• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 1 Teori Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelompok 1 Teori Akuntansi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 1

TEORI AKUNTANSI

A. Filsafat Ilmu Akuntansi

Filsafat ilmu adalah cabang dari filsafat yang menyediakan metode berpikir bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu awalnya digunakan dalam ilmu alam, tetapi saat ini telah dipinjam untuk menjelaskan disiplin ilmu lain misalnya Akuntansi.

Akuntansi secara harafiah yaitu berasal dari bahasa inggris (accounting) artinya laporan. Jadi ilmu akuntansi adalah ilmu yang mempelajari tentang laporan keuangan. Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi (memilih aktivitas ekonomi yang relevan bagi organisasi tertentu), mencatat (pembuatan jurnal peristiwa secara sistematis dan kronologis), dan mengomunikasikan (menyampaikan keadaan keuangan perusahaan tersebut berupa laporan laporan keuangan akuntansi yang berstandarisasi) dan peristiwa ekonomi (pembayaran atau penerimaan yang mempengaruhi langsung pada kas) dari suatu organisasi kepada pengguna yang berkepentingan.

Asal mula akuntansi biasanya dikaitkan dengan hasil karya luca pacioli (ahli matematika italia pada jaman Renaisans). Dalam bukunya berjudul Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioneet Proportionalite; tahun 1494, berisi tentang sistem yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi telah dicatat secara efisien dan akurat. Filsafat ilmu akuntansi merefleksikan secara filosofis tentang ilmu akuntansi.

Hubungan Antara Filsafat Dan Ilmu Akuntansi yaitu Ilmu akuntansi merupakan pengabungan antara rasionalisme dan empirisme karena akuntansi merupakan ilmu yang menggunakan pemikiran untuk menganalisis data transaksi akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan dimana data transaksi akuntansi merupakan hal yang kongkrit dapat di respon oleh panca indera manusia. Ilmu akuntansi digunakan sesuai dengan keperluan dalam suatu profesi tertentu sebagai aspek dalam axiology atau bagaimana ilmu akuntansi tersebut

(2)

digunakan. Dalam aspek epistemology ilmu akuntansi menjabarkan bagaimana langkah langkah atau proses dalam pembuatan suatu laporan keuangan dan bagaimana suatu transaksi saling mempengaruhi dalam suatu laporan keuangan. Dalam aspek ontology, ilmu akuntansi menjelaskan apa isi atau hal yang di telaah dalam ilmu akuntansi tersebut.

Ilmu akuntansi terikat pada kaidah atau kode etik ilmu tersebut. Ilmu akuntansi membahas tentang kuantifikasi dan frekuensi yang merupakan data transaksi laporan keuangan.

B. Overview of Accounting Theory (Pandangan Terhadap Teori Akuntansi)

Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi. Menurut Webster’s

Third New International Dictionary mendefinisikan Teori sebagai suatu susunan.

Sedangkan pengertian Akuntansi sendiri salah satunya adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil kesimpulan atau keputusan bagi pemakainya.

Dari penjelasan diatas maka Teori Akuntansi dapat diartikan sebagai susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul berkaitan dengan hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dibahas.

1. Fungsi Teori akuntansi adalah :

a. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi,

b. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resmi,

c. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

d. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan

(3)

2. Teori Akuntansi Menurut Para Ahli

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai

berikut :

a. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun standarnya. b. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal

tidak adanya standar resmi.

c. Menentukan batas dalam hal melakukan “judgement” dalam penyusunan laporan keuangan.

d. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan.

e. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu system yang

komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.

Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut :

a. Memberikan kerangka acuan umum sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktek akuntansi.

b. Memberikan pedoman terhadap praktek dan prosedur akuntansi yang baru.

Menurut Ahmed Belkaoui, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada kurun waktu. Oleh karena itu, teori akuntansi harus mencakup semua literature akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak ada teori akuntansi yang lengkap, yang mencakup dan memenuhi keinginan dari semua keadaan dan waktu dengan efektif.

Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel

(4)

dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul.

