• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI PADA KONSEP SUHU DAN KALOR DAN TEORI KINETIK GAS BERDASARKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI PADA KONSEP SUHU DAN KALOR DAN TEORI KINETIK GAS BERDASARKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI PADA KONSEP SUHU DAN KALOR DAN TEORI KINETIK GAS BERDASARKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

SKRIPSI

OLEH RAHMAH S 105391100316

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

(2)

i

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI PADA KONSEP SUHU DAN KALOR DAN TEORI KINETIK GAS BERDASARKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Rahmah S 105391100316

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa do’a.

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tua tercinta Ayahanda Sule Baba dan Ibunda Nurdiana Adik-adikku tercinta dan segenap keluarga

Berkat doa, semangat dan dukungan mereka penulis mampu berjuang sampai saat ini. Guru-guru, dosen-dosen, sahabat dan teman

seperjuangan Pendidikan Fisika 2016 yang telah memberikan doa, dukungan dan inspirasi yang luar biasa

Untuk almamaterku tercinta Program studi pendidikan fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(8)

vii ABSTRAK

Rahmah S. 2020. Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI pada Konsep Suhu Kalor dan Teori Kinetik Gas Berdasarkan Keterampilan Proses Sains (KPS). Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar (Dibimbing oleh Djajadi dan Handayani).

Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa tujuan nasional negara Indonesia salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dicapai melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam sistem pendidikan nasional, salah satunya yaitu sarana dan prasarana yang memadai. Buku ajar berdasarkan KPS atau sumber bacaan merupakan kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan keterampilan peserta didik melalui kumpulan topik-topik atau konsep dalam suatu mata pelajaran. Namun kenyataannya masih banyak ditemukan beberapa kekurangan salah satunya yaitu masih kurangnya ketersediaan aspek KPS pada setiap buku, sehingga belum mampu mengembangkan keterampilan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketersediaan aspek keterampilan proses sains (KPS) dalam buku ajar fisika SMA kelas XI pada materi suhu dan kalor dan teori kinetik gas dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa ketersediaan aspek KPS dalam buku ajar fisika SMA kelas XI pada konsep suhu dan kalor dan teori kinetik gas yaitu pada buku I bab 5 memuat 9 dari 10 aspek KPS dan bab 6 memuat 7 aspek KPS, untuk buku II bab 5 memuat 7 aspek KPS dan bab 6 memuat 6 aspek KPS, untuk buku III bab 5 memuat 9 aspek KPS dan bab 6 memuat 8 aspek KPS, untuk buku IV bab 5 memuat 7 aspek KPS dan bab 6 memuat 8 aspek KPS, selanjutnya pada buku V bab 5 memuat 7 aspek KPS dan bab 6 memuat 6 aspek KPS memuatDengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis buku ajar fisika SMA kelas XI pada konsep suhu dan kalor dan teori kinetik gas berada dalam kategori sangat kuat. Akhirnya analisis buku ajar ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kerangka dasar untuk analisis buku ajar lainnya.

Kata Kunci: Analisis buku fisika SMA, Keterampilan proses sains (KPS), Suhu Kalor dan Teori Kinetik Gas.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menciptakan semesta dengan segala kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk Baginda Rasulullah Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI pada Konsep Suhu Kalor dan Teori Kinetik Gas Berdasarkan Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)”

Apresiasi dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Sule Baba dan ibunda Nur Diana yang membesarkan, mengasuh, mendidik serta membimbing penulis dengan limpahan kasih sayangnya. Do’a restu dan pengorbanannya yang tulus dan ikhlas selalu mengiringi langkah penulis dalam perjuangan meraih masa depan yang cerah dan bermanfaat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah memberikan sebagian waktu, tenaga, dan materi yang tersisa demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(10)

ix

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan sarana dan prasarana perkuliahan.

3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. dan Ma’ruf, S.Pd., M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Muhammad Djajadi, M.Pd., Ph.D dan Yusri Handayani, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini dan membimbing penulis sampai taraf penyelesaiannya.

5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tidak langsung.

6. Adikku tersayang (Mega Mustika dan Sudarmin) yang telah mendo’akan dan memberikan dukungan sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini

7. Sahabat terbaik (Mariana Arman, Ainun Awaliyah, Rini Susanti, Andi Idawati, serta teman-teman yang lainnya) yang senantiasa mendukung, menemani dan membantu dalam berbagai hal.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi ini

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan

(11)

x

karunia-Nya. Semoga karya penelitian tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak terutama bagi penulis sendiri.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Oktober 2020

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka...5

1. Belajar dan Pembelajaran... 5

2. Buku Ajar ... 7

3. Keterampilan Proses Sains (KPS)... 11

4. Materi Suhu dan Kalor... 14

5. Hasil Penelitian Yang Relevan... 21

B. Kerangka Pikir... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 25

(13)

xii

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 25

C. Prosedur Penelitian...25

D. Instrumen Penelitian...26

E. Teknik analisis Data...27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 28

B. Pembahasan... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 53

B. Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54

DAFTAR LAMPIRAN... 57

(14)

xiii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 Halaman Aspek KPS 13

Perhitungan Tingkat Kesesuain 28

Ketersediaan Aspek KPS pada bab 5 29

Ketersediaan Aspek KPS pada bab 6 29

Ketersediaan Aspek KPS 30

Ketersediaan Aspek KPS 33

Ketersediaan Aspek KPS 36

Ketersediaan Aspek KPS 39

Ketersediaan Aspek KPS 42

Aspek KPS pada buku Fisika 45

Kesesuaian Kesepakatan (KK) untuk setiap Buku yang

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.2 Kerangka Pikir 24

4.1 Grafik ketersediaan aspek KPS pada buku ajar 31 4.2 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

1 bab 5 32

4.3 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

1 bab 6 32

4.4 Grafik ketersediaan aspek KPS pada buku ajar 34 4.5 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

2 bab 5 35

4.6 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

2 bab 6 35

4.7 Grafik ketersediaan aspek KPS pada buku ajar 37 4.8 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

3 bab 5 38

4.9 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

3 bab 6 38

4.10 Grafik ketersediaan aspek KPS pada buku ajar 40 4.11 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

4 bab 5 41

4.12 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

4 bab 6 41

4.13 Grafik ketersediaan aspek KPS pada buku ajar 43 4.14 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

5 bab 5 44

4.15 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS Buku Ajar

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN... 58

Ia Surat keterangan validasi instrumen... 59

Ib Lembar validasi analisiss buku ajar fisika... 60

Ic Instrumen lembar observasi buku ajar... 64

LAMPIRAN II ANALISIS BUKU AJAR... 67

IIa Analisis buku ajar fisika... 68

LAMPIRAN III PERHITUNGAN KESESUAIAN KESEPAKATAN... 88

IIIa Perhitungan kesesuaian kesepakatan... 89

LAMPIRAN IV SAMPUL Buku... 93

IVa Sampul Buku... 94

LAMPIRAN V PERSURATAN... 99

Va Surat Persetujuan Judul...100

Va Surat LP3M... 101

Vb Surat BKPMD... 102

Vc. Surat keterangan telah melakukan penelitian... 103

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa tujuan nasional negara Indonesia salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dicapai melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri yang diperlukan bagi dirinya dan masyarakat. Potensi diri tersebut diharapkan dapat menjadi bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan menghadapi persaingan global.

