehnik penentuan sampel yang digunakan peneliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.27

1.6.5. Tehnik Pengumpulan Data

Data dan tehnik pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data utama yang digunakan peneliti sebagai sumber penelitian. Dalam penelitian ini, data primer yang didapat oleh peneliti bersumber dari Studi Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian dengan cara observasi, interaksi langsung dengan nara sumber, dan menyebarkan angket. Data yang diperoleh langsung dari lapangan ini nantinya merupakan data utama yang akan menunjang keberhasilan

_______________________________

27

(37)

penelitian ini, karena objek utama dari penelitian ini adalah dari responden (narasumber) khususnya yang memberikan suara dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010.

Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari Studi Pustaka (Library Research). Data dalam penelitian merupakan data tertulis yang berasal dari buku, majalah, surat kabar, dokumen, undang, media internet maupun skripsi terdahulu yang memiliki kesamaan dengan masalah penelitian ini. Data-data pustaka tersebut berguna sebagai Data-data sekunder dalam kerangka kerja teoritis.

1.6.6. Tehnik Analisis Data

Penganalisaan data merupakan tahapan penyederhanaan data yang telah diperoleh. Setelah data dan informasi terkumpul, maka selanjutnya adalah mengolah dan menganalisa data tersebut.

Dalam penelitian ini, tehnik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis data kuantitatif. Tehnik analisis data kuantitatif adalah pengolahan data dengan kaidah-kaidah matematik terhadap data angka atau numeric. Angka dapat merupakan representasi dari suatu kuantita maupun angka sebagai hasil konversi dari suatu kualita, yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan.

Data yang diperoleh dari daftar pertanyaaan yang dijabarkan kepada responden ditampilkan dalam bentuk tabel dan kemudian di analisis. Setelah dianalisis maka akan ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

1.6.7. Defenisi Konsep

Defenisi konsep adalah menganalisis data berdasarkan kesimpulan teori yang sudah berlaku umum untuk mengamati suatu fenomena agar tidak terjadi tumpang tindih atas perhatian dan pemahaman atas permasalahan yang menjadi subjek penelitian.

Oleh karena itu, sehubungan dengan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang digunakan penulis, dibagi dalam dua konsep yaitu :

(38)

1. Opini.

Opini dalam hal ini adalah sikap masyarakat Toba Samosir terhadap suatu permasalahan kontroversial yang menyangkut kepentingan umum.

2. Kinerja.

Kinerja dalam hal ini merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari kebijakan yang dilakukan selama periode dua tahun kepemimpinan Kasmin Simanjuntak – Liberty Pasaribu.

1.6.8. Defenisi Operasional

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, defenisi operasional adalah penjelasan tentang bagaimana variabel-variabel akan diukur.28 Defenisi operasional mempermudah peneliti dalam penelitiannya dengan cara memberikan parameter dan indikator-indikator dari variabel tersebut.

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu opini masyarakat dan kinerja Kasmin-Liberty.

1. Opini Masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi opini antara lain : a. Pendidikan

Tingat pendidikan pasti berpengaruh besar terhadap opini yang akan diberikan oleh masyarakat.

b. Kondisi sosial

Opini dari kelompok masyarakat yang tertutup pasti lebih sempit dibandingkan dengan masyarakat terbuka.

c. Kondisi ekonomi

Pekerjaan dan besar kecilnya penghasilan seseorang pasti berpengaruh besar terhadap opini yang akan diberikan.

_______________________________ 28

(39)

d. Ideologi

Opini baik akan datang dari kelompok yang berideologi sama, sedangkan yang berbeda ideologinya cenderung akan memberikan opini yang buruk. e. Media massa

Banyaknya pemberitaan mengenai Kasmin – Liberty pasti mempengaruhi opini masyarakat.

2. Indikator kinerja:

Indikator kinerja Kasmin Simanjuntak – Liberty Pasaribu sesuai dengan visi dan misinya.

A. Bidang pendidikan.

• Meningkatkan kuallitas SDM guru melalui diklat tenaga fungsional dan peningkatan taraf pendidikan guru.

• Pemerataan penyebaran tingkat pendidikan di setiap kecamatan. • Pembangunan fasilitas pendidikan yang lebih baik.

• Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi B. Bidang kesehatan

• Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan.

• Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan.

• Pengawasan terhadap ketersediaan farmasi, alat kesehatan dan produk makanan untuk menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan mutu. C. Pembangunan Infrastruktur.

• Pembangunan prasarana jalan. • Pembangunan drainase. • Pembangunan jaringan irigasi.

• Pembangunan prasarana listrik ke daerah terpencil. D. Pengembangan Ekonomi Rakyat.

(40)

• Peningkatan pasar tradisional dan sarana transportasi. • Penataan dan pengelolaan objek wisata.

• Peningkatan produktifitas pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.

E. Pengembangan Sumber Daya Alam.

• Melakukan penelitian terhadap Sumber Daya Alam yang ada agar semakin tergali dan bermanfaat.

• Meningkatkan pendapatan asli daerah.

• Penataan objek wisata sekitar danau toba dan objek wisata lainnya. • Melestarikan budaya batak.

F. Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa. • Meningaktkan kualitas pelayanan aparatur.

• Meningkatkan tata kelola pemerintahan.

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini menguraikan dan menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Pada Bab ini akan diuraikan gambaran umum dari objek penelitian diantaranya profil Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu, Visi dan misi, serta lokasi penelitian.

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi data dan informasi disajikan dan dianalisis secara sistematis berdasarkan penelitian yang dilakukan.

(41)

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian yang dilakukan penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun

Keduanya adalah pasangan calon bupati dan calon wakil bupati dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2010 dengan nomor urut 3

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajan yang disusun

Karena menurunnya faktor daya (cos Ø) akan berakibat turunnya efisiensi pembangkit dalam menampung beban kerja serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan

Sebagai upaya penguatan akuntabilitas dan mewujudkan transparansi pelaksanaan tugas pemerintah dalam pencapaian reformasi birokrasi di Mahkamah Agung RI, Pengadilan

The Investment Coordina1ng Board of the Republic of Indonesia 20 Terbuka 100% PMA Distributor Berafiliasi dengan produksi 67% Asing untuk distributor yang 1dak. berafiliasi dengan

1) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi acuan pemahaman bagi perusahaan mengenai pengungkapan sustainability report dan pengaruh

Adalah Seorang Member Axogy yang bisa menunjukkan integritasnya sebagai Leader dan memiliki minimal 1000 member dibawahnya, berperilaku (attitude) yang baik,