America and Accounting Association’s Committe On Concepts and Standard For External Reports yang menyebutkan bahwa tidak ada teori akuntansi keuangan yang

lengkap yang mencakup dan memenuhi keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif. Oleh karenanya di dalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang diinginkan para pemakai laporan keuangan. Untuk perumusan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalkan teori akuntansi, harus menggunakan literatur akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun teori akuntansi merupakan instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan pada para pemakainya.

C. Pragmatic Theories (Teori Pragmatik)

Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.

Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku manusia. Teori harus mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena

(5)

itu teori harus selalu diuji. Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam menetukan kebenaran atas suatu teori, yaitu:

a. Dogmatic Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki wewenanguntuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran inihanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya keyakinan beragama, charisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.

b. Self evidence Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan,atau pengalaman.

c. Scientific Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.

Ada 2 Pendekatan pada teori Pragmatis, yaitu : 1. Pendekatan Pragamatis Deskriptif

Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi merupakan sebuah pendekatan induktif dimana terori tersebut didasarkan pada pengamatan terus-menerus terhadap perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal digunakan dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini, pendekatan ini adalah cara yang populer untuk mempelajari akuntansi keterampilan akuntansi dimana akuntan dilatih dengan cara magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan.

Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori akuntansi: pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari kualitas tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara mereka seharusnya. Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang. Misalnya, metode dan teknik akuntan dan mengajarkan mereka metode dan teknik tersebut kepada para siswa. Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian

(6)

pada perilaku akuntan, bukan pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.

2. Pendekatan Pragmatis Psikologis

Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori tersebut mengamati perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis mengamati tanggapan pengguna output keuangan. Akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk menunjukkan perbedaan sintaksis yang berguna untuk membuat laporan keuangan yang kemudian akan dipakai oleh penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan sebagai bukti bahwa laporan keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.

D. Syntactic and Semantic Theories (Teori Sintantik dan Semantik)

1. Teori Sintaksik

Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.

2. Teori Semantik (Interpretasional)

Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara obyek atau kejadian dan istilah atau simbol. Teori - teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan pengertian dalil - dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntan. Misalnya, laba akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan beban.

Konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi khusus.

(7)

menginterpretasikan kita harus melihat sub konsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang didiskontokan, harga pasar berlaku, dan nilai bersih yang dapat direalisasikan semuanya merupakan sub konsep dari nilai berlaku.

Contoh penerapan teori interpretif adalah: pengukuran nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan subkonsep untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini. Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.

Salah satu interpretasi teoritis akuntansi biaya tradisional historis adalah bahwa sebagian besar merupakan teori sintaksis. Penafsiran ini dapat digambarkan sebagai berikut: system semantik adalah transaksi dan pertukaran tercatat dalam voucher, jurnal dan buku besar bisnis. Hasil ini kemudian disimpulkan berdasarkan lokasi dan asumsi akuntansi biaya historis. Sebagai contoh, kami mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai pasar nilai aktiva dan kewajiban diabaikan. Kami lalu menggunakan akuntansi double-entry dan prinsip-prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan posisi keuangan. Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan diaudit dengan memeriksa perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini teori biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali. Beberapa teori akuntansi mengkritik dari pendekatan ini. Mereka berpendapat bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya atas dasar input.

(8)

Tidak ada operasi empiris independen untuk memverifikasi output yang dihitung, misalnya, keuntungan atau aset total. Angka-angka ini tidak diamati, mereka hanya sekedar penjumlahan sederhana saldo rekening, dan proses audit ini, pada dasarnya, hanya sebuah perhitungan kembali. Proses audit memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan memeriksa perhitungan matematis tapi tidak memverifikasi output akhir. Hal ini berarti bahwa bahkan jika laporan akuntansi disusun dengan menggunakan sintaks yang sempurna, mereka mungkin memiliki sedikit, jika ada, nilai dalam pelaksanaan.

E. Normative Theories (Teori Normatif)

Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature Akuntansi Teori Normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkan dari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi research”.

Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi. Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normative lebih berkonsentrasi pada:

(9)

1.Penciptaan laba sesungguhnya (true income) Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang dimaksud denganpengukur nilai dan laba yang benar.

2.Pengambilan keputusan (decision usefulness) Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau bermanfaat.

Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik pengambilan keputusan rasional. Biasanya konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori tersebut bersifat normative karena didasarkan tentang laba dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pada anggapan akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran:

1. Laba dan nilai dapat diukur secara tepat

2. Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi 3. Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)

4. Ada beberapa pengukur laba yang unik.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak.

F. Positive Theories (Teori Positif)

Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian dikembangkan teori untuk menjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan

(10)

yang standar dengan melakukan perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan data dan pengujian statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan diterima atau tidak.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normative terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):

1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris.

2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas.

3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam system perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.

Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan

(11)

normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian empiric dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari.

G. Other Perspectives and Issues (Perspektif dan Isu-isu Lainnya)

Pada poin ini, lebih berfokus pada apa yang dapat dilihat sebagai pendekatan yang sangat terstruktur untuk formulasi teori pendekatan ilmiah. Dengan teori yang didasarkan pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ‘ilmiah‘ konstruksi teorinya. Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan teori untuk membangun masalah penelitian ketika mengamati dunia nyata perilaku yang tidak setuju dengan teori, memperlakukan anomali itu sebagai masalah penelitian dan mengungkapkannya sebagai masalah penelitian yang akan dijelaskan. Pada tahap ini, dikembangkan teori untuk menjelaskan perilaku yang diamati dan menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis diuji yang akan dikuatkan hanya jika teori berlaku. Kemudian mengikuti prosedur yang tepat dan sangat terstruktur atau ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah menundukkan data (biasanya) dengan teknik matematika atau statistik, dengan memvalidasi atau menolak hipotesis diuji. Pendekatan ini memiliki asumsi yang melekat lebih lanjut bahwa melihat dunia untuk diteliti sebagai realitas obyektif yang mampu memeriksa dalam hal skala besar atau statistik rata-rata. Jenis penelitian ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian dikumpulkan. Asumsi tersirat adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa stabilitas di perusahaan, industri dan waktu.

Pendekatan ini untuk penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ‘ilmiah‘ dan merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi

(12)

yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan penelitian alternatif yang lebih tepat. Ada sebuah tubuh literatur, yang secara bebas dicap sebagai penelitian naturalistik, yang sangatpenting dari pendekatan yang sangat terstruktur yang diadopsi oleh peneliti ‘ilmiah‘. Kita meninjau secara singkat beberapa kritik mereka di bagian ini.

Kritik pertama adalah bahwa penelitian skala besar statistik cenderung menyatukan segala hal bersama-sama. Hipotesis yang didasarkan pada penggunaan harga pasar saham atau survei membuat banyak penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi dan sepadan dengan keprihatinan mereka. Fokus penelitian naturalis dikemukakan sebagai lebih tepat untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku akuntansi dalam pengaturan dasarnya. Idenya adalah bahwa kita melakukan penelitian secara sealamiah mungkin. Pendekatan ini memiliki dua implikasi yaitu:

1. Pertama, tidak memiliki asumsi atau teori yang terbentuk sebelumnya.

2. Kedua, berfokus pada masalah perusahaan tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan penelitian fleksibel menggunakan pengamatan dekat dan menempatkan kurang penekanan pada analisis matematika, pemodelan, uji statistik, survei dan tes laboratorium.

Cara biasa untuk melakukan penelitian naturalistic adalah dengan menggunakan studi kasus individu dan kerja lapangan lebih rinci. Jenis penelitian ini jauh lebih kecil/mikro dalam perspektif karena itu bertujuan untuk memecahkan masalah individu yang mungkin perusahaan tertentu. Oleh karena itu, hasilnya mungkin lebih sulit untuk menggeneralisasi.