Dasar pemikiran yang menggambarkan harapan atau tujuan setiap bentuk pendidikan dan makna telaah mengenai esensi kependidikan tersebut sejalan dengan tujuan Al-Qur’an, yakni mengadakan perubahan-perubahan positif. Dasar pemikiran ini dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 1 yang berbunyi:

ِزي ِزَعْل

ِط ََٰر ِص

َٰىَلِإ

ْمِهِ ب َر

ِنْذِإِب

ِروُّنلٱ

ىَل

ِت ََٰمُلُّظلٱ

َن ِم

َساَّنلٱ

َج ِرْخُتِل

َكْيَلِإ

ُهََٰنْل َزنَأ

بََٰتِك

رٓلا

ٱ

ِدي ِمَحْلٱ

Artinya: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

Terdapat beberapa standar yang harus dipenuhi untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, salah satunya yaitu sarana dan prasarana yang

(18)

memadai. Sarana dan prasarana tersebut erat kaitannya dengan pengadaan buku ajar. Beberapa fungsi buku ajar diantaranya yaitu membantu guru dalam melaksanakan kurikulum, memudahkan keberlangsungan pelajaran, menjadi acuan, memancing aspirasi, menyajikan materi yang seragam, dan mudah mengulang materi (Danim, 2013).

Sumber belajar atau buku ajar menjadi salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan kegiatan belajar mengajar disekolah. Hal ini dikarenakan buku ajar atau sumber bacaan merupakan Buku ajar merupakan salah satu media instruksional yang sangat penting (Sitepu, 2012) untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran melalui kumpulan topik-topik atau konsep dalam suatu mata pelajaran.

Oleh karena itu, buku ajar yang dijadikan panduan serta sumber belajar bagi peserta didik patut untuk diperhatikan kelayakannya sesuai dengan kriteria-kriteria kurikulum yang sedang berlaku saat ini. Buku ajar yang digunakan tiap sekolah berbeda-beda dikarenakan sumber belajar berupa buku teks ini memiliki banyak pilihan dari para penerbit buku. Khususnya pada buku sekolah yang diterbitkan di Indonesia memiliki jumlah yang terbilang banyak dengan pengarang yang berbeda-beda. Meski demikian, melalui peraturan pemerintah Nomor 65 tahun 2014 tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru kurikulum 2013 kelompok peminatan, mensyaratkan bahwa buku-buku teks yang digunakan oleh peserta didik harus terlebih dahulu dinilai dan lulus standarisasi mutu oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).

(19)

Pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemontrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual terdapat pada aspek KPS.

KPS merupakan pendekatan yang mengarahkan, untuk pengetahuan memerlukan suatu keterampilan mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan gagasan. Dalam buku yang ditulis oleh Zulfiani, dkk. (2009), menjelaskan bahwa keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuan untuk memperoleh pengetahuan. Pengembangan aspek KPS dalam buku ajar yang digunakan dapat mengasah kemampuan peserta didik agar dapat aktif dalam mencari pengetahuan sendiri. Namun buku ajar yang dipakai belum mengembangkan keterampilan proses sains dan masih kurangnya ketersediaan aspek KPS pada setiap buku, dampaknya adalah peserta didik kurang aktif dalam mencari pengetahuan sendiri.

Pada penelitian sebelumnya juga, masih banyak ditemukan beberapa kekurangan diantaranya: masih kurangnya ketersediaan aspek KPS, tidak terdapat koefisien kesepakatan antar pengamat yang digunakan untuk mengurangi subjektifitas hasil penelitian, pada hasil penelitian tidak disajikan persentase kemunculan aspek KPS pada buku yang dianalisis, dan buku yang dianalisis berdasarkan KTSP. Berdasarkan kekurangan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Pada Materi Suhu dan Kalor dan Teori Kinetik Gas Berdasrkan Keterampilan Proses Sains (KPS)”.

(20)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana ketersediaan aspek keterampilan proses sains (KPS) dalam Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI pada konsep Suhu dan Kalor dan Teori Kinetik Gas?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan aspek keterampilan proses sains (KPS) dalam Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI pada konsep Suhu dan Kalor dan Teori Kinetik Gas.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru

Guru dapat mengetahui bahwa buku yang dipakai mengandung aspek KPS dan dapat dijadikan rekomendasi.

2. Bagi Peserta didik

Peserta didik yang menggunakan buku yang mengandung aspek KPS dapat berperan aktif dalam suatu pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Memberkan informasi ketersediaan aspek KPS dalam buku yang diteliti, dan dapat dijadikan referensi.

4. Bagi Pihak Sekolah

Pihak sekolah dapat mengetahui buku ajar yang dapat menunjang pemahaman peserta didik dan mengembangkan KPS.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses aktif mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya (Sudjana, 1991). Belajar merupakan proses untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru untuk memperbaiki kualitas hidupnya supaya menjadi lebih baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) belajar merupakan suatu tindakan kompleks yang hanya dialami oleh peserta didik sendiri. Peserta didik menjadi penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Berikut pandangan beberapa ahli mengenai belajar.

a. Belajar Menurut Beberapa Ahli

1). Daryanto (2009) mengemukakan bahwa belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya.

2). Suyono dan Hariyanto (2014) belajar merujuk kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi atau peerubahan struktur kognitif seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu hasil interaksi aktifnya dengan lingkungan dan sumber-sumber pembelajaran yang ada disekitarnya.

3). Purwanto (2014) belajar merupakan suatu perubahan yang bersifat internal dan relatif mantap dalam tingkah laku melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.

(22)

4). Wina (2008) Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor.

5). Winata putra dkk. (2007) belajar adalah perubahan perilaku pada individu sebagai buah dari pengalaman atau interasi fisik yang mana akan menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.

Belajar menghasilkan perubahan dalam diri setiap individu, dan perubahan tersebut mempunyai nilai ositif dari dirinya. Tetapi tidak semua perubahan bisa dikatakan sebagai belajar, sebagai contoh seseorang anak yang terjatuh dari pohon dan tangannya patah, kondisi tersebut tidak bisa dikatakan sebagai proses belajar meskipun ada perubahan, karena perubahan tersebut bukan sebagai perilaku aktif dan menuju kepada perubahan yang lebih baik (Setiawan, 2017).

Menurut Fathurrohman (2017) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu da pengetahuan, penguasaan kemahiran dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri (Abuddin, 2009). Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan , aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui

(23)

berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pada prinsipnya pembelajaran tidak sama dengan pengajaran. Pembelajaran menekankan pada aktivitas peserta didik, sedangkan pengajaran menekankan pada aktivitas pendidik. Uno (2008) mengemukakan hakikat pembelajaran adalah perncanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik.

2. Buku Ajar

a. Pengertian Buku Ajar

Buku ajar merupakan salah satu media instruksional yang sangat penting. Menurut Sitepu (2012) buku ajar merupakan salah satu sumber belajar yang berisi bahan yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Buku ajar adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan peserta didik (Muslich, 2010). Sedangkan menurut Akbar (2013) buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai sumber materi ajar dan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu yang disusun secara sistematis dan sederhana disertai petunjuk pembelajaran.

