• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Syok Kardiogenik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Syok Kardiogenik"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

SYOK KARDIOGENIK 

SYOK KARDIOGENIK 

Oleh: Oleh:

AHMAD ERVAN ABDILAH AHMAD ERVAN ABDILAH

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

F

FAKULT

AKULTAS

AS ILMU

ILMU KESEH

KESEHA

AT

TAN

AN

UNIVERSITAS KADIRI

UNIVERSITAS KADIRI

T

(2)

Pendahuluan

Syok merupakan suatu keadaan kegawat daruratan yang ditandai dengan kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. Dalam keadaan berat terjadi kerusakan sel yang tak dapat dipulihkan kembali (syok ireversibel), oleh karena itu  penting untuk mengenali keadaan-keadaan tertentu yang dapat mengakibatkan syok, gejala dini yang berguna untuk penegakan diagnosis yang epat dan tepat untuk selanjutnya dilakukan suatu  penatalaksanaan yang sesuai.

satu bentuk syok yang amat berbahaya dan menganam jiwa penderitanya adalah syok  kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu keadaan yang diakibatkan oleh karena tidak  ukupnya urah jantung untuk mempertahankan fungsi alat-alat vital tubuh akibat disfungsi otot  jantung. !al ini merupakan suatu keadaan gawat yang membutuhkan penanganan yang epat dan

tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka kematiannya tetap tinggi yaitu antara "#-$#%. Penanganan yang epat dan tepat pada penderita syok kardiogenik ini mengambil  peranan penting di dalam pengelolaan&penatalaksanaan pasien guna menyelamatkan jiwanya dari

anaman kematian.

Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung akut dan kemungkinan terjadinya pada infark akut '-#%. Syok merupakan komplikasi infark yang paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang sangat tinggi. alaupun akhir-akhir ini angka kematian dapat diturunkan sampai '*% (+S), syok kardiogenik masih merupakan penyebab kematian yang terpenting pada pasien infark yang dirawat di rumah sakit.

. D/0121S1

Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. idak ada definisi yang jelas dari  parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan

tekanan darah (sistolik kurang dari $# mm!g, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 3# mm!g) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari #,' ml&kg&jam) dengan laju nadi lebih dari *# kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. idak ada batas yang  jelas antara sindrom urah jantung rendah dengan syok kerdiogenik.

(3)

Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. tot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan urah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). Derajat syok sebanding dengan disfungsi ventrikel kiri. 4eskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadi sebagai komplikasi 41, namun  bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli paru, kardiomiopati dan disritmia. (5runner 6

Suddarth, 7##)

Syok kardiogenik adalah dyok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung, manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekaauan mental, dan kegelisahan. (8amus 8edokteran Dorland, $$")

7. /19+1

a. +angguan kontraktilitas miokardium

 b. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memiu terjadinya kongesti paru dan&atau hipoperfusi iskemik 

. 1nfark miokard akut ( :41)

d. 8omplikasi dari infark miokard akut, seperti; ruptur otot papillary, ruptur septum, atau infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan&memperepat) syok  kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih keil

e. <alvular stenosis

f. 4yoarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)

g. =ardiomyopathy (myoardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak diketahui  penyebabnya)

(4)

i. emponade jantung akut

 j. 8omplikasi bedah jantung

3. 4/210/S:S1 89121S

a. 2yeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak&sulit bernafas), tampak puat, danapprehensive (an>ious, diserning, gelisah, takut, emas)

 b. !ipoperfusi jaringan

. 8eadaan mental tertekan&depresi

d. :nggota gerak teraba dingin

e. 8eluaran (output) urin kurang dari 3# m9&jam (oliguria).

f. akikardi (detak jantung yang epat,yakni ? ##>&menit)

g. 2adi teraba lemah dan epat, berkisar antara $#@# kali&menit

h. !ipotensi ; tekanan darah sistol kurang dari "# mm!g

i. Diaphoresis (diaforesis, diaphoreti, berkeringat, mandi keringat, hidrosis, perspirasi)

 j. Distensi vena jugularis

k. 1ndeks jantung kurang dari 7,7 9&menit&m7.

l. ekanan pulmonary artery wedge lebih dari " mm!g.

m. Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem paru akut

4enurut 4ubin (7##"), diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan ;

a. 8eluhan Pokok 

(5)

A 4ungkin ada hubungan dengan 14: (infark miokard akut).