Pendekatan naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah ‘akuntansi‘, yang lebih rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis dalam

(13)

rangka membentuk ‘teori umum akuntansi‘. Penelitian naturalistik dimulai dari situasi spesifik dunia nyata, tujuan utama adalah untuk menjawab pertanyaan “Apa yang terjadi di sini?”, bukan untuk memberikan kondisi yang dapat digeneralisasikan untuk segmen masyarakat luas. Pendekatan studi kasus dipandang oleh beberapa peneliti sebagai pemenuhan terbaik peran menjelajahi masalah penelitian untuk penelitian naturalistik. Sebagai contoh: Situasi di mana tidak layak untuk mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan empiris, alternatif terbaik berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.

Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan

penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan penelitian diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa citra diri yang orang pegang, atau apa yang mendasari asumsi yang mempertahankan pandangan bahwa, atau bagian apa peran persepsi ini dalam mengendalikan cara mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah jenis pertanyaan yang mungkin akan diteliti menggunakan ontologi subjektif.

(14)

KESIMPULAN

Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul. Dalam merumuskan teori akuntansi, ada beberapa metode yang dapat dipergunakan yaitu metode deskriptif (pragmatic), psichological pragmatic, metode normatif dan metode positive. Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu berkembang untuk memenuhi tuntuan perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, pratik akuntansi juga harus dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Untuk itu, belajar praktik dan teknik akuntansi saja tidak cukup karena prektik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat. Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada di balik praktik akuntansi. Teori akuntansi mempunyai peran penting dalam pengembangan akuntansi yang sehat. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada kesepakatan tentang pengertian akuntansi sebagai seni, sains atau teknologi. Bila dipandang sebagai sains, akuntansi akan bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena akuntansi dengan menerapkan metode ilmiah. Bila akuntansi dipandang sebagai teknnologi, akuntansi merupakan teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Akuntansi adalah Ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk keperluan sebuah pekerjaan dalam hal membuat laporan keuangan dan penganalisisan sebuah data transaksi. Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang memiliki matode dalam pembuatan sebuah laporan, antara lain laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas. Data dalam akuntansi merupakan data yang kongkrit dan memiliki bukti pembayaran atau penerimaan yang mempengaruhi sebuah laporan keuangan dalam perusahaan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://knowledge-inspiration.blogspot.co.id/2016/04/filsafat-atas-ilmu-akuntansi.html https://n2cs.wordpress.com/2013/03/12/filsafat-ilmu-akuntansi/

Hery, S.E., M.Si. 2009.Teori akuntansi.Kencana Prenada Media Group, Jakarta

http://enymarie.wordpress.com/2012/03/29/paper-teori-akuntansi-bab-4/

http://www.academia.edu/8537637/KONSTRUKSI_TEORI_AKUNTANSI#signup/close https://teoriakuntansipositif.wordpress.com/

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Manado Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Manado Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Gorontalo Kantor Pelayanan

Dunia, sebagai penyalur Kartu Mentari dan IM3, kepada toko Saya, sudah cukup dalam mendukung kelancaran bisnis Saya.. Dunia untuk mendukung kelancaran

Untuk jenis pertukaran ion sintesis antara polimer ataupun resin yang tak larut yang mengandung gugus karbonat, sulfonat atau gugus fenol yang mempunyai sejumlah

Manfaat kegiatan KKN PPM di Desa Penyabangan adalah agar warga dapat meningkatkan kesejahteraan dan juga meningkatkan potensi-potensi yang ada di Desa

Bagaimana dengan pengelolaan dan pembangunan hutan Indonesia?, Pengelolaan dan pembangunan pembangunan hutan Indonesia pada hakekatnya adalah pengelolaan

Proses produksi program talk show Redaksi 8 juga sesuai dengan The Mathematical Theory of Communication or Shannon and Weaver Model , yang menjadi sumber

Dalam tahap ini harus dilihat, apakah pelaksanaan program pembangunan tersebut didasarkan atas ide atau gagasan yang tumbuh dari kesadaran masyarakat sendiri atau

Adanya perubahan harga faktor (input) produksi seperti peningkatan harga mesin produksi yang baru, juga dapat dijadikan dasar untuk meramalkan