Menurut Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008, buku digolongkan dalam empat kelompok dengan istilah dan pengertian yang berbeda, yakni: (1) buku ajar; (2) buku panduan pendidik; (3) buku pengayaan; dan (4) buku referensi.

Penjelasan dari masing-masing buku adalah sebagai berikut.

1) Buku ajar pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di

(24)

satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

2) Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.

3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.

4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya secara dalam dan luas.

Menurut Husen (dalam Yanti, 2013) pengertian buku ajar yaitu (1) Buku ajar merupakan buku ajar yang ditujukan bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu, misalnya buku ajar untuk SD, SMP, dan SMA. (2) Buku ajar selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu. (3) Buku itu selalu buku yang standar, yaitu buku acuan yang berkualitas, dan biasanya terdapat tanda pengesahan dari badan yang berwenang. (4) Buku ajar biasanya ditulis oleh para pakar ilmu dibidangnya. (5) Buku ajar ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. (6) Buku ajar biasanya juga dilengkapi dengan sarana pengajaran. (7) Buku ajar selalu ditulis untuk menunjang suatu program pengajaran.

(25)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku yang ditulis oleh pakar dalam bidang ilmu tertentu untuk tujuan instruksional tertentu, berisi tentang materi pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum sebagai acuan bagi pendidik maupun peserta didik pada tiap satuan pendidikan. Buku ajar sebagai acuan tersebut disusun secara sistematis dan sederhana untuk menunjang proses pembelajaran.

b. Fungsi Buku Ajar

Secara umum buku mengandung informasi tentang perasaan, pikiran, gagasan, atau pengetahuan pengarangnya untuk disampaikan kepada orang lain dengan menggunakan simbol-simbol visual dalam bentuk huruf, gambar, atau bentuk lainnya. Dengan demikian, fungsi utama buku adalah sebagai media informasi yang pada awalnya dalam bentuk tulisan tangan, kemudian cetakan, dan belakangan ini dalam bentuk elektronik.

Buku ajar dilihat dari isinya, termasuk salah satu perangkat pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum. Buku ajar yang terstandar dapat dijadikan sebagai sarana atau sumber belajar untuk meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan nasional. Dilihat dari isi dan penyajiannya, buku ajar berfungsi sebagai pedoman manual bagi peserta didik dalam belajar dan bagi guru dalam membelajarkan peserta didik untuk bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Menurut Sitepu (2012) fungsi buku ajar bagi peserta didik dipergunakan sebagai acuan dalam:

1) mempersiapkan diri secara individu atau kelompok sebelum kegiatan belajar di kelas;

(26)

2) berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas; 3) mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru; dan

4) mempersiapkan diri untuk tes atau ujian formatif dan sumatif. Bagi guru, buku ajar dipergunakan sebagai acuan dalam:

1) membuat desain pembelajaran;

2) mempersiapkan sumber-sumber belajar lain; 3) mengembangkan bahan belajar yang kontekstual; 4) memberikan tugas; dan

5) menyusun bahan evaluasi.

Memperhatikan fungsi buku ajar dalam proses pembelajaran, penulis buku ajar perlu mengacu secara ketat dalam mengembangkan isi buku ajar dan perlu memperhatikan:

1) tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum;

2) kebenaran, kemutakhiran, dan ketepatan informasi yang disampaikan berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan;

3) kedalaman dan keluasan bahan pembelajaran dikaitkan dengan kemampuan yang perlu dicapai peserta didik;

4) metode pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran; dan

5) bahasa yang dipergunakan sesuai dengan kemampuan berbahasa peserta didik.

Sedangkan menurut Muslich (2010) ditinjau dari segi fungsinya, selain mempunyai fungsi umum, buku ajar mempunyai fungsi sebagai: (1) sarana

(27)

pengembang bahan dan program dalam kurikulum pendidikan; (2) sarana pemerlancar tugas akademik guru; (3) sarana pemerlancar ketercapaian tujuan pembelajaran; dan (4) sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran.

c. Buku Ajar yang Berkualitas

Menurut Banowati, sebagaimana dikutip oleh Nurmutia (2013) buku ajar yang baik adalah buku ajar yang berkualitas. Adapun buku ajar yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut.

1) Menarik peserta didik yang menggunakannya.

2) Mampu memberikan motivasi kepada para pemakainya. 3) Memuat ilustrasi yang menarik hati bagi para penggunanya.

4) Mempertimbangkan aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan peserta didik yang menggunakannya.

5) Mampu merangsang aktivitas-aktivitas pribadi pesert didik yang menggunakannya.

6) Mempunyai sudut pandang yang jelas dan tegas sehingga tidak membingungkan peserta didik yang menggunakannya. Mampu memberi pemantapan, penekanan materi pada penggunanya.

3. Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan proses sains (KPS) adalah pendekatan yang mengarahkan bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data, mengkomunikasikan gagasan dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan tersebut dapat digunakan

(28)

menemukan pengetahuan alam yang kemudian disebut keterampilan proses IPA.Keterampilan proses sains juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan peserta didik untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan.

Seperti SAPA (Science A Process Approach) pendekatan keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses sains peserta didik menggunakan pemikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena memungkinkan mereka menggunakan alat dan bahan, melakukan pengukuran, penyusunan alat dan bahan. Dengan mengaplikasikan keterampilan proses sains dimaksudkan agar mereka dapat berinteraksi dengan peserta didik lain dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses sains, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan ilmuan dalam melakukan penyelidikan ilmiah atau metode ilmiah. Keterampilan proses sains juga dapat diartikan sebagai kecakapan untuk melaksanakan tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilakan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta atau bukti (Asrisal, 2020).

Dalam buku yang ditulis oleh Zulfiani dkk. (2009) menjelaskan bahwa keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuan untuk memperoleh pengetahuan. Ilmuan mengaplikasikan

(29)

keterampilan-keterampilan proses sains untuk memperoleh suatu pengetahuan atau teori baru yang didasari oleh penelitian. Keterampilan proses sains sangat diperlukan dalam bidang pendidikan tingkat pendidikan dasar maupun menengah, karena beberapa hal diantaranya adalah:

1). Mempunyai manfaat dapat memecahkan masalah dalam kehidupan.

2). Memberi bekal peserta didik untuk membentuk konsepnya sendiri serta bagaimana mempelajari sesuatu.

3). Membantu peserta didik mngembangkan dirinya.

4). Sangat membantu peserta didik yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir konkret.