A 2yeri substernal seperti 14:.

 b. anda Penting

A ensi turun B "#-$# mm!g

A akipneu dan dalam

A akikardi

A 2adi epat

A anda-tanda bendungan paru; ronki basah di kedua basal paru

A 5unyi jantung sangat lemah, bunyi jantung 111 sering terdengar 

A Sianosis

A Diaforesis (mandi keringat)

A /kstremitas dingin

A Perubahan mental

. 8riteria

:danya disfungsi miokard disertai ;

A ekanan darah sistolis arteri B "# mm!g.

A Produksi urin B 7# m9&jam.

A ekanan vena sentral ? # mm!7

(6)

'. P:01S19+1

anda dan gejala syok kardiogenik menerminkan sifat sirkulasi patofisiologi gagal  jantung. 8erusakan jantung mengakibatkan penurunan urah jantung, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. :liran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia dan  penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya terjadilah lingkaran setan.

anda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi epat dan lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab

Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke jantung.seperti pada gagal jantung,  penggunaan kateter arteri pulmonal untuk mengukur tekanan ventrikel kiri dan urah jantung

sangat penting untuk mengkaji beratnya masalah dan mengevaluasi penatalaksanaan yang telah dilakukan. Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan (9</DP C 9eft <entrikel /nd Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal untuk berfungsi sebagai  pompa yang efektif.

*. P/2::9:8S:2::2

Penatalaksanaan 4edis Syok 8ardiogenik ;

a. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.

 b. 5erikan oksigen " @ ' liter&menit dengan menggunakan masker untuk  mempertahankan P7 # @ 7# mm!g

. Easa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin.

d. 8oreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.

(7)

f. Pemasangan kateter Swans +anF untuk meneliti hemodinamik.

4edikamentosa ;

a. 4orfin sulfat G-" mg 1<, bila nyeri

 b. :nsietas, bila emas

. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi

d. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung B '#>&menit

e. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak  adekuat Dosis dopamin 7-' mikrogram&kg&m.

f. Dobutamin 7,'-# mikrogram&kg&m; bila ada dapat juga diberikan amrinon 1<.

g. 2orepinefrin 7-7# mikrogram&kg&m

h. Diuretik&furosemid G#-"# mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan. Digitalis  bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

. P/4/E18S::2 P/22H:2+

a. /8+I mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.

 b. /=+I mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark&fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung.

. Eontgen dadaI 4enunjukkan pembesaran jantung. 5ayangan menerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan  pulmonal.

(8)

e. 8ateterisasi jantungI ekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner.

f. /lektrolitI mungkin berubah karena perpindahan airan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diureti.

g. ksimetri nadiI Saturasi ksigen mungkin rendah terutama jika =!0 memperburuk  PP4.

h. :+DI +agal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.

i. /nFim jantungI meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,misalnya infark miokard (8reatinin fosfokinase&=P8, isoenFim =P8 dan Dehidrogenase 9aktat&9D!, isoenFim 9D!).

". 84P918:S1

a. =ardiopulmonary arrest

 b. Disritmi

. +agal multisistem organ

d. Stroke

e. romboemboli

5. :S!:2 8/P/E:::2 SJ8 8:ED1+/218 

. P/2+8:H1:2

a. Pengkajian primer 

A :irway ; penilaian akan kepatenan jalan napas, meliputi pemeriksaan mengenai adanya obstruksi jalan napas, adanya benda asing. Pada klien yang dapat berbiara

(9)

dapat dianggap jalan napas bersih. Dilakukan pula pengkajian adanya suara napas tambahan seperti snoring.

A 5reathing ; frekuensi napas, apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi dinding dada, adanya sesak napas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi suara napas, kaji adanya suara napas tambahan seperti ronhi, wheeFing, dan kaji adanya trauma pada dada.

A =irulation ; dilakukan pengkajian tentang volume darah dan ardia output serta adanya perdarahan. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit, nadi.

