• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

36   

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Kebutuhan

Dalam melakukan analisa gambar mammogram, biasanya dokter secara langsung melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat, dibutuhkan gambar dengan kualitas tinggi dan ketelitian yang baik.

Gambar mammogram dijital diciptakan untuk mengatasi hilangnya detail-detail pada gambar mammogram dengan cara melakukan image preprocessing. Setelah itu, diciptakan juga sebuah teknik yang bisa menganalisa gambar mammogram dijital tersebut, yang disebut juga sebagai CAD.

Agar analisa dari dokter maupun CAD dapat berjalan dengan baik, secara ideal dibutuhkan gambar dijital yang mampu menampilkan semua informasi mammogram, sehingga fitur-fiturnya dapat diambil secara jelas.

Setelah itu, dibutuhkan juga teknik klasifikasi yang handal untuk bisa melakukan membedakan jenis kanker berdasarkan fitur yang didapat. Khususnya untuk membedakan jenis microcalcification ke dalam jenis benign atau malignant.

(2)

37 

3.1.2 Analisis Masalah

Analisa yang dilakukan oleh dokter terhadap gambar mammogram tidak jarang menghasilkan kesimpulan yang merupakan false negative ataupun false positif. Di mana

false negative dapat berakibat fatal bagi pasien dan false positive menyebabkan pasien

harus menjalani biopsy yang tidak diperlukan.

Diperkirakan, sekitar 25% dari kanker tidak terdeteksi oleh teknik analisis pada tahun 1997. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya untuk melakukan screening,

radiologist yang kurang berpengalaman, dan kelelahan dalam melakukan pengamatan

oleh manusia.

Kanker payudara dapat dibedakan menjadi benign dan malignant berdasarkan mikrokalsifikasi yang ditemukan dalam gambar mammogram. Akan tetapi, proses klasifikasi ini sangat sulit untuk dilakukan secara tepat. Kenyataan yang terjadi adalah banyaknya false negative serta false positif akibat human error (kesalahan oleh dokter ataupun radiologist yang dikarenakan kelelahan, kondisi tubuh kurang fit, maupun ketidaktelitian).

3.2 Solusi Alternatif

Untuk menghindari terjadinya false positive dan false negative, second opinion akan dibutuhkan untuk meyakinkan dokter dalam mengambil keputusan.

Second opinion dapat diberikan oleh dokter lain atau radiologist yang

berpengalaman dalam mengidentifikasi kalsifikasi pada gambar mammogram. Solusi ini kurang ideal karena menggunakan sumber daya minimal dua kali lebih banyak dalam melakukan identifikasi. Tingkat kesalahan untuk setiap dokter juga akan semakin meningkat apabila jumlah gambar mammogram yang harus diklasifikasi semakin

(3)

38 

banyak. Hal ini bisa dipahami karena otak manusia memiliki batas kejenuhan yang bisa mempengaruhi keputusan yang diambil.

3.3 Metodologi Aplikasi

Berbeda dengan otak manusia, komputer tidak memiliki titik jenuh dalam melakukan kalkulasi secara berulang-ulang. Klasifikasi gambar mammogram sudah dimungkinkan dengan berbagai macam teknik dan metode.

Metode-metode yang digunakan menggunakan proses yang terdapat dalam

computer vision yaitu image preprocessing seperti enchanced dan feature extraction,

sedangkan klasifier yang digunakan untuk membedakan microcalcification merupakan

(4)

39 

Gambar 3.3 Diagram Alur Aplikasi Sample Image  (Mammogram Image)  Preprocessed  Mammogram  Mammogram  Predefined Classes  Preprocessed  Mammogram  Features  Training  Trained SVM Mammogram Image  Features  Diagnosed Mammogram  Class (Normal) 

Preprocess Feature Extraction

Offline Training Process Online Classification Process

Preprocess Feature Extraction Classifying  Abnormality  Severity  Diagnosed Mammogram  Class (Benign)  Diagnosed Mammogram  Class (Malignant)  Abnormal  Normal  Benign  Malignant 

(5)

40 

3.3.1 Offline Training Process

Pada proses ini, mula-mula dilakukan image preprocessing pada mammogram

image yang dimasukkan. Setelah itu image tersebut diubah menjadi GLCM (Gray Level Co-occorence Matrix). Dari GLCM ini, kemudian diekstraklah fitur-fitur dengan tingkat

diskriminator yang diinginkan.

Fitur-fitur yang digunakan tidak dipilih secara acak, melainkan dipilih berdasarkan pemilihan fitur dengan pendekatan t-test sehingga didapat fitur-fitur yang dinilai mempunyai tingkat diskriminator tinggi. Pada penelitian ini, t-test tidak dilakukan karena sudah dilakukan dalam penelitian lain sebelumnya. Fitur-fitur tersebut antara lain mean of difference entropy, range of local homogeneity, dan range of

difference variance.