5). Mengembangkan kreativitas peserta didik

Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan, diantaranya adalah manual, intelektual dan sosial. Peserta didik yang mempunyai dan mengembangkan keterampilan proses sains akan mampu membangun pemahaman konsepnya sendiri berdasarkan fakta dikehidupannya. Menurut Harlen (1992) memaparkan tabel keterampilan proses sains beserta indikatornya, diantaranya adalah:

Tabel 2.1 Aspek KPS

Observasi • Menggunakan sebanyak mungkin indra • Menggunakan fakta relevan

Klasifikasi • Mencatat setiap pengamatan • Mencari perbedaan/persamaan • Mengontraskan ciri-ciri • Membandingkan

• Mencari dasar pengelompokkan • Menghubungkan hasil pengamatan

(30)

Interpretasi • Menghubungkan hasil pengamatan • Menemukan pola dalam 1 seri

pengamatan • Menyimpulkan

Prediksi • Menggunakan pola/hasil pengamatan • Mengemukakan apa yang mungkin

terjadi pada keadaan yang belum diamati Mengajukan

Pertanyaan

• Bertanya apa, bagaimana, mengapa • Bertanya untuk meminta penjelasan Berhipotesis • Mengetahui bahwa ada lebih dari 1

kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian • Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti

Merencanakan Percobaan

• Menentukan alat/bahan yang digunakan • Menentukan variabel/faktor penentu • Menentukan apa yang akan

diukur,diamati, dicatat Menggunakan

Alat/Bahan

• Memakai alat/bahan

• Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan

• Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan

Menerapkan Konsep

• Menerapkan konsep pada situasi baru • Menggunakan Konsep pada pengalaman

baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

Berkomunikasi • Memberikan data empiris hasil

percobaan dengan tabel/grafik/diagram • Menyampaikan laporan sistematis • Menjelaskan hasil percobaan • Membaca grafik

• Mendiskusikan hasil percobaan

4. Materi Suhu Kalor dan Teori Kinetik Gas a. Suhu

1). Pengertian Suhu

Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya

(31)

suatu benda, kita memerlukian suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Sebagai contoh apa yang kamu rasakan ketika kita minum es, dingin bukan, ketika kita merebus air, lama kelamaan air yang kamu rebus akan menjadi panas bukan setelah itu bisakah kita mengukur suhu? Bisakah tangan kita digunakan untuk mengukur panas atau dinginnya suatu benda dengan tepat? Kita tentu memerlukan cara untuk membedakan derajat panas atau dingin benda tersebut untuk itu kita perlu mengetahui cara untuk mengukur suhu secara akurat.

2). Alat Pengukuran Suhu

Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termemoter ini disebut termometer udara. Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang pipa kaca yang panjang , pipa tersebut dicelupkan kedalam cairan berwarna. Jika bola kaca dipanaskan, udara didalam pipa akan mengembang sehingga udara keluar dari pipa. Namun ketika bola didinginkan udara didalam pipa menyusut sehingga sebagian air naik kedalam pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suhu sehingga udara saat itu segera dapat diketahui. Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Termometer yang tabungnya diisi dengan raksa kita sebut termometer raksa. Termometer raksa dengan skala Celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam keseharian. Selain raksa terdapat pula termometer alkohol.

b. Kalor

1). Pengertian Kalor

Menurut Sunardi (2016) kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu. Secara alamiah, kalor berpindah dari benda

(32)

bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Sebelum abad ke – 17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat yang pindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor merupakan zat, tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang suhunya naik, massanya tidak berubah, jadi kalor bukan zat. Satuan kalor : Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan satuan usaha atau energi.

Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan. Contohnya: sepotong roti memiliki kandungan energi 200 kalori dan sepotong daging memiliki kandungan energi 600 kalori. Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air agar suhunya nai 1°C. Hubungan satuan kalori dengan joule adalah 1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal

2). Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Banyaknya kalor yang diperlukan oleh benda untuk mengubah suhunya sebesar 1℃ atau 1 K disebut kapasitas kalor. Berdasarkan definisi kapasitas kalor ini, maka hubungan kalor, kapasitas kalor, dan perubahan suhu suatu benda dapat dinyatakan sebagai berikut.

𝑪 = 𝑸

∆𝑻 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑸 = 𝑪 ∆ 𝑻

Dengan: C = Kapasitas kalor (J/K) Q= Kalor (J)

(33)

3). Perubahan Wujud dan Kalor Laten

Pada dasarnya perubahan wujud suatu zat disebabkan oleh zat yang melepaskan atau yang menyerap kalor.Perubahan wujud suatu zat karena karena zat melepaskan kalor dapat berupa pengembunan, pembekuan, dan penyubliman. Sementara itu, perubahan wujud suatu zat karena zat menyerap kalor dapat berupa penguapan, peleburan, dan penyubliman.

Dalam kaitannya dengan perubahan wujud zat, terdapat besran yang disebut kalor late, yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud satu kilogram zat pada suhu tetap. Terdapat dua jenis kalor laten yaitu kalor lebur(kalor lebur) dan kalor laten uap (kalor uap).

Pada proses melebur dan membeku maka berlaku persamaan sebagai beikut

𝑸 = 𝒎𝑳𝑭 Dengan: Q = Kalor (J)

𝐿𝐹 = Kalor lebur atau kalor beku (J/kg) m = Massa zat (kg)

c. Perpindahan Kalor

Ada tiga mekanisme perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1). Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut tidak ikut berpindah ataupun bergerak. Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman panas,

(34)

lalu kita mencelupkan sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi logam tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke seluruh bagian logam sampai ke ujung logam yang tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi logam tersebut. Laju aliran kalor secara konduksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑸 𝒕 𝑲𝑨

∆𝑻 𝒅

Keterangan: Q = banyaknya kalor yang mengalir(J)

k = Konduktivitas termal daya hantar panas (watt/mK) A = luas permukaan (𝑚2)

∆𝑇 = perbedaan suhu (K) d = tebal lapisan (m)

t = lama kalor mengalir (s) 2). Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya. Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat. Contoh yang sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas. Panas pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya meleleh. Laju aliran kalor secara konveksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑸

𝒕 = 𝒉𝑨∆𝑻 Keterangan: h = koefisien konveksi (watt/ 𝑚2𝐾)

(35)

3). Radiasi

Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara. Untuk memahami ini, dapat kita lihat kehidupan kita sehari-hari. Ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka kita akan merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi. Daya radiasi yang dipancarkan dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑷 = 𝑨𝒆𝝈𝑻

Keterangan: P = daya radiasi yang dipancarkan (W) A = luas permukaan benda (𝑚2)

e = koefisien emisivitas T = suhu mutlak (K)

𝜎 = tetapan stefan-Boltzman = 5,67 × 10−2 W𝑚−2𝐾−4 (Muslihun, 2017) d. Teori Kinetik Gas

1). Persamaan Keadaan Gas Ideal

Menurut Salamah (2002) untuk gas ideal, hubungan antara P, V, T, dan m (atau jumlah mol n) cukup sederhana sehingga kita dapat menyatakannya sebagai suatu persamaan yang dinamakan persamaan umum gas ideal. Persamaan tersebut hanya dipenuhi oleh gas ideal. Secara nyata, tidak ada gas yang tergolong ideal, tetapi gas-gas nyata pada tekanan sangat rendah (lebih kecil dari 1 atm) dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas, cukup akurat memenuhi persamaan keadaan gas ideal (Kanginan, 2013)

(36)

2). Keadaan khusus Hukum Gas Ideal

Ada beberapa hukum terdapat dalam teori kinetik gas, di antaranya sebagi berikut.

a. Hukum Boyle

Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑷 . 𝑽 = 𝑲𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏 Atau

𝑷𝟏𝑽𝟏= 𝑷𝟐𝑽𝟐

b. Hukum Charles

Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑽 𝑻= 𝑲𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑽𝟏 𝑻𝟏= 𝑽𝟐 𝑻𝟐 c. Hukum Gay Lussac

Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑷 𝑻 = 𝑲𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑷𝟏 𝑻𝟏 = 𝑷𝟐 𝑻𝟐

(37)

d. Hukum Boyle-Gay Lussac

Hukum Boyle-Gay Lussac merupakan gabungan dari hukum Boyle, hukum charles, dan hukum gay-lussac . Sehingga berlaku persamaan

𝑷𝑽 𝑻 = 𝑲𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑷𝟏𝑽𝟏 𝑻𝟏 = 𝑷𝟐𝑽𝟐 𝑻𝟐

5. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan diantaranya, Aceliya Kencana Puri (2016) melakukan penelitian yang beerjudul analisis isi buku kimia kelas X kurikulum 2013 berdasarkan kategori literasi sains. Buku teks yang digunakan merupakan buku yang terdapat dalam peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan nomor 65 tahun 2014. Menurut Aceliya buku ini menyajikan materi yang berpedoman pada kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013 dan telah mengembangkan kategori literasi sains. Hasil yang didapat dari analisis yang dilakukan yaitu bahwa buku tersebut masih didominasi oleh kategore pengetahuan sains sebesar 42%. Secara umum buku kimia kelas X yang dianalisis lebih banyak menyajikan pengetahuan sains, dan kurang menyajikan aplikasi sains.