A Disability ; nilai tingkat kesadaran, serta ukuran dan reaksi pupil.

 b. Pengkajian sekunder 

Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. :namnesis dapat menggunakan format :4P9/ (alergi, medikasi, past illness, last meal, dan environment). Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti foto thoraks,dll.

7. D1:+2S: 8/P/E:::2 & PE1E1:S 4:S:9:!

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan, batuk-batuk.

 b. 8etidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, ardia out put menurun, sianosis, edema (vena).

. +angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme reflek  otot sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis.

(10)

d. 1ntoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supley oksigen dan kebutuhan (penurunan & terbatasnya urah jantung) ditandai dengan kelelahan, kelemahan, puat.

3. 12/E</2S1 8/P/E:::2

a. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas ditandai dengan sesak  nafas, gangguan frekwensi pernafasan, batuk-batuk 

ujuan ; Setelah diberikan askep selama 3> 7G jam diharapkan pola nafas efektif 

8riteria hasil ;

A 8lien tidak sesak nafas

A 0rekwensi pernafasan normal

A idak ada batuk-batuk 

1ntervensi ;

) /valuasi frekwensi pernafasan dan kedalaman. =atat upaya pernafasan, ontoh adannya dispnea, penggunaan obat bantu nafas, pelebaran nasal

E& Eespon pasien berfariasi. 8eepatan dan upaya mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sikulasi (kehilangan darah atau airan), akumulasi seret, hipoksia atau distensi gaster. Penekanan pernapasan (penurunan keepatan) dapat terjadi dari pengunaan analgesik berlebihan. Pengenalan disini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat menegah komplikasi

7) :uskultasi bunyi nafas. =atat area yang menurun atau tidak adannya bunyi nafas dan adannya bunyi nafas tambahan, ontoh krekels atau ronki

E& :uskultasi bunyi napas ditujukan untuk mengetahui adanya bunyi napas tambahan 3) 8olaborasi dengan beriakan tambahan oksigen dengan kanula atau masker sesuai

(11)

E& 4eningkatkan pengiriman oksigen ke paru-paru untuk kebutuhan sirkulasi, khususnya adanya penurunan& gangguan ventilasi

 b. 8etidakefektifan ferfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, ardia out put menurun, sianosis, edema (vena)

ujuan ; Setelah diberikan askep 3>7G jam diharapkan perfusi jaringan perifer efektif 

8riteria hasil ;

A 8lien tidak nyeri

A =ardia out put normal

A idak terdapat sianosi

A idak ada edema (vena)

1ntervensi ;

) 9ihat puat, sianosis, belang, kulit dingin, atau lembab. =atat kekuatan nadi  perifer.

E& <asokontriksi sistemik diakibatkan karena penurunan urah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.

7) Dorong latihan kaki aktif atau pasif, hindari latihan isometrik

E& 4enurunkan statis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboflebis.

3) 8alaborasi

A Pantau data laboratorium,ontoh ; +5:, 52, reatinin, dan elektrolit E& 1ndikator perfusi atau fungsi organ

(12)

A 5eri obat sesuai indikasi; heparin atau natrium warfarin (oumadin)

E& Dosis rendah heparin mungkin diberika seara profilaksis pada pasien resiko tinggi dapat untuk menurunkan resiko trombofleblitis atau  pembentukan trombusmural. =oumadin obat pilihan untuk terapi anti

koangulan jangka panjang&pasa pulang

. +angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme refleks otot sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis

ujuan ; Setelah diberikan askep selama 3>7G jam, diharapkan pasien merasa nyaman

=riteria hasil ;

A idak ada nyeri

A idak ada dispnea

A 8lien tidak gelisah

A 8lien tidak meringis

1ntervensi ;

) Pantau atau atat karekteristik nyeri, atat laporan verbal, petunjuk non verbal dan repon hemodinamik ( ontoh; meringis, menangis, gelisah, berkeringat, mengengkram dada, napas epat, D&frekwensi jantung berubah)

E& 4engetahui tingkat nyeri agar dapat mengetahui perenanaan selanjutnya 7) 5antu melakukan teknik relaksasi, misalnya napas dalam perlahan, perilaku

diskraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi

E& 4embantu dalam menurunan persepsi atau respon nyeri. 4emberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif.