Kemudian dilakukanlah training dengan memasukkan fitur yang telah didapatkan dan class yang telah didefinisikan untuk jenis fitur tersebut sehingga kemudian didapatkanlah SVM terlatih yang dapat membedakan class dari mammogram

image yang dimasukkan.

3.3.2 Online Classification Process

Tahap ini tidak terlalu berbeda dengan proses training. Mula-mula dilakukan

image preprocessing pada mammogram image yang dimasukkan. Lalu setelah diubah

menjadi GLCM, diekstrak dan kemudian didapatkanlah fitur yang diinginkan. Setelah itu masukklah ke dalam proses pengklasifikasian yaitu dengan menggabungkan fitur yang didapat dengan SVM yang telah kita training sebelumnya. Maka kemudian akan didapatkan kelas untuk mammogram image tersebut, apakah positif kalsifikasi atau

(6)

41 

negatif kalsifikasi. Jika positif kalsifikasi, maka akan dilakukan pengklasifikasian kembali apakah termasuk benign atau malignant.

3.3.3 Algoritma Diagnosis

Gambar 3.3.3 Diagram Alur Algoritma Load Image Image Enhancement Classification using  SVM #1 Analyze  calcification If NEGATIVE  Classify as normal  Generate GLCM Feature Extraction Analyze Severity If MALIGNANT Classify as  Malignant If BENIGN  Classify as Benign  If POSITIVE Classification using SVM #2 

(7)

42 

3.3.4 Image Preprocessing

Proses image preprocessing pada gambar mammogram dilakukan untuk beberapa tujuan berikut ini:

• Meningkatkan kejelasan gambar agar feature dapat diambil dengan mudah

• Mengurangi ukuran gambar agar tidak membebani kerja CPU sehingga proses feature extraction dapat dilakukan dengan cepat

• Membuang detail gambar yang tidak diperlukan dalam proses feature extraction.

Gambar yang diambil dari MIAS adalah berupa gambar grayscale 8 bit dengan 256 tingkat intensitas dengan ukuran 1024 x 1024 pixel. Tahapan preprocessing gambar mammogram yang dilakukan dapat dibagi menjadi 4 tahapan:

• Cropping (memilih ROI) • High Pass Filtering • Low Pass Filtering • Histogram Equalization 3.3.4.1 Image Cropping

Tahapan awal dalam melakukan image preprocessing adalah dengan memotong (cropping) sebagian gambar mammogram untuk mendapatkan ROI (Region of Interest). ROI merupakan bagian yang dipilih sebagai sampel dalam dataset yang diidentifikasi untuk hasil yang lebih efektif dan efisien. Pemilihan ROI ini harus dilakukan dengan sebaik mungkin karena ROI ini sangat berperan penting dalam fitur yang akan didapatkan dan kemudian akan diekstrak pada nantinya.

(8)

43 

Gambar 3.3.4.1 Proses pemotongan gambar mammogram

3.3.4.2 High Pass Filtering

Pada tahapan High Pass Filtering, ROI dikonvolusikan dengan matriks kernel berikut ini:

Hasil dari High Pass Filtering adalah sebuah gambar dengan penambahan ketajaman. Setelah itu, gambar tersebut ditambahkan kedalam ROI dengan bobot 50%. Berikut ini adalah ilustrasi High Pass Filtering yang digunakan:

(9)

44 

Gambar 3.3.4.2 Ilustrasi High Pass Filtering

Tujuan dari High Pass Filtering adalah peningkatan kejelasan tekstur pada gambar mammogram. Dengan begitu, feature yang didapat nantinya bisa lebih diskriminatif.

3.3.4.3 Low Pass Filtering

Pada tahapan Low Pass Filtering, gambar yang sebelumnya ditambahkan dengan hasil dari High Pass Filtering dikonvolusikan dengan matriks kernel berikut ini:

Hasil dari Low Pass Filtering adalah sebuah gambar dengan pengurangan ketajaman. Setelah itu, gambar tersebut ditambahkan kedalam gambar sebelumnya dengan bobot 50%. Berikut ini adalah ilustrasi Low Pass Filtering yang digunakan:

(10)

45 

Gambar 3.3.4.3 Ilustrasi Low Pass Filtering

Tujuan dari Low Pass Filtering adalah mendapatkan gambar yang lebih halus dan mengurangi tingkat keacakan pada GLCM akibat noise yang terjadi setelah High

Pass Filtering. Dengan mengurangi noise, feature yang didapatkan nantinya akan lebih

handal.

3.3.4.4 Histogram Equalization

Pada tahapan Histogram Equalization, dilakukan penyebaran intensitas pada gambar agar feature menjadi lebih mudah terlihat. Nilai intensitas maksimum setelah

Histogram Equalization adalah 255, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Berikut

(11)

46 

Gambar 3.3.4.4 Ilustrasi gambar beserta histogramnya

Gambar dari hasil histogram equalization menunjukkan garis batas yang lebih jelas pada gambar sel kalsifikasi yang ada di dalam ROI.

3.3.5 Feature Extraction

Mammogram dijital dianalisis dengan menentukan ROI (Region of Interest) lalu mengubahnya menjadi GLCM (Gray Level Co-Occurrence Matrix) terlebih dahulu, yaitu suatu matriks yang merepresentasikan hubungan ketetanggaan antar piksel dalam gambar pada berbagai arah orientasi dan jarak spasial.

Di dalam aplikasi ini, ada 4 GLCM yang digunakan dalam menentukan feature pada gambar mammogram, yaitu GLCM dengan jarak spasial 1 dan sudut 0o, GLCM

(12)

47 

dengan jarak spasial 1 dan sudut 45o, GLCM dengan jarak spasial 1 dan sudut 90o, dan GLCM dengan jarak spasial 1 dan sudut 135o.

Setelah memperoleh matriks kookurensi tersebut, dapat dihitung ciri statistik yang merepresentasikan gambar yang diamati. Berdasarkan data yang dipelajari, yang menjadi strong feature untuk deteksi kanker adalah mean of difference entropy, range of

local homogeneity, dan range of difference variance.

- Difference entropy dihitung dengan rumus:

 

Lalu dihitung mean-nya (nilai rata-rata)

- Local homogeneity dihitung dengan rumus:

 

Lalu dihitung range-nya (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)

- Difference variance dihitung dengan rumus:

 

(13)

48 

3.3.6 Support Vector Machine

SVM yang digunakan dalam aplikasi ini diambil dari framework EMGU CV dengan memasukkan:

using Emgu.CV.ML;

using Emgu.CV.ML.Structure;

Dengan cara ini, input yang dimasukkan berupa feature, dan output berupa kelas. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan secara empiris, parameter yang dipakai untuk dimasukan ke dalam parameter SVM di emgu.cv.ml untuk mendapat hasil terbaik adalah sebagai berikut:

kernel type linear svm type c_svc parameter c = 1

mcvtermcriteria(100,0.0001)

Pembelajaran (training) dilakukan dengan menggunakan pasangan data input dan data output berupa sasaran yang diinginkan. Data input didapatkan dari hasil perhitungan GLCM yaitu feature mean of difference entropy, range of local

homogeneity, dan range of difference variance. Data output didapatkan dari data MIAS.

Untuk proses klasifikasi, hanya diperlukan feature mean of difference entropy,

range of local homogeneity, dan range of difference variance dari image yang

bersangkutan.

Aplikasi ini memiliki 2 buah SVM yaitu abnormality untuk mengklasifikasikan ada atau tidaknya kalsifikasi dan severity untuk mengklasifikasi benign atau malignant. SVM severity akan otomatis dijalankan bila hasil dari SVM abnormality menyatakan bahwa ROI yang diambil tersebut positif mengandung kalsifikasi. 

(14)

49  3.3.7  Pseudocode    begin    load/choose image    load SVM    if needed      flip image      remove label    endif    select ROI (Cropping)    image shrinking    image enhancement    convert image to GLCM    calculate feature_1 = mean of difference entropy (d=1 ,θ =0o, 45 o, 90 o, 135o)    calculate feature_2 = range of local homogeneity (d=1 ,θ =0o, 45 o, 90 o, 135o)    calculate feature_3 = range of difference variance (d=1 ,θ =0o, 45 o, 90 o, 135o)    input to SVM for training and/or classifying    if needed      save image      save SVM    endif  end   

Gambar

Gambar 3.3 Diagram Alur Aplikasi Sample Image (Mammogram Image) Preprocessed Mammogram Mammogram Predefined Classes Preprocessed Mammogram  Features Training Trained SVMMammogram Image Features Diagnosed Mammogram Class (Normal) 
Gambar 3.3.3 Diagram Alur Algoritma
Gambar 3.3.4.1 Proses pemotongan gambar mammogram
Gambar 3.3.4.2 Ilustrasi High Pass Filtering
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pendekatan ini, dapat diketahui kesinambungan antara satu peraturan perundang-undangan dan peraturan perundang-undangan lainnya, yaitu Undang-Undang Dasar Republik

Pejabat, yang berusaha untuk mengatur warga Negara untuk berindak dalam bentuk tertentu tentang bagaimana mereka mengatur modalnya, bukan hanya membuat dirinya mendapat

sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Berdasarkan model di atas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan web terhadap kepuasan aktivitas belajar bagi pengguna wanita variabel Performance Expectancy (PE) yang

[r]

Uji path analisis menunjukkan variabel kualitas produk yang dipengaruhi kepercayaan ada pengaruh mediasi terhadap keputusan nasabah menabung di Bank BRI Syariah

14 Pada penelitian ini data primer yang digunakan adalah copy tayang program My Trip My Adventure Episode Ulang Tahun yang Kedua yang didapatkan dari tim My Trip My Adventure

This research was descriptive study, the population of the researcher was the fifth semester students of English Department of Muhammadiyah University of