Penelitian kedua Putri Rasti Ramadhani dkk. (2019), dalam penelitianya diperoleh hasil pada buku fisika SMA kelas XI semester 1 teritan MK-ER, KK-GR, MR-YW, dan SP-YW dikategorikan kurang memfasilitasi indikator KPS, buku teks pelajaran fisika karangan MR-YW merupakan buku yang terdapat sajian indikator KPS yang paling tinggi 43,1% dikategorikan cukup memfasilitasi KPS, sedangkan buku teks pelajaran fisika terbitan SP-YW memiliki persentase indikator KPS paling rendah dengan nilai rata-rata 41,5% dikategorikan cukup memfasilitasi KPS.

(38)

Penelitian ketiga Wiwik Dwi Rahayu (2017) dalam penelitiannya diperoleh Kemunculan aspek KPS pada buku A tiap bagian buku memunculkan persentase 29% pada aspek observasi dibagian latihan soal, 25% dibagian contoh soal pada aspek observasi, dan Interpretasi 27% muncul dibagian penjelasan. Sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS pada tiap bagian buku yang dianalisis, dengan persentasenya, adalah: klasifikasi 38% muncul dibagian contoh soal, interpretasi 15 % pada bagian penjelasan, dan menerapkan konsep 20% dibagian latihan soal. Ditinjau dari banyaknya jumlah kemunculan aspek KPS yang muncul, buku A memunculkan aspek KPS lebih banyak disbanding buku B. B. Kerangka Berpikir

Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan intelektual yang digunakan oleh ilmuwan serta dapat digunakan untuk memahami fenomena apa saja yang mana keterampilan ini diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori sains. Melalui keterampilan proses sains ini peserta didik diharapkan dapat mengalami proses sebagaimana yang dialami para ilmuan dalam memecahkan fenomena alam dan akan menjadi roda penggerak penemuan, pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap, wawasan dan nilai. mengajar secara aktif dan kreatif.

Buku ajar yang berbasis kurikulum 2013 sudah dipakai di sekolah. Buku ajar sebagai media ajar wajib yang dimiliki oleh peserta didik dan guru bidang studi dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan keterampilan proses sains peserta didik. Namun buku ajar yang dipakai belum

(39)

mengembangkan keterampilan proses sains, dampaknya adalah peserta didik kurang aktif dalam mencari pengetahuan sendiri layaknya para ilmuan. Banyaknya penelitian terkait buku ajar sudah banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian yang berkaitan dengan buku ajar, diantaranya adalah analisis kurikulum, kedalaman konsep serta miskonsepsi, ketersediaan aspek literasi sains, ketersediaan aspek kemampuan generik sains, namun untuk penelitian buku ajar yang didasari aspek keterampilan proses sains masih sedikit dilakukan. Terdapat konsep-konsep fisika yang jika dilakukan suatu percobaan tidak membutuhkan alat dan bahan yang rumit untuk dilakukan suatu percobaan, tetapi

pemenuhan pemahaman fisika dalam aspek tersebut dapat tersampaikan dengan baik oleh guru untuk peserta didik, salah satunya adalah suhu dan kalor dan teori kinetik gas. Suhu dan kalor dan teori kinetik gas merupakan salah satu konsep fisika yang sering sekali dilakukan percobaan praktikum, namun dalam hal ini, praktikum yang dilakukan berdasarkan modul yang non buku ajar, padahal biasanya dalam buku ajar yang dipakai terdapat Lembar Kegiatan Peserta didik (LKPD) yang alat dan bahannya mudah ditemukan, namun kurang maksimalnya penggunaan halaman LKPD pada buku ajar menjadi hal yang sangat disayangkan, jika dalam suatu sekolah tidak melakukan praktikum hanya karena keterbatasan alat dan bahan untuk praktikum, padahal sudah ada kolom praktikum pada bagian LKPD dalam buku ajar yang digunakan. Oleh karena itu, penelitian tentang analisis buku penting dilakukan untuk mengetahui ketersediaan aspek KPS pada buku tersebut. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat menjadi rekomendasi bagi sekolah dalam memilih buku yang akan digunakan dan menjadi bahan koreksi

(40)

bagi penulis buku serta pemerintah mengenai kesesuaian buku teks dengan keterampilan proses sains. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka pikir pada Gambar 2.2.

s

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Kurikulum 2013 Fisika

Buku Ajar Fisika

Belum Diketahui Ketersediaan aspkek KPS

Analisis Ketersediaan Aspek KPS

Keterampilan Proses Sains (KPS)

Buku Ajar Fisika Kurikulum 2013

Buku yang dipakai di SMA kabupaten gowa

Mengetahui Ketersediaan Aspek KPS

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, dimana data yang nantinya akan disajikan berupa kata-kata bukan berupa angka.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua buku teks pelajaran fisika SMA kelas XI berdasarkan kurikulum 2013 yang digunakan di SMA Kabupaten Gowa.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini sampel diambil secara random sampling. Penelitian diawali dengan melakukan survey terhadap penggunaan Buku teks pelajaran fisika SMA kelas XI berdasarkan kurikulum 2013 yang digunakan di SMA Kabupaten Gowa ditambah beberapa buku dengan pertimbangan tertentu.

C. Prosedur Penelitian

Secara umum, pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi literatur b. Menyusun proposal penelitian c. Membuat Instrumen Penelitian

(42)

d. Mengajukan pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli

e. Melakukan perbaikan instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pemilihan buku pelajaran SMA kelas XI yang akan dianalisis

b. Menganalisis buku ajar berdasarkan aspek KPS yang telah disesuaikan dengan indikator analisis aspek PKS.

c. Melakukan pengecekan kesesuaian kesepakatan dengan pengamat lain. Jumlah pengamat adalah 2 orang ( 1 orang dosen ahli dan 1 orang guru fisika)

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data dengan menghitung jumlah ketersediaan aspek PKS pada setiap unsur-unsur yang dianalisis tiap buku ajar

b. Menghitung persentase kemunculan aspek KPS dalam buku yang telah dianalisis.

c. Menghitung kesesuaian kesepakatan dari hasil kedua pengamat d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan berisikan tabel hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, di dalam lembar observasi berisikan nama buku teks yang dianalisis,

(43)

Penerbit buku, indikator kps, pernyataan dalam buku teks berdasarkan indikator yang ada, halaman, paragraf, serta penjelasan berupa alasan mengapa pernyataan yang ada tergolong atau tidak tergolong dalam kesesuaian aspek KPS. E. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Ketersediaan Aspek KPS dalam Buku

Buku yang dianalisis akan dihitung persentase ketersediaan aspek KPSnya. Nilai persentase didapat dari pembagian jumlah aspek KPS yang dihasilkan dari buku yang dianalisis dengan jumlah iindikator aspek KPS dari buku yang dianalisis. Berikut adalah tahapan menghitung persentase ketersediaan aspek KPS pada buku yang dianalisis.