(13)

A 5erikan obat sesuai indikasi, ontoh; analgesik, misalnya morfin, meperidin (demerol)

E& meskipun morfin 1< adalah pilihan, suntikan narkotik lain dapat dipakai fase akut atau nyeri dada beulang yang tidak hilang dengan nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard. !indari suntikan 14 dapat menganggu indikator diagnostik dan tidak diabsorsi baik oleh jaringan kurang  perfusi

d. 1ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplay oksigen dengan kebutuhan (penurunan atau terbatasnya urah jantung) ditandai dengan kelelahan, kelemahan, puat)

ujuan ; Setelah diberikan askep selama 3>7G jam, diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas dengan mandiri

=riteria hasil ;

A 8lien tidak mudah lelah

A 8lien tidak lemas

A 8lien tidak puat

1ntervensi ;

) Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila  pasien menggunakan vasolidator, diuretik, penyekat beta

E& !ipertensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilatasi), perpindahan airan, (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung

7) =atat respon kardio pulmonal terhadap aktivitas, atat takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, puat E& Penurunan atau ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekunup selama aktivitas, dapat menyebabkan

(14)

 peningkatan segera pada frekwensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga meningkatkan kelelahan dan kelemahan

3) 8aji presipitator atau penyebab kelemahan, ontoh pengobatan, nyeri, obat

E& 8elemahan adalah efek samping dari beberapah obat (beta bloker, rakuiliser  dan sedatif). 2yeri dan program penuh stress juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan

G) /valuasi peningkatan intoleran aktivitas

E& Dapat menunjukkan meningkatan dekompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas

') 5erikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi, selingi periode aktivitas dengan periode istirahat

E& Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stress miokard atau kebutuhan oksigen berlebihan

*) 8alaborasi

A 1mpelementasikan program rehabilitasi jantung atau aktivitas

E& Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung atau komsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila disfusi  jantung tidak dapat membaik kembali

(15)

9:PE:2 P/2D:!9:2

=/2E:9 </2S PE/SSE/ ( =<P ).

I. DEFINISI

4erupakan prosedur memasukkan kateter intravena yang fleksibel ke dalam vena sentral klien dalam rangka memberikan terapi melalui vena sentral. jung dari kateter   berada pada superior vena afa. ( 1gnativiius, $$$ ).

II. INDIKASI

Central Venous Pressure ( =<P ) diindikasikan untuk I

. Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan airan.

7. Digunakan sebagai pedoman penggantian airan pada kasus hipovolemi 3. 4engkaji efek pemberian obat diuretik pada kasus-kasus overload airan

G. Sebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian airan dalam volume yang  banyak 

( helan, $$G ).

Perhatian sebelum prosedur pemasangan =<P I

 Helaskan prosedur kepada klien dengan tujuan untuk mengurangi keemasan dan

mengharapkan kerjasama dari klien.

 8erjasama klien diperlukan dalam rangka posisi pemasangan, yaitu posisi

trendelenberg , yang mungkin akan sangat membuat klien merasa tidak nyaman.

 8ateter =<P tersedia dengan lumen jenis single, double, atau triple, tergantung

dari kondisi klien.

 8ateter =<P terbuat dari dari bahan jenis polyvinylchloride yang sangat lembut

(16)

III. PROSEDUR   Per!"#"$ "l"% I

 8ateter =<P sesuai ukuran   Needle intriducer 

 Syringe

 4andrin ( guidewire)  Duk steril

eknik pemasangan yang sering digunakan adalah teknik Seldinger, aranya adalah dengan menggunakan mandarin yang dimasukkan melalui jarum, jarum kemudian dilepaskan, dan kateter =<P dimasukkan melalui mandarin tersebut.. Hika kateter sudah menapai atrium kanan, mandarin ditarik, dan terakhir kateter disambungkan pada 1< set yang telah disiapkan dan lakukan penjahitan daerah insersi.

L"$&'"h Pe(""$&"$ ; . Siapkan alat

7. 9akukan ui tangan steril 3. +unakan sarung tangan steril

G. entukan daerah yang akan dipasang I vena yang biasa digunakan sebagai tempat  pemasangan adalah vena subklavia atau internal jugular .

'. Posisikan pasien trendelenberg, atur posisi kepala agar vena jugularis interna maupun vena subklavia lebih terlihat jelas, untuk mempermudah pemasangan. *. 9akukan desinfeksi pada daerah penusukan dengan airan antisepti

. Pasang duk lobang yang steril pada daerah pemasangan.

". Sebelum penusukan jarum & keteter, untuk menegah terjadinya emboli udara, anjurkan pasien untuk bernafas dalam dan menahan nafas.

$. 4asukkan jarum & kateter seara gentle, ujung dari kateter harus tetap berada pada vena ava, jangan sampai masuk ke dalam jantung.

#. Setelah selesai pemasangan sambungkan dengan selang yang menghubungkan dengan 1< set dan selang untuk mengukur =<P.

(17)

. 9akukan fiksasi & dressing pada daerah pemasangan , agar posisi kateter terjaga dengan baik.

7. Eapikan peralatan dan ui tangan kembali

3. =atat laporan pemasangan, termasuk respon klien ( tanda-tanda vital, kesadaran, dll ), lokasi pemasangan, petugas yang memasang, dan hasil pengukuran =<P serta airan yang digunakan.

G. Setelah dipasanga, sebaiknya dilakukan foto rontgent dadauntuk memastikan  posisi ujung kateter yang dimasukkan, serta memastikan tidak adanya hemothora>

atau pneumothora> sebagai akibat dari pemasangan.

'. empat lain yang bisa digunakan sebagai tempat pemasangan =<P adalah vena femoralis dan vena fossa anteubiti.

4anajemen 8eperawatan pada pasien yang terpasang =<P ;

a. =<P digunakan untuk mengukur tekanan pengisian jantung bagian kanan

 b. Pada saat diastoli, dimana katub triuspid membuka, darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan, pada saat ini =<P merefleksikan sebagai Right Ventricular End   Diastolic Pressure ( E</DP ).

. =<P normal berkisar antara 7-' mm!g atau 3-" m!7#

d. 5ila hasil pengukuran =<P dibawah normal, biasanya terjadi pada kasus hipovolemi, menandakan tidak adekuatnya volume darah di ventrikel pada saat akhir diastoli untuk  menghasilkan stroke volume yang adekuat. ntuk mengkompensasinya guna meningkatkan ardia output, maka jantung nmeningkatkan heart ratenya, meyebabkan tavhyardi, dan akhirnya juga akan meningkatkan konsumsi #7 miokard.

e. 5ila hasil pengukuran =<P diatas normal, biasanya terjadi pada kasus overload, untuk  mengkompensasinya jantung harus lebih kuat berkontraksi yang juga akan meningkatkan konsumsi 7 miokard.

f. Standar pengukuran =<P bisa menggunakan ukuran mm!g atau m!7, dimana 1 mm!g C ,3* m!7.

(18)

D:0:E PS:8: http;&&sumberkeperawatan.blogshop.om&7##&#&ardiovaskuler. httpI&&sumberkeperawatan.blogshop.om& http;&&www.makalahkesehatan.o.&7##&7&syok-kardiogenik.html http;&&www.syok kardiogenik.om http;&&yuflihul.blogspot.om&7#&#&asuhan-keperawatan-gawat-darurat-  pada.html

Referensi

Dokumen terkait

dari infark ventrikel kanan memiliki prognosis yang lebih baik daripada yang. memiliki kegagalan

Pada penelitian kali ini tidak ditemukan mortalitas dalam perawatan pasien infark miokard akut yang mengalami disfungsi ventrikel kanan, yang dalam hal ini ditunjukkan

Gagal jantung akut yang berat serta syok kardiogenik biasanya timbul pada infark miokard luas, aritmia yang menetap (fibrilasi atrium maupun ventrikel) atau

Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.Miokard Infark adalah kematian sebagian otot jantung

Dari ketiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akut Miokard Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot jantung

Syok obstruktif terjadi akibat aliran darah dari ventrikel mengalami hambat an secara an secara mekanik, diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan maupun kiri yang

Infark miokard akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokard yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner.Sumbatan

Syok kardiogenik adalah dyok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekua, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung; manifestasinya