1). Menjumlahkan aspek KPS yang muncul pada buku yang dianalisis. 2). Menjumlahkan aspek KPS yang muncul pada buku yang dianalisis. 3). Menghitung persentase kemunculan aspek KPS pada buku yang

dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:

% =∑ Jumlah kemunculan aspek KPS pada buku

∑ Jumlah keseluruh indikator aspek KPS × 100% Sumber: Faramudita(2016)

b. Menentukan Reliabilitas

Pengamat I, dan II hanya menentukan aspek KPS dalam buku yang dianalisis pada kolom yang tersedia. Hubungan para pengamat dapat dihitung dengan persamaan:

(44)

𝑲𝑲 = 𝟐𝑺 𝑵𝟏+𝑵𝟏

Sumber: Moh Hilpan(2014)

Keterangan: KK : Koefisien Kesepakatan

S : Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I

N2 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat

Data hasil perhitungan tingkat kesesuaian kemudian direkapitulasi berdasarkan kategori yang diadaptasi dari yang terdapat pada Tabel 3.1 dibawah ini

Tabel 3.1 Tingakt kesesuian Kesepakatan Kriteria Persentase Kategori

0,81-1,00 Sangat kuat 0,61-0,80 kuat 0,41-0,60 Cukup kuat 0,21-0,40 Rendah 0,0-0,20 Sangat Rendah Sumber: Riduwan (2012)

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data ini didapatkan dengan menganalisis ketersediaan aspek KPS pada buku ajar fisika konsep suhu kalor dan Teori kinetik Gas menggunakan lembar observasi analisis buku teks berdasarkan aspek KPS. Berikut adalah hasil analisis buku ajar fisika kelas XI dari kelima buku ajar yang dianalisis.

Tabel 4.1 Ketersediaan Aspek KPS pada BAB 5 No Aspek KPS

BAB 5

BUKU I BUKU II BUKU III BUKU IV BUKU V

1 Observasi/Mengamati 11 39% 4 19% 7 25% 12 57% 9 43% 2 Mengklasifikasikan 5 18% 5 24% 5 18% 9 43% 7 33% 3 Mengajukan Pertanyaan 13 46% 8 38% 1 2 43% 6 29% 12 57% 4 Memprediksian 1 4% 0 0% 2 7% 0 0% 0 0% 5 Berhipotesis 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 6 Merencanakan Percobaan 7 25% 2 10% 8 29% 8 38% 5 23% 7 Menggunakan Alat/Bahan 5 18% 3 14% 4 14% 5 18% 4 19% 8 Menerapkan konsep 2 7% 2 10% 6 21% 5 18% 6 28% 9 Berkomunikasi 2 7% 0 0% 1 4% 0 0% 0 0% 10 Menginterpretasikan 7 25% 4 19% 5 18% 6 29% 3 14%

Tabel 4.2 Ketersediaan Aspek KPS pada BAB 6

No Aspek KPS

BAB 6

BUKU I BUKU II BUKU III BUKU IV BUKU V

1 Observasi/Mengamati 2 10% 6 30% 4 17% 9 39% 4 20% 2 Mengklasifikasikan 3 15% 3 15% 3 13% 4 17% 1 5% 3 Mengajukan Pertanyaan 4 20% 2 10% 4 17% 3 13% 6 30% 4 Memprediksian 1 5% 0 0% 1 4% 2 9% 0 0% 5 Berhipotesis 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 6 Merencanakan Percobaan 0 0% 0 0% 2 9% 1 4% 0 0% 7 Menggunakan Alat/Bahan 1 5% 0 0% 1 4% 1 4% 0 0% 8 Menerapkan konsep 3 15% 5 25% 3 15% 2 9% 3 15% 9 Berkomunikasi 0 0% 2 10% 0 0% 0 0% 1 5% 10 Menginterpretasikan 6 30% 5 25% 5 22% 4 17% 2 10% 27

(46)

1. Hasil Analisis pada buku ajar I

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat penjelasan materi yang tidak mengembangkan aspek Keterampilan Proses Sains apapun. Sehingga pada bagian tersebut terdapat kolom yang kosong, yang menyatakan tidak munculnya aspek KPS pada bagian yang dianalisis. Berdasarkan hasil analisis didapatkan data hasil analisis yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 4.3 Ketersediaan Aspek KPS

No Aspek KPS BUKU I Rata

-rata (%) Bab 5 Persentase Bab 6 Persentase 1 Observasi/Mengamati 11 39% 2 10% 24.5 2 Mengklasifikasikan 5 18% 3 15% 16,5 3 Mengajukan Pertanyaan 13 46% 4 20% 33 4 Memprediksian 1 4% 1 5% 4,5 5 Berhipotesis 0 0% 0 0% 0 6 Merencanakan Percobaan 7 25% 0 0% 12,5 7 Menggunakan Alat/Bahan 5 18% 1 5% 11,5 8 Menerapkan konsep 2 7% 3 15% 11 9 Berkomunikasi 2 7% 0 0% 3,5 10 Menginterpretasikan 7 25% 6 30% 27,5

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa aspek KPS yang dimuat dalam buku I bab 5 berupa aspek observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, memprediksikan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan menginterpretasikan. Sedangkan pada buku I bab 6 ketersediaan aspek KPS yang dimuat yaitu observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, memprediksikan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan menginterpretasikan.

(47)

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku I bab 5 ialah 9 aspek KPS serta tidak ada penyataan yang menerapkan aspek berhipotesis.

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku I bab 6 ialah 7 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek berhipotesis, merencanakan percobaan dan berkomunikasi. Agar dapat dengan mudah mengetahui perbandingan tiap-tiap aspek KPS yang muncul pada pada buku ajar 1 bab 5 dan bab 6 yang dianalisis diberikan gambar grafik seperti berikut.

Gambar 4.1 Grafik Kesesuaian Buku Ajar dengan KPS

Persentase Ketersediaan masing-masing aspek keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.2 dan 4.3. Dimana pada diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sains pada buku ajar I bab 5 sebagai berikut. 11 5 13 1 0 7 5 2 2 7 2 3 4 1 0 0 1 3 0 6 0 2 4 6 8 10 12 14 BAB 5 BAB 6

(48)

Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS pada Buku Ajar I bab 5

Berdasarkan Diagram 4.2 dapat dilihat bahwa pada aspek mengajukan pertanyaan memiliki persentase paling besar yaitu 46% dan pada aspek berkomunikasi memiliki persentase paling kecil yaitu 4%.

Untuk diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sains pada buku ajar I bab 6 sebagai berikut.

Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketersediaan aspek KPS pada Buku Ajar I bab 6

Berdasarkan Diagram 4.3 dapat dilihat bahwa pada aspek menginterpretasikan memiliki persentase paling besar yaitu 30% dan pada aspek

39% 18% 46% 4% 0% 25% 18% 7% 7% 25% Observasi/Mengamati Mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksian Berhipotesis Melakukan Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Berkomunikasi Menginterpretasikan 10% 15% 20% 5% 0% 0% 5% 15% 0% 30% Observasi/Mengamati Mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksian Berhipotesis Melakukan Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Berkomunikasi Menginterpretasikan

(49)

menggunakan alat dan bahan dan berkomunikasi masing-masing memiliki persentase paling kecil yaitu 5%.

2. Hasil Analisis pada buku ajar II

Untuk mengetahui hasil analisis ketersediaan aspek KPS yang terdapat dalam buku II bab 5 dan bab 6 disajikan tabel ketersediaan aspek KPS pada buku II bab 5 dan bab 6 yang dianalisis pada buku tersebut.

Tabel 4.4 Ketersediaan Aspek KPS

No Aspek KPS BUKU II Rata

-rata (%) Bab 5 Persentase Bab 6 Persentase 1 Observasi/Mengamati 4 19% 6 30% 24,5 2 Mengklasifikasikan 5 24% 3 15% 19,5 3 Mengajukan Pertanyaan 8 38% 2 10% 24 4 Memprediksian 0 0% 0 0% 0 5 Berhipotesis 0 0% 0 0% 0 6 Merencankan Percobaan 2 10% 0 0% 5 7 Menggunakan Alat/Bahan 3 14% 0 0% 7 8 Menerapkan konsep 2 10% 5 25% 17,5 9 Berkomunikasi 0 0% 2 10% 5 10 Menginterpretasikan 4 19% 5 25% 22

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa aspek KPS yang dimuat dalam buku II bab 5 berupa aspek observasi/mengamti, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan menginterpretasikan. Sedangkan pada bab 6 aspek KPS yang dimuat yaitu aspek observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan menginterpretasikan.

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku II bab 5 ialah 7 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek ialah 7 aspek keterampilan proses sains serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek prediksi, berhipotesis, dan berkomunikasi.

(50)

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku II bab 6 ialah 6 aspek keterampilan proses sains serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek memprediksikan, berhipotesis, merencanakan percobaan dan menggunakan alat dan bahan.

Agar dapat dengan mudah mengetahui perbandingan tiap-tiap aspek KPS yang muncul pada pada buku ajar II bab 5 dab bab 6 yang dianalisis diberikan gambar grafik seperti berikut.

Gambar 4.4 Grafik Ketersediaan Aspek KPS pada Buku Ajar

Persentase Ketersediaan masing-masing aspek keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.5 dan 4.6. Dimana pada diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sains pada buku ajar II bab 5 sebagai berikut. 4 5 8 0 0 2 3 2 0 4 6 3 2 0 0 0 0 5 2 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 BAB 5 BAB 6

(51)

Gambar 4.5 Diagram Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku Ajar II

Bab 5

Berdasarkan Diagram 4.5 dapat dilihat bahwa pada aspek mengajukan pertanyaan memiliki persentase paling besar yaitu 38% dan pada aspek mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi masing-masing memiliki persentase paling kecil yaitu 10%.

Untuk diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sains pada buku ajar II bab 6 sebagai berikut.

Gambar 4.6 Diagram Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku Ajar II Bab 6 19% 24% 38% 0% 0% 10% 14% 10% 0% 19% Observasi/Mengamati Mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksikan Berhipotesis Merencakan Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Mengkomunikasikan Menginterpretasikan 30% 15% 10% 0% 0% 0% 0% 25% 10% 25% Observasi/Mengamati Mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksikan Berhipotesis Merencakan Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Mengkomunikasikan Menginterpretasikan

(52)

Berdasarkan Diagram 4.6 dapat dilihat bahwa pada aspek mengajukan pertanyaan memiliki persentase paling besar yaitu 30% dan pada aspek mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi masing-masing memiliki persentase paling kecil yaitu 10%.

3. Hasil Analisis pada buku ajar 3

Untuk mengetahui hasil analisis ketersediaan aspek KPS yang terdapat dalam buku III bab 5 dan bab 6 disajikan tabel grafik dan diagram ketersediaan aspek KPS pada buku III bab 5 dan bab 6 yang dianalisis pada buku tersebut.

Tabel 4.5 Ketersediaan Aspek KPS

No Aspek KPS BUKU III Rata

-rata (%) Bab 5 Persentase Bab 6 Persentase 1 Observasi/Mengamati 7 25% 4 17% 21 2 Mengklasifikasikan 5 18% 3 13% 15,5 3 Mengajukan Pertanyaan 12 43% 4 17% 30 4 Memprediksian 2 7% 1 4% 5,5 5 Berhipotesis 0 0% 0 0% 0 6 Merencanakan Percobaan 8 29% 2 9% 19 7 Menggunakan Alat/Bahan 4 14% 1 4% 9 8 Menerapkan konsep 6 21% 3 15% 18 9 Berkomunikasi 1 4% 0 0% 2 10 Menginterpretasikan 5 18% 5 22% 20

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa aspek KPS yang dimuat dalam buku III bab 5 berupa aspek observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, memprediksikan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan menginterpretasikan. Sedangkan pada bab 6 ketersediaan aspe KPS yang dimuat yaitu observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan,

(53)

memprediksikan, merencankan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan menginterpretasikan.

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku III bab 5 ialah 9 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek berhipotesis

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku III bab 6 ialah 8 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan berhipotesis dan berkomunikasi.

Agar dapat dengan mudah mengetahui perbandingan tiap-tiap aspek KPS yang muncul pada pada buku ajar III bab 5 dab bab 6 yang dianalisis diberikan gambar grafik seperti berikut.

Gambar 4.7 Grafik Ketersediaan Aspek KPS pada Buku Ajar

Persentase Ketersediaan masing-masing aspek keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat pada diagram 4.8 dan 4.9. Dimana pada diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sains pada buku ajar III bab 5 sebagai berikut. 7 5 12 2 0 8 4 6 1 5 4 3 4 1 0 2 1 3 0 5 0 2 4 6 8 10 12 14 BAB 5 BAB 6

(54)

Gambar 4.8 Diagram Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku Ajar III Bab 5

Berdasarkan Diagram 4.8 dapat dilihat bahwa pada aspek mengajukan pertanyaan memiliki persentase paling besar yaitu 43% dan pada aspek berkomunikasi memiliki persentase paling kecil yaitu 4%.

Untuk diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sain pada buku ajar III bab 6 sebagai berikut.

Gambar 4.9 Diagram Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku Ajar III Bab 6 25% 18% 43% 7% 0% 29% 14% 21% 4% 18% Observasi/Mengamati mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksikan Berhipotesis Merencanakn Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Mengkomunikasikan Menginterpretasikan 17% 13% 17% 4% 0% 9% 4% 15% 0% 22% Observasi/Mengamati mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksikan Berhipotesis Merencanakn Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Mengkomunikasikan Menginterpretasikan

(55)

Berdasarkan Diagram 4.9 dapat dilihat bahwa pada aspek mengajukan pertanyaan memiliki persentase paling besar yaitu 22% dan pada aspek memprediksikan dan menggunakan alat dan bahan masing-masing memiliki persentase paling kecil yaitu 4%.

4. Hasil Analisis pada buku ajar 4

Untuk mengetahui hasil analisis ketersediaan aspek KPS yang terdapat dalam buku IV bab 5 dan bab 6 yang dianalisis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Ketersediaan Aspek KPS

No Aspek KPS BUKU IV Rata

-rata (%) Bab 5 Persentase Bab 6 Persentase 1 Observasi/Mengamati 12 57% 9 39% 48 2 Mengklasifikasikan 9 43% 4 17% 30 3 Mengajukan Pertanyaan 6 29% 3 13% 21 4 Memprediksian 0 0% 2 9% 4,5 5 Berhipotesis 0 0% 0 0% 0 6 Merencanakan Percobaan 8 38% 1 4% 21 7 Menggunakan Alat/Bahan 5 18% 1 4% 11 8 Menerapkan konsep 5 18% 2 9% 13,5 9 Berkomunikasi 0 0% 0 0% 0 10 Menginterpretasikan 6 29% 4 17% 23

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa aspek KPS yang dimuat dalam buku IV bab 5 berupa aspek observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan menginterpretasikan. Sedangkan pada bab 6 ketersediaan aspek KPS yang dimuat yaitu observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, memprediksikan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan menginterpretasikan.

(56)

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku IV bab 5 ialah 7 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek memprediksikan, berhipotesis, dan berkomunikasi.

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku IV bab 6 ialah 8 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek berhipotesis dan berkomunikasi. Agar dapat dengan mudah mengetahui perbandingan tiap-tiap aspek KPS yang muncul pada pada buku ajar IV bab 5 dab bab 6 yang dianalisis diberikan gambar grafik seperti berikut.

Gambar 4.10 Grafik Ketersediaan Aspek KPS pada Buku Ajar

Persentase Ketersediaan masing-masing aspek keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.11 dan 4.12. Dimana pada diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sains pada buku ajar IV bab 5 sebagai berikut. 12 9 6 0 0 8 5 5 0 6 9 4 3 2 0 1 1 2 0 4 0 2 4 6 8 10 12 14 BAB 5 BAB 6

(57)

Gambar 4.11 Diagram Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku Ajar IV Bab 5

Berdasarkan Diagram 4.11 dapat dilihat bahwa pada aspek mengajukan pertanyaan memiliki persentase paling besar yaitu 57% dan pada aspek menggunakan alat dan bahan dan menerapkan konsep masing-masing memiliki persentase paling kecil yaitu 18%.

Untuk diagram persentase ketersediaan aspek keterampilan proses sain pada buku ajar IV bab 6 sebagai berikut.

Gambar 4.12 Diagram Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku Ajar IV Bab 6 57% 43% 29% 0% 0% 38% 18% 18% 0% 29% Observasi/Mengamati Mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksikan Berhipotesis Merencanakan Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Mengkomunikasikan Menginterpretasikan 39% 17% 13% 9% 0% 4% 4% 9% 0% 17% Observasi/Mengamati Mengklasifikasikan Mengajukan Pertanyaan Memprediksikan Berhipotesis Merencanakan Percobaan Menggunakan Alat/Bahan Menerapkan konsep Mengkomunikasikan Menginterpretasikan

(58)

Berdasarkan Diagram 4.12 dapat dilihat bahwa pada aspek mengajukan pertanyaan memiliki persentase paling besar yaitu 35% dan pada aspek merencanakan percobaan dan menggunakan alat dan bahan masing-masing memiliki persentase paling kecil yaitu 4%.

5. Hasil Analisis pada buku ajar 5

Untuk mengetahui hasil analisis ketersediaan aspek KPS yang terdapat dalam buku V bab 5 dan bab 6 yang dianalisis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Ketersediaan Aspek KPS

No Aspek KPS BUKU V

Rata-rata (%) Bab 5 Persentase Bab 6 Persentase 1 Observasi/Mengamati 9 43% 4 20% 31,5 2 Mengklasifikasikan 7 33% 1 5% 19 3 Mengajukan Pertanyaan 12 57% 6 30% 43,5 4 Memprediksian 0 0% 0 0% 0 5 Berhipotesis 0 0% 0 0% 0 6 Merencanakan Percobaan 5 23% 0 0% 11,5 7 Menggunakan Alat/Bahan 4 19% 0 0% 9,5 8 Menerapkan konsep 6 28% 3 15% 21,5 9 Berkomunikasi 0 0% 1 5% 2,5 10 Menginterpretasikan 3 14% 2 10% 12

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa aspek KPS yang dimuat dalam buku V bab 5 berupa aspek observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan menginterpretasikan. Sedangkan pada bab 6 ketersediaan aspek KPS yang dimuat yaitu observasi/mengamati, mengklasifikasikan, mengajukan pertanyaan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan menginterpretasikan.

(59)

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku V bab 5 yaitu 7 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek memprediksikan, berhipotesis dan berkomunikasi.

Jumlah ketersediaan aspek KPS pada buku V bab 6 ialah 6 aspek KPS serta tidak ada pernyataan yang menerapkan aspek memprediksikan, berhipotesis, merencanakan percobaan dan menggunakan alat dan bahan

. Agar dapat dengan mudah mengetahui perbandingan tiap-tiap aspek KPS yang muncul pada pada buku ajar V bab 5 dab bab 6 yang dianalisis diberikan gambar grafik seperti berikut.

Gambar 4.13 Grafik Ketersediaan Aspek KPS pada Buku Ajar

Persentase kesesuaian antara buku ajar dengan keterampilan proses sains diperoleh berdasarkan data Tabel 4.13. Persentase Ketersediaan masing-masing aspek keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat pada Diagram 4.14 dan 4.15

9 7 12 0 0 5 4 6 0 3 4 1 6 0 0 0 0 3 1 2 0 2 4 6 8 10 12 14 BAB 5 BAB 6

Gambar

Gambar    Halaman
Tabel 2.1 Aspek KPS
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Kurikulum 2013 Fisika
Tabel 3.1 Tingakt kesesuian Kesepakatan  Kriteria Persentase  Kategori
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

berkat rahmat dan karunianya, sehingga skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Metotreksat terhadap Profil Lipid Darah Pasien Artritis Reumatoid di RSUD Dr

Intervensi mandiri perawat pada masalah keperawatan tersebut adalah dengan penerapan latihan ROM pasif yang biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien

Berbeda dengan tingkat produktivitas tenaga kerja dulang setengah jadi, pada dulang jadi, rata-rata jumlah produksi dengan jenis diameter 30 cm per hari adalah 1,60 buah dengan

Belajar pada ahakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu.belajara dapat diapandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan

The Special Report on Managing the Risks of Extreme Events and Disasters to Advance Climate Change Adaptation (SREX) was commissioned by the Intergovernmental Panel on

9 Dengan menerapkan peran profesi notaris yang adil, jujur, tranparansi dan netral (tidak memihak siapapun) dalam mengelola dana masyarakat pada pembuatan

Data tingkat kemiskinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tingkat kemiskinan kabupaten / kota pada masing-masing daerah di Provinsi Jawa Tengah yang dinyatakan

DAYA TERIMA BERAS ANALOG DARI TEPUNG UBI KAYU SEBAGAI PANGAN POKOK DI DESA TANJUNG BERINGIN.